Buku panduan ini melengkapi training ControlLogix yang diberikan secara tatap muka. Oleh
karena itu manfaat maksimal akan didapatkan bila seseorang yang menggunakan buku ini
juga mengikuti trainingnya langsung. Metode training ControlLogix baik secara tatap muka
maupun yang ada pada buku ini sebagian besar berupa hands-on. Diharapkan para peserta
mengikuti apa yang terdapat di buku ini dan petunjuk dari instruktor. Tambahan-tambahan lain
bila diperlukan untuk melengkapi apa yang tertera di buku ini akan diberikan secara tatap
muka. Harapan penulis adalah agar para peserta dapat secara cepat menggunakan RSLogix
5000 sebagai software pemrograman untuk system ControlLogix.
1
1 RSLogix 5000
RSLogix 5000 adalah software yang digunakan untuk memprogram PLC ControlLogix. Pada
saat tulisan ini dibuat, RSLogix 5000 berjalan pada komputer dengan sistem operasi Microsoft
Windows NT atau Windows 2000. RSLogix 5000 yang digunakan untuk menghasilkan
gambar-gambar pada buku panduan ini adalah RSLogix 5000 versi 8. Selain RSLogix 5000
kita juga memerlukan software RSLinx sebagai software interface antara komputer dengan
ControlLogix. Ini diperlukan pada saat download/upload atau online monitoring.
Bila menggunakan I/O ControlNet kita juga memerlukan software RSNetworx for
ControlNet, sedangkan bila menggunakan I/O DeviceNet kita memerlukan software
RSNetworx for DeviceNet.
Masukkan informasi-informasi yang berkaitan pada kotak isian yang tersedia. Pada kotak Type
pilihlah jenis processor yang digunakan. Untuk Name masukkan nama project yang akan
dibuat. Nama ini nantinya juga akan dipakai sebagai nama file dengan extension file .ACD.
2
Masukkan deskripsi pada kotak Description bila diperlukan. Pada Chassis Type pilih jenis
chassis yang akan dipakai apakah chassis 4 slot, 7 slot, 10 slot, 13 slot atau 17 slot. Simulator
ControlLogix yang dipakai menggunakan chassis 10 slot, karena itu pilihlah 1756-A10 10-Slot
ControlLogix Chassis. Simulator ControlLogix yang dipakai memiliki dua processor yang
dipasang pada slot 1 dan 4. Kita akan menggunakan processor pada slot 1 lebih dahulu,
masukkan 1 pada kotak Slot yang tersedia. Pada kotak Create In, pilih folder tempat file
project akan dibuat dengan menggunakan fasilitas Browse. Gunakan folder C:\RSLogix 5000\
Projects. Ini adalah folder default yang dibuat oleh RSLogix 5000 pada saat instalasi software
tersebut. Klik OK setelah selesai memasukkan informasi-informasi tersebut.
Bila ada perubahan yang ingin dilakukan silakan mengubahnya melalui jendela Controller
Properties ini. Melalui jendela ini kita juga bisa mengubah parameter-parameter port RS-232
melalui tabulasi Serial Port, System Protocol dan User Protocol.
3
ControlLogix memerlukan I/O Configuration. Ini termasuk juga modul komunikasi atau
controller lain yang akan dipakai pada project. Modul I/O bisa diletakkan pada chassis yang
sama dengan controller-nya (disebut I/O local) atau bisa diletakkan pada chassis yang
berbeda (I/O remote) Perlu diketahui juga bahwa dengan ControlLogix kita bisa membuat logic
(ladder atau Function Block) terlebih dahulu tanpa melakukan I/O Configuration. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan tag-tag yang tidak menunjuk ke I/O (menggunakan Base
Tag) Kemudian setelah selesai membuat logix kita bisa mengkonfigurasi modul I/O dan lalu
memasukkan tag-tag I/O pada daftar tag yang telah ada.
Modul-modul pada simulator ControlLogix yang akan dipakai adalah modul digital input 1756-
IB16D (slot 2), modul digital output 1756-OB16D (slot 0 dan 4), modul analog input 1756-IF6I
(slot 8) dan modul analog output 1756-OF6VI (slot 7). Modul digital output pada slot 4 akan
dipakai oleh Controller pada slot 3.
