Anda di halaman 1dari 2

INSTRUKSI KERJA

PEMERIKSAAN THORAKS
Kode IK Bagian No.Revisi

001 Lab.KMB 02
STIKES PANTI KOSALA
Pengertian Melakukan tindakan pemeriksaan fisik organ dada dan paru.
Tujuan 1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit dinding dada.
2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernapasan.
3. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan, taktil fremitus.
4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.
5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain disekitarnya.
6. Mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkial.
7. mengetahui adanya sumbatan aliran udara, dll.
Kebijakan Pada pasien yang mengalami gangguan pada organ dada dan paru.
Persiapan Alat 1. Stetoskop.
2. Penggaris sentimeter/midline.
3. Pensil/spidol penanda.
Prosedur A. FASE PRA INTERAKSI
1. Melakukan verifikasi data klien
2. Mencuci tangan
3 Mendekatkan alat di dekat klien dengan benar
B. FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam dan menyapa nama klien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. FASE KERJA
1. Menjaga privasi klien dengan menutup pintu atau tirai
2. Inspeksi dada :
a. Buka baju klien dan perlihatkan badan klien sebatas pinggang.
b. Atur posisi klien, duduk atau berdiri.
c. Beri penjelasan pada klien tentang apa yang akan dilakukan oleh pemeriksa dan
anjurkan klien untuk tetap santai/rileks.
d. Lakukan pengamatan bentuk dada dari 4 sisi, yaitu:
1). Depan : perhatikan klavikula, sternum, dan tulang rusuk.
2). Belakang : perhatikan bentuk tulang belakang, kesimetrisan skapula.
3). Sisi kanan.
4). Sisi kiri klien.
e. Inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui kelainan bentuk
dada dan tentukan frekuensi respirasi.
f. Amati keadaan kulit dada, apakah terdapat retraksi interkostalis selama ber
napas, jaringan parut, atau kelainan lainnya.
3. Palpasi dada
Ekspansi dada
a. Berdiri di depan klien dan letakkan kedua telapak tangan secara datar pada
dinding dada klien.
b. Anjurkan klien untuk menarik napas.
c. Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri.
d. pemeriksa berdiri di belakang klien, letakkan tangan pemeriksa pada sisi dada
lateral klien, perhatikan getaran ke samping sewaktu klien bernapas.
e. Letakkan kedua tangan pemeriksa di punggung klien-ibu jari diletakkan sepan
jang penonjolan spina setinggi iga ke-10 dengan telapak menyentuh permukaan
posterior. Jari-jari harus terletak +5 cm terpisah dengan titik ibu jari pada spina
dan jari lain ke lateral.
f. Setelah ekshalasi, minta klien untuk bernapas dalam, observasi gerakan ibu
jari pemeriksa.
g. Bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.

Taktil fremitus
a. Letakkan telapak tangan pada bagian belakang dinding dada dekat apeks paru.
b. Instruksikan klien untuk mengucapkan bilangan "sembilan-sembilan".
c. Ulangi langkah tersebut dengan tangan bergerak ke bagian dasar paru.
d. Bandingkan fremitus pada kedua sisi paru dan di antara apeks dasar paru.
e. Lakukan palpasi taktil fremitus pada dinding dada anterior.
f. Minta klien untuk berbicara lebih keras atau dengan nada lebih rendah jika
fremitus redup.
4. Perkusi dada
a. Atur posisi klien supine/terlentang.
b. Untuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas klavikula ke bawah pada
spasium interkostalis dengan interval 4-5 cm mengikuti pola sistematik.
c. Bandingkan sisi kanan dan kiri.
d. Anjurkan posisi klien duduk atau berdiri.
e. Untuk perkusi paru posterior, lakukan perkusi mulai dari puncak paru ke bawah.
f. Bandingkan sisi kiri dan kanan.
g. Instruksikan klien untuk menarik napas panjang dan menahannya untuk men
determinasi gerakan diafragma.
h. Lakukan perkusi sepanjang garis skapula sampai pada lokasi batas bawah sam-
pai resonan berubah menjadi redup.
i. Tandai area redupnya bunyi dengan pensil/spidol.
j. Instruksikan klien untuk menghembuskan napas secara maksimal dan mena
hannya.
k. Lakukan perkusi dari bunyi redup/tanda I ke atas. Biasanya bunyi redup ke-2
ditemukan di atas tanda I. Beri tanda pada kulit ditemukannya bunyi redup
(tanda II)
l. Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita jarak antar kedua tanda
ini normalnya 3-5 cm, pada pria 5-6 cm.
5. Auskultasi paru
a. Gunakan diafragma stetoskop untuk orang dewasa dan bell untuk anak-anak.
b. Letakkan stetoskop dengan kuat pada kulit di atas area interkostal.
c. Instruksikan klien bernapas secara perlahan dan dalam dengan mulut sedikit
tertutup.
d. Mulai auskultasi dengan urutan yang benar
e. Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pada setiap tempat.
f. Catat hasil auskultasi.
D. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan pada klien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat tindakan dan respon klien dalam lembar catatan keperawatan
Referensi Muttaqin, Arif. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Salemba Medika, Jakarta.
Soemantri, Irman. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan
Salemba Medika, Jakarta.
Manurung, Nixson. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Respiratory.
CV Trans Info Media, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai