Anda di halaman 1dari 22

POMPA

Daftar Isi
 Klasifikasi pompa

 Proses terjadinya kavitasi beserta akibat dan


penyebabnya

 Maintenance pada pompa


KLASIFIKASI POMPA
2 . Pompa putar (Rotary
1 .Pompa bolak- balik pump)
(Reciprocating Pompa roda gigi (gear pump)
pump)
Pompa torak (piston pump) Pompa cuping (lobe pump)
Pompa plunyer
Pompa sekat Pompa geser (vane pump)

Pompa ulir (screw pump)


3 . Pompa sentrifugal
Pompa volute
Pompa turbin
Jenis pmpa bolak-balik pompa bolak-balik

Pompa
Torak Bagian yang terpenting dari
pompa bolak-balik ialah silinder
Pompa penghisap dan katup.
Penghisapnya berbentuk torak
Plunyer atau plunyer dan katup berbentuk
dek atau pot.
Pompa
Sekat
a. Pompa torak
Pompa torak mengeluarkan cairan dalam
jumlah yang terbatas selama pergerakan piston
sepanjang langkahnya.

Kerja tunggal Kerja ganda


b. Pompa plunyer (plunger pump)
Pompa jenis ini pengisapannya disebut plunyer
sehingga dinamakan pompa plunyer. Perbedaannya
dengan torak adalah bentuknya lebih panjang dan
pakingnya menempel pada silinder. Sedangkan torak
menempel pada torak itu sendiri. Cara kerja pompa ini
hampir sama dengan pompa torak.
c. Pompa sekat
Pompa sekat baik digunakan untuk cairan-
cairan yang mengandung partikel padatan,
pada pompa ini sedikit sekali bagian-bagian
yang bergerak dan sederhana serta mudah
direparasi. Pompa sekat terdiri dari dua ruangan
yang dibatasi oleh suatu sekat yang dapat
bergerak turun naik.
Jenis-jenis Pompa Putar
pompa putar
Pompa putar terdiri dari suatu rumah
Pompa roda tenpat suatu bagian yang berputar.
gigi Ruangan ini disebut kas, sedangkan
yang berputar disebut impeller yang
terdiri dari satu atau dua bagian. Bila
satu bagian maka impeller itu
Pompa cuping
berputar pada sumbu eksentrik. Pada
impeller terdapat sela yang berfungsi
untuk memindahkan fluida dari
Pompa ulir saluran pemasuk ke saluran
pengeluaran. Pompa putar tidak
menggunakan katup.
Pompa keping
geser
a. Pompa roda gigi (gear pump)
Pada pompa roda gigi impelernya terdiri dari
dua gigi yang bertugas memindahkan fluida. Roda
gigi yang pertama digerakkan oleh motor dan
roda gigi kedua digerakan oleh roda gigi pertama.
Kecepatan fluida tergantung dari kecepatan
putarannya.
b. Pompa cuping (lobe pump)
Cara kerja pompa jenis ini hampir sama dengan
pompa roda gigi. Demikian besarnya gigi-gigi
sehingga dalam tiap cuping hanya ada dua atau
tiga gigi saja. Pada pompa cuping aliran fluida
kurang kontinyu dibandingkan dengan aliran yang
dihasilkan oleh pompa gigi, tetapi sela gigi kedua
tersebut selalu tetap.
c. Pompa ulir (screw pump)
Pada pompa ulir, fluida
mengalir sejajar dengan sumbu.
Karena bentuknya yang kurang
efektif maka tidak dapat
dipergunakan untuk gas atau
cairan yang encer (karena akan
bocor). Fluida yang kental masuk
melalui kedua ujung ulir,
kemudian diangkat oleh ulir yang
berputar kesaluran pengeluaran.
d. Pompa keping geser
Pada pompa ini impelernya
terdiri dari keping-keping yang dapat
keluar atau masuk dalam suatu
bagian yang berputar dalam
eksentrik. Fluida dari saluran
pemasukan memasuki sela antar
keping dan kasnya, kemudian
diangkut kesaluran pengeluaran oleh
putaran impeler. Setelah melewati
saluran pengeluaran, keping terdesak
masuk sehingga ada ruang antar
keping dengan kas. Oleh karena itu
semua fluida akan keluar.
Klasifikasi pompa Pompa sentrifugal
sentrifugal

Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan


prinsip gaya sentrifugal yaitu bahwa
benda yang bergerak secara
melengkung akan mengalami gaya
Pompa yang arahnya keluar dari titik pusat
volute lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul
tergantung dari masa benda, kecepatan
gerak benda, dan jari-jari lengkung
Pompa lintasannya. Bagian terpenting dalam
pompa sentrifugal adalah impeler dan
turbin kas (tempat impeler).
a. Pompa volute
pompa volute merupakan
pompa sentrifugal yang
sederhana dengan pengisapan
tunggal dan bertingkat satu.
Impeler membuang fluida ke
dalam rumah spiral yang secara
berangsur-angsur berkembang.
Hal ini dibuat sedemikian rupa
untuk mengurangi kecepatan
fluida yang diubah menjadi
tekanan statis.
b. Pompa turbin
Juga disebut pompa Vorteks
(Vortex), periperi (Periphery), dan
regeneratif. Cairan dipusar oleh
baling-baling impeller dengan
kecepatan tinggi selama hampir
satu putaran di dalam saluran
yang berbentuk cincin (annular),
tempat impeller tadi berputar.
Energi ditambahkan ke cairan
dalam sejumlah impuls.
KAVITASI

Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya


gelembung-gelembung uap di dalam cairan
yang dipompa akibat turunnya tekanan
cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh
cairan pada suhu operasi pompa.
Gelembung uap yang terbentuk dalam proses
ini mempunyai siklus yang sangat singkat.
Ciri-ciri kavitasi
Proses terjadinya kavitasi
Suara berisik
Adanya
getaran pada
pompa
Bunyi
dengung keras
pada pipa
Tekanan
buang yang
fluktuasi
Penyebab terjadinya kavitasi
 Luasan aliran pada mata impeller pompa biasanya lebih
kecil dari daripada luasan aliran pipa hisap pompa atau
luas aliran yang melalui baling baling impeller.
 Jumlah aliran pompa yang lebih besar, penurunan
tekanan yang lebih besar antara lubang hisap pompa
dengan mata impeller.
 Banyak gelembung udara terbentuk akibat tekanan yang
jatuh di ujung impeller di sapu oleh baling baling impeller
melalui aliran fluidanya.
 Menurunnya tekanan absolut atau karena ketinggian
(PA<<)
 Naiknya temperatur dari pompa liquid (PV>>), dan
 Pompa bekerja dengan fluida 2 fasa, terjadi efisiensi
pemompaan
Akibat
Kerusakan kavitasi
impeler  Kavitasi menurunkan performa
pompa, menyebabkan fluktuasi
jumlah aliran dan tekanan buang,
 Menyebabkan kerusakan komponen
pompa bagian dalam dengan
timbulnya suara bising selama
pemompaan berlangsung,
 Menyebabkan kelebihan getaran
pada pompa, yang mana bisa
menyebabkan kerusakan bearing
pompa, ring penahan aus dan seal –
seal.
Maintenance pada pompa
Preventive maintenance adalah tindakan
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai
dengan anjuran pada instruction manual atau
pengalaman si crew maintenance terhadap
equipment yg bersangkutan.
TUJUAN Keuntungan predictive
maintenance
Mengetahui 1. Pentingnya tool untuk meyakinkan tingkat
safety yang tinggi dan meningkatkan
lebih dini reliability pada equipment.
kemungkinan 2. Mendeteksi sejak awal kerusakan equipment.
terjadinya 3. Mengurangi resiko kerusakan ekstrim pada
kerusakan equipment(catastrophic failures).
4. Mengurangi waktu repair dan down-time,
pada suatu yang berujung kepada penghematan biaya
unit. perbaikan.
5. Meningkatkan efisiensi.
TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai