1 SM
1 SM
Dwi Siswanto*, Bernat Tulung, Kartini Maaruf, M.R Waani, M.M Tindangen
379
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 379 – 386 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
Tukey test on ADF digestibility showed that Laju degradasi NDF dalam rumen lebih
there were no significant different among R1
(49.2%), R2 (58.03%), R3 (56.09%), and R4 tinggi dibanding dengan laju degradasi
(59.79%) (P >0.05), however R1 was ADF (Maaruf, 1995). Hasil penelitian
significantly lower than R5 (65.32%)
(P>0.05). There were no significant difference Waani (1999) dengan analisis regresi
among R2 to R3, R4 and R5 (P>0.05). It can
be concluded that biological value (NDF and menunjukan bahwa kecernaan NDF pakan
ADF digestibility) of corn stover is higher berhubungan dengan kandungan NDF dan
compared to king grass.
kandungan PK. Pakan yang mengandung
keywords: digestibility, king grass and corn serat rendah mempunyai kecernaan NDF
stove
yang lebih tinggi dibanding pakan daya
serat tinggi.
PENDAHULUAN
Berdasarkan hal tersebut di atas
maka telah dilakukan penelitian yang
Rumput raja (king grass) dalam
bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh
bahasa latin dinamakan Pennisetum
mana pengaruh penggunaan rumput raja
purpupoides adalah jenis rumput yang
dan tebon jagung terhadap kecernaan NDF
merupakan hasil persilangan antara
dan ADF pada ternak sapi PO pedet
Pennisetum purpereum (rumput gajah)
jantan.
dengan Pennisetum tydoides. Rumput raja
mempunyai kandungan serat kasar 26,20%
MATERI DAN METODE
(Handayanta, 2001) dan protein kasar
PENELITIAN
13,50%, TDN 57,00%, Ca 0,37%, P
Penelitian ini dilaksanakan di Balai
0,39% dan NDF 59,7% (Sutardi, 1981).
Pembibitan Ternak Desa Tampusu Kec.
Selain rumput raja, tebon jagung juga
Remboken dari tanggal 24 Mei sampai
banyak dimanfaatkan sebagai pakan
dengan tanggal 29 Juli 2015. Ternak yang
ternak, dengan kandungan protein kasar
digunakan dalam penelitian ini adalah sapi
sekitar 12,06%, serat kasar 25,2%, Ca
PO pedet jantan dengan berat badan ± 100
0,28%, P 0,23%, dan energi metabolisme
kg.
2350 kkal/kg (Erna dan Sarjiman, 2007).
Kandang yang digunakan adalah
Karakteristik NDF (Neutral
kandang individual sebanyak 5 kandang
Detergent Fiber) pada dasarnya memiliki
yang dilengkapi dengan tempat makan dan
persamaan dengan ADF (Acid Detergent
minum. Peralatan lain yang digunakan
Fiber), Nilainya pun tidak berbeda jauh.
yaitu kantong plastik kecil dan timbangan
Kalau ADF larut pada pelarut asam,
Ohaus untuk menimbang feses ternak serta
sedangkan NDF larut pada pelarut netral.
skep mini untuk proses mengangkat feses.
380
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 379 – 386 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
Tabel 1. Komposisi zat-zat makanan bahan pakan penelitian (Dasar Bahan Kering)
Zat – zat makanan Bahan Pakan
Rumput Raja Tebon Jagung
Protein Kasar (%) 11,68* 12.06**
Serat Kasar (%) 25,48* 25,2**
NDF (%) 76,22*** 70,01***
ADF (%) 46,75**** 43,16****
Ca (%) 0,37* 0,28**
P (%) 0,35* 0,23**
Energi Metabolisme (kkal/kg) 2070* 2350**
Keterangan :
*) Rumiyati, 2008
**) Erna dan Sarjiman, 2007
***) Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi Manado (2015)
****) Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor (2016).
Tabel 2. Formulasi Pakan Perlakuan dan Komposisi Zat-Zat Makanannya (Dasar Bahan
Kering)
Bahan Pakan Perlakuan
R1 R2 R3 R4 R5
Rumput Raja 100 75 50 25 0
Tebon Jagung 0 25 50 75 100
Total 100 100 100 100 100
Pakan yang digunakan adalah rumput raja formulasi ransum penelitian dapat dilihat
umur 60 hari dan tebon jagung umur 45 pada Tabel 2.
hari yang dipanen ketika buahnya matang
Metode Penelitian
susu dengan penambahan dedak padi
Rancangan Percobaan
sebanyak 1 kg/ekor/hari. Komposisi zat
Penelitian ini dilakukan dengan
makanan dari Rumput Raja dan Tebon
menggunakan Rancangan Bujur Sangkar
Jagung dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Latin (RBSL) yang terdiri dari
381
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 379 – 386 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
382
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 379 – 386 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
terdiri dari selulosa dan hemiselulosa yang pakan ini diduga menjadi penyebab
sukar dicerna terutama bila berikatan perbedaan kecernaan NDF dari ransum
dapat diuraikan oleh mikroba rumen, tetapi Tingginya kecernaan NDF pada R5
diperlukan oleh suatu partikel dalam mengandung kadar NDF (70,01%) lebih
penelitian ini berkisar antara 58,43% - (12,06%) relatif lebih tinggi dibanding
NDF ransum yang diberikan pada sapi PO kecernaan NDF pakan berhubungan
pedet jantan dalam penelitian ini dengan kandungan NDF dan kandungan
berpengaruh sangat nyata (P<0.01) PK. Dado dan Allen (1995) melaporkan
Tabel 3. Rerata Kecernaan NDF dan ADF yang diberi Pakan Perlakuan Rumput Raja dan
Tebon Jagung (gr. ekor-1hari-1).
Parameter Perlakuan
R1 R2 R3 R4 R5
383
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 379 – 386 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
bahwa kecernaan NDF lebih tinggi pada berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap
pakan dengan kandungan serat rendah kecernaan ADF. Hasil uji Tukey
dibanding pakan dengan serat tiggi. menunjukan bahwa perlakuan R1 berbeda
Adanya ikatan lignin dengan komponen tidak nyata dengan R2, R3, dan R4
selulosa dan hemiselulosa yang dikenal (P>0,05) tetapi nyata lebih rendah
dengan “lignoselulosa” akan menjadi dibandingkan R5 (P<0,05), tidak ada
penghalang dalam proses pencernaan serat. perbedaan yang nyata antara perlakuan R2,
Di dalam rumen protein akan R3, R4 dan R5 (P>0,05).
dihidrolisis oleh mikroba menjadi asam- Pola kecernaan dari ADF
asam amino. Asam-asam amino akan mengikuti pola kecernaan NDF, tetapi
dirombak menjadi ammonia. Kurang lebih kecernaan ADF lebih rendah dari
82% mikroba rumen dapat menggunakan kecernaan NDF. Hal ini disebabkan karena
ammonia untuk perkembangannya, makin komponen ADF sudah tidak mengandung
tinggi perkembangan mikroba maka hemiselulosa yang kecernaannya cukup
aktivitas mikroba dalam mencerna pakan tinggi. Hasil penelitian ini ditunjang oleh
juga semakin tinggi. McDonald et al. hasil penelitian Maaruf (1995) yang
(1995) menyatakan bahwa apabila pakan menyatakan bahwa lag time yang
rendah kandungan protein maka dibutuhkan oleh mikroba untuk
konsentrasi ammonia rumen akan rendah berkolonisasi dan berinisiasi untuk proses
dan pertumbuhan mikroba rumen lambat, pencernaan hijauan dalam rumen pada
akibatnya degradasi karbohidrat akan NDF lebih cepat (0,7 jam) dan laju
terhambat. degradasi NDF lebih tinggi (3,4%/jam)
dibandingkan dengan ADF yang lag
Kecernaan ADF timenya sebesar 0,9 jam dan laju
Kecernaan ADF sangat ditentukan degradasinya dalam rumen sebesar 2,9
oleh populasi dan aktivitas mikroba %/jam. Seperti kecernaan NDF, kecernaan
rumen, khususnya mikroba yang mampu ADF juga dipengaruhi oleh kandungan
dan mempunyai aktivitas selulolitik. ADF ADF dan PK dari bahan pakan. Crampton
terdiri dari selulosa, lignin dan silika. dan Haris (1969) yang disitasi Sudirman et
Rerata kecernaan ADF pada penelitian ini al. (2015) menyatakan semakin tinggi
berkisar antara 49,20% - 65,32%. Hasil ADF, kualitas atau daya cerna hijauan
analisis keragaman menunjukan bahwa semakin rendah. Kandungan protein
kecernaan ADF ransum yang diberikan hijauan jagung yang lebih tinggi akan
pada sapi PO pedet jantan dalam penelitian meningkatkan perkembangan dan
384
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 379 – 386 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
aktivitas mikroba rumen. Koddang (2008) Enke Verlag Stuttgart. Pp. 217-
230.
menyatakan bahwa perkembangan
mikroba rumen sangat tergantung pada Handayanta, E. 2001. Pengaruh substitusi
rumput raja dengan pucuk tebu
jumlah N ammonia yang dapat di
dalam ransum terhadap performan
degradasi dari protein ransum yang sapi jantan friesian holstein. Sains
Peternakan. Vol 1(2): Hal 49-56.
dikonsumsi. Meningkatnya aktivitas
mikroba rumen menyebabkan kecernaan Koddang, M. Y. A. 2008. Pengaruh tingkat
pemberian konsentrat terhadap
ADF meningkat.
daya cerna bahan kering dan
. protein kasar ransum pada sapi bali
jantan yang mendapatkan rumput
KESIMPULAN
raja (pennisetum purpupoides) ad-
libitum. Jurnal Agroland 15 (4):
Dari hasil penelitian ini dapat 343 – 348.
disimpulkan bahwa nilai biologis
Maaruf, K. 1995. The Evaluation of the
(kecernaan NDF dan ADF) tebon jagung Rate of Degradation and
Digestibility of Indonesian and
lebih baik dibanding rumput raja.
Canadian Roughages. Thesis,
Graduate Studies. Department of
Animal and Poultry Science.
DAFTAR PUSTAKA
University of Saskatchewan,
Saskatoon. Canada.
Dado, R. G and M. S. Allen. 1995. Intake
limitation, feeding behavior, and McDonald, P., R.A. Edwards and J.F.D.
rumen fungtion of cows challenged Greenhalgh. 1995. Animal
with rumen fill from dietary fiber Nutrition. Third Ed. Longman,
or inert bulk. J. Dairy Sci. 78: 118 London and New York.
– 133.
Rumiyati. 2008. Pengaruh imbangan
Erna, W. dan Sarjiman, 2007. Budidaya jerami kacang tanah dengan
hijauan pakan bersama tanaman rumput raja dalam ransum terhadap
pangan sebagai upaya penyediaan performan sapi PFH jantan. Jurnal
hijauan pakan di lahan sempit. Penelitian Ilmu Peternakan
Jurnal Peternakan dan lingkungan. Fakultas Pertanian Universitas
Vol 7: 134-141. Sebelas Maret. Vol 9 : 62-68
Forbes, J.M. 1995. Physical limination of Steel, R.G.D. dan Torrie. J.H. 1993.
feed intake in ruminants and its Prinsip dan Prosedur Statistika.
interaction with other factors Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.
affecting intake. In : W. v.
Engelhardt, S. L. Marek, G. Breves Sudirman, Suhubdy, Sofyan Damrah
and D. Giesecke. (Eds.), Ruminant Hasan, Syamsul Hidayat Dilaga, I
Physiology: Digestion, Wayan Karda. 2015. Kandungan
Metabolism, Growth and Neutral Detergent Fibre (NDF)
Reproduction. Proc. Of the Eighth dan Acid Detergent Fibre (ADF)
International Symposium on Bahan Pakan Lokal Ternak Sapi
Ruminant Physiology. Ferdinand
385
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 379 – 386 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
386