Sumber: Achmad Chaldun & Achmad Rusli. (2007). “Atlas Tematik Provinsi Banten”.
Surabaya: Karya Pembina Swajaya. Hlm. 26.
206
207
208
Keterangan: Garis tengah pada gambar di atas menunjukkan Sungai Cibanten
yang bermuara ke Teluk Banten, sedangkan dua garis di kanan kirinya
merupakan jalan darat yang dikenal sebagai “Jalan Sultan”.
Sumber: Guillot, Claude., Hasan M. Ambary, & Dumarcay, Jacques. (1990). The Sultanate
Of Banten, Jakarta: Gramedia Publishing Book Division. Hlm. 17.
2). Gambar Sungai Cibanten yang melalui Banten Girang
Sumber: Ibid., hlm. 13.
210
Sumber: Ibid.
Sumber: Guillot, Claude., Lukman Nur Hakim & Sonny Wibisono, op.cit., hlm. 26.
211
Sumber: Lombard, Denys. (2008). Nusa Jawa: Silang Budaya, Bagian II:
Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 127.
Sumber: Guillot, Claude., Lukman Nur Hakim & Sonny Wibisono, op.cit., hlm. 78.
Lampiran 7. Peta Jalur yang menghubungkan pusat pemerintahan lama (Banten Girang) ke
pusat pemerintahan yang baru dipindahkan (Banten Lama).
213
Peta Jalur yang menghubungkan pusat pemerintahan lama (Banten Girang) ke pusat
pemerintahan yang baru dipindahkan (Banten Lama).
Sumber: Guillot, Claude., Hasan M. Ambary, & Dumarcay, Jacques, op.cit., hlm.12.
Gambar suasana Teluk Banten dimana ibukota Kesultanan Banten yang baru dipindahkan,
214
Sumber: Guillot, Claude., Hasan M. Ambary, & Dumarcay, Jacques, op.cit., hlm. 19.
Keterangan: Pada lukisan Belanda diatas, terlihat bentang-benteng yang berbentuk zig-zag,
mengelilingi Kota Banten.
Sumber: Guillot, Claude., Hasan M. Ambary, & Dumarcay, Jacques, op.cit., hlm. 46-47.
Lampiran 10. Peta Pusat Kesultanan Banten abad ke-16 berpola Gridiron (papan catur).
217
Gambar Peta Pusat Kesultanan Banten abad ke-16 berpola Gridiron (papan catur),
Pusat Kesultanan sangat ramai dengan kapal-kapal dagang asing.
Keterangan: Peta kota Banten bulan April tahun 1595 (lukisan Willem Lodewijcksz yang ikut
rombongan Cornelis de Houtman). Empat diantara kapal-kapal dalam lukisan adalah armada
Cornelis de Houtman yaitu Amsterdam, Hollandia, Mauritius dan Duyfken yang berlabuh di
lepas Pelabuhan Banten. Gambar Masjid Agung Banten tampak dalam peta diatas yang
ditandai dengan hurug G dan gambar Istana ditandai dengan huruf A. Huruf B menandakan
lokasi Paseban di sebelah utara Istana.
Lampiran 11. Gambar denah infrastruktur di pusat Kesultanan Banten pada abad 16.
Sumber: Guillot, Claude., Hasan M. Ambary, & Dumarcay, Jacques, op.cit., hlm. 60.
5). Gambar petirtaan Pancuran Mas yang terletak di sisi selatan Keraton Surosowan.
223
6). Gambar petirtaan Bale Kambang Rara Dhenok yang berada di tengah-tengah -
Keraton Surosowan.
3). Gambar Tiyamah di bagian Selatan Masjid Agung Banten. Di bawahnya merupakan
gambar Gedung Arsip Nasional. Keduanya memiliki kemiripan bentuk bangunan dan
bercorak landhuis.
225
Sumber: Reid, Anthony. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jilid 2:
Jaringan Perdagangan Global. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor. Hlm. 111.
2). Gambar Pasar Karangantu yang masih tampak keberadaannya hingga kini,
biasanya ramai ketika hari Jumat tiba.
227
4). Gambar arca Nandi yang dulu pernah ditemukan di Pelabuhan Karangantu pada
tahun1906, sekarang arca inintersimpan di Museum Kepurbakalaan Banten Lama.
5). Gambar Pasar Banten (dewasa ini) yang terletak di sebelah barat alun-alun Keraton
Surosowan.
229