Anda di halaman 1dari 17

Konjuntivitis Alergi

Pembimbing:
dr. Obdes Maharni Emputri, Sp. M

Yuriza Trialdi Aziz (102122013)


ANATOMI

Konjungtiva tarsal Konjungtiva bulbi Konjungtiva


yang menutupi menutupi sklera fornises/forniks
tarsus, sukar dan mudah yang merupakan
digerakkan dari digerakkan dari tempat peralihan
tarsus. sklera di konjungtiva tarsal
bawahnya. dengan
konjungtiva bulbi.

Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 3
DEFINISI

● Konjungtivitis : Inflamasi pada jaringan konjungtiva, yang dapat terjadi


secara akut maupun kronis, akibat invasi mikroorganisme dan atau reaksi
imunologi.

● Konjungtivitis Alergi : Suatu konjungtivitis penyakit inflamasi yang


berhubungan dengan alergi tipe I disertai dengan beberapa gejala subjektif
dan objektif. Konjungtivitis yang terkait dengan reaksi alergi tipe I dianggap
sebagai penyakit konjungtivitis alergi bahkan jika jenis reaksi infeksi
inflamasi lainnya terlibat

Buku Ajar Oftalmologi Ed. 1 Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 109.
Buku monograf konjungtivitis alergi oleh Dr. dr. Nugraha fakultas kedokteran universitas jember, hal 9
KLASIFIKASI
● Keratokonjungtivitis Vernal
● Berulang, dan terutama terdapat pada anak laki-laki, umur rata-rata 7 tahun dan
cenderung berkurang setelah umur 10 tahun. Jika dibiarkan tanpa pengobatan akan
menyebabkan sikatriks dan konjungtivalisasi kornea.
● Alergen sulit terlacak, namun terkadang menunjukan manifestasi klinis yang berhubungan
dengan sensitivitas tepung sari rumput. Dan sering timbul pada wilayah dengan musim
semi, kemarau, dan gugur dari pada musim dingin

● Gambaran klinis : gatal yang hebat, berair (lakrimasi) seperti ada benda asing, sekret
kental. Terdapat papilla pada konjungtiva tarsalis superior dan bentuk papil besar-besar
menyerupai batu kali yang dikenal sebagai “cobble stone”. Papil besar ini berbentuk
polygonal dengan atap rata, injeksio konjungtiva, pada daerah limbus atau prelimbus
terdapat titik-titik keputihan terutama pada orang afrika yang disebut “Horner Trantas
Dot”. Daerah limbus pigmentasi, kornea yang terlibat terdapat plak, dan ulserasi terutama
pada bagian superior.
Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 115
Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 21
.
Cobble stone appearance Trantas Dots
KLASIFIKASI

● Keratokonjungtivitis Vernal

● Terapi:
● Keratokonjungtivitis vernal merupakan penyakit yang sembuh sendiri
● Kasus ringan dengan topical vasokonstriktor-antihistamin dan kompres
dingin. Untuk kasus berat-sedang topical sodium cromolyn, ketorolac 0,5%,
lodoxamide 0,1%, dan kortikosteroid topical dapat diberikan. Pasien dan
keluarga harus diberi informasi bahaya penggunaan topical kortikosteroid
yang lama

Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 115


Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata cetakan pertama penerbit airlangga university press, hal 115.
KLASIFIKASI

● Keratokonjungtivitis Atopik
● Terdapat pada orang dewasa (30-50 tahun) yang bersifat kronis. Biasanya ada
riwayat atopi seperti dermatitis atopic, asma, eksema.

● Gambaran klinis : gatal, lakrimasi, merasa seperti ada benda asing, sekret
mukus berlangsung sepanjang tahun dan tidak pada musim tertentu saja.
Palpebra seperti eritema (merah), kering dan menebal. Pada konjungtiva
terdapat papil. Pada kasus yang berat dan lama akan terjadi sikatriks
konjungtiva. Papil pada keratokonjungtivitis atopi tampak lebih kecil, dapat
ditemukan pada palpebra superior dan inferior. Karena perlangsungan yang
lama, terjadi neovaskularisasi kornea pada limbus.

Buku Ajar Oftalmologi Ed. 1 Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 116
Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 21
.
KLASIFIKASI

● Terapi :
● Antihistamin : Terfanidine (60-120 mg 2x1), estemizole (10 mg 4x1),
hydroxyzine (50 mg waktu tidur, dinaikkan sampai 200 mg).
● OAINS : ketorolac dan iodoximide
● Steroid topical (kuur pendek)

Buku Ajar Oftalmologi Ed. 1 Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 116.
KLASIFIKASI

● Keratokonjungtivitis Hay Fever


● Konjungtivitis alergi seasonal terdapat sepanjang tahun dan sering terjadi
kekambuhan terutama pada musim gugur.
● Gambaran klinis : Konjungtivitis ini menyertai “Hay Fever” dengan gejala
gatal, merah, berair, edema palpebra, kemosis berat, perlangsungan
akut.Alergen berasal dari serbuk sari, rumput, bulu hewan. Jika sudah kronik
dan menetap dapat timbul papil pada konjungtiva. Pasien mengeluh mata
gatal, berair, mata merah, dan sering mengatakan mata seakan-akan
tenggelam (dalam jaringan sekitar)/kemosis

Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 115


Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 22
.
Kemosis
KLASIFIKASI

● Keratokonjungtivitis Hay Fever


● Terapi :
● Vasokonstriktor local selama tahap akut (epinefrin, larutan 1:1000 yang
diberikan secara topical)
● Kompres dingin
● Antihistamin per os (sedikit manfaatnya)
● Seiring bertambahnya usia frekuensi serangan dan beratnya gejala cenderung
menurun

Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 115


.
KLASIFIKASI
● Giant papillary conjungtivitis
● Gambaran klinis : Gejala mirip konjungtivitis vernal. Dapat dijumpai pada
pemakai lensa kontak, mata buatan (artificial eye) yang biasanya terbuat dari
bahan plastik.

● Terapi :
● Mengganti plastic dengan kaca untuk protesis mata dan memakai kacamata
daripada lensa kontak
● Jika ingin tetap memakai lensa kontak, diperlukan Tindakan tambahan.
Perawaran lensa kontak yang baik, termasuk agen-agen bebas pengawet,
sangat penting
● Desinfektan hydrogen peroksida dan pembersihan lensa kontak enzimatik
juga menolong
● Ganti merek atau corak lensa kontak mungkin jika cara lain tidak menolong
● Hentikan penggunaan lensa kontak, jika semua gagal
Buku Oftalmologi Umum D.G. Vaughan et al., hal 116
Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, hal 22
.
Proliferasi papilari pada GPC
DASAR DIAGNOSIS
KONJUNGTIVITIS ALERGI

Anamnesis (Subjective)
• Keluhan
• Pasien datang dengan keluhan : mata merah, rasa mengganjal, gatal, dan berair,
kadang disertai secret. Keluhan tidak disertai penurunan tajam penglihatan

• Faktor Risiko
• Daya tahan tubuh yang menurun
• Adanya riwayat atopi
• Penggunaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik
• Higiene personal yang buruk

Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer edisi revisi 2014, hal 168-169
DASAR DIAGNOSIS
KONJUNGTIVITIS ALERGI

Pemeriksaan Fisik
• Visus normal
• Injeksi konjungtival
• Dapat disertai edema kelopak, kemosis
• Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen, atau purulen tergantung
penyebab
• Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil raksasa,
flikten, membrane, atau pseudomembrane

Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer edisi revisi 2014, hal 169
PROGNOSIS

1 2 3

Ad vitam Ad functionam Ad Sanationam


Bonam Bonam Bonam

Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer edisi revisi 2014, hal 170
EDUKASI

• Dalam pengobatan konjungtivitis alergi menggunakan kortikosteroid topikal pasien


dan keluarga harus diberikan informasi bahaya penggunaan jangka panjang.
• Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
• Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah
lainnya.
• Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.

Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer edisi revisi 2014, hal 170

Anda mungkin juga menyukai