Anda di halaman 1dari 275

BAB I

ORGANISME TUBUH MANUSIA

A. Sel dan Jaringan

Sel, seperti sel-sel saraf, tidak bekerja dalam isolasi. Misalnya, untuk mengirim
perintah dari otak ke kaki, sinyal melewati banyak sel-sel saraf. Sel-sel ini bekerja sama
untuk melakukan fungsi yang sama. Begitu juga dengan sel-sel tulang dan banyak sel-sel
lainnya. Sekelompuk sel yang sama yang bekerja sama dikenal sebagai suatu jaringan.

Organisme Tubuh Manusia: Sel, Jaringan, Organ

Sel dikelompokkan bersama untuk melaksanakan fungsi tertentu. Sekelompok sel


yang bekerja bersama-sama membentuk suatu jaringan. Tubuh memiliki empat jenis
utama jaringan, yaitu: jaringan saraf, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan otot.
Jaringan ini membuat semua struktur dan isi dari tubu. Mereka ditemukan di seluruh
tubuh.

Jaringan epitel terdiri dari lapisan sel padat yang melapisi permukaan tubuh.
Contoh jaringan epitel termasuk kulit, lapisan mulut dan hidung, dan lapisan dari sistem
pencernaan. Jaringan ikat terdiri daari banyak jenis sel yang berbeda yang semuanya
terlibat dalam mendukung dan mengikat jaringan lain dari tubuh. Contohnya termasuk
tendon, tulang rawan, dan tulang. Darah juga diklasifikasikan sebagai jaringan ikat
khusus.

Jaringan otot terdiri dari pita-pita dari sel-sel yang berkontraksi dan
memungkinkan gerakan. Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf yang merasakan
rangsangan dan mengirimkan sinyal. Jaringan saraf ditemukan dalam saraf, sumsum
tulang belakang, dan otak.

1
Kelompok Jaringan Membentuk Organ

Sebuah jaringan tunggal saja tidak dapat melakukan semua pekerjaan yang di
perlukan sehingga manusia bias hidup dan sehat. Dua atau lebih jaringan yang bekerja
bersama-sama dapat melakukan lebih banyak. Organ adalah struktur yang terbuat dari
dua atau lebih jaringan yang bekerja sama. Sebagaai contoh, jantung terdiri dari empat
jenis jaringan.

Kelompok Organ Membentuk Sistem Organ

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk mendapatkan darah ked an dari
setiap sel dalam tubuh, jantung terhubung ke pembuluh darah seperti pembuluh darah dan
arteri. Organ yang bekerja bersama-sama membentuk sistem organ. Bersama-sama,
jantung, darah, dan pembuluh darah membentuk sistem kardiovaskuler.

Sistem Organ Bekerja Sama

Sistem organ tidak bekerja sendirian tetapi bekerja sama dalam tubuh. Sebagai
contoh, salah satu fungsi yang paling penting dari sitem organ adalah untuk menyediakan
sel dengan oksigen dan nutrisi dan untuk menghilangkan produk-produk limbah beracun
seperti karbon dioksida. Sejumlah organ, termasuk sistem kardiovaskuler dan pernapasan,
semua bekerja sama untuk melakukan hal ini. Perhatikan tabel berikut.

Sistem organ Jaringan Utama dan Fungsi


Organ
Kardiovaskuler Jantung, pembuluh darah, Mengangkat oksigen,
darah hormone dan nutrisi ke sel-
sel tubuh. Memindahkan
limbah dan karbon
dioksida dari sel.
Limfatik (getah bening) Kelenjar getah bening, Membela, melawan infeksi
pembuluh getah bening dan penyakit, kelenjar

2
getah memindahkan antara
jaringan dan aliran darah.
Pencernaaan Kerongkongan; perut; usus Mencerna makanan dan
kecil; usus besar menyerap nutrisi, mineral,
vitamin dan air.
Endokrin Kelenjar hipofisis, Menghasilkan hormone
hipotalamus, kelenjar yang mengomunikasikan
adrenal; ovarium; testis antara sel-sel.
Integument Kulit, rambut, kuku Memberikan perlindungan
dari cedera dan kehilangan
air, pertahanan fisik
terhadap infeksi oleh
mikroorganaisme, dan
control suhu.
Otot Jantung (jantung) otot; otot Terlibat dalam gerakan dan
rangka; otot polos; tendon produksi panas.
Saraf Otak, susmsum tulang Mengumpulkan, transfer,
belakang, saraf dan memproses informasi.
Reproduksi Perempuan: rahim; vagina; Menghasilkan gamet (sel
saluran tuba; ovarium kelamin) dan hormone
seks.
Laki-laki: penis; testis;
vesikula seminalis
Pernafasan Trakea, laring, faring, paru- Membawa udara ke situs di
paru mana pertukaran gas dapat
terjadi antara darah dan
sel-sel (seluruh tubuh) atau
darah dan udara (paru-
paru).
Rangka Tulang, tulang rawan; Mendukung dan
ligament melindungi jaringan lunak
3
tubuh; menghasilkan sel
darah; menyimpan mineral.
Urinari Ginjal; kandung kemih Menghilangkan kelebihan
air, garam dan produk-
produk limbah dari darah
dan tubuh; mengintrol pH;
mengendalikan
keseimbangan air dan
garam.
Imunnitas Sumsum tulang; limpa; sel Membela terhadaao
darah putih penyakit.

Keterangan :

 Sistem kardiovaskuler: sistem organ yang terdiri dari jantung, darah dan
pembuluh darah.
 Sel: unit dasar dar struktur dan fungsi organism hidup; unit dasar kehidupan.

 Jaringan ikat: kelompok sel yang semuanya terlibat dalam mendukung dan
mengikat jaringan lain dari tubu; yaitu tendon, tulang rawan, tulang dan darah.

 Jaringan epitel: lapisan sel padat yang melapisi permukaan tubuh.

 Hormon: sebuah molekul yang pembawa pesan kimia.

 Jaringan otot: pita sel yang berkontraksi dan memungkinkan gerakan.

 Jaringan saraf: kelompok sel-sel saraf yang merasakan rangsangan dan


mengirimkan sinyal; ditemukan di otak, sumsum tulang belakang, dan saraf.

 Organ: struktur yang terbuat dari dua atau lebih jaringan yang bekerja sama.

 Sistem organ: organ yang bekerja sama untuk melayani tujuan yang sama.

 Jaringan: kelompok sel yang sama bekerja sama.


4
B. Konsep Homeostatis

Pengertian Homeostatis

Homeostatis adalah suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan


keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini
digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang
hamper selalu konstan di lingkungan dalam.

Homeostatis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontol


fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Sebagian besar mekanisme ini di control
oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh
membuat penyesuaian dalam frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, tekanan
darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormone dan
tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk member kontribusi bagi
homeostatis.

Dasar-dasar Homeostatis

Ahli ilmu faal Amerika Serikat, Walter Cannon, mengajukan 4 postulat


yang mendasari homeostatis, yaitu:

a. Peran sistem saraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam


dengan kehidupan.
b. Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat antagonistic.

c. Adanya pengendalian yang bersifat antagonistic.

d. Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh
berbeda.

5
Faktor-Faktor yang Dipertahankan secara Homeostatis

Factor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostatis,


yaitu:

a. Konsentrasi molekul

Sel-sel membutuhkan pasokan molekul zat-zat gizi

Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap sebagai bahan bakar
metabolic untuk menghasilkan energy untuk menunjang aktifitas dan
mempertahankan hidup.

b. Konsentrasi O2 dan CO2

Sel membutuhkaan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik


sebanyak mungkin energy dari molekul nutrient digunakan oleh sel. CO 2 tidak
meningkatkan keasamaan di lingkungan internal.

c. Konsentrasi zat-zat sisa

Berbagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang berefek toksik


bagi sel jika dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.

d. pH

di antara efek perubahan keasamaan lingkungan cairan internal adalah perubahan


mekanisme pembentuk sinyal lisrik di sel saraf dan perubahan aktifitas enzim di
semua sel.

e. Konsentrasi air, garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain

6
Karena konsentrasi relative garam dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan
internal) memengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi
keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel
tidak dapat berfungsi secara normal jika mereka membengkak atau menciut.
Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi vital lainnya, seperti denyut jantung
yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative
konstan.

f. Suhu

Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel
akan mengalami perlambatan aktifitas jika suhunya terlalu dingin dan protein-protein-
protein structural dan enzimatiknya akan terganggu jika suhunya terlalu panas.

g. Volume dan tekanan

Komponen sirkulasi pada lingkungan internal (plasma) harus di pertahankan pada


tekanan darah dan volume yang adekuaat agar penghubung vital antara sel dan
lingkungan ekternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.

Kontribusi Berbagai Sistem bagi Homeostatis

Homeostatis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel. Setiap sel,
melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari sistem
tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang di gunakan bersama oleh semua sel.
Terdapat sebelas sistem tubuh utama, yaitu:

a. Sistem sirkulasi

Sistem ini merupakan sistem transportasi yang membawa barbagai zat, misalnya
zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa, elektrolit dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh lainnya.

7
b. Sistem Pencernaan

Sistem ini menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang
dapat diserap ke dalam plasma untuk di ditribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga
memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan ekternal ke lingkungan internal.
Sistem ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dicerna ke lingkungan ekternal
melalui tinja.

c. Sistem Respirasi

Sistem ini mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan


eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, sistem
respirasi juga penting untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.

d. Sistem Kemih

Sistem ini mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma
melalui urine, bersama zat-zat sisa selain CO2.

e. Sistem Rangka

Sistem ini memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ.
Juga sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang konsentrasinya
dalam plasma harus dipertahankan dalam rentang yang sangat sempit. Bersama
dengan sistem otot, sistem rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan
bagian-bagiannya.

f. Sistem Otot

Sistem ini menggerakan tulang-tulang yang melekat kepadanya, sistem ini


memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Selain itu, panas
yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena berada di
bawah control kesadaran, individu mampu menggunakan otot rangka untuk

8
melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan tersebut, berkisar
dari keterampilan motorik halus yang diperlukan.

g. Sistem Integument

Sistem ini berfungsi sebagai pelindung bagian luar yang mencegah cairan internal
keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. Sistem ini
penting dalam mengatur suhu tubuh, yakni dengan mengatur produksi keringat dan
dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.

h. Sistem Imun

Sistem ini mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel-sel tubuh
yang telah menjadi kanker, sistem ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan
penggantian sel yang tua atau cedera.

i. Sistem Saraf

Sistem ini mengontrol dan mengoordinasikan aktifitas tubuh yang memerlukan


respons cepat. Sistem ini mendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai
perubahan di lingkungan internal. Sistem ini akan bertanggung jawab atas fungsi lain
yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya di tujukan untuk mempertahankan
homeostatis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreativitas.

j. Sistem Endokrin

Secara umum, sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih mementingkan daya
tahan (durasi) daripada kecepatan. Sistem ini terutama penting untuk mengontrol
konsentrasi zat-zat gizi dan dengan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume
serta komposisi elektrolit lingkungan internal.

9
k. Sistem Reproduksi

Sistem ini tidak esensial bagi homeostatis. Akan tetapi, sistem ini penting bagi
kelangsungan hidup suatu spesies.

Sistem Kontrol Homeostatis

Untuk mempertahankan homeostatis, tubuh harus mampu mendeteksi


penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada factor-faktor lingkungan internal yang
perlu dijaga dalam rentang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai
sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk menyesuaikan factor-faktor itu.

Sebagai contoh, untuk mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel paada


kadar yang optimal, tubuh harus mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi
CO2, dan kemudian dengan tepat mengubah aktifitas pernafasan, sehingga konsentrasi
CO2 kembali ke tingkat yang di inginkan.

Sistem control yang beroperasi untuk mempertahankan homeostatis dapat


dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu:

a. Control intrinsic

Control interistik terdapat di dalam organ yang bersangkutan. Contoh, sewaktu


suatu otot yang beraktivitas menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk
menghasilkan energy yang diperlukan, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di
dalam otot tersebut.

b. Control ekstrinsik

Control ekstrinsik yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di luar suatu organ
untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrinsik berbagai organ dan

10
sistem dilaksanakan oleh sistem saraf dan endokrin, dua sistem control utama pada
tubuh.

Control ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk


mencapai suatu tujuan bersama; sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk
melayani organ tempat control tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan
yang terkoordinasikan penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamis
lingkungan internal secara keseluruhan.

Homeostatis Fisiologis

Homeostatis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem


endokrin dan saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu:

a. Self regulation

Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya proses
pengaturan fungsi organ tubuh.

b. kompensasi

tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi di


dalamnya. Misalnya, jika lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer
akan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan
(misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap
stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman
terhadap tubuh, dan peningkatan keringet untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.

c. Umpan balik negative

Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan


abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk
menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.

11
d. Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisologis

Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan


denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.

Tahapan-tahapan Homeostatis

Homeostatis terdiri dari 3 tahap:

a. Homeostatis primer

Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi
homeostatis primer.homeostatis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah
dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat
trombosit.

b. Homeostatis sekunder

Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain ,
vasokontriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengompensasi luka ini.
Maka, terjadilah hemostatis sekunder yang melibatkan trombosit dan factor
koagulasi.

Hemostatis sekunder ini mencakup pembentukan jarring-jaring fibrin.


Homeostatis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini
sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostatis tersier.

c. Homeostatis tersier

Homeostatis tersier bertujuan untuk mengontrol agar aktifitas koagulasi tidak


berlebihan. Homeostatis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

12
Ketidakseimbangan Homeostatis

Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostatis
terganggu dan semua sel akan menderita sehingga muncul beberapa keadaan
patofisiologis. Patofisiologis mengacu kepada abnormalitas fungsional tubuh (perubahan
fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan terhadap homeostatis menjadi
sedemikian berat akan mengakibatkan kematian.

Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan


homeostatis. Keberadaan seseorang di lingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan
perlindungan dapat berakibat fatal jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga
suhu tubuh turun. Hal ini disebabkan oleh terganggunya proses-proses enzimatik sel yang
sangat bergantung pada suhu tertentu.

Contoh lain adalah kehilangan darah dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal
karena tubuh mampu mengompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan
tekanan darah mereabsorpsi cairan di ginjal dan sebagainya. Tetapi bila kehilangan darah
terjadi dalam jumlah yang besar, upaya untuk mengompensasi tubuh mungkin tidak
memadai sehingga berakibat fatal.

Tanggung jawab para medis adalah untuk perawatan intensif untuk pasien-pasien
yang gawat. Berbagai indicator homeostatis akan dipantau di unit intensif seperti
frekuensi denyut jantung, tekanan darah, frekuensi pernafasan, suhu tubuh, kimia darah,
dan mengatur keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi
homeostatis yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yangs edang sakit parah sehingga
tidak mampu melakukan proses homestatis sendiri.

C. Konsep Termoregulasi

Terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu
termoreseptor, hipotalamus, dan safar eferen serta termoregulasi. Termoregulasi manusia
berpusat pada hipotalamus.

13
Hipotalamus merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan
energy dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai thermostat tubuh, dengan
menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuain di koordinasi dengan
sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan
keperluan untuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal.
Hipotalamus mampu merespons terhadap perubahan suhu daraah sekecil 0,01oC.

Hipotalamus terus menerus mendapat informs mengenai suhu kulit dan suhu inti
melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor
hangat, dingin dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangan aktif selama perubahan
temperature. Sensasi suhu primer di adaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh
termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus sert di susunan syaraf pusat dan organ
abdomen.

Suhu tubuh tegantung pada neraca keseimbangan antara panas yang di produksi
atau di absropsi dengan panas yang hilang, panas yang hilang dapat berlangsung secara
radiasi, konveksi, konduksi, dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energy secara
elektromagnetik. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung anatar dua materi
padat yang berhubungan langsung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari
yang suhu nya tinggi ke bagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah
suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung
pada luas kontrak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair
menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi.

Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan funsi dari organ-


organ tubuh yang saling berhubungan. Di dalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat
dua jenis sensor pengatur suhu, yaitu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat
ada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari
tubuh.

Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima langsung di kirimkan ke sistem
saraf puat dan kemudian di kirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas
14
dan produksi panas untuk di lanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh. Setelah
itu terjadi umpan balik, dimana isyarat diterima kembali oleh sensor panas dan senor
dingin melalui peredarann darah. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi,
berkeringat yang menyejukkan badan.

Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi


dampak jumlah panas yang di produksi tubuh menjadi berbeda pula.

2. Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi


100% lebih cepat. Di samping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak
cokelat yang tertimbun dalam jaringan untuk di metabolisme. Hamper seluruh
metabolisme lemak cokelat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis
ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme


sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormon tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkat aktifitas hamper semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% di atas normal.

15
5. Hormon kelamin

Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-


kira10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih brvariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon
progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6oC di atas suhu
basal.

6. Demam (peradangan)

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme


sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10oC.

7. Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%.


Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang di butuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah
mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak
tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator
yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga
kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan


gesekan antar komponen otot/organ yang menghasilkan energy termal. Latihan (aktifitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0oC.

9. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat


menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat

16
pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu
tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat memengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu tubuh manusia.
Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

17
EVALUASI FORMATIF

1. Sebutkan empat jenis utama jaringan di dalam tubuh?


2. Jelaskan fungsi dari sistem kardiovaskuler?
3. Jelaskan fungsi dari sistem reproduksi?
4. Apa yang dimaksud dengan homeostatis?
5. Sebutkan 5 faktor yang memengaruhi suhu?

18
KUNCI JAWABAN

1. Jaringan syaraf, jaringan epitel, jaringan ikat dan jaringan otot.


2. Mengangkat oksigen, hormon dan nutrisi ke sel-sel tubuh. Memindahkan limbah dan
karbon dioksida dari sel.
3. Menghasilkan gamet (sel kelamin) dan hormone seks.
4. Suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala
kondisi yang dihadapi.
5. Lima factor yang memengaruhi suhu tubuh yaitu:
- Kecepatan metabolisme basal
- Rangsangan saraf simpatis
- Hormon pertumbuhan
- Hormon tiroid
- Hormon kelamin

19
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

a. Sistem Musculoskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan.


Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan ikat yang menyusun
kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari
tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini. (Price,S.A,1995 :175)
KOMPONEN SISTEM MUSCULOSKELETAL
A. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri
atas hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama
calsium kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%.
Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :
1. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan lunak).
3. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
4. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis).
5. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan fluor).
Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut periosteum.
Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebagai
tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan
limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast . Dibagian dalamnya terdapat
endosteum yaitu membran vascular tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan
rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna
howship (cekungan pada permukan tulang).

20
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang) tulang
panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra
dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah dan putih.
Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang
mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus menerima asupan darah melalui
pembuluh metafis dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak
melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok
darah ke sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
b. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik
tulang. Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar
(glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang merupakan
kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan
phosphor.
c. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi
tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional
mikroskopik tulang dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler
tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang
memperoleh nutrisi lewat prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal
yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
d. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks
tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak seperti osteoblas dan
osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang
(resorpsi dan pembentukan tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18%
pertahun.

21
Gambar 1.1 struktur tulang

Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan
kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan deficit
mineralisas, deformitas dan patah tulang.
b. Horman parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon parathyroid
mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang
perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon kadar kalsiumdarah yang rendah,
peningkatan hormone parathyroid akan mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi
tulang, dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan
penimbunan kalsium dalam tulang.

22
c. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunnya pasokan
darah / hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami
osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan
aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat
yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak diman lebih banyak terjadi
pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat
berespon terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang.
Perubahan tesebut membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. Matrik
organic yang sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang relative menjadi lemah dan
rapuh. Pembentukan tulang baru memerlukan matrik organic baru, sehingga memberi
tambahan kekuatan tulang. (Price,S.A,1995 : 1179)

Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak. Fungsinya sebagai alat ungkit
dari tubuh dan memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis tersusun atas tulang
kortikal dan ujung tulang panjang yang dinamakan epifis tersusun terutama oleh tulang
kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan
longitudinalpada anak-anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami kalsifikasi.
Misalnya pada tulang humerus dan femur.

23
Gambar 1.2 Struktur tulang panjang

2. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di
kaki. Fungsinya pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Bentuknya tidak
teratur dan inti dari konselus (spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
3. Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan iga-iga,
serta scapula (tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ vital dan menyediakan
permukaan luas untuk kaitan otot-otot, merupakan tempat penting untuk hematopoesis.
Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang kortikal.
4.      Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang tidak teratur, terdiri dari
tulang kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang vertebra, dan tulang wajah.
5.      Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan
didukung oleh tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella (Kap lutut).
Bentuk dan kontruksi tulang ditentukan fungsi dan gaya yang bekerja padanya.
Kerangka
Sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk
menyangga struktur tubuh.

24
Kerangka dibagi menjadi :
1. Kerangka aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3 daerah yaitu ;
 Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal
(2),frontal, oksipital, stenoid, dan etmoid.
Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2), nasal
(2), lakrimal (2), palatinum (2),concha inferior (2),mandibula dan vomer.

 Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur,
terbentang antara tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat melekatnya iga
dan otot punggung. Kolumna vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12
vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacrum dan 4 vertebra
koksigius.

25
 Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks berupa sebuah
rongga berbentuk kerucut terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga yang
melingkar dari tulang belakang sampai ke sternum.
Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal notch dan
angulus sterni yaitu tempat bertemunya manubrium dan korpus sterni.
Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan
serta melindungi otak, medulla spinalis dan organ dalam thoraks.

2. Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
 Bagian bahu (Singulum membri superioris)
Singulum membri superior terdiri atas klavikula dan scapula. Klavikula
mempunyai ujung medial yang menempel pada menubrium dekat suprasternal
notch dan ujung lateral yang menempel pada akronion.
 Bagian panggul (Singulum membri inferior )
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu disebut tulang koksae.
Tulang koksae bersama sacrum dan koksigeus membentuk pelvis tulang.
Ekstremitas bawah terdiri dari femur, patella, tibia, fibula, tarsus, metatarsus.

26
B. Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat, tetapi fleksible
dan tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat sampai ke kartilago yang
berada pada perichondium (serabut yang membentuk kartilago melalui cairan sinovial),
jumlah serabut collagen yang ada di cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline, elastisitas,
fibrous (fibrocartilago) memili paling banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang.
Fibrus cartilage menyusun discus intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih,
mengkilap, dan kenyal membungkus permukaan persendian dari tulang dan berfungsi
sebagai bantalan. Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat dan terdapat pada telinga
bagian luar.

27
C. Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat keadaannya
kenyal dan fleksibel. Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan mempertahankan
stabilitas. Contoh ligamen medial, lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan
diolateral dari sendi lutut serta ligament cruciate anterior dan posterior di dalam kapsul lutut
yang mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil. Ligament pada daerah tertentu
melengket pada jaringna lunak untuk mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium
yang melalui ujung tuba ke peritoneum.

D. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung dari otot
yang menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan menempel kepada
tulang. Tendon merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan dengan
aperiosteum. Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi
28
tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan dan tumit. Selubung ini bersambungn
dengan membrane sinovial yang menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.
E. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung longgar yang didapatkan
langsung di bawah kulit, sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan
penyambung fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Yang demikian
disebut fascia dalam.
F. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat dimana digunakan di
atas bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, tulang dan tendon, otot-otot.
Bursae dibatasi membrane sinovial dan mengandung caiaran sinovial. Bursae merupakan
bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti olekranon bursae terletak antara
prosesus olekranon dan kulit.
G. Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan
dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau
otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang
lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan
pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon.
Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan
berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis, diarthroses.

Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:


1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin gerakan
antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang
yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya

29
sutura pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis
(permukaan sendi dihubungkan oleh membran).

2. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis


Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya
dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi tersebut ujung-
ujung tulangnya dibungkus tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament dan hanya dapat
sedikit bergerak.
Ada dua tipe kartilago :
o Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh tulang rawan hialin
o Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang
rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya : simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan kedua tulang
pubis), sendi antara manubrium dan badan sternum, dan sendi temporer / sendi tulang
rawan primer yang dijumpai antara diafisis dan epifisis.

30
3. Sendi Sinovial/ diarthroses
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga sendi dan
permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam
yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium yang
membentuk suatu kantong yang melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-tendo
yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi
permukaan sendi. Caiaran sinovial normalnya bening, tidak membeku dan tidak
berwarana. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan
sinovial bertindak pula juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi organ tubuh. Tulang
rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan
yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang
rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan
kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat. Perubahan susunan kolagen dan
pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi
sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi
berporos, dan sendi pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3 kelompok utama
yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler, dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi, ekstensi,
adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti supinasi, pronasi,
inversion, eversio, protaksio.

31
Sendi diartrosis terdiri dari:
1. Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas.
Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk
ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan
tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas. 

2. Sendi engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang menyebabkan
gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah
hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.

32
3. Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan
berporos dua. Contohnya, terdapat pada ibu jari dan pergelangan tangan
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu jari
yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.

4. Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar pegangan pintu,
misal persendian antara radius dan ulna.

33
5. Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh adalah sendi-sendi tulang
karpalia di pergelangan tangan

H. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan terutama
adalah jaringan penyambung, yang tersususn dari sel-sel dan subtansi dasar. Dua macam sel
yang ditemukan pada jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit, leukosit
polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan
peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam sel
penyambung ini adalah sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit,
osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar
dan membuat tiap jenis jaringan pemyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah kolagen dan elastin.
Serat-serat elastin memiliki sifat elastis yang penting. Serat ini didapat dalam ligament,
dinding pembuluh darah besar dan kulit. Elastin dipecah oleh enzim yang disebut elastase.
I. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak. Kontraksi otot
menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk
mempertahankan temperature tubuh. Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil.
Menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian tubuh otot dikelompokkan
dalam :
 Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan pergerakan,
mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas.
 Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot ini
mendapat rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di luar kesadaran

34
 Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar pengendalian.
Otot rangka dinamai menurut bentuknya seperti deltoid, menurut jurusan serabutnya
seperti rektus abdominis, menurut kedudukan ototnya seperti pektoralis mayor, menurut
fungsinya seperti fleksor dan ekstensor. Otot rangka ada yang berukuran panjang, lebar, rata,
membentuk gumpalan masas. Otot rangka berkontraksi bila ada rangsang. Energi kontaraksi otot
diperoleh melalui pemecahan ATP dan kegiatan calsium.
Otot dikaitkan di dua tempat tertentu yaitu :
1. Origo
Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat dimana otot timbul
2. Isersio
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot berjalan.

Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika dirangsang. Energi kontraksi otot dipenuhi
dari pemecahan ATP dan kegiatan kalsium. Serat-serat dengan oksigenasi secara adekuat dapat
berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan oksigenasi tidak adekuat. Pergerakan akibat
tarikan otot pada tulang yang berperan sebagai pengungkit dan sendi berperan sebagai tumpuan
atau penopang.
Masalah yang berhubungan dengan system ini mengenai semua kelompok usia, masalah
pada system musculoskeletal tidak mengancam jiwa tetapi berdampak pada kativitas dan
produktivitas penderita.

35
B. Sistem Kardiovaskular

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan
dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah
dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir
dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan
keluar.

Fungsi sistem kardiovaskuler (jantung)

memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ
tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh
akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh
menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi
melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu
contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung
dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.

1. Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular

Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-
menerus berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur
hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan
berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan
oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar :

a. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap


darah  agar dapat mengalir ke jaringan.
b. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh.

36
c. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.

a. Jantung

1) Letak Jantung

Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di


rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah
anterior dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee,
2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua
pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak
di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam
rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-
clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis,
dan vena cava superior (Aurum, 2007).

Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan
berat 300 sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164).

2) Ruang Jantung

Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik
(ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria
(atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke
bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan
jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara
sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood,
Lauralee, 2001: 259-260).

37
a) Atrium Dextra

Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan


dibandingkan ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior
terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle.
Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata.
Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena
cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava
inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava
inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada
dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum Inter-
Atrialis.

Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk


lonjong yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian
anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan
katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari
dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries
terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada
dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-
Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dengan
auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada
antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium
dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi
sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.

Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup
atau pita otot rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra
akibat bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam
vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan

38
mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis.
20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara
aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat
mengurangi curah ventrikel.

b) Atrium Sinistra

Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar
tembus dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal
dari pada dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya
ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena
pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral,
masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan
atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan
dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru.
Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan
pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup
mitralis.

c) Ventrikel Dextra

Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah


manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan
ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan
sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan
seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk
mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan
sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil
terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi
sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari
ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal
dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra.
39
Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari
tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra.
Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra,
sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra.

Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot
yang disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama
lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang
disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel
dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel
dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel
anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right
Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin,
terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus
Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista
Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis.

Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-


lahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel
dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat
mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel.
Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada
emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa
darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.

d) Ventrikel Sinistra

Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah


ke antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut
adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding
ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal
ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus
40
menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi
sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga
keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran,
mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas
dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel
sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana
dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.

Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare


(menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua
pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga
bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu
memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi.
Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi
daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua
ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka
darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya
jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan
berkurang.

3) Katub-katub Jantung

Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-


bilik jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan
(Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka
membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu
satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis,
yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.

 Katub Atrioventrikuler

41
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular.
Katub yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga
buah katub disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169).

Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu:

1. Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah


Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel
dextra.
2. Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun
membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar.

3. Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin


tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007).

Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari
dua bagian, yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior
lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra
dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk
dan alur keluar (Aurum, 2007).

 Katub Semilunar

Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub,
yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood,
Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang
berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan
aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-
masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan
mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170).

42
4) Lapisan Jantung

Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun
secara spiral dan saling berhubungan  melalui diskus interkalatus (Sherwood,
Lauralee, 2001: 262).

Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:

a. Perikardium (Epikardium)

Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini
adalah suatu membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri
dari dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007)

Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang


membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma,
bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui
ligamentum sternoperikardial.

Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu


Perikardium parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut
epikardium, dan Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang
berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.

b. Miokardium

Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot
jantung, membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini
tersusun secara spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001:
262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi,
2007: 172).

43
c. Endokardium

Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu


jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi
(Sherwood, Lauralee, 2007: 262).

5) Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung


terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh
kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta
kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi
saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium,
terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium,
termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel (Sherwood,
Lauralee, 2001: 280).

6) Vaskularisasi Jantung (pembuluh darah)

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar
peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari
jantung ke seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran
darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).

1. Arteri

Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang
berasal dari aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi
sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian
besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).

44
a. Arteri Koroner Kanan

Berjalan ke sisi kanan  jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan.


Pada dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan,
ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang
menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior
Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior
Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus
Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular
(Aurum, 2007).

b. Arteri Koroner Kiri

Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria


sinistra utama (LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm.
Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan
Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens
Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan
posterior jantung. LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex.
Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darah
diantara kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007).

2. Vena

Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri


koroner. Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):

Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian


darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.

Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti,


mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.

45
Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling
besar dan paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena
miokard ke dalam atrium kanan melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara
di samping vena kava inferior.

7) Darah

A. Pengertian Darah

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah


mengangkutoksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringantubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara
merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen.
Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yangmerupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah


mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa
oleh jantungmenuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida danmenyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa
kembali ke jantungmelalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke
seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-
obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikanke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni.

46
B. Pembagian darah

 Plasma darah 55 %

Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih


dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari
plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut
sarimakanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat
pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan
tubuhterhadap penyakit atau zat antibodi.

 Sel-sel darah 45 %; terdiri dari:

a. Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf


dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007
mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3
(41/2 juta).warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya
mengandung suatu zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuhdan mengikat karbon dioksida dari
jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan
oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang
telah bersenyawadengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (hb +
oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh
sebagai oksihemoglobin yangnantinya setelah tiba di jaringan akan
dilepaskan: hb-oksigen hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan
bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida
hemoglobin (hb + karbon dioksida hb-karbon dioksida) yangmana
karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
47
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang
merah,limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang
melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan  berisi nukleusdan tidak
berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya
kehilangannukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang
kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115
hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang
mati akan terurai menjadidua zat yaitu hematin yang mengandung fe
yang berguna untuk membuateritrosit barudan hemoglobin yaitu suatu
zat yang terdapat didalam eritrisityang berguna untuk mengikat
oksigen dan karbon dioksida.

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram


dalam 100cc darah. Normal hb wanita 11,5 mg%dan laki-laki 13,0 mg
%. Sel darahmerah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari
asam aminodan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit
seimbang zat besi.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa


berkurang,demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah
merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut
anemia, yang biasanyadisebabkan oleh perdarahaan yang hebat,
penyakit yang melisis eritrosit,dan tempat pembuatan eritrosit
terganggu.

b. Sel darah putih (leukosit)

Bentuk dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila


kitalihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat
berubah-ubahdandapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia),mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia

48
dapat dibedakan menurutinti selnya, warnanya bening (tidak
berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira 6000-9000.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu


membunuhdanmemakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam
jaringan res (sistemretikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam
limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu
mengangkut/membawa zat lemak dari dinding ususmelalui limpa terus
ke pembuluh darah.

Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga


terdapatdi seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit
disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang
ada di dalam darah akanlebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan
sel leukosit yang biasanyatinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang
beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit tersebut. Jika jumlah leukositdalam darah melebihi
10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut
leukopenia.

c. keping-keping darah (trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang


bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong,
warnanya putih,normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan


darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah
tidak lekasmembeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus.
Trombosit lebihdari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000disebut trombositopenia.

49
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut
membantuterjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu ca2+ danf
ibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.
Ketika kita luka maka darah akankeluar, trombosit pecah dan
mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase.trombokinasi ini
akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan ca2+akan
menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang
merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur
letaknya, yang akanmenahan sel darah, dengan demikian terjadilah
pembekuan. Protrombin di buat didalam hatidan untuk membuatnya
diperlukan vitamin k, dengan demikian vitamin k penting untuk
pembekuan darah.

a. Fungsi Darah Sebagai alat pengangkut yaitu:

 Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkankeseluruh


jaringan tubuh.

 Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru.

 Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkandandibagikanke seluruh


jaringan/ alat tubuh.

 Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit.

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuhdengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.

c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

Fisiologi Sistem Kardiovaskular

a. Sistem Peredaran Darah Manusia


50
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan
system peredaran darah kecil.

1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)

Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri
darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai
sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke
jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik
kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di
bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.

Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya
akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan
satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya
arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2).

Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi –
pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan.

Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)

Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada
alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem
respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah
(dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan
keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri).
Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran darah
manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.

51
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri
pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri jantung.

Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)

Pembuluh limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan
sebelah kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka
kanan.

Pembuluh limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang
selangka kiri.

Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil).


Peredaran limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar
limfe diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas.

Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan


metabolisme sel seluruh tubuh.

1) Struktur Otot Jantung

Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya
otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter.
Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.

2) Metabolisme Otot Jantung

Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot


jantung sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena
metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.

52
3) Sistem Konduksi Jantung

Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya


kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui
system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis
memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi.
System kontraksi jantung terdiri atas :

Nodus Sinoatri alkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai
pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.

Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan


berperan sebagai gerbang impuls ke ventrikel. Bundle His adalah serabut syaraf yang
meninggalkan NAV.

Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel
terdapat pada septum interventrikularis.

Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.

4) Kontraksi Dan Irama Jantung

Kontraksi jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau


pengisian darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker
(NSA) dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian  jantung dapat memancarkan
impuls tersendiri tetapi dengan frekuensi yang lebih rendah. Bagian jantung yang
memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang menimbulkan perubahan
irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan oleh hipoksia,
ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut dapat menyebabkan
fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan aliran
impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan
frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada
bundle his atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan
53
iramanya sendiri yaitu 20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat
mempertahankan metabolisme otot.

5) Suara Jantung

Suara jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung.

Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.

Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan semilunaris
pulmonal.

Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.

Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.

Suara jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.

6) Fase Kontraksi Jantung

Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis
terbuka darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi ventrikel
isometric ventrikel mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup mitral dan trikuspidalis
tertutup dan katup semilunar aorta dan pulmonal belum terbuka. Pada fase ejeksi
ventikuler, katup semilunar aorta dan semilunar aorta dan semilunar pulmonal terbuka
sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase
relaksasi isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan katup semilunar aorta dan
pulmonal menutup sedangkan katup mitral dan katup trikuspidalis belum terbuka.

7) Cardiac Output

Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit.
Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga
darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik.
54
Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer
akan oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari
besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih
akurat, yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac Index. Cardiac index ini didapatkan
dengan membagi cardiac output dengan luas permukaan  tubuh, dan berkisar antara 2,8-
3,6 liter/menit/m2 permukaan tubuh.

Stroke Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik.


Sekitar dua per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole (volume akhir
diastolic) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut dikenal
dengan sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan volume darah yang tersisa di dalam ventrikel
pada akhir sistolik disebut Volume Akhir Sistolik. Penekanan fungsi ventrikel,
menghambat kemampuan ventrikel untuk mengosongkan diri, dan dengan demikian
mengurangi stroke volume dan fraksi ejeksi, dengan akibat peningkatan volume sisa pada
ventrikel.

Cardiac output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah
variable, yaitu: frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x Stroke
Volume. Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun ada
pada salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada variable yang lain.

Apabila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel
diantara denyut jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu
pengisian ventrikel. Dengan sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah yang
dapat dikeluarkan per denyut menjadi lebih banyak. Sebaliknya, kalau stroke volume
menurun, maka curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan kecepatan denyut
jantung. Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya dapat mempertahankan curah
jantung dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan stabilisasi curah jantung tergantung
dari mekanisem yang mengatur kecepatan denyut jantung dan stroke volume.

55
8) Sirkulasi Jantung

Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi
sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang
juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.

1. Sirkulasi Sistemik

a) Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.

b) Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.

c) Memerlukan tekanan permulaan yang besar.

d) Banyak mengalami tahanan.

e) Kolom hidrostatik panjang.

2. Sirkulasi Pulmonal

a. Hanya mengalirkan darah ke paru.

b. Hanya berfungsi untuk paru-paru.

c. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.

d. Hanya sedikit mengalami tahanan.

e. Kolom hidrostatiknya pendek.

3. Sirkulasi Koroner

Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang
cukup pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan
jantung dan membawa oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang
intramiokardial yang kecil-kecil.

56
Aliran darah koroner meningkat pada:

1. Peningkatan aktifitas
2. Jantung berdenyut

3. Rangsang sistem saraf simpatis

9) Mekanisme Biofisika Jantung

1. Tekanan Darah

Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah
untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Faktor yang
mempengaruhi tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer,
aliran, dan volume darah.

Bila seseorang mangatakan tekanan darahnya adalah 100 mmHg maka tenaga
yang dikeluarkan oleh darah dapat mendorong merkuri pada tabung setinggi 50 mm.

2. Aliran Darah

Aliran darah pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, ayang disebut
sebagai curah jantung (cardiac output). Aliran darah melalui pembuluh darah
dipengaruhi oleh dua faktor:

a. Perbedaan Tekanan ( DP: P1-P2), merupakan penyebab terdorongnya darah melalui


pembuluh.
57
b. Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, disebut juga sebagai ”vascular
resistance” atau tahanan pembuluh.

Beda tekanan antara dua ujung pembuluh darah menyebabkan darah mengalir
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sedangkan resistensi /
tahanan menghambat aliran darah.

Rumus:       Q  : DP

                           R

Q : aliran

DP : perbedaan tekanan

R : resistensi

3. Resistensi

Resistensi/tahanan adalah hambatan terhadap aliran darah terhadap suatu


pembuluh yang tidak dapat diukur secara langsung. Resistensi dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu: diameter pembuluh darah (terutama arteriol) dan viskositas (kekentalan)
darah. Peningkatan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) akan menurunkan
tahanan, sedangkan penurunan diameter pembuluh darah (vasokontriksi) dapat
meningkatkan resistensi. Viskositas sebagaian besar dipengaruhi oleh kadar
hematokrit (ht), yaiu prosentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah.
Semakin tinggi viskositas darah, maka semakin meningkat pula resistensi pembuluh
darah.

10) Siklus Jantung

Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling
terkait. Rangsang listrik dihasilkan dari beda potensial ion antar sel yang selanjutnya
akan merangsang otot untuk berkontraksi dan relaksasi. Kelistrikan jantung merupakan
58
hasil dari aktivitas ion-ion yang melewati membran sel jantung. Aktivitas ion tersebut
disebut sebagai potensial aksi.

Mekanisme potensial aksi terdiri dari fase depolarisasi dan repolarisasi:

1. Depolarisasi

Merupakan rangsang listrik yang menimbulkan kontraksi otot. Respon


mekanik dari fase depolarisasi otot jantung adalah adanya sistolik.

2. Repolarisasi

Merupakan fase istirahat/relaksasi otot, respon mekanik depolarisasi otot


jantung adalah diastolik.

Fase Siklus Jantung

a) Mid Diastole

Merupakan fase pengisian lambat ventrikel dimana atrium dan ventrikel dalam
keadaan istirahat. Darah mengalir secara pasif dari atrium ke ventrikel melalui katup
atrioventrikuler, pada saat ini katup semilunaris tertutup dan terdengar sebagai bunyi
jantung kedua.

b) Diastole Lanjut

Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium berhenti pada nodus


atrioventrikuler (nodus AV). Otot atrium berkontraksi memberikan 20%-30% pada isi
ventrikel.

c) Sistole Awal
59
Depolarisasi menyebar dari sinus AV menuju miokardium ventrikel. Ventrikel
berkontraksi menyebabkan tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dari tekanan atrium
sehingga menyebabkan katup atrioventrikuler menutup yang terdengar sebagai bunyi
jantung satu. Dalam keadaan ini tekanan dalam aorta dan arteri pulmo tetap lebih besar,
sehingga katup semilunar tetap tertutup. Kontraksi ventrikel ini disebut sebagai kontraksi
isovolumetrik.

d) Sistole Lanjut

Tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan pembuluh darah sehingga


menyebabkan katup semilunaris membuka. Setelah katup semilunar terbuka, terjadi
ejeksi isi ventrikel kedalam sirkulasi pulmoner dan sistemik.

e) Diastole Awal

Gelombang repolarisasi menyebar ke ventrikel sehingga ventrikel menjadi


relaksasi. Tekanan ventrikel turun melebihi tekanan atrium sehingga katum AV
membuka. Dengan terbukanya katup AV maka ventrikel akan terisi dengan cepat, 70%-
80% pengisian ventrikel terjadi dalam fase ini

11) Faktor Penentu Kerja Jantung

Jantung sebagai pompa fungsinya dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling
terkait dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac
output) yaitu:

1. Beban awal (pre load)


2. Kontraktilitas

3. Beban akhir (after load)

4. Frekuensi jantung

Curah Jantung

60
Curah jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalam sirkulasi,
karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang memasok
berbagai nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel selama satu
menit. Nilai normal pada orang dewasa adalah 5 L/mnt.

Isi Sekuncup (curah sekuncup)

Isi sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing
venrikel setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel: beban awal,
kontraktilitas, dan beban akhir.

Beban Awal

Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian
ventrikel. Hal ini sesuai dengan Hukum Starling: peregangan serabut miokardium selama
diastole melalui peningkatan volume akhir diastole akan meningkatkan kekuatan kontraksi pada
saat sistolik. Sebagai contoh karet yang diregangkan maksimal akan menambah  kekuatan
jepretan saat dilepaskan.

Dengan kata lain beban awal adalah kemampuan ventrikel meregang maksimal saat diastolik
sebelum berkontraksi/sistolik.

Faktor penentu beban awal:

 Insufisiensi mitral menurunkan beban awal


 Stensosis mitral menurunkan beban awal

 Volume sirkualsi, peningkatan volume sirkulasi meningkatkan beban awal. Sedangkan


penurunan volume sirkulasi menurunkan beban awal.

 Obat-obatan, obat vasokonstriktor meningkatkan beban awal. Sedangkan obat-obat


vasodilator menurunkan beban awal.

Beban Akhir

61
Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat memompakan darah
saat sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan yang menghambat pengosongan
ventrikel. Beban akhir juga dapat diartikan sebagai suatu beban pada ventrikel kiri untuk
membuka katup semilunar aorta, dan mendorong darah selama kontrakis/sistolik.

Beban akhir dipengaruhi:

 Stenosis aorta meningkatkan beban akhir


 Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir

 Hipertensi meningkatkan beban akhir

 Polisitemia meningkatkan beban akhir

 Obat-oabatan, vasodilator menurunkan beban akhir, sedangkan vasokonstriktor


meningkatkan beban akhir.

Peningkatan secara drastis beban akhir akan meningkatkan kerja ventrikel, menambah
kebutuhan oksigen dan dapat berakibat kegagalan ventrikel.

Kontraktilitas

Kontraktilitas merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk menguncup dan


mengembang. Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein otot aktin-miosin
yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot jantung memperbesar curah
sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk mengosongkan isinya selama
sistolik.

12) Hukum frank Starling

a. Makin besar isi jantung sewaktu diastolik, semakin besar jumlah darah yang dipompakan
ke aorta.

b. dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang kembali
ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.
62
c. jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar
bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.

13) Regulasi Tekanan Darah

o Sistem Saraf

Sistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh


darah perifer. Dua mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan
mempengaruhi diameter pembuluh darah. Umumnya kontrol sistem saraf terhadap
tekanan darah melibatkan: baroreseptor dan serabut2 aferennya, pusat vasomotor
dimedula oblongata serta serabut2 vasomotor dan otot polos pembuluh darah.
Kemoreseptor dan pusat kontrol tertinggi diotak juga mempengaruhi mekanisme kontrol
saraf.

Pusat Vasomotor mempengaruhi diameter pembuluh darah dengan


mengeluarkan epinefrin sebagai vasokonstriktor kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator.

Baroresptor, berlokasi pada sinus karotikus dan arkus aorta. Baroresptor


dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah pembuluh arteri.

Kemoresptor, berlokasi pada badan karotis dan arkus aorta. Kemoreseptor


dipengaruhi oleh kandungan O2, CO2, atau PH darah.

o Kontrol Kimia

Selain CO2 dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi tekanan darah
melalui refleks kemoreseptor yang akan dibawa ke pusat vasomotor.

63
Hormon yang mempengaruhi: epinefrin dan norepinefrin, Natriuretik Atrial, ADH,
angiotensin II, NO, dan alkohol.

C. Sistem Pernafasan

Definisi Pernapasan :
 Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam & keluar paru
 Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau
“pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu “pernapasan luar”

Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel,
dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk
kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus
yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Proses pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada bagan berikut:

kabon doiksida + uap air + energiZat Makanan(gula) + Oksigen

Fungsi dan Struktur Respirasi

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

64
a. Berdasarkan anatomi:

Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring

Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai
alveoli

b. Berdasar fungsionalnya:
- Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis,
tempat    lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan &
menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus
terminalis.
- Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses
pertukaran udara dengan darah.

Anatomi Pernapasan

1. Hidung

Nares Anterior

Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran


itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung.
Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares
anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar
itu bermuara ke dalam rongga hidung.

Rongga Hidung

Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai
65
lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab,
dan penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi.
Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau
sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral
cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang
lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi
adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang inidilapisi oleh membrane
mukosa.

Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap
cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale.
Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan,
mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati
lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I
olfaktorius.

Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui


lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak,
memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi
oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka
kedalam cavum nasi :

1. Lubang hidung
2. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara
concha media dan inferior
4. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi
membuka  kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.

66
1. Saluran Pernapasan
Faring
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)
Laring
Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya
terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher.
Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas
terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti
cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-
satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan
aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan
kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan
dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang
sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel
epitelium berlapis.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah
depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid
yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan.
Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu
bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai
otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring
sewaktu menelan.

67
Trakea
Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring
sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf menjadi dua
bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa
cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi
lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea
dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak
menuju keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya
yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi
mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak
bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari
tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu
belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi
mediastenum, di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus
terletak dibelakang trakea.
Kedua bronkus
yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis
kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri
pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua
timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah
arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan
bawah.
1. Ronga thoraks

            Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks :

68
Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan, Kedua belas ruas tulang punggung
beserta cakram antar ruas (diskus intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di
belakang.

Iga-Iga beserta otot interkostal disamping

Diafragma di bawah

Dasar leher di atas

Isi ;

Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta
pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas
lateral pada mediastinum.

Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya
jantung dan pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens,
vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.

Paru-paru

Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-
paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul
sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di
atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang
menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang
menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.

  Lobus paru-paru (belahan paru-paru)

69
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas
lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang.
Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis,
berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di
dalamnya.

  Bronkus Pulmonaris

            Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum
masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru, bronkus-
bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang
mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa
berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil
salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa
berotot dan lapisan bersilia.

Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini
membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel
epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara –
suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.

  Pembuluh Darah dalam Paru-Paru

Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh  saluran-saluran
bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu
membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau
gelembung udara.

Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-
sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari

70
udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas
berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.

Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan
akhirnya dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi
oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.

Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi
oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri
ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh
cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam
vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa
darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang dapat
mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan
darah ganda.

Hiilus (Tampuk) Paru-Paru dibentuk struktur berikut:

 Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru


untuk diisi oksigen
 Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke
jantung
 Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan
jalan udara utama.
 Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan
paru – paru.
 Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava
superior.
 Pebuluh limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak.
 Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.

71
 Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru
dapat menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
 Pleura.
Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura.
Pleura viseralis erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan
demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat
kembali di sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan
melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura
kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian
yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran
yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran
ini terletak arteri subklavia.
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk
meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan
dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua
lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu
hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau
cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.

Fisiologi Pernapasan

Fungsi paru – paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan
melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada
waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat
berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.\

Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen
dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan
dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru – paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya
95 persen jenuh oksigen.

72
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan
trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :

 Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
 Arus darah melalui paru – paru

 Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh

 Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah
berdifusi drpd oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru
– paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat
pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan
ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.

Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan


hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari
hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya,
yaitu karbon dioksida.

Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.

Udara (atmosfer) yang di hirup:

73
Nitrogen …………………………………………………………… 79 %

Oksigen ……………………………………………………………. 20 %

Karbon dioksida ……………..…………………………………….. 0-0,4 %

Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer

Udara yang diembuskan:

nitrogen…………………………………………………………….. 79 %

Oksigen…………………………………………………………….. 16 %

Karbon dioksida ………………….……………………………….. 4-0,4 %

Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru – paru ialah 4.500 ml
sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira
1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup masuk dan
diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.

Kapasitas vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru pada
penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer.
Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu
berkurang pada penyakit  paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru)
dan kelemahan otot pernapasan.

a. Proses Pernapasan Manusia

Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring >
trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

74
Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada
waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares) kiri dan
kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang
terdapat di bagian dalam lubang hidung.

Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan


diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi
mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot
diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang.
Hal ini disebut pernapasan dada.

Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi
berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran
pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.

Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas


(naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).

Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari
sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini
terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-
paru.

Udara yang diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya
dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen diambil oleh
darah. Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung dan seterusnya.

Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan


melalui hidung kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot
diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut.
Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan
bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga

75
dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru
keluar melewati saluran pernapasan.

Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:

1. Udara masuk melalui lubang hidung


2. melewati nasofaring

3. melewati oral farink

4. melewati glotis

5. masuk ke trakea

6. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus

7. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus

8. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak:
alveoli)

b. Jenis-Jenis Pernapasan Pada Manusia

Jenis-jenis pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis. Yaitu pernapasan
dada n perut.

1) Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antara tulang
rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
 Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.

76
 Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di
dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –> tulang
rusuk terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-
paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara luar masuk ke paru-
paru.

Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru menyusut
–> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar –
> udara keluar dari paru-paru.

2) Pernapasan Perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.


Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :

 Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga


rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
 Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
77
dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung menjadi
mendatar –> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk

Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

otot diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –> paru-
paru mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara
luar –> udara keluar dari paru-paru.

c. Transportasi Gas

Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru  dengan bantuan darah( aliran darah). Masuknya o2 kedalam sel darah yang
bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin debanyak
97% dan sisanya 3% ditransportasikan kejaringan plasma dan sel

Inspirasi

Inspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal(intra alveoli) lebih rendah dari


tekanan udara luar. Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara 1 mmhg sampai -3
mmhg. Pada inspirasi dalam, tekanan intra-alveoli mencapai 30mmhg.

Kontraksi otot diafragma dan intrakostalis

Volume thoraks membesar

Tekanan intrapleura menurun

78
Parunya mengembung

Tekanan intra-alveoli menurun

Udara masuk kedalam paru

Ekspirasi

Berlangsung bila tekanan pulmonal lebih tinggi dari tekanan udara luar, sehingga
udara bergerak kelur paru. Meningkatnya tekanan dalam rongga paru terjadi bila volue
rongga paru mengecil akibat proses pengucapan yang disebabkan daya elastisitas jaringan
paru. Pengucapan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai berelaksasi. Pada proses
ekspirasi biasa tekanan intra-alveoli sekitar +1mmhg sampai +3mmhg

Otot ekspirasi relaksai

Volume thoraks mengecil

Tekana intrapleura meningkat

Volume paru mengecil

Tekanan intra-alveoli meningkat

Udara bergerak keluar paru

79
 

d. Pengendalian Pernapasan

Mekanisme pernafasan diatur dan di kendalikan dua faktor utama :

1. pengendalian oleh saraf.


2. Kimiawi.
Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam mendula
oblongata, dan kalau dirangsang, pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan saraf
spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan otot interkostalis.

1. Pengendalaian oleh saraf


Pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radiks saraf servikalis
impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh saraf frenikus: Dibagian yang lebih rendah
pada sumsum belakang ,impulsnya berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis
untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot
diafragma dan interkostal yang berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit.
Impuls aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan saraf
vagus ke pusat pernapasan di dalam medula.
2. Pengendalian secara kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan
frekuensi, kecepatan,& kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam
sumsum sangat peka pada reaksi: kadar alkali daah harus dipertahankan.    Karbon
dioksida adalah produksi asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini
merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
pernapasan.

80
Kedua pengendalian, baik melalui saraf maupun secara kimiawi, adalah penting.
Tanpa salah satunya orang tak dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot pernapasan
( interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan
buatan yang lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya
udara dapat dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan kedalaman
pernapasan. Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk
memberi energi yang diperlukan dalam pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada
jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa sakit,dan takut,misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang
pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat-hal yang kita ketahui
semua.
Impuls aferen dari kulit mengasilkan efek serupa—bila badan di celup dalam air
dingin atau menerima guyuran air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul.
Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat
dijalankan lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas dalam
waktu lama akan gagal karena pertambahan karbon dioksida yang melebihi normal di
dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.

e. Kecepatan Pernapasan
Pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Kalau bernapas secara normal, ekspirasi
akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-
istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi :
inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.

Kecepatan normal setiap menit:

Bayi baru …………………………………………………… 30-40

Dua belas bulan ………………………………………….. 30

Dari dua sampai lima tahun  ………………………… 24


81
Orang dewasa…………………………………………….. 10-20

f. Gerakan Pernapasan

Ada dua saat terjadi pernapasan: (a) inspirasi dan (b) ekspirasi.

1. Inspirasi atau menarik napas


adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma
meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga
dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada
kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang
untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran
udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila
inspirasi menjadi gerak sadar.
2. Ekspirasi
udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-paru kempis
kembali yang disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu
membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen 
juga dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang
kempis.

g. Kebutuhan Tubuh akan Oksigen


Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur
menurut keperluan . Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya; kalau tidak
mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak
yang tak dapat diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila
misalnya sorang anak menudungi kepala dan mukannya  dengan kantung pelastik dan
menjadi mati lemas. Tetapi  penyediaan oksigen hanya berkurang, pasien menjadi kacau
pikiran—ia menderita anoksia serebralis. Hal ini terjadi pada orang bekerja dalam ruang
82
sempit, tertutup, seperti dalam ruang kapal, di dalam tank, dan ruang ketel uap;
oksigenyang ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk
pernapasan atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, mereka akan meninggal karena
anoksemia atau disingkat anoksia.
Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan
menjadi kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis.
Orang yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven
gas, bukan saja terkena anoksia, tetapi jaga menghirup karbon monoksida yang bersifat
racun dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah, menyingkirkan isi
normal oksigen. Dalam hal ini bibir tidak kebiru-biruan , melainkan merah ceri yang
khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen dalam
konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfir atau lima atmosfir.
Gangguan pada Sistem Pernapasan                                                               

Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia antara lain sebagai
berikut:

Asma

Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale)
terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor
psikis dan penyakit menurun.

Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium


tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling sering adalah
paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena
adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.

Keadaan ini menyebabkan :

83
a. Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru
b. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
c. Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan
membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru

Faringitis

Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu
menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri yang biasa
menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.

Bronkitis

Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara
menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab
lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.

Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan
dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain hingga
dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru. Umumnya disebabkan oleh bakteri
streptokokus (Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Emfisema Paru-paru

Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah


gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-
paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya
dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-
antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.

84
Dipteri

Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium


diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun laring
(laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.

Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan


terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus
yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah keracunan karbon
monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga
pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.

Kanker Paru-paru

Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan
paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke seluruh bagian
tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria
dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko
untuk menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun
mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah penderita menghirup
debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.

85
D. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

86
Gambar 1: Sistem Pencernaan Manusia

A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri
secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

87
 
Gambar 2 : Anatomi Mulut

B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk.

88
Gambar 3 : Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian
media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi
dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.

C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari
bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi, Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
 bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
 bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) serta bagian inferior
(terutama terdiri dari otot halus).

89
Gambar 4 : Bagan posisi esofagus pada manusia

D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu :
Kardia.
Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
 Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan

90
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.
 Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
 Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Gambar 5 : Anatomi Lambung

E. Usus halus (usus kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M
sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

91
Gambar 6 : Antomi Usus

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua
belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.

92
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada
derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas
dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan
usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum

93
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

F. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :

 Kolon asendens (kanan)


 Kolon transversum

 Kolon desendens (kiri)

 Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna


beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta  antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Gambar 10 : Anatomi Usus Besar

94
G. Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam  anatomi manusia, umbai cacing atau dalam
bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung
yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,
Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.

Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda –
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan anus

95
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ
ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang
air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar,
di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode
yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi
dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting
untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter.
Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang
merupakan fungsi utama anus.

Gambar 11 : Anatomi Rektum & Anus (foto: hedisasrawan.blogspot.com)

96
J. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari).

Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan


Pulau pankreas, menghasilkan hormone

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan


hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif
jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam
lambung.

Gambar 12 : Potongan depan perut, menunjukkan hati dan pankreas (gambar: medkes.com)

97
K. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah
medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari
kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena
yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati
sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati,
dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan
tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke  dalam sirkulasi
umum. Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.

L. Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

98
 Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

1. Usus dua belas jari atau duodenum

99
adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan
bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada
derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas
dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan
usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

100
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

101
E. Sistem Urinaria (Perkemihan)

Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan (Urinaria)

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang


peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen.

102
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah
kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.
Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki
lebih panjang dari pada ginjal wanita.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap
nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas
pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari
tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu
tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung
Henle yang terdapat pada medula.
Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis
viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara
teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus
yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena
jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal
kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat
lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai
tubulus kontortus distal.
a. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga
ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan
darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak
mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut
glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan
antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi Penyaringan

103
darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai
bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut
piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks
atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk
corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang
dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:
a. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen,
misalnya amonia.
b. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
c. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

104
d. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau
basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :

a. Tes untuk protein albumin

b. Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke
dalam urine.

c. Mengukur konsentrasi urenum darah

Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas
kadar normal (20 – 40) mg%.

d. Tes konsentrasi

a. Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi
berat jenisnya naik.

b. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah, Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang


mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan
bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut
dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan
kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis
masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal, Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis


(vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke

105
dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke
ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan
senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone
adrenalin dan hormn kortison.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :


 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
 Lapisan tengah otot polos

 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit


sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kantung Kemih )

106
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis
medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :


1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,
vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

4. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding
kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh
relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter


interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus
secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini
hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula
spinalis dan otak masih utuh.

107
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan
otot dan kontraksi spinter interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal
dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih.
Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

 Uretra Prostaria

 Uretra membranosa

 Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring


sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
108
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena
– vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya
sebagai saluran ekskresi.

5. Urine (Air Kemih)

1. Sifat – sifat air kemih


 Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya
(intake) cairan serta faktor lainnya.
 Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
 Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan
sebagainya.
 Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
 Berat jenis 1.015 – 1.020.
 Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
 Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
 Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak
dan kreatinin
 Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
 Pigmen (bilirubin, urobilin)
 Toksin
 Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk
120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat

109
terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L)
yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
4. Tahap – tahap Pembentukan Urine
A. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent
lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah,
sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri
dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
seluruh ginjal.
B. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif
dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila
renalis.
C. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai
tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion
Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa
ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika
kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
D. Mikturisi
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melalui ureter ke
dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan

110
penambahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya
telah ada 170 – 23 ml urine.
Mikturisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan
dapat ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari
manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan
kandung kemih membantu mengosongkannya.
E. Ciri – ciri Urine Normal
Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai
dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa
endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan
pH rata – rata 6.

111
F. Sistem Reproduksi

Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus


urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat ditentukan, tetapi sifat-
sifat kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997).

1. Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki

TESTIS

Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang


sekitar 4 cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama
epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding pada rongga yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunika vaginalis. Tunika vaginalis dibentuk
dari peritoneum intraabdomen yang bermigrasi ke dalam skrotum primitive selama
perkembangan genetalia interna pria, setelah migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat
turunnya testis (prosesus vaginalis) akan menutup.

EPIDIDIMIS

Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral


testis. Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak teratur yang
disebut duktus epididimis. Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm. Duktus ini berawal
dari puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan berliku-liku, kemudian berakhir pada
ekor epididimis yang kemudian menjadi vas deferens. Epididimis merupakan tempat
terjadinya maturasi akhir sperma.
112
SCROTUM

Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis
dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat
sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada di luar rongga tubuh, suhu di
dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di dalam abdomen.

VAS DEFERENS

Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm


yang berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis dalam
bentuk gulungan-gulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian belakang testis, duktus
ini melewati korda spermatika menuju abdomen.

VESICULA SEMINALIS

Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar


kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan
menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum. Pasokan darah ke vas
deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan
bersama vas deferens menuju skrotum beranastomosis dengan arteri testikukar,
sedangkan aliran limfatik berjalan menuju ke nodus iliaka interna dan eksterna. Vesikula
seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen
penting pada semen yang berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan
prostaglandin.

KELENJAR PROSTAT

Kelenjar prostat merupakan organ  dengan sebagian strukturnya merupakan


kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ ini
mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat di belakang
simpisis pubis. Lobus media prostat secara histologis sebagai zona transisional berbentuk
baji, mengelilingi uretrra dan memisahkannya dengan duktus ejakulatorius. Saat terjadi
113
hipertropi, lobus media dapat menyumbat aliran urin. Hipertropi lobus media banyak
terjadi pada pria usia lanjut.

PENIS

Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan
yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan dorsal.
Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu sepasang korpus
kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di bagian tengah. Ujung penis disebut
glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum.
Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal disebut
prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi).
Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya
deposisi semen dekat serviks uterus.

1. Anatomi Saluran Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita secara umum dibagi dua, yaitu organ reproduksi wanita
yang terdapat di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi wanita ada di dalam rongga
pelvis.

RONGGA PELVIS

Terletak di bawah,berhubungan dengan rongga abdomen, dibentuk oleh os iski


dan os pubis pada sisi samping dan depan, os sakrum dan os koksigis membentuk batas
belakang dan pinggiran pelvis dibentuk oleh promontorium sakrum di belakang
iliopektinal sebelah sisi samping dan depan dari tulang sakrum (Syaifudin,1997).

PINTU KELUAR PELVIS (PINTU BAWAH)

114
Dibatasi oleh os koksigis dibelakang simfisis pubis, di depan lengkung os
pubis,os iski, serta ligamentum yang berjalan dari os iski dan os sakrum disetiap sisi,
pintu keluar ini membentuk lantai pelvis (Syaifudin,1997).

ISI PELVIS

Kandung kemih dan dua buah ureter terletak dibelakang simfisis, kolon sigmoid
sebelah kiri fosa iliaka dan rektum terletak di sebelah belakang rongga mengikuti
lengkung sakrum. Kelenjar limfe, serabut saraf fleksus lumbosakralis untuk anggota
gerak bawah cabang pembuluh darah a.iliaka interna dan v.iliaka interna berada di dalam
pelvis (Syaifudin,1997).

Genetalia pada wanita terpisah dari urethra, dan mempunyai saluran tersendiri.
Alat reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. ALAT GENITALIA LUAR (VULVA)

Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina,klitoris, dan labia.Hanya


mons dan labia mayora yang dapat terlihat pada genetalia eksterna wanita. Arteri
pudenda interna mengalirkan darah ke vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka
interna bagian posterior, sedangkan aliran limfatik dari vulva mengalir ke nodus
inguinalis.

Alat genetalia luar terdiri dari :

1. Mons veneris/pubis (Tundun)

Bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak yang besar terletak di di atas
simfisis pubis. Area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas (Syaifudin,
1997).

2. Labia Mayora (bibir besar)

115
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas. Labia mayora
banyak mengandung urat syaraf (Syaifudin, 1997). Labia mayora merupakan
struktur terbesar genetalia eksterna wanita dan mengelilingi organ lainnya, yang
berakhir pada mons pubis.

3. Labia Minora (bibir kecil)

Berada di sebelah dalam labia mayora. Jadi untuk memeriksa labia


minora, harus membuka labia mayora terlebih dahulu.

4. Klitoris (Kelentit)

Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar biji kacang hijau yang
dapat mengeras dan tegang (erectil) yang mengandung urat saraf (Syaifudin,
1997), jadi homolog dengan penis dan merupakan organ perangsang seksual pada
wanita.

5. Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka
belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum. Dalam vestibulum terdapat muara-
muara dari : liang senggama (introitus vagina), urethra, kelenjar bartolini, dan
kelenjar skene kiri dan kanan (Syaifudin, 1997).

6. Himen (selaput dara)

Lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian besar dari liang


senggama, ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang
seperti bulan sabit. Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang lunak, lubangnya
ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Himen mungkin tetap ada
selama pubertas atau saat hubungan seksual pertama kali (Syaifudin,1997).

116
7. Perineum (kerampang)

Merupakan bagian terendah dari badan berupa sebuah garis yang


menyambung kedua tuberositas iski, daerah depan segitiga kongenital dan bagian
belakang segitiga anal, titik tengahnya disebut badan perineum terdiri dari otot
fibrus yang kuat di sebelah depan anus. Terletak diantara vulva dan anus,
panjangnya lebih kurang 4 cm (Syaifudin, 1997)

G. Sistem Integumen

Pengertian kulit

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-
rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar
mukosa.

Lapisan kulit

1.    Epidermis

•    Stratum korneum.

Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak
berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.

•    Stratum lusidum.

Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan
ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan terlihat seperti

117
suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut stratum
lusidum.

•    Stratum granulosum.

Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan
sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin.
Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahn kimia masuk ke dalam tubuh.

•    Stratum spinosum/stratum akantosum.

Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri
dari 5-8 lapisan . sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop,
sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari mempunyai
tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar.
Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan
beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki. Disebut akantosum sebab sel-
selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada hubungan antara sel yang lain
yang disebut intercelulair bridges atau jembatan interselular.

•    Stratum Basal/Germinativum.

Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum


germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir
yang halus disebut butir melanin warna.

Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis
merupakan batas terbawah dari pada epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak
datar tapi bergelombang, pada waktu korium menonjol pada epidermis tonjolan ini

118
disebut papilla kori (papilla kulit). Dipihak lain epidermis menonjol kea rah korium,
tonjolan ini disebut Rute Ridges atau rete peg = prosessus inter papilaris.

2. Dermis.

Struktur lapisan dermis

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh
membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak
jelas hanya diambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.

Dermis terdiri dari 2 lapisan:

Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).

Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).

Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya
sampai ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-
serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.

Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang


berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastic untuk
memberikan kelenturan pada klit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar dan
folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.

Unsur sel:

Unsur utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan terdapat sel lemak yang
berkelompok. Disamping itu ada juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada
lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola mammae dan
sekitar anus.

119
Serat otot:

Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas


dihubungkan dengan folikel rambut (muskulus erector fili) bertebaran diseluruh dermis
dalam jumlah yang cukup banyak pada kulit, putting susu, penis, skrotum dan sebagian
perenium.

3. Subkutis

Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan


ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat
dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak
ini disebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga
pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker = pegas/bila tekanan trauma
mekanis yang menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu,
penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat
selaput otot kemudian baru terdapat otot.

Jaringan kulit

Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam
jaringanyaitu jaringan epitelyang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang  menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kelenjar-kelenjar kulit. Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
kelenjar mamae.

a) Kelenjar sebasea.

Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah
folikel rambut. Kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara
langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan
kelenjar tarsalia pada kelopak mata.
120
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan
tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama
pubertas di bawah control hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat 
untuk pemeliharaan kesehatan kulit.

b) Kelenjar keringat.

Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang;


terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan gendang
telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian
sekretorisnya terletak di dalam dermis atau hypodermis dan bergabung membentuk massa
tersendiri.
Duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok menyatu dengan
epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya
disebut pori keringat. Terdapat 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin
dan apokrin.

1) Kelenjar keringat ekrin.

Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga
luar, telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara
perbatasan kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar
dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat.

2) Kelenjar keringat apokrin.

Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit
putting susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur.
Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran keduanya berbelok-belok kemudian
lurus menuju epidermis dan bermuara pada folikel rambut.

c) Kelenjar payudara (glandula mamae).

121
Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal
yang secara fungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas fasia
pektoralis superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan
jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya. Disekitar putting susu
(papila mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan
ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 15-20 duktuli laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea
montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan melicinkan
putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak hamil dan tidak
menyusui, alveoli tampak kecil dan padat berisi sel-sel granular. Pada waktu hamil,
alveoli akan membesar dan sel-sel membesar.

Pigmentasi kulit.

Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri. Kandungan karoten (pigmen)
darah pada pembuluh darah, dermis memberikan warna kemerahan dan kandungan pigmen
melanin memberikan bayangan coklat.

Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju yang dibuat oleh
epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis basal dan lapis taju
dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan warna kulit disebabkan oleh karena
perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di dalam keratinosit.

pigmentasi kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan, hormone, dan
lingkungan. Faktor genetic mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis. Hormone pemacu
malanosit MSH (melanosit stimulating hormon) merangsang perpindahan melanosom ke dalam
cabang-cabang sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor lingkungan seperti ultraviolet
meningkatkan kegiatan enzim melanosit serta meningkatkan produksi melanin dan
penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi coklat.

Pembuluh darah.

122
Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu:

1) Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar.

Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari
anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori.

2) Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.

Anyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan
cabang-cabang pembuluh nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium.

Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang
terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi pembuluh
darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu anyaman pembuluh darah
balik yang ke dalam.

Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5
dari darah yang beredar malalui kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit sangat
cepat menyempit/melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit,
nyaeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.

Saraf kulit.

Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan
yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saaf sensorik.

Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada
kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari
luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam
kegiatan untuk menerima rangsangan.

123
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak
terdapat di epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang
sudah merupakan suatu organ.

Pelengkap kulit.

a. Kuku.

Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus


permukaan dorsal falang terkhir jaringan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan
dengan dermis dan epidermis.

1) Struktur kuku.

Alat kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di


bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit
oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari
sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna
bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di
dalam dasar kuku.

Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng


kuku sebgai epikondrium atau kutikula.

Bagian dari kuku, terdiri dari:

 Ujung kuku atas ujung batas.


 Badan kuku yang merupakan bagian yang besar.

 Akar kuku (radik).

2) Pertumbuhan kuku.
124
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan
geseran lambat lempeng kuku di atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-
rata 0,5 mm perminggu.

b. Rambut.

Rambut merupakan benang keratin elastic yang berkembang dari epidermis


dan tersebar disekujur tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan
dorsal falang distal, lingkung lubang dubur dan urogenital. Setiap rambut
mempunyai batang yang bebas dan akan yang tertanam dalam kulit.
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk dari bagian yang bersal
dari epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan ikat).

1. Struktur rambut:

Medula. Merupakn bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel
kubis yang mengkerut satu sam lain, dan dipisahkn oleh ruang berisi udara.

Korteks. Merupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa lapis sel
gepeng, panjang, dan berbentuk gelombang yang membentuk keratin keras.

Kutikula. Terdapat pada permukaan, selapis sel tipis, jernih dan kutikula tidak
berinti, kecuali yang terdapat pada akar rambut.

2. Folikel rambut.

Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat bagian
luar (sarang akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel bagian
dalam berasal dari epidermis. Folikel yang mengembung membentuk bulbus rambut
dan berhubungan dengan papilla di tempat persatuan akar rambut dan selubungnya.

3. Sarung akar asal dermis.

125
Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang sesuai
dengan lapisan reticular dermis. Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan
papilla dermis. Lapisan dalam berupa sabk homogeny sempit yang disebut glassy,
membrane basal di bawah epidermis. Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel
polygonal yang menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis.
Sedangkan sarung akar rambut dalam merupakan sarung berat tanduk yang
membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga
ditemukan pada epidermis.

4. Susunan rambut:

a. Batang rambut, merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Kalau
dilihat potongan sebuah rambut dari luar ke dalam sbb:

1. Selaput rambut (kutikula), merupakan lapisan yang paling luar dan terdiri dari
sel-sel tandukyang tersusun disasak dengan baik.

2. Kulit rambut.

Korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal dan terdiri dari
lapisan tanduk berbentuk kumparan yang tersusun memanjang dan
mengandung butir-butir mielin.

3. Sumsum rambut (medula)

merupakan bagian yang paling dalam yang dibentuk oleh sel tanduk dan
bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang berisi udara.

4. Akar rambut

Merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit dan


terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini tertanan
amat dalam hingga dapat mencapai lapisan hypodermis.

126
Akar rambut terdiri dari:

Kandung rambut yaitu tabung yang menyelubungi akar rambut mulai


dari permukaan kulit samapai pada bagian umbi rambut.

Papil rambut, merupakan bagian bawah folikel rambut yang


berbentuk lonjong seperti telur yang ujung bawahnya terbuka dan berisi
jaringan ikat tanpa serabut elastic.

Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang


melebar dan merupakan sel bening yang terus menerus bertambah banyak dan
berkembang secara mitosis.

5. Otot penegak rambut

Muskulus erector pili merupakan otot penegak rambut yang terdiri dari
otot polos yang terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan serabut
elastic. Bila otot ini berkontraksi, rambut akan tegak dan kelenjar akan
mengalami kompresi sehingga isinya akan didorong keluar untuk melumas
rambut.

6. Pertumbuhan rambut.

Pertumbuhan rambut terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks yang


berasal dari epidermis dan belum berdiferensiasi yang terletak di atas sekitar
puncak papilla rambut. Sel-sel pada dasar folikel menjadi sarung akar rambut
luar sel-sel matriks rambut merupakan tratum malpigi epidermis yang
akhirnya menjadi sel-sel ber zat tanduk. Rambut mempunyai masa
pertumbuhan tertentu yaitu untuk rambut kepala 0-3 tahun dan bulu mata 3-4
bulan.

127
Kulit sebagai indera peraba.

Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda-beda


menurut ujung saraf yang dirangsang, panas, dingin, dan sakit ditimbulkan karena
tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda misalnya mengenai otot dan
tulang.
Panca indera peraba terdapat pada kulit disamping itu kulit juga sebagai pelepas panas
yang ada pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan selaput lendir yang
melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf
peraba yang menerima rangsangan dari luar diteruskan kepusat saraf di otak.

Sensasi indera peraba dari kulit.

Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit.
Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia.
Reseptor masing-masing berbeda-beda, yang terbanyak adalah reseptor rasa sakit,
kemudian sensasi raba, dingin, dan panas.

Reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mukos mulut dan traktus
respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit, dan jaringan pitel gepeng berlapis-lapis  pada
bagian akar rambut. Reseptor yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada
kulit dibawah lapisan mukosa disekitar sendi, pleura, endokardium, peritoneum, dan lain-
lain.

Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit
berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit, semua perasaan
ini berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan
sensitive terhadap dingin dan sakit. Perasaan yang disebabkan tekanan yang sangat dalam

128
dan rasa yang memungkinkan seseorang menentukan dan menilai berat suatu benda
timbul pada struktur lebih dalam misalnya pada otot dan sendi.

Fungsi kulit

Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum yaitu:

1. Fungsi proteksi.

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi
(lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet,
gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak,
tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung
terhadap gangguan fisis. Melanosit turutberperan dalam melindungi kulit terhadap sinar
matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable
terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang
melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil
ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara PH 5-6,5. Ini
merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati
melepaskan diri secara teratur.

2. Fungsi absorbs.

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah

129
diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih
banyak melalui sel-sel epidermis.

3. Fungsi kulit sebagai pengatur panas.

Suhu tubuh tetap stabil messkipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini
karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas,
medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk
suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada
dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan
tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin,
hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan
pembuluuh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis
(asetilkolin).

4. Fungsi ekskresi.

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa
metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang
diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan
berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.

5. Fungsi persepsi.

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons


terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin
diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel renvier,

130
sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak
jumlahnya didaerah yang erotik.

Reaksi putih.

Bila ujung  suatu objek ditekan perlahan-lahan pada kulit, garis tekanan menjadi
pucat (reaksi putih). Rangsangan mekanik menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan
darah mengalir keluar dari kapiler, respons ini tampak kira-kira 15 detik.

Tripel Respons.

Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing, sebagian reaksi putih
terdapat kemerahan. Pada tempat tersebut diikuti pembengkakan, bintik kemerahan
sekitar luka yang disebabkan dilatasi kapiler merupakan suatu respons langsung dari
kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan local disebabkan peningkatan permeabilitas
kapiler dan venolus. Kemerahan karena dilatasi arteriola dan denarvasi karena hambatan
saraf menimbulkan rasa nyeri.

Hiperemia Aktif.

Hiperemia aktif yaitu kelainan jumlah darah dalam suatudaerah yang dihidupkan
kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah yang
terjadi pada organ dalam kulit darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar
membuat kulit menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia dan dipengaruhi oleh zat
kimia.

131
H. Sistem Panca Indera

Telinga adalah suatu organ kompleks dengan komponen-komponen fungsional penting,


aparatus pendengaran dan mekanisme keseimbangannya, terletak di dalam tulang temporalis
tengkorak. Sebagian besar telinga tidak dapat diperiksa secara langsung dan hanya dapat
diperiksa dengan tes-tes khusus. Telinga terdiri dari:

a. Telinga luar
b. Telinga tengah

c. Telinga dalam

a. Telinga Luar. 
Telinga  luar terdiri atas:

132
Daun telinga (pinna atau aurikula) yakni daun kartilago yang menangkap
gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus/Lubang
telinga), suatu lintasan sempit panjangnya 2,5 cm yang merentang dari aurikula
sampai membaran timpani (gendang telinga). Gendang telinga atau membran timpani
adalah perbatasan telinga tengah. Membran timpani berbentuk kerucut dan dilapisi kulit 
pada permukaan eksternal dan membran mukosa yang sesuai untuk menggetarkan
gelombang bunyi secara  mekanis.

b. Telinga Tengah.
      

133
Telinga tengah, terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus tulang
temporal. Pada bagian ini terdapat saluran yang menghubungkan telinga tengah
dengan faring yaitu tuba eustachius (saluran eustachius). Saluran yang biasanya
tertutup dapat terbuka saat menguap, menelan, atau mengunyah. Saluran ini berfungsi
untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani. Pada
telinga bagian tengah ini terdapat tulang-tulang pendengaran (osikel auditori), yang
dinamai sesuai bentuknya, terdiri dari:
 Maleus (tulang martil)
 Incus (tulang landasan/anvil)
 Stapes (tulang sanggurdi)

Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran timpani ke fenestra


vestibuli, yang memisahkan telinga tengah dan telinga dalam. Otot stapedius melekat
pada stapes, yang ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli oval, dan menariknya
ke arah luar. Otot tensor timpani melekat pada bagain pegangan maleus, yang berada
pada membran timmpani, dan menarik fenestra vestibuli ke arah dalam. Bunyi yang
keras mengakibatkan suatu refleks yang menyebabkan kontraksi kedua otot yang
berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi. Otot-otot ini memungkinkan
134
suara yang terlalu keras diredam sebelum mencapai telinga dalam. Berkat mekanisme
ini, kita mendengar suara yang cukup keras untuk mengguncang sistem pada tingkat
yang telah diredam. Otot-otot ini otot tak sadar, dan bekerja otomatis sedemikian
sehingga bahkan jika kita tertidur dan lalu ada suara keras di samping kita, otot-otot
ini segera mengerut dan mengurangi kekuatan getaran yang mencapai telinga dalam.

c. Telinga Dalam.  

