Anda di halaman 1dari 2

A.

Etiologi Hemaptoe
Hemaptoe atau hemoptisis adalah ekspektorasi dari darah atau sputum
berdarah yang berasal dari paru atau trakheobronkial. Hemaptoe ini sering
diragukan dengan perdarahan dari mulut, kerongkongan, nasofaring dan saluran
cerna.
Hemoptisis sering berasal dari bronkitis kronik, kanker paru ataupun
bronkiektasis. Juga dapat diakibatkan oleh inflamasi, infeksi, penyakit
kardiovaskular, gangguan koagulasi darah dan penyebab lain yang jarang, seperti
ruptur aneurisma aorta. Sekitar 15% dari penyebab hemaptoe tidak diketahui.

Penyebab hemoptisis masif yaitu: kanker paru, bronkiektasis, TB paru aktif


ataupun cavitas paru.
1. Bronkiektasis: hemoptisis yang terjadi dapat bervariasi. dari sputum
bercampur darah hingga pengeluaran darah segar. Pasien biasanya
mempunyai batuk kronik yang menghasilkan sputum (Khasnya berupa three
layers sputum), sputum kental dan berbau. Pada pasien juga akan ditemui
ronkhi, demam, penurunan berat badan , fatiq, malaise dan dispnoe.
2. TB pulmonal: batuk dahak berdarah sering terjadi pada penyakit ini. dan
hemoptisis masif dapat terjadi pada TB paru lanjut. Temuan pada sistim
pernafasan berupa batuk kronik, dispnoe, pekak pada perkusi, peningkatan
fremitus, dan dapat ditemukan suaran nafas amforik. Juga dapat ditemukan
keringat malam, malaise, fatiq, demam, anoreksia, penurunan berat badan
dan nyeri dada pleuritis.
3. Bronkitis kronik: gejala utamanya berupa batuk produktif selama minimal 3
bulan. Sering kali hal ini menyebabkan bercak darah pada sputum.
sedangkan hemoragik masif jarang terjadi. Gejala lain yang dapat timbul
berupa dispnoe. ekspirasi yang memanjang, wheezing, penggunaan otot
nafas tambahan, barrel chest dan takipnoe.
4. Ca laring: hemaptoe terjadi pada kanker ini, tetapi yang menjadi gejala
utamanya adalah suara serak. Temuan lain yang bisa didapatkan adalah
disfagi, dispnoe, stridor limfadenopati servikal dan nyeri pada leher.
5. Ca paru: ulserasi dari bronkus mengakibatkan hemoptisis sebagai gejala
awal dan ca paru. Setelah itu, sebagai gejala lanjutan dapat ditemui adanya
batuk produktif, dispnoe, anorexia, penurunan berat badan, wheezing dan
nyeri di dada.
6. Pneumonia: pada pneumonia pneumococcus dapat ditemukan pinkish/rusty
sputum, sedangkan pada pneumonia klebsiella dapat ditemukan dark-brown
atau red currant-jelly sputum
7. Abses paru: 50% penderita abses paru menghasilkan sputum berdarah akibat
ulserasi dari bronkus, nekrosis dan jaringan granulasi. Temuan Iain yang
bisa didapatkan seperti batuk produktif dengan sputum purulen yang berbau,
demam menggigil, anoreksia, penurunan berat badan, sakit kepala, dispnoe
dan nyeri dada yang sifatnya tumpul

Anda mungkin juga menyukai