i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa penyusunan
Jobsheet Praktik Sistem Pengendalian Otomasi Semester V Program Studi Sarjana
Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Semarang ini akhirnya dapat diselesaikan.
Kegiatan penyusunan Jobsheet ini berlangsung selama kurang lebih enam bulan,
yaitu mulai bulan Mei sampai dengan November 2021. Tim Penyusun yang terdiri dari :
Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium, dan Dosen pengajar yang bersangkutan.
Materi Praktik Sistem Pengendalian Otomasi yang disampaikan dalam Jobsheet ini
berisi tentang pengantar, dasar rangkaian atau pengkabelan (wiring), dasar pemrograman
sistem kontrol Programmable Logic Controller (PLC). Praktik Sistem Pengendalian
Otomasi berbasis PLC ini menggunakan software CX-Programmer untuk pemrograman
berbasis ladder diagram dan hardware berupa training kit Automate 200B yang
menggunakan PLC merk OMRON. Adapun isi dari setiap topik pada Jobsheet Pratik
Sistem Pengendalian Otomasi meliputi: Tujuan, Capaian Pembelajaran, Teori Dasar,
Gambar Peralatan/Rangkaian Peralatan, Langkah-langkah Pengujian, Data-data Hasil
Pengujian, Analisa Data, dan Kesimpulan masing-masing topik praktik.
Jobsheet ini tentu saja masih belum sempurna. Oleh karena itu kami selaku Tim
Penyusun Jobsheet senantiasa mengharapkan segala saran dan kritik dari pembaca sekalian
untuk kesempurnaan isi Jobsheet ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Pengantar Praktik Sistem Pengendalian Otomasi
Bab 1 1
Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)
1.1 Pengantar Programmable Logic Controller (PLC) 1
1.2 Komponen PLC 6
1.3 PLC Omron 9
1.4 PLC Omron CP1L Series & Automate 200B 13
1.5 CX Programmer (Software) 21
1.6 Struktur Dasar Pemrograman PLC 32
Modul Praktik Sistem Pengendalian Otomasi
Bab 2 39
Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)
Modul 1 Logika Dasar 40
Modul 2 Self Holding 43
Modul 3 Timer/Counter 45
Modul 4 DIFU/DIFD 48
Modul 5 SET/RESET 52
Modul 6 Work Area 54
Modul 7 Studi Kasus 56
Bab 3 Penutup 57
Daftar Pustaka
iii
Program Studi Sarjana Terapan
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang
BAB 1
PENGANTAR PRAKTIK SISTEM PENGENDALIAN OTOMASI BERBASIS
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
PLC merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam meningkatkan
efisiensi produksi. Efisiensi ini meliputi: peningkatan kecepatan produksi, meminimalkan
downtime mesin, menurunkan biaya material & upah kerja, meningkatkan kualitas dan
menurunkan tingkat kegagalan produksi, dll. PLC juga memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan kontroler konvensional, diantaranya yaitu:
✓ Fleksibel, handal, dan aman (tahan terhadap banyak gangguan);
✓ User friendly dan mudah dimodifikasi;
✓ Instalasi mudah dan hemat;
✓ Aplikasi luas dan maintenance mudah.
Berdasarkan fungsi atau jenis kontrolnya, PLC dapat dibedakan menjadi 3 kategori yaitu:
PLC sebagai kontrol sekuensial, kontrol kompleks, dan kontrol supervisor. Dalam
implementasi atau aplikasinya, PLC yang sering digunakan di industri manufaktur adalah jenis
PLC sebagai kontrol sekuensial. Oleh karena itu, materi yang akan dipelajari di Jobsheet
Praktik Sistem Pengendalian Otomasi di Prodi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan
Perawatan, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang adalah fungsi PLC sebagai
kontrol sekuensial yang meliputi: kontrol logika sederhana (pengganti kontrol berbasis
relay/konvensional), timer, counter, dan kontrol mesin atau proses mode manual, semi
otomatis, atau otomatis. Gambar 2 berikut merupakan rangkuman fungsi PLC berdasarkan
tipe/jenis kontrolnya.
Sementara itu, berdasarkan jumlah port input/outputnya (I/O), PLC dibedakan menjadi
beberapa kategori yaitu:
1. PLC Mikro
2. PLC Kecil
3. PLC Sedang
4. PLC Besar
5. PLC Sangat Besar
Atau sering juga dikategorikan menjadi 3 kategori utama yaitu Micro PLC (up to 256 ports
I/O), Medium PLC (256 – 2560 ports I/O), dan Large/Rack PLC (> 2560 ports I/O).
Sedangkan berdasarkan tipe ukuran dan kemampuannya, PLC dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu PLC Compact dan PLC Modular. Tabel berikut merupakan perbandingan antara PLC
Compact dan PLC Modular.
Tabel 1 Perbandingan PLC Compact dan PLC Modular
Parameter PLC Compact PLC Modular
Nama PLC Compact juga dikenal PLC Modular juga dikenal
sebagai Fixed PLC. sebagai Rack-Mounted PLC.
Jumlah Ports I/O Jumlah input dan output (I/O) Jumlah input dan output (I/O)
sudah ditetapkan (ekspansi tidak tetap (ekspansi modul
modul tidak diperbolehkan). diperbolehkan)
Kapabilitas I/O ditentukan oleh Jumlah I/O dapat ditambahkan
pabrikan bukan oleh pengguna. (ekspansi modul) ke sistem PLC
Tidak bisa menambah modul modular oleh pengguna.
khusus Memungkinkan untuk menambah
modul khusus
Modul Memiliki input dan output Beberapa komponen dipasang
modular yang dilengkapi dengan pada chassis atau rak atau bus
CPU. dengan slot yang berbeda (modul
terpisah).
Memory Memiliki kemampuan memori Memiliki lebih banyak memori
yang lebih sedikit untuk dan kemampuan untuk
menyimpan data / informasi. menyimpan lebih banyak data.
Ukuran Ukurannya lebih kecil (compact). Ukuran lebih besar dengan
konektivitas I/O ports, catu daya,
kemampuan komputasi, dll.
Perbaikan PLC compact tidak mudah Mudah dirawat dan diperbaiki
diperbaiki. dibandingkan dengan PLC
compact.
Biaya Biaya rendah (ekonomis) Biaya lebih mahal dan tinggi
dibanding PLC Compact
Aplikasi Aplikasi terbatas karena hanya Aplikasi lebih luas dalam berbagai
mengakomodasi jumlah I/O yang macam jenis industri karena hanya
terbatas. mengakomodasi jumlah I/O yang
Implementasi di Industri skala banyak dan bisa ditambah
(ekspansi).
mikro, kecil, dan menengah.
Implementasi di Industri skala
menengah dan besar.
Gambar 3 dan 4 berikut merupakan contoh gambar PLC Compact dan PLC Modular.
Beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan jenis/tipe PLC agar sesuai dengan
kebutuhan aplikasinya antara lain:
1. Memahami kebutuhan sistem kontrol yang diinginkan atau yang akan dikendalikan
oleh PLC yang meliputi:
✓ Jenis & Tipe Kontrol: sequences, complexs, dan supervisor atau individual,
centralized, dan distributed;
✓ Jumlah kebutuhan ports I/O: DI, DO, AI, AO, dan special module; dan
✓ Flowchart atau sequence sistem kontrol.
2. Menentukan Bahasa pemrograman dan fungsi-fungsi atau instruksi-instruksi yang akan
digunakan.
✓ Bahasa pemrograman: Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD),
Sequential Function Chart (SFC), Instruction List (IL), atau Structured Text (ST).
✓ Fungsi & Instruksi: Fungsi dan instruksi dasar (Logic, timer, counter, dll) dan
Fungsi dan instruksi tambahan/advanced (math, PID, dll)
3. Pertimbangan kapasitas memori dan kecepatan pemrosesan data
Total memory yang dibutuhkan untuk program adalah fungsi dari jumlah total input
dan output yang akan dikontrol dan faktor dari kompleksitas program. Kompleksitas
program tergantung pada keseluruhan dan tipe aritmatik serta fungsi manipulasi data
yang akan ditanamkan ke dalam PLC. Sedangkan kecepatan pemrosesan data
ditentukan berdasarkan scan time processornya. Scan time adalah waktu yang
dibutuhkan CPU untuk proses pembacaan input, mengeksekusi pogram,dan
mengupdate output.
4. Pertimbangan kebutuhan peripheral atau perangkat tambahan yang disambungkan ke
PLC, seperti: HMI (tampilan grafis dan operator interface), line printer, dan sistem
dokumentasi, data recording, dan reporting.
RAM sering juga disebut dengan read-write memori yang dapat dibaca dan juga dapat
ditulis ulang. RAM merupakan sebuah memori yang digunakan untuk tempat
penyimpanan data yang bersifat sementara. Data/informasi yang tersimpan pada RAM
akan hilang pada saat catu daya dimatikan atau pada saat PLC direset. RAM merupakan
tempat disimpannya data/informasi mengenai status perangkat input output, nilai counter
(pencacah), nilai timer, dan perangkat internal lainnya.
EPROM merupakan memori jenis ROM yang dapat dibaca dan ditulis. Karena jenis
dari ROM, maka data/informasi yang tersimpan pada EPROM bersifat permanen. Data
pada EPROM dapat dihapus dengan cara membuka penutup memori kemudian diberi
paparan sinar ultraviolet. Setelah data dihapus, baru memori dapat digunakan untuk
menyimpan data kembali.
EEPROM merupakan jenis ROM yang dapat dibaca, dihapus, dan diprogram ulang
menggunakan energi listrik. Data/informasi yang tersimpan pada EEPROM bersifat
permanen walaupun catu daya PLC dimatikan. Di dalam EEPROM inilah data/informasi
dari perangkat pemrograman (komputer) disimpan dan selanjutnya akan dieksekusi
oleh CPU.
Kapasitas penyimpanan dari sebuah memori ditentukan dalam satuan Bit. 4 Bit sama
dengan 1 Nibble, 8 bit sama dengan 1 Byte, dan 16 Bit sama dengan 1 Word. 1 kilobit
sama dengan 210 atau 1024 Bit.
PLC yang digunakan untuk praktikum ini adalah PLC Omron CP1L series CPU11.
Gambar 9 berikut merupakan gambar produk PLC Omron Tipe CP1L Series.
Beberapa produk PLC Omron CP1L Series juga dilengkapi port komunikasi berupa Port
USB built-in dan/atau ethernet (LAN) yang hanya digunakan untuk komunikasi dengan
Programming Device dan port komunikasi serial yang digunakan untuk momunikasi dengan
perangkat lain (PLC, HMI, dll).
Sementara itu, Alokasi ports I/O dari produk PLC Omron CP1L Series dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut. Sedangkan Tabel 5 dan 6 berikut merupakan struktur memory area dari produk
PLC Omron CP1L Series.
Tabel 4 Alokasi Ports I/ PLC Omron CP1L Series
Sedangkan Tabel 7 berikut merupakan perbandingan struktur memory area produk PLC
Omron CP1L, CPM1A, dan CPM2A.
Timer dan Counter memiliki daerah memori yang sama yaitu memori T/C yang
mempunyai alamat dari 0000 sampai 4095. Internal I/O area memiliki alamat CIO 3800.00
sampai 6143.15 (2344 word atau 14400 bit). Sedangkan Work area memiliki alamat W.00
sampai W 511.15 (512 word atau 8192 bit). Internal I/O dan Work area hanya dapat digunakan
untuk menyimpan informasi di dalam pemrograman saja. Internal I/O dan Work area tidak
berhubungan dengan perangkat input dan output eksternal.
Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Ladder Diagram (LD) pada software CX-
Programmer yang dihubungkan secara langsung dengan PLC menggunakan modul
komunikasi ethernet dengan standart protokol FINS-TCP. Selain menggunakan CX-
Programmer PLC CP1L Series dapat juga diprogram menggunakan Programming Console.
Sementara itu, untuk perangkat monitoring system, PLC Omron biasanya diintegrasikan
dengan perangkat Human Machine Interface (HMI) seperti terlihat pada Gambar berikut.
AUTOMATE 200B
Kemudian untuk membuat project baru (New Project), silahkan lakukan Langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Pilih [File] > [New] atau klik pada icon [New Project]
2) Screen project akan muncul, dengan window [Change PLC] yang memungkinkan
pemakan untuk memilih model PLC dan interface komunikasi yang digunakan.
3) Beri nama untuk PLC pada [Device Name] (Default: NewPLC1)
4) Pilih [Device Type] dan [Network Type]
5) Pilih [Setting ….] untuk memilih tipe CPU dari Device Type dan setting komunikasi
untuk Network Type.
Setelah itu, display atau tampilan menu utama pada CX Programmer akan tampak seperti
gambar berikut.
Sementara itu, detail fitur CX-Programmer dapat dilihat dan didownload pada link berikut:
http://www.mediafire.com/file/ccgve9591q36urv/Detail_Fitur_CX_Programmer_9_PLC_
Omron.pdf/file.
Berikut merupakan contoh program PLC sederhana yang berisi 1 kontak (PushButton) untuk
menyalakan dan mematikan 1 Coil (Lampu). Untuk memberikan keterangan atau nama pada
kontak maupun coil dapat dilakukan melalui edit comment.
Setelah selesai melakukan program dan sebelum meng-upload program ke PLC, ladder
diagram terlebih dulu dapat dijalankan melalui simulasi program pada internal CX
Programmer dengan menggunakan Menu bar: [Simulation] > [Work Online Simulator]
atau menggunakan shortcut yang ada pada Toolbar: [Work Online Simulator] atau bisa
juga dengan menekan tombol pada keyboard (Ctrl + Shift + W). Proses simulasi program
ladder diagram di CX Programmer dapat dilihat pada Gambar 23 s/d Gambar 25.
(a) (b)
Gambar 29 Proses transfer program antara PC/Laptop dengan PLC
Dalam pemrograman PLC terdapat intruksi-instruksi yang dapat mendukung sebuah sitem
pada alat. Berikut merupakan instruksi-instruksi dalam pemrograman PLC.
a) Instruksi Input
Merupakan instruksi masukan yang membentuk logika, kondisi ON/OFF input
menunjukkan kondisi ON/OFF bit yang merupakan alamat input tersebut. Beberapa
jenis instruksi input antara lain:
Load (LD) dan Load Not (LD NOT)
Load adalah sambungann langsung dari line dengan logika pensakelarannya seperti
sakelar Normaly Open (NO) sedangkan LD NOT logika pensakelarannya adalah seperti
sakelar Normaly Closed (NC).
AND dan AND NOT
Merupakan logika program dengan cara menggabungkan dua atau lebih input secara
seri. Logika AND adalah logika dengan penyambungannya seri dimana logika
pensaklaran AND seperti sakelar NO yang tersusun secara seri. Sedangkan logika AND
NOT menggabungkan dua atau lebih input secara seri dengan variasi perintah AND
NOT (sakelar NC).
Sementara berikut ini merupakan contoh aplikasi program untuk instruksi LD, LD
NOT, AND, OR, AND NOR, OR NOT, OUT, dan OUT NOT pada PLC.
TIMER: TIM(XXXX)
Struktur cara kerja timer dapat dilihat pada tabel berikut.
Sementara berikut merupakan contoh pemanfaatan instruksi KEEP pada PLC sebagai
self holding. Kondisi bit pada instruksi KEEP(011) yaitu Lampu akan off jika input
reset diaktifkan.
Sementara gambar berikut merupakan contoh aplikasi instruksi SET dan RESET.
1.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum Sistem Pengendalian Otomasi Berbasis
Programmable Logic Controller (PLC) ini adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami dan mempraktekkan pemrograman sistem kontrol
atau pengendalian berbasis PLC.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan pemrograman sistem kontrol atau
pengendalian berbasis PLC untuk aplikasi sistem pengendalian otomasi.
2.2 Capaian Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu membaca & memahami gambar rangkaian, merancang,
menyiapkan & memilih komponen, merakit, memprogram, dan menganalisa sistem
pengendalian otomasi berbasis PLC.
2. Mahasiswa mampu meningkatkan kreativitas pemecahan masalah sistem otomasi
berbasis PLC.
2.3 Alat dan Bahan
1. PC/Komputer/Laptop
2. Sofware CX Programmer
3. Kabel Ethernet (LAN)
4. Training Kit Automate 200B
MODUL 1
LOGIKA DASAR
4. Lakukan variasi perubahan input pada simulasi program dan amati perubahan atau
kondisi outputnya. Variasi perubahan input dapat dilakukan dengan memilih (klik
kanan) pada input (contact), kemudian pilih toolbar [Force] > On/Off. Sampaikan
hasil percobaan pengamatan output berdasarkan variasi perubahan input pada tabel
berikut:
5. Lakukan Langkah 1-3 pada program Ladder Diagram seperti pada gambar berikut.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Timer dan Counter merupakan instruksi
yang digunakan untuk meng-handle fungsi pewaktu dan pencacah peristiwa. Nilai
Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) atau biasa disebut
dengan istilah ON DELAY.
Timer/Counter Completion Flag akan menyala ketika waktu yang telah diatur pada
timer/counter selesai (nol). Atau dengan kata lai, setelah hitungan mundur tersebut mencapai
angka nol, maka kontak NO Timer/Counter akan bekerja. Namun, jika input pada timer mati
sebelum mencapai batas waktu yang telah ditentukan, maka waktu pada timer akan kembali
ke nilai awal. Sedangkan pada counter terdapat input reset yang berfungsi untuk
mengembalikan nilai hitungan pada counter ke nilai awal.
Nomor Timer/Counter dapat disetting antara 0 – 4095. Sementara set value pada
timer/counter dapat disetting antara #0000 s/d #9999 (BCD & dalam satuan 0,1 sekon).
(a) (b)
Gambar grafik Waktu Fungsi Timer (a) dan Counter (b)
Differential Up (DIFU) atau juga dikenal dengan Perubahan Positif atau Transisi
positif adalah prinsip switching kontak Relay yang terjadi saat Relay tersebut berubah
kondisi dari 0 menjadi 1. Sedangkan Differential Down (DIFD) atau juga dikenal dengan
Perubahan Negatif atau Transisi Negatif adalah prinsip switching Relay yang terjadi saat
Relay atau Kontak tersebut berubah kondisi dari 1 menjadi 0.
New Contact
Detail
Contact
Tampilan
Contact
Cara Kedua
(DIFU/DIFD)
Posisi Pintu
Ultraso
Switch nic Motor
Pushbutton
CQM1
Photoe
lectric
Switch
Input dari ultrasonic switch digunakan untuk mendeteksi kehadiran dari kendaraan.
Photosensor tipe terpisah akan mendeteksi kendaraan yang lewat melalui pancaran
sinar. Tanggapan untuk sinyal-sinyal input ini, rangkaian pengontrol akan mengontrol
output untuk menggerakkan motor pintu untuk membuka dan menutup.
Instruksi ini digunakan untuk memaksa kondisi suatu kontak relay menjadi ON dan
akan tetap ON walaupun input pengkondisi fungsi SET telah OFF. Instruksi RESET
digunakan untuk memaksa kondisi suatu kontak relay menjadi OFF dan akan tetap OFF
walaupun input pengkondisi fungsi RESET telah OFF.
Work area merupakan instruksi yang berfungsi sebagai bit penyimpan kondisi
ON/OFF beberapa kontak tertentu, dan dapat digunakan secara bebas dalam program ladder
PLC. Work area biasanya digunakan untuk mengantisipasi adanya duplikasi output (coil)
pada PLC. Selain itu, Work area juga sering digunakan untuk menyederhanakan atau
simplifikasi program PLC. Area bit kerja PLC Omron CP1L Series yaitu:
• Work Area: W0 – W511 (512 word) atau W0.00 – W511.15 (8192 bit)
• Internal I/O: CIO3800 – CIO6143 (2344 word) atau CIO3800.00 – CIO6143.15
(37504 bit)
2. Ketika sensor S1 dipicu oleh benda kerja, motor berputar searah jarum jam (forward).
Akibatnya, benda bergerak menuju ke kanan. Ketika sensor S2 aktif, motor berhenti
dan pada saat yang sama waktu timer mulai berfungsi/menghitung. Setelah penundaan
3 detik, motor berputar lagi ke arah depan (forward). Motor berhenti saat sensor S3
aktif.
3. Ketika tombol start (PBS) ditekan dengan kondisi sensor S1 sudah ON, motor
konveyor dalam arah maju (forward) yang membawa truk akan menyebabkan truk
untuk bergerak ke kanan/maju. Ketika sensor S2 aktif, motor berhenti dan pada saat
yang sama timer mulai berfungsi. Setelah waktu menghitung dari 3 detik, motor
berputar pada arah sebaliknya (reverse), menyebabkan truk bergerak mundur. Motor
berhenti ketika S1 sensor ON.
BAB 3
PENUTUP
Dengan adanya Jobsheet ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dan staf pengajar
dalam melaksanakan kegiatan proses belajar-mengajar khususnya di mata kuliah Praktik
Sistem Pengendalian Otomasi yang dilaksanakan di Laboratorium Kontrol Fluida, Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang. Selain itu, dengan adanya Jobsheet ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa Politeknik Negeri Semarang khususnya Jurusan
Teknik Mesin untuk mendapatkan tambahan ilmu dalam hal merancang dan membuat suatu
rangkaian sistem Otomasi Industri yang terpadu dalam mendukung Era Generasi 4.0.
DAFTAR PUSTAKA