Telinga dalam (interna) berisi cairan dan terletak dalam tulang temporal di sisi
medial telinga tengah. Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yakni labirin tulang dan
labirin membrasona di dalam labirin tulang.
1) Labirin tulang adalah ruang berliku berisi perilimfe, suatu cairan yang menyerupai
cairan serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian petrosus tulang temporal dan
terbagi menjadi 3 bagian:
1. Vestibula adalah bagian sentral labirin tulang yang menghubungkan saluran
semisirkular dengan koklea.
a. Dinding lateral vestibula mengandung fenestra vestibuli dan fenestra
cochleae, yang berhubungan dengan telinga tengah.
b. Membran yang melapisi fenestra untuk mencegah keluarnya cairan perilimfe.
2. Rongga tulang saluran semisirkular yang menonjol dari bagian posterior
vestibula.
a. Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang vertikal, di
setiap sudut kanannya.

135
b. Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut kanan kedua
saluran di atas.
3. Koklea mengandung reseptor pendengaran.
2) Labirin membranosa adalah serangkaian tuba berongga dan kantong yang terletak
dalam labirin  tulang dan mengikuti kontur labirin tersebut. Bagian ini mengandung
cairan endolimfe, cairan yang menyerupai cairan interselular.
a. Labirin mebranosa dalam regia vestibula merupakan lokasi awal dua
kantong,utrikulus dan sakulus yang dihubungkan dengan duktus endolimpe
sempit dan pendek.
b. Duktus semisirkular yang berisi endolimfe terletak dalam saluran semisirkular
pada labirin tulang yang mengandung perilimfe.
c. Setiap duktus semisirkular,utrikulus dan sakulus mengandung reseptor untuk
ekuilibrium statis (bagaimana cara kepala berorientasi terhadap ruang
bergantung pada gaya gravitasi) dan ekuilibrium dinamis (apakah kepala
bergerak atau diam dan kecepatan serta arah gerakan).
d. Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkular; sedang sakulus terhubung
dengan duktus koklear dalam koklea.

KOKLEA
Koklea membentuk dua setengah putaran di sekitar inti tulang sentral, modiolus yang
mengandung pembuluh darah dan serabut saraf cabang koklear dari sraf vestibulokoklear.
Sekat membagi koklea menjadi tiga saluran terpisah.
 Duktus koklear atau skala media yang merupakan bagian labirin membranosa yang
terhubung ke sakulus adalah saluran tengah yang berisi cairan endolimfe.
 Dua bagian labirin tulang yang terletak di atas dan di bawah skala media adalah skala
vestibuli dan skala timpani. Kedua skala tersebut mengandung cairan perilimfe dan terus
memanjang melalui lubang pada apeks koklea yang disebut helikotrema.
1) Membran Reissner (membran vestibuar) memisahkan skala media dari skala vestibuli
yang berhubungan dengan fenestra vestibuli.

136
2) Membran basilar memisahkan skala media dari skala timpani yang berhubungan
dengan fenestra cochleae.
 Skala media berisi organ Corti yang terletak pada membran basilar.
1. Organ Corti terdiri dari resptor, disebut sel rambut, dan sel penunjang yang menutupi
ujung bawah sel-sel rambut dan berada pada membran basilar.
2. Membran tektorial adalah struktur gelatin seperti pita yang merentang di atas sel-sel
rambut.
3. Ujung basal sel rambut bersentuhan dengan cabang bagian koklear saraf
vestibulokoklear. Sel rambut tidak memiliki akson dan langsung bersinanpsis dengan
ujung saraf koklear.

Faal pendengaran.
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkangendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairanlimfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akanmenggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran
tengahmenggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkancairan
dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnyamembran pada jendela
bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akanmenggetarkan selaput-selaput basiler, yang
akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial,terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan
membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan
impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf  pendengaran.
Tahapan faal pendengaran :
1.      Bunyi masuk ke liang telinga dan menyebabkan gendang telinga bergetar.
2.      Gendang telinga bergetar oleh bunyi.
3.      Getaran bunyi bergerak melalui osikula ke rumah siput.
4.      Getaran bunyi menyebabkan cairan di dalam rumah siput bergetar.

137
5.     Getaran cairan menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut menciptakan sinyal
saraf yang kemudian ditangkap oleh saraf auditori. Sel rambut pada salah satu ujung
rumah siput mengirim informasi bunyi nada rendah dan sel rambut pada ujung lain
mengirim informasi bunyi nada tinggi.
6.      Saraf auditori mengirim sinyal ke otak di mana sinyal ditafsirkan sebagai bunyi.
7.      Gangguan Indera Pendengaran

Ada dua jenis gangguan pendengaran :


1. Gangguan Konduktif
Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau
kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu,
hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus. Dengan kata lain
ketika gelombang suara terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga
menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).
2.   Gangguan Sensoris
Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan
konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu
juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran
mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi konduksi
udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fungsional (atau psikogenik) bersifat
inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran
yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.

Penyakit pada Indera Pendengaran


        Sakit Telinga
Sakit telinga sangat beragam bentuknya. Bisa terasa berdenyut samar sampai
seperti rasa menusuk yang sangat ngilu. Sakit telinga dapat disebabkan oleh beberapa hal,
yakni:
  infeksi di saluran telinga bagian luar;
  infeksi akut pada telinga bagian tengah;

138
  peradangan telinga bagian dalam (labyrinthitis) akibat infeksi viral;
  hilangnya keseimbangan tekanan udara antara bagian tengah dan luar telinga, biasanya
terjadi saat sedang demam atau hidung tersumbat (barotrauma);
  penyumbatan oleh kotoran telinga.
Semua kasus sakit telinga dapat dihilangkan dengan meminum aspirin cair atau
parasetamol dengan dosis sesuai anjuran dokter. Selain itu, meletakkan sebotol air hangat
pada telinga juga dapat meredakan sakit.
        Telinga Berdenging
Jika telinga mendenging, mendering, atau mendesis, Anda mungkin mengalami
suatu gejala yang dikenal bernama tinnitus. Penyebab telinga berdenging antara lain:
  hilangnya keseimbangan tekanan udara antara bagian tengah dan luar telinga, biasanya
saat sedang demam atau hidung tersumbat (barotrauma);
 obat-obatan tertentu dapat menyebabkan efek samping berupa bunyi-bunyian di
telinga;
  kemasukan serangga atau air juga dapat menyebabkan telinga terasa berdenging.

        Penyakit Meniere
Penyakit meniere adalah penyimpangan akibat meningkatnya jumlah cairan di
dalam labyrin. Penyakit ini biasanya dialami orang-orang setengah baya. Jika ini terjadi,
Anda harus memeriksakannya ke dokter.

       Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut
othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana
terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal
serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai
laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori
sejak lahir, atau yang disebut dengan encharta ensiklopedi.

       Tuli

139
Ketulian, gangguan pendengaran terhadap beberapa atau semua suara, dapat
timbul berangsur-angsur dalam jangka waktu tertentu. Bisa terjadi pada salah satu atau
kedua telinga sekaligus. Ketulian dapat disebabkan oleh infeksi telinga bagian luar atau
tengah atau pun penyumbatan saluran eustasio karena demam atau alergi.
Untuk gangguan pendengaran, Anda dapat melakukan pengujian pendengaran
dengan cara audiometri. Bagian pertama tes ini adalah mengukur kemampuan mendengar
suara yang diatur melalui udara. Kedua, mengukur kemampuan mendengar suara-suara
yang sama melalui tulang kepala. Selain itu, dapat dilakukan tes hambatan akustik. Tes
ini digunakan untuk menentukan gerakan gendang telinga, yang mungkin melemah
akibat kerusakan di telinga bagian tengah. Suatu alat berisi pemancar suara dimasukkan
ke saluran telinga luar. Udara dipompakan melalui alat tadi dan kemampuan dari gendang
telinga untuk memantulkan suara dikirimkan oleh pemancar suara pada berbagai tingkat
tekanan udara. Dari hasil itu dapat ditentukan setiap kelemahan pada gendang telinga dan
kemungkinan penyebabnya.
       Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan
gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen
dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi).
Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat
infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi.
Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan
kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan
menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak digunakan
pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran
telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.
       Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat:
  Cedera
  Gigitan serangga

140
  pemecahan bisul dengan sengaja.
Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya
(perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago,
menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk
telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya
menyebabkan gejala-gejala yang ringan.
Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir
ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan
untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik
berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. Ada banyak lagi gangguan yang
terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.
       Radang telinga atau biasa disebut dengan otitas media
Penyakit ini disebabkan karena virus dan juga bakteri , sering menyerang anak
kecil . Penyakit ini mempunyai beberapa gejala yang diantaranya sakit pada daerah
telinga, demam panas, dan juga pendengaran agak sedikit berkurang. Telinga juga
mengeluarkan nanah dan kelainan ini dapat berbahaya karena bisa memecahkangendang
telinga yang selanjutnya mengakibatkan tuli.
       Labirintitis
Labirintitis adalah gangguan pada labirin di dalam telinga. Penyakit ini
disebabkan oleh bebarapa faktor yang di antaranya infeksi, gegar otak, dan juga alergi.
Penyakit ini memiliki beberapa gejala antara lain telinga berdengung, mual, muntah,
vertigo, dan pendengaran juga berkurang.

Faal Keseimbangan.
Indera keseimbangan merupakan indera khusus yang terletak didalam telinga. Indera
keseimbangan secara struktural terletak dekat indera pendengaran, yaitu bagian belakang
telinga dalam yang membentuk strukur utrikulus dan sakulus, serta kanalis semirkularis.

 Sakulus dan utrikulus

141
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran
natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
 Kanalis semirkularis
Suatu struktur yang terdiri atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu
kesatuan dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas dan vertikal
belakang. Setiap kanalis berisi endolimfe, dan pada setiap pangkalnya membesar
disebut ampula, dan berisi reseptor keseimbangan yang disebut cristae ampularis.
Kelembaman endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis akan
menyebabkan ia bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran sehingga kita
dapat merasakan adanya perubahan posisi tubuh. Struktur-struktur diatas berfungsi
dalam pengaturan keseimbangan dari syaraf otak   VIII. Syaraf otak VIII
mengandung dua komponen, yaitu komponen pendengaran dan komponen
keseimbangan.
 Alat keseimbangan
Alat ini berupa saluran setengah lingkaran dan setiap saluran
menggembung pada salah satu ujungnya yang disebut ampula. Di dalam ampula
terdapat reseptor yang berupa kelompok sel saraf sensori yang memiliki rambut
dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah, disebut kupula. Selain tiga saluran
setengah lingkaran terdapat alat keseimbangan yuang terletak di dalam utrikulus
dan sakulus yang berupa sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut
bebas yang melekat pada otolit, yaitu bola- bola kalsium karbonat yang ukurannya
sangat kecil. Perubahan posisi kepala menyebabkan otolit bergeser possisinya,
akibatnya timbul impuls yang akan dikirim ke otak, sehingga kita merasakan
sedang miring atau tegak. Gerakan melingkar pada kepala mengakibatkan
terjadinya cairan limfe dan menggerakan otolit meskipun kita sudah berhenti
berputar. Akibatnya kita merasa pusing.
Keseimbangan dibagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statis dan
keseimbangan dinamis.

142
 Keseimbangan Statis
Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang
berhubungan dengan orientasi letak kepala (badan) terhadap gravitasi
bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah sakulus dan
ultrikulus( pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah,
otolith yang berat akan tertauk ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan
menarik lapisan gelatin ke bwah yang kemudin merangsang sel-sel
rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian dijalarkan melalui bagian
vetibularis dari syaraf ke VIII medula kemudian ke korteks otak.
 Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan
keseimbangan tubuh terhadap gerakan-gerakan berbagai arah, misalnya
berputar, jatuh, percepatan, dsb. Bila kepala bergerak kesegala arah, maka
cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya
sehingga akan menekukan cupula. Dengan demikian sel-sel rambut
terangsang dan timbul ilmpuls menuju syaraf ke VIII. Karena ketiga
canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus maka gerakan kepala
kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan.
 Gangguan Keseimbangan
Masalah dengan keseimbangan terjadi setiap kali ada gangguan di
salah satu sistem vestibular, visual, proprioceptive atau kognitif.Gejala
gangguan keseimbangan mungkin termasuk pusing, vertigo (berputar),
ketidakseimbangan (off keseimbangan dan jatuh), pre-syncope
(headedness ringan).Kelainan dalam keseimbangan fungsi dapat
menunjukkan berbagai patologi dari penyebab seperti tekanan darah
rendah ke otak stroke atau tumor. Banyak istilah yang berbeda sering
digunakan untuk menggambarkan apa yang secara kolektif dikenal sebagai
pusing. Deskripsi umum termasuk kata-kata seperti pening, mengambang,
pusing, pusing, bingung, tak berdaya atau kabur. Vertigo,

143
ketidakseimbangan dan Pre-syncope adalah istilah yang digunakan oleh
kebanyakan dokter.

A. Vertigo
Vertigo adalah istilah medis khusus yang digunakan untuk menjelaskan sensasi
berputar atau memiliki ruang spin tentang Anda. Kebanyakan orang menemukan vertigo
sangat mengganggu dan laporan terkait mual dan muntah.
B. Ketidakseimbangan
Ketidakseimbangan adalah sensasi yang kehilangan keseimbangan, dan paling
sering ditandai oleh sering jatuh dalam arah tertentu. Kondisi ini tidak sering dikaitkan
dengan mual atau muntah.
C. Pre-syncope
Pre-syncope paling sering digambarkan sebagai pening atau merasa lemah.
Pingsan, sebaliknya, adalah benar-benar pingsan.
D. Motion sickness
Pernahkah anda naik wahana tornado di dunia fantasi? apa yang Anda rasakan
setelah naik wahana tersebut?apakah Anda merasa pusing? atau ketika dalam perjalanan
di laut, udara maupun darat kadang-kadang terjadi semacam rasa mual, pusing, dan juga
muntah-muntah. Orang mengatakan ini adalah mabuk perjalanan atau biasa disebut
dengan motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan pada fungsi
keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau
getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya
disertai dengan muka agak pucat, berkeringat dingin dan juga pusing.
 Gangguan keseimbangan yang berkaitan dengan indera pendengaran.
Penyebab pusing yang berkaitan dengan telinga sering dicirikan oleh vertigo
(berputar) dan mual. Nistagmus (berkedip-kedip mata, berkaitan dengan VOR) sering
terlihat pada pasien dengan penyebab perifer akut pusing.
- Jinak Paroxysmal posisional Vertigo (BPPV) - penyebab paling umum
vertigo. Biasanya digambarkan sebagai singkat, intens sensasi berputar yang
terjadi karena perubahan tertentu di posisi kepala. Seorang individu mungkin

144
mengalami BPPV ketika berguling ke kiri atau kanan, setelah mendapatkan
keluar dari tempat tidur di pagi hari, atau ketika mencari objek di rak tinggi.
Penyebab BPPV adalah kehadiran kristal normal tapi tempatnya yang disebut
otoconia. Otoconia biasanya ditemukan di utricle dan saccule dan digunakan
untuk merasakan gerakan. Ketika longgar kanal-kanal semicircular, mereka
dapat mengubah rasa gerakan, menyebabkan ketidaksesuaian antara gerakan
kepala yang sebenarnya dan informasi yang dikirim ke otak oleh telinga
dalam, ini dianggap sebagai berputar.
- Labyrinthitis - batin telinga infeksi atau peradangan yang menyebabkan
pusing (vertigo) dan pendengaran.
- Vestibular neuronitis - infeksi vestibular saraf, umumnya virus, menyebabkan
vertigo
- Koklea neuronitis - infeksi saraf cochlear, umumnya virus, menyebabkan tiba-
tiba tuli tetapi tidak vertigo
- Trauma - cedera tengkorak dapat menyebabkan patah tulang atau gegar otak
untuk organ keseimbangan. Dalam kedua kasus cedera kepala akut akan
sering mengakibatkan pusing dan tiba-tiba kehilangan fungsi vestibular.
- Penyakit Ménière - telinga dalam fluid balance gangguan yang menyebabkan
abadi episode vertigo berfluktuasi pendengaran, tinnitus (dering atau
mengaum di telinga), dan sensasi kepenuhan di telinga. Penyebab penyakit
Ménière tidak diketahui.
- Perilimfe fistula - kebocoran cairan telinga dalam dari telinga dalam. Ini dapat
terjadi setelah cedera kepala, operasi, tenaga fisik atau tanpa diketahui
penyebab.
- Canal unggul dehiscence syndrome - keseimbangan dan mendengar gangguan
yang disebabkan oleh perbedaan dalam tulang temporal, menuju disfungsi
Terusan yang unggul.
- Bilateral diacak - kondisi yang melibatkan kehilangan keseimbangan telinga
dalam fungsi di kedua telinga. Ini mungkin disebabkan oleh antibiotik
tertentu, anti-kanker, dan obat-obatan lain atau oleh bahan kimia seperti

145
pelarut, logam berat, dll, yang gangguan; atau penyakit seperti syphillis atau
penyakit autoimun; atau penyebab lain.
 Gangguan keseimbangan yang berkaitan dengan otak
Otak berhubungan penyebab kurang sering dikaitkan dengan (terisolasi
vertigo) dan nistagmus tetapi masih dapat menghasilkan tanda-tanda dan gejala yang
meniru penyebab perifer. Ketidakseimbangan ini sering ciri menonjol.
- Degeneratif: usia terkait penurunan fungsi keseimbangan
- Menular: meningitis ensefalitis epidural abses, sifilis
- Sirkulasi: otak atau cerebellar iskemia atau hypoperfusion, stroke, sindrom
medullary lateral (Wallenberg's syndrome)
- Autoimmune: Cogan sindrom
- Struktural: Arnold-Chiari malformasi, hidrosefalus
- Sistemik: multiple sclerosis, penyakit Parkinson
- CNS atau neoplasms posterior, jinak atau ganas
- Lain - sana adalah sejumlah penyebab lain pusing yang tidak berhubungan
dengan telinga.
- Mal de debarquement adalah kelainan langka ketidakseimbangan yang
disebabkan oleh sedang dalam sebuah kapal. Pasien yang menderita dari
kondisi ini mengalami rasa mabuk laut bahkan ketika mereka turun kapal.
- Mabuk - konflik antara masukan dari berbagai sistem yang terlibat dalam
keseimbangan menyebabkan sensasi yang tidak menyenangkan. Untuk alasan
ini memandang ke luar jendela mobil yang bergerak jauh lebih menyenangkan
daripada mencari di dalam kendaraan.
- Migrain.
- Racun, obat-obatan, obat-obatan.
Organ penghidu dan jalur pernafasan olfaktori sampai di otak.
Rasa penciuman diransang oleh gas yang terhirup ataupun oleh unsur-unsur halus.
Jika kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau suatu udara, udara yang kita hisap
melewati bagian atas dari rongga hidung melalui konka nasalis.

146
Di dalam konka nasalis terdapat tiga pasang karang hidung :

 Konka nasalis superior


 Konka nasalis media
 Konka nasalis inferior

Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang
sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir
lengket.
- Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut
dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung
saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut

147
halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau
dengan baik.
- Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini
membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan
partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Mekanisme Penciuman
Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan meransang saraf (nervus olfaktorius)
dari bulbus olfaktorius. Indera bau bergerak melalui traktus olfaktorius dengan peranteraan
stasiun penghubung pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat perasaan itu
ditafsirkan.
Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas selapu lendir hidung.
Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara
(kemoreseptor). Mekanisme kerja indra penciuman sebagai berikut.
Rangsang (bau) > lubang hidung > epitelium olfaktori > mukosa olfaktori > saraf olfaktori >
talamus > hipotalamus > otak.

Kelainan pada Penciuman


Rasa penciuman akan lemah, selaput lendir hidung kering basah, membengkak seperti
influenza. Rasa penciuman hilang sama sekali, karena ada komplikasi suatu cedera pada
kepala. Usia yang lebih dari 80 tahun, 75 % kemampuan penciuman terhadap bau terganggu.
Gangguan penciuman :
         Anosmia
         Hiposmia
         Disosmia
Deskriminasi Bau
Bau yang berbeda dan menghasilkan pada ruang yang berbeda bau khusus,
bergantung pada pola ruang perangsangan reseptor dalam membran mukosa olfaktorius
Bila seseorang mencium bau yang paling tidak disukai, maka persepsi akan bau akan
menurun dan kemudian berhenti.

148
Struktur pengecap dan pembau.
Struktur pengecap.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat
membedakan bermacam-macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit,
dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian
samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada
lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya
tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.
Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.

Gambar Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya

149
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel
penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
o Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
o Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
o Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak
kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah
bawah terdapat di bagian bawah lidah.

Cara Kerja Lidah


Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang
ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat
saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat
merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.

Kelainan pada lidah


 Oral candidosis.  Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans..
gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
 Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah
maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah
kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada penderita anemia.
 Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau. Bagian pulau
itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
 Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.
 Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan
panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini
lebih banyak disebabkan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada sya

150
I. Sistem Persyarafan

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan
stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama :

a. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui


reseptor,yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal
(reseptor viseral).
b. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian
akan menginterprestasikan dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap
informasi bisa terjadi.

c. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari
otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor.

151
ORGANISASI STRUKTURAL SISTEM SARAF

a. Sistem saraf pusat (SSP).

Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang kranium dan kanal
vertebral.

b. Sistem saraf perifer.

Meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf
cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor
dan efektor. Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan
sistem eferen.

a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP


b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:

 Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan


eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.

 Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada


otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls
saraf melalui dua jalur.

(a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis

(b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla
spinalis.

(c) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki


inervasi simpatis dan parasimpatis.

152
SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. NEURON
adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
A. Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan
neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut:
 Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti
konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol
dan tidak dapat bereplikasi. Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma
kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.
 Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop.
 cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
B. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
C. Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot
atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.

B. KLASIFIKASI NEURON
Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
1. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ
indera atau suatu organ internal ke SSP.
2. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron
ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke
interneuron lain.

153
Struktur Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya.
 Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian
besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis,
masuk dlam golongan ini.
 Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan
pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.
 Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi
neuron ini sebenarnya bipolar.

4. Sel Neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan
pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
5. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki
vascular”.
6. Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya
lebih sedikit dan lebih pendek.
7. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik.
8. Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan rong
9. gal medulla spinalis.
10. kelompok Neuron
11. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
12. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam
saraf perifer.
13. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
14. Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf ini
mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak
termielinisasi.
15. Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang
memiliki origo dan tujuan yang sama.

154
16. Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan
pada otak atau medulla spinalis.

SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER

SISTEM SARAF PUSAT


A. OTAK
Merupakan alat tubuh yang sangat vital karena pusat pengatur untuk seluruh alat
tubuh,terletak di dalam rongga tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh selaput otak
yang kuat.Otak terdiri dari 3 bagian besar yaitu:
a. Perkembangan otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25%
oksigen dan menerima 1,5% curah jantung.
Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang
berdiferensiasi untuk membentuk otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang.
1. Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan
diensefalon.
Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia
serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum. Diensefalon menjadi
thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
2. Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak
tengah.
3. Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
Mielensefalon menjadi medulla oblongata.
4. Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak
dan kanal sentral medulla spinalis.
5. Lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan
jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter,
lapisan araknoid dan durameter. Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan
tipis, serta melekat erat pada otak. Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal

155
pia meter dan mengandung sedikit pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan
lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh
darah serta jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan posisi
araknoid terhadap piameter di bawahnya. Durameter, lapisan terluar adalah
lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus
bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar
pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai
periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada
durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya
untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela
diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari araknoid pada regia
cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara
perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla
spinalis.
6. Cairan Serebrospinalis
Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu
proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis terhadap trauma atau
gangguan dari luar.
7. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume otak sekitar
1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah
sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra sel maupun
intra sel.
8. Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari,
sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu.
Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan
absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam
sewaktu, maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Perubahan
dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan
klinik. Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa
penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan

156
perjalanan penyakit, serta menentukan prognosa penyakit. Pemeriksaan cairan
serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman, tidak mahal dan cepat untuk
menetapkan diagnosa, mengidentifikasi organism penyebab serta dapat untuk
melakukan test sensitivitas antibiotika.

ANATOMI DAN FISIOLOGI CAIRAN SEREBROSPINAL


Dalam membahas cairan serebrospinal ada baiknya diketahui mengenai anatomi yang
berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal, yaitu:
Sistem Ventrikel
Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel IV.
Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing ventrikel terdiri dari 5
bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornuinferior, badan dan atrium.
Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk corong
unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan bagian korpus unilokuler
ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa dan otak tengah dan diantara hemisfer
serebri, thalamus dan dinding hipothalanus. Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan
ventrikel IV melalui aquaductus sylvii.
Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di sebelah ventral
serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata

Meningen dan ruang subarakhnoid


Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf yang bersiaft
non neural. Meningen terdiri dari jarningan ikat berupa membran yang menyelubungi seluruh
permukaan otak, batang otak dan medula spinalis.
Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater.
Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang mengikuti
setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga melekat pada permukaan
batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal sampai ke ujung medula spinalis setinggi
korpus vertebra. Arakhnoid mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan dengan
piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak.

157
Diantara arakhnoid dan piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi cairan
serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah. Karena arakhnoid tidak mengikuti lekukanlekukan
otak, maka di beberapa tempat ruang subarakhnoid melebar yang disebut sisterna. Yang paling
besar adalah siterna magna, terletak diantara bagian inferior serebelum danme oblongata.
Lainnya adalah sisterna pontis di permukaan ventral pons, sisterna interpedunkularis di
permukaan venttralmesensefalon, sisterna siasmatis di depan lamina terminalis. Pada sudut
antara serebelum dan lamina quadrigemina terdapat sisterna vena magna serebri. Sisterna ini
berhubungan dengan sisterna interpedunkularis melalui sisterna ambiens. Ruang subarakhnoid
spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis merupakan selubung dari
medula spinalis sampai setinggi S2. Ruang subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka
lumbalis, tempat dimana cairan serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal.

Ruang Epidural
Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang mengandung 
kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang epidural
Ruang Subdural
Diantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung sedikitcairan,
mengisi suatu ruang disebut ruang subdural .
Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus, dimana sejumlah
pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel kuboid/kolumner yang menutupi stroma di bagian
tengah dan merupakan modifikasi dari sel ependim, yang menonjol ke ventrikel. Pleksus
khoroideus membentuk lobul-lobul danmembentuk seperti daun pakis yang ditutupi oleh
mikrovili dan silia. Tapi sel epitel kuboid berhubungan satu sama lain dengan tigth junction pada
sisi aspeks, dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalis dengan ruang stroma diantaranya.
Ditengah villus terdapat endotel yang menjorok ke dalam (kapiler fenestrata). Inilah yang disebut
sawar darah LCS. Gambaran histologis khusus ini mempunyai karakteristik yaitu epitel untuk
transport bahan dengan berat molekul besar dan kapiler fenestrata untuk transport cairan aktif.

158
Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrat plasma di luar
kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi pada
epitel khoroid melalui proses metabolik aktif.
Mekanisme sekresi CSS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut: Natrium
dipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus khoroideus sehingga menimbulkan
muatan positif di dalam CSS. Hal ini akan menarik ion-ion bermuatan negatif, terutama clorida
ke dalam CSS. Akibatnya terjadi kelebihan ion di dalam cairan neuron sehingga meningkatkan
tekanan somotik cairan ventrikel sekitar 160 mmHg lebih tinggi dari pada dalam plasma.
Kekuatan osmotik ini menyebabkan sejumlah air dan zat terlarut lain bergerak melalui membran
khoroideus ke dalam CSS. Bikarbonat terbentuk oleh karbonikabhidrase dan ion hidrogen yang
dihasilkan akan mengembalikan pompa Na dengan ion penggantinya yaitu Kalium.
Proses ini disebut Na-K Pump yang terjadi dgnbantuan Na-K-ATP ase, yang berlangsung
dalam keseimbangan. Obat yang menghambat proses ini dapat menghambat produksi CSS.
Penetrasi obat-obat dan metabolit lain tergantung kelarutannya dalam lemak. Ion campuran
seperti glukosa, asam amino, amin danhormon tyroid relatif tidak larut dalam lemak, memasuki
CSS secara lambat dengan bantuan sistim transport membran. Juga insulin dan transferin
memerlukan reseptor transport media. Fasilitas ini (carrier) bersifat stereospesifik, hanya
membawa larutan yang mempunyai susunan
spesifik untuk melewati membran kemudian melepaskannya di CSS. Natrium memasuki
CSS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif. Kalium disekresi ke CSS dgnmekanisme
transport aktif, demikian juga keluarnya dari CSS ke jaringan otak. Perpindahan Cairan, Mg dan
Phosfor ke CSS dan jaringan otak juga terjadi terutama dengan mekanisme transport aktif, dan
konsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada konsentrasinya dalam serum.
Perbedaan difusi menentukan masuknya protein serum ke dalam CSS dan juga
pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan juga pengeluaran
CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan ruang interseluler, demikian
juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efek cepat penyuntikan intervena cairan hipotonik
dan hipertonik.
Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama dan terbanyak
terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih sedikit) terdapat di atap ventrikel III dan

159
IV. Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan
CSS 20 ml/jam. CSS bukan hanya ultrafiltrat dari serum saja tapi pembentukannya dikontrol
oleh proses enzimatik.
CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk ke dalam
ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dlam ventrikel IV. Tiga buah
lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka) yang
berlokasi pada atap resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen
magendi) yang berada di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS keluar dari sistem
ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi rongga subarakhnoid sekeliling
medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan otak.
Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju sisterna
basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir dipermukaan atas dan samping
serebri dimana sebagian besar CSS akan diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni)
pada dinding sinus sagitalis superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak,
kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah. CSS akan
melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus.
Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah, dimana
semua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatu proses yang dikenal
sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan
medula spinalis oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal.
Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS dengan cara difusi melalui
dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem saraf melalui perluasaan
sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr disamping selaput arakhnoid.
Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan ekstraselluler dan css dalam rongga
perivaskuler dan juga sepanjang permukaan ependim dari ventrikel sehingga metabolit dapat
berpindah dari jaringan otak ke dalam rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat,
lapisan pia dan arakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri pada
tingkatan kapiler.

Komposisi dan fungsi cairan serebrospinal (CSS)

160
Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif dari epitel.
CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi konsentrasi Na, K, bikarbonat,
Cairan, glukosa yang lebih kecil dankonsentrasi Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph CSS
lebihrendah dari darah.
CSS mempunyai fungsi:
1. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada CSS
berada dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler, jadi mempertahankan
lingkungan luar yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf.
2. CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorak dan
menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yang mengenai
tulang tengkorak.
3. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,laktat, dan
ion Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan
untuk memindahkan produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya
yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.
4. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormonhormon dari lobus
posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan
transportasi ke sisi lain melalui intraserebral.
5. Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan CSS dengan
mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya
melalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam rongga
subarachnoid lumbal yang mempunyai

Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.
- Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.
- Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.
- Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer.
- Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal,
paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada.

161
 Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.
 Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.
 Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
 Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
 Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
- Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.

Area fungsional Korteks Serebri


1. Area motorik primer pada korteks
Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi
volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus
presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti
mengetik.
Area broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
2. Area sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area olfaktori
primer dan area pengecap primer (gustatory).
3. Area asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara
Wernicke.
4. Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih
serebrum.

Korteks Serebri
Otak Besar atau Korteks berdasarkan fungsinya para ahli membagi menjadi 4 (empat)
bagian yang disebut Lobus (lobe) masing-masing adalah:
1. Lobus Frontal, pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir
abstrak dan nalar, motorik bicara (areabroca di hemisfer kiri), pusat penghirup. Pusat

162
pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer). Didalamnya
terdapat area asosiasi motorik (area premotor)
2. Lobus Parietal, pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis(area sensorik primer)
terdapat area asosiasi sensorik.
3. Lobus Oksipital, merupakan lobus terkecil sebagai pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan. Berfungsi juga menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari
nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain dan
memori.
4. Lobus Temporal, Sebagai pusat pendengaran dan berperan dalam pembentukan dan
perkembangan emosi.

Selain dibagi dalam lobus dapat dibagi juga berdasarkan fungsu dan banyaknya
area.
Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area. Secara umum korteks serebri
dibagi menjadi empat bagian :
1. Korteks sensori. Pusat bagian sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang
mengurus bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh
bergantung pada fungsi alat yang bersangkutan. Di samping itu juga korteks sensori
bagian fisura lateralis menangani bagian tubuh bilateral lebih dominan.
2. Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri merupajan kemampuan
otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berfikir, rangsangan yang diterima diolah
dan disimpan serta dihubungkan dengan daya yang lain. Bagian anterior lous temporalis
mempunyai hubungan dengan fungsi luhur dan disebut psikokorteks.
3. korteks motoris menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya adalah
kontribusi pada traktur piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.
4. Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap mental dan
kepribadian.

163
Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer
serebral, kecuali pada sisi basal. Yang terdiri dari :
TALAMUS
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi abu-abu
yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk
membentuk sisi dinding ventrikel ketiga.
HIPOTALAMUS
Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi
dinding ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas
SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan
frekwensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran
pencernaan dan aktivitas seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk
emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus
memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise
sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.
EPITALAMUS
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil,
badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior
epitalamus.

Sistim Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat
dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar.
Girus singulum, girus hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic
dalam korteks serebral.

Otak tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks.

164
Otak tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.

Pons
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla
yang panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi
terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf
cranial V, VI dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf
cranial VIII.

Serebelum
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri
dari bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar.
Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan
gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di
suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak
terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur.
Medulla Oblongata
Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan
terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral.
Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi
jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan
asal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam medulla.

Formasi reticular
Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf
dan badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak
tengah. Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta
kesadaran.

165
MEDULLA SPINALIS
a. FUNGSI MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini
mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.
b. STRUKTUR UMUM
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter
medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking.
Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi
keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31)
saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral.
c. STRUKTUR INTERNAL
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal sentral
berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H.
Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel,
dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah
batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk
lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal
sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan
kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks
ventral.
d. TRAKTUS SPINAL
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi
nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.

166
SISTEM SARAF TEPI (Perifer)
Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri
dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan
reseptor dan efektor.
A. SARAF KRANIAL
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial
hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan
serabut motorik.
SARAF OLFAKTORIUS (CN I)
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal.
Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori
sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.
SARAF OPTIK (CN II)
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel
akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan
masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus optic,
bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area
visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.
SARAF OKULOMOTORIUS (CN III)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata
(kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot
polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran
perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
SARAF TRAKLEAR (CN IV)
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan
membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot
menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.

167
SARAF TRIGEMINAL (CN V)
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga
oral.
Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator.
Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah distal
menjadi 3 divisi:
 Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata,
sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
 Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan
bibir) dan palatum.
 Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan
area temporal kulit kepala.
SARAF ABDUSEN (CN VI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral
mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
SARAF FASIAL (CN VII)
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva.
Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior
lidah.
SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (CN VIII)
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear atau auditori
menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran dalam organ korti telinga
dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi
pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal.
Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala
terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.

168
SARAF GLOSOFARINGEAL (CN IX)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot
untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi
yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring
dan laring ; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik
dalam pembuluh darah tertentu.
SARAF VAGUS (CN X)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa informasi
dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan pons.
SARAF AKSESORI SPINAL (CN XI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi
otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan
menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi
dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius
dan otot sternokleidomastoid.
SARAF HIPOGLOSAL (CN XII)
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah.
Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah.

B. SARAF SPINAL
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui rasiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf
spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi
ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat munculnya
saraf tersebut.

169
 Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
 Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
 Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
 Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
 Saraf koksigis, 1 pasang.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf
kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus dorsal,
cabang ventral dan cabang viseral. Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang
terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan
awal saraf interkostal.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
 Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
 Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:
1. Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
2. Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos,
otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur:
(a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal
pada medulla spinalis
(b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan
sacral pada medulla spinalis.
(c) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi
simpatis dan parasimpatis.
Sistem saraf tepi terdiri dari :
- 12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf
sensorik, 5 pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan.
- 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang
saraf leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf
pinggul dan 1 pasang saraf ekor.

170
Otak dan sumsum tulang belakang berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh
melalui cranial nerves (saraf-saraf kepala) dan spinal nerves (saraf-saraf tulang
belakang). Saraf-saraf tersebut adalah bagian dari sistem saraf perifer yang membawa
informasi sensoris ke sistem saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf
pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem
saraf somatik (somatic nervous system). Selain dari keduamacam saraf perifer yang
termasuk sistem saraf somatic di atas, juga terdiri darisistem saraf autonomik (autonomic
nervous system). Ketiganya akan kita bicarakan lebih lanjut di bawah ini.
A. SISTEM SARAF SOMATIK (SOMATIC NERVOUS SYSTEM)
Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)
Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik; dimulai
dari ujung saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar sumsum
tulang belakang). Saraf-saraftersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang di
sepanjang perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya.
Cabang-cabang saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh
darah, terutama cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (skeletal muscles).
Mekanisme input (masuknya informasi-informasi sensoris ke sumsum tulang
belakang) dan output dari proses tersebut yang menghasilkan informasi-informasi
motorik dapat dijelaskan sebagai berikut:
Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang membawa informasi sensoris
ke otak dan sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk
system visual karena retina mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang
membawa informasi sensoris ke susunan saraf pusat ini adalah saraf-saraf afferent. Soma-
soma sel dari axon yang membawa informasi sensoris tersebut berkumpul di dorsal root
ganglia. Neuron-neuron ini merupakan neuron-neuron unipolar. Batang axon yang
bercabang di dekat soma sel, mengirim informasi ke sumsum tulang belakang dan ke
organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan informasi
sensorimotorik.

171
B. SISTEM SARAF AUTONOM (AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM)
Autonomic Nervous System (sistem saraf autonom) mengatur fungsi otot-otot
halus, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri).
Otot-otot halus terdapat di bagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut di tubuh,
di pembuluh-pembuluh darah, di mata (mengaturukuran pupil dan akomodasi lensa
mata), di dinding serta jonjot usus, di kantung empedu dan di kandung kemih. Jadi dapat
disimpulkan bahwa organ-organ yang dikontrol oleh sistem saraf autonom memiliki
fungsi untuk melangsungkan "proses vegetatif' (proses mandiri dan paling dasar) di
dalam tubuh.
C. SISTEM SYARAF OTONOM
Sistem syaraf otonom merupakan bagian sistem syaraf yang mengatur fungsi
fisceral tubuh. Sistem ini mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastrointestinal,
pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh dan aktivitas lain:

Pleksus
Beberapa syaraf post ganglionik terdistribusi seperti kabel yang bercabang-cabang
berjalan sepanjang pembuluh darah di thorak, abdomen dan rongga pelvis disebut dengan
pleksus otonom.
Pleksus Otonom:
o Pleksus kardiak
o Pleksus Pulmonal
o Pleksus celiak/Solar/Abdomen
o Pleksus hipogastrik
o Pleksus enteric

SYARAF SIMPATIS (TORAKOLUMBAL, ADRENERJIK)


Syaraf bermyelin yang keluar dari syaraf spinal torakal 1 sampai dengan lumbal 2atau 3.
Neuron neuron preganglionik dan post ganglilonik simpatis .Setiap jaras simpatis dari medulla.

172
jaringan yang terangsang terdiri atas dua neuron yakni neuron preganglionik dan neuron
postganglionic.
SYARAF PARASIMPATIS (KRANIOSAKRAL, KOLINERJIK)
Serat-serat syaraf parasimpatis meninggalkan sistem syaraf pusat melalui syaraf cranial
III,VII,IX,X, Syaraf sakral spinal ke 2 dan ke 3 dan kadangkala syaraf sakral 1 dan 4 . Sejumlah
75% dai seluruh serat syaraf parasimpatis terdapat dalam nervus Kranial X.

SIFAT-SIFAT DASAR FUNGSI SIMPATIS DAN PARASIMPATIS


Serat simpatis dan parasimpatis mensekresi salah satu dari neurotarnsmitter asetilkolin
atau norepinefrin. Serat yang mensekresi asetilkolin disebut serat kolinerjik, Serat yang
mensekresi norepinefrin disebut serat adrenergik (dari adrenalin=epinefrin). Semua neuron
preganglionik simpatis dan parasimpatis bersifat kolinerjik. Hampr semua neuron post
ganglionik parasimpatis bersifat kolinergik dan Hampir semua neuron post ganglionik simpatis
bersifat adrenerjik. Karena itu asetilkolin disebut transmitter parasimpatis dan norepinefrin
disebut transmitter simpatis.

PUSAT KONTROL SISTEM SYARAF OTONOM DI SSP


1.      Batang otak dan medula spinalis
2.       Hipotalamus
3.      Korteks serebri dan sistem limbik
4.      Refleks visceral

Respon tanda bahaya atau respon stress dari sistem syaraf simpatis
Bila syaraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan maka terjadi:
1.      Peningkatan tekanan arteri
2.      Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot dan menurunkan aliran ke organ yang
tidak diperlukan seperti Traktus gastrointestinal (menyebabkan aktivitas motorik yang cepat)
3.      Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh
4.      Peningkatan konsentrasi glukosadarah
5.      Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot

173
6.      Peningkatan kekuatan otot
7.      Peningkatan aktivitas mental
8.      Peningkatan kecepatan koagulasidarah

D. METABOLISME OTAK
Seperti jaringan lain, otak memerlukan O2 dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolismenya. Namun demikian, terdapat keunikan metabolisme otak yang perlu
diperhatikan.
Kecepatan metabolisme otak total dan kecepatan metabolisme neuron. Dalam
keadaan istirahat (sadar), metabolisme otak kira-kira mencapai 15 % dari seluruh
metabolisme dalam tubuh walaupun massa otak hanya 2 % dari massa tubuh total. Oleh
karena itu, metabolisme otak per unit massa jaringan kira-kira 7,5 kali metabolisme rata-
rata jaringan selain sistem saraf dalam keadaan istirahat. Sebagian besar kelebihan
metabolisme otak terjadi di neuron bukan di jaringan penyangga glia. Kebutuhan utama
untuk berlangsungnya metabolisme di neuron adalah pemompaan ion melalui membran
neuron terutama untuk mengangkut Na+ dan Ca2+ ke bagian luar membran neuron dan
K+ ke bagian dalam. Setiap kali neuron menghantarkan potensial aksi, ion-ion ini
bergerak melalui membran yang meningkatkan kebutuhan transpor membran untuk
memulihkan konsentrasi ion yang sesuai. Oleh karena itu, metabolisme neuron dapat
meningkat sebesar 100-150 % ketika aktivitas otak berlebih.

Kebutuhan khusus otak terhadap O2. Kebanyakan jaringan tubuh dapat “hidup”
tanpa O2 selama beberapa menit dan sebagian jaringan lain sampai 30 menit. Selama
waktu itu, jaringan sel memperoleh energinya melalui proses metabolisme anaerob yang
berarti pelepasan energi dari pemecahan sebagian glukosa dan glikogen tanpa adanya
penggabungan zat-zat tersebut dengan O2. Pengiriman energi ini hanya terjadi pada
pemakaian sejumlah besar glukosa dan glikogen. Akan tetapi, hal ini dapat menjaga agar
jaringan tetap hidup.

Otak tidak mampu melangsungkan metabolisme anaerob selama itu. Salah satu
alasan untuk hal tersebut adalah tingginya kecepatan metabolisme neuron sehingga

174
sebagian besar aktivitas neuron bergantung pada pengiriman O2 detik demi detik dari
darah. Dengan merangkum faktor ini bersama-sama, kita dapat mengerti mengapa
penghentian aliran darah ke otak atau kehilangan O2 yang tiba-tiba dalam darah dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu 5-10 detik.

Dalam kondisi normal, sebagian besar energi otak disuplai oleh glukosa. Dalam
kondisi normal, hampir seluruh energi yang digunakan oleh sel otak disuplai oleh glukosa
yang berasal dari darah. Seperti O2, sebagian besar glukosa berasal dari darah kapiler
menit demi menit dan detik demi detik dengna jumlah total hanya sekitar dua menit
suplai glukosa yang normalnya disimpan sebagai glikogen dalam neuron di setiap saat.

Ciri khas pengiriman glukosa ke neuron adalah bahwa transpornya ke dalam


neuron melalui membran tidak bergantung pada insulin meskipun insulin dibutuhkan
untuk pengangkutan glukosa ke dalam sebagian besar sel tubuh lainnya. Oleh karena itu,
pada pasien yang menderita diabetes berat oleh sekresi insulin yang mencapai nol,
glukosa masih berdifusi dengan mudah ke dalam neuron yang sangat bermanfaat untuk
mencegah hilangnya fungsi mental pada pasien diabetes. Akan tetapi, bila pasien diabetes
diberi insulin secara berlebihan, konsentrasi glukosa darah dapat menjadi sangat rendah
karena kelebihan insulin menyebabkan hampir seluruh glukosa dalam darah ditranspor
dengan cepat ke dalam sejumlah besar sel selain saraf yang sensitif insulin ke seluruh
tubuh, khususnya ke dalam sel otot dan sel hati. Bila hal ini terjadi, glukosa yang tersisa
dalam darah tidak cukup untuk menyuplai neuron dengan baik dan fungsi mental
kemudian menjadi sangat terganggu, kadang-kadang sampai menyebabkan koma dan
bahkan lebih sering menimbulkan ketidakseimbangan mental serta gangguan psikotik—
semua gangguan tersebut disebabkan oleh terapi yang berlebihan dengan insulin.

175
TES FORMATIF

1. Jelaskan Fungsi dari tulang?


2. Jelaskan fungsi sel darah merah?

3. Sebutkan kelainan pada lidah?

4. Jelaskan fungsi Sistem kardiovaskular?

5. Apa yang dimaksud dengan sistem perkemihan atau sistem urinaria?

176
KUNCI JAWABAN

1. Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :


Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan lunak).
Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis).
Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan fluor).
2. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru–paru.

3. Kelainan pada lidah yaitu :


 Oral candidosis 
 Atropic glossitis
 Geografic tongue
 Fissured tongue
 Glossopyrosis

4. Berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam


merespons seluruh aktivitas tubuh.

5. Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh.

177
BAB III

PROSES KONSEPSI

A. PRAKONSEPSI

PENGERTIAN PRAKONSEPSI

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan
konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Jadi
prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan
atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga
satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan
sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.

TUJUAN PRAKONSEPSI

Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya


berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat awitan kehamilan.
Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat
kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi beberapa
pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang memang merencanakan
kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang
hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi
kondisi yang dapat membahayakan kehamilan.

MANFAAT PRAKONSEPSI

178
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu
dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang
menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan
upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat.
B. KONSEPSI: FERTILISASI DAN IMPLANTASI

1. Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan adalah peristiwa penyatuan sperma dengan ovum


yang terjadi pada makhluk hidup. Pada manusia, sperma dihasilkan di testis
sedangkan ovum dihasilkan di ovarium. Peristiwa fertilisasi pada manusia terjadi
pada tuba falopi di tubuh wanita. Penyatuan ini akan menghasilkan zigot yang akan
berkambang menjadi embrio manusia yang baru.

Dalam sekali ejakulasi (sperma keluar dari kelamin pria), terdapat berjuta-juta
sperma yang semuanya saling berlomba untuk membuahi ovum. Sperma tersebut
dapat bertahan hidup dalam tubuh wanita selama beberapa hari hingga mencapai
ovum. Dari berjuta-juta sperma yang dikeluarkan pria, normalnya hanya ada 1 sperma
saja yang akan membuahi ovum. Setelah 1 sperma berhasil membuahi ovum, akan
terbentuk pelindung yang menghalangi sperma lain untuk melakukan pembuahan.

179
Fertilisasi pada manusia memiliki proses yang sama dengan proses yang
terjadi pada mamalia lain. Proses tersebut adalah sebagai berikut.

Proses fertilisasi pada manusia


 Sperma akan berjalan melalui lapisan sel folikel dan berikatan dengan reseptor pada zona
pelusida ovum.
 Pengikatan tersebut akan memicu terjadinya reaksi akrosomal dimana sperma
membebaskan enzim-enzim hidrolitik pada akrosom menuju zona pelusida.

180
 Enzim hidrolitik akan mencerna zona pelusida dan membuat lubang yang memungkinkan
sperma dapat mencapai membran sel ovum. Protein khusus pada membran sel sperma
akan berikatan dengan reseptor pada membran sel ovum sehingga kedua membran
menyatu.

 Setelah terjadi penyatuan membran sel, nukleus sel sperma dapat keluar dan menuju
nukleus ovum untuk terjadinya penyatuan nukleus.

 Setelah terjadin penyatuan antara membran sperma dan ovum, butiran kortikal pada
ovum menyatu dengan membran ovum dan memebaskan enzim dan makromolekul lain
yang akan mengeraskan zona pelusida untuk menghalangi sperma lain membuahi ovum.

Fertilisasi akan menghasilkan zigot yang akan mengalami pembelahan


berulang-ulang dan tumbuh untuk membangun jaringan tubuh manusia. Seiring
dengan pembelahannya, zigot tersebut akan berjalan dari tuba falopi menuju uterus
untuk menempel dan berkembang pada uterus.

2. Implantasi

Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil


konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut
trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan
masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Pada saat nidasi terkadang terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua (tanda Hartman). Nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri.

Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-
sel yang lebih kecil, terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entederm dan yolk

181
salc. Sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang
amnion. Sehingga terbentuk lempeng embrional (embryonal-plate) diantara ruang
amnion dengan yolk salc.

Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio) akan


melapisi bagian dalam trofoblas, sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic
membrane) yang nantinya menjadi korion. Sel-sel trofoblas terbagi menjadi 2 lapisan
yaitu: sitotrofoblas (bagian dalam) dan sinsitiotrofoblas (bagian luar).

3. Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang disebut
chorion frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang
mendapat makanan sehingga menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat
nidasi trofoblas dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).

C. PROSES TERJADINYA KEHAMILAN

Proses Terjadinya kehamilan. Ketika seorang perempuan melakukan hubungan


seksual dengan seorang laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil
(Terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam
rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang.

seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc
air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma.
Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan
sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel
telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.Pada saat ovulasi, lapisan
lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah
menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii
yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah

182
dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan.Pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel
telur.Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang
telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur
hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.

Inti sel telur yang sudah dibuahi akan mengalami pembelahan menjadi dua bagian
setelah 30 jam. 20 jam kemudian inti sel telur ini akan kembali membelah menjadi empat
bagian. Tiga sampai empat hari setelah pembuahan, sel akan sampai di bagian
uterus.Dalam jangka waktu satu minggu setelah perubahan, akan dihasilkan suatu massa
sel yang berbentuk ola sebesar pentol jarum, yang disebut (blastocyt). Dalam proses
selanjutnya, yaitu sekitar 5 hari berikutnya, blastosis akan menempel dan terimplantasi
kedalam endometrium.

Selama dua hingga empat minggu pertam perkembangan, blastosis medapatkan


nutrien dari endometrium. Pada masa perkembangan ini, akan berbentuk plasenta.
Plasenta merupakan organ berbentuk cakram yang mengandung pembuluh darah
maternal (ibu) dan embrio. Melewati plasenta inilah, embrio akan mendapatkan nutrisi
dari maternal. Melalui lasenta ini juga terjadi pertukaran gas-gas respirasi dan
pembuangan limbah metabolisme embrio. Darah dari embrio mengalir ke plasenta
melalui arteri tali pusar dan kembali melalui vena pusat dan melewati hati embrio.

D. MENGENAI TANDA-TANDA KEHAMILAN

Perubahan pada payudara

Perubahan hormon pada awal kehamilan dapat membuat payudara terasa lebih
padat, sensitif, dan lebih kencang. Puting terlihat lebih muncul dan berwarna lebih gelap
dengan pembuluh darah yang lebih tampak pada permukaan kulit payudara.

183
Lebih sering buang air kecil

Perubahan hormon juga menyebabkan kebanyakan wanita lebih sering ingin


buang air kecil pada awal kehamilan, terutama di malam hari. Di tahap kehamilan
selanjutnya, keinginan buang air kecil lebih disebabkan oleh pembesaran rahim yang
menekan kantong kemih.

Merasa sangat lelah

Kelelahan yang tidak tertahankan dan sering tanpa sebab dapat menjadi tanda-
tanda kehamilan pada tahap awal. Gejala ini dapat berlanjut terutama pada 3 bulan awal
masa kehamilan. Hindari menangani kelelahan dengan mengonsumsi kafein yang dapat
membahayakan janin.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh meningkatnya kadar progesteron dan


perubahan pada produksi darah, detak jantung, dan metabolisme tubuh. Jika tidak
dikelola dengan baik, kelelahan ini dapat merujuk kepada depresi.

Mual dan muntah

Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual dan muntah yang sering terjadi kira-
kira sebulan setelah haid terakhir. Pada beberapa wanita, mual dapat terjadi hanya di pagi
hari, yang lebih dikenal dengan sebutan morning sickness. Namun pada wanita lain,
kondisi ini dapat terjadi sepanjang hari. Situasi ini lebih sering terjadi di pagi hari karena
naiknya asam lambung di malam hari dan naiknya kadar hormon beta-HCG.