4
Masukkan nama DigitalInputSlot2 untuk modul ini pada kotak Name yang tersedia, kemudian
pada kotak Slot pilih Slot 2 karena modul input ini ada pada slot 2 chassis. Untuk
Communication Format pilih Full Diagnostics – Input Data. Communication format
menentukan jenis komunikasi modul dengan controller, jenis pemilikan controller terhadap
modul dan struktur data yang akan digunakan oleh modul. Untuk tiap-tiap modul, jenis
communication format yang didukungnya berbeda-beda. Pada kotak Electronic Keying pilih
jenis penguncian yang diinginkan. Pilihlah Compatible Module.
Klik Next> untuk beralih ke jendela Module Property berikutnya.
Requested Packet Interval menyatakan periode update data dari modul. Walaupun demikian
pada kasus-kasus tertentu digunakan juga metode Change of State. Biarkan kotak RPI tetap
berisi 5 ms. Pilihan Inhibit Module memungkinkan kita untuk memutuskan hubungan
controller dengan module. Klik Next> untuk beralih ke jendela berikutnya. Jendela ini aktif
hanya ketika sedang online dengan processor. Klik Next> lagi untuk ke jendela berikutnya.
Akan ditampilkan setting Change of State, Diagnostic dan Filter Time.
5
Pada jendela ini kita dapat mengubah fungsi diagnostic dan input change of state per point
dan filter time. Klik pada kotak Enable Diagnostics for Open Wire dan kotak Enable
Diagnostic Latching untuk input 0 sampai dengan 7 untuk men-disable-kan fungsi-fungsi ini.
Klik Next> dua kali dan kemudian klik Finish.
Setelah I/O Configuration untuk modul input ini selesai maka RSLogix 5000 secara otomatis
akan membuat tag-tag untuk modul ini. Pada jendela project klik ganda pada Controller Tags
di bawah folder Controller Training. Akan muncul jendela Monitor Tags pada layar sebelah
kanan. Tag-tag ini disusun secara terstruktur sampai ke level bit.
Informasi pada tag yang tersedia tergantung pada jenis module yang digunakan sedangkan
nama tag tergantung pada lokasi module tersebut pada chassis (slot dan local atau remote)
Secara umum format tag I/O adalah sebagai berikut:
Location:SlotNumber:Type.MemberName.SubMemberName.Bit
Pada contoh di atas input terminal 3 modul digital input 1756-IB16D dapat diakses pada tag
6
Local:2:I.Data.3. Nama Local menunjukkan bahwa modul dari tag tersebut berada pada
chassis yang sama dengan controller.
Masukkan nama DigitalOutputSlot0 untuk modul ini, kemudian pada kotak Slot pilih Slot 0
karena modul output yang akan dikonfigurasi berada pada slot 0 chassis. Untuk
Communication Format pilih Full Diagnostics – Output Data.
Klik Next> untuk beralih ke jendela Module Property berikutnya. Tidak ada informasi yang
akan dimasukkan pada jendela ini, klik kembali Next>. Jendela ini aktif hanya ketika sedang
online dengan processor. Klik Next> lagi untuk ke jendela berikutnya. Akan ditampilkan setting
Output State dan Diagnostic.
7
Pada jendela ini kita dapat mengubah fungsi diagnostic dan output state per point. Kita akan
mengubah Output State pada Program Mode untuk point 0 dan 1 menjadi On dan point 2 dan
3 menjadi Hold. Klik pada tanda panah bawah pada kotak 0 dan 1 pada kolom Program dan
pilih On, kemudian untuk point 2 dan 3 pilih Hold. Untuk fungsi diagnostic klik pada kotak
Enable Diagnostics untuk input 0 sampai dengan 4 untuk men-disable-kan fungsi ini. Klik
Next> tiga kali dan kemudian klik Finish.
Setelah I/O Configuration untuk modul output selesai maka RSLogix 5000 secara otomatis
akan membuat tag-tag untuk modul ini. Buka jendela Monitor Tags dan perhatikan tag yang
dibuat RSLogix 5000 untuk modul output ini. Output point pada modul output ini dapat diakses
melalui tag Local:0:O.Data.0 sampai dengan Local:0:O.Data.15.
8
Masukkan AnalogInputSlot8 untuk nama modul ini, kemudian pada kotak Slot pilih slot 8
karena modul analog input yang akan dikonfigurasi berada pada slot 8 chassis. Untuk
Communication Format pilih Float Data. Klik Next> untuk beralih ke jendela Module Property
berikutnya. Tidak ada yang diubah pada konfigurasi sehingga kita meng-klik Next> kembali.
Jendela ini juga hanya aktif pada saat online. Klik Next> kembali.
Pada jendela ini kita bisa mengkonfigurasi parameter untuk tiap-tiap channel. Karena kita
hanya menggunakan dua channel dari modul analog input ini, maka masukkan parameter
seperti di atas untuk Channel 0 dan 1. Klik Next>.
9
2.1.4 Konfigurasi Modul Analog Output
Buka jendela I/O Configuration. Modul analog output yang digunakan pada simulator
ControlLogix adalah 1756-OF6VI dan berada pada slot 7. Pada daftar modul yang ada cari
dan pilih 1756-OF6VI, kemudian klik OK. Pada layar akan tampil jendela Module Properties.
Masukkan AnalogOutputSlot7 untuk nama modul ini, kemudian pada kotak Slot pilih slot 7
karena modul analog output yang akan dikonfigurasi berada pada slot 7 chassis. Untuk
Communication Format pilih Float Data. Klik Next> untuk beralih ke jendela Module Property
berikutnya. Tidak ada yang diubah pada konfigurasi sehingga kita meng-klik Next> kembali.
Jendela ini juga hanya aktif pada saat online. Klik Next> kembali.
Pada jendela ini kita bisa mengkonfigurasi parameter untuk tiap-tiap channel. Kita akan
menggunakan parameter default sehingga parameter-parameter yang ada tidak perlu diubah.
10
Klik Next> untuk ke jendela berikutnya.
Pada jendela ini kita mengatur Output State modul analog output. Ubah konfigurasi yang ada
sehingga seperti pada gambar di atas. Lakukan hanya untuk channel 0 saja. Klik Next>
kembali. Muncul jendela untuk mengatur parameter limit.
Masukkan parameter High Clamp dan Low Clamp seperti di atas untuk Channel 0 dan 1. Klik
kembali Next>. Kalibrasi tidak akan dilakukan sehingga kita mengklik Next> kembali. Layar ini
hanya aktif pada saat online. Klik Finish >> untuk keluar dari jendela I/O Configuration.
11
Lihat pada Controller Tags, tag-tag yang telah dibuat untuk modul analog output ini.
Data analog Channel 0 sampai 5 modul analog output ini dapat diakses melalui tag
Local:7:O.Ch0Data sampai dengan Local:7:O.Ch5Data.
12
2.2.2 Konfigurasi Modul ControlNet Remote
Pada jendela Project, klik kanan modul ControlNet yang baru saja dibuat pada folder I/O
Configuration dan pilih New Module. Pada jendela I/O Configuration, pilih modul 1756-CNB
atau 1756-CNBR, kemudian klik OK. Pada layar akan tampil jendela Module Properties.
Masukkan RemoteCnetNode2 untuk nama modul ini, kemudian pada kotak Chassis Size
masukkan ukuran chassis yang digunakan. Pada kotak Slot pilih slot 0 karena modul
ControlNet pada chassis remote ini berada pada slot 0 chassis. Klik Next> untuk beralih ke
jendela Module Property berikutnya. Parameter pada jendela ini tidak akan diubah sehingga
kita mengklik Next> kembali. Jendela ini hanya aktif pada saat online. Klik Next> kembali,
kemudian klik Finish.
13
3 Tag ControlLogix
ControlLogix menggunakan tag untuk menyimpan data. Tag adalah sama seperti variable
pada bahasa pemrograman komputer. Tiap-tiap tag mempunyai nama dan jenis data (data
type) yang disimpannya. Tag I/O dibuat secara otomatis pada saat mengkonfigurasi modul I/O,
sedangkan data-data lainnya seperti timer, counter, internal relay (Bit file) yang memerlukan
tag harus dibuat terlebih dahulu. Jadi terdapat sedikit perbedaan dengan jenis-jenis PLC
sebelumnya yang biasa kita kenal.
Tag-tag pada ControlLogix dapat dikelompokkan sebagai Base Tag, Alias Tag, Produced Tag
dan Consumed Tag. Lebih jauh mengenai ini akan dijelaskan pada saat praktek.
Type data struktur terdiri dari beberapa data dari jenis yang sama atau berlainan. Contoh type
data struktur yang ada pada ControlLogix adalah:
TIMER
COUNTER
CONTROL
MESSAGE
PID
Dll
Type data struktur I/O secara otomatis dibuat oleh program RSLogix 5000 pada saat kita
melakukan konfigurasi I/O.
14
Selain type data struktur yang telah ada, kita juga bisa membuat sendiri type data struktur
tersebut yang dikenal sebagai user-defined structure. Pada jendela project, kita bisa
mengklik kanan pada folder User-Defined di bawah folder Data-Types.
Untuk mengelompokkan data dari jenis yang sama kita juga bisa menggunakan array. Jumlah
dimensi maksimum dari data array adalah tiga dimensi.
4.1 Task
Jumlah task maksimum pada satu controller adalah 32 task. Pada satu task dapat di-
scheduled-kan sebanyak 32 program. Ada dua jenis task, yaitu continuous task dan
periodic task. Jumlah continuous task pada satu controller hanya satu sedangkan periodic
task bila ada continuous task bisa 31 dan bila tanpa continuous task bisa 32 periodic task.
Continuous task berjalan terus menerus dengan prioritas paling rendah, sedangkan periodic
task akan berjalan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. Tiap-tiap task memiliki
level prioritas. Jumlah level prioritas adalah 15 ( 1 – 15) dengan level 1 sebagai prioritas
tertinggi. Tiap-tiap task memiliki watchdog timer untuk memonitor eksekusi task tersebut.
4.2 Program
Tiap-tiap program memiliki tag program, sebuah main routine dan atau beberapa routine
lainnya serta fault routine sebagai optional. Jumlah program pada satu task adalah 32.
15
Program harus di-scheduled-kan didalam task supaya bisa dijalankan. Program yang tidak di-
scheduled-kan akan berada pada folder Unscheduled Programs.
4.3 Routine
Routine pada ControlLogix adalah sama seperti program file pada PLC-5 atau SLC 500. Tiap
program memiliki sebuah main routine yang ditulis dengan menggunakan programming
language tertentu, dalam hal ini bisa Relay Ladder Logic atau Function Block Diagram. Untuk
menjalankan routine lain yang berada dalam satu program maka digunakan perintah seperti
JSR.
Instruksi-instruksi pada gambar diatas belum dikaitkan dengan tag. Kita bisa saja memasukkan
tag-tag I/O pada instruksi tersebut tetapi tag-tag I/O tersebut tidak memiliki keterangan apa-
apa. Oleh karena itu kita akan memasukkan tag-tag yang memiliki nama yang berarti seperti
PushButton1, Start, Stop dsb. Sekarang ini kita belum memiliki tag-tag tersebut. Untuk
membuat tag tersebut dapat dilakukan melalui jendela logic. Pada dasarnya ada beberapa
cara membuat tag ini seperti akan kita ketahui nanti. Pada rung 0, klik ganda pada tanda tanya
16
(?) di atas instruksi XIC dan ketik PushButtonDI0 kemudian tekan Enter. Masukkan tag-tag
yang lain sesuai gambar di bawah.
Walaupun tag-tag tersebut sudah ada pada ladder di atas, tetapi tag tersebut tidak memiliki
informasi apa-apa seperti type data tag atau type tag tersebut. Oleh karena itu kita akan
membuat tag-tag pada ladder logic tersebut menunjuk ke digital input atau digital output. Klik
kanan pada tag PushButtonDI0 pada rung 0 dan pilih New “PushButtonDI0”…
Akan muncul jendela New Tag. Kita akan membuat agar tag PushButtonDI0 menunjuk pada
input terminal 0 modul digital input pada slot 2. Pada Tag Type terdapat 4 pilihan di sini yaitu
Base, Alias, Produced dan Consumed. Tag Base adalah tag dasar yang memiliki type data
tertentu. Tag Alias adalah tag menunjuk ke tag yang lain. Tag Produced adalah tag yang
nilainya bisa dibaca oleh controller lain sedangkan tag Consumed adalah tag yang nilainya
berasal dari controller lain. Karena tag PushButtonDI0 akan menunjuk ke tag I/O maka kita
akan memilih Alias sebagai Tag Type. Pada kotak Alias For klik pada tanda panah bawah
dan cari Local:2:I.Data kemudian klik tanda panah di sebelah kanan dan pilih 0. Untuk scope
kita pilih global (controller) Informasi-informasi yang telah kita masukkan akan tampak seperti
pada gambar berikut.
17
Klik OK. Buka jendela Controller Tags dan perhatikan bahwa telah ada tag PushButtonDI0
pada daftar tag. Pada jendela Controller Tags bagian bawah ada dua tab di sini, yaitu Monitor
Tags dan Edit Tags. Sekarang ini kita berada pada mode Monitor Tags. Klik pada tab Edit
Tags untuk menuju mode edit. Terlihat bahwa tag PushButtonDI0 pada kolom Alias For
tertera Local:2:I.Data.0.
Lakukan hal yang sama untuk tag-tag yang lain sehingga tampilan ladder logic menjadi seperti
berikut.
18
melakukan konfigurasi pada software RSLinx. Untuk mempermudah gunakan fasilitas Auto
Configuration di RSLinx.
Pada RSLogix 5000 klik pada menu Communications dan pilih Who Active. Pada jendela
Who Active yang muncul, klik pada processor ControlLogix di slot 1 kemudian klik pada
tombol Download. Setelah proses download selesai, ubah mode ControlLogix dari Remote
Program menjadi Remote Run. Test project yang telah kita download dengan menekan
pushbutton yang ada di simulator ControlLogix dan perhatikan apakah bekerja sesuai dengan
ladder logic yang dibuat.
Test juga konfigurasi yang telah kita lakukan terhadap modul digital input dan digital output
seperti fungsi diagnostic. Untuk ini kita perlu membuka jendela Controller Tags dan melihat
perubahan nilai-nilai yang ada. Coba juga untuk mencabut modul digital input dan digital output
dari chassis ControlLogix dan perhatikan perubahan-perubahan yang terjadi.
Setelah selesai ubah mode RSLogix 5000 menjadi offline.
19
Pada ladder logic di atas terdapat tag array B3. Untuk mengakses satu bit pada array tersebut
digunakan address tag B3[0], B3[1] dan seterusnya. Tag OneShotBit dan OnOffBit adalah tag
base dengan type data BOOL dan merupakan bit tunggal. Ladder logic tersebut akan
membuat satu push button sebagai saklar on off. Setiap kali menekan tombol ini maka akan
mengubah status lampu LightDO2 dari on menjadi off atau dari off menjadi on.
Download kembali project tersebut dan lihat apakah bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah selesai, buat kembali RSLogix 5000 menjadi offline.
20
5.5 Instruksi Move
Untuk memakai intruksi MOV kita akan menggunakan tag dari modul analog input dan analog
output. Pada ladder logic berikut, kita juga menggunakan fasilitas alarming modul analog input.
Masukkan instruksi-instruksi berikut beserta tag-tagnya. Download kembali ke controller di slot
1 dan pindah ke mode Remote Run. Lihatlah tag-tag modul analog ini di jendela Controller
Tags sambil memutar potensio AI0.
21
Klik OK. Sekarang buat tag dengan tipe data tersebut. Klik kanan pada Controller Tags dan
pilih New Tag. Masukkan ProductMade sebagai nama tag dan pilih type data Product dengan
10 element. Gambar berikut menunjukkan apa yang harus dimasukkan pada jendela New
Tag.
Klik OK. Ladder logic akan kita masukkan ke program baru. Klik kanan pada MainTask dan
pilih New Program. Masukkan MakeProduct sebagai nama program dan klik OK. Buat rutin
Ladder Diagram baru di program MakeProduct dan beri nama MakeProductRoutine. Klik
ganda pada rutin MakeProductRoutine dan masukkan logic-logic berikut.
22
Download program tersebut dan test apakah bekerja dengan baik. Ubah posisi salah satu
selector switch pada simulator dan tekan PushButtonDI8. Preset timer ProductTiming akan
berubah sesuai dengan posisi selector switch sehingga lama indikator status pada modul
digital output slot 0 menyala juga sesuai dengan posisi selector switch.
23
5.7 Logic pada Periodic Task
Untuk membuat periodic task, pada jendela project klik kanan pada folder Tasks dan pilih New
Task. Pada jendela New Task yang muncul, masukkan PeriodicTask1 pada kotak Name.
Pada kotak Rate masukkan 500 seperti ditunjukkan pada gambar di bawah:
Klik OK. Sekarang pada jendela project telah terdapat folder baru dengan gambar jam kecil
dengan nama PeriodicTask1 di bawah folder Task. Task ini akan dieksekusi setiap 500 ms.
Untuk membuat program baru klik kanan pada folder PeriodicTask1 dan pilih New Program.
Pada jendela New Program yang muncul masukkan Program1 pada kotak Name. Sesuaikan
parameter yang lain seperti gambar di bawah dan klik OK.
Sekarang akan dibuat routine baru pada Program1. Klik kanan pada Program1 dan pilih New
Routine. Pada jendela New Routine yang muncul masukkan Routine1 pada kotak Name.
Pada kotak Type terdapat pilihan bahasa pemrograman yang akan dipilih. Di sini kita
mempunyai dua pilihan yaitu Ladder Diagram atau Function Block Diagram. Pilihlah Ladder
Diagram untuk Routine1 ini. Sesuaikan parameter-parameter yang ada seperti gambar berikut
kemudian klik OK.
24
Setelah dibuat routine Routine1 pada program Program1, klik ganda pada routine Routine1
untuk memasukkan instruksi-instruksi ladder seperti pada gambar di bawah.
25
Sebelum men-download logic tersebut, klik kanan pada program Program1 pada task
PeriodicTask1. Pada jendela Program Properties, klik pada tab Configuration. Pada kotak
Main masukkan Routine1 seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
Klik Ok dan download program ke processor ControlLogix pada slot 1. Perhatikan apakah nilai
Field1 dan Field2 berubah. Coba pula untuk mengubah rate dari task PeriodicTask1 dan
perhatikan kecepatan perubahan nilai yang terjadi pada Field1 dan Field2.
26
Masukkan SystemDataRoutine sebagai main routine program SystemData. Download program
dan lihat tag StatusIO. Cabut salah satu modul I/O dan lihat apakah nilai tag StatusIO berubah.
Berikut adalah arti dari nilai tag StatusIO.
Nilai Arti
0 Tidak ada modul pada I/O Configuration
1 Tidak ada modul yang bekerja
2 Sedikitnya satu modul tidak bekerja
3 Semua modul bekerja dengan baik
Test logic ini dengan mencabut koneksi battery dan lihat apakah tag StatusBattery on.
Hubungkan kembali battery ke processor.
27
Informasi waktu pada tag Clock tersusun sebagai barikut:
Elemen Keterangan
Clock[0] Tahun
Clock[1] Bulan (1 – 12)
Clock[2] Hari (1 – 31)
Clock[3] Jam
Clock[4] Menit
Clock[5] Detik
Clock[6] Mikrodetik
28
produced akan dibuat pada processor di slot 1 sedangkan tag consumed akan dibuat pada
processor di slot 3.
Pada processor di slot 1 kita memiliki tag Filed2. Untuk mengubah tag Field2 menjadi tag
produced bukalah jendela Controller Tags. Ubah ke mode Edit Tags. Pada baris Field2 beri
tanda pada kotak putih pada kolom P di sebelah Field2. Lihat gambar pada halaman berikut.
Simpan project dan download ke processor di slot 1. Tutup project Training dan sekarang kita
akan membuat project baru untuk processor di slot 3.
Sekarang kita akan membuat tag consumed. Klik kanan pada Controller Tags di bawah folder
Controller ProcessorSlot3 dan pilih New Tag. Muncul jendela New Tag. Pada kotak Name
masukkan Field2FromTraining sebagai nama tag. Karena kita akan membuat tag consumed
maka pada Tag Type kita pilih Consumed. Producer sebagai tempat asalnya tag produced
adalah Slot1 seperti yang telah dikonfigurasi melalui I/O Configuration. Pada kotak Remote
29
Tag Name kita ketikkan Field2. Ini adalah tag produced pada processor di slot 1. Tag
produced Field2 pada processor slot 1 mempunyai type data Real, oleh karena itu kitapun
harus membuat tag consumed yang bertype data Real. Pilih Real sebagai Data Type.
Informasi-informasi yang telah kita masukkan akan tampak seperti pada gambar berikut.
Klik OK untuk menutup jendela New Tag. Download project pada slot 3 processor. Perhatikan
bahwa untuk mendownload project ke slot 3 dapat dilakukan dengan kabel RS-232 (1756-
CP3) tetap terhubung ke processor di slot 1. Yang akan lakukan adalah pada jendela RSWho
kita menuju slot 3 processor dengan melalui backplane. Oleh karena itu kita harus berkali-kali
meng-klik tanda + sampai menemukan processor di slot 3. Jalankan project di slot 3 dan
perhatikan apakah tag Field2FromTraining berubah nilainya sesuai dengan perubahan nilai tag
Field2 pada processor di slot 1.
30
Module Properties yang muncul masukkan DigitalInputSlot2 pada kotak Name. Masukkan 2
pada kotak Slot dan pilih Listen Only – Full Diagnostics – Input Data sebagai
Communication Format. Informasi yang kita masukkan akan tampak seperti gambar berikut.
Parameter-parameter selanjutnya kita pilih default sehingga kita bisa langsung mengklik
Finish>> untuk menutup jendela Module Properties ini.
Sekarang kita akan memasukkan ladder logic pada controller ini. Klik ganda pada
MainRoutine dibawah MainProgram. Instruksi-instruksi yang akan kita masukkan adalah
sama seperti instruksi-instruksi yang ada pada rung 1 MainRoutine pada project Training. Kita
akan melakukan copy dan paste untuk menghemat waktu. Buka kembali software RSLogix
31
5000 sehingga kita akan memiliki dua RSLogix 5000 yang terbuka di komputer. Buka project
Training dan klik ganda MainRoutine di bawah MainProgram. Pada jendela ladder yang
terbuka klik kanan pada rung 1 dan pilih Copy Rung. Kembali ke project ProcessorSlot3. Pada
jendela ladder klik kanan pada rung End dan pilih Paste. Kita akan mendapatkan ladder
seperti gambar di bawah.
Pada rung 0 yang terbentuk klik kanan pada PushButtonDI1 dan pilih New
“PushButtonDI1”… Ubah nama tag menjadi PushButtonDI0 dan masukkan informasi lainnya
sehingga tampilan jendela New Tag menjadi seperti berikut.
Klik OK untuk menutup jendela New Tag. Lakukan hal yang sama untuk tag yang lain
sehingga tampilan ladder menjadi seperti berikut.
32
Download program dan test ladder yang telah dibuat. Perhatikan bahwa penekanan tombol
PushButtonDI0 mempengaruhi baik controller pada slot 1 maupun slot 3.
33
Penutup
Demikianlah akhir dari buku panduan ini. Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat sesuai
dengan tujuannya, yaitu membantu para peserta training dalam menggunakan system
ControlLogix menggunakan sofware RSLogix 5000. Segala sesuatu yang tidak dicantumkan
pada buku panduan dapat ditanyakan langsung ke instruktur bersangkutan.
34