Anda di halaman 1dari 13

Kesehatan dan Kebidanan

STIKes Mitra RIA Husada


ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

ANALISA KESIAPSIAGAAN LANSIA MENGHADAPI BENCANA


BANJIR DI DESA KEBALEN JAMBI 2020

Izzatul Jannah, Daniah, Nur Aini


Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Mitra RIA Husada Jakarta

Email: info@mrh.ac.id

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara rawan bencana termasuk banjir yang kerap terjadi dan menimbulkan
korban jiwa tak terkecuali kelompok lansia. Upaya pemerintah untuk mengurangi dampak bencana
dengan melakukan mitigasi dan kesiapsiaagan melalui edukasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap lansia terhadap kesiapsiagaan bencana banjir di Posyandu
Lansia Kebalen Jambi Tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
cross-sectional. Dengan random sampling terpilih 32 lansia. Pengumpulan data wawancara
menggunakan instrumen yang sudah divalidasi dan analisis data chi square. Hasil penelitian ini
hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang rendah. Terdapat hubungan signifikan antara
pengetahuan (p = 0,006) dengan OR = 24 dan sikap lansia (p=0,034) OR = 12 terhadap
kesiapsiagaan bencana banjir. Pengetahuan dan sikap yang rendah karena kurangnya sosialisai mitigasi
bencana banjir, karena itu perlu ditingkatkan upaya konkrit dimulai dari keluarga, pihak berwenang
untuk terus melakukan kegiatan kesiapsiagaan pada kelompok manula.

Kata kunci : kesiapsiagaan , bencana banjir, pengetahuan, sikap.

ABSTRACT

Indonesia is a country prone to disasters including floods that often occur and cause casualties, including
the elderly. Government efforts to reduce the impact of disasters by mitigating and preparedness through
education. The purpose of this study was to determine the level of knowledge and attitudes of the elderly
towards flood disaster preparedness at the Posyandu for the Elderly in Kebalen Jambi in 2020. This
research is a quantitative study with a cross-sectional method. With random sampling, 32 elderly were
selected. Interview data collection using validated instruments and chi square data analysis. The results
of this study almost all respondents have low knowledge. There is a significant relationship between
knowledge (p = 0.006) with OR = 24 and the attitude of the elderly (p = 0.034) OR = 12 on flood
disaster preparedness. Low knowledge and attitude due to lack of socialization of flood disaster
mitigation, therefore it is necessary to increase concrete efforts starting from the family, the authorities
to continue to carry out preparedness activities for the elderly group.

Keywords: Preparedness, Flood Disaster, Knowledge, Manner.

1
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

Pendahuluan
Bencana di semua wilayah Indonesia masih kerap terjadi setiap tahunnya mulai dari
bencana alam maupun non alam.(1) Bencana alam seperti banjir yang menimpa masyarakat
perkotaan maupun pedesaan.(2) Dampaknya yang ditimbulkan akan meningkatkan angka
kesakitan dan kematian terutama pada kelompok yang paling rentan anak dan lansia, karena
(3)
keterbatasan kemampuan secara fisik dan psikologis. Berdasarkan hasil kajian risiko
bencana tahun 2012 total jumlah jiwa terpapar risiko bencana banjir di Indonesia adalah
sebanyak 40.690.352 jiwa atau setara dengan 15,24% di seluruh Provinsi di Indonesia dengan
potensi kerugian mencapai Rp. 2.210 trilyun . Terhitung dari tahun 2010 sampai tahun 2020,
data di Jambi total korban jiwa yang meninggal dan hilang sebanyak 16 jiwa, luka-luka
sebanyak 529 jiwa serta menderita dan mengungsi sebanyak 310.764 jiwa.(4) Upaya mengatasi
dampak bencana dengan melakukan mitigasi kesiapsiagaan terutama kelompok lansia.
Namun ternyata banyak lansia yang menjadi korban karena ketidaksiapan menghadapi
bencana banjir seperti tidak ada rencana kedaruratan, informasi yang memadai tentang
kesiapsiagaan bencana banjir, cadangan air, makanan, atau obat-obatan. (5)

2
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

Kesiapsiagaan bencana dipengaruhi oleh faktor pendapatan, masyarakat dengan


pendapatan yang tinggi cenderung lebih siap menghadapi bencana dan wanita lebih rentan
dan kurang siap terhadap bencana. Selain itu, usia rentan seperti lansia tampak kurang siap dan
lebih rentan terhadap bencana, pendidikan kelompok, masyarakat dengan tingkat pendidikan
yang tinggi memiliki kesiapsiagaan bencana yang lebih baik daripada masyarakat yang
berpendidikan rendah dan pengalaman kelompok, masyarakat yang telah mempunyai
pengalaman bencana cenderung lebih siap menghadapi bencana karena kelompok tersebut akan
lebih berjaga-jaga, mencari informasi terkait bencana dan mempersiapkan diri baik fisik
maupun mental untuk menghadapi bencana di masa mendatang.(6)
Upaya pemerintah dalam menanggulangi bencana sudah banyak dilakukan melalui
program yang bekerjasama denagn berbagai pihak, namun pada saat terjadi bencana masih saja
terliahat gagap dan korban lansia masih tetap banyak. Dari hasil survei studi pendahuluan pada
20 orang lansia sebanyak 80 % ternyata mengetahui kesiapsiagaan bencana banjir. Hal ini yang
membuat penulis tertarik melakukan penelitian lansia terhadap kesiapsiagaan bencana banjir
bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap lansia terhadap kesiapsiagaan bencana
banjir di Posyandu Lansia Kebalen Desa Pasar Terusan Kecamatan Muara Bulian, Batang Hari,
Jambi Tahun 2020.

3
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

Metode
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasinya
adalah seluruh lansia yang terdaftar di Posyandu Lansia Kebalen berusia 47 – 89 tahun
sebanyak 32 dengan sampel yang digunakan adalah sebanyak total poulasi. Kriteria inklusi
adalah lansia yang tinggal di wilayah banjir, Responden termasuk dalam kategori lansia, lansia
bersedia menjadi responden dan dapat berkomunikasi dengan baik serta responden yang
terdaftar di Posyandu Lansia Kebalen Desa Pasar Terusan dan berada di wilayah Desa Pasar
Terusan. Data dikumpulkan pada bulan Juli tahun 2020 dengan wawancara menggunakan
kuesioner ang telah divalidasi, kemudian data dianalisis menggunakan uji Chi Square dengan
uji signifikasi P Value < 0,005.

Hasil

Univariat

Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap lansia terhadap kesiapsiagaan


bencana banjir
Variabel Status Responden
n %
Tidak siap 26 81,2
Kesiapsiagaan
Siap 6 18,8
Rendah 26 81,2
Pengetahuan
Tinggi 6 18,8
Kurang baik 27 84,4
Sikap
Baik 5 15,6

Dari data menunjukkan bahwa prosenstase responden yang tidak siap sebesar 81,2 %.
Responden yang pengetahuannya rendah sebesar 81, 2%. Sikap responden yang tidak baik
terhadap kesiapsiagaan bencana banjir sebesar 84,4 %

4
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

Tabel 2. Hubungan pengetahuan dan sikap lansia terhadap kesiapsiagaan bencana banjir

Kesiapsiagaan bencana
Total OR
Variabel Tidak siap siap pValue
(95% CI)
N % N % N %
Pengetahuan
rendah 24 75 2 62,5 26 100 24 0,006
Tinggi 2 6,25 4 12,5 6 100
Sikap
kurang baik 24 75 3 9,4 27 100 12 0,034
Baik 2 6,25 3 9,4 5 100

Hasil analisis hubungan antara kesiapsiagaan bencana banjir dengan pengetahuan


diketahui pada kelompok responden yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 75 %, ang
tidak siap, sedangkan pada kelompok responden yang memiliki pengetahuan tinggi hanya ada
6,25 %. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara perilaku safety
driving dengan pengetahuan (p-value 0,006). Dengan OR 24 berarti kelompok yang memiliki
pengetahuan kurang memiliki peluang untuk tidak siap dalam berkendara sebesar 3,4 kali
lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang memiliki pengetahuan baik.
Sedangkan analisis hubungan antara kesiapsiagaan bencana banjir dengan sikap
diketahui pada kelompok responden yang memiliki sikap kurang baik sebesar 75 rendah
sebanyak 75 %, yang tidak siap, sedangkan pada kelompok responden yang memiliki sikap
yang baik hanya ada 6,25 %. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan
antara perilaku safety driving dengan pengetahuan (p-value 0,034). Dengan OR 12 berarti
kelompok yang memiliki sikap kurang baik memiliki peluang untuk tidak siap 12 kali lebih
besar dibandingkan dengan kelompok yang memiliki pengetahuan baik.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan lebih dari sebagian responden tidak ada kesiapsiagaan
bencana banjir terutama dalam hal rencana penyelamatan sebelum dan ketika ada banjir, tidak
membudayakan kerja bakti membersihkan saluran-saluran air, tidak menyimpan dokumen
dan barang-barang penting di tempat yang aman dari banjir. Kesiapsiagaan merupakan fase
penting untuk memulai rencana dengan kegiatan sebelum terjadi bencana, seperti menyiapkan
dalam tas yang mudah dibawa saat menghadapi kondisi darurat seperti banjir saat terjadi
bencana kemana meminta pertolongan dan berkumpul, bagaimana tindakan ketika akan
dilakukan evakuasi.(7) Terkadang lansia pada saat bencana tidak ingin meninggalkan rumah
5
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

padahal tidak memungkinkan lagi untuk tinggal, sehingga perlu diberi pemahaman
pentingnya evakuasi dan bagaiamana menyelamatkan diri. Dan tidak boleh terlalu lama di
rumah yang terendam banjir. Untuk itu sebaiknya masukkan juga makanan ringan, makanan
berat, dan air minum yang setidaknya bisa bertahan dikonsumsi selama 72 jam dalam tas tadi.

Jika lansia tinggal tanpa keluarga lain sebaiknya diberi persiapan untuk komunikasi
seperti telepon selular atau jika tidak punya ingatkan kembali untuk menyimpan nomor
penting keluarganya sehingga mudah meninta bantuan. Kesiapsiagaan setelah bencana
(8)
bagaiamana para lansia dapat memulihkan kondisinya bai fisik maupun psikologis.
Upayakan lansia memiliki asuransi kesehatan untuk pelayanan pengobatan seperti biasa jka
ada pengobatan rutin yang harus dilakukan. Jika strategi kesiapsiagaan tepat, maka akan
menghemat biaya dan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan
bencana alam.

Faktor kesiapsiagaan pengaruhi oleh pengetahuan seseorang, dari penelitian ini terbukti
pengetahuan responden yang rendah signifikan dengan kesiapsiagaan. Pengetahuan tersebut
diantaranya menghindari risiko bencana banjir yang tinggi, persiapan apa yang harus dilakukan.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi pendidikan, pelatihan, umur, minat, lingkungan sekitar,
pengalaman, kebudayaan.(9)(10) Untuk mendapatkan pengetahuan dapat diperoleh dari
pendidikan formal dan informal. Untuk meningkatkan pengetahuan kebencanaan saat ini
pemerintah sudah banyak membuat terobosan melalui mata ajar di setiap jenjang pendidikan,
lembaga swasta, tenaga ahli dan sosialisasi dengan buku- buku bacaaan, aplikasi menarik
(11)(12)(13)
untuk anak anak dan terbukti efektif Untuk kelompok manula perlu di informasikan
dan dukungan dari keluarga.(14)(15)karena keluarga unit penting membantu dan menjaga
(17)(18)
kualitas hidup lansia(16) melalui scoping keluarga terbukti efektif. Pembinaan
kesiapsiagaan melalui keluarga juga sudah menjadi program pemerintah dan terbukti efektif
meningkatkan pengetahuan Saat ini dengan adanya POSYANDU untuk lansia bisa menjadi
wadah untuk memberikan pengetahuan kesiapsiagan bencana bukan hanya bencana banjir. (19)
Pengetahuan juga merupakan ranah yang sangat penting dalam membentuk tindakan
atau sikap seseorang. Pada penelitian ini sikap yang kurang baik dari responden terbukti
signifikan mempengaruhi kesiapsiagaan bencana banjir.jika sikap baik maka akan
meningkatkan kesiapsiagaan(20) Diantaranya adalah pada saat melihat air datang, tidak
menjauhi secepat mungkin daerah banjir atau menunggu air tinggi sampai tidak mau di
6
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

evakuasi. Hal ini dapat mempersulit tim penyelamat yang bekerja dengan hitungan waktu
karena air yang semakin tinggi meskipun dapat diprediksi kadang sulit melakukan evakuasi
dengan cepat. Jika korban bencana banjir terutama manula terlalu lama berada di dalam
rumah yang penuh air akan mempegaruhi kesehatan yang lebih kompleks lagi. Karena dalam
kondisi banjir listrik mati sedangkan banyak lansia yang bergantung oleh tenaga listrik untuk
perawatan kesehatannya.(21) Pada lansia akan diperparah dengan penyakit penyerta seperti
(22)
jantung, penyakit pernafasan sehingga tidak akan mampu bertahan dalam kondisi banjir.
Pada saat banjir terjadi kekurangan air bersih, dan air banjir menimbulkan bahaya langsung
bagi kesehatan manusia seperti infeksi kulit, saluran cerna, dan leptospirosis, dan dampak
terhadap penyakit tidak menular dan infrastruktur kesehatan. (23)

Sikap yang kurang baik ini disebabkan oleh faktor intelegensia, konsep diri,
pengalaman pribadi, emosi, kebudayaan, dan lingkungan seseorang.. Budaya membuang
sampah di sungai, menebang pohon, menganggap bahwa becana adalah musibah dan takdir
yang harus dijalani. Pengalaman yang pernah terkena banjir tentu akan menjadikan sikap
yang berbeda, bisa saja langsung evakuasi atau merasa sudah biasa mengalami maka akan
menunda untuk evakuasi..(24) Pengaruh lingkungan misalnya merasa nyaman menempati dan
membangun rumah dibantaran sungai sehingga mempersempit sungai Pemerintah sudah
membuat program pengendalian untuk hal ini dengan merelokasi warga, namun perlu proses
(25)
yang panjang dan kesadaran masyarakat karena warga merasa nyaman. Bantuan dari
berbagai pihak untuk memperluas informasi dengan komunikasi (26) tanpa upaya bersama tidak
akan mudah kesiapsiagaan bencana ini dilaksanakan. Sikap responden terhadap kesiapsiagaan
bencana tersebut masih pada kisaran rendah dan perlu ditingkatkan agar pada masa yang akan
datang masyarakat lebih siaga dan bahkan tangguh dalam menghadapi bencana. Berdasarkan
data diatas dapat disimpulkan bahwa sikap yang baik tentunya akan memberikan pengaruh
yang baik bagi kesiapsiagaan pada lansia, sehingga perlu ditingkatkan kembali sikap lansia
dalam menghadapi bencana, agar menjadi lansia yang memiliki sikap yang baik terhadap
kesiapsiagaan bencana.(5)
Hasil penelitian ini sejalan dengan Aldina et al (2014) yang menjelaskan bahwa sikap
sangat berperan dalam kesiapsiagaaan seseorang dalam menyelamatkan diri dari bencana
artinya semakin baik sikap tentang bencana, maka akan semakin siap dalam menghadapi

7
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

bencana. Penelitian lain di kota Surakarta menyebutkan ada hubungan yang signifikan
antara sikap dengan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana banjir yang mana
menunjukkan hubungan yang kuat antara sikap dengan kesiapsiagaan bencana banjir . Dari
penelitian ini peneliti mennimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap lansia dengan
kesiapsiagaan bencana banjir di Posyandu Lansia Kebalen Desa Pasar Terusan, Kecamatan
Muara Bulian, Batanghari, Jambi tahun 2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia
dengan sikap yang tidak baik akan berdampak pada ketidak siapan dalam menghadapi bencana
dikarenakan sikap merupakan dasar yang penting bagi lansia untuk mengetahui harus bersikap
apa ketika banjir terjadi agar pada masa yang akan datang lansia lebih siaga dan bahkan
tangguh dalam menghadapi bencana. sikap responden lebih banyak yang tidak baik
disebabkan sebagian besar responden adalah lansia yang mana ruang geraknya terbatas dan
responden lebih memilih tinggal dirumah daripada mengungsi dikarenakan ingin menjaga
harta benda. Responden juga lebih memilih membangun rumah panggung dan membeli perahu
daripada harus mengungsi, namun apabila air sudah sangat tinggi hamper ke atap rumah, maka
lansia beserta anggota keluarga lainnya akan mengungsi ke tempat yang aman. Sikap yang
baik tentunya akan memberikan pengaruh yang baik bagi kesiapsiagaan pada lansia, sehingga
perlu ditingkatkan kembali sikap lansia dalam

8
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tinggina prosentase responden lansia yang tidak
siap menghadapi bencana banjir. Aadanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
sikap lansia dengan kesiapsiagaan bencana banjir . Oleh karena itu diharapkan penelitian ini
dapat menjadi salah satu sumber evaluasi bagi pihak berwenang untuk lebih optimal lagi
melakukan sosilasi kesiapsiagaan banjir, melalui keluarga, Posyandu Lansia. Dapat juga
melakukan pemberdayaan terhadap kader lansia. Untuk penelitian selanjutnya dapat
memperluas variabel dan metode penelitian tentang kesiapsiagaaan bencana lansia.

9
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

Daftar Pustaka
1. BNPB. Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI). Nopember 2018. 2018.
2. Hammond MJ, Chen AS, Djordjević S, Butler D, Mark O. Urban flood impact
assessment: A state-of-the-art review. Urban Water J. 2015;
3. Mutianingsih, Mustikasari. Dampak Psikologis Gempa Bumi Terhadap Kelompok
Rentan : Lansia. J Ilm Kesehat Keperawatan. 2019;
4. BNPB. Potensi dan Ancaman Bencana. BNPB. 2017.
5. Suwarningsih S, Nurwidiasmara L, Mujahidah Z. LANSIA DALAM MENGHADAPI
BENCANA DI KOTA BOGOR. J Ilm Kesehat. 2019;
6. Kusyairi A, Addiarto W. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF
AWARENESS MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN MITIGASI BENCANA DI
AREA RAWAN BENCANA GUNUNG BROMO DESA NGADISARI, KECAMATAN
SUKAPURA – PROBOLINGGO. JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan). 2019;
7. Disaster Theory.
8. Haqi MH, M.Has EM, Bahiyah K. GAMBARAN STATUS MENTAL (STRES,
KECEMASAN, DAN DEPRESI) PADA KORBAN PASCA GEMPA BERDASARKAN
PERIODE PERKEMBANGAN (REMAJA, DEWASA,DAN LANSIA) DI DESA
PENDUA KABUPATEN LOMBOK UTARA. Psychiatry Nurs J (Jurnal Keperawatan
Jiwa). 2019;
9. Akhirianto NA. Pengetahuan dan Kesiapsiagaan Masyarakat terhadap Bencana Banjir di
Kota Bekasi (Sudi Kasus: Perumahan Pondok Gede Permai). J Alami J Teknol Reduksi
Risiko Bencana. 2018;
10. Firmansyah I, Rasni H, Rondhianto. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana Banjir dan Longsor pada Remaja Usia 15-18
tahun di SMA Al-Hasan Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Univ Jember. 2014;
11. Astuti A, Setyaningsih W. Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana Di Sma Negeri 1
Karanganom Klaten Tahun 2015. Edu Geogr. 2016;
12. Syarif. Hubungan Self Efficacy Dengan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Dan
Tsunami Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Dan 6 Banda Aceh. Idea Nurs J.
2015;
13. Aini N, Daniah D. Efektivitas Media Aplikasi untuk Edukasi Siaga Bencana pada Anak
Penyandang Disabilitas (Tuna Rungu). J Ilm Kesehat. 2020;
14. Nurhidayati I, Bahar K. Dukungan Keluarga Meningkatkan Kesiapsiagaan Lansia dalam
Menghadapi Bencana Gunung Berapi. J Keperawatan Respati Yogyakarta. 2018;
15. Thomas TN, Leander-Griffith M, Harp V, Cioffi JP. Influences of Preparedness
Knowledge and Beliefs on Household Disaster Preparedness. MMWR Morb Mortal Wkly
Rep. 2015;
16. Fauzan, Sabir M, Setyawati T, Sridani NW, Devi R, Nur R. Family function and quality
of life in elderly in Palu City, Indonesia. Int J Psychosoc Rehabil. 2020;
17. Krishna A, Nababan M, Sagala S, Lassa J. Adaptasi Non Struktural Penduduk Penghuni
Permukiman Padat terhadap Bencana Banjir: Studi Kasus Kecamatan Baleendah,
10
Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675
E-ISSN : 2722-368X VOL. X No. 2

Kabupaten Bandung. Resil Dev Initiat. 2006;


18. Irzalinda V, Sofia A. Pengaruh Koping Strategi terhadap Resilience Keluarga Rawan
Bencana. J Obs J Pendidik Anak Usia Dini. 2019;
19. Ilyas ANK. PERAN POSYANDU LANSIA DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA
KELURAHAN PASIRMUNCANG. J Eksistensi Pendidik Luar Sekol. 2017;
20. Miceli R, Sotgiu I, Settanni M. Disaster preparedness and perception of flood risk: A
study in an alpine valley in Italy. J Environ Psychol. 2008;
21. Al-Rousan TM, Rubenstein LM, Wallace RB. Preparedness for natural disasters among
older US adults: A nationwide survey. Am J Public Health. 2014;
22. RI Kementrian Kesehatan. Masalah Kesehatan Pada Lansia. Ditjen Yankes. 2018;
23. Paterson DL, Wright H, Harris PNA. Health risks of flood disasters. Clinical Infectious
Diseases. 2018.
24. Hoffmann R, Muttarak R. Learn from the Past, Prepare for the Future: Impacts of
Education and Experience on Disaster Preparedness in the Philippines and Thailand.
World Dev. 2017;
25. Widodo DR, Nugroho SP, Asteria D. Analisis Penyebab Masyarakat Tetap Tinggal di
Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi (Studi di Lereng Gunung Merapi Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta). J Ilmu Lingkung. 2018;
26. Sitorus M. Peran Komunikasi dan Kontribusi Filantropi dalam Pasca Darurat Bencana. J
Ilmu Polit dan Komun. 2009;

11

Anda mungkin juga menyukai