Mual dan muntah dapat dicegah dengan menjaga perut agar tidak kosong,
terutama saat Anda mengonsumsi vitamin. Konsumsilah makanan sedikit demi sedikit,
tapi lebih sering. Mengonsumsi permen mint atau jeruk juga dapat meringankan gejala.
Umumnya mual dan muntah akan berlalu setelah 5 bulan kehamilan.

Sensitif terhadap bau

184
Mual yang dialami pada awal kehamilan umumnya mungkin disebabkan oleh
indera penciuman yang menjadi lebih tajam terhadap bau-bauan tertentu, baik yang
beraroma positif seperti minyak wangi atau yang beraroma negatif seperti asap rokok.
Makanan dengan aroma tertentu yang biasa dikonsumsi pun tiba-tiba membuat mual,
terutama yang beraroma kuat seperti telur dan bawang.

Hilangnya nafsu makan

Peningkatan kadar hormon beta-hCG (human chorionic gonadotrophin) dan


sensitifitas terhadap bau-bauan dapat membuat wanita hamil menjadi tidak berselera
menyantap makanan yang sebelumnya biasa dikonsumsi.

Konstipasi

Perubahan hormon dapat menyebabkan kerja sistem pencernaan melambat


sehingga menimbulkan kondisi sembelit.

Suasana hati yang mudah berubah

Perubahan hormon juga dapat membuat Anda merasa lebih emosional. Suasana
hati cepat berubah tanpa alasan yang jelas.

Pusing

Pusing kerap dirasakan di awal kehamilan akibat turunnya tekanan darah dan
menyempitnya pembuluh darah.

Bercak darah

Terkadang kehamilan diawali dengan bercak-bercak darah yang keluar dari


vagina. Kondisi ini terjadi sekitar 10 hari setelah pembuahan, ketika sel telur yang sudah
dibuahi mencapai dinding rahim.

Terlambat datang bulan


185
Terlambat datang bulan adalah tanda paling terlihat pada wanita hamil. Ini berarti
sel telur telah dibuahi sehingga tidak meluruh bersama dinding rahim menjadi
menstruasi.

E. PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

Trimester Pertama (0-12 Minggu)


Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh
akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari, lemah,
lelah dan besarnya payudara, ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk
lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

Trimester Kedua (13-25 Minggu)


Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu
sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu
mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa
tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.

Trimester ketiga (26-40 Minggu)


Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat
itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu
meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu
sering kali merasa khawatir atau jika bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. 

186
F. FISIOLOGI PERSALINAN
I. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan
dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap
untuk pengeluaran janin dari rahim ibu.
Bentuk persalinan berdasarkan definisi:
a. Persalinan spontan: bila seluruh persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri.
b. Persalinan buatan: bila persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran: bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan pemberian rangsang.

II. SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN


Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui benar,
yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks. Teori penyebab
persalinan adalah sebagai berikut:
a. Teori Keregangan
- Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu.
- Setelah melewati batas tertentu, maka akan terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai.
b. Teori Penurunan Progesteron
- Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu.
- Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim
lebih sensitif terhadap oksigen.

187
- Akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesteron tertentu.
c. Teori Oksitosin Internal
- Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior
- Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton Hicks
- Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya usia kehamilan
menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitas sehingga
persalinan dimulai
d. Teori Prostaglandin
- Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.
- Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
- Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan

III. TAHAPAN PERSALINAN


a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
- Fase laten, di mana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap sampai 3 cm, berlangsung dalam 7-8
jam.
- Fase aktif (pembukaan serviks 4 cm-10 cm), berlangsung selama 6
jam dan dibagi dalam 3 subfase.
 Fase akselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan 3
cm menjadi 4 cm.

188
 Fase dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
 Fase deselerasi, berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi 10 cm

Perubahan Fisiologis pada Kala I


Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi
(sistole rata-rata naik) 10-20 mmHg, diastole naik 5-10 mmHg.
Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat sebelum
persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan
tekanan darah.
Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan
meningkat secara berangsur-angsur disebabkan karena kecemasan
dan aktivitas otot skeletal, peningkatan ini ditandai dengan adanya
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac
output), pernafasan dan kehilangan cairan.
Suhu Tubuh
Oleh karena adanya peningkataan metabolisme, maka suhu
tubuh sedikit meningkat selama persalinan. Selama dan setelah
persalinan akan terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan suhu
tidak lebih dari 10C.
Detak Jantung
Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, detak
jantung akan meningkat secara dramatis selama kontraksi.

Pernafasan

189
Oleh karena terjadinya peningkatan metabolisme, maka
terjadi sedikit peningkatan laju pernafasan yang dianggap normal,
hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
Ginjal
Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin
dikarenakan adanya peningkatan cardiac output, peningkatan
filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran plasma ginjal.
Proteinuria yang sedikit dianggap normal dalam persalinan.
Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara
substansi berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu,
berkurangnya pengeluaran getah lambung menyebabkan aktivitas
pencegahan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi
sangat lambat, cairan tidak terpengaruh dan meninggalkan perut
dalam waktu biasa.
Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama
persalinan dan akan kembali sebelum persalinan sehari
pascapersalinan, kecuali terdapat perdarahan postpartum. Waktu
koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma.
Gula darah akan berkurang, kemungkinan besar disebabkan karena
peningkatan kontraksi uterus dan otot-otot tubuh.

Perubahan Psikologis Kala I


Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan merupakan
suatu standar pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami
perubahan emosional yang tidak stabil.

190
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
 His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
 Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau
vagina.
 Perineum terlihat menonjol.
 Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
 Peningkatan pengeluaran lendir darah
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukkan:
 Pembukaan serviks telah lengkap
 Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina
Perubahan Psikologis Pada Kala II
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira
2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul,
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekanan rektum, ibu
merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada
waktu terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan
perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan lahir
kepala diikuti oleh seluruh badan janin.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)


Kala III Persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
191
Perubahan Fisiologis Kala III :
Pada Kala III Persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran rongga uterus ini menyebabkan implantasi plasenta karena tempat
implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal, kemudian
terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian
bawah uterus atau bagian atas vagina.
Perubahan Psikologis Kala III :
 Ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk bayinya
 Merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat
lelah
 Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu
dijahit
 Menaruh perhatian terhadap plasenta

d. Kala IV (Kala Pengawasan)


Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam
setelah proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:
 Tingkat Kesadaran
 Pemeriksaan Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan
pernafasan
 Kontraksi uterus
 Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc

IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


Persalinan dapat berjalan normal apabila ketiga faktor fisik 3 P yaitu
power, passage, passanger dapat bekerjasama dengan baik. Selain itu terdapat 2 P

192
yang merupakan faktor lain yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi
jalannya persalinan terdiri atas psikologi dan penolong.

a. Power (Tenaga/Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen.
Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan
sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan
terakhir dari kehamilan dan sebelum persalinan dimulai, sudah ada
kontraksi rahim yang disebut his. His dibedakan sebagai berikut:
 His Pendahuluan
His pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan
bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian
bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar
dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan.
 His Persalinan
Perasaan nyeri tergantung juga pada ambang nyeri dari
penderita, yang ditentukan oleh kondisi jiwanya. kontraksi rahim
bersifat otonom, artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan, namun
dapat dipengaruhi dari luar, misalnya rangsangan oleh jari-jari
tangan.
Sifat his yang normal adalah sebagai berikut:
 Kontraksi otot rahim dimulai dari cornu
 Fundal dominan, yaitu kekuatan paling tinggi di fundus
uteri
 Kekuatannya seperti gerakan memeras isi rahim

193
 Otot rahim yang tidak berkontraksi tidak kembali ke
panjang  semula, sehingga terjadi retraksi dan pembentukan
segmen bawah rahim
 Pada setiap his terjadi perubahan pada serviks yaitu
menipis dan membuka
Hal-hal yang harus diobservasi pada his persalinan adalah
sebagai berikut : frekuensi, amplitude/intensitas, aktivitas his,
durasi his, datangnya his terjadi sering, teratur/tidak, dan masa
relaksasi.
His atau kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu,
terdapat pada penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas.
Berawal dari titik pemicu, kontraksi dihantarkan ke uterus bagian
bawah dalam bentuk gelombang, dan diselingi periode istirahat
singkat. Hal ini digunakan untuk menggambarkan kontraksi
involunter, frekuensi, durasi dan intensitas. Kekuatan primer
membuat serviks menipis (effacement) dan berdilatasi, sehingga
janin turun. Penipisan serviks adalah pemendekan dan penipisan
serviks selama tahap pertama persalinan pada kehamilan aterm
pertama, effacement biasanya terjadi lebih dulu dari pada dilatasi,
pada kehamilan berikutnya effacement dan dilatasi cenderung
terjadi bersamaan. Dilatasi serviks adalah pembesaran muara dan
saluran serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter
meningkat dari 1cm sampai dilatasi lengkap (10 cm).

b. Passage (Jalan Lahir)


Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan
dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan
bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir
dibagi atas:

194
o Bagian keras : tulang-tulang panggul
o Bagian lunak : uterus, otot dasar panggul, dan perineum

c. Passanger (Janin dan Plasenta)


Janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. Janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran
dan presentasinya. Kepala banyak mengalami cedera pada persalinan
sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin. Pada
persalinan, oleh karena tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura
yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara tulang yang
satu dengan yang lainnya (disebut moulage/molase) sehingga kepala bayi
bertambah kecil.

Postur Janin dalam rahim


Istilah-istilah yang dipakai untuk kedudukan janin dalam rahim adalah
sebagai berikut:
 Sikap (Attitude = habitus)
Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan
bagian yang lain. Janin mempunyai sikap yang khas saat berada dalam
rahim. Pada kondisi normal, punggung janin sangat fleksi ke arah dada,
dan paha fleksi ke arah sendi lutut.
 Letak (lie = situs)
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada pada sumbu ibu.
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap
sumbu panjang ibu (punggung ibu). Macam letak adalah letak membujur
(longitudinal), letak lintang (transverse lie), dan letak miring (oblique lie).
 Presentasi (Presentation)

195
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada
dibagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, bokong, bahu dan lain-lain.
 Bagian terbawah (Presenting Part)
Sama dengan presentasi, hanya diperjelas istilahnya. Presentasi
adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas panggul dan
terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Bagian presentasi
ialah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat
pemeriksaan dalam.
 Posisi (Position)
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian
terbawah apakah sebelah kanan, kiri, depan, belakang kepala, UUK atau
kanan belakang.

d. Psikis (Psikologis)
Banyak wanita normal bisa merasakan kegembiraan saat merasa
kesakitan di awal menjelang kelahiran bayinya. Faktor psikologis meliputi
hal-hal sebagai berikut:
 Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual
 Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
 Kebiasaan adat
 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
e. Penolong
Peran penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini
tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi
persalinan.

V. PENURUNAN KEPALA JANIN MENURUT SISTEM PERLIMAAN


Periksa Luar Periksa Dalam Keterangan

196
5/5 Kepala diatas PAP, mudah
digerakkan
4/5 H I-II Sulit digerakkan, bagian terbesar
kepala belum masuk panggul
3/5 H II-III Bagian terbesar kepala belum
masuk panggul
2/5 H III + Bagian terbesar kepala sudah
masuk panggul
1/5 H III-IV Kepala di dasar panggul
0/5 H IV Di perineum

VI. KARAKTERISTIK PERSALINAN SESUNGGUHNYA DAN PERSALINAN SEMU


Persalinan Sesungguhnya Persalinan Semu
Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada serviks
Rasa nyeri dengan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang semakin Tidak ada perubahan interval antara
perlahan semakin pendek rasa nyeri yang satu dengan yang lain
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin Tidak ada perubahan pada waktu dan
bertambah kekuatan kontraksi
Rasa nyeri terasa di bagian belakang Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
dan menyebar ke depan
Berjalan menambah intensitas Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan
berjalan
Ada hubungan antara tingkat kekuatan Tidak ada hubungan antara tingkat
kontraksi dengan intensitas rasa nyeri kekuatan kontraksi uterus dengan
intensitas nyeri
Lendir darah sering nampak Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian kepala bayi Tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi  di PAP di Kepala belum masuk PAP walaupun
197
antara kontraksi ada kontraksi
Pemberian obat penenang tidak Pemberian obat penenang yang efisien
menghentikan proses persalinan menghentikan rasa nyeri  pada
sesungguhnya persalinan semu

VII. PENAPISAN SAAT PERSALINAN


Bidan harus merujuk ibu apabila didapati salah satu atau lebih penyulit
seperti berikut:
- Riwayat Bedah SC
- Perdarahan Pervaginam
- Persalinan Kurang Bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
- Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
- Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
- Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu)
- Ikterus
- Anemia berat
- Tanda/gejala infeksi
- Preeklamsia atau hipertensi dalam kehamilan
- Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih
- Gawat janin
- Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih
5/5
- Presentasi bukan belakang kepala
- Presentasi majemuk
- Kehamilan gemeli
- Tali pusat menumbung
- Syok

VIII. KONSEP MOLAGE DALAM PERSALINAN

198
Molage (penyusupan tulang kepala janin) adalah indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul
ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih menunjukkan
kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (CPD). Ketidakmampuan
akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup
tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting
sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan
tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda
disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat
temuan dikotak yang sesuai dibawah lajur air ketuban pada partograf.
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi
masih dapat dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan
tidak dapat dipisahkan

IX. MEKANISME PERSALINAN NORMAL


Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah sebagai berikut:
 Penurunan kepala
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintangdan
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
(PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis
terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simfisis dan
promontorium.

199
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari
segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada
bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen
bawah rahim sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini
juga disebabkan karena tekanan cairan intrauterine, kekuatan meneran,
atau adanya kontraksi otot-otot abdomen.
 Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang
ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini, dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-
ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena
adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis. Dengan adanya fleksi,
diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter
suboccipito frontalis (11 cm). Sampai di dasar panggul, biasanya kepala
janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
 Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin
memutar ke depan ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala,
bagian yang terendah adalah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah
yang akan memutar ke depan ke arah simfisis. Rotasi dalam penting untuk
menyelesaikan persalinan karena merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang
tengah dan pintu bawah panggul.
 Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal
ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul

200
mengarah ke depan dan  ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi
untuk melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai
dasar panggul tidak melakukan ekstensi, maka kepala akan tertekan pada
perineum dan dapat menembusnya. Suboksiput yang tertahan pada pinggir
bawah simfisis akan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka
lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum : ubun-ubun besar, dahi,
hidung, mulut, dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
 Rotasi luar (putaran paksi luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu
kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
 Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis
dan menjadi hipomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua
bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan
sumbu jalan lahir.

TES FORMATIF

201
1. Apa yang dimaksud Fertilisasi atau pembuahan?
2. Apa yang dimaksud implantasi/nidasi?

3. Sebutkan tanda-tanda kehamilan?

4. Jelaskan perubahan selama kehamilan di trimester pertama (0-12 Minggu)?

5. sebutkan teori penyebab persalinan?

202
KUNCI JAWABAN

1. Peristiwa penyatuan sperma dengan ovum yang terjadi pada makhluk hidup.
2. Peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

3. - Perubahan pada payudara

- lebih sering buang air kecil

- Merasa sangat lelah

- Mual dan muntah

- Sensitif terhadap bau

- Hilangnya nafsu makan

- Konstipasi

- Suasana hati yang mudah berubah

- Pusing

- Bercak darah

- Terlambat datang bulan

4. Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
besarnya payudara, ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya memang hamil.
5. - Teori Keregangan
- Teori Penurunan Progesteron
- Teori Oksitosin Internal
203
- Teori Prostaglandin

BAB IV

BIOKIMIA KEBIDANAN

PENGERTIAN – RUANG LINGKUP BIOKIMIA

Ilmu kimia adalah suatu ilmu tentang benda-benda serta proses perubahannya yang
ditinjau berdasarkan susunan dan sifat atom-atom atau molekul yang membentuknya. Jadi
Ilmu kimia menitik beratkan pembahasannya pada hubungan antara struktur kimia benda-
benda dengan fungsi dan reaksi-reaksinya dengan benda lain.

Interseksi sudut pandang ilmu kimia dengan biologi merupakan disiplin ilmu yang
meninjau organisme hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara kimia. Disiplin ilmu
tersebut yaitu Biokimia. Jadi ruang lingkup biokimia antara lain meliputi studi tentang
susunan kimia sel, sifat-sifat senyawa serta reaksi kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-
senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup serta energi yang diperlukan atau
dihasilkan. Dengan kata lain Biokimia menyangkut dua aspek yaitu struktur senyawa dan
reaksi antar senyawa dalam organisme hidup. Reaksi kimia yang terjadi dalam sel disebut
metabolisme merupakan bagian penting dan pusat perhatian dalam biokimia.

KETERKAITAN BIOKIMIA DENGAN ILMU LAIN

204
Semula Ilmu Kimia mempunyai 2 spesialisasi yaitu Kimia anorganik dan Kimia
Organik. Kimia organik merupakan spesialisasi kimia yang mempelajari phenomena kimia
dalam bahan alam atau organisme (makhluk hidup).

Bahan alam selalu menarik perhatian para ahli kimia dan biologi. Sejak sekitar
pertengahan abad ke 18- telah dapat dipisahkan beberapa senyawa organik dari makhluk
hidup. Sebagai contoh misalnya : Karl Wilhelm sheele (1742-1786) telah berhasil
memisahkan senyawa gliserol,asamoksala, laktat dan sitrat dari sumber organik yang berasal
dari tumbuhkan dan binatang . Friederich W.Struner (1783-1841). Berhasil memisahkan
morfina dari opium dan sebagainya.

Pada tahun 1828 Friedrich Wohler menunjukan bahwa Urea yang terdapat dalam
urine ternyata dapat dibuat dalam Laboratorium dengan jalan memanaskan alkali sianat
dengan garam almonium. Penemuan ini menjadi babak baru dalam perkembangan sudut
padang Kimia organik.

Pada abat XIX Eduard dan Hans Buhner menemukan bahwa ekstrak sel-sel ragi yang
telah dirusak atau telah mati tetap dapat menyebabkan terjadinya proses peragian /
fermentasi. Penemuan ini membuka kemungkinan dilakukan analisis reaksi-reaksi biokimia
secara in vitro (di Laboratorium). Pada tahun 1926 J.B Sumner membuktikan bahwa urease
yaitu enzim yang diperoleh dari biji kara pedang (Jack beans) dapat dikristalkan seperti juga
senyawa organik lainnya. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan tersebut memacu
perkembangan dan spesialisasi dari kimia organik yaitu Biokimia.

Kimia organik pertama kali dikenal dengan nama kimia zat alam dan biokimia satu
sama lain saling jalin menjalani tanpa terlihat adanya garis pembatasan yang tegas. Senyawa
yang ternyata merupakan hasil samping metabolisme, misalnya pencernaan, pada hakekatnya
telah lama diketahui orang dan sebenarnya adalah zat-zat organik. Senyawa organik yang
dikenal sebagai karbohidrat dalam biokimia adalah sumber energi metabolisme orang /
binatang, tetapi juga merupakan hasil proses fotosintesa dari tumbuhan.

205
Meskipun biokimia yang pada hakekatnya merupakan spesialisasi dari kimia
organik,namun dalam perkembangannya terdapat perbedaannya yang tajam dalam
penekanannya yaitu sebagai berikut:

1. Kimia organik terutama mempelajari struktur, sifat-sifat dan fisika secara sintesisnya baik
secara alami atau in vivo dari zat-zat kimia, bahan alam misalnya cara pembentukan dan
peran biologisnya.
2. Biokimia terutama menekankan pada proses metabolisme primer, yang terdiri dari
anabolisme (Reaksi pembentukan) dan katabolisme (Reaksi pemecahan). Metabolisme
primer yaitu keseluruhan proses sintesis dan perombakan zat-zat penyusun utama
makhluk hidup seperti polisa karida, protein, lemak dan asam nukleat, yang dilakukan
oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Biokimia meliputi sebagian proses-proses
kimia organik, bukan saja pada tumbuhan, melainkan juga pada hewan dan makhluk
hidup lainnya.

3. Biosintesa terutama mempelajari pembentukan molekul alam dari molekul lain yang
rumit strukturnya dengan melalui endoorganik yang merupakan ciri khas pada proses-
proses anabolik dalam metabolisme.

Manfaat Biokimia

Manfaat yang diperoleh tampak pada penerapan hasil-hasil penelitian tersebut.


Pada dasarya penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan
kedokteran. Sebagai conton biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan masalah
gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi temtama pada anak-anak.

Biokimia juga dapat menjelaskan hal~hal dalam bidang farmakologi dan


toksikologi brena dua bidang ini berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari luar
terhadap metabolisme. Obat-obatan biasanya mempenga¬rubi jalur metabolik tertentu,
misalnya antibiotik penisilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan
polisakarida pada dinding sel bakteri. Dengan demikian bakteri akan mati karena tak
dapat membentuk dinding sel.

206
Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada umumnya
pestisida bekerja dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau
organisme tertentu. Dalam hal ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme ketja
pestisida tersebut sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian
dapat dicegah dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkannya.
Jadi biokimia juga merupakan komponeri penting dalam pengetahuan tentang lingkungan
hidup.

Peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan telah dapat
diwujudkan dengan menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang genetika. Rekayasa
genetika pada waktu ini telah dilaksanakan dan memberikan hasil yang menggembirakan.

Dengan mempelajari biokimia kita mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia


penting yang teljadi dalam sel. Hal ini berarti kita dapat memahami proses-proses yang
terjadi dalam tubuh. Dengan demikian diharapkan kita akan mampu menghindari hal-hal
dari luar yang akan mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita akan dapat
mengaJ;ur makanan yang akan kita makan sehingga kita memperoleh manfaat dari
makanan secara optimal. Contoh lain kita akan mampu menghindari dampak dari suatu
lingkungan yang tercemar ole limbah yang membahayakan.

SEMUA PENYAKIT MEMPUNYAI DASAR BIOKIMIAWI

1. Penyebab fisik : trauma mekanik, suhu yang tinggi atau rendah, perubahan
mendadak dalam tekanan atmosfer, radiasi, shock listrik
2. Penyebab kimia dan obat-obatan : senyawa toksik tertentu, preparat obat,dll

3. Penyebab biologis : virus, ricketsia, bakteri, fungsi, bentuk parasit yang lebih
tinggi

4. Kekurangan oksigen : perubahan sirkuasi darah, penurunan kemampuan


darah untuk mengangkut oksigen, keracunan pada enzim-enzim oksidatif dll

5. Penyebab genetic : congenital, molekuler

207
6. Reaksi imunologi : anafilaksis, penyakit autoimun

7. Gangguan keseimbangan gizi : defisiensi gizi, kelebihan gizi

8. Gangguan keseimbangan hormonal : defisiensi hormonal, reproduksi


hormone berlebihan

PENGGUNAAN BIOKIMIA DALAM PEMERIKSAAN PENYAKIT

No Penggunaan Contoh
1. Mengungkap penyebab fundamental dan mekanisme Demonstrasiyang
terjadinya penyakit Penyakit memperlihatkan sifat cacat
genetic pada penyakit kistik
fibrosis
2. Menunjukkan pengobatan yang rasional serta efektif Penggunaan diet rendah
berdasar hasil no. 1 di atas fenilalanin untuk mengobati
fenilketonuria
3. Membantu dalam menegakkan dianosis penyakit yang Penggunaan enzim Kreatin
spesifik Kinase MB (CKMB) plasma
untuk membantu penyakit
infark miokard
4. Sebagai pemeriksanaan screening untuk diagnosis dini Penggunaan Tiroksin Darah
penyakit-penyakit tertentu (TSH) untuk diagnosis
hipotiroidisme congenital
neonatal
5. Memantau perjalanan penyakit tertentu Penggunaan enzim alanin
aminotransferase (ALT)
208
plasma untuk memantau
penyakit hepatitis
6. Menilai respon penyakit terhadap Terapi Pemeriksaaan kadar antigen
untuk pasien yang mendapat
terapi karena kanker colon

A. PEMERIKSAAN DARAH ERITROSIT

Fungsi utama eritrosit adalah sebagai transport gas. Pendewasaan sel dalam sumsum
tulang berlangsung selama 7 hari. Panjang masa hidup eritrosit setelah lepas dari sumsum
tulang adalah kurang lebih 120 hari. Produksi eritrosit diatur oleh eritropoetin disekresi oleh
ginjal. Sekresi ini diatur oleh banyak oksigen yang melewati ginjal. Ada juga mekanisme
umpan balik karena O2 kejaringan tergantung pada fungsi eritrosit. Hemoglobin (Hb) dalam
eritrosit mampu mengikat O2 walaupun diameter eritrosit 7 mikron tetapi dapat melewati
membrane lapisan dengan diameter 3-4 mikron. Ini disebabkan keluwesan membrane
eritrosit. Dalam eritrosit berperan 3 unsur yang bekerja interdependent :

a. Membrane
b. Hemoglobin

c. Proses metabolic

a. Membran

meregulasi aktif dan mengatur isinya dengan mempertahankan keseimbangan


osmotic yang terdiri dari :

- 50% protein
209
- 40% lipid (fosfolipid)

- 8% karbohidrat (glikoprotein dan glikolipid)

Spectrin sejenis protein kontraksi dari membrane bertanggung jawab terhadap perubahan
bentuk eritrosit. Fraksi glikoprotein mengandung eritrosit golongan O, N dan MN. Fraksi
glikolipid mengandung eritrosit golongan A, B, O dan lewis. Pompa Ntrium dalam
membrane mengeluarkan Na dari sel secara aktif dan memasukkan K dengan
menggunakan ATP yang tersedia (karena glikolisis dalam sel) sebagai energy. Disamping
adanya permeabilitas aktif tersebut diatas ada juga permeabilitas pasif terutama untuk
anion (CL dan HCO3). Factor-faktor yang mengganggu keseimbangan osmotic dan
lewatnya Na+. menembus membrane akan menyebabkan sel kurang plastis dan akan
lebih pendek usianya. Untuk transport Ca++ keluar sel diduga adanya pompa Na.
keluwesan bentuk eritrosit menurun bila kadar calcium meningkat.

b. Hemoglobin

eritrosit mengandung pigmen Hb yang tugas utamanya adlah transport O2 dari


paru kejaringan, transport CO2 dari jaringan keparu-paru dan membantu sebagai system
buffer dalam darah. Bentuk bikonkraf eritrosit adalah sangat efisien untuk keluar
masuknya gas. Hb mempunyai daya untuk mengikat O2 secara cepat dan reversible yang
kemudian membentuk oksihemoglobin. Dalam hal ini Hb tak dioksidasi dan tetap dalam
keadaan ferro. Karena dalam paru tekanan parsial dari O2 secara cepat dan reversible
yang kemudian membentuk oksihemoglobin. Dalam hal ini Hb tak dioksidasi dan tetap
dalam keadaan ferro. Karena dalam paru tekanan parsial dari O2 mudah terikat oleh Hb.
O2 kemudian dibebaskan dari Hb dalam jaringan dimana tekanan parsial dari oksigen
lebih rendah dari darah arteri yang dapat O2.

c. metabolisme sel

meliputi:

210
1. penyediaan ATP untuk kebutuhan energy dengan glikolisis (perombakan glukosa
menjadi asam laktat).
2. metabolisme gluthation

Pada eritrosit dewasa (tidak ada inti)90 % dari glikolisis berlangsung secara
anaerob (Embden Meyerhoff). Regulasi oleh enzim : hexokinase, phosphor
fruktokinase, piruvat kinase Disamping itu ada : Jalur utama / shunt : pentose fosfat
bertanggung jawab 10% dari glikolisis. Untuk modulasi dari afinitas Hb terhadap O2,
2-3 DPG (difosfogliserat) dan pH memegang peranan penting, menurunnya 2-3 DPG
akan menaikkan afinitas Hb terhadap O2 sehingga jaringan kurang mendapatkan O2.
Darah merupakan jaringan yang terdapat dalam system kardiovaskuler. Darah
berfungsi sebagai alat transport dalam tubuh, seperti :

1. transport O2 dalam paru-paru kejaringan dan CO2 dari jaringan keparu-paru


(respirasi)
2. transport zat makanan yang diserap dari traktus digestivus (nutrion)

3. transport metabolic-metabolik yang tidak diperlikan tubuh melalui ginjal, paru,


kulit dan saluran pencernaan (ekskresi)

4. mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh.

5. mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam darah dan jaringan. Kelebihan
air akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, kulit, paru dan saluran pencernaan.

6. mengatur suhu tubuh dalam batas-batas normal.

7. berperan dalam mengatasi suatu infeksi yang merupakan fungsi lekosit dan zat-zat
anti yang selalu beredar dalam tubuh.

8. transport hormone-hormon untuk mengatur metabolism

9. transport metabolit-metabolit antar jaringan, sesuai dengan fungsi jaringan itu.


Julmah darah dalam tubuh kira-kira 5-7% dari berat badan atau kurang lebih 85
ml/kg berat badan.
211
SUSUNAN DARAH

Darah terdiri dari cairan (plasma) dan sel-sel (eritrosit, lekosit, trombosit). Dalam
keadaan normal, pada pria sel-sel ini jumlahnya kira-kira 45% dari volume darah total dan pada
wanita 41% (=hematokrit). Plasma (55% dari volume darah) terdiri dari air(91-92%) dan zat-zat
yang larut didalamnya (8-9%). Zat-zat tersebut antara lain ialah protein lebih kurang 7%, enzim,
hormone, vitamin, lipid, asam amino dan metaboltnya, glukosa, monosakarida lainnya dan
metabolitnya, urea, keratin, kreatinin, anion, kation, dsb. Kadar zat yang larut dalam darah selalu
ada batas-batas tertentu dan selalu dalam keseimbangan dinamik. Pengetahuan susunan darah
kualitatif dan kuantitatif sangat penting. Perubahan susunan darah dapat memberikan gambaran
tentang etabolisme zat-zat yang terdapat dalam darah dan memberikan gambaran tentang fungsi
jaringan yang berhubungan dengan metabolisme zat-zat ataupun sekresi.

PENGAMBILAN DARAH

Darah untuk pemeriksaan diambil dari :

1. kapiler ujung jari atau daun telinga Bagi yang berpengalaman, dapat diperoleh sampai 1
ml atau lebih dengan cara menusuk ujung jari atau daun telinga dengan jarum tajam.
2. vena
Darah biasanya diambil dari vena besar. Paling sering vena cubiti atau vena lain yang
terdapat dibagian volair lengan bawah. Darah vena sering digunakan dalam pemeriksaan
dan dapat diperoleh dalam jumlah banyak yaitu sampai 10 ml atau lebih.

3. Arteri

Darah arteri jarang diambil. Hanya untuk pemeriksaan O2 dan CO 2 atau untuk
membandingkan kadar sesuatu dalam darah arteri dengan kadar dalam darah vena
(mis:glukosa). Darah setelah dikeluarkan dari dalam tubuh akan membeku dalam waktu
10 menit. Setelah kira-kira 30 menit akan terjadi retraksi dengan pemisahan cairan
(serum).

212
ANTIKOAGULAN

Antikoagulan yang sering biasanya bersifat dapat mengikat ion Ca, kecuali heparin yang
bersifat antitromboplastin (mengahmbat pembantukan thrombin dari protrombin).

1. Heparin

Merupakan antikoagulan yang baik sebab tidak merubah susunan darah.


Disbanding dengan antikoagulan yang lain heparin lebih mahal. Heparin dipakai dalam
bentuk garamnya dengan Na, Li atau Ca. jumlah yang diperlukan cukup 2 ml/100ml
darah. Pemakaian yang terlalu banyak dapat menyebabkan pergeseran air antara sel dan
plasma, sehingga hasil pemeriksaan menjadi kurang tepat.

2. K atau Na oksalat

Zat-zat ini mengendapkan ion Ca yang biasa dipakai ialah K- oksalat, karena
bersifat mudah larut. Untuk mencegah pembekuan darah diperlukan 10-20 mg/10 ml
darah. Dalam hal ini dinding tabung tempat menampung darah diliputi dengan lapisan K-
oksalat yang tipis. 0,1 ml larutan K-oksalat 30% dimasukkan dalam tabung untuk
menampung darah, dibiarkan sampai kering. Ini cukup untuk darah kira-kira 10 ml.

3. Campuran ammonium oksalat dan K-oksalat (dalam perbandingan 3;2)


Untuk 1 ml darah diperlukan 2 mg anttikoagulan ini. Zat ini tidak boleh dipakai untuk
penetapan kadar urea, protein atau non protein menurut Kjeldahl, sebab penggunaan
garam-garam NH4 disini akan memberikan hasil kadar N yang lebih tinggi.
4. Na sitrat

Sitrat tidak mengendapkan ion Ca, akan tetapi mengikat ion Ca. Ca sitrat yang
terbentuk tidak berionisasi, sehingga pembekuan terhalang. Untuk penetapan kalsium
lebih baik dipakai serum, sebab pemakaian plasma sitrat dapat mengakibatkan pergeseran
air dari sel. Untuk mencegah pembekuan diperlukan 30 mg / 10 ml darah.

5. Na fluoride

213
Jumlah yang dipakai untuk anti pembekuan lebih banyak daripada antikoagulan-
antikoagulan lain. Disamping sebagai antikoagulan, fluoride juga dapat menghambat
pekerjaan beberapa enzim sehingga juga dapat berfungsi mempertahankan kadar
beberapa macam zat (glukosa dalam darah).

6. Ethylene diamine titraacetic acid (EDTA)

“chelating agent” ini atau garamnya dapat mencegah pembekuan darah dengan
mengikat ion Ca. Untuk penyelidikan, darah lebih baikvdiambil setelah puasa 10-12 jam
supaya dapat dibandingkan dengan harga normal yang biasanya ditetapkan dalam
keadaan puasa. Supaya didapat hasil yang baik pada penetapan susunan darah, terutama
susunan kuantitatif, harus diperhatikan beberapa hal :

1. serum atau plasma secepat mungkin harus dipisahkan.untuk penetapan macam-


macam gas dalam darah, darah ditampung dibawah paraffin dan plasma segera
dipisahkan.
2. pemeriksaan hendaknya dilakukan tanpa menunggu terlalu lama, untuk mencegah
pengaruh enzim dan kuman-kuman. Alat-alat yang dipakai harus bersih, jika mungkin
steril dan kering. Jika akan disimpan, tergantung dari jenis penetapan, darah, serum
atau plasma dicampur dengan Na-fluorida dan disimpan dalam keadaan steril pada
suhu rendah.

3. banyak penetapan zat dalam darah dipengaruhi oleh protein yang ada dalam darah,
misalnya pada penetapan kolorimeter. Gangguan-gangguan seperti diatas juga dapat
mengganggu pada penetapan kadar glukosa darah yang didasarkan atas reduksi.
Selain glukosa dalam darah juga terdapat zat-zat lain dengan adnya reduksi. Oleh
karena itu usahakan untuk mengendapkan protein dan zat-zat lain yang dapat
mereduksi.

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

214
Dasar Teori Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf dan
eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida – glisero,
dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat
di dalam banyak jaringan tubuh. Gulosa berasal sebagian diperoleh dari makanan, kemudian
dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat
dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolosis. Proses mempertahankan kadar glukosa yang
stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan
juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon.
Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu
hormon anabolik, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan
penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan
menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam
sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon,
demikian sebaliknya.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon.
Insulin, suatu hormon anabolik, merangsang sintesis komponene makromolekuler sel dan
mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis
makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi
glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi
glukagon, demikian sebaliknya. Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah
insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolik, merangsang sintesis komponen
makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon
katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang
disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi
insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya. Perubahan kadar darah biasanya
akan terjadi pada diabetes gravidarum.

Diabetes kehamilan adalah diabetes yang menyerang semasa kehamilan dan lazimnya
hilang selepas kelahiran bayi. Kejadian biasa ini mempunyai hubungan dengan kadar glukosa
darah tinggi yang dikenali untuk kali pertama semasa kehamilan. Ia muncul pada saat

215
pertengahan usia kehamilan karena perubahan dalam hormon ibu.

PEMERIKSAAN WAKTU PEMBEKUAN DARAH

Dasar Teori Test waktu pembekuan digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang
diperlukan darah untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang
membentuk tromboplastin, maka waktu pembekuan akan memanjang.

PEMERIKSAAN URINE

Sebelum menilai hasil analisa urine, perlu diketahui tentang proses pembentukan urine.
Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah
yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut akan
mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin
per menit. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui
kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan dipelbagai
organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain
Faktor-Faktor Yang Turut Mempengaruhi Susunan Urin Untuk mendapatkan hasil analisa urin
yang baik perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain persiapan penderita dan cara
pengambilan contoh urin.

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam persiapan penderita untuk analisa urin misalnya
pada pemeriksaan glukosa urin sebaiknya penderita jangan makan zat reduktor seperti vitamin C,
karena zat tersebut dapat memberikan hasil positif palsu dengan cara reduksi dan hasil negatif
palsu dengan cara enzimatik.

Pada pemeriksaan urobilin, urobilinogen dan bilirubin sebaiknya tidak diberikan obat
yang memberi warna pada urin, seperti vitamin B2 (riboflavin), pyridium dan lain lain. Pada tes
kehamilan dianjurkan agar mengurangi minum supaya urin menjadi lebih pekat.

216
Susunan urin tidak banyak berbeda dari hari ke hari, tetapi pada pihak lain mungkin
banyak berbeda dari waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu penting untuk mengambil contoh
urin menurut tujuan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan urin seperti pemeriksaan protein, glukosa
dan sedimen dapat dipergunakan urin - sewaktu, ialah urin yang dikeluarkan pada waktu yang
tidak ditentukan dengan khusus, kadang kadang bila unsur sedimen tidak ditemukan karena urin-
sewaktu terlalu encer, maka dianjurkan memakai urin pagi, Urin pagi ialah urin yang pertama
kali dikeluarkan pada pagi hari, urin ini baik untuk pemeriksaan berat jenis, protein sedimen dan
tes kehamilan.

Pada penderita yang sedang haid atau "leucorrhoe" untuk mencegah kontaminasi
dianjurkan pengambilan contoh urin dengan cara clean voided specimen yaitu dengan melakukan
kateterisasi, punksi suprapubik atau pengambilan urin midstream dimana urin yang pertama
keluar tidak ditampung, tapi urin yang keluar kemudian ditampung dan yang terakhir tidak turut
ditampung.

Pemeriksaan Makroskopik, Mikroskopik Dan Kimia Urin

Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin
rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan
protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah
pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin,
urobilinogen, darah samar dan nitrit

Pemeriksaan Makroskopik

Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin.
Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi
kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan
badan. Pengukuran volume urin yang dikerjakan bersama dengan berat jenis urin bermanfaat
untuk menentukan gangguan faal ginjal.

Volume urin

217
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis
kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-
rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila
didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.

Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang
berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula
disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi,
pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini
dikatakan oliguri.

Keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis
menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml.
Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam
keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut
terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.

Warna urin

Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat


menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda,
kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya.
Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Pada
umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin
itu. Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh
beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila didapatkan perubahan
warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin
menyebabkan warna coklat.

Disamping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya zat warna abnormal, seperti
hemoglobin yang menyebabkan warna merah dan bilirubin yang menyebabkan warna coklat.

218
Warna urin yang dapat disebabkan oleh jenis makanan atau obat yang diberikan kepada orang
sakit seperti obat dirivat fenol yang memberikan warna coklat kehitaman pada urin.

Kejernihan dinyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih, agak keruh, keruh atau
sangat keruh. Biasanya urin segar pada orang normal jernih. Kekeruhan ringan disebut nubecula
yang terdiri dari lendir, sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap. Dapat pula
disebabkan oleh urat amorf, fosfat amorf yang mengendap dan bakteri dari botol penampung.
Urin yang telah keruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri, sedimen
seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak.

Berat jenis urin

Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter,
refraktometer dan reagens 'pita'. Berat jenis urin sewaktu pada orang normal antara 1,003 --
1,030. Berat jenis urin herhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat
jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urin makin tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis bertalian
dengan faal pemekat ginjal. Urin sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih,
menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan
demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake
cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun.

Bau urin

Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang
abnormal. Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang
berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau
buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri
dan biasanya terjadi pada urin yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk
dari semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada
karsinoma saluran kemih.

219
pH urin

Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat


memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 -- 8,0. Selain itu
penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi
oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman
Proteus yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa.
Dalam pengobatan batu karbonat atau kalsium fosfat urin dipertahankan asam, sedangkan untuk
mencegah terbentuknya batu urat atau oksalat pH urin sebaiknya dipertahankan basa.

Pemeriksaan Mikroskopik

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin.
Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat
ringannya penyakit. Urin yang dipakai ialah urin sewaktu yang segar atau urin yang
dikumpulkan dengan pengawet formalin. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa
objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan penglihatan kecil atau LPK. Selain itu dipakai
lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan besar atau LPB.

Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif, yaitu jumlah rata-
rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit. Unsur sedimen yang kurang
bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan + (ada), ++ (banyak) dan +++
(banyak sekali). Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik dan tak
organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit,
leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal
dari sesuatu organ atau jaringan seperti urat amorf dan kristal.

Eritrosit atau leukosit

Eritrosit atau leukosit di dalam sedimen urin mungkin terdapat dalam urin wanita yang
haid atau berasal dari saluran kernih. Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam

220
sedimen urin, sedangkan leukosit hanya terdapat 0 - 5/LPK dan pada wanita dapat pula karena
kontaminasi dari genitalia.

Adanya eritrosit dalam urin disebut hematuria. Hematuria dapat disebabkan oleh
perdarahan dalam saluran kemih, seperti infark ginjal, nephrolithiasis, infeksi saluran kemih dan
pada penyakit dengan diatesa hemoragik. Terdapatnya leukosit dalam jumlah banyak di urin
disebut piuria. Keadaan ini sering dijumpai pada infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan
sekret vagina pada penderita dengan fluor albus.

Silinder

Silinder adalah endapan protein yang terbentuk di dalam tubulus ginjal, mempunyai
matrix berupa glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya
terdapat leukosit, eritrosit dan epitel. Pembentukan silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain osmolalitas, volume, pH dan adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal.

Dikenal bermacam-macam silinder yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit


ginjal. Banyak peneliti setuju bahwa dalam keadaan normal bisa didapatkan sedikit eritrosit,
leukosit dan silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler seperti silinder leukosit, silinder eritrosit,
silinder epitel dan sunder berbutir selalu menunjukkan penyakit yang serius. Pada pielonefritis
dapat dijumpai silinder lekosit dan pada glomerulonefritis akut dapat ditemukan silinder eritrosit.
Sedangkan pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder lilin.

Kristal

Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu di dalam saluran kemih.
Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering
ditemukan dalam sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil
metabolisme yang normal. Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak
makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. Di samping itu mungkin didapatkan kristal
lain yang berasal dari obat-obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal leucin.

Epitel
221
Merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan dalam
sedimen urin. Dalam keadaan patologik jumlah epitel ini dapat meningkat, seperti pada infeksi,
radang dan batu dalam saluran kemih. Pada sindroma nefrotik di dalam sedimen urin mungkin
didapatkan oval fat bodies. Ini merupakan epitel tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi
lemak, dapat dilihat dengan memakai zat warna Sudan III/IV atau diperiksa dengan
menggunakan mikroskop polarisasi.

Pemeriksaan Kimia Urin

Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang
lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita.
Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini
dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan
nitrit. Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimum, aktivitas reagens harus
dipertahankan, penggunaan haruslah mengikuti petunjuk dengan tepat; baik mengenai cara
penyimpanan, pemakaian reagnes pita dan bahan pemeriksaan.

Urin dikumpulkan dalam penampung yang bersih dan pemeriksaan baiknya segera
dilakukan. Bila pemeriksaan harus ditunda selama lebih dari satu jam, sebaiknya urin tersebut
disimpan dulu dalam lemari es, dan bila akan dilakukan pemeriksaan, suhu urin disesuaikan dulu
dengan suhu kamar.

Agar didapatkan hasil yang optimal pada tes nitrit, hendaknya dipakai urin pagi atau urin
yang telah berada dalam buli-buli minimal selama 4 jam. Untuk pemeriksaan bilirubin,
urobilinogen dipergunakan urin segar karena zat-zat ini bersifat labil, pada suhu kamar bila kena
cahaya. Bila urin dibiarkan pada suhu kamar, bakteri akan berkembang biak yang menyebabkan
pH menjadi alkali dan menyebabkan hasil positif palsu untuk protein. Pertumbuhan bakteri
karena kontaminasi dapat memberikan basil positif palsu untuk pemeriksaan darah samar dalam
urin karena terbentuknya peroksidase dari bakteri

Reagens pita untuk pemeriksaan protein lebih peka terhadap albumin dibandingkan
protein lain seperti globulin, hemoglobin, protein Bence Jones dan mukoprotein. Oleh karena itu

222
hasil pemeriksaan proteinuri yang negatif tidak dapat menyingkirkan kemungkinan terdapatnya
protein tersebut didalam urin. Urin yang terlalu lindi, misalnya urin yang mengandung amonium
kuartener dan urin yang terkontaminasi oleh kuman, dapat memberikan hasil positif palsu
dengan cara ini. Proteinuria dapat terjadi karena kelainan prerenal, renal dan post-renal. Kelainan
pre-renal disebabkan karena penyakit sistemik seperti anemia hemolitik yang disertai
hemoglobinuria, mieloma, makroglobulinemia dan dapat timbul karena gangguan perfusi
glomerulus seperti pada hipertensi dan payah jantung. Proteinuria karena kelainan ginjal dapat
disebabkan karena kelainan glomerulus atau tubuli ginjal seperti pada penyakit glomerulunofritis
akut atau kronik, sindroma nefrotik, pielonefritis akut atau kronik, nekrosis tubuler akut dan lain-
lain.

Pemeriksaan glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain
itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara
reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain
glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan
seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara
reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada
cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.

Juga cara ini lebih spesifik untuk glukosa, karena gula lain seperti galaktosa, laktosa,
fruktosa dan pentosa tidak bereaksi. Dengan cara enzimatik mungkin didapatkan hasil negatip
palsu pada urin yang mengandung kadar vitamin C melebihi 75 mg/dl atau benda keton melebihi
40 mg/dl.

Pada orang normal tidak didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena
peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas maksimum tubulus untuk
mereabsorpsi glukosa seperti pada diabetes mellitus, tirotoksikosis, sindroma Cushing,
phaeochromocytoma, peningkatan tekanan intrakranial atau karena ambang rangsang ginjal yang
menurun seperti pada renal glukosuria, kehamilan dan sindroma Fanconi.

Benda- benda keton dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi
butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan
223
benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl,
tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat.
Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa
dan pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.

Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa
yang lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan
metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi. Hal ini
terjadi sebelum kadar benda keton dalam serum meningkat.
Pemeriksaan bilirubin dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin
dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari
p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam
sulfo salisilat.

Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini
menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin
terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu
dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium.

Pemeriksaan urobilinogen dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal
kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin.
Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu
atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh. Dalam keadaan normal tidak terdapat
darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih
atau pada wanita yang sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug
hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh
sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif palsu bila urin
mengandung vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung
oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran
kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi. Dalam keadaan normal urin bersifat
steril. Adanya bakteriura dapat ditentukan dengan tes nitrit. Dalam keadaan normal tidak terdapat

224
nitrit dalam urin. Tes akan berhasil positif bila terdapat lebih dari 105 mikroorganisme per ml
urin. Perlu diperhatikan bahwa urin yang diperiksa hendaklah urin yang telah berada dalam buli-
buli minimal 4 jam, sehingga telah terjadi perubahan nitrat menjadi nitrit oleh bakteri. Urin yang
terkumpul dalam buli-buli kurang dari 4 jam akan memberikan basil positif pada 40% kasus.
Hasil positif akan mencapai 80% kasus bila urin terkumpul dalam buli-buli lebih dari 4 jam.
Hasil yang negatif belum dapat menyingkirkan adanya bakteriurea, karena basil negatif mungkin
disebabkan infeksi saluran kemih oleh kuman yang tidak mengandung reduktase, sehingga
kuman tidak dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Bila urin yang akan diperiksa berada dalam
buli-buli kurang dari 4 jam atau tidak terdapat nitrat dalam urin, basil tes akan negatif.
Kepekaan tes ini berkurang dengan peningkatan berat jenis urin. Hasil negatif palsu terjadi bila
urin mengandung vitamin C melebihi 25 mg/dl dan konsentrasi ion nitrat dalam urin kurang dari
0,03 mg/dl

PEMERIKSAAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi
ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh
pembulu darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut
dan berakhir di usus halus.

Pencernaan karbohidrat :

 Mulut

Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah


makanan dikunyah bercampurn dengan ludah yang mengandung enzim amilase
(sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi
bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama,

225
sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling baik
pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang ditelan masuk ke dalam lambung.

 Usus Halus

Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan


olej sel-sel mukosa usus halus bnerupa maltase, sukrase, dan laktase.

 Usus Besar

Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat
makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-
sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh
mikroorganisma di dalam usus besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah
fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang
kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.
Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida,
hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam
asetat, asam propionat dan asam butirat. Sekilas Metabolisme Karbohidrat
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel
tubuh, yangkemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam
metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat
seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.
Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan di usus dibawa darah menuju ke seluruh
sel tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami GLIKOLISIS yaitu peristiwa
pemecahan gula hingga menjadi energi (ATP). Ada dua jalur glikolisis yaitu jalur biasa
untuk aktivitas/kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP terbatas, dan
glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur EMBDEN MEYER-HOFF untuk
menyediakan ATP cepat pada aktivitas/kegiatan kerja keras, misalnya lari cepat. Jalur
cepat ini memberi hasil asam laktat yang bila terus bertambah dapat menyebabkan
terjadinya ASIDOSIS LAKTAT . Asidosis ini dapat berakibat fatal terutama bagi orang
yang tidak terbiasa (terlatih) beraktivitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalui glikolisis
226
akan dilanjutkan dalam SIKLUS KREB yang terjadi di bagian matriks mitokondria.
Selanjutnya hasil siklus Kreb akan digunakan dalam SYSTEM COUPLE
(FOSFORILASI OKSIDATIF) dengan menggunakan sitokrom dan berakhir dengan
pemanfaatan Oksigen sebagai penangkap ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun
menyebabkan system sitokrom di-blokir oleh senyawa racun sehingga reaksi REDUKSI-
OKSIDASI dalam system couple, terutama oleh Oksigen, tidak dapat berjalan.
Selanjutnya disarankan membaca materi biokimia enzim, oksidasi biologi, dan
glukoneogenesis pada situs ini juga.

METABOLISME PROTEIN

PROTEIN TUBUH

- ¾ zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi,
hormon)
- Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide

- Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibros

- Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin
(rambut, kuku); dan aktin-miosin

MACAM PROTEIN

- Peptide: 2 – 10 asam amino


- Polipeptide: 10 – 100 asam amino

227
- Protein: > 100 asam amino

- Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide

- Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein

- Lipoprotein: gabungan lipid dan protein

ASAM AMINO

Asam amino dibedakan: asam amino esensial dan asam amino non esensial

- Asam amino esensial: T2L2V HAMIF (treonin, triptofan, lisin, leusin, valin →
histidin, arginin, metionin, isoleusin, fenilalanin)
- Asam amino non esensial: SAGA SATGA (serin, alanin, glisin, asparadin →
sistein, asam aspartat, tirosin, glutamin, asam glutamat)

TRANSPORT PROTEIN

- Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah
- Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan, Didalam sel asam
amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim)

- Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein

PENGGUNAAN PROTEIN UNTUK ENERGI

- Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk
dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak
- Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau
transaminasi

- Deaminasi: proses pembuangan gugus amino dari asam amino

- Transaminasi: proses perubahan asam amino menjadi asam keto

228
EKSKRESI NH3

- NH3 → tidak dapat diekskresi oleh ginjal


- NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati

- Jika hati ada kelainan (sakit) → proses perubahan NH3 → urea terganggu →
penumpukan NH3 dalam darah → uremia

- NH3 bersifat racun → meracuni otak → coma

- Karena hati yang rusak → disebut Koma hepatikum

PEMECAHAN PROTEIN

- Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang


dapat masuk kedalam siklus Krebs
- Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa
ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat

SINGKATAN ASAM AMINO

Arg, His, Gln, Pro: Arginin, Histidin, Glutamin, Prolin

Ile, Met, Val: Isoleusin, Metionin, Valin

Tyr, Phe: Tyrosin, Phenilalanin karboksikinase

Ala, Cys, Gly, Hyp, Ser, Thr: Alanin, Cystein, Glysin, Hydroksiprolin, Serin, Threonin

Leu, Lys, Phe, Trp, Tyr: Leusin, Lysin, Phenilalanin, Triptofan, Tyrosin

SIKLUS KREBS

229
- Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
- Proses ini terjadi didalam mitokondria

- Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses


pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis

- Oksaloasetat berasal dari asam piruvat

- Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat

RANTAI RESPIRAS

H → hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH

H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c →


sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + E

Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi
Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai
enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase

Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon →


sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + E

FOSFORILASI OKSIDATIF

Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb
ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi
dalam proses rantai respirasi

Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP

230
KREATIN DAN KREATININ

Kreatin disintesa di hati dari: metionin, glisin dan arginin


Dalam otot rangka difosforilasi membentuk fosforilkreatin (simpanan energi)
Istirahat.

