Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


(PKL)
PT. DIAN ADI FURNI

Disusun oleh :

NAMA : ADITYA AJI RAMADHAN

NIS : 1920110170

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BLORA
Jalan Gatot Subroto Kilometer 4,1 Tunjungan Blora Kode Pos 58252 Telepon. 0296 531565
Faksimili 0296 533465 Surat Elektronik : smk1blora@yahoo.com

1
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(PKL)
PT. DIAN ADI FURNI

Disusun Guna Menyelesaikan Tugas Praktik Kerja Lapangan


Tahun Ajaran 2020/2021

Disusun oleh :

NAMA : ADITYA AJI RAMADAHAN

NIS : 1920110170

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BLORA
Jalan Gatot Subroto Kilometer 4,1 Tunjungan Blora Kode Pos 58252 Telepon. 0296 531565
Faksimili 0296 533465 Surat Elektronik : smk1blora@yahoo.com

2
PERSETUJUAN IDUKA

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah di setujui dan disahkan oleh :

Nama IDUKA : PT. DIAN ADI FURNI

Alamat : Jl.Tamansiswa Ds. Pekalongan Kec. Batealit Jepara

Telp./No.Wa : 081330628497

Pada hari : Jum'at

Tanggal : 31 Desember 2021

Mengetahui,

Pimpinan IDUKA Pembimbing IDUKA

DANANG JULIANTORO. ST HERMAWAN.ST

3
PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PT. DIAN ADI FURNI

Disusun guna menyelesaikan tugas Praktik Kerja Lapangan


Semester Genap (2) Tahun Pelajaran 2020/2021

Disusun Oleh :

Nama Siswa : ADITYA AJI RAMADHAN


Nomor Induk Siswa : 1920110170

Menyetujui Blora, 31 Desember 2021


Pembimbing Sekolah Peserta PKL

IRMA NUR ROHMAH ADITYA AJI RAMADHAN

NIP NIS. 1920110170

Mengesahkan,

Plt. Kepala Sekolah Ketua Program Keahlian

Miftahul Ulum, S.Pd, M.Pd Didik Susbiyantoro

NIP.19801004 200604 1 008 NIP.19650510 199512 1 004

4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“MEMILIHLAH DENGAN TANPA PENYESALAN”

Terdapat banyak pihak yang berperan dalam kelancaran dan kesuksesan

penyusunan laporan kegiatan kerja praktik. Oleh karena itu, laporan ini saya

persembahkan kepada pihak- pihak yang telah membantu saya, sehingga laporan kerja

praktik ini bisa terselesaikan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini saya persembahkan kepada : Kedua orang

tua saya yang dengan sabar mendorong serta memotivasi selama masa penyusunan

laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL), seluruh karyawan (IDUKA) yang telah

menganggap saya bagian dari mereka dan selalu memberikan nasihat - nasihat

sehingga saya dapat bekerja dengan baik, nyaman, dan penuh tanggung jawab, dan

seluruh guru SMK NEGERI 1 BLORA yang senantiasa memberikan bimbingan,

arahan, serta ilmu pengetahuan semoga menjadi bekal yang bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin…

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya

sehingga saya mampu menyelesaikan laporan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

(PKL)tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentapkan.

Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya peroleh selama

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Penyusunan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah salah satu syarat untuk

Kelulusan dan laporan ini sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan

menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Dengan ini saya berterima kasih kepada kepala instansi yang selama kurang

lebih enam bulan ini telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktik

Kerja Lapangan (PKL).

Laporan ini dapat terbuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan pihak

pembimbing dari sekolah maupun dari pihak IDUKA, oleh karena itu saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Miftahul Ulumselaku Kepala sekolah SMK NEGERI 1 BLORA.

2. Bapak Thobari selaku Koordinator Pelaksana PKL.

6
3. Bapak Danang Juliantoro.ST selaku pimpinan di Perusahaan (IDUKA)yang

telah memberi kesempatan selama enam bulan dan telah memberikan

fasilitas guna melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

4. Ibu Irma Nur Rohmah selaku pembimbing di sekolah saya yang telah

memberikan pengarahan.

5. Bapak Hermawan.ST selaku pembimbing di Perusahaan (IDUKA) yang telah

bersedia membimbing kami untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) selama enam bulan dan membantu kami dalam melaksanakan

kegiatan di Perusahaan (IDUKA).

6. Orang tua yang selalu setia mendorong dan memotivasi selama menyusun

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

7. Teman-teman yang setia membantu dalam penyusunan Laporan Praktik

Kerja Lapangan (PKL) ini.

Akhir dari kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian laporan ini. Saya juga

mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Dan

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanfaat

bagi semua pembaca.Aamiin.

Blora, 31 Desember 2021


Penyusun

ADITYA AJI RAMADHAN


NIS 1920110170

7
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN IDUKA...............................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING &PENGESAHAN.................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar belakang ...........................................................................................
1.2 Maksud dan tujuan PKL.............................................................................
1.3 Manfaat Kegiatan .......................................................................................
1.4 Waktu dan tempat pelaksanaan .................................................................
1.5 Sistematika penulisan ................................................................................
1.6 Ruang lingkup ............................................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .........................................


2.1 Sejarah Perusahaan .............................................................................
2.2 Struktur Organisasi .............................................................................
2.3 Visi dan Misi ......................................................................................
2.4 Deskripsi Geografis dan Administrasi................................................

BAB III KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN..........................................


3.1 Dasar teori............................................................................................
3.2 Cara kerja PKL di PT.........................................................................
3.3 Laporan kegiatan PKL.........................................................................
3.4 Keselamatan kerja................................................................................

BAB IV PENUTUP ........................................................................................


4.1 Kesimpulan .........................................................................................
4.2 Saran ...................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................
Lampiran Gambar Kegiatan PKL ....................................................................

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perlu di sadari bahwa sampai sekarang lulusan dari SMK belum dapat diserap

langsung oleh pihak dunia usaha maupun industry (IDUKA). Secara kasat mata

terbukti hampir setiap dunia usaha/industry ketika merekrut tenaga kerja lulusan SMK

masih menerapkan Pendidikan dan Pelatihan bagi yang telah lulus seleksi penerimaan

karyawan rata-rata tiga bulan. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan yang dimiliki

lulusan SMK belum diakui oleh pihak usaha/industri. Jika kita kaji secara seksama,

kita tidak dapat menyalahkan pihak dunia usaha/industri. Memang pada kenyataannya

masih banyak SMK yang sangat minim peralatan Praktik. Sehingga peserta diklat

yang seharusnya mendapat porsi pembelajaran Praktik idealnya 70% hanya dapat

dilaksanakan 30 % saja. Bahkan ada beberapa SMK yang sama sekali tidak memiliki

peralatan Praktik, dalam pelaksanaan peserta diklat hanya dapat berangan – angan

dengan teori saja tidak dengan peralatan pada kenyataan yang sebenarnya. SMK yang

peralatan Praktik cukup memadai, belum tentu peralatan itu sesuai dengan yang ada di

industri /usaha. Sekarang peralaatan di dunia usaha / industry sudah serba otomatis,

sedangkan peralatan yang ada di SMK-SMK masih bersifat manual.

Sehingga pelaksanaan Praktik hanya sekedar mengenal peralatan yang ada, kurang

memperhatikan kebutuhan di dunia industri/usaha, itu pun tidak semuanya dapat

dimanfaatkan secara maksimal. Sesuai dengan hasil pengamatan dan penelitiaan

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, pola penyelenggaraan di SMK belum

secara tegas dapat menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut

9
dapat dilihat dari kondisi pembelajaran yang kondusif untuk menghasilkan tenaga

kerja yang professional, karena keahlian professional seseorang tidak semata – mata

diukur oleh pengguasaan unsur pengetahuan dan teknik  bekerja, tetapi harus

dilengkapi dengan penguasaan kiat (arts) bekerja yang baik.

Penggunaan unsur ilmu pengetahuan dan teknik kerja dapat dipelajari disekolah,

namun untuk kiat adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan tetapi harus dikuasai

melalui pembiasaan dan internalisasi. Untuk kiat yang menjadi faktor utama penentu

kadar keahlian professionalseseoarang, hanya dapat dikuasai melalui cara

mengerjakan pekerjaan padabidang profesi itu sendiri. Karena itulah ,tumbuh suatu

aturan keahlian professional berdasarkan jumlah pengalaman kerja. Mata diklat

Praktik kejuruan yang disajikan di sekolah menggunakan peralatan yang lengkap dan

modern, pada dasarnya hanya mampu menyajikan proses dan situasi peniruan

(simulasi), karena bukan situasi yang sesungguhnya.

Saya memilih perusahaan DIAN ADI FURNI sebagai tempat untuk melaksanakan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) karena ingin menambah wawasan saya dalam bidang

bangunan dan mencari pengalaman baru di bidang yang belum ada di sekolah seperti :

Menciptakan produk sehari - sehari dari bahan kayu, dan membantu dalam proses

produksi serta proses pengemasan produk.

1.2 Maksud danTujuan Pelaksanaan

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakanya Praktik Kerja Lapangan

(PKL) Adalah:

10
1) Sebagai pengalaman melatih diri dengan mengkaji konsep-konsep yang

didapat selama pendidikan sehingga terbiasa dengan lapangan kerja.

2) Mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang

didapatkan di sekolah dan diterapkan pada Dunia Usaha.

3) Memperkokoh kerja sama antara sekolah dengan dunia kerja.

1.3 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) manfaatnya adalah sebagai

berikut :

1) Dapat mengenali suatu pekerjaan industri dilapangan sehingga setelah selesai

dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan terjun kelapangan kerja industri

dapat memandang suatu pekerjaan yang tidak asing lagi baginya.

2) Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha yang

professional dan handal.

3) Untuk mengasah keterampilan yang telah diberikan disekolah dan juga sesuai

dengan Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Blora.

4) Dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja

yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan

tuntutan lapangan pekerjaan.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun penempatan ataupun lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang terdapat

di berbagai toko dan perusahaan / instansi di kawasan Jepara salah satunya di PT

DIAN ADI FURNI ,yang beralamat di JL.Tamansiswa Ds Pekalongan Kec.Batealit

Jepara. Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk SMK NEGERI 1

11
Blora adalah enam bulan yaitu mulai Tanggal 01 Juli 2021 sampai dengan penarikan

kembali ke sekolah pada Tanggal 31 Desember 2021.

1.5 Sistematika Penulisan

1.5.1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL), waktu dan tempat pelaksanaan Praktik

Kerja Lapangan (PKL) serta sistematika penulisan.

1.5.2 BAB II GAMBARAN UMUM

Dalam Bab ini dijelaskan tentang sejarah institusi, struktur organisasi serta

visi dan misi.

1.5.3 BAB III LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK

Dalam Bab ini berisi Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) terkait

dengan kegiatan yang dilakukan.

1.5.4 BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

1.6 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup praktik kerja industri yang telah saya lakukan selama

kurang lebih enam bulan adalah sebagai berikut :

1.) Dibagian pembuatan komponen bahan ,kegiatan yang dilakukan antara lain:

12
1. Memotong kayu menggunakan gergaji pita.

2. Mengetam permukaan kayu/bahan komponen.

3. Mengenal bahan komponen yang di perlukan.

4. Membuat komponen laci meja ataupun almari.

5. Memotong kayu menggunakan gergaji bulat bermeja.

6. Memilih bahan baku kayu yang kwalitas baik/rendah.

2.) Di bagian perhitungan barang jadi yang akan dijual, mulai dari:

a)Harga bahan kayu

b)Paku /sekrup

c)Kebutuhan listrik

d)Upah karyawan 15%

3. ) Dibagian Finnising kayu, kegiatan yang di lakukan :

1. Mempersiapkan permukaan kayu (mengamplas permukaan kayu)

2. Mengisian pori- pori permukaan kayu

3. Mengoleskan obat anti rayap ke permukaan kayu

13
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah PT. DIAN ADI FURNI:

PT. DIAN ADI FURNI didirikan pada tahun 1977 Oleh keluarga kecil yang di kepala

keluargai oleh bapak lim tentunya dahulu ia bersusah payah dalam membuat dan

memasarkan barang

buatannya tetapi bersama keluarganya ia berhasil memproduksi barang yang bagus

hingga bisa expor ke luar negri seperti: Eropa, Asia, Amerika Serikat dan Afrika pada

tahun 1987. hingga sekarang pun masi bisa memasarkan produk furnitur ke luar negri.

Nama DIAN ADI diambil dari salah satu putra Bapak Lim.

Data Umum PT. DIAN ADI FURNI.

Didirikan tahun 1977

Alamat : Jln. Raya Pekalongan Batealit Desa Pekalongan Kec.Batealit –

Jepara.

Direktur utama : Aditya Nugroho

Email. : dian_furni@yahoo.com dian12a@indosat.net.id Lini produk :

Furnitur kayu dan veneer.

Kantor Pusat : Jl. Depok 12A Semarang 50133 Jawa Tengah – Indonesia.

14
2.2 Stuktur Organisasi

2.3 Visi dan Misi

VISI dan MISI

``Konsisten menawarkan berbagai macam produk bernilai tepat guna dengan

pelayanan terbaik guna meningkatkan kualitas dan gaya hidup konsumen``

15
2.4 Deskripsi Geografis dan Administrasi

Sumber : PT. DIAN ADI FURNI

Hari dan Jam Kerja

Jam kerja ditetapkan sebagai berikut :

Hari Senin s/d Kamis : Jam 07.30 – 11.30 WIB

: Jam 11.30 – 12.30 WIB ( Istirahat )

: Jam 12.30 – 15.00 WIB

Hari Jum`at : Jam 07.00 – 11.30 WIB

: Jam 11.30 – 13.00 WIB ( Istirahat )

: Jam 13.00 – 15.30 WIB

Hari Sabtu : Jam 07.00 - 12.00

1. Karyawan diwaji bkan hadir tepat pada waktu bel persiapan kerja (06.50) dan

mulai bekerja setelah bel berbunyi (07.00) dan keluar setelah bel berbunyi.

