MODUL PERKULIAHAN
Automasi Industri
Konfigurasi PLC
07
Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Fakultas Teknik Teknik Elektro
Konfigurasi PLC
Konfigurasi PLC
Sistem Otomasi terutama otomasi industri memiliki pokok bahasan yang cukup luas yang
meliputi komponen elektrik baik input maupun output, software dan lain-lain. Pada modul
sebelumnya telah dibahas mengenai komponen perangkat input dasar, perangkat output
dasar dan perangkat kendali dasar serta rangkaian kendali dasar.
Modul kali ini adalah tentang perangkat kendali yang dapat diprogram karena merupakan
bagian utama dari sebuah sistem otomasi industri. Ada bermacam – macam jenis
perangkat pengendali yang dapat diprogram seperti Personal Computer (PC),
Microcontroller dan Programmable Logic Controller (PLC), namun yang paling lazim
digunakan pada sistem otomasi di industri adalah PLC. Beberapa alasan mengapa PLC
paling lazim digunakan adalah:
• PLC memiliki ketahanan yang baik terhadap lingkungan industri, dibanding PC atau
Microcontroller
• Hampir pada semua jenis PLC menggunakan bahasa pemrogramman Ladder, yaitu
bahasa pemrograman berbasis rangkaian instalasi berisi kontak, relay, timer dan
lainnya. Jenis bahasa ini jauh lebih mudah dipelajari daripada bahasa Codding pada
microcontroller yang umumnya berbasis bahasa C atau Basic. Hal ini tentu akan
memudahkan teknisi atau maintenance yang umumnya memiliki pengetahuan
rangkaian listrik dasar, baik lulusan SMK maupun D3 ataupun S1.
• Program yang tersimpan dalam PLC dapat dengan mudah disalin ke PC untuk
kemudian dimodifikasi atau dimasukkan ke dalam PLC lain untuk melakukan
duplikasi.
Pada hampir setiap lini produksi, fungsi mesin atau proses dapat dikendalikan secara
otomatis menggunakan PLC. Kecepatan dan ketepatan dari operasi dapat ditingkatkan
menggunakan jenis sistem kontrol ini.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang prinsip kerja dan Konfigurasi PLC sebagai salah satu
perangkat kendali dalam otomasi industri. PLC dapat bekerja terus – menerus untuk
memantau keadaan perangkat input, kemudian membuat keputusan berdasarkan program
khusus yang telah dibuat, untuk selanjutnya mengontrol keadaan perangkat yang
terhubung sebagai output.
Gambar di atas adalah Scan proses sebagai ilustrasi prinsip kerja PLC, yaitu dengan
melakukan siklus operasi yang berulang. Pertama, sekuensial PLC memindai kondisi
perangkat input dan melakukan update tabel memori untuk menunjukkan status mereka.
Selanjutnya, PLC mengeksekusi program berdasarkan logika yang telah disimpan. Dari
hasil proses logika pemrograman tersebut PLC melakukan update tabel memori yang
menunjukkan apakah perangkat output harus ON atau OFF. Akhirnya, PLC menggunakan
status tabel output untuk benar-benar mengubah kondisi perangkat output.
Tahap awal untuk dapat mempelajari PLC adalah mengenali konfigurasi perangkat
kerasnya (hardware). Gambar di bawah menunjukkan konfigurasi PLC secara umum.
Bagian-bagian PLC
Pada umumnya PLC di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu Central Processing Unit
(CPU), Input/Output, Catu Daya dan alat pemrograman.
Ada dua model yang berhubungan dengan input/ouput yaitu fixed dan modular. Fixed I/O
pada umumnya PLC kecil yang I/O nya menjadi satu paket, processor dan I/O menjadi
satu. Keuntungan dari model ini harganya relatif murah. Jumlah I/O yang tersedia bervariasi
dan biasanya dapat ditambah dengan membeli I/O unit tambahan. Kekurangan dari model
ini yaitu kurang fleksibel, dibatasi dengan jumlah I/O dan juga jika salah satu bagian rusak
maka harus mengganti keseluruhan.
Modular I/O di bagi menjadi beberapa modul yang bisa di pasang. Fitur ini sangat
meningkatkan fleksibilitas terhadap pilihan-pilihan. Kita dapat memilih modul-modul yang
tersedia dan memasang modul tersebut sesuai kebutuhan.
Processor (CPU) adalah otak dari PLC. Processor pada umumnya terdiri dari micro-
processor untuk mengimplementasikan logika dan mengendalikan komunikasi antara
modul. Processor membutuhkan memori untuk menyimpan hasil operasi logika yang di
lakukan oleh micro-processor. Memori EPROM atau EEPROM dan RAM juga di butuhkan
untuk menyimpan program.
CPU mengendalikan semua aktivitas PLC dan di rancang sedemikian rupa supaya pemakai
dapat memasukan program yang di inginkan. Program PLC di eksekusi sebagai bagian dari
proses yang berulang-ulang yang disebut dengan scan. Umumnya PLC memulai scan
Komputer personal adalah yang terbanyak digunakan sebagai alat pemrograman. Berbagai
merk PLC mempunyai perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai alat pemrograman.
Perangkat lunak ini memungkinkan untuk membuat, menyunting, mendokumentasi,
menyimpan dan menganalisa masalah. Komputer personal berkomunikasi dengan
prosesor PLC melalui data serial atau paralel ataupun ethernet.
Untuk mendapatkan ide bagaimana PLC bekerja, berikut diilustrasikan proses kendali
sederhana.
Disini motor mixer digunakan untuk mengaduk cairan secara otomatis dalam bejana ketika
suhu dan tekanan mencapai nilai yang diinginkan. Sebagai tambahan, manual operasi
untuk motor di sediakan menggunakan tombol. Proses memonitor saklar suhu dan tekanan
yang kontaknya akan menutup apabila tercapai nilai yang diinginkannya.
Proses kendali ini dapat dipecahkan dengan menggunakan metode relay. Motor magnetik
kontaktor bekerja bila saklar suhu dan tekanan menutup atau ketika tombol di tekan.
Selanjutnya, program dibuat dan dimasukan ke memori CPU. Program di buat dengan
Ladder Diagram, format nya di buat sama dengan sirkuit relay. Setiap simbol mewakilkan
instruksi, sedangkan angka mewakili lokasi alamat. Setiap input dan output peralatan
diberikan alamat. Untuk format alamat I/O akan berbeda tergantung model PLC dan
merknya.
Agar program bekerja, controller harus diposisi RUN. Selama controller posisi RUN,
controller akan memerikasa status peralatan input, eksekusi program, dan merubah status
output. Pada program ladder diagram, output coil akan bekerja jika kontak I/1 dan I/2
tertutup atau ketika kontak I/3 tertutup.
Operasi RUN untuk proses kendali dapat dijelaskan oleh urutan proses berikut ini:
• Pertama, saklar tekanan, saklar suhu dan tombol tekan diperiksa dan status nya di
simpan pada memori controller.
• Saklar yang menutup disimpan pada memori sebagai logika 1 dan jika terbuka
sebagai logika 0.
• Lalu ladder diagram dievaluasi, setiap kontak akan memberikan status TERBUKA
atau TERTUTUP tergantung dari status yang telah disimpan.
• Ketika status kontak input memberikan logika secara continuity dari kiri kekanan
pada rung, output coil memberikan logika 1 dan kontak pada antarmuka modul
output akan tertutup.
• Ketika tidak ada logika secara continuty pada program, output coil akan memberikan
logika 0 dan kontak pada antarmuka modul output akan terbuka.
• Penyelesaian satu cycle pada urutan ini di sebut scan. Waktu scan adalah waktu
yang dibutuhkan untuk satu full cycle, memberikan pengukuran kecapatan respon
dari PLC
• Umumnya, output memori diperbaharui selama scan tapi aktual output tidak
diperbaharui sampai akhir program scan selama I/O scan.
Memodifikasi Operasi
Salah satu fitur penting dari PLC adalah mudah merubah program. Sebagai contoh,
asumsikan proses kendali harus dimodifikasi seperti yang ditunjukan oleh gambar 18.
Perubahannya pada manual tombol tekan yang hanya bisa dioperasikan ketika saklar suhu
telah mencapai nilai yang telah di inginkan.
Jika sistem relay digunakan, akan membutuhkan modifikasi pengkabelan. Tetapi, jika
sistem PLC digunakan tidak perlu memodifikasi pengkabelan. Hanya merubah program
ladder diagram seperti yang ditunjukan pada gambar 19.
Gambar 20 mengilustrasikan rentang produk PLC. Grafik tersebut tidak pasti tapi untuk
tujuan praktis dan grafik tersebut valid. Pasaran PLC dapat di bagi dalam 5 group :
1. Micro PLC
2. Small PLC
3. Medium PLC
4. Large PLC
5. Very Large PLC
Micro PLC digunakan pada apliksi yang mengontrol sampai dengan 32 perangkat input dan
output. Small PLC dapat mengontrol 32 sampai 128 I/O, medium PLC 64 sampai 1024 I/O,
large PLC 512 sampai 4096 I/O dan very large PLC 2048 sampai 8192 I/O.
Menyesuaikan PLC dengan aplikasi adalah faktor kunci dalam proses pemilihan. Pada
umumnya, tidak disarankan untuk membeli PLC yang lebih besar dari kebutuhan. Namun,
kondisi kedepan harus diantisipasi untuk memastikan sistem PLC bisa memenuhi
kebutuhan proses saat ini dan kemungkinan kebutuhan kedepan dari sebuah aplikasi.
Ada 3 jenis aplikasi yang utama pada PLC : single-ended, multitask dan control
management. Aplikasi single-ended atau berdiri sendiri melibatkan satu PLC mengontrol
satu proses. Aplikasi ini tidak tehubung/berkomunikasi dengan komputer atau PLC lainnya.
Aplikasi multitask melibatkan satu PLC yang mengontrol beberapa proses. Kapasitas I/O
yang memadai merupakan faktor signifikan untuk jenis ini. Selain itu, jika PLC akan menjadi
subsystem dari proses yang lebih besar dan harus berkomunikasi dengan PLC utama,
persyaratan untuk komunikasi jaringan data juga dibutuhkan.
Aplikasi control management melibatkan satu PLC mengontrol beberapa PLC lainnya.
Jenis aplikasi ini membutuhkan PLC dengan prosesor yang besar dirancang untuk
komunikasi dengan PLC lainnya dan kemungkinan komunikasi dengan komputer. PLC ini
mengawasi beberapa PLC dengan berbicara ke PLC lainnya apa yang harus dilakukan.
Memori bagian dari PLC untuk menyimpan data, instruksi dan program kendali. Ukuran
memory biasanya di tuliskan dalam bentuk K values: 1K, 6K, 12K dan seterusnya. Ketika
berhadapan dengan komputer atau memory PLC, 1K berarti 1024, karena pengukuran
berdasarkan dari sistem biner. Tergantung dari jenis memori, 1K bisa berarti 1024 bits,