Nama: Teza Umisahroh (171121029)

Kelas : AFI 3A

Logika dan Cinta

Cinta adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang merasa berharga, bahagia dan juga
kecewa. Banyak orang yang berfikir di zaman sekarang, bahwa cinta itu asyik, cinta itu bikin hati
berdetak kencang dan memberikan motivasi yang tinggi. Ini merupakan argumen atau tanggapan
sebagian orang yang pernah mengalami namanya jatuh cinta. Namun tanggapan itu jauh sangat
berbeda dari apa yang di jalani oleh semua kebanyakan orang. Karena setiap individu memiliki
pemikiran dan pandangan yang berbeda tentang makna dari cinta itu sendiri.

Dalam memaknai cinta itu seseorang harus menggunakan logika. Karena tanpa logika
dalam dunia percintaan akan membuat seseorang hanyalah sebagai penikmat cinta yang tidak
tahu arah dan tujuan cinta itu sendiri. Atau bahkan kebingungan untuk memperjuangkan cinta
yang telah sengaja dihadirkan. Oleh karena itu logika cinta memang sangat penting untuk
diketahui sebagai acuan yang bermanfaat atau esensi tersendiri dalam hubungan yang di jalin.

Logika cinta sederhana yang menggambarkan bahwa didalam semesta cinta ada yang
namanya tuntutan. Tuntutan ini bisa menjadi penjelas apa yang menjadi keharusan dalam
memulai percintaan. Baik itu pengakuan, kasih sayang, kepedulian,dan lainya. Tetapi bukan
berarti logika cinta semata-mata mengharap itu semua, namun logika cinta lebih mengarahkan
bagaimana cara merawat kisah cinta yang sesungguhnya.

Pada dasarnya banyak orang mencintai satu sama lain dengan rasa dituntut. Misalkan
ketika seorang perempuan berani menuntut cowoknya untuk berusaha dan memaksimalkan
kemampuan nya, atau pun sebaliknya seorang cowok menuntut pada cewek nya untuk tampil
perfek dan sempurna. Itulah sebenarnya cinta yang menjadikan penuntut bagi orang yang dicintai
dan mencintai. Tuntutan dalam percintaan dapat dibagi menjadi dua yaitu tuntutan tanpa logika
dan tuntutan dengan logika.

Tuntutan cinta yang tidak menggunakan lgika. Setiap pasangan pasti memiliki keinginan
yang ingin dipenuhi dalam hubungan. Akan tetapi, lain cerita jika keinginan tersebut berubah
menjadi tuntutan yang merugikan, yang di sebut ultimatum. Ultimatum yaitu memberikan
tuntutan dengan memberi batas waktu untuk menjawab tuntutan tersebut dengan ancaman.
Meskipun tidak adil dan mendekati abusive, ultimatum digunakan banyak pasangan. Orang yang
diberi ultimatum pun merasa kecewa dan bingung karena pasangannya dengan sengaja menyakiti
dirinya dengan memaksa dirinya untuk mengorbankan sesuatu yang berharga untuknya. Oleh
karena itu maka seseorang harus mengetahui ultimatum dan tuntutan dalam sebuah hubungan
percintaan.

Misalnya seperti ucapan "Kalau kamu benar-benar sayang sama aku, maka kamu harus ...
". Ucapan tersebut sangatlah tidak adil. Karena ucapan tersebut terikat dengan pilihan hanya dari
salah satu pihak saja, seakan pihak yang lain tidak memiliki suara untuk mencari jalan keluar.
Dengan demikian akan menimbulkan rasa serba salah satu sama lain. Jika melakukan apa yang
diminta pasangnya, maka seseorang itu akan membenci pasangannya. Disisi lain, jika seseorang
tidak melakukanya, maka orang itu dianggap tidak mencintai pasangannya.

Kenyataannya ultimatum seperti diatas tidak ada hubungannya dengan cinta. Pasangan
hanya ingin mengontrol pasangannya. Pasangan tidak menghormati perbedaan diantara mereka
dan tidak mau menghargai satu sama lain sebagai individu. Maka tidak dipungkiri hubungan
mereka tidak akan bertahan lama.

Tuntutan cinta yang menggunakan logika. Petikan lagu Tulus dengan judul "Jangan Cintai
Aku Apa Adanya" tersebut ada besarnya. Bahwa sebenarnya mencintai seseorang itu perlu juga
menuntut sesuatu agar hubungan tidak berjalan monoton atau begitu-begitu saja. Menuntut
dalam hal ini adalah hal-hal yang masuk akal yang bisa dilakukan pasangan demi lebih baiknya
hubungan. Bisa dari hal-hal yang sudah menyangkut keyakinan seseorang. Menuntut hal yang
masuk akal akan membuat suatu hubungan lebih bedinamika. Tidak hanya menerima apa adanya
dan membiarkan hubungan tidak ada faedahnya.

Jika seseorang mulai menuntut pasangannya akan hal-hal ini bukan berarti orang itu
bersiakap bossy. Namun sebagai bentuk dari tanda sayang kepada pasangannya. Tuntutan itu
misalnya saat salah satu dari pasangan sedang rindu, terkadang seseorang sedikit memaksa untuk
bertemu pasangannya. Hal ini bukannya bosyy, tetapi orang tersebut sadar bahwa obat rindu
dalam hubungan adalah sebuah pertemuan. Saat seseorang rindu dengan pasangannya, tidak
jarang orang itu akan mencari cara untuk bisa bertemu dengan pasangannya. Bahkan hal tersebut
dianggap bossy oleh pasangannya karena sedikit memaksakan kehendak. Namun sebenarnya
orang tersebut hanya ingin mengobati rasa rindunya. Begitu pula saat pasangan ingin bertemu
pasangannya, orang tersebut berusaha agar mereka bisa bertemu, bagaimana pun caranya.

Seorang pasangan hanya ingin jika mereka sedang dilanda rindu, satu-satunya jalan
adalah sebuah pertemuan, bukan pelarian. Obat rindu adalah sebuah pertemuan bukan mencari
yang bisa membuat merenggangnya hubungan.

Tuntutan dalam dunia percintaan sering kali membuat sebuah pasangan terancam rusak
atau binasa. Hal tersebut dikarenakan tuntutan yang bersifat mengekang, ultimatum dan bagkan
tuntutan yang tidak logis. Oleh karena itu setiap pasangan harus menggunakan logika dalam
menuntut suatu hal dari pasanganya, agar tuntutan-tuntutan dalam cinta tersebut tidak
menimbulkan hal-hal yang merugikan dalam sebuah hubungan percintaan. Dengan menjadikan
cinta sebagai penuntut untuk menjadi orang yang kembali untuk dicintai. Maka suatu hubungan
akan menjadi lancar dan terhindar dari detik-detik kerenggangan dan kehancuran.

Kesadaran atas cinta yang di topang oleh logika adalah sesuatu yang penting kita ketahui
dalam dinamika cinta. Keinginan untuk mengungkapkan, melihat pasangan yang sedang marah
dan menjaga hubungan kita agar tetap berada pada koridornya adalah faktor-faktor yang
menentukan indah tidaknya hubungan kita. Sebab perlu suatu logika untuk sekedar mencari serta
menemukan bagaimana cara berjuang untuk mempertahankannya dan menjadikan dirinya
kekasih yang seutuhnya mencinta.