2. Kehadiran karyawan dibuktikan dengan daftar absensi karyawan untuk masuk dan

pulang.

3. Absensi harus dilaksanakan oleh karyawan itu sendiri dan tidak boleh diwakilkan.

4. Karyawan yang datang terlambat diharuskan menghadap ke personalia.

5. Karyawan di izinkan berkemas-kemas / merapikan dan membersihkan tempat kerja

sepuluh menit sebelum bel berbunyi.

16
BAB III

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Dasar Teori

Bergerak dibidang furniture atau lebih dikenal dengan sebutan mebel. Mebel atau

furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja,

dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak.

Barang - barang yang dibuat berbahan dasar dari kayu. Kayu adalah bagian batang

atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi

(pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak,

membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan

kertas, dan banyak lagi.

Produk berbahan dasar kayu memiliki kelebihan serta kelemahan, diantaranya:

Kelebihan : mudah dibentuk dan mampu bertahan lama hingga puluhan

bahkan ratusan tahun.

Kelemahan : mudah terbakar, mudah terserang rayap dan lain sebagainya.

Berikut macam, tipe dan jenis furniture yang ada di pasaran.

17
1. Free Standing Furniture

Jenis furniture yang satu ini dikonstruksi dalam kondisi utuh, tidak dapat

dilipat atau dibongkar pasang. Ukurannya terbilang besar, membuat kita harus

teliti menyesuaikannya dengan kapasitas ruangan di rumah. Beberapa jenis

furniture yang biasanya dibuat dengan konsep free standing adalah sofa, meja

tamu, dan ranjang.

2. Knockdown Furniture

Knockdown furniture bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan. Ciri khas jenis

konstruksi furniture ini adalah elemen berupa engsel-engsel pada bagian tertentu.

Engsel dan bagian-bagian furniture yang dapat dibongkar pasang juga cenderung

mudah rusak dan berkarat setelah digunakan dalam waktu lama.

3. Mobile Furniture

Ciri khas mobile furniture adalah jenis konstruksi berupa roda yang

membuatnya mudah dipindah-pindahkan. Selain memiliki roda, jenis furniture

ini biasanya mirip dengan knockdown furniture, dapat dibongkar pasang sesuai

kebutuhan. Kelemahan mobile furniture terletak pada tingkat keseimbangannya

yang terbilang rendah. Sehinggga jika rodanya ada yang hilang atau rusak,akan

sulit untuk diganti atau diperbaiki.

4. Built In Furniture

Furniture ini biasanya dibuat bersamaan dengan proses renovasi rumah. Built

in furniture menempel langsung pada interior rumah sehingga tidak dapat

dilepas atau dipindahkan. Banyak orang menyukai konsep konstruksi ini karena

dianggap menyatu dengan hunian dan membuat suasana rumah terkesan lebih

18
eksklusif. Jenis furniture yang dapat dibuat dengan konsep built in antara lain

kitchen set, rak TV permanen di dinding, dan wardrobe (lemari pakaian).

5. Inflatable Furniture

Inflatable furniture dapat didefinisikan sebagai jenis mebel yang ukurannya

dapat dikembangkan dari kecil menjadi besar ,sehingga memiliki fungsi yang

maksimal. Beberapa jenis inflatable furniture yang biasanya digunakan banyak

orang adalah sofa, spring bed, dan bean bag.

6. Transformable Furniture

Jenis konstruksi furniture ini lebih populer dengan istilah furniture multifungsi.

Ciri khas transformable furniture adalah fungsinya lebih dari satu, misalnya

sofa yang dapat dialih fungsikan menjadi tempat tidur atau meja makan mungil

yang dapat dilipat menjadi bagian tertutup dari kitchen set.

Orang-orang yang memiliki rumah mungil sebaiknya mengandalkan furniture

multifungsi agar tidak membuat interior rumah terkesan makin sempit.

Penggunaan furniture jenis ini membuat Anda tetap leluasa beraktivitas di

rumah karena ruang gerak tidak tersita secara berlebihan.

3.2 Cara Kerja PKL di PT

Pada IDUKA ini terdapat beberapa tahap pengelolahan kayu sebelum menjadi

barang yang siap untuk diperjual belikan, antara lain :

1. Tahap Perbahanan

19
yaitu mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi. Tahap ini juga meliputi

pemotongan pohon menjadi bagian - bagian kecil ,kemudian dipilah dan

dikelompokkan sesuai ukuran yang sudah ditentukan, pengovenan kayu atau

disebut juga proses pengeringan agar kayu siap digunakan.

2. Tahap Pembentukan

Tahap pembentukan adalah tahap yang dilakukan setelah proses perbahanan

selesai. Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya :

— pengeleman kayu menjadi apron ,

— pemotongan kayu sesuai ukuran agar kayu menjadi lebih rapi ,

— penge–MAL an sebelum dibor atau di kloter agar sesuai dengan ukuran dan

sama rata.

— pengeboran dilakukan agar pada saat perakitan mudah untuk digabungkan,

20
— kloter dilakukan agar permukaan kayu menjadi lebih halus dan siap untuk

dijual

3. Tahap Perakitan

proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk suatu

barang yang ditentukan agar siap untuk diedarkan.

4. Tahap Finishing

Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam

proses pembuatan produk. Finishing akan memberikan tampilan terhadap nilai

jual produk. Finishing dilakukan sebelum produk dimasukkan ke dalam

kemasan. Finishing dapat berupa penghapusan atau pelapisan permukaan

produk agar siap untuk diedarkan dalam pasar konsumen.

3. 3 Laporan Kegiatan PKL

Terdapat beberapa proses,sebelum kayu menjadi produk jadi siap dijual. Kayu

yang masih berupa glondongan (parket),akan dipotong menjadi bagian yang

lebih kecil. Setelah itu,kayu akan dikelompokan dan dipilah mana yang akan

21
digunakan dan yang tidak digunakan.Kayu yang selesai dipotong dan

dikelompokkan, akan dibawa ke tempat pengovenan supaya kering dan tidak

memiliki kandungan air yang tersisa.

Dalam proses pengovenan kayu, terdapat beberapa macam proses, diantaranya :

1. Pemanasan Awal (Preheating)

Kadar air kayu diatas titik jenuh serat mempunyai kadnungan air lebih dari

30%. Atau kayu yang akan melalui proses pengeringan buatan mempunyai

kadar air kira-kira 70%-40%, Sedangkan kadar air rata-rata berkisar antara

50%-60%.

Pada tahap pemanasan awal, kayu dibasahi lebih dahulu dengan jalan

menyemprotkan air ke delam oven dan temperatur diatur agak panas, kira-kira

35 derajat – 40 derajat C. Air akan menguap dan membentuk kabut uap air

yang pekat sehingga udara akan menjadi berkelembaban tinggi.

Permukaan kayu akan menjadi basah, sehingga tegangan dalam kayu akan

mengendur. Proses ini dapat menghilangkan perbedaan tegangan dalam kayu

yang timbul pada saat pengeringan alami.

Permukaan kayu akan menjadi basah, sehingga tegangan dalam kayu akan

mengendur. Proses ini dapat menghilangkan perbedaan tegangan dalam kayu

yang timbul pada saat pengeringan alami.

22
Tujuan proses pemanasan awal adalah :

a. Menyamakan kadar air awal kayu agar dapat diproses dalam tahapan proses

yang sama,

b. menghilangkan tegangan-tegangan dalam kayu selama kayu ditimbun atau

dikeringkan secara alami ( air dryer ).

Lama proses pemanasan awal berkisar 2-12 jam, bergantung pada jenis kayu

dan tebal kayu. Kayu yang berwarna terang dan mudah terserang jamur atau

kayu yang mempunyai zat ekstratif minyak, Sebaiknya tidak disemprot dengan

air, cukup dengan pengondisian temperatur awal yang rendah 30 derajat C.

2. tahap Pengeringan Sampai titik Jenuh

Tujuan Proses ini adalah :

a. mengeluarkan kandungan air terikat dalam dinding sel kayu sehingga kayu

dapat dikeringkan sesuai dengan kebutuhan

b. Menghindarkan cacat-cacat akibat perubahan bentuk atau pecah-pecah

c. Menghindarkan keluarnya zat ekstratif yang akan merusak warna kayu

( discolouration ).

Kendala yang sering dihadapi

a. Terjadinya cacat tegangan dalam kayu ( Case Hardening ) atau cacat lainnya

( Melengkung, retak-retak atau pecah ujung ).

b. Perubahan warna kayu ( discolouration ).

c. Peneurunan kadar air yang tidak merata.

23
Metode untuk mengatasi masalah-masalah diatas masih tetap sama dengan

metode sebelumnya.

3. Tahap Pengkondisian ( Conditioning )

Tahap ini adalah tahap penurunan sedikit persentase kadar air kayu dibawah

target yang ditetapkan dengan cara sedikit menaikan temperatur dan

mengendalikan kelembaban relatif sedikit kering. Dengan demikian kadar air

kayu maksimum adalah kadar air yang ditargetkan. Kayu yang kering akan

mempunyai kadar air kayu lebih rendah dari target.

4. Penyamaan atau Pemerataan Kadar air kayu ( Equalizing )

Tahap ini adalah penyemprotan air kedalam oven sehingga permukaan kayu

menjadi sedikit basah. Proses ini adalah untuk menghilangkan tegangan-

tegangan dalam kayu akibat kurang meratanya kadar air dalam dan

permukaan kayu.

Pada akhir proses, kadar air permukaan kayu mencapai 5%-6%, tetapi pada

bagian inti kayu masih 8%. Perbedaan 2% atau 1% dapat disamakan dengan

cara pembasahan ( water spray ) sehingga permukaan kayu juga mempunyai

kadar air 8%. Tegangan dalam kayu akan terbebaskan.

5. Tahap Pendinginan ( Cooling Down )

Tahap ini adalah tahap penurunan temperatur perlahan-lahan dan penjagaan

ketetapan sirkulasi udara dalam ruang oven. Kemudian pintu oven dibuka

sedikit sementara kipas sirkulasi tetap dijalankan. Kayu yang panas dapat pecah

24
atu retak bila perubahan udara di sekelilingnya terlalu mendadak. Setelah

proses pendinginan, Sebaiknya kayu didiamkan _+ 1 ( satu ) minggu sebelum

proses produksi berikutnya.

Tahap-Tahap pengeringan kayu secara khusus harus menyesuaikan jenis kayu

yang dikeringkan pada kelompok jenis kayu ( driying group ). Pengelompokan

jenis kayu ini berbeda – beda menurut teknologi produsen alat kontrol oven

( electronic kiln controller ).

Kayu yang selesai dioven, dikelompokan lagi sesuai tebal tipisnya

kayu,kemudian dipotong untuk yang kedua kalinya agar ukuran kayu sama

sesuai kelimpoknya masing - masing. Alat yang digunakan untuk memotong

kayu yaitu :

Penggunaan Alat Manual.

1. Mengunakan Bor Tangan Listrik

Bor tangan listrik yang dapat dijinjing merupakan sebuah alatyang sangat

populer dan bergunauntuk pekerjaan kayu. Alat tersebut tersedia

dalambermacam-macam ukuran, fungsi,bentuk dan kapasitas.

Kelengkapan Mesin Bor

Rumah atau badan bor dibuat dari bahan yang kuat.Bor tangan listrik dapat

dijinjingyang modern mempunyai badandari plastik (nilon) yang tahanterhadap

benturan.Bor tsbdilengkapi pengunci untukmengunci mata bor, dansimpanlah

pengunci pada tempatyang sudah tersedia pada kabel dibawah pegangan

25
Sedangkanmata bor yang digunakandisesuaikan dengan kebutuhanyang

diperlukan.

2. Penggunaan Alat Potong & Belah

Mesin gergaji pita adalah mesin perkayuan yang mempunyai mata gergaji

bentuk pita. Penyetelan daun gergaji setelah terpasang pada kedua roda antar

atas dan bawah kemudian di tegangkan dengan menyetel roda penegang dengan

merujuk tabel ketegangan. Selanjutnya rol antar diatur ½ -1 cm diatas benda

kerja dengan cara membuka pengunci rol antar kemudian memutar pengatur

rol antar pita ke kanan atau kekiri hingga mencapai yang dikehendaki. Mesin

gergaji pita dapat digunakan:

- Membelah papan kayu

- Memotong papan kayu

- Memotong kayu bulat

- Memotong / membelah miring

- Menggergaji bulatan / lengkungan dengan diametertertentu

Setiap selesai jam kerja daun gergaji di kendorkan kembali.

3. Penggunaan Alat Jointer & Plener

3. 1 Jointer

Tudung Pengaman harus selalu terpasang pada saat mesin jalan, ini bertujuan

untuk melindungi operator dari kecelakaan bekerja. Bentuk sirip-sirip pada

meja mesin ini untuk mengurangi getaran mesin ketika pisau ketam

dihidupkan. Penghantar bantu berfungsi untuk mengerjakan kayu yang kecil

dan pendek.

26
Cara penyetelan/ pemasangan mata pisau pada blok pisaudengan menggunakan

malpenyetel ketinggian pisau ketam. Alat ini dapat digunakan untukmenyetel

piasu mesin ketam.Setelah piasu ketam dimasukkanpada blok pisau, letakkan

alatkontrol tersebut (blok tapak pisau)di atas blok pisau secara merata

(permukaan pisau harusmenempel pada blok tapak pisau),baru kemudian baut

penguncipisau dikencangkan dari bagiantepi-tepi dulu menuju ke tengah.

Setelah pisau dipasang secara manual, kemudian caramengontrolnya adalah

dengansebuah papan yang lurusditempelkan pada meja depan danbelakang

mesin ketam lurussejajar dengan pisau.Letakkan papan pada posisiseperti

gambar, bagian yangcekung dimakankan dulu dengankecepatan dorong yang

sesuai.Lakukan beberapa kalipemakanan sampai pada bagian yang cekung

menjadi rata.

Perlu diperhatikan di dalam pepanjangan tidak terlalu tebal sehingga papan

tidak terlalu berat pada saat didorong.Perlu diperhatikan keselamatankerja

pada saat mengetam,apabila papan/benda kerja yangakan diketam pendek

sekali, harusdigunakan alat bantu untukmendorong benda kerja, perhatikan

seperti pada gambar disamping.

3. 2 Plener

Mesin ketam penebal ini dapatberfungsi untuk:

• Mengetam siku muka III & IV

• Mengetam segi 6, 8 dst.

• Mengetam miring sesuai dengan alat bantunya.

27
Secara periodik perlu diadakan pengecekan kekencangan murbaut komponen-

komponen/bagianmesin ketam dan diberi minyakpelumas.

Pada saat mengetam balokdiusahakan pada permukaan mejadigunakan semua

sehinggatekanan dari pisau merata. Sabuk penghantar/belt harus selalu dalam

kondisi tegang/kencang dan dijaga kebersihannya dari debu serbuk kayu. Baru

setelah itu masuk ke tempat pengeleman.

Pengeleman merupakan proses penggabungan dua permukaan material dengan

menggunakan suatu bahan tambahan berupa lem atau adhesive.

Lem atau adhesive merupakan suatu bahan tambahan yang digunakan

pada proses pengeleman, yang bekerja secara physical reaction dan chemical

reaction terhadap permukaan material sehingga terjadi daya tarik atau

membentuk suatu ikatan molekul dengan material tersebut. Lem umumnya

terdiri dari dua type yaitu water base dan solvent base, dimana setiap type

tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.

Dalam proses pengeleman kayu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu

– Sisi Material : Jenis Kayu , Kandungan air pada kayu, Kerataan permukaan,

Akurasi Ketebalan.

– Sisi Lem : Jenis Lem, Karakteristik Lem ( Solid Content, Viscosity, Open-

Close time, Pressing Time, Curing Tim) , Kelas Lem ( D2 / D3 / D4 ).

28
– Sisi Aplikasi : Product end ( Interior / Eksterior ), Manual atau menggunakan

Mesin ( jika menggunakan mesin perlu diperhatikan type mesin, temperatur

mesin, tekanan di mesin), Lingkungan aplikasi ( Kelembaban udara,

Temperatur ruangan, Debu kayu atau semacamnya ), System batch (sekali

jalan) atau continue, Pelaburan lem manual atau menggunakan mesin, Market

local atau export, dan lainnya.

Baru setelah proses pengeleman selesai ,kayu akan masuk ke proses pengeboran

yang berfungsi untuk mempermudah saat perakitan serta mempermudah

masuknya sekrup. Selesai dibor kayu akan langsung dikloter agar

permukaannya menjadi halus.Saat semua bagian - bagian produk yang akan

dibuat sudah selesai dikerjakan, tibalah proses perakitan.

Proses perakitan adalah proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian

komponen menjadi sesuatu benda yang mempunyai fungsi tertentu. Perakitan

dimulai bila objek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila objek tersebut

telah bergabung secara sempurna,yang kemudian siap untuk di packing dan

dijual.

3.4 Keselamatan kerja

Alat Keselamatan Kerja

1. Sepatu Kerja (Safety Shoes), berfungsi melindungi jari-jari dan

kaki dari benda tajam dan kejatuhan benda berat. Juga berfungsi

sebagai alas kaki saat kita bekerja.

29
2. Pelindung Telinga bisa berbentuk menutup seluruh daun telinga

atau hanya menutup lubang telinga, berfungsi untuk mengurangi

suara bising dari mesin-mesin perkayuan yang terdengar oleh

telinga kita.

3. Masker Hidung ada yang hanya untuk debu atau partikel-partikel

lembut dan untuk uap kimia. Masker Hidung tersebut berfungsi

untuk menghalangi masuknya debu gergajian kayu atau uap

bahan kimia finishing kayu ke dalam pernafasan kita.

4. Kaos Tangan dari bahan kulit dikombinasikan dengan kain tebal

yang berfungsi melindungi jari-jari dan telapak tangan kita pada

saat mengangkat atau membawa beban berat.

5. Kaca Mata Pengaman terbuat dari plastik yang menutup seluruh

mata dan sekitarnya atau bentuk seperti kacamata biasa yang sisi

sampingnya ada plastik pelindungnya dan kacanya bisa berwarna

gelap atau terang.

6. RompiSafety vest atau rompi keselamatan kerja merupakan salah satu Alat

Pelindung Diri (APD) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak /

kecelakaan, sedikit berbeda dengan APD lain yang bermanfaat untuk

mengurangi dampak bila terjadi kecelakaan akibat kontak dengan benda yang

berbahaya.

30
7. Helm proyek atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari

benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau

meluncur di udara.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah pelaksanaan proses serta interaksi dengan proyek produksi kegiatan

Prakerin, saya dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:

1) Kegiatan Prakerin merupakan kegiatan yang positif bagi siswa Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) karena dengan kegiatan ini dapat meningkatkan

kompetensi siswa.

2) Kegiatan Prakerin memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa

SMK untuk menunjukkan kemampuannya pada dunia industri atau perusahaan

yang membutuhkan tenaga kerja yang kompeten di bidang teknologi informasi

3) Kegiatan Prakerin merupakan media promosi kemampuan siswa SMK sebagai

tenaga kerja yang matang dalam menyongsong dunia kerja.

Adapun kesimpulan materi isi laporan ini, yaitu : tentang proses produksi

mebel kayu jati serta proses pemasangan paving block untuk jalan.

31
4.2 Saran

Setelah melaksanakan proses pembuatan Laporan Prakerin, maka saya sebagai

penyusun laporanmemiliki beberapa saran yang ingin disampaikan kepada pihak

sekolah dan instansi selaku pihak yang terkait langsung dengan pelaksanan kegiatan

PKL, antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan melaksanakan PKL ini merupakan kegiatan yang positif bagi

semua pihak baik untuk mengembangkan kemampuan individu maupun

2) sebagai sarana untuk menilai sejauh mana keberhasilan sekolah dalam

menyiapkan siswanya untuk diterjunkan ke dunia kerja, sehingga perlu

ditingkatkan baik dari segi struktual maupun operasional.

3) Sekolah hendaknya membekali ilmu-ilmu dasar yang banyak

diaplikasikan di dunia industri sehingga pada saat siswa melaksanakan

kegiatan prakerin, siswa tidak banyak menghadapi kendala yang

berhubungan dengan materi akademis, yang pada kenyatan siswa masih

dibingungkan dengan masalah yang dihadapi di dunia usaha.

Sekolah hendaknya merencanakan program tidak lanjut dari kegiatan prakerin

sebagai media promosi kemampuan dan kompetensi siswa.

32
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BLORA
Jalan Gatot Subroto Kilometer 4,1 Tunjungan Blora Kode Pos 58252 Telepon. 0296 531565
Faksimili 0296 533465 Surat Elektronik : smk1blora@yahoo.com

DAFTAR NILAI KOMPETENSI ………………………….

NILAI
NO KOMPETENSI
ANGKA HURUF
1. Perencanaan Kerja 85 B
2. Kecaermatan Bekerja 87 B
3. Kecepatan Bekerja 85 B
4. Proses Pembahanan 83 B
5. Praktik Menggunakan Mesin 85 B
6. Praktik Perakitan ( Assembling) 85 B
7. Pembuatan Jok ( Upholstery) 83 B
8. Pengemasan Produk (Packing) 85 B
9. Praktik Finishing 83 B
Jumlah Nilai
Nilai Rata-rata 84.5 B

Keterangan:

ANGKA HURUF
86 – 100 Baik Sekali
75 – 85 Baik
70 – 74 Cukup
00< 70 Kurang

Blora, 31 Desember 2021


Pembimbing IDUKA

HERMAWAN .ST

33
BIODATA PESERTA PKL

Nama : ADITYA AJI RAMADHAN

NIS : 1920110170

Tempat / Tanggal Lahir : BLORA, 2 NOVEMBER 2003

Jenis Kelamin : Laki-laki

Golongan Darah :. O

Agama / Bangsa : Islam / Indonesia

Alamat : Ds.Sendangwungu RT 02/ RW03

Desa : Sendangwungu

Kecamatan : Banjarejo

Kabupaten/Kota : Blora

Nama Orang Tua

Ayah : Suparno

Pekerjaan : Perangkat Desa

Ibu : Jumiati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat :

Desa : Sendangwungu RT 2/3

Kecamatan : Banjarejo

Kabupaten/Kota : Blora

Motto Hidup

“ Memilihlah dengan tanpa penyesalan’’

34
Lampiran-Lampiran

35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai