Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341343548

Perbandingan Quantitative Precipitation Estimation (QPE) Observasi Radar


Tangerang menggunakan Persamaan Marshall-Palmer dan Rosenfeld pada
Kejadian Banjir tanggal 1 Januari 2020

Article · April 2020

CITATIONS READS

0 183

4 authors, including:

Donaldi S Permana Jaka Anugrah Ivanda Paski


Meteorological Climatological and Geophysical Agency Meteorological Climatological and Geophysical Agency
51 PUBLICATIONS   113 CITATIONS    28 PUBLICATIONS   45 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Alfan S. Praja
Meteorological Climatological and Geophysical Agency
15 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Air Quality Measurement, Analysis and Modeling View project

Wave Modeling and Verification over Indonesia region View project

All content following this page was uploaded by Donaldi S Permana on 13 May 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk

PERBANDINGAN QUANTITATIVE PRECIPITATION


ESTIMATION (QPE) OBSERVASI RADAR TANGERANG
MENGGUNAKAN PERSEMAAN MARSHALL-PALMER DAN
ROSENFELD PADA KEJADIAN BANJIR TANGGAL 1
JANUARI 2020
COMPARISON OF QUANTITATIVE PRECIPITATION
ESTIMATION (QPE) OBSERVATION OF RADAR
TANGERANG USING MARSHALL-PALMER AND
ROSENFELD IN THE FLOOD EVENT AT 1ST JANUARY 2020
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi1, Donaldi Sukma Permana2, Jaka Anugrah
Ivanda Paski3,*, Alfan Sukmana Praja3
1Stasiun
Klimatologi Tangerang Selatan, Jl. Raya Kodam Bintaro No. 82, 12070
2StasiunPemantau Atmosfer Global (GAW) Lorel Lindu Bariri, Jl. Dr. Abdul Rahman
Saleh, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan, Kota Palu, 94111
3Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Jl. Angkasa 1 no. 2 Kemayoran, Jakarta

Pusat, 10720
*Email: jaka.paski@yahoo.com

ABSTRAK
Pada tanggal 31 Desember 2019 hingga tanggal 1 Januari 2020, hujan ekstrim terjadi di
wilayah Jawa bagian barat yang menyebabkan banjir di daerah Jabodetabek dan
beberapa wilayah di Banten. Pengukuran curah hujan pada Pos Hujan BMKG di wilayah
Jabodetabek menunjukan curah hujan ekstrim terjadi di keseluruhan wilayah dan tertinggi
berada pada wilayah Halim yang terukur 377 mm/hari. Penelitian ini bertujuan untuk
merekonstruksi curah hujan ekstrim yang terjadi selama 24 jam menggunakan data radar
cuaca BMKG Tangerang dengan membandingkan Quantitative Precipitation Estimation
(QPE) dari perhitungan Marshall-Palmer dan Rosenfeld untuk estimasi curah hujan di
Jabodetabek. Analisis dilakukan dengan membandingkan total curah hujan setiap pos
hujan dengan hasil QPE menggunakan 2 perhitungan estimasi. Hasil menunjukan hasil
QPE Marshall Palmer memiliki korelasi dan RMSE yang lebih baik dibandingkan dengan
hasil QPE Rosenfeld, namun hasil masih underestimed dari data observasi.

Kata kunci: Hujan ekstrim, QPE, Marshall-Palmer, Rosenfeld

ABSTRACT
From December 31, 2019 to January 1, 2020, extreme rain occurred in the western part
of Java, which caused flooding in the Greater Jakarta area and several areas in Banten.
Rainfall measurements on BMKG Rain Posts in the Greater Jakarta Area showed
extreme rainfall occurring in the whole area and the highest is in the Halim area
measured 377 mm / day. This study aims to reconstruct extreme rainfall that occurred for
24 hours using Tangerang BMKG weather radar data by comparing Quantitative
Precipitation Estimation (QPE) from Marshall-Palmer and Rosenfeld calculations for
estimation of rainfall in Jabodetabek. The analysis is done by comparing the total rainfall
for each rain post with the QPE results using 2 estimation calculations. The results show
that Marshall Palmer's QPE results have better correlation and RMSE compared to
Rosenfeld's QPE results, but the results are still underestimed from observational data.

