Anda di halaman 1dari 44

(R P P)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


TAHUN AJARAN 2013/2014

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 BOJONEGORO


Mata Pelajaran : Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kelas/Semester : XII / Ganjil
Pertemuan ke : 1-8
Alokasi Waktu : 16 Jam Pembelajaran x @ 45 menit
Standar Kompetensi : 15. Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kode : 015.KK.10.2.02
Kompetensi Dasar : Menjelaskan Cara Pengelasan dengan Proses Las Busur Manual

A. INDIKATOR
1. Cara Pengelasan pelat Las Busur Manual posisi horizontal (3F dan 3G) dijelaskan sesuai
dengan SOP
2. Cara Pengelasan pelat Las Busur Manual posisi di atas kepala (4F dan 4G) dijelaskan
sesuai dengan SOP
3. Cara Pengelasan pipa Las Busur Manual posisi di bawah tangan (1G), mendatar (2G),
sumbu mendatar tidak dapat diputar (5G) dan sumbu miring 45o tidak dapat diputar (6G)
dijelaskan sesuai dengan SOP

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah materi pembelajaran ini diberikan diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan dan menerapkan pengelasan sambungan sudut (groove) posisi datar
dibawah tangan yang meliputi :
a) Siswa mampu mengunakan alat perlengkapan las dan keselamatan kerja.
b) Siswa mampu melakukan pengelasan sambungan tumpul kampuh V posisi horizontal.
c) Memahami tindakan pengamanan secara spesifik ketika menggunakan peralatan las
busur metal manual.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Pengelasan Sambungan Sudut posisi horizontal pada pelat.
1. Pembuatan Kampuh Las
Pembuatan kampuh las dapat dilakukan dengan beberapa metode, tergantung
bentuk sambungan dan kampuh las yang akan dikerjakan. Metode yang biasa
dilakukan dalam membuat kampuh las, khususnya untuk sambungan tumpul
dilakukan dengan mesin atau alat pemotong gas (brander potong). Mesin pemotong
gas lurus (straight line cutting machine) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama
untuk kampuh- kampuh las yang di bevel, seperti kampuh V atau X, sedang untuk
membuat persiapan pada pipa dapat dipakai mesin pemotong gas lingkaran (circular
cutting machine) atau dengan brander potong manual atau menggunakan mesin bubut.
Namun untuk keperluan sambungan sudut (fillet) yang tidak memerlukan kampuh las
dapat digunakan mesin potong pelat (guletin) berkemampuan besar, seperti hidrolic
shearing machine. Adapun pada sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti,
karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I
yang tidak memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja.
a) Kampuh V dan X ( single vee dan double vee )
Untuk membuat kampuh V dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Potong sisi plat dengan sudut ( bevel ) antara 30 - 35°

30-35°
30-35°

Kampuh V Kampuh X

Gambar 1. Pembuatan Bevel 1

 Buat "root face" selebar 1-3 mm secara merata dengan menggunak mesin
gerinda dan/atau kikir rata. Kesamaan tebal/lebar permukaan root face akan
menentukan hasil penetrasi pada akar (root)
Gambar 2. Pembuatan Bevel 2

b) Kampuh U dan J.
Pembuatan kampuh U dan J dapat dilakukan dengan dua cara :
ƒ melanjutkan pembuatan kampuh v (single vee) dengan mesin gerinda
sehingga menjadi kampuh u atau j; dan
ƒ dibuat dengan menggunakan teknik gas gouging, kemudian
dilanjutkan dengan gerinda dan /atau kikir.

Setelah dilakukan persiapan kampuh las, baru dirakit (dilas catat) sesuai dengan
bentuk sambungan yang dikerjakan.

2. Las Catat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan las catat (tack weld) adalah
sebagai berikut :
ƒ bahan las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan karat.
ƒ pada sambungan sudut cukup di las catat pada kedua ujung sepanjang
penampang sambungan ( tebal bahan tersebut ).
ƒ bila dilakukan pengelasan sambungan sudut (t) pada kedua sisi, maka konstruksi
sambungan harus 90° terhadap bidang datarnya. Bila hanya satu sisi saja, maka
sudut perakitannya adalah 3°-5° menjauhi sisi tegak sambungan, yakni untuk
mengantisipasi tegangan penyusutan / distorsi setelah pengelasan; dan
Pada sambungan tumpul kampuh V, X, U atau J perlu dilas catat pada beberapa
tempat, tergantung panjang benda kerja.
Las catat

Gambar 3. Persiapan Sambungan T

Untuk panjang benda kerja yang standar untuk uji profesi las (300 mm)
dilakukan tiga las catat, yaitu kedua ujung dan tengah dengan panjang las catat
antara 15 -30 mm atau tiga sampai empat kali tebal bahan las. Sedang untuk
panjang benda kerja di bawah atau sama dengan 150 mm dapat dilas catat pada
kedua ujung saja.

Gambar 4. Persiapan Sambungan Tumpul Kampuh V

Prosedur Pengelasan Pelat Posisi di Bawah Tangan dan Horizontal


Prosedur pengelasan yang benar dan sesuai merupakan salah satu hal terpenting
untuk mencapai kualitas pengelasan secara maksimum dan efisien/ ekonomis. Oleh
sebab itu sebelum dilakukan pengelasan, maka perlu dipahami terlebih dahulu prosedur
pengelasannya agar proses dan hasil las dapat mencapai standar yang diharapkan.
1. Prosedur Umum
Secara umum, prosedur-prosedur yang harus dilakukan setiap kali akan, sedang dan
setelah pengelasan adalah meliputi hal-hal berikut ini :
ƒ Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) dan prosedur
penanganan kebakaran yang jelas/tertulis.
ƒ Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las dan dari
kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang elektroda..
Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat.
ƒ Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan.
ƒ Pakai pakaian kerja yang aman.
ƒ Konsentasi dengan pekerjaan.
ƒ Setiap gerakan elektroda harus selalu terkontrol.
ƒ Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
ƒ Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara benar.
ƒ Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai.
ƒ Selalu gunakan kaca mata pengaman ( bening ) selama bekerja.
ƒ Bersihkan terak dan percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya.
ƒ Matikan mesin las bila tidak digunakan.
ƒ Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan
peralatan yang dipakai pada tempatnya.
2. Penempatan Bahan Las dan Posisi Elektroda
Penempatan bahan pada pengelasan pelat posisi di bawah tangan adalah posisi di
mana bahan atau bidang yang dilas ditempatkan secara rata (flat) atau sejajar dengan
bidang horizontal, baik pada sambungan sudut maupun pada sambungan tumpul.
Sedangkan penempatan bahan pada pengelasan posisi horizontal adalah penempatan di
mana bidang yang dilas mendatar dan memanjang pada bidang horizontal.

D. METODA PEMBELAJARAN
1. Kepala Bernomor Struktur
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Demontrasi
5. Penugasan

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN :
1. Pertemuan 1 s/d 2 :
a) Kegiatan Awal (15”)
1) Menkondisikan kelas untuk siap belajar, berdo’a bersama dan mengabsen siswa.
2) Mereview materi pembelajaran terdahulu dengan materi pembelajaran sekarang.
3) Memberikan pre test secara lisan kepada siswa untuk mengetahui sampai sejauh
mana pengetahuan tentang posisi pengelasan 1G yang telah dicapainya.
2. Kegiatan Inti (270”)
a) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan posisi horizontal pada pelat.
b) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan sambungan sudut posisi tegak (1G) pada
pelat.
c) Mendemontrasikan pengelasan posisi horizontal dibawah tangan.
d) Mengadakan tanya jawab kepada siswa untuk melihat sampai sejauh mana
pengetahuannya tentang pengelasan posisi 1G.
e) Memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan pengelasan seperti yang tertera di
job sheet.
3. Kegiatan Akhir (15”)
a) Menilai hasil kerja siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam daftar
penilain.
b) Menkondisikan benkel bersih indah dan rapi.
c) Membersihkan limbah masuk tempatmya sesuai jenisnya.
d) Kontrol dan matikan listrik jika tak perlu.
e) Menyimpulkan hasil dari kerja siswa serta memberikan umpan balik kepada peserta
didik untuk perbaikan selanjutnya.
4. Pertemuan 3 s/d 4
a) Kegiatan Awal (20”)
1) Mengkondisikan kelas untuk siap belajar, berdo’a bersama dan mengabsen peserta
didik.
2) Mereview materi pembelajaran terdahulu dengan materi pembelajaran sekarang.
3) Memberikan pre test secara lisan kepada siswa untuk mengetahui sampai sejauh
mana pengetahuan tentang posisi pengelasan 1G yang telah dicapainya.
b) Kegiatan Inti (400”)
1) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan posisi horizontal pada pelat.
2) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan sambungan sudut posisi horizontal
(1G) pada pelat.
3) Mendemontrasikan pengelasan posisi dibawah tanggan.
4) Mengadakan tanya jawab kepada siswa untuk melihat sampai sejauh mana
pengetahuannya tentang pengelasan posisi 1G.
5) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan pengelasan seperti yang
tertera di job sheet.
c) Kegiatan Akhir (30”) :
1) Menilai hasil kerja siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam daftar
penilain.
2) Menyimpulkan hasil dari kerja siswa serta memberikan umpan balik kepada siswa
untuk perbaikan selanjutnya.

F. ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Alat :
a. Mesin las busur manual dan perlengkapannya
b. Peralatan bantu pekerjaan
2. Bahan :
a) Pelat baja karbon ASTM 36 :
1) Ukuran : 200 x 100 x 8 mm : 1 buah (pembuatan rigi-rigi las)
2) Ukuran : 200 x 100 x 10 mm : 2 buah (1G)
b) Elektroda las E6013, E7016 dan E7018 Ø 3,2 mm
3. Sumber Belajar :
a. Modul Mengelas tingkat lanjut dengan proses Las Busur Manual
b. Buku Referensi Lain
c. Lembar kerja (Job Sheet)

G. PENILAIAN
1. Skor minimal yang harus dicapai siswaadalah ≤ 7,6
2. Bila kurang dari 7,6 maka sisw harus melakukan remedial
3. Format penilaian seperti tercantum dalam lembar job sheet
Mengetahui Bojonegoro, Juli 2013
Kepala Sekolah Guru Mata Diklat

Edy Yusup Joko Muryono, M.MPd Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19611211 198302 1 002 NIP. 19650601 200701 1 013
JOB SHEET
PEMBUATAN JALUR LAS POSISI TEGAK ARAH NAIK
Latihan 1

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, siswa diharapkan mampu membuat jalur las
pada pelat posisi mendatar (horizontal) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi criteria :
 Siswa mampu mengunakan alat perlengkapan las dan keselamatan kerja.
 Siswa mampu melakukan pengelasan sambungan tumpul kampuh V posisi horizontal
 Memahami tindakan pengamanan secara spesifik ketika menggunakan peralatan las busur
metal manual.
Tingkat : Menengah
Proses : Las busur metal manual
Materi : Praktek pengelasan sambungan tumpul kampuh V
Posisi : Horizontal
Tes : Visual

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Seperangkat mesin las busur manual
 Peralatan bantu
 Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
b) Pelat baja karbon ASTM 36 :
1) Ukuran : 200 x 100 x 8 mm : 1 buah (pembuatan rigi-rigi las)
2) Ukuran : 200 x 100 x 10 mm : 2 buah (1G)
b) Elektroda las E6013, E7016 dan E7018 Ø 3,2 mm

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.

D. Gambar Kerja
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan alat perlengkapan dan keselamatan kerja.
2. Menyiapkan tempat las dan membersihkan benda kerja yang dilas.
3. Jepit benda kerja sesuai posisi horizontal.
4. Pergunakan alat keselamatan kerja
5. Lakukan pengelasan sambungan tumpul kampuh V posisi horizontal
6. Matikan las bila telah selesai
7. Bersihkan benda kerja.
8. Laporkan pada pembina / guru pembimbing

F1. Lembar Pengamatan Proses


Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ………………pukul ……………
Selesai tanggal ……………..pukul …………….
CEKLIS
NO ASPEK YANG DIAMATI KRITERIA Benar Salah KET.
1. Keselamatan dan kesehatan kerja - Menggunakan kaca
mata pengaman yang
sesuai.
- Memakai pakaian
kerja
- Memakai sepatu
kerja
Peralatan kerja - Alat las diset sesuai
2. SOP
- Menggunakan alat
bantu yang sesuai
Peletakan bahan Tegak
3. Pemilihan elektroda AWS E 6010/11 atau E
4. 7016 Æ3,2mm untuk
root dan E 6013 atau
E 7018 Æ3,2mm /
Æ2,6mm untuk
pengisian/ capping.
0 - 15°
Didinginkan dan
dibersihkan
Posisi elektroda Semua peralatan
5. Benda kerja setelah selesai dilas dirapikan
6. Akhir pekerjaan
F2. Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….

CHECK LIST
ASPEK YANG DINILAI
NO KRITERIA Benar Salah Rekomendasi

1. Lebar jalur las (capping) 14mm, + 2, - 0mm.

2. Tinggi jalur 2mm, ± 1mm

3. Penetrasi Minimum 90%

4. Bentuk jalur las Lurus dan cembung

5. Undercut Maks. 0,5 x 10% panjang


pengelasan

6. Overlap Tidak ada bagian yang


overlap

7. Distorsi Maksimum 5°

8. Keropos Maksimum 4mm2

9. Kerapian pekerjaan Bersih dan bebas terak

Bojonegoro, Juli 2013


Penilai,

Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19650601 200701 1 013
(R P P)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 BOJONEGORO


Mata Pelajaran : Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kelas/Semester : XII/ (Ganjil)
Pertemuan ke : 9-14
Alokasi Waktu : 16 Jam Pembelajaran x @ 45 menit
Standar Kompetensi : 15. Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kode : 015.KK.10.2.02
Kompetensi Dasar : Melakukan pengelasan pelat dan pipa segala pesisi sesuai standar (SOP)

A. INDIKATOR
1. Pengelasan pelat Las Busur Manual posisi vertical (3F dan 3G) dilakukan sesuai dengan
SOP
2. Pengelasan pelat Las Busur Manual posisi di atas kepala (4F dan 4G) dilakukan sesuai
dengan SOP
3. Pengelasan pipa Las Busur Manual posisi di bawah tangan (1G), mendatar (2G), sumbu
mendatar tidak dapat diputar (5G) dan sumbu miring 45o tidak dapat diputar (6G) dilakukan
sesuai dengan SOP

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah materi pembelajaran ini diberikan, peserta didik dapat Menjelaskan dan menerapkan
pengelasan sambungan tumpul (butt) posisi tegak (3F dan 3G) serta memahami pengelasan
posisi di atas kepala (4F dan 4G) yang meliputi :
1. Memperhatikan keselamatan kerja saat berada di dalam pengerjaan las
2. Pembuatan jalur las posisi tegak arah naik
3. Sambungan tumpul kampuh V dan sambungan T

C. MATERI PEMBELAJARAN
1) Keselamatan kerja
a) Pakailah pakaian yang patut sebagai baju pelindung dikala mengelas
b) Jagalah agar selalu aman dan area harus selalu bersih.
c) Pastikan bahwa tidak ada material yang mudah terbaka didekat area pengelasan
d) Yakinkanlah bahwa selalu ada ventilasi untuk memberikan tiga atau empat kali
penukaran udara per jam.
e) Jangan mengelas disekitar benda yang mudah meledak.
f) Tidak boleh melas atau memotong pada area yang dikhususkan bila tidak
mempergunakan pelindung lengkap.
g) Taruhlah semua peralatan lasan dengan baik.

2). Teknik pengelasan sambungan fillet (T) posisi diatas kepala dapat dilakukan
dengan atau tanpa ayunan. Untuk latihan dengan tebal plat ¼” (6,4mm)
tidak perlu dilakukan pembuatan sudut alur, untuk sambungan T tidak harus
dibuat sudut/alujika ketebalan plat tidak besar. Jalur pertama pengelasan
elektroda berada pada sudut 60 0 dari posisi horisontal plat
kemudian jalur kedua pada sudut 60 0
dari posisi vertikal plat. Jalur kedua harus
menyatu /melebur dengan jalur pertama dan plat horisontal. Ukuran dari manik las
tidak lebih dari 6,4mm.

untuk ketebalan plat mencapai 3/8” (9,5 mm) dilakukan dalam 3 jalur pengelasan
dan jika tebal plat lebih dari ½” (12,7mm) dilakukan sampai 6 jalur pengelasan.
Dalam pengelasan sambungan fillet dengan tebal plat antara 6,4mm sampai
9,5 mm dapat dilakukan satu jalur dengan ayunan melingkar. Untuk tipe ayunan ini
posisi elektroda 15 dari garis vertikal. Elektroda yang digunakan dalam pengelasan
fillet diatas kepala ini adalah tipe E 6010 dengan diameter 4mm dan
pengaturan arus sebesar 100-120 A.

c. Tugas 3
1. Siapkan peralatan las untuk pengelasan sudut posisi 3F, 3G, 4F dan 4G
yang sesuai dengan standar.
2. Siapkan alat keselamatan kerja.
3. Siapkan jobsheet/ petunjuk kerja pengelasan
4. Lakukan pengelasan sambungan sudut posisi 3F, 3G, 4F dan 4G.

d. Tes Formatif 3
1) Berapakah diameter elektroda dan arus ideal yang digunakan
dalam pengelasan sambungan fillet posisi diatas kepala ?
2) Berapakah panjang dari kaki-kaki sambungan fillet yang sesuai standar ?

e. Kunci Jawaban Tes Formatif 3


1) Diameter yang digunakan adalah sebesar 4mm tipe E 6010 dengan arus
sebesar antara 100-120 A
2) Panjang kaki-kaki sambungan fillet sesuai standar adalah sebesar tebal plat
yang dilas.
D. METODA PEMBELAJARAN
1. Problem Based Introduction
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Demontrasi
5. Penugasan

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan 1 s/d 2 :
a. Kegiatan Awal (15”)
a. Menkondisikan kelas untuk siap belajar, berdo’a bersama dan mengabsen peserta
didik.
b. Mereview materi pembelajaran terdahulu dengan materi pembelajaran sekarang.
c. Mengutamakan keselamatan kerja. Selamat orangnya linkungannya dan alatnya.
d. Memberikan pre test secara lisan kepada peserta didik untuk mengetahui sampai
sejauh mana pengetahuan tentang posisi pengelasan 3F yang telah dicapainya.
b. Kegiatan Inti (270”)
1) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan posisi vertical pada pelat.
2) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan sambungan sudut posisi tegak (3F)
pada pelat.
3) Mendemontrasikan pengelasan posisi tegak arah naik dan arah turun.
4) Mengadakan Tanya jawab kepada peserta didik untuk melihat sampai sejauh mana
pengetahuannya tentang pengelasan posisi tegak
5) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan pengelasan seperti yang
tertera di job sheet
c. Kegiatan Akhir (15”)
1) Menilai hasil kerja peserta didik sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan dalam
daftar penilain.
2) Menkondisikan benkel bersih rapid an indah.
3) Membuang sampah atau limbah dan bedakan sesuai jenisnya.
4) Kontrol dan matikan listrik jika tidak diperlukan.
5) Menyimpulkan hasil dari kerja siswa serta memberikan umpan balik kepada peserta
didik untuk perbaikan selanjutnya.
2. Pertemuan 3 s/d 4 :
a. Kegiatan Awal (20”)
1) Mengkondisikan kelas untuk siap belajar, berdo’a bersama dan mengabsen peserta
didik.
2) Mereview materi pembelajaran terdahulu dengan materi pembelajaran sekarang.
3) Memberikan pre test secara lisan kepada peserta didik untuk mengetahui sampai
sejauh mana pengetahuan tentang posisi pengelasan 3G yang telah dicapainya.
b. Kegiatan Inti (400”)
1) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan posisi vertical pada pelat.
2) Menjelaskan teknik dan prosedur pengelasan sambungan sudut posisi tegak (3G pada
pelat.
3) Mendemontrasikan pengelasan posisi tegak arah naik dan arah turun.
4) Mengadakan Tanya jawab kepada peserta didik untuk melihat sampai sejauh mana
pengetahuannya tentang pengelasan posisi tegak.
5) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan pengelasan seperti yang
tertera di job sheet
c. Kegiatan Akhir (30”)
1) Menilai hasil kerja siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam daftar
penilain
2) Menyimpulkan hasil dari kerja siswa serta memberikan umpan balik kepada siswa
untuk perbaikan selanjutnya.

F. ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Alat :
a) Mesin las busur manual dan perlengkapannya
b) Peralatan bantu pekerjaan
2. Bahan :
a) Pelat baja karbon ASTM 36 :
1) Ukuran : 200 x 100 x 8 mm : 1 buah (pembuatan rigi-rigi las).
2) Ukuran : 200 x 100 x 8 mm : 1 buah (3F).
3) Ukuran : 200 x 75 x 8 mm : 1 buah (3F).
4) Ukuran : 200 x 100 x 10 mm : 2 buah (3G)
b) Elektroda las E. 6013, E. 7016 dan E. 7018 Ø 3,2 mm
3. Sumber Belajar :
d. Modul Mengelas tingkat lanjut dengan proses Las Busur Manual
e. Buku Referensi Lain
f. Lembar kerja (Job Sheet)

G. PENILAIAN
1. Skor minimal yang harus dicapai peserta didik adalah ≤ 7,6
2. Bila kurang dari 7,6 maka peserta didik harus melakukan remedial
3. Format penilaian seperti tercantum dalam lembar job sheet

Mengetahui Bojonegoro, Juli 2013


Kepala Sekolah Guru Mata Diklat

Edy Yusup Joko Muryono, M.MPd Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19611211 198302 1 002 NIP. 19650601 200701 1 013
JOB SHEET
PEMBUATAN JALUR LAS POSISI TEGAK ARAH NAIK
Latihan 2

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat jalur las
arah naik pada pelat posisi tegak (vertikal) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi
kriteria:
 lebar jalur las 8 mm
 tinggi jalur 2 mm
 sambungan jalur rata
 minimum 80% jalur las lurus

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Seperangkat mesin las busur manual
 Peralatan bantu
 Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
 Pelat baja karbon, ukuran 10 x 100 x 200 mm
 Elektroda jenis rutile ( E 6013 ) Æ 3,2 mm

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.

D. Gambar Kerja

5-10 ° 90 °

25 25 25
E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan bahan /pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 10 mm .
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Set mesin las, dan atur arus las antara 90 – 120 amper ( lihat tabel penggunaan yang tertera
pada kemasan elektroda )
4. Menempatkan bahan pada posisi tegak dengan menggunakan klem atau dilas catat pada
dudukan.
5. Membuat jalur las pada jalur pertama sesuai gambar kerja dan mengacu pada kriteria yang
telah ditenukan.
6. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
7. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang
ditentukan.
8. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1. Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….. pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….

CEKLIS
NO ASPEK YANG KRITERIA Benar Salah KET.
DIAMATI
1. Keselamatan dan kesehatan - Menggunakan kaca
kerja mata pengaman yang
sesuai.
- Memakai pakaian
kerja
- Memakai sepatu
kerja
- Alat las diset sesuai

2. Peralatan kerja SOP


- Menggunakan alat
bantu yang sesuai
Tegak

3. Peletakan bahan AWS E 6013 Æ

4. Pemilihan elektroda 3,2mm

5. Posisi elektroda
± 90° terhadap pelat
dan 5 - 15° terhadap
garis horizontal.
Zig-zag atau ½ C
6. Ayunan elektroda Didinginkan dan
7. Benda kerja setelah selesai dibersihkan
dilas Semua peralatan
8. Akhir pekerjaan dirapikan
F2. Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….. pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….

CHECK LIST
ASPEK YANG
N KRITERIA Benar Salah Rekomendasi
DINILAI
O

1. Lebar jalur las 12mm, + 2, - 0mm

2. Tinggi jalur 2mm, ± 1mm

3. Sambungan jalur Rata, tol. ± 0,5mm

4. Bentuk jalur Min. 80% lurus

5. Terak terperangkap Maksimum 2 mm2

6. Kerapian pekerjaan Bersih dan bebas


percikan

Bojonegoro, Juli 2013


Penilai,

Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19650601 200701 1 013
JOB SHEET
SAMBUNGAN T SATU JALUR POSISI 3F
Latihan 3

A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan dapat membuat sambungan
T satu jalur pada pelat posisi vertikal ( 3F ) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi
kriteria:
 lebar kaki las 6 mm
 kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
 sambungan jalur rata
 undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
 tidak ada overlap
 perubahan bentuk / distorsi maksimum 5°.

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Seperangkat mesin las busur manual
 Peralatan bantu
 Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
 Pelat baja karbon, ukuran 8 x 100 x 200 mm : 1 buah
 Pelat baja karbon, ukuran 8 x 75 x 200 mm : 1 buah
 Elektroda jenis rutile ( E 6013 ) Æ 3,2 mm

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.

D. Gambar Kerja

Posisi benda kerja dan elektroda


Ayunan elektroda

E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 8 mm dan 75 x 200 x 8
mm.
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90° )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak
dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 3F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T satu jalur menggunakan elektroda E 6013 Æ3,2mm
arah naik dengan penekanan pada konsistensi gerakan/ ayunan elektroda.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang
ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1. Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….. pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….

CEKLIS
NO ASPEK YANG KRITERIA Benar Salah KET.
DIAMATI
1. Keselamatan dan kesehatan - Menggunakan kaca
kerja mata pengaman yang
sesuai.
- Memakai pakaian
kerja
- Memakai sepatu
2. kerja
Peralatan kerja - Alat las diset sesuai
SOP
3. - Menggunakan alat
4. Peletakan bahan bantu yang sesuai
Pemilihan elektroda Vertikal
5.
Posisi elektroda AWS E 6013 Æ
3,2mm
± 45° terhadap pelat
6. dan 5 - 15° terhadap
Ayunan/ gerakan elektroda
7. Benda kerja setelah selesai garis horizontal.
dilas Bentuk segi-tiga
8. Didinginkan dan
Akhir pekerjaan
dibersihkan
Semua peralatan
dirapikan
F2. Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….. pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….

CHECK LIST
ASPEK YANG
N KRITERIA Benar Salah Rekomendasi
DINILAI
O

1. Lebar kaki las 6mm, + 2, - 0mm

2. Bentuk jalur las Seimbang dan rata

3. Beda permukaan 0,5mm, ± 0,5mm

4. Undercut Maks. 0,5 x 10% panjang


pengelasan

5. Overlap 0%

6. Distorsi Maksimum 5°

7. Terak terperangkap Maksimum 2 mm2

8. Kerapian pekerjaan Bersih dan bebas


percikan

Bojonegoro, Juli 2013


Penilai,

Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19650601 200701 1 013
JOB SHEET
SAMBUNGAN T DUA JALUR POSISI 3F
Latihan 4

A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat sambungan T
dua jalur bertumpuk pada pelat posisi vertikal ( 3F ) menggunakan elektroda rutile dengan memenuhi
kriteria:
 lebar kaki las 8 mm
 kaki las ( reinforcement ) seimbang dan rata
 sambungan jalur rata
 undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
 tidak ada overlap
 terak terperangkap maksimum 2 mm2.
 perubahan bentuk / distorsi maksimum 5°.

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Seperangkat mesin las busur manual
 Peralatan bantu
 Peralatan keselamatan & kesehatan kerja
2. Bahan :
 Pelat baja karbon, ukuran 100 x 200 x 8 mm, 1 buah
 Pelat baja karbon, ukuran 75 x 200 x 8 mm, 1 buah
 Elektroda jenis rutile ( E 6013 ) Æ 3,2 mm

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.

D. Gambar Kerja

Posisi benda kerja dan elektroda


Ayunan elektroda pada
jalur ke dua

E. Langkah kerja.
1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 8 mm.
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90° )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan palu terak
dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 3F.
7. Melakukan pengelasan sambungan T dua jalur bertumpuk menggunakan elektroda rutile E
6013 Æ 3,2mm arah naik dengan terlebih dahulu mengelas pada jalur pertama dengan cara
yang sama dengan tugas 3.
Penekanan pengelasan ini adalah konsistensi pada gerakan/ ayunan elektroda dan lebar
kaki las.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang
ditentukan.
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
F1. Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….. pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….
CEKLIS
NO ASPEK YANG KRITERIA Benar Salah KET.
DIAMATI
1. Keselamatan dan kesehatan kerja - Menggunakan kaca mata
pengaman yang sesuai.
- Memakai pakaian kerja
- Memakai sepatu kerja
- Alat las diset sesuai SOP
- Menggunakan alat bantu
yang sesuai
Peralatan kerja Vertikal
2. AWS E 6013 Æ 3,2mm
± 45° terhadap pelat dan 5
- 15° terhadap garis
Peletakan bahan horizontal.
3. Pemilihan elektroda Zig-zag
4. Posisi elektroda
5. Didinginkan dan
dibersihkan

Semua peralatan dirapikan


Ayunan/gerakan elektroda
6. Benda kerja setelah selesai dilas
Akhir pekerjaan
7.

8.
F2. Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….. pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….

CHECK LIST
ASPEK YANG
N KRITERIA Benar Salah Rekomendasi
DINILAI
O

1. Lebar kaki las 8mm, +2, - 0 mm

2. Bentuk jalur las Seimbang dan rata

3. Beda permukaan 0,5mm, ± 0,5mm

4. Undercut Maks. 0,5 x 10% panjang


pengelasan

5. Overlap 0%

6. Distorsi Maksimum 5°

7. Terak terperangkap Maksimum 2 mm2

8. Kerapian pekerjaan Bersih dan bebas


percikan

Bojonegoro, Juli 2013


Penilai,

Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19650601 200701 1 013
JOB SHEET
SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V DILAS DUA SISI POSISI 3G
Latihan 5

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat
sambungan tumpul kampuh V posisi tegak ( 3G ) dilas satu sisi pada pelat menggunakan elektroda
rutile dengan memenuhi kriterai :
 lebar jalur las (capping) 14 mm
 tinggi jalur las 2 mm
 sambungan jalur rata
 penetrasi minimum 90%
 undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan
 tidak ada overlap
 terak terperangkap maksimum 2 mm2.
 perubahan bentuk / distorsi maksimum 5°.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
 Seperangkat mesin las busur manual (SMAW).
 Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja las busur manual.
 Satu set alat bantu las busur manual.
2. Bahan
 Pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 10 mm, dibevel 30°-35°.
 Elektroda AWS-E 6013 Æ 3,2mm dan Æ 2,6mm.
 Elektroda AWS-E 6010/11 Æ 3,2mm.
 Elektroda AWS-E 7016 dan E 7018 Æ 3,2mm dan Æ 2,6mm.

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11).
2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir.
3. Pakailah pakaian kerja yang aman dan sesuai.
4. Gantilah kaca filter jika sudah rusak.
5. Ikuti langkah kerja secara benar.
6. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan.
7. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan.
D. Gambar Kerja

100

100

10
Persiapan kampuh :

300
60
4 (capping)

2 Urutan pengelasan :
2 & 3 (filler)
1 (root)
E. Langkah kerja.
1. Siapkan peralatan las busur manual dan alat-alat bantu.
2. Siapkan minimum dua buah bahan las ukuran 100 x 200 x 10 mm dibevel 30° - 35°, dan besar
root face ± 2 mm.
3. Tempatkan benda kerja pada posisi tegak dengan menggunakan alat bantu atau klem benda
kerja.
4. Atur amper pengelasan sesuai dengan diameter elektroda (90 – 120 Amp) atau lihat tabel
amper las pada bungkus elektroda.
5. Lakukan las catat pada tiga tempat dengan menggunakan elektroda AWS E 6010/11 (cellulose)
atau E. 7016/7018
6. Bersihkan las cacat dengan sikat baja dan grinda agar penampang las catat sedikit tirus.

2
digrinda
1
7. Lakukan pengelasan sesuai urutan pengelasan (lihat Gambar Kerja) menggunakan elektroda
AWS E 6013 Æ 3,2mm atau Æ 2,6mm atau E. 7018 Æ 3,2mm
8. Periksakan hasil las pada pembimbing sebelum melanjutkan pada jalur berikutnya.
9. Lakukan menyetelan kembali pada mesin las jika diperlukan.
10. Sebelum dilakukan pengelasan capping grinda
permukaan jalur las sehingga tersisa antara 0,5 –
1 mm dari pemukaan bahan, yakni untuk
menghasilkan capping yang rata dan seimbang. digrinda
11. Lanjutkan pengelasan sampai selesai, dan bertanyalah pada pembimbing bila ada hal-hal yang
kurang difahami, terutama tentang teknik pengelasannya.
12. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
13. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
14. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.
F1. Lembar Pengamatan Proses
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ………………pukul ……………
Selesai tanggal ……………..pukul …………….
CEKLIS
NO ASPEK YANG DIAMATI KRITERIA Benar Salah KET.
1. Keselamatan dan kesehatan kerja - Menggunakan kaca
mata pengaman yang
sesuai.
- Memakai pakaian
kerja
- Memakai sepatu
kerja
Peralatan kerja - Alat las diset sesuai
2. SOP
- Menggunakan alat
bantu yang sesuai
Peletakan bahan Tegak
3. Pemilihan elektroda AWS E 6010/11 atau E
4. 7016 Æ3,2mm untuk
root dan E 6013 atau
E 7018 Æ3,2mm /
Æ2,6mm untuk
pengisian/ capping.
0 - 15°
Didinginkan dan
dibersihkan
Posisi elektroda Semua peralatan
5. Benda kerja setelah selesai dilas dirapikan
6. Akhir pekerjaan
F2. Lembar Penilaian Hasil
Nama Pekerjaan :
Nama Peserta :
No. I.D. Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ……………….pukul ……………
Selesai tanggal …………….. pukul …………….

CHECK LIST
ASPEK YANG DINILAI
NO KRITERIA Benar Salah Rekomendasi

1. Lebar jalur las (capping) 14mm, + 2, - 0mm.

2. Tinggi jalur 2mm, ± 1mm

3. Penetrasi Minimum 90%

4. Bentuk jalur las Lurus dan cembung

5. Undercut Maks. 0,5 x 10% panjang


pengelasan

6. Overlap Tidak ada bagian yang


overlap

7. Distorsi Maksimum 5°

8. Keropos Maksimum 4mm2

9. Kerapian pekerjaan Bersih dan bebas terak

Bojonegoro, Juli 2013


Penilai,

Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19650601 200701 1 013
(R P P)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 BOJONEGORO


Mata Pelajaran : Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kelas/Semester : XII/ (Ganjil)
Pertemuan ke : 1-4
Alokasi Waktu : 20 Jam Pembelajaran @ 45 menit
Standar Kompetensi : Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kode : 015.KK.10.3
Kompetensi Dasar : Memeriksa kerusakan/cacat pengelasan

A. INDIKATOR
1. Jenis kerusakan/cacat pengelasan diperiksa secara visual
2. Kerusakan/cacat pengelasan diperbaiki berdasarkan jenis kerusakannya.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti pembelajaran “Memeriksa Kerusakan/Cacat Pengelasan” siswa
dapat :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis catat las bagian luar
2. Mengetahui cara menggunakan perkakas yang digunakan dalam pemeriksaan
kerusakan/cacat las sesuai dengan teknik dan prosedur
3. Melakukan pemeriksaan kerusakan/cacat las pada hasil pengelasan sambungan sudut dan
sambungan tumpul secara visual

B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Jenis kerusakan/cacat pada pengelasan
2. Cara memperbaiki kerusakan/rusak pada pengelasan

C. METODA PEMBELAJARAN
a. Problem Based Introdaction (PBI)
b. Demontrasi
c. Diskusi
d. Tanya Jawab
e. Penugasan

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama
a. Pertemuan 12 s/d 15
1). Kegiatan Awal (45’)
 Mengkondisikan peserta didik siap untuk belajar, berdo’a dan mengabsen
 Menjelaskan hubungan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya
 Memberikan pre test kepada siswa tentang cacat pengelasan
2). Kegiatan Inti (810’)
 Menjelaskan jenis cacat pengelasan dan penyebabnya serta cara mengatasinya
 Memberikan petunjuk kepada siswa untuk membaca modul tentang kriteria hasil
las yang harus diperhatikan
 Mendemontrasikan kepada siswa tentang cara melakukan pemeriksaan cacat las
secara visual
 Memberikan petunjuk kepada siswa cara menggunakan Hight Gauge Welding
dalam pemeriksaan cacat las
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila ada hal yang kurang
jelas serta mendiskusikan hal yang berhubungan dengan pemeriksaan cacat
pengelasan
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan pemeriksaan
cacat pengelasan, baik pada sambungan sudut maupun sambungan tumpul
 Memberikan penugasan kepada siswa
3). Kegiatan Akhir (45’)
 Menyimpulkan materi pembelajaran
 Memperhatikan keselamatan diri alat dan orang di sekitar
 Kontrol dan matikan listrik yg tidak perlu
 Membuang sampah atau limbah kelompokkan sesuai jenisnya
 Memberikan post test secara tertulis kepada siswa
 Memberikan tugas di rumah kepada siswa membeca modul baik yang berkaitan
dengan pelajaran terdahulu, yang sedang dipelajari maupun yang akan datang.

E. ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


a. Alat :
a. Hight Gauge Welding
b. Peralatan bantu pekerjaan
c. Lap top dan Proyektor
2. Bahan :
a. Benda kerja hasil pengelasan
3. Sumber Belajar :
a. Modul Menengelas dengan proses Las Busur Manual
b. Modul Mengelas tingkat lanjut dengan proses Las Busur Manual
c. Buku Referensi Lain
d. Lembar Informasi
e. Lembara Penugasan

F. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis (Formatif Test/Post Test), Tes praktek, Tugas-tugas
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda, Uraian/Essay, Unjuk kerja
Tes Tertulis :
1. Pilihan Ganda :
1.Kerusakan las akan mempengaruhi kekuatan sambungan, sehingga perlu dihindari. Jenis
kerusakan las yang dapat diperiksa secara visual (sacat luar) pada sambungan fillet
adalah .................
a. Incomplete, undercut dan overlap
b. Unequal log, incomplete penetration dan overlap
c. Unequal log, undercut dan overlap
d. Incomplete penetration, unequal log dan undercut
2. Salah satu penyebab terjadinya retak (crack) adalah ......................
a. Teknik pengelasan yang salah atau tidak sesuai ketetntuan
b. Jenis elektroda yang tidak sesuai dengan logam dasar
c. Akibat oksidasi dari oksigen udara luar terhadap cairan logam
d. Gerakan/ayunan elektroda terlalu jauh dari benda kerja
3. Alur yang terjadi pada kaki las (toe) disebabkan karena penggunaan arus yang tidak
sesuai atau gerakan/ayunan elektroda terlalu cepat, istilah lain dari hal ini dinamakan ..
a. Porosity
b. Overlap
c. Undercut
d. Crater
4. Overlap yang terjadi dalam pengelasan mempunyai kriteria ...................
a. Overlap dapat diabaikan, jadi boleh ada overlap
b. Overlap terjadi boleh 50 %
c. Tidak lebih dari 10 %
d. Tidak boleh ada bagian yang overlap
5. Pemeriksaan hasil las secara visual (visual inspection) termasuk dalam ketegori
memeriksa hasil las dengan cara .......................
a. Internal
b. Sinar X
c. Non destructive
d. Destrukstive

2. Tes Uraian :
1. Apakah penyebab terjadinya kropos pada hasil pengelasan dan bagaiman cara
mengatasinya ?
2. Berapakah toleransi penyimpangan/distorsi sudut maksimum yang diperkenankan dalam
pengelasan ?
3. Sebutkan minimal 4 penyebab tidak terjadinya perpaduan pada logam yang disambung
dalam pengelasan (kurang penetrasi) !
4. Sebutkan kriteria undercut yang boleh terjadi dalam pengelasan !
5. Apa kegunaan Hight Gauge Welding dalam pengelasan ?
3. Pedoman Penilaian
1. Sistem penskoran tes pilihan ganda = Bobot Nilai 40 %
2. Bobot nilai tes uraian = 60 %
3. Jumlah nilai kedua tes = 10

4. Kunci Jawaban
1. Tes Pilihan Ganda :
1 : a, 2 : b, 3 : c, 4 : d, 5 : c

2. Tes Uraian :
1. Elektroda lembab, benda kerja kotor dan elektroda rusak. Cara mengatasinya :
elektroda dimasukan ke dalam oven elektroda, benda kerja dibersihkan dari
kotoran/minyak dan elektroda yang rusak diganti.
2. Penyimpangan sudut maksimum adalah 5°
3. Penyebab kurang penetrasi :
a. Arus pengelasan terlalu rendah
b. Gap yang terlalu kecil
c. Jarak Busur Las (Arc Length) terlalu jauh
d. Gerakan elektroda terlalu cepat
4. Kedalaman Undercut kurang dari 1,0 mm dengan panjang maksimum 10 % dari
200 mm panang pengelasan.
5. Kegunaan Hight Gauge Welding antara lain adalah diigunakan untuk mengukur
hasil las

3. Tes Unjuk Kerja


Masing-masing siswa menggunakan benda kerja yang telah selesai dikerjakan untuk
melihat cacat las serta mengidentifikasi cacat tersebut, untuk sambungan fillet
menggunakan hasil benda kerja posisi pengelasan di atas kepala (4F) sedangkan
untuk sambungan tumpul dapat dipakai hasil benda kerja posisi 1G, 2G, 3G dan 4G.

Mengetahui Bojonegoro, Juli 2013


Kepala Sekolah Guru Mata Diklat

Edy Yusup Joko Muryono, M.MPd Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19611211 198302 1 002 NIP. 19650601 200701 1 013
(R P P)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 BOJONEGORO


Mata Pelajaran : Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kelas/Semester : XII/ (Ganjil)
Pertemuan ke : 5-9
Alokasi Waktu : 24 Jam Pembelajaran x @ 45 menit
Standar Kompetensi : Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kode : 015.KK.10.4
Kompetensi Dasar : Memperbaiki kerusakan/cacat pengelasan

A. INDIKATOR
1. Kerusakan/cacat pengelasan dapat diidentifikasi seuai dengan SOP.
2. Cacat pengelasan dihilangkan dengan meminimalkan kerugian kekuatan logam dengan
menggunakan teknik dan peralatan yang benar dan tepat.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti pembelajaran “Memperbaiki Kerusakan/Cacat Pengelasan” siswa dapat :
1. Melakukan identifikasi cacat las yang terjadi.
2. Melakukan perbaikan kerisakan/cacat pengelasan.
3. Menghilangkan kerusakan/cacat pengelasan dengan meminimalkan kerugian kekuatan
logam dengan menggunakan teknik dan peralatan yang benar dan tepat.
4. Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja waktu melaksanakan perbaikan
keruskan/cacat pengelasan pada benda kerja.

C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Macam dan jenis kerusakan/cacat pengelasan
2. Peralatan/perkakas perbaikan keruskaan/cacat pengelasan
3. Teknik/cara perbaikan kerusakan/cacat pengelasan.
4. Perbaikan beberapa jenis keruskan/cacat pengelasan.

D. METODA PEMBELAJARAN
Jig Saw, Diskusi, Demontrasi, Tanya Jawab, dan Penugasan

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I :
1. Kegiatan Awal (45’)
a) Mengkondisikan kelas siap belajar, berdo’a dan mengabsen peserta didik
b) Mengaitkan pelajaran minggu lalu dengan pelajaran sekarang
c) Mengadakan pre test
2. Kegiatan Inti (810’)
a) Menugaskan kepada siswa untuk membaca modul
b) Memperhatikan keselamatan diri alat dan orang sekitar dan linkunganya
c) Menjelaskan tentang macam dan jenis kerusakan/cacat pengelasan.
d) Menjelaskan peralatan/perkakas perbaikan kerusakan/cacat pengelasan
e) Menjelaskan teknik/cara perbaikan keruskaan/cacat pengelasan.
f) Mengadakan tanya jawab serta diskusi
g) Menyimpulkan hasil pembelajaran
3. Kegiatan Akhir (45’)
a) Mengadakan post test
b) Mengadakan remedial bagi siswa yang belum mencapai nilai 7,2
c) Memerikan penugasan kepada siswa yang remedial

Pertemuan II - IV :
1. Kegiatan Awal (45’)
a) Mengkondisikan kelas siap belajar, berdo’a dan mengabsen peserta didik
b) Menghubungkan pelajaran minggu lalu dengan pelajaran sekarang
c) Mengadakan pre test
2. Kegiatan Inti (90’)
a) Menugaskan kepada siswa untuk membaca modul
b) Menjelaskan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c) Mendemontrasikan cara perbaikan beberapa jenis keruskan/cacat pengelasan
d) Menugaskan perbaikan beberapa jenis keruskan/cacat pengelasan kepada siswa
e) Mengadakan tanya jawab serta diskusi
f) Menyimpulkan hasil pembelajaran
3. Kegiatan Akhir (45’)
a) Mengadakan post test
b) Mengkondisikan ruang praktik bersih indah dan rapi
c) Membersihkan sampah limbah masuk pada tempatnya sesuai jenisnya
d) Kontrol dan matikan listrik yg tidak perlu lagi
e) Mengadakan remedial bagi siswa yang belum mencapai nilai 7,6
f) Memerikan penugasan kepada siswa yang remedial

F. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
1. Modul Las Busur Manual
2. Buku Penunjang lain
3. Mesin gerinda tangan dan perlengkapannya
4. Contoh benda kerja 4F, 1G, 2G, 3G, dan 4G
5. Alat ukur las (hight gauge welding)

G. PENILAIAN
1. Tes tertulis
a) Essay Test
1) Bolehkah terjadi retak pada hasil pengelasan dan apa penyebabnya ?
2) Berapakah toleransi minimal yang diizinkan terak terperangkap untuk panjang
pengelasan 200 mm ?
3) Apakah penyebab terjadinya keropos (porosity) pada hasil pengelasan ?
4) Bagaimana cara agar penyimpangan sudut/distorsi dapat dikontrol sewaktu
pengelasan ?.
b) Kunci Jawaban
1). Tidak boleh, retak disebabkan antara lain oleh pendinginan atau tegangan dan
jenis elektroda yang tidak seusai dengan logam dasar
2). Tidak lebih dari dua buah terak terperangkap dengan luas 2 mm².
3). Disebabkan oleh faktor : elektroda lembab, berkarat atau tidak sesuai dengan
jenis bahan yang akan dilas.
4). Sebelum pengelasan benda kerja dilas catat dan diatur posisi sudutnya dengan
Memperhitungkan berapa besar distorsi yang akan terjadi.
2. Bobot Nilai : setiap soal bila benar adalah 2,5, nilai tertinggi adalah 10,0.
2. Penilaian praktek sesuai dengan Job Sheet dan lembar penilain pada modul /Job Sheet
masing-masing.

Mengetahui Bojonegoro, Juli 2013


Kepala Sekolah Guru Mata Diklat

Edy Yusup Joko Muryono, M.MPd Drs. Hartoyo Agus Cahyono


NIP. 19611211 198302 1 002 NIP. 19650601 200701 1 013
LEMBAR INFORMASI
Standar Kompetensi : Mengelas tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Manual
Kode : 015.KK.10.3
Kompetensi Dasar : Memeriksa kerusakan/cacat pengelasan

Melakukan pemeriksaan kerusakan/cacat las pada hasil pengelasan sambungan sudut dan
sambungan tumpul secara visual

A. Pengenalan Cacat Las


Yang dimaksud dengan cacat las adalah kerusakan hasil las yang pada umumnya dapat diamati/
dilihat secara visual.
1. Jenis Cacat Las dan Penyebabnya
a. Retak (crack), yaitu celah atau gap
yang memutuskan atau memisahkan hasil
las yang dapat terjadi pada jalur las atau
pertemuan jalur las atau pada daerah
pengaruh panas, hal ini disebabkan oleh
pendinginan atau tegangan, jenis elektroda
yang tidak sesuai dengan logam dasar.

b. Terak terperangkap (inlusion), yaitu


suatu benda asing(bahan logam/kotoran)
yang terperangkap dan berada di antara
logam las. Hal ini dapat disebabkan oleh
persiapan yang kurang baik atau teknik
pengelasan yang salah/ tidak sesuai
ketentuan.

c. Lubang pada akhir jalur las (crater),


yaitu suatu titik atau beberapa titik lubang
yang biasanya terjadi pada akhir jalur las,
ini akibat oksidasi dari oksigen udara luar
terhadap cairan logam atau sudut elektroda
yang salah pada ujung jalur las.

d. Jalur las terlalu lebar, yaitu kelebihan


ukuran lebar jalur pada sambungan tumpul,
ini dapat terjadi apabila gerakan/ayunan
elektroda terlalu jauh atau tarikan elektroda
terlalu pelan atau arus terlalu besar atau
gabungan dari hal-hal diatas.

e. Ukuran kaki las tidak sama, yaitu


kelebihan dan/atau kekurangan ukuran
salah satu atau kedua kaki las pada
sambungan sudut, hal ini di mungkinkan
oleh sudut pengelasan yang tidak sesuai
dengan ketentuan.

f. Undercut, yaitu suatu alur yang terjadi


pada kaki las (toe), hal ini dapat terjadi
antara lain karena penggunaan arus yang
tidak sesuai atau gerakan/ ayunan elektroda
yang terlalu cepat.
g. Overlap, yaitu kelebihan logam las pada
bagian tepi yang menempel logam dasar
dan tidak terjadi perpaduan antara logam
las. Hal ini dapat terjadi karena arus yang
terlalu rendah, sudut atau ayunan/ gerakan
elektroda yang salah.

h. Cekungan pada akar las (root


concavity), yaitu suatu alur yang terjadi
pada jalur penetrasi (root) sambungan
tumpul yang diakibatkan oleh penggunaan
jenis elektroda yang kurang sesuai,
pengisian yang tidak sempurna, sudut
elektroda yang salah atau karena arc length
yang terlalu jauh.

i. Pengisian jalur kurang, yaitu suatu alur


atau celah panjang kontinyu atau terputus-
putus pada sambungan tumpul yang
disebabkan terutama oleh pengisian yang
terlalu cepat dan ayunan/ gerakan elektroda
yang salah.

j. Keropos (porosity), yaitu satu atau


beberapa lubang udara yang terdapat di
antara logam las. Hal ini dapat disebabkan
terutama oleh faktor elektroda, a.l : terlalu
lembab, berkarat atau tidak sesuai dengan
jenis bahan yang dilas.

k. Kurang penetrasi, yaitu tidak terjadinya


perpaduan di antara logam yang disambung
yang terdapat pada dasar logam yang
disebabkan karena arus pengelasan terlalu
rendah, persiapan kampuh yang salah/ gap
terlalu kecil, arc length terlalu jauh, atau
karena gerakan elektroda terlalu cepat.

l. Kelebihan penetrasi, yaitu akar las pada


sambungan tumpul yang terlalu
tinggi/menonjol yang disebabkan oleh arus
pengelasan terlalu tinggi, persiapan
kampuh yang salah/ gap terlalu besar atau
karena gerakan elektroda terlalu lambat.

m. Bentuk penguat/jalur las tidak


simetris, yaitu sudut yang di bentuk antara
permukaan benda kerja dan garis singgung
pada sisi penguat tidak sama, hal ini
dimungkinkan karena sudut elektroda tidak
sama.
n. Kelebihan pengisian, yaitu jalur
pengisian/ penguat pada sambungan tumpul
terlalu tinggi. Hal ini dapat disebabkan
karena arus pengelasan agag rendah atau
pengelasan terlalu lambat.

Kerusakan lain yang tidak berhubungan dengan logam las, akan tetapi termasuk
pada kelompok cacat las adalah :

o. Bekas pukulan, yaitu kerusakan


permukaan benda kerja di luar jalur las
yang disebabkan oleh pukulan saat
membersihkan terak atau saat persiapan.

p. Penyimpangan sudut/distorsi, yaitu


perubahan bentuk pada dua bagian yang
disambung sehingga membentuk sudut. Ini
disebabkan oleh disrorsi yang tidak
terkontrol saat pengelasan atau persiapan
yang kurang memperhitungkan distorsi
yang akan terjadi.

q. Tidak segaris lurus, yaitu hasil


pengelasan di mana dua bagian yang
disambung tidak satu bidang/ level atau
seperti paralel. Hal ini terutama disebabkan
oleh persiapan yang salah atau distorsi saat
pengelasan.

B. Kriteria Hasil Las


Cacat las pada hasil las adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi dengan berbagai penyebab.
Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana kualitas hasil las yang dapat diterima perlu ada
batasan cacat las tersebut dan dinamakan kriteria hasil las, artinya apabila suatu hasil las
memenuhi kriteria minimum, maka hasil las tersebut dinyatakan dapat diterima dan sebaliknya
apabila suatu hasil las tidak memenuhi kriteria minimum, hasil las tersebut dinyatakan tidak
diterima dan pengelasannya dianggap belum memenuhi kompetensi yang diperlukan. Adapun
kriteria hasil las yang dimaksud adalah sebagai berikut :

TABEL KRITERIA HASIL LAS

NO. CACAT LAS KRITERIA HASIL LAS


1. Retak 0 mm ( Tidak ada retak )
2

Tidak lebih dari dua buah terak denga luas 2mm2


2. Terak terperangkap
untuk panjang pengelasan 200 mm.
3. Lubang pada akhir jalur las Tidak ada lubang pada akhir jalur las
Jalur las terlalu lebar Lebar jalur las pada sambungan tumpul tidak boleh
4.
lebih dari 3 mm dari pinggir kampuh las
5. Ukuran kaki las tidak sama Kaki las = tebal bahan dengan toleransi 2mm
Undercut Kedalaman undercut kurang dari 1,0 mm dengan
6. panjang maksimum 10% dari 200mm panjang
pengelasan.
7. Overlap Tidak ada bagian yang overlap
Kedalaman cekungan pada akar las maks. 1mm dan
Cekungan pada akar las
8. panjang cekungan maksimum 10% dari 200mm
panjang pengelasan.
Tinggi pengisian minimum sama/ rata dengan
Pengisian jalur kurang
9. permukaan bahan yang di las/tidak ada cekungan
pada pengisian jalur.
10. Keropos Tidak ada keropos/porositas pada logam las.
Kekurangan penetrasi maksimum 15 mm untuk
11. Kurang penetrasi
panjang pengelasan 200 mm.

Kelebihan penetrasi Ketinggian/kelebihan penetrasi maks. 2 -+20 mm


12.

Bentuk jalur las tidak simetris Permukaan jalur las mempunyai bentuk teratur/
13.
simetris dengan sudut tidak kecil dari 135.
Tinggi pengisian pada sambungan tumpul dari
Kelebihan tinggi pengisian
14. permukaan benda kerja tidak boleh lebih dari 3
mm.
15. Bebas pukulan Tidak tampak bekas pukulan
Permukaan benda kerja tidak segaris kurang dari 2
16. Penyimpangan/distorsi
mm penyimpangan sudut maksimum 5.

Kriteria hasil las tersebut di atas adalah kriteria secara umum, namun untuk kriteria hasil las
yang diperlukan untuk suatu proyek, harus mengacu pada WPS yang ditetapkan oleh proyek
tersebut.

C. Pemeriksaan Hasil Las Secara Visual


Pemeriksaan hasil las bertujuan untuk mengetahui kualitas suatu konstruksi. Konstruksi dengan
kualitas yang jelek akan menyebabkan penambahan biaya untuk mengerjakan ulang, kehilangan
kepuasan langganan dan beresiko terhadap keselamatan.
Seluruh konstruksi harus sering diperiksa selama proses pembuatan/ fabrikasi. Selanjutnya
tergantung pada penggunaan komponen tersebut dan mungkin memerlukan tes khusus. Misalnya
bahan benda kerja dan hasil las perlu dites baik secara merusak maupun dengan tidak merusak.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui apakah hasil pekerjaan telah sesuai dengan standar
yang diakui.
Pemeriksaan hasil las secara visual (visual inspection) adalah salah satu metode untuk memeriksa
hasil las dengan cara tanpa merusak (non destructive) yang keseluruhannya akan dibahas pada
materi yang lain (selanjutnya).
Dalam pemeriksaan secara visual ini, operator atau petugas pemeriksa perlu menggunakan alat-
alat bantu sederhana, yakni untuk melakukan pemeriksaan cacat las, ukuran hasil las, bentuk rigi
las, dll.

Contoh pemeriksaan hasil las :

Gambar 3 : Pengamatan Langsung


Gambar 4 : Pemeriksaan Tinggi Rigi Las (reinforcement)

Gambar 5 : Pemeriksaan Panjang Rigi Las

Gambar 6 : Pemeriksaan Tinggi Rigi Las

Anda mungkin juga menyukai