Oleh
AISYANDANI MUQSITHA
NIM. 18020046
FS A 18
A. PENDAHULUAN
Banyak perusahaan masih melihat pekerja mereka sebagai masalah K3
daripada sebagai pelanggan. Tujuannya adalah kontrol, bukan marketing.
Risiko harus dikendalikan melalui matriks hirarkis penanganan kondisi,
perilaku pekerja dan kombinasi dari keduanya. Risiko dihilangkan atau
dikurangi melalui rekayasa dan desain, dan perilaku pekerja dikendalikan
melalui penegakan aturan dan prosedur. Departemen K3 membangun
produk tanpa riset marketing atau masukan pelanggan. Sedikit atau tidak
adanya pikiran yang diberikan kepada program K3. Kepatuhan
menggantikan kepuasan pelanggan. Budaya keselamatan sering dipandang
hanya sebagai konsensus informal yang entah bagaimana menghasilkan
penegakan aturan dan prosedur. Kombinasi dari tujuan dan kegiatan yang
secara keliru diberi label sebagai strategi keamanan. Pemimpin dan spesialis
K3 tentunya menyadari bahwa K3 adalah tujuan organisasi yang
membutuhkan visi yang benar sendiri dan strategi. Hal ini tidak memerlukan
teknologi ataupun metode baru. Marketing sudah melakukannya. K3 dapat
melihat, mempelajari dan menduplikasi dari Metode Marketing. Sama
seperti marketing menargetkan kebutuhan pelanggan eksternal, K3 dapat
menargetkan kebutuhan pelanggan internal.
Agar marketing plan dapat memberikan manfaat dan yang sesuai, maka harus
memenuhi beberapa unsur yang harus dipertimbangkan. Berikut ini beberapa
unsur penting yang perlu diperhatikan dari perencanaan marketing yaitu :