Keywords: Extreme rainfall, QPE, Marshall-Palmer, Rosenfeld

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 32


VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk
1. Pendahuluan telah memiliki jaringan radar cuaca di
seluruh wilayah Indonesia.
Pada awal tahun 2020 telah terjadi Pengamatan curah hujan
peristiwa cuaca ekstrem di Jawa menggunakan radar cuaca atau yang
bagian barat yang menyebabkan disebut dengan Quantitative
banjir di beberapa daerah di Precipitation Estimation (QPE)
Jabodetabek dan Lebak di Provinsi dianggap lebih menguntungkan
Banten. Peristiwa cuaca ekstrem dibanding menggunakan penakar
berupa curah hujan yang sangat hujan konvensional. Hal ini
tinggi mengguyur Pulau Jawa bagian dikarenakan radar cuaca memiliki
barat sejak siang hari tanggal 31 cakupan wilayah yang lebih luas,
Desember 2019 hingga tanggal 1 distribusi data real time dengan
Januari 2020. Banjir mulai resolusi spasial dan temporal yang
menggenangi beberapa lokasi di tinggi [3-5]. Meskipun radar memiliki
Jabodetabek sejak dini hari tanggal 1 keunggulan dalam hal cakupan
Januari 2020 hingga beberapa hari spasial, namun hasil estimasi curah
berikutnya. Dari data terakhir yang hujan radar tidak cukup presisi
dihimpun oleh Badan Nasional dibandingkan dengan pengukuran
Penanggulangan Bencana (BNPB) curah hujan menggunakan penakar
per tanggal 4 Januari 2020, kejadian hujan, karena dipengaruhi berbagai
banjir merendam 307 kelurahan sumber kesalahan [6-7].
dengan ketinggian air maksimum
mencapai 6 meter. Sementara korban Curah hujan radar didapatkan dengan
meninggal dunia mencapai 60 orang, mengkonversi data reflektivitas (z)
dengan jumlah pengungsi sebanyak menjadi QPE dengan menggunakan
92.621 jiwa yang tersebar di 189 titik formula yang telah dikembangkan
di Jabodetabek dan Lebak [1]. seperti Marshall-Palmer dan
Rosenfeld. Penelitian ini bertujuan
Pengukuran curah hujan pada Pos untuk membandingkan hasil QPE dari
Hujan BMKG di wilayah Jabodetabek formula Marshall-Palmer dan
menunjukan curah hujan ekstrim Rosenfeld terhadap pengukuran
terjadi di wilayah Halim yang terukur penakar hujan pada saat kejadian
377 mm/hari. BMKG mendefinisikan banjir di Jabodetabek pada tanggal 1
hujan di atas 100 mm/hari merupakan Januari 2020.
kategori curah hujan ekstrim. Selain
itu, beberapa titik pengukuruan 2. Data dan metode
mencatat curah hujan di atas 200
mm/hari. Kejadian ini merupakan Data yang digunakan dalam
pengukuran curah hujan tertinggi penelitian adalah data radar cuaca C-
dalam beberapa tahun terakhir. Band Gematronik BMKG yang
Pengamatan curah hujan yang terletak di Stasiun Geofisika
dilakukan melalui pengukuran Tangerang. Data validasi dari QPE
langsung menggunakan penakar radar C-Band yang digunakan yaitu
hujan konvensional menyediakan data pos hujan BMKG wilayah
informasi spasial yang sangat Jabodetabek yang dihimpun oleh
terbatas, khususnya untuk hujan Stasiun Klimatologi Tangerang
konvektif atau pada daerah dengan Selatan.
topografi yang kompleks [2].
Data Radar Tangerang mulai pukul
Pemantauan hujan juga dapat 07.00 WIB tanggal 31 Desember
dilakukan melalui penginderaan jauh 2019 sampai dengan 07.00 WIB
seperti satelit dan radar cuaca. tanggal 2 Januari 2020 (2 hari)
Terkhusus untuk radar cuaca, BMKG digunakan untuk menghitung QPE

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 33


VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk
pada beberapa stasiun pengamatan Untuk mengisi data kosong tersebut
BMKG di wilayah Jabodetabek pada dilakukan interpolasi terhadap data
saat kejadian banjir awal tahun 2020. reflektifitas radar pada tiap titik
Karena radar Tangerang menyimpan stasiun pengamatan (lihat gambar 1).
data tiap 8 menit, maka idealnya ada Perhitungan QPE dilakukan dengan
180 data pada selang waktu 1 hari menggunakan 2 persamaan yaitu
tersebut. Akan tetapi, pada studi Marshall-Palmer (MP, Z = 200R1,6) [8]
hanya tersedia 121 data atau 71 % dan Rosenfeld (ROS, Z = 250R1,2) [9].
dan terdapat 29 % data kosong.

Gambar 1. (Atas) data reflektifitas radar Tangerang yang tersedia pada tiap titik stasiun
pengamatan (71%). (Bawah) data reflektifitas setelah dilakukan interpolasi untuk mengisi
data kosong

3. Hasil dan Pembahasan dalam kurun waktu sehari dari 43 titik


pengamatan BMKG.
Pada penelitian ini, data pos penakar
hujan yang digunakan mencapai 43 Curah hujan tertinggi terukur di Pos
titik yang tersebar di seluruh wilayah Penakar hujan Halim di wilayah
Jabodetabek. Data yang dihimpun Jakarta Timur yang tercatat mencapai
oleh Stasiun Klimatologi pada tanggal 377 mm/hari. Dengan curah hujan
1 Januari 2020 menunjukan curah yang sangat tinggi wilayah Bandara
hujan ekstrim terjadi hampir di seluruh Halim Perdana Kusuma tergenang
wilayah (lihat table 1). Terdapat 72% banjir. Sedangkan untuk curah hujan
dari total pengamatan pos yang terendah terukur di BPP Carenang-
terukur curah hujan ekstrim menurut Tiga Raksa yang tercatat 17 mm/hari.
kategori BMKG (>100 mm/hari)

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 34


VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk

Tabel 1. Curah hujan hasil pengukuran pos penakar hujan wilayah Jabodetabek pada
tanggal 1 Januari 2020.

Curah Hujan
No Pos Hujan Bujur Lintang
(mm/hari)
1 Angke Hulu 106.6943 -6.2183 120
2 Ciganjur 106.7823 -6.3504 172
3 Depok 106.8300 -6.4500 103
4 Halim 106.8833 -6.2783 377
5 Istana 106.8230 -6.1683 147
6 Karet PA 106.8101 -6.1983 118
7 Kedoya Selatan 106.7500 -6.1833 212
8 Kembangan Utara 106.7321 -6.1746 265
9 Krukut Hulu 106.7990 -6.3444 104
10 Lebak Bulus 106.7774 -6.3042 176
11 Manggarai 106.8486 -6.2073 107
12 Pakubuwono 106.7933 -6.2333 142
13 Pasar Minggu 106.8364 -6.2860 155
14 Pesanggrahan 106.7720 -6.3970 148
15 Pompa Cideng 106.8067 -6.1736 135
16 Pulogadung 106.9045 -6.1909 260
17 Ragunan 106.8214 -6.2945 155
18 Setiabudi Timur 106.8293 -6.2047 105
19 Stamar Tanjung Priok 106.8900 -6.1300 146
20 Stamet Kemayoran 106.8500 -6.1800 145
21 Sunter Hulu 106.9215 -6.3176 236
22 Sunter III Rawabadak 106.8966 -6.1209 144
23 Sunter Kodamar 106.8870 -6.1551 121
24 Tanjungan 106.7258 -6.1068 93
25 Teluk Gong 106.7777 -6.1336 113
26 Tomang Barat 106.7799 -6.1672 199
27 Waduk Melati 106.8178 -6.2010 191
28 Stageof Tangerang 106.6553 -6.1747 186
29 BPP Balaraja/Kaliasin 106.4183 -6.1567 59
30 BPP Carenang-Tiga Raksa 106.3890 -6.2669 17
31 BPP Caringin 106.5717 -6.3108 84
32 BPP Cisauk 106.6400 -6.3300 137
33 BPP KpMelayuTimur-TelukNaga 106.5673 -6.0668 107
34 BPP Sepatan 106.5838 -6.1170 87
35 BPP Sukadiri 106.5606 -6.0448 67
36 Jatiwaringin/Mauk 106.5423 -6.0808 86
37 Stamet Cengkareng 106.7000 -6.1400 148
38 Stamet Curug 106.5600 -6.2333 54
39 UPTD BendaSukamulya 106.4437 -6.1506 60
40 UPTD Sepatan 106.5893 -6.1290 83
41 UPTD Sindang Jaya/pasar
106.5053 -6.1666 71
kemis
42 Staklim Tangerang Selatan 106.7600 -6.2500 209
43 UPTD Serpong 106.6584 -6.3120 73

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 35


VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk

Gambar 2. Citra radar cuaca BMKG produk CMAX untuk wilayah Jabodetabek pada
tanggal 1 Januari 2020.

Sebaran dan pergerakan awan cuaca BMKG (lihat gambar 2). Produk
secara spasial pada tanggal 31 CMAX dapat merepresentasikan
Desember 2019 hingga 1 Januari sebaran awan pada analisis kejadian
2020 dapat dilihat pada citra radar ekstrim [10-11]. Jika dilihat dari

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 36


VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk

luasan dan bertahan dalam waktu berkurang dan awan dengan


yang lama, sebaran awan yang reflektifitas tinggi yang
terdapat di wilayah Jabodetabek menggambarkan awan-awan
tergolong ke dalam Multiscale konvektif tampak di wilayah selatan
Convective System (MCS). MCS Jabodetabek seperti Tangerang
merupakan jenis sistem awan yang Selatan, Depok dan Bogor. Pada
berpotensi menimbulkan cuaca pukul 10.00 UTC (17.00 WIB),
ekstrim. sebaran awan telah menutupi hampir
keseluruhan wilayah Jabodetabek
Pada tanggal 31 Januari 2019 pukul dengan reflektifitas tinggi dengan
02.00 UTC (09.00 WIB), terlihat rentang 30 dBz hingga 60 dBz.
adanya kumpulan awan di Laut Jawa Keadaan perawanan seperti ini
utara Jakarta. Namun pada pukul bertahan hingga tanggal 1 Januari
06.00 UTC (13.00 WIB), kumpulan 2020.
awan di utara Jakarta terlihat sedikit

Gambar 3. Grafik perbandingan QPE Marshall-Palmer dan Rosenfeld terhadap Pos


penakar hujan untuk wilayah Jabodetabek pada tanggal 1 Januari 2020.

Hasil pengolahan data radar C-band masing masing korelasi 0,66


Radar BMKG yang dikonversi berbanding 0,60 dan RMSE 66,69
menjadi data curah hujan berbanding 91,80. Hal itu berarti, pola
menunjukan perbandingan nilai QPE estimasi hujan menggunakan Metode
terhadap curah hujan observasi Marshall-Palmer lebih mirip dengan
ditunjukkan pada Gambar 3. Nilai observasi dibandingkan dengan
QPE Marshall-Palmer selalu Metode Rosefeld.
underestimate terhadap nilai curah
hujan observasi kecuali di Stasiun Walaupun metode Marshall-Palmer
Meteorologi Curug, sebaliknya nilai memiliki keunggulan akurasi dalam
QPE Rosefeld cenderung hal perhitungan korelasi dan RMSE,
overestimated terhadap nilai Metode Rosefeld dapat menangkap
observasi. Nilai korelasi dan mean nilai peak hujan ekstrim yang terjadi
error observasi terhadap metode di Jakarta. Metode Rosefeld dapat
Marshall-Palmer terlihat lebih baik menangkap curah hujan ekstrim yang
daripada metode Rosefeld, dengan lebih dari 200 mm/hari di Halim dan
BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 37
VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk

Kembangan Utara, sedangkan Daftar Pustaka


menggunakan metode Marshall-
[1] Update Korban Banjir: 60
Palmer, nilai QPE tidak ada yang
Meninggal, Dua Hilang. (2020).
mencapai 200 mm/hari. Curah hujan
https://bnpb.go.id/update-korban-
di bawah 200 mm/hari seperti di
banjir-60-meninggal-dua-hilang.
Angke Hulu, Karet PA, Setiabudhi
diakses pada 1 Februari 2020.
Timur, Sunter Kodamar dan Stageof
Tangerang dapat dihitung dengan
[2] Yoon, S.-S., Bae, D.-H. (2013).
baik menggunakan metode Marshall-
Optimal Rainfall Estimation by
Palmer. Dengan demikian estimasi
Considering Elevation in the Han
radar dengan menggunakan metode
River Basin, South Korea.
Rosefeld akan baik digunakan
Journal of Applied Meteorology
sebagai peringatan dini ketika cuaca
and Climatology 52, 802–818.
ekstrim, sedangkan dalam kondisi
cuaca normal (tidak ada kejadian
[3] Hambali, R., Legono, D. and
ekstim), metode Marshall-Palmer
Jayadi, R., (2019). Analisis
dapat menggambarkan curah hujan
Keandalan Data Penakar Hujan
lebih baik.
Otomatis Sebagai Acuan Koreksi
Perkiraan Hujan Radar. Jurnal
Oleh karena itu, penelitian ini
Teknik Pengairan, 10(2), pp.151-
menyarankan untuk melakukan studi
159.
penelitian lebih lanjut untuk
memperoleh hubungan Z-R yang
[4] Paski, J.A.I. and Permana, D.S.
baru dan sesuai dengan data
(2018). Using the c-band Doppler
reflektifitas radar cuaca BMKG
weather radar data to reconstruct
Tangerang. Namun, penelitian akan
extreme rainfall event on 11th
membutuhkan dataset pengamatan
march 2018 in Bangka island,
radar dan penakar hujan yang lebih
Indonesia. In MATEC Web of
panjang [12].
Conferences (Vol. 229, p.
04013). EDP Sciences.
4. Kesimpulan

Curah hujan tinggi yang terukur pada [5] Muzayanah, L.F., Permana, D.S.,
Pos penakar hujan BMKG di wilayah Praja, A.S., Wulandari, E.S. and
Jabodetabek menunjukkan hujan Hanggoro, W. (2016). Extreme
yang turun tergolong pada kategori Rainfall Analysis using Radar-
ekstrim. Citra radar cuaca BMKG based Rainfall Estimates, Ground
produk CMAX menunjukkan sebaran Observation and Model
awan hujan yang merata pada Simulation in West Sumatra
tanggal 31 Desember 2019 hingga 1 (Case Study: Padang Floods on
Januari 2020. Hasil pengolahan data June 16. Proc. Int. Sym. on the
radar C-band Radar BMKG yang 15th Ann. of the Equator. Atm.
dikonversi menjadi data curah hujan Radar (EAR).
QPE yang dibandingkan dengan
curah hujan observasi menunjukkan [6] Burcea, S., Cheval, S.,
metode Marshall-Palmer terlihat lebih Dumitrescu, A., Antonescu, B.,
baik daripada metode Rosefeld. Hal Bell, A., Breza, T. (2012).
ini jika dilihat dari nilai korelasi dan Comparison between radar
RMSE, namun masih underestimed estimations and rain gauge
dibandingkan dengan data penakar precipitations in the Moldavian
hujan obsevasi. Plateau (Romania).
Environmental Engineering and

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 38


VOL.1 NO.5 APRIL 2020 : 32-39 P-ISSN 2716-0130
Dyah Ajeng Sekar Pertiwi dkk

Management Journal 11, 723– wradlib berbasis Python. Jurnal


731. Meteorologi dan Geofisika, 17(3).

[7] Rossa, A.M., Cenzon, G., Monai, [11] Permana, D. S., T. D. Hutapea,
M. (2010). Quantitative A. S. Praja, J. A. I. Paski, E. E. S.
comparison of radar QPE to rain Makmur, U. Haryoko, I. H.
gauges for the 26 September Umam, M. Saepudin, and R.
2007 Venice Mestre flood. Adriyanto. (2019). The Indonesia
Natural Hazards and Earth In-House Radar Integration
System Science 10, 371–377. System (InaRAISE) of
Indonesian Agency for
[8] Marshall, J. S., & Palmer, W. M. Meteorology Climatology and
K. (1948). The distribution of Geophysics (BMKG):
raindrops with size. Journal of Development, Constraint, and
Meteorology, 5(4), 165-166 Progress. In IOP Conference
Series: Earth and Environmental
[9] Rosenfeld, D., Wolff, D. B., & Science, vol. 303, no. 1, p.
Atlas, D. (1993). General 012051. IOP Publishing, 2019.
probability-matched relations
between radar reflectivity and [12] Kamaruzaman M. A. and
rain rate. Journal of Applied Subramaniam M. (2012).
Meteorology, 32(1), 50-72. Rainfall estimation from radar
data, Malaysia Meteorological
[10] Permana, D. S., Hutapea, T. D., Department (MMD), Ministry of
Praja, A. S., Fatkhuroyan, F., & Science, Technoloy and
Muzayanah, L. F. (2016). Innovation (MOSTI), Research
Pengolahan multi data format publication no. 6/2012, pp. 1-16.
radar cuaca menggunakan

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 39

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai