Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS FARMASI RUMAH SAKIT

Nama : Evy Widiastuti

Nim : 2220444954

Pre Tes kel A3 (Senin, 5 Sep 2022)

1. Apa antiepilepsi yang masih dipandang aman untuk pasien hamil?


Jawab :
Monoterapi AED lebih sering digunakan pada kehamilan. fenitoin, karbamazepin,
fenobarbital, ethosuximide, lamotrigin, oxcarbazepine, levetiracetam, topiramate, dan
clorazepate dengan dosis rendah disertai dengan pemberian vitamin K dan asam folat
untuk meminimalisir terjadinya perdarahan neonates.

2. Mengapa perlu dilakukan monitoring kadar OAE dalam darah?


Jawab :
Karena tanpa kadar oksigen yang cukup, kemampuan organ dan jaringan tubuh untuk
menjalankan fungsinya akan terganggu. Pada beberapa penyakit, nilai kadar oksigen
dalam darah atau saturasi oksigen dapat digunakan untuk memantau kondisi tubuh.
Nilai ini juga digunakan untuk menentukan apakah suatu pengobatan berhasil atau
perlu dievaluasi kembali.

3. Apa pilihan terapi untuk kecemasan umum derajat ringan?


Jawab :
melakukan terapi nonfarmakologi psikoterapi, konseling jangka pendek, stress
manajemen, terapi kognitif, meditasi, terapi suportif, dan olahraga. Pada pasien
anxiety derajat ringan cukup dengan psikoterapi yang terpilih yaitu Cognitive
Behavioral Therapy (CBT)

4. Apa resiko pemberian benzodiazepin pada pasien kecemasan umum ?


Jawab :
Pada pasien gangguan pernafasan, benzodizepin dapat memperberat gejala sesak
nafas.

5. Mengapa SSRI jadi pilihan pertama utk terapi depresi?


Jawab :
SSRI dapat membantu mengubah kadar neurotransmiter serotonin di otak, seperti
neurotransmiter lain membantu sel otak berkomunikasi dengan yang lainnya. SSRI
juga memiliki efek samping minimal dan rendahnya resiko untuk overdosis.
Fluoxetine, Sertraline,Escitalopram, Paroxetine, dan Citalopram merupakan beberapa
SSRI yang secara umum diresepkan untuk panic disorder, OCD, PTSD, dan social
phobia.

6. Beri contoh SNRI dan antidepresan trisiklik


Jawab :
contoh obat SNRI: duloxetin, desvenlafaxine, reboxetin, dan venlafaxine
Contoh obat Trisiklik: amitriptilin, doxepin, clomipramin

7. Mengapa disarankan pemeriksaan HbA1c untuk pasien DM?


Jawab :
Pemeriksaan HbA1c sangat penting bagi penderita Diabetes Mellitus dikarenakan
pemeriksaan ini untuk mengetahui rata-rata kadar gula darah didalam tubuh dalam
waktu 3 bulan. Pemeriksaan ini juga memiliki fungsi untuk mengetahui komplikasi
lebih lanjut dari tingkat penyakit Diabetes Mellitus yang sudah dialami oleh pasien.

8. Mengapa penting melakukan kontrol glukosa darah dan pencegahan komplikasi pada
pasien DM?
Jawab :
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan
kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal. Keadaan gula darah yang tinggi dalam
jangka waktu tertentu dapat merusak berbagai sistem organ, mulai dari mata hingga
jari kaki. Ini disebut sebagai komplikasi diabetes. Apabila tidak melakukan kontrol
gula darah secara teratur dapat menyebabkan komplikasi yang membuat penanganan
terapi menjadi lebih berat.
Komplikasi Diabetes dapat dicegah dengan melakukan hal-hal penting berikut ini:
- Minum obat secara teratur sesuai anjuran Dokter/petugas kesehatan.
- Jaga kadar gula darah (Tes rutin kadar gula darah) dan check-up
- Makan sehat - memperbanyak konsumsi sayur dan buah, kurangi lemak, gula, dan
makanan asin
- Beraktivitas fisik secara teratur
- Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit
- Periksa mata secara teratur
- Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi, dan luka pada
bagian bawah kaki.

9. Mengapa pasien hipertiroid memerlukan terapi tambahan beta bloker?


Jawab : Beta bloker dalam terapi hipertiroid digunakan untuk menghambat efek tiroid
di jaringan perifer. Jadi memang pemberian beta bloker tidak diindikasikan untuk
mengurangi palpitasi pada pasien hipertiroid. Penggunaan beta bloker lebih ditujukan
untuk menghambat efek tiroid

10. Bagaimana mekanisme kerja larutan iodida (KI)?


Jawab :
mengkatalisis konversi iodida menjadi yodium

Anda mungkin juga menyukai