Tim Pelaksana :
Pekerjaan :
IP address PLC
2. Setelah PC host dan PLC telah terhubung, buka software “RSLinx Classic Gateway”
yang bertujuan untuk setting driver agar PC host dengan PLC dapat saling
berkomunikasi. Klik ikon untuk membuka menu Configure Drivers, pilih tipe
driver yang digunakan PLC dan klik Add New kemudian dapat langsung mengklik
tombol OK.
Setelah menekan tombol OK, maka akan muncul window Configure driver untuk
mengkonfigurasi driver yang akan digunakan, pilih Browse Local Default dan klik
pilihan dengan IP adddress host, kemudian klik tombol Apply dan OK.
maka akan muncul window New Controller. Pada window ini digunakan untuk
memilih jenis processor yang digunakan, version firmware, nama project, deskripsi
project, jenis chassis dan jumlah slot yang digunakan, serta folder tempat
penyimpanan file project.
2. Pada file baru perlu dilakukan konfigurasi awal, agar bisa menjalankan program yang
dibuat perlu ditambahkan jenis dan tipe modul yang digunakan pada PLC, caranya
dengan mengklik folder I/O Configuration kemudian klik kanan pada CompactBus
Local lalu klik New Modul maka akan muncul window Select Module Type.
3. Tipe modul dan slot yang digunakan menyesuaikan dengan tipe modul yang terpasang
pada PLC, tipe modul dapat dilihat pada pada PLC, serta series dan revision firmware
dapat dilihat dari software “RSLinx Classic Gateway”, klik ikon untuk
membuka menu RSWho klik driver yang sebelumnya telah disetting dan pilih jenis
PLC kemudian akan muncul tipe modul, series, slot, dan revision firmware yang
digunakan. Modul-modul pada simulator CompactLogix yang akan digunakan adalah
PT. Bintang Empat Mandiri Page : 1 of __
Training PLC
TRAINING PROGRAMMBLE DIAGRAM
PT. BINTANG EMPAT CONTROLLER (PLC)
MANDIRI
modul digital input 1769-IQ16 (slot 1), modul digital output 1769-OB16 (slot 2),
modul analog input 1769-IF4 (slot 3) dan modul analog output 1769-OF4 (slot 4).
Tipe driver
PLC
Tipe PLC
Data Tipe
Tipe modul I/O
modul I/O di
pada PLC
4. Berdasarkan data yang telah didapatkan dari RSLinx maka perlu disesuaikan
konfigurasi modul pada RSLogix 5000 dengan cara mengklik kanan dan pilih
Properties pada modul yang telah ditambahkan sebelumnya, maka akan muncul
window Module Properties, ubah urutan slot sesuai dengan urutan modul dan klik
tombol Change untuk mengubah series dan revision firmware modul.
Setting slot
modul
Setting series
dan
5. Untuk modul tertentu seperti modul analog yang menggunakan sinyal tertentu seperti
“4-20 mA”, maka dapat diubah konfigurasi modul pada menu Configuration dengan
mengklik enable channel yang digunakan maka dapat mengubah sinyal yang
digunakan, frekuensi sinyal dan jenis data yang dihasilkan.
Menu instruksi
Ladder
2. Instruksi-instruksi pada gambar diatas belum diberi tag, dengan adanya tag setiap
instruksi memiliki keterangan dan terhubung pada modul I/O ataupun memory PLC.
Untuk memberi tag pada instruksi dengan cara klik kanan pada simbol instruksi dan
pilih menu New Tag maka akan muncul window seperti dibawah ini, pada menu New
Tag selain pemberian nama dapat juga mengubah tipe tag menjadi Alias yang akan
menghubungkan tag ke modul I/O atau tipe Base yang akan menyimpan tag ke dalam
memory PLC. Pengaturan Alias For digunakan untuk memilih modul I/O dan port
yang akan terhubung dengan tag tersebut.
Selanjutnya buat semua instruksi ladder diagram memiliki tag seperti pada gambar
dibawah ini. Setelah program dirasa cukup maka selanjutnya bisa dilakukan
mensimulasikan program yang telah dibuat.
3. Untuk mengetahui semua tag yang telah dibuat dapat dilihat pada folder Controller
Tags pada sebelah kanan atas layar, klik ganda maka akan muncul tampilan seperti
gambah dibawah ini, disini dapat dilihat port modul I/O yang tersedia dan jenis data
yang digunakan pada modul tersebut.
Informasi pada tag yang tersedia tergantung pada jenis modul yang digunakan
sedangkan nama tag tergantung pada lokasi modul tersebut (slot dan local atau remote),
secara umum format tag I/O adalah sebagai berikut:
Location:SlotNumber:Type.MemberName.SubMemberName.Bit
Seperti contoh input port 4 modul digital output 1769-OB16 dapat diakses pada tag
Local:2:O.Data.4.
Mapping IO
Tugas pertama pemrograman PLC adalah memetakan Input & Output dengan benar.
Mapping IO sangat penting karena dapat membantu dalam berbagai keadaan. Ini
memungkinkan seseorang untuk memuat semua tag input & output utama dalam satu
program & dengan mudah memanipulasinya sesuai kebutuhan. Kebutuhan untuk
memanipulasi mungkin berasal dari kerusakan hardware, kebutuhan untuk meningkatkan atau
memperluas sistem. Selain itu, mapping IO dalam satu program sangat mengurangi waktu
untuk memecahkan masalah dan penambahan sistem baru.
Cara paling sederhana untuk memetakan input & output adalah dengan membuat
routine yang akan berisi tag yang ditautkan ke modul & mengaturnya melalui Instruksi OTE.
Dengan kata lain, setiap modul input yang menentukan tag input perlu dipetakan ke tag PLC
internal, setiap input akan menerima tag yang sesuai di sisi PLC, demikian pula setiap tag
output yang berasal dari PLC perlu dipetakan ke keluaran yang sesuai. Berikut adalah cara
untuk mapping Input dan Output:
1. Mapping Input Channel
Untuk mapping Input yang digunakan sebagai input adalah channel modul PLC dan
output adalah tag pada memori internal PLC.
2. Apabila setelah ngklik tombol download muncul window seperti gambar dibawah ini
yang artinya bahwa firmware yang digunakan di RSLogix 5000 dengan yang ada di
PLC berbeda,
Firmware yang
digunakan PLC
Firmware yang
digunakan
Untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mengganti firmware yang digunakan
RSLogix 5000 agar sama dengan di PLC. Caranya adalah dengan cara mengklik
kanan folder Controller kemudian pilih properties dan pilih menu General, di menu
ini akan menampilkan tipe PLC dan revision firmware yang di setting sebelumnya,
klik Change Controller dan ubah Revision sesuai dengan yang digunakan PLC.
Setelah konfigurasi ini selesai dapat mengulang langkah no. 1 untuk mengdownload
kembali program.
3. Setelah mendownload program ladder, apabila telah masuk pada model Rem Run
maka proram telah berjalan dan dapat dioperasikan. Apabila belom masuk pada mode
Rem Run maka perlu mengubah kunci pada PLC seperti pada gambar dibawah ini.
Kunci untuk
mengubah
mode program
yang berjalan
pada PLC
Tim Pelaksana :
Pekerjaan :
Instruksi
Fungsi
Nama Mnemonic Simbol
Jika bit ON maka instruksi
Examine If menjadi True. Prinsip instruksi
XIC
Close XIC mirip dengan kontak relay
NO (Normally Open)
Jika bit Off maka instruksi
Examine If menjadi True. Prinsip instruksi
XIO
Open XIO mirip dengan kontak relay
NC (Normally Close)
Jika rung bernilai True maka
One Shot ONS Output akan dieksekusi sekali
dalam satu kali scan program
Instruksi
Fungsi
Nama Mnemonic Simbol
Instruksi ini digunakan untuk
mengaktifkan suatu bit pada
alamat yang dituju. Jika rung
Output
OTE bernilai True maka output
Energize
instruction menjadi True dan jika
rung berubah menjadi False maka
output juga akan bernilai False.
Instruksi
Fungsi
Nama Mnemonic Simbol
Jika rung bernilai True maka
output instruction menjadi True
dan jika rung berubah menjadi
Output Latch OTL
False maka akan terus bernilai
True atau tidak akan berpengaruh
pada output.
Jika rung bernilai True maka
output instruction menjadi False,
Output
UTL jika rung berubah bernilai False
Unlatch
maka tidak akan berpengaruh
pada output.
Logika AND, pada logika AND untuk menghasilkan output ON (bernilai 1) maka
input A dan Input B harus dalam keadaan ON, apabila hanya salah satu input yang
ON maka Output OFF.
Logika OR, untuk menghasilkan output (bernilai 1) pada logika OR hanya perlu salah
satu input A atau input B (atau semua input) dalam keadaan ON
Logika NOT, secara prinsip kerja akan membalikan keadaan apbila bit instruksi input
A maka instruksi input A menjadi tidak aktif (OFF atau logika 0). Input A disini
dikatakan sebagai kontak normally closed (NC)
Logika NAND merupakan kebalikan dari logika AND, apabila salah satu atau semua
bit input OFF (bernilai 0) maka output akan ON (bernilai 1).
Logika NOR merupakan kebalikan dari logika OR yang telah dijelaskan sebelumnya,
apabilai semua bit input OFF maka output ON, tetapi jika salah satu bit input ON
maka output dalam keadaan OFF
Logika XOR, sebuah logika OR menghasilkan output ketika salah satu atau kedua
inputnya berada dalam kondisi 1. Akan tetapi, pada situasi-situasi tertentu, dibutuhkan
sebuah logika yang dapat menghasilkan output ketika salah satu di antara kedua
inputnya, tidak keduanya sekaligus, bernilai 1. Logika seperti ini disebut logika OR
Eksklusif atau XOR. Salah satu cara untuk mendapatkan logika semacam ini adalah
dengan menggabungkan logika-logika NOT,AND, dan OR.
Tim Pelaksana :
Pekerjaan :
Instruksi Timer
Instruksi timer menyediakan fungsi yang sama terhadap timer on-delay dan off-delay
mekanikal dan elektronik. Timer PLC memberikan beberapa keuntungan dari mekanik dan
elektronik timer. Keuntungannya sebagai berikut :
Pengaturan waktu mudah diubah.
Jumlah penggunaan timer dalam sirkuit dapat ditambah atau dikurangi melalui
perubahan program daripada perubahan kabel.
Keakuratan dan pengulangan yang tinggi karena penundaan waktu dihasilkan oleh
processor
Ada 2 jenis timer dasar yaitu on-delay dan off-delay. Timer On-delay pada dasarnya menunda
aktifnya sinyal diskrit dan timer off-delay pada dasarnya menunda non-aktifnya sinyal diskrit.
Perbedaan ini diilustrasikan pada gambar 5-39. Diskrit input PROX_1 adalah input ke timer
on-delay dan timer off-delay. Output timer on-delay menunda perubahan dari off ke on tetapi
tidak menunda perubahan dari on ke off. Output pada timer off-delay menunda perubahan on
ke off, tapi tidak menunda perubahan off ke on. Penggunaan timer ini tergantung pada
kebutuhan.
Timer On Delay
On-delay timer digunakan ketika anda ingin memprogram penundaan waktu sebelum output
menjadi aktif. Gambar 5-39 mengilustrasikan prinsip kerja dari timer on-delay. Prinsip
kerjanya dapat disimpulkan sebagai berikut :
Timer on-delay bekerja ketika rung yang berisi timer berstatus true, timer akan mulai
perhitungan waktu.
Pada akhir perhitungan waktu, output timer menjadi aktif.
PT. Bintang Empat Mandiri Page : 1 of __
Training PLC
TRAINING PROGRAMMBLE DIAGRAM
PT. BINTANG EMPAT CONTROLLER (PLC)
MANDIRI
Output yang ditunda menjadi aktif beberapa saat setelah rung yang berisi timer
menjadi true,karena itu timer dikatakan mengalami penundaan.
Panjang waktu penundaan dapat disesuaikan dengan merubah nilai preset.
Sebagai tambahan, beberapa PLC mempunyai opsi untuk merubah time base atau
resolusi pada timer tersebut. Semakin kecil time base yang dipilih, akurasi timer
tersebut meningkat.
Setiap timer mempunyai komposisi 3 words yang disebut elemen timer. Alamat untuk timer
file 4, elemen timer nomor 2 (T4:2), tercantum dibawah ini.
T4 = timer file 4
:2 = nomor elemen timer 2 (0 – 255 element timer per file)
T4:2/DN adalah alamat untuk done bit pada timer
T4:2/TT adalah alamat untuk timer-timing bit pada timer
T4:2/EN adalah alamat untuk enable bit pada timer
Cara kerja timer off-delay yaitu akan menjaga output bekerja untuk periode waktu setelah
rung menjadi false. Gambar 5-46 mengilustrasikan program sebuah timer off-delay yang
menggunakan instruksi TOF pada SLC 500. Jika logic continuity hilang, timer mulai
menghitung interval waktu sampai waktu akumulasi sama dengan waktu preset.
Ketika saklar yang dihubungkan ke input I:1/0 tertutup, output O:2/1 menjadi aktif
dan lampu menyala.
Jika saklar terbuka, logic continuity hilang dan timer mulai menghitung.
Setelah 15 detik, ketika waktu akumulai sama dengan waktu preset, output menjadi
tidak aktif dan lampu mati.
Jika logic continuity ada kembali sebelum timer selesai menghitung, waktu akumulasi
menjadi 0. Timer ini juga diklasifikasikan sebagai non-retentive.
Timer Retentive
Retentive timer digunakan ketika anda menginginkan waktu akumulasi tetap dipertahankan
ketika logic continuity hilang. Timer retentitive on-delay (RTO) diprogram mirip dengan
non-retentive on-delay timer (TON), dengan satu pengecualian yaitu ada instruksi retentive
timer reset. Tidak seperti TON, RTO akan mempertahankan nilai akumulasinya ketika logic
continuity hilang dan akan melanjutkan perhitungan waktu ketika logic continuity ada lagi.
PT. Bintang Empat Mandiri Page : 1 of __
Training PLC
TRAINING PROGRAMMBLE DIAGRAM
PT. BINTANG EMPAT CONTROLLER (PLC)
MANDIRI
Timer ini harus disertai dengan instruksi timer reset untuk me-reset nilai akumulasi menjadi
0. Instruksi RES digunakan untuk me-reset nilai akumulasi timer retentive. Gambar 5-49a
menunjukan sebuah program PLC untuk timer retentive on-delay.
SET –instruksi ini mengubah status pada sebuah bit menjadi ON ketika kondisi eksekusi juga
bernilai ON. Apabila kondisi berubah menjadi menjadi OFF, status bit ini tetap ON. RESET
– berkebalikan dengan SET, instruksi ini akan mengubah status sebuah bit menjadi OFF
ketika kondisi eksekusi ON. Ketika kondisi eksekusi berubah menjadi OFF, status bit tidak
berubah (tetap OFF). Simbol instruksi SET-RESET ditunjukkan oleh Gambar 3.11