Anda di halaman 1dari 6

TUTORIAL IPE 2

IBU HAMIL RESIKO TINGGI

Seorang perempuan usia 42 tahun, menikah dan hamil 3 bulan G2P1A0 datang ke puskesmas karena
panas 4 hari disertai batuk dan pilek. Pasien mengeluhkan gusinya membesar di bagian kiri bawah walaupun
tidak terasa sakit. Oleh petugas di sana diberikan pengobatan tetrasiklin 500 mgx4 dan obat flu. Saat
pemeriksaan kehamilan 4 bulan, hasil USG menunjukkan adanya kecacatan dalam janin yang
dikandungnya. Suami menginginkan janin digugurkan sementara istri ingin mempertahankan
Pertanyaan :
1. Apa saja faktor resiko kehamilan di usia >35 thn ?
a. Faktor medis
 Penyakit yang diderita ibu (HT,  Komplikasi janin  bisa di akibatkan
Jantung, DM) oleh obat – obatan
 Kelainan obstetrik  Penyakit neonatus
 Gangguan plasenta  Kelainan genetik
 Gangguan tali pusat
b. Faktor non medis
 Kemiskinan  Status gizi
 Tingkat pendidikan rendah  Sosial ekonomi yang rendah
 Adat istiadat  Kebersihan lingkungan
 Tradisi  Kesadaran pemeriksaan kehamilan
 Kepercayaan
2. Kegunaan tetrasiklin ?
3. Penggunaan obat apakah direkomendasikan untuk kondisi ibu hamil ?
4. Kenapa pasien bisa mengalami gusi bengkak ? apakah ada hubungannya dengan kehamilan yang
sedang di alami ?
5. Apakah keputusan untuk menggugurkan kandungan adalah keputusan yang tepat ? Apakah yang
akan terjadi jika kandungan tetap dipertahankan ?
6. Bagaimanan Penatalaksanaan yang sesuai ?
 Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi
dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan
bayi. Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan persalinan
 Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas
minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III,
termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga
 Adapun tujuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini keadaan risiko tinggi ibu dan
janin sehingga dapat :
1) Melakukan pengawasan yang lebih intensif
2) Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan
3) Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang akurat.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

7. Asuhan keperawatan & penatalaksanaan


DS / DO Diagnosa SLKI SIKI
- Suami menginginkan Koping tidak efektif Status Koping Dukungan pengambilan
janin digugurkan b.d - Perilaku koping keputusan
sementara istri ingin ketidakadekuatan pasien adaptif - Identifikasi persepsi
mempertahankan sistem pendukung membaik mengenai masalah
- Hasil pemeriksaan USG (keluarga) - Verbalisasi yang dialami
mengalami kecacatan kemampuan - Memfasilitasi untuk
- Pasien mengkonsumsi b.d kondisi mengatasi klarifikasi nilai dan
obat tetraksiklin perawatan kritis (?) masalah harapan dalam
- Minat membuat pilihan
mengikuti - Diskusi mengenai
perawatan kelebihan dan
membaik kekurangan dari
solusi yang akan di
ambil
-
- Pasien berusia 42 tahun Tingkat Cedera Perawatan kehamilan
- Ibu memiliki riwayat resiko tinggi
G2P1A0 (kehamilan ke - Identifikasi faktor
2, persalinan 1, abortus resiko kehamilan
0) (penyakit penyerta)
- Pasien sedang hamil - Identifikasi riwayat
usia 4 bulan obstetrik
- Ibu mengalami demam (prematuritas, pre
& flu sejak 4 hari lalu. eklamsi)
- Kurangnya dukungan - Dampingi ibu saat
keluarga (suami cemas
menyarankan untuk - Jelaskan risiko janin
mengaborsi) mengalami kelahiran
Resiko cedera pada
prematur (cacat)
ibu d.d usia ibu > 35
- Kolaborasi dengan
thn
spesialis jika
ditemukan tanda
bahaya.
Edukasi pengurangan
resiko
- Berikan penkes
sebelum melakukan
prosedur
- Beri kesempatan
pasien untuk
bertanya mengenai
hamilan yang
beresiko
- Pasien berusia 42 tahun Tingkat Infeksi
- Pasien memiliki
riwayat G2P1A0
Resiko cedera pada
- Hasil USG pada bulan
janin d.d infeksi /
ke 4, terdapat kecacatan
efek pengobatan
pada bayi
pada ibu
- Pasien menjalani terapi
obat tetrasiklin 4x500
mg
Defisit Pengetahuan Tingkat Edukasi Kesehatan Pendidikan kesehatan
Tentang Aborsi b.d Pengetahuan  Identifikasi merupakan suatu bentuk
Kurang Terpapar Setelah dilakukan kesiapan tindakan mandiri
Informasi d.d Saat intervensi menerima keperawatan untuk
pemeriksaan kehamilan 4 keperawatan selama informasi membantu klien baik
bulan, hasil USG 1x24 jam maka  Jadwalkan individu, kelompok
menunjukkan adanya tingkat pengetahuan pendidikan maupun masyarakat
kecacatan dalam janin yang meningkat dengan kesehatan sesuai dalam mengatasi masalah
dikandungnya, suami kriteria hasil : kesepakatan kesehatannya melalui
menginginkan janin  Perilaku sesuai  Sediakan materi kegiatan pembelajaran
digugurkan. dengan dan media yang didalamnya perawat
pengetahuan pendidikan sebagi pendidik.
meningkat kesehatan
 Berikan
kesempatan
untuk bertanya

MATERI KEHAMILAN RESIKO TINGGI


1. Pengertian : merupakan kehamilan yang dapat menyebabkan terjadinya bahaya & komplikasi baik
pada ibu maupun janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan,
ketidaknyamanan dan ketidakpuasan.
2. Kriteria Kehamilan Beresiko : bisa dikategorikan menjadi 3 kriteria dalam bentuk angka / skor
dengan interpretasi :
a. KRR (kehamilan resiko rendah) , kehamilan tanpa adanya masalah atau faktor resiko.
Persalinan dengan resiko renda dilakukan secara normal dengan keadaan ibu & bayi sehat,
tidak dirujuk dan dapat ditolong oleh bidan.
b. KRT (kehamilan resiko tinggi) , jumlah skor 6-10, memiliki 1 / > penyebab masalah
kehamilan baik dari ibu atau bayi yang dapat memberikan dampak kurang baik. Memiliki
resiko kegawatan tetapi tidak darurat.
c. KRST (kehamilan resiko sangat tinggi) , memiliki jumlah skor >12. Ibu memiliki 2 / lebih
faktor resiko meningkat dan memerlukan penanganan dokter spesialis. Memiliki resiko
menyebabkan kematian maternal.
3. Faktor Resiko Tinggi Kehamilan :
a. Menjelang kehamilan (faktor genetik)  faktor keturunan dan lingkungan yang dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan dan sosial.
b. Selama kehamilan (Kebiasaan ibu merokok, alkohol, kecanduan obat dan penyait penyerta
seperti HT gestasional, toksemia gravidarum, DM gestasional)
c. Faktor resiko persalinan
d. Faktor resiko neonatus (bayi setelah lahir)
Faktor Resiko
a. Usia  usia kehamilan pertama yang terlalu muda atau terlalu tua, jarak kelahiran < 2 thn,
riwayat penyakit.
o Primi muda / usia kehamilan pertama < 16 thn, dimana organ reproduksi belum siap
untuk hamil yang dapat menyebabkan gangguan pada janin. Selain itu mental ibu juga
belum siap. Bahaya hamil usia muda ; prematur, perdarahan, anterpartum dan
perdarahan post partum.
LO LO !!!!
1. Mekanisme dan Kontraindikasi obat tetrasiklin ?
- Merupakan antibiotik yang digunakan untuk penyakit akibat infeksi bakteri (menghambat
pertumbuhan dan perkembangan bakteri) seperti anthrax, sifilis, ISK, infeksi kulit, infeksi
saluran cerna.
- Obat jenis ini digunakan pada infeksi bakteri berat & tidak dapat di atasi oleh antibiotik lain.
- OBAT BAGI IBU HAMIL : Penggunaan obat jenis ini dapat meningkatkan resiko terganggu
perkembangan tulang bayi (saat hamil) dan mengganggu kondisi organ hati ibu hamil
KONTRAINDIKASI
2. Bagaimana kategori obat yang aman digunakan pada kehamilan
3. Masalah apa yang disebabkan oleh penggunaan tetrasiklin pada trimester 2 / 3 pada bayi &
ibu ?
- SAMA KAYA NO 1
4. Apa faktor yang dapat menyebabkan kejadian kecacatan dalam janin pada kehamilan resiko
tinggi sesuai kasus ?
- Faktor yang dapat menyebabkan kejadian kecacatan pada janin pada kehamilan resiko tinggi ini
selain dikarenakan usia, bisa juga dikarenakan penggunaan obat – obatan dan infeksi yang ibu
alami. Sesuai kasus kan dijelaskan kalau ibu diberikan obat tetraksilin dan yang sudah teman
teman jelaskan obat jenis itu tidak boleh diberikan pada ibu hamil karena dapat menyebabkan
kecacatan seperti terhambatnya perkembangan tulang pada bayi dan mengganggu organ hati bagi
ibunya. Dan selain akibat penggunaan obat, juga bisa disebabkan karena infeksi yang dialami
oleh ibu seperti contohnya influenza campak dan hepatitis.
- Dapat disimpulkan selain faktor usia, penggunaan obat & infeksi yang dialami oleh ibu
bisa menjadi faktor penyebab kecacatan pada janin.
- PDF Hal 71
5. Bagaimana pandangan iskam mengenai pengguguran kandungan sesuai kondisi kasus tersebut
?
- Aborsi menurut bahasa latin adalah gugur kandungan / keguguran, sedangkan menurut bahasa
arab biasa disebut isqath. Menurut islam, menggugurkan kandungan adalah perempuan yang
melahirkan anaknya secara terpaksa atau karena lahir sendirinya. Aborsi merupakan pengakhiran
kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1000 gr.
- Menurut hukum islam maupun hukum negara aborsi merupakan perbuatan yang tercela dan
dilarang. Hal ini dijelaskan pada surat
o Al Isra ; 31 (dan jangan la kamu membunuh anak-anak mu karena takut kemiskinan. ...
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar)
o An – Nisa ; 93 (dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah jahannam. Kelak ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya).
- Dalam ilmu medis, melakukan tindakan aborsi dibenarkan jika kehamilannya beresiko tinggi
dan sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Menilai pasien termasuk resiko
tinggi / tidak bisa dilihat dari ciri – ciri yang menyebabkan ibu / janin menjadi rentan terhadap
penyakit atau kematian. Kehamilan beresiko tinggi biasanya akan disertai dengan bayi / janin
yang mangalami gangguan perkembangan dan pertumbuhan selama kehamilan.
- KESIMPULAN BRAINSTORMING :
o Tindakan aborsi / istagh merupakan perbuatan yang tercela dan dilarang baik secara
hukum islam maupun hukum negara. Hal ini dijelaskan pada QS. Al Isra (31) dan An -
nisa (93) yang berisikan menegenai hukum dari seseorang membunuh mukmin dengan
sengaja dan akan mendapatkan ganjarannya.
o Tindakan aborsi pada kehamilan resiko tinggi dibenarkan dan harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu dan memasuki kriteria penilaian kehamilan resiko tinggi,
selain itu juga bayi dan ibu rentang mengalami gangguan perkembangan bahkan hingga
kematian.
o Ada beberapa jenis aborsi salah satunya aborsi karena darurat, dilakukan karena adanya
indikasi fisik yang mengancam nyama ibu bila kehamilan tetap di lanjutkan dan beresiko
tinggi, maka jenis aborsi ini diperbolehkan.
- KESIMPULAN ANALISA :
o Pendapat Ulama (Mazhab Syafii, Ar Ramli, Imam Hanafi) menilai aborsi mubah atau
boleh tanpa sebab atau 'udzur selagi belum ada tanda-tanda kehidupan dan usia
kandungan belum mencapai usia 120 hari dan belum dilakukan peniupan roh. Jika
penguguran dilakukan setelah peniupan roh maka di anggap hukum tindakannya haram.
o Berdasarkan kesepakatan ulama, menggugurkan janin yang telah bernyawa tetap
menjadi tindakan kejahatan dalam islam, maka tidak dibenarkan bagi siapapun untuk
melakukannya kecuali keadaan darurat. Dan jika janin tetap dipertahankan sampai
kelahiran, akan menimbulkan kemudharatan bahkan mengakibatkan kematian bagi ibu
dan janin.
6. Dalam kasus disebutkan bahwa gusi pasien bengkak, apakah ada hubungan antara kehamilan
dan kejadian yang dialami?
- Gusi bengkak saat hamil merupakan hal yang normal terjadi yang biasanya disebabkan oleh
perubahan hormon selama kehamilan yang memicu terjadinya peningkatan aliran darah ke
jaringan gusi yang membuatnya menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan munculnya
plak (karang gigi).
- Pada orang hamil, terjadi peningkatan hormon steroid pada cairan gusi dan peningkatan bakteri
Prevotella intermedia. Hormon-hormon yang dihasilkan pada saat kehamilan juga mempengaruhi
sirkulasi darah pada gusi. Dengan demikian, kehamilan akan memodifikasi respons gusi terhadap
plak gigi. Dengan kata lain, gusi wanita hamil lebih rentan terhadap iritan yang diterima dan akan
menghasilkan penampakan gusi yang tidak normal.
- Jika kondisi gusi yang membengkak didiamkan saja, maka keadaan yang mungkin timbul
selanjutnya adalah peradangan pada jaringan pendukung gigi. Gejala yang akan timbul, antara
lain, semakin meningkatnya rasa sakit dan perdarahan pada gusi, kegoyangan gigi, dan bau
mulut. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peradangan pada jaringan pendukung gigi
berkaitan erat dengan risiko kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu) dan berat badan bayi
yang kurang (kurang dari 2.500 g)
7. Bagaimana perawatan gusi yang membesar pada ibu hamil ?
-
8. Apakah ada hubungannya antara keluhan demam, batuk, pilek dengan kecacatan janin pada
skenario?
- Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah selama kehamilan, inilah yang membuat Ibu rentan
terkana virus, salah satunya adalah batuk yang bisa membahayakan kehamilan dan sang janin
yang ada di dalam kandungan.
- Batuk sering terjadi karena sistem kekebalan tubuh menurun di masa kehamilan, baik karena
kelelahan, stres secara psikologis atau kurang nutrisi. Risiko batuk yang berkepanjangan saat
hamil bisa membuat bayi rentan terkena virus yang masuk melalui plasentanya. Misalnya saja ibu
hamil mengalami penyakit bronkitis akibat virus yang ada di dalam tubuhnya dan tidak menutup
kemungkinan bayi juga bisa terkena sakit itu.
-
9. Indikasi apa yang memperbolehkan Kandungan digugurkan ?
- keputusan menggugurkan kandungan secara medis harus dilakukan apabila ada hal yang dapat
mengancam nyawa ibu atau janin apabila proses kehamilan diteruskan.
- Primi tua / Ibu yang sedang hamil pada usia >35 thn mudah terserang penyakit dan kemungkinan bayi
mengalami kecacatan / BBLR lebih tinggi. Sedangkan komplikasi yang dialami oleh ibu seperti pre-
eklamsi, mola hidatidosa, dan abortus. Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir tambah kaku,
ada kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan.
- Adanya Penyulit pada kehamilan lain yang mungkin timbul adalah kelainan letak, plasenta previa,
dystocia dan partus lama.
- Mengenai waktu pengguguran kandungan, UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa
pengguguran kandungan sesuai indikasi medis boleh dilakukan sebelum usia kehamilan 6 minggu,
kecuali kasus gawat darurat yang boleh dilakukan kapan saja.
- Berdasarkan Pasal 75 ayat (1) UU No. 36Tahun 2009 tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai