Anda di halaman 1dari 12

Vol.09, No.

01 Juli 2022, p-ISSN 2356-198X, e-ISSN 2747-2655

PROFIL PENYIMPANAN OBAT PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN


TANA TORAJA TAHUN 2022

PROFILE OF DRUG STORAGE AT HEALTH CENTERS IN


TANA TORAJA REGENCY IN 2022

Adhitama Asmal1, Munawarah2


Dosen S1 Farmasi STIKes Bhakti Pertiwi Luwu Raya
Email: asmaladhitama1@gmail.com, munawarahpharm@gmail.com

ABSRTAK
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan
yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat namun, dibeberapa puskesmas pada kabupaten Tana Toraja masih banyak ditemukan penyimpanan obat
yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
penyimpanan obat di puskesmas pada kabupaten Tana Toraja. Teknik sampling yang digunakan yaitu
Random sampling, dengan sampel penelitian gudang obat pada puskesmas. Penelitian ini bersifat deksriptif,
dengan menggunakan observasi dan wawancara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di gudang obat pada
puskesmas di Kabupaten Tana Toraja tahun 2022 masih banyak puskesmas yang tidak memenuhi persyaratan
penyimpanan obat.

Kata kunci : Profil Penyimpanan Obat

ABSTRACT
Storage is an activity to store and maintain by placing the drugs received in a place that is considered safe
from theft and physical disturbances that can damage the quality of the drug, however, in several health
centers in Tana Toraja district, there are still many drug storages that are not in accordance with the
requirements. This study aims to determine the description of drug storage in health centers in Tana Toraja
district. The sampling technique used is random sampling, with the research sample being drug warehouses
at the puskesmas. This research is descriptive, using observation and interviews. Based on research
conducted in the drug warehouse at the puskesmas in Tana Toraja Regency in 2022, there were still many
puskesmas that did not meet the drug storage requirements.

Keywords : Drug Storage Profile

© 2022 Jurnal Kesehatan Luwu Raya



Correspondence Address:
LP2M STIKes Bhakti Pertiwi Luwu Raya, Kota Palopo Indonesia p-ISSN : 2356-198X
Email: lp2mstikesluwuraya@gmail.com e-ISSN : 2747-2655
DOI: -

108
Adhitama Asmal1, Munawarah2/JKLR:Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol. 9 No. 1 (Juli 2022) Hal.

PENDAHULUAN
Puskesmas adalah unit Standar pelayanan kefarmasian di
pelaksana teknis dinas kesehatan puskesmas (Depkes 2006)
kabupaten/kota yang bertanggung Standar Pelayanan Kefarmasian
jawab menyelenggarakan adalah tolak ukur yang dipergunakan
pembangunan kesehatan disuatu sebagai pedoman bagi tenaga
wilayah kerja. Secara nasional standar kefarmasian dalam menyelenggarakan
wilayah kerja puskesmas adalah satu pelayanan kefarmasian.Pelayanan
kecamatan, apabila di satu kecamatan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
terdapat lebih dari satu puskesmas, langsung dan bertanggung jawab
maka tanggung jawab wilayah kerja kepada pasien yang berkaitan dengan
dibagi antar puskesmas dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
memperhatikan keutuhan konsep mencapai hasil yang pasti untuk
wilayah yaitu desa/kelurahan atau meningkatkan mutu kehidupan pasien.
dusun/rukun warga (RW).Gudang obat Pengaturan Standar Pelayanan
puskesmas merupakan salah satu Kefarmasian di Puskesmas bertujuan
sarana yang perlu diperhatikan dalam untuk meningkatkan mutu pelayanan
upaya penyimpanan obat.(Kemenkes, kefarmasian
2006)
menjamin kepastian hukum bagi tenaga Penyelenggaraan Standar Pelayanan
kefarmasian dan melindungi pasien dan Kefarmasian di Puskesmas harus
masyarakat dari penggunaan Obat yang didukung oleh ketersediaan sumber
tidak rasional dalam rangka daya kefarmasian, pengorganisasian
keselamatan pasien (patient safety). yang berorientasi kepada keselamatan
Standar Pelayanan Kefarmasian di pasien, dan standar prosedur
Puskesmas meliputi standar: operasional sesuai ketentuan peraturan
a. pengelolaan Obat dan Bahan Medis perundang-undangan.
Habis Pakai dan
b. pelayanan farmasi klinik. Sumber daya kefarmasian meliputi:
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis a. sumber daya manusia dan
Habis Pakai meliputi: b. sarana dan prasarana.
a. perencanaan kebutuhan
Penyimpanan Obat (Kemenkes RI,
b. permintaan 2007)
c. penerimaan Penyimpanan adalah suatu
d. penyimpanan kegiatan menyimpan dan memelihara
e. pendistribusian dengan cara menempatkan obat-obatan
f. pengendalian yang diterimah pada tempat yang
g.pencatatan,pelaporan,dan dinilai aman dari pencurian serta
pengarsipan dan pemantauan dan gangguan fisik yang dapat merusak
evaluasi pengelolaan. mutu obat. Oleh karena itu, gudang
obat sebagai sarana penyimpanan

109
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

sebaiknya memenuhi persyaratan yang PenyimpananNarkotika


telah ditetapkan (Depkes RI, (Permenkes, 2015)
2007).Salah satu faktor yang
mendukungpenjaminan mutu obat Pedagang besar farmasi, pabrik
adalah bagaimanapenyimpanan obat farmasi dan unit perdangangan harus
yang tepat dan sesuaidengan standar mempunyai gudang khusus untuk
yang telah ditetapkan. Kegiatan menyimpan narkotika, dan harus
penyimpanan disini mencakup tiga memenuhi persyaratan sebagai berikut
faktor yaitu pengaturan ruangan, a. Dinding dibuat dari tembok dan
penyusunan obat, serta pengamatan hanya mempunyai satu pintu dengan
mutu fisik obat. dua (2) buah kunci yang kuat dengan
Fungsi Penyimpanan Obat merek yang berlainan.
(Kemenkes RI, 2007) b. Langit-langit dan jendela dilengkapi
Fungsi penyimpanan obat pada dengan jeruji besi
puskesmas yaitu : c. Dilengkapi dengan lemari besi yang
a. Pemeliharaan mutu obat tidak kurang dari 150 kg dan
b. Menjamin ketersediaan mutu obat mempunyai kunci yang kuat.
c. Memudahkan pencarian dan Bahan baku narkotika dan sediaan-
pengawasan sediaan morfin,petidina dan garam-
garamnya harus disimpan dalam
Tujuan penyimpanan obat (Kemenkes lemari besi seperti
RI, 2007) persyaratan.Gudang dan lemari
a. Memelihara mutu sediaan farmasi tidak boleh digunakan untuk
b. Menghindari penggunaan yang tidak menyimpan barang selain narkotika
bertanggung jawab kecuali ditentukan lain oleh menteri,
c. Menjaga ketersediaan gudang penyimpanan narkotika
d.Memudahkan pencarian dan tidak boleh dimasuki oleh orang lain
pengawasan tanpa izin penanggung jawab.
Kegiatanpenyimpanan obat meliputi
:(Kemenkes RI, 2007)
Persyaratan Penyimpanan Obat
1. Perencanaan/persiapan dan
(Depkes, 2008)
pengembangan ruangan-
ruanganpenyimpanan (storage
Persyaratan gudang dan kamar,
space)
mempunyai parameter yang
2. Penyelenggaraan tata laksana
dipersyaratkan oleh depkes 2008
penyimpanan (storage procedure)
antara lain :
3. Perencanaan/penyimpanan dan
a. Luas minimal 3x4 m
pengoperasian alat-alat pembantu
b. Adannya ventilasi
pengaturan barang (material
c. Cahaya yang cukup
handling equipment)
d. Mempunyai pintu yang
4. Tindakan - tindakan keamanan dan
dilengkapi kunci ganda
keselamatan

111
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

e. Penyimpanan khusus narkotika 2. Mencatat setiap mutasi barang pada


dan psikotropika kartu persediaan barang
f. Penyimpanan sera,vaksin ,dan 3. Melaporkan hasil pencatatan
supositoria barang/obat persediaan secara
g. Penggunaan pallet berkala
h. Sistem FIFO/FEFO 4. Melaporkan dalam bentuk berita
i. Penyusunan secara alfabetis acara, apabila terjadi hal yang
j. Disimpan pada rak khusus (bencana alam, hilang,
k. Tumpukan dus sesuai dengan kebakaran, dll)
petunjuk Pengurus barang, tugasnya :
l. Penyimpanan cairan 1. Menyelenggarakan pembukuan dan
m. Ruangan kering tidak lembab administrasi pergudangan
2. Mengatur/menyusun obat dalam
Unsur Pengelola Dan Sarana penyimpanan
Manajemen Penyimpanan Obat 3. Mengumpulkan barang/obat yang
(Depkes RI, 2006) akan dikeluarkan
Unsur pengelola dan sarana yang 4. Mencatat setiap mutasi barang
harus tersedia di dalam kegiatan pada kartu obat dan mencatat
manajemen penyimpanan obat menurut jumlah obat yang
Depkes RI (2006) terdiri dari: diberikan/dikeluarkan pada surat
Personil (sumber daya manusia) perintah
penyimpanan obat 5. Memelihara dan merawat barang-
a. Atasan kepala gudang/kuasa barang dan obat dalam gudang
barang tugasnya penyimpanan
1. Membuat perintah tertulis kepala 6. Menyusun atau membuat laporan
gudang untuk menerima, tentang hasil pencatatan dan
menyimpan dan mengeluarkan obat pembukuan obat persediaan.
2. Membentuk panitia pemeriksaan b. Staf pelaksana gudang,
penerimaan obat, panitia pencatatan tugasnya yaitu membantu
obat, panitia pemeriksaan obat untuk pengurusan obat dalam hal
dihapuskan, serta panitia mengumpulkan, pengepakan,
penghapusan memelihara, atau merawat obat,
3. Menindaklanjuti laporan atas dan lain-lain. Adapun
terjadinnya kehilangan atau bencana persyaratan personil gudang
alam farmasi :
4. Melaporkan secara berkala orang atasan kepala gudang
pelaksaan tugasnya kepada (minimal S1 atau S.far)
atasannya 1. 1 orang pengurus barang
Tugas kepala gudang : (minimal lulus SMA/SMF)
1. Bertanggung jawab atas 2. 1 orang staf pelaksana barang
penerimaan, penyimpanan, (minimal lulus SMA/SMF)
pemeliharaan, dan pengeluaran obat KegiatanPenyimpanan Obat
(Muharomah, 2008)

112
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

Kegiatan penyimpanan obat dibuat dari tegel/semen yang


menurut Dirjen Bina tidak memungkinkan
Kefarmasian dan alat kesehatan bertumpuknya debu dan
yang dikutip oleh Muharomah kotoran lain. Bila perlu
2008 terdiri dari seluruhnya diberi alas papan
1. Kegiatan penerimaan obat (pallet).Selain itu, dinding
2. Kegiatan penyusunan obat gudang di buat licin.
3. Kegiatan pengeluaran obat Sebaiknya menghindari
4. Kegiatan stock opname pembuatan sudut lantai dan
5. Kegiatan pencatatan dan dinding yang tajam.Fungsi
pelaporan gudang digunakan khusus
a. Pencatatan penerimaan obat untuk penyimpanan
b. Pencatatan penyimpanan obat.Gudang juga harus
c. Pencatatan kartu stok induk mempunyai pintu yang
d. Pencatatan pengeluaran dilengkapi kunci ganda.Perlu
e. Pelaporan disediakan lemari/laci khusu
Prosedur Penyimpanan Obat untuk narkotika dan
(Kemenkes RI, 2007) psikotropika yang selalu
Prosedur penyimpanan obat terkunci dan dilengkapi
Menurut Kemenkes RI dengan pengukuran suhu
Penyimpanan obat menurut ruangan.
Kemenkes RI antara lain b. Kondisi penyimpanan
mencakup sarana penyimpanan, Untuk mencega mutu obat
pengaturan persediaan, serta perlu diperhatikan beberapa
sistem penyimpanan Prosedur faktor seperti kelembapan
sarana penyimpanan. udara, sinar matahari, dan
a. gudang atau tempat temperature udara. Udara
penyimpanan lembab dapat mempengaruhi
gudang penyimpanan obat-obatan yang tidak
harus cukup luas (minimal tertutup sehingga
3x4 m2), kondisi ruangan mempercepat kerusakan.untuk
harus kering tidak terlalu menghindari udara lembab
lembab. Pada gudang harus tersebut maka perlu dilakukan
terdapat ventilasi agar ada upaya-upaya sebagai berikut :
aliran udara dan tidak 1. Terdapat ventilasi pada
lembab/panas dan harus ruangan,jendela dibuka
terdapat cahaya. 2. Simpan obat di tempat
Gudang harus dilengkapi yang kering
pula dengan jendela yang 3. Wadah harus selalu
mempunyai pelindung tertutup rapat,jangan
(gorden atau kaca dicat) untuk terbuka
menghindari adannya cahaya 4. Bila memungkinkan
langsung dan berteralis. Lantai pasang kipas angi atau

113
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

AC karena makin panas memungkinkan, obat


udara di dalam ruangn yang sejenis
maka udara semakin dikelompokkan menjadi
lembab satu.
5. Biarkan pengering tetap c. Untuk memudahkan
dalam wadah pengendalian stok maka
tablet/kapsul dilakukan langkah-langkah
6. Kalau ada atap yang bocor harus penyusunan stok sebagai
segera diperbaiki. berikut :
Obat seperti salep, krim 1. Menyusun obat yang
dan supositoria sangat sensitif berjumlah besar di atas
terhadap pengaruh panas, dapat pallet atau diganjal
meleleh.Oleh karena itu dengan kayu secara rapi
hindarkan obat dari udara panas. dan teratur.
Ruangan obat harus sejuk, 2. Mencamtumkan nama
beberapa jenis obat harus masing-masing obat
disimpan di dalam lemari pada rak dengan rapi
pendingin pada suju 4-8 derajat 2. Penyusunan obat
celcius, seperti vaksin, sera, dan a. Obat-obatan dipisahkan
produk darah, antitoksin, insulin, dari bahan beracun
injeksi antibiotika yang sudah b. Obat luar dipisahkan
dipakai (sisa) dan injeksi dari obat dalam
oksitosin. c. Obat cairan dipisahkan dari obat
padatan
prosedur pengaturan tata ruang dan d. Obat di tempatkan menurut
penyusunan obat (Depkes, 2008) kelompok, berat dan besarnya.
Untuk mendapatkan kemudahan 1. Untuk obat yang berat di
dalam penyimpanan, penyusunan, tempatkan pada ketinggian yang
pencarian dan pengawasan obat- memungkinkan pengangkatnya
obatan, maka diperlukan pengaturan dilakukan dengan mudah
tata ruang gudang dengan baik. 2. Untuk obat yang besar
1. Tata ruang penyimpanan obat ditempatkan sedemikian rupa,
a. Berdasarkan arah arus sehingga apabila barang tersebut
penerimaan dan dikeluarkan tidak mengganggu
pengeluaran obat-obatan, barang yang lain
ruang gudang dapat ditata 3. Untuk obat yang kecil sebaiknya
dengan sistem arah garis dimasukkan dalam kotak yang
lurus, arus U, arus L. ukurannya agak besar dan di
b. Semua obat harus tempatkan sedemikian rupa,
disimpan dalam ruangan, sehingga mudah dilihat/ditemukan
disusun menurut bentuk apabila diperlukan.
sediaan dan bentuk abjad. c. Apabila gudang tidak mempunyai
Apabila tidak rak maka dus-dus bekas dapat

114
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

dimanfaatkan sebagai tempat tingginya, untuk obat yang


penyimpanan namun harus diberi mudah pecah lebih rendah lagi
keterangan obat 3. Prosedur sistem penyimpanan
d. Barang-barang seperti kapas dapat a. Obat disusun
disimpan dalam dus besar dan berdasarkan abjad
obat-obatan dalam kaleng b. Obat disusun
disimpan dalam dus kecil. berdasarkan frekuensi
e. Apabila persediaan obat cukup penggunaan. FIFO (First In
banyak maka biarkan obat tetap First Out), yang berarti obat
dalam box masing-masing ambil yang datang lebih awal harus
seperlunya dan susun dalam dus dikeluarkan lebih dahulu.
bersama obat lainnya Obat lama diletakkan dan
f. Narkotika dan psikotropika disusun paling depan, obat
dipisahkan dari obat-obatan lain baru diletakkan paling
dan disimpan dalam lemarikhusus belakang. Tujuannya agar obat
yang mempunyaikunci yang pertama biasanya akan
g. Menyusunobat yang dapat kadaluarsa lebih awal juga
dipengaruhi oleh temperature, FEFO (First Expired First
udara, cahaya, dan kontaminasi Out), yang berarti obat yang
bakteri pada tempat yang sesuai lebih awal kadaluarsa harus
h. Menyusun obat dalam rak dan dikeluarkan lebih dahulu
berikan nomor kode, pisahkan obat
dalm dengan obat-obatan untuk Obat disusun berdasarkan
pemakian luar volume Barang yang jumlahnya
i. Tablet, kapsul, dan oralit disimpan banyak ditempatkan sedemikian
dalam kemasan kedap udara dan rupa agar tidak terpisah,
diletakkan di rak bagian atas sehingga mudah pengawasan dan
j. Cairan, salep, dan injeksi disimpan penanganannya Barang yang
dalam rak bagian tengah jumlah sedikit harus diberi
k. Obat-obatan yang mempunyai perhatian/tanda khusu agar mudah
batas waktu pemakian perlu ditemukan kembali.
dilakukan rotasi stok agar obat
tersebut tidak selalu berada di Penyimpanan obat lasa (Look
belakang yang dapat menyebabkan Alike Sound Alike)
kadaluarsa LASA (look alike sound alike)
l. Obat rusak atau kadaluarsa merupakan sebuah peringatan untuk
dipisahkan dari obat lain yang keselamatan pasien (patient
masih baik dan disimpan di safety).Obat-obatan yang bentuk /
luar gudang atau di ruangan rupanya mirip dan pengucapannya
khusus penyimpanan obat atau namanya mirip tidak boleh di
kadaluarsa letakkan berdekatan.Walaupun
m. Tumpukan obat tidak terletakpada kelompok abjad yang
boleh lebih dari 2.5 m sama harus diselingi dengan

115
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

minimal 2 (dua) obat dengan


kategori LASA diantara atau
ditengahnya, biasakan mengeja
nama obat dengan kategori LASA
saat memberi / menerima
instruksi.Obat kategori look alike
sound alike diberikan penanda
dengan dengan stiker LASA dan
harus menggunakan huruf kapital
serta mencantumkan dengan jelas
dosis dan satuan obat pada tempat
penyimpanan obat, apabila obat
dikemas dalam paket untuk
kebutuhan pasien, maka diberikan
tanda LASA pada kemasan primer
obat.

BAHAN DAN METODE

Objek penelitiaan yaitu


puskesmas yang ada di kabupaten
Tana Toraja
Sampel pada penelitian ini
yaitu gudang obat pada puskesmas
di Kabupaten Tana Toraja
sedangkan teknik yang digunakan
peneliti adalah Teknik sampling
yang digunakan adalah random
sampling yaitu metode secara acak,
puskesmas yang ada.

116
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan di
sepuluh (10) puskesmas di kabupaten
Tana Toraja tahun 2022 maka
diperoleh data berikut :
Tabel 1 hasil pengamatan pada bulan Maret 2022

N Memenuhi Tidak memenuhi


Indikator
o Persyaratan Persyaratan
Kartu stok
1 - dekat dengan obat 10 Puskesmas -
- sesuai isinya 10 puskesmas -
Sistem
2 - FEFO 10 Puskesmas -
- FIFO 10 puskesmas -
3 Penyusunan secara alfabetis 10 Puskesmas -
4 Disimpan pada rak 10 Puskesmas -
5 Penggunaan pallet 3 puskesmas 7 puskesmas
Tumpukan dus sesuai dengan
6 9 puskesmas 1 puskesmas
petunjuk
7 Penyimpanan cairan 10 puskesmas -
Penyimpanan sera, vaksin, dan
8 9 puskesmas 1 puskesmas
supositoria
9 Cahaya ruangan 10 puskesmas -
1
10 puskesmas -
0 Jendela/ventilasi
1
10 puskesmas -
1 Ruangan kering tidak lembab
1
2 puskesmas 8 puskesmas
2 Luas minimal
1
6 puskesmas 4 puskesmas
3 Pintu dilengkapi kunci ganda

117
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

Pembahasan Toraja dengan menggukan observasi


Menurut Peraturan Menteri dan wawancara ke petugas gudang
Kesehatan Republik Indonesia Nomor obat di puskesmas. Pada metode
30 Tahun 2014 Tentang Standar observasi pengumpulan data dengan
Pelayanan Kefarmasian Di mengadakan pengamatan langsung
Puskesmas, bahwa penyimpanan obat terhadap suatu objek dalam suatu
dan bahan medis habis pakai periode tertentu dan mengadakan
merupakan suatu kegiatan pengaturan pencatatan secara sistematis tentang
terhadap obat yang diterima agar hal-hal tertentu yang diamati.
aman (tidak hilang), terhindar dari Sedangangkan wawancara yaitu suatu
kerusakan fisik maupun kimia dan metode pengumpulan data dengan
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan memberikan pertanyaan kepada
persyaratan yang ditetapkan. responden.
Tujuannya adalah agar mutu obat Pada penelitiaan ini menggunakan
yang tersedia di puskesmas dapat indikator penyimpanan, ruangan,
dipertahankan. sistem FIFO FEFO, dan kartu stok.
Penyimpanan obat di pelayanan Kartu stok berfungsi untuk mencatat
kesehatan di Indonesia khususnya di penerimaan, pengeluaran, hilang,
puskesmas masih merupakan masalah rusak dan kadaluarsa pada obat dan
karena tidak sesuai dengan yang puskesmas yang memiliki kartu stok
dipersyaratkan. Penyimpanan obat ada 10 puskesmas.
dimaksudkan agar tidak merusak Sistem FIFO , FEFO bertujuan
mutu dan efektifitas obat, terhindar agar obat yang tanggal kadaluarsanya
dari penggunaan yang tidak lebih awal itu yang pertama keluar,
bertanggung jawab, menjaga berdasarkan penelitian puskesmas
kelangsungan persediaan, serta menggunakan sistem FEFO ada pada
memudahkan pencarian dan 10 puskesmas, sistem FIFO obat yang
pengawasan. Kegiatan penyimpanan pertama diterima harus pertama juga
obat meliputi penggunaan kartu stok, digunakan , puskesmas yang
menggunakan sistem FIFO FEFO, menerapkan sistem FIFO ada 10
penyusunan secara alfabetis, puskesmas.
disimpan pada rak, penggunaan pallet, Indikator penyimpanan
tumpukan dus sesuai dengan penyusunan secara alfabetis bertujuan
petunjuk, penyimpanan cairan, untuk memudahkan dalam pencarian
penyimpanan sera, vaksin, dan obat, berdasarkan penelitian
supositoria, dan pengaturan tata puskesmas yang menerapkan
ruangan seperti cahaya ruangan, penyusunan secara alfabetis ada 10
jendela/ventilasi, ruangan kering puskesmas.
tidak lembab, luas minimal 3x4 m dan Penyimpanan obat pada rak
pintu dilengkapi dengan kunci ganda. bertujuan untuk agar penyusunan obat
terlihat rapi dan muda dicari,
Penelitian ini dilakukan di gudang puskesmas yang menggunakan rak
obat puskesmas di Kabupaten Tana ada 10 puskesmas.

118
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

Penggunaan pallet berfungsi agar Ruangan kering tidak lembab


obat tidak bersentuhan langsung berfungsi untuk menjaga stabilitas obat,
dengan lantai, berdasarkan penelitian puskesmas tersebut ada 10 puskesmas.
puskesmas yang menggunakan pallet Ruangan luas minimal 3x4 berfungsi
ada 3 puskesmas dan 7 puskesmas agar ruangan tidak sempit dan obat-
lainnya tidak menggunakan pallet. obat tidak terlalu banyak bertumpuk,
puskesmas yang tidak menggunakan puskesmas yang memiliki luas gudang
pallet dikarnakan fasilitas di tersebut ada 3 puskesmas yang tidak
puskesmas tidak memadai. sesuai ada 8 puskesmas di karnakan
Tumpukan dus sesuai dengan luas puskesmas yang tidak memadai
petunjuk berfungsi untuk untuk pembangunan gudang obat yang
menghindari kerusakan obat karena maksimal.
tumpukan dus yang terlalu berat, Pintu di lengkapai kunci ganda
puskesmas yang menerapkan ada 9 berfungsi untuk keamanan gudang
puskesmas dan yang 1 tidak sesuai, obat, puskesmas yang dilengkapi kunci
ketidak sesuaian ini karena ruangan ganda ada 6 puskesmas dan 4 lainya
yang sempit. tidak menggunakan kunci ganda karena
Penyimpanan cairan bertujuan fasilitas di puskesmas tidak memadai.
untuk memudahkan dalam pencarian,
puskesmas menerapkan penyimpanan DAFTAR PUSTAKA
cairan ada pada 10 puskesmas.
Penyimpanan sera, vaksin, dan
supositoria berfungsi untuk Atijah U, Et Al., 2011. Profil
menghindari kerusakan obat, Penyimpanan Obat Di
puskesmas yang menerapkan Puskesmas Wilayah
penyimpanan sera, vaksin , dan Surabaya Timur Dan Pusat
supositoria ada 9 puskesmas dan 1 Jurnal Farmasi Indonesia,5
lainnya tidak sesuai dikarenakan (4) Juli, Hal. 213-22.
ketidaktersedianya fasilitas yang Departemen Kesehatan Ri. 2007.
memadai seperti kulkas. Pedoman Pengelolaan Obat
Cahaya ruangan berfungsi agar Public Dan Perbekalan
obat tidak mudah rusak karena Kesehatan Di Daerah
terpapar langsung oleh sinar matahari. Kepulauan
puskesmas yang tidak terpapar sinar Jakarta:Direktorat Bina
matahari ada 9 puskesmas dan 1 Obat Public Dan Perbeklan
lainnya terpapar sinar matahari Kesehatan Dan Direktorat
alasanya karena kurangnya perhatian Jendral Bina Kefarmasian
pada gudang puskesmas. Dan Lat Kesehatan.
Jendela/ventilasi berfungsi untuk Departemen Kesehatan Ri, 2006.
menghindari udara lembab, puskesmas Pedoman Pelayanan
yang mempunyai jendela/ventilasi ada Kefarmasian Di Puskesmas.
10 puskesmas. Jakarta : Direktorat Bina
Farmasi Komunitas Dan

119
Adhitama Asmal, Munawarah/JKLR:JurnalKesehatanLuwuRaya Vol.

Klinik Direktorat Jenderal


Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republic
Indonesia Nomor : 3 Tahun
2015, Tentang Penyimpanan
Narkotika
Puslitbang Biomedis. 2006. Evaluasi
Manajemen System
Penyimpanan Obat Di
Puskesmas Dan Rumah Sakit
Daerah Jabodetabek.
Muharomah, Septi. 2008. Skripsi
:Manajemen Penyimpanan
Obat Di Puskesmas
Jagakarsa Tahun 2008.
FKM UI
Depkes RI, 2008, Tanggung Jawab
Apoteker Terhadap
Keselamatan Pasien (Patient
Safety), Epkes RI, Jakarta
Depkes RI, 2014. Peraturan Menteri
Kesehatan Republic
Indonesia No. 30 Tahun
2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas. Jakarta
Suci Suciati, Wiku B, B. ADISAMITO.
2006. Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan,
Warman, J. 2004. Manajemen
Pergudangan, Terj.
Begdjomujo. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
WHO, 2003. Pedoman Penyimpanan
Obat Esensial Dan Alat
Kesehatan
Ahmed, S. (2009). Simple random
sampling systemic sampling.
The Johns Hopking
Bloommberg School Of
Public Health.

120

Anda mungkin juga menyukai