Kreatin + ATP ↔ Fosforilkreatin → Kreatinin gerak urine

METABOLISME LEMAK (LIPID/ FAT METABOLISM)

MACAM LEMAK

- Lemak biologis yang terpenting: lemak netral (trigliserida), fosfolipid, steroid


- Asam lemak:

1. Asam palmitat: CH3(CH2)14-COOH

2. Asam stearat: CH3(CH2)16-COOH

3. Asam oleat: CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH

- Trigliserida: ester gliserol + 3 asam lemak

- Fosfolipid: ester gliserol + 2 asam lemak + fosfat

- Steroid: kolesterol dan turunanya (hormon steroid, asam lemak dan vitamin)

ABSORPSI LEMAK

- Lemak diet diserap dalam bentuk: kilomikron → diabsorpsi usus halus masuk ke
limfe (ductus torasikus) → masuk darah
- Kilomikron dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak (adiposa) dan hati

231
- Proses penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (dalam
membran sel) → asam lemak dan gliserol

- Didalam sel asam lemak disintesis kembali jadi trigliserida (simpanan lemak)

MACAM LEMAK PLASMA

- Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) → ada dalam plasma darah dan terikat
dengan albumin
- Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid → dalam plasma berbentuk lipoprotein

1. Kilomikron

2. VLDL: very low density lipoprotein

3. IDL: intermediate density lipoprotein

4. LDL: low density lipoprotein

5. HDL: high density lipoprotein

ASAM LEMAK BEBAS

- Bila lemak sel akan digunakan untuk energi → simpanan lemak (trigliserida)
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol (oleh enzim lipase sel)
- Asam lemak berdiffusi masuk aliran darah sebagai asam lemak bebas (Free Fatty
Acid) dan berikatan dengan albumin plasma

PENGGUNAAN FFA SEBAGAI ENERGI

- FFA dalam plasma dibawa ke mitokondria dengan carrier Karnitin


- FFA dalam sel dipecah menjadi asetil koenzim-A dengan beta oksidasi

- Asetil koenzim-A hasil beta oksidasi → masuk siklus Krebs untuk diubah
menjadi H dan CO2

232
METABOLISME LEMAK

Ada 3 fase:

1. β oksidasi
2. Siklus Kreb

3. Fosforilasi Oksidatif

BETA OKSIDASI

- Proses pemutusan/perubahan asam lemak → asetil co-A


- 2Asetil co-A terdiri 2 atom C → sehingga jumlah asetil co-A yang dihasilkan =
jumlah atom C dalam rantai carbon asam lemak : 2

- Misal: asam palmitat (C15H31COOH) → β oksidasi → ?? asetil co-A

CONTOH ASAM LEMAK

NAMAUMUM RUMUS NAMA KIMIA

Asamoleat C17H33COOH Oktadeca 9-enoad

As.risinoleat C17H32(OH)-COOH 12 hidroksi okladeca -9-enoad

Asamlinoleat C17H31COOH Okladeca-9,12 dienoad

As.linolenat C17H29COOH Okladeca-9,12,15 trienoad

As.araksidat C19H39COOH Asam eicosanoad

SIKLUS KREBS

- Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2


- Proses ini terjadi didalam mitokondria

233
- Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses
pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis

- Oksaloasetat berasal dari asam piruvat

- Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat

KETOSIS

- Degradasi asam lemak → Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati hanya
mengunakan sedikit asetil KoA → akibatnya sisa asetil KoA berkondensasi
membentuk Asam Asetoasetat
- Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah menjadi: Asam β
hidroksibutirat dan Aseton.

- Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam β hidroksibutirat dan aseton)


disebut BADAN KETON.

- Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut: ketosis

- Ketosis terjadi saat tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan makannya →


kekurangan oksaloasetat

- Jika Oksaloasetat menurun → maka terjadi penumpukan Asetil KoA didalam


aliran darah → jadi badan keton → keadaan ini disebut KETOSIS

- Badan keton merupakan racun bagi otak → mengakibatkan Coma, karena sering
terjadi pada penderita DM → disebut Koma Diabetikum

- Ketosis terjadi pada keadaan :

- Kelaparan

- Diabetes Melitus

- Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat

234
RANTAI RESPIRASI

- H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi
NADH
- H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom
c →sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + Energi

- Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi

- Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier


memakai enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim
Oksidase

- Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon →


sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O +
Energi

FOSFORILASI OKSIDATIF

- Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb
ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
- Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi
tinggi dalam proses rantai respirasi

- Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP (dengan menngunakan


energi hasil reaksi H2 + O2 → H2O + E)

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI KARBOHIDRAT

235
- Bila KH dalam asupan lebih banyak dari yang dibutuhkan → KH diubah jadi
glikogen dan kelebihanya diubah jadi trigliserida → disimpan dalam jaringan
adipose
- Tempat sintesis di hati, kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan
disimpan di jaringan adiposa sampai siap digunakan tubuh

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI PROTEIN

- Banyak asam amino dapat diubah menjadi asetil koenzim-A


- Dari asetil koenzim-A dapat diubah menjadi trigliserida

- Jadi saat asupan protein berlebih, kelebihan asam amino disimpan dalam bentuk
lemak di jaringan adipose

PENGATURAN HORMON ATAS PENGGUNAAN LEMAK

- Penggunaan lemak tubuh terjadi pada saat kita gerak badan berat
- Gerak badan berat menyebabkan pelepasan epineprin dan nor epineprin

- Kedua hormon diatas mengaktifkan lipase trigliserida yang sensitif hormon →


pemecahan trigliserida → asam lemak

- Asam lemak bebas (FFA) dilepas ke darah dan siap untuk dirubah jadi energy

ARTERIOSKLEROSIS

- Jika kadar kolesterol tinggi dalam darah → endapan lipid yang disebut: plak
ateroma/ endapan kolesterol
- Pada stadium penyakit fibroblast menginfiltrasi ateroma → sklerosis

- Ca juga mengendap bersama → plak kalsifikasi

- Kedua proses diatas menyebabkan arteri menjadi sangat keras → arteriosklerosis

236
- Arteriosklerosis → menyebabkan vaskuler mudah pecah

- Dinding vaskuler arteriosklerosis kasar → menyebabkan tombus dan emboli

- Efek samping: darah tinggi, PJK, trombus → stroke emboli

TES FORMATIF

1. Sebutkan 3 unsur yang bekerja interdependent dalam eritrosit?


2. Sebutkan hormon yang mengatur kadar glukosa darah?

3. Jelaskan cara pengambilan darah?

4. Jelaskan cara pemeriksaan urine pada penderita yang sedang haid atau "leucorrhoe"

5. Berapa pH urin normal?

237
KUNCI JAWABAN

1. - Membrane

- Hemoglobin

- Proses metabolic

2. Hormon insulin dan glucagon


3. kapiler ujung jari atau daun telinga Bagi yang berpengalaman, dapat diperoleh sampai 1
ml atau lebih dengan cara menusuk ujung jari atau daun telinga dengan jarum tajam.

- Vena

Darah biasanya diambil dari vena besar. Paling sering vena cubiti atau vena lain yang
terdapat dibagian volair lengan bawah. Darah vena sering digunakan dalam
pemeriksaan dan dapat diperoleh dalam jumlah banyak yaitu sampai 10 ml atau lebih.

- Arteri

238
Darah arteri jarang diambil. Hanya untuk pemeriksaan O2 dan CO 2 atau untuk
membandingkan kadar sesuatu dalam darah arteri dengan kadar dalam darah vena
(mis:glukosa). Darah setelah dikeluarkan dari dalam tubuh akan membeku dalam waktu
10 menit. Setelah kira-kira 30 menit akan terjadi retraksi dengan pemisahan cairan
(serum).

4. untuk mencegah kontaminasi dianjurkan pengambilan contoh urin dengan cara clean
voided specimen yaitu dengan melakukan kateterisasi, punksi suprapubik atau
pengambilan urin midstream dimana urin yang pertama keluar tidak ditampung, tapi urin
yang keluar kemudian ditampung dan yang terakhir tidak turut ditampung.
5. pH urin normal berkisar antar 4,5 -- 8,0

BAB V

FISIKA KESEHATAN

A. PENERAPAN ULTRASONIK DALAM KEBIDANAN

1. Definisi Ultrasonik

Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk
bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya
beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi,
sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal
ini, gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang
suara (sonik). Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan
gas. Reflektivitas dari gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama
dengan permukaan padat, tapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini akan
diserap.

239
Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi
elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang diinduksikan
oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang dipakaikan (efek
piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik menjadi tidak periodik yang disebut
derau (noise), dimana dapat dinyatakan sebagai superposisi gelombang-gelombang
periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar. Kelebihan gelombang
ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan mudah difokuskan. Jarak
suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang pantul dan gelombang datang
seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan oleh sensor pada robot atau hewan.
Contoh hewan yang dapat mendengar gelombang Ultrasonik yaitu lumba-lumba,
kelelawar, paus dll. Frekuensi dan daya ultrasonic yang dipkai dalam bidang
kedokteran menurut kebutuhan, apabila ultrasonic yang digunakan untuk diagnostic
maka frekuensi yang digunakan sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya 0,01
W/cm2. Apabila daya ultrasonic ditingkatkan sampai 1 W/cm2 akan dipakai sebagai
pengobatan, sedangakan untuk merusakkan jaringan kanker dipakai daya 103 W/cm2.

2. Manfaat Gelombang Ultrasonik

a. Mengukur kedalaman laut

Mengukur dalamnya laut dilakukan dengan suatu alat fathometer. Alat ini
menghasilkan bunyi ultrasonik berupa pulsa-pulsa. Pulsa-pulsa ini akan
dipantulkan oleh dasar laut dan akan diterima kembali. Dengan mengukur interval
waktu antara dikirimnya pulsa sampai diterimanya kembali, maka kedalaman laut
dapat diukur, sehingga kedalaman laut adalah ½ s.

b. Memeriksa bagian dalam tubuh

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-pulsa ultrasonik ke


bagian tubuh yang hendak dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh organ-
organ tubuh bagian dalam. Masing-masing organ mempunyai struktur, kerapatan,
dan kelentingan yang berbeda. Dengan mengukur waktu relatif dari gelombang-

240
gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-kedalaman organ. Berdasarkan
data kedalaman dan arag gelombang pantul, komputer akan membentuk bayangan
bagian dalam tubuh.

Salah satunya dengan ultrasonic transducer. Ultrasonic tranducer paling


lazim dipakai untuk memantau janin pada wanita hamil, sistem arteri pada
penderita lemah jantung, mengamati gangleon pada pasien penderita lemah atau
kelainan otak, selain memanfaatannya pada bidang oceanographi, misalnya
kedalaman laut, mengamati terumbu karang dan tentu saja jenis dan jarak
peasawat amphibi dan submarin, baik fihak kawan maupun lawan disaat perang
terutama, juga pada masa damai, mungkin juga untuk memantau posisi satelit,
atau posisi dan kecepatan suatu pesawat ruang angkasa, meteorit atau asteroid dan
gugus bintang yg relatif dekat dari BimaSakti.

c. Kaca mata orang buta

Dengan menggunakan alat yang bisa mentranmisikan dan menerima


gelombang ultrasonik. Pulsa ultrasonik dikirim dan kemudian benda akan
memantulkan pulsa tersebut dan ditangkap kembali oleh alat tersebut. Pulsa
pantul ini diubah menjadi bunyi yang memberitahkan kepada orang tersebut
berapa jauh suatu benda dengan dirinya.

d. Memeriksa kerusakan logam

Dengan menggunakan sistem pantulan ultrasonik yang dapat mengetahui


kedalaman benda yang dideteksi, maka dapat diperiksa keretakan-keretakan pada
titik sambungan las logam. Teknik ultrasound juga sering dimanfaatkan untuk
menganalisa bagian-bagian pesawat yang mengalami kerusakan atau karat.

3. Penerapan Ultrasonik dalam Kebidanan

241
a. Ultrasonik sebagai Pelengkap Diagnosis

Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim


gelombang ultrasonic mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang
bunyi dipantulkan dan akan diteruskan ke amplifer berupa gelombang listrik
kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT (Ossiloskop).

Sesuai dengan metode skanning yang dipakai maka ultrasonic dapat


dipergunakan untuk diagnosis:

1) A- Skanning

Mampu mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), member


informasi tentang penyakit- penyakit mata, daerah atau lokasi yang dalam dari
bola mata, menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor
tumor retina.

2) B- Skanning

Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia.


Misalnya hati, lambung, usus, mata, mammae, jantung janin. Untuk
mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus atau kandung
peranakan dan kasus- kasus perdarahan yang abnormal, serta treatend abortus
(abortus yang sedang berlangsung). Lebih banyak member informasi dari pada
X- Ray dan sedikit resiko yang terjadi. Misalnya X- Ray hanya dapat
medeteksi kista yang radioopaque, sedangkan B- Skanning lebih banyak
member petunjuk tentang tipe berbagai kista.

3) M- Skanning

Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion


(timbunan zat cair dalam kantong jantung). M- Skanning mempunyai

242
kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan, berlangsung untuk
menunjukkan kemajuan dalam pengobatan.

Penggunaan Ultrasonik dalam pengobatan

Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonic mempunyai efek kimia dan biologi
maka ultrasonic dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonic memberi efek
kenaikan temperature dan peningkatan tekanan,efek ini timbul karena jaringan
mengabsorpsi energy bunyi dengan demikian ultrasonic dipakai sebagai diatermi atau
pemanasan.

Daya ultrasonic yang dipakai sebesar beberapa W/cm² dilakukan dalam 3-10
menit, dua kali sehari, seminggu dilakukan 3 kali. Gelombang ultrasonic berbeda dengan
gelombang elektromagnetik dan panas yang ditimbulkan oleh ultrasonic sangat berbeda
dengan microwave diathermi. Hal ini dapat ditunjukkan melalui grafik.

Ultrasonik sebagai diatermi, intensitas yang dipakai 1-10 W/cm² dengan


frekwensi sebesar 1MHz pemindahan amplitude sebesar 10W/cm² kedalam jaringan ±
106 cm maksimum tekanan 5 ATM. Tekanan mula-mula maksimum, berubah menjadi
minimum dengan panjang gelombang ½λ; untuk 1MHz gelombang kedalam jaringan
sebesar ½λ= 0,7 mm.

Selain itu ultrasonic dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas(kanker)


sel-sel ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan didaerah lain kadang-kadang
menunjukkan rangsangan pertumbuhan, masih diselidiki lebih lanjut. Pada penderita
Parkinson penggunaan ultrasonic dalam pengobatan sangat berhasil namun sangat
disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada
penyakit maniere( maniere’s disease) dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran
dan kesetimbangan,apabila diobati dengan ultrasonic dikatakan 95% berhasil baik,
ultrasonic menghancurkan jaringan dekat telinga tengah.

243
B. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DALAM BIDANG KESEHATAN
1. Gelombang Mikro (Microwave)
Dalam dunia kesehatan, gelombag mikro (microwave) memegang peranan
penting. Karakteristik yang dimanfaatkan adalah kemampuannya untuk menghasilkan
energi panas. Hampir semua penggunaan gelombag mikro (microwave) dalam
kesehatan berkaitan dengan pemanasan suatu jaringan tubuh.
Prinsipnya mirip dengan gelombag mikro (microwave) oven. Untuk
menghancurkan tumor yang bersarang dalam tubuh. Gelombang mikro (microwave)
diarahkan pada lokasi tumor. Lokasi sel tumor bisa ditentukan menggunakan
gelombang mikr dengan prinsip yang sama seperti teknologi radar. Cairan tumor
menyerap gelombang mikro sehingga terjadi ektasi atom. Panas yang di hasilkan
gelombang mikro bisa menghancurkan jaringan tumor tersebut secara tepat tanpa
melukai jaringan sehat). Proses ini tidak memerlukan pembedahan sehingga pasien
tidak merasakan sakit sama sekali.

2. Sinar Inframerah
Sinar inframerah dihasilkan oleh proses di dalam molekul dan benda panas. Telah
diketahui bahwa benda panas akibat aktivitas (getaran) atomik dan molekuler di
dalamnya dianggap memancarkan gelombang panas dalam bentuk sinar inframerah.
Oleh karena itu, sinar inframerah sering disebut radiasi panas.
Foto inframerah yang bekerja berdasarkan pancaran panas suatu objek dapat
digunakan untuk membuat lukisan panas dari suatu daerah atau objek. Hasil lukisan
panas dapat menggambarkan daerah yang panas atau tidak panas. Suatu lukisan panas
dari satu gedung dapat digunakan untuk mengetahui daerah mana dari gedung itu
yang menghasilkan panas berlebihan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan
yang diperlukan.

244
Gambar 3.1 Hasil citra foto inframerah tubuh manusia untuk pemeriksaan kesehatan

Dalam bidang kesehatan sinar infra merah berfungsi untuk mengaktifkan molekul
air dalam tubuh. Hal ini disebabkan inframerah mempunyai getaran yang sama
dengan molekul air. Jadi jika molekul tersebut pecah, akan terbentuk molekul tunggal
yang dapat meningkatkan cairan tubuh.
Peningkatan sirkulasi mikro dan getaran molekul air dari pengaruh inframerah
akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler membesar. Jika
sirkulasi mikro dalam tubuh meningkat, racun dapat dibuang dari tubuh kita melalui
metabolisme. Hal ini dapat mengurangi beban liver, ginjal dan mengembangkan Ph
dalam tubuh.
Sinar inframerah dapat membersihkan darah, memperbaiki tekstur kulit, dan
mencegah rematik karena asam urat yang tinggi. Inframerah jarak jauh banyak
digunakan pada alat-alat kesehatan. Pancaran panas yang berupa pancaran sinar
inframerah dari organ-organ tubuh bisa dijadikan sebagai informasi kondisi kesehatan
organ tersebut. Hal ini sangat bermanfaat bagi dokter dalam diagnosis kondisi pasien
sehingga dokter dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi pasien.

3. Cahaya (Sinar Tampak).


Cahaya tampak digunakan bagi fisikawan mendapatkan informasi visual tentang
pasien. Contoh kontekstual dalam kehidupan sehari-hari adalah warna organ dalam
seseorang untuk menentukan ketidaknormalan struktur tubuh seseorang. Berbagai
245
contoh peralatan seperti ophtalmoscope untuk melihat ke bagian dalam mata dan
otoscope untuk melihat bagian dalam telinga. Konsep gelombang elektromagnetik
yang diterapkan adalah menggunakan cahaya tampak yang difokuskan ke bagian
yang dikehendaki.
Demikian dengan instrumen yang lain yaitu, endoscope yang digunakan untuk
melihat bagian dalam rongga tubuh, cystoscope untuk mengamati blader, practoscope
untuk mengamati rectum, bronchoscope untuk mengamati udara yang lewat ke dalam
paru- paru. Beberapa endoscope adalah berupa tabung (pipa) dengan sumber cahaya
untuk illuminasi daerah yang diinginkan.
Dengan teknik fiber-optic dapat dibuat endoscope yang lentur untuk mendapatkan
informasi pada tempat-tempat yang jauh seperti intestine, untuk membuka atau
membuat kanal, untuk menempatkan sampel pada jaringan (biopsi), dan untuk
pengamatan mikroskopis lebih lanjut.
Karena cahaya membawa energi sehingga dapat mengakibatkan panas jika
diserap. Ini dimanfaatkan dalam endoscope. Pemanasan dapat dikurangi dengan
mengurangi cahaya infra-merah dari sumber cahaya dengan filter Infra-merah.
Transilluminasi adalah mentransmisikan cahaya pada jaringan tubuh dengan
memberi kilatan cahaya melalui jari-jari untuk melihat pijaran cahaya yang
dihasilkan. Pijaran utama adalah merah karena warna lain diserap oleh sel-sel darah
merah.

4. Sinar Ultraviolet.
Penerapan atau pemanfaatan sinar ultraviolet adalah untuk proses sterilisasi
makanan dimana kuman dan bakteri berbahaya di dalam makanan dapat dimatikan.

5. Sinar-X.
Sinar-X dikenal luas dalam dunia kedokteran sebagai sinar Rontgen. Dipakai
untuk memeriksa organ bagian dalam tubuh. Tulang yang retak di bagian dalam
tubuh dapat terlihat menggunakan sinar-X ini. Sinar-X berada pada rentang frekuensi
300x 10 GHz dan 50 x 10 GHz. Penemuan sinar-X dianggap sebagai salah satu
6 9

246
penemuan penting dalam fisika. Sinar-X ditemukan oleh ahli fisika Jerman bernama
Wilhelm Rontgen saat sedang mempelajari sinar katoda.
Cara untuk memproduksi sinar-X adalah melalui mekanisme yang disebut radiasi
perlambatan. Mekanisme ini yang ditempuh oleh Rontgen saat pertama kali
menghasilkan sinar-X. Dalam teori radiasi gelombang elektromagnetik diketahui
bahwa muatan listrik yang dipercepat atau diperlambat akan menghasilkan
gelombang elektromagnetik. Selain melalui radiasi perlambatan, sinar-X juga
dihasilkan dari proses transisi internal elektron di dalam atom atau molekul.

Gambar 3.2 Foto hasil penyinaran sinar-X

6. Sinar Gamma.
Sinar Gamma sering digunakan untuk membunuh organisme yang dikenal dengan
istilah irradiation. Sehingga dapat mengobati tipe kanker tertentu. Serangkaian Sinar
Gamma dipancarkan langsung pada sel yang terkena kanker untuk dimusnahkan.
Prosedur ini dikenal dengan istilah Gamma-Knife Surgery (pembedahan dengan pisau
gamma).

247
Gambar 3.3 Gamma-Knife Surgery

Jika Sinar Gamma mengenai molekul DNA dalam batas tertentu, sel tubuh akan
memperbaiki gen yang rusak. Proses perbaikan sel berhasil setelah paparan sinar
Gamma dengan dosis tinggi dilakukan. Sedangkan untuk paparan dosis rendah proses
perbaikannya lambat. Resikonya adalah kerontokan rambut, nausea atau mual, dan
menyebabkan kematian tanpa perawatan medis.
Selain itu,sinar gamma berfungsi untuk mensterilkan peralatan medis, Radiasi
pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti
Kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron
sampai pada kecepatan dan energi tinggi (sinar katode, sinar beta).
Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebabkan
kerusakan mekanik. Akan tetapi kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari mekanik
elektron akselerasi (yang dipercepat), keuntungan elektron yang dipercepat adalah
kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam. Aksi letal radiasi
pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan menghentikan reproduksi sebagai
hasil mutasi letal.
Mutasi ini disebabkan karena transformasi radiasi menjadi molekul penerima
pada sinar x. Menurut teori, Mutasi ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak
langsung, dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi tinggi
seperti hidrogen dan ion hidroksil. Sehingga menyebabkan perubahan energi pada

248
asam nukleat dan molekul lain sehingga hilangnya keberadaannya bagi metabolisme
molekul sel bakteri.

C. Perpindahan (Transfer) Panas


a. Konduksi (Conduction)
Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu objek yang lebih tinggi suhunya ke
objek lain yang suhunya lebih rendah melalui kontak langsung. Berdasarkan teori
kinetis di mana energy kinetis dihantarkan dari satu molekul ke molekul lain dengan
jalan benturan (tabrakan) sehingga terbentur panas. Berdasarkan teori ini misalkan
ada sebuah logam dengan T1 >T2 mengalir panas perdetik melalui luas penampang
dalam cm2.
Sebagian besar penghantar panas dalam tubuh berlangsung dengan proses
konduksi yang melalui sel dan cairan sel dan dibantu oleh sirkulasi cairan tersebut
dan darah. Pada proses konduksi partikel atau molekul yang membentuk zat
menghantarkan energi panas dari satu partikel ke partikel lain. Molekul dipandang
sebagai partikel kecil yang memiliki posisi sebanding dengan yang lain dalam suatu
zat. Energi panas diperoleh melalui konduksi yang dipasok oleh gerakan yang lebih
energik dari molekul yang terlibat.
Darah merupakan suatu zat yang disebut kondukor (Penghantar panas). Pada
situasi tempat konduksi berjalan mingkin memiliki suhu lebih tinggi dari lokasi lain
dan panas cenderung mengalir ke bawah sebagaimana mesinya, untuk memperbaiki
ketidakseimbangan tersebut, dari lokasi yang lebih panas menuju lokasi yang lebih
dingin, sampai kondisi seimbang tercapai. Konduktor yang baik akan menghantarkan
energy panas dengan cepat pula, sementara konduktor yang buruk sebaliknya.
Jika bagian tubuh menyentuh logam, misalnya tangan maka panas akan mengalir
dai tangan ke logam karena suhu pada tangan lebih tinggi. Panas kemudian akan
keluar dengan cepatdari tangan sehinggaangan akan terasa dingin. Situasi tersebut
dikatakan kedinginan dari logam, tapi logam berada dalam suhu ruang.
Kecenderungan logam terasa dingin sebenarnya hanya disebabkan oleh kenyataan
bahwa logam merupakan konduktor yang sangat baik. Hal tersebut berarti bahwa

249
molekul yang membentuk logam padat merupakan molekul yang dapat menyerap
energy panas dengan meningkatkan laju gerakan atau fibrasi setiap molekul disekitar
posisi tetapnya di dalam struktur logam tersebut lagipula energy yang dihasilkan
dapat dialirkan dengan cepat dari satu molekul ke molekul lain yang ada dalam logam
sehingga pengeluaran energy panas dari tangan berlangsung secara terus-menerus dan
bermakna.
Proses ini akan terus berlanjut sampai area yang menyentuh logam mencapai suhu
yang sama dengan logam, kenyataannya bahwa energy panas yang diserap logam saat
kontak dengan tangan akan dialirkan ke seluruh logam dengan cepat memperlihatkan
bahwa logam merupakan konduktor yang baik. Kayu yang merupakan konduktor
yang buruk tidak akan terasa sedingin itu. Dalam hal ini kayu tidak dapat bergetar
sekeras getaran molekul dalam logam. Dengan demikian kayu tidak dapat
mengalirkan energy panas demikian juga dengan gelas, air, dan asbes.
Tubuh melakukan hal sama dengan menggunakan lapisan lemak. Zat cair dapat
menghasilkan panas, tetapi kapasitasnya dalam menghantarkan panas dibatasi oleh
struktur molekulnya. Pada zat cair, molekul bergerak lebih bebas disbanding zat
padat, sehingga kontak antar molekul tidak sedekat yang terjadi pada zat padat karena
pengaturannya kurang terstruktur. Zat cair dapat menyerap panas dalam jumlah besar
tetapi tidak dapat menghantarkannya sebagaimana mestinya untuk dapat dikatakan
sebagai konduktor yang baik.

b. Konveksi (Convection)
Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada zat cair dan gas yang
diakibatkan perbedaan masa jenis zat. Pergerakan molekul akan mengakibatkan
perpindahan panas. Sebagai contoh jika penghangat ruangan dinyalakan maka udara
disekitar penghangat menjadi panas.keadaan ini menyebabkan molekul udara
memperoleh lebih banyak energy dan lebih sering membentur dinding wadah
sehingga tekanan yang dikeluarkan gas bertambah. Hal ini akan menyebabkan gas
yang panas itu memuai dan menjadi kurang padat dibandingkan udara dingin yang
bergerak diatasnya. Seiring pergerakan itu udara dingin akan menggantikan udara

250
yang telah dihangatkan sehingga membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut sebagai
arus konveksi.
Panas dihantarkan menjauhi permukaan ke dalam molekul udara terdekat yang
akan naik jika dihangatkan walau berlangsung secara konstan. Proses konveksi ini
sebenarnya tidak cukup efektif bagi seorang pasien yang suhunya naik. Namun jika
kita dapat mempercepat proses konveksi dan memindahkan molekul hangat keluar
dari tubuh dengan cepat sehingga molekul dingin dapat emnggantikan molekul panas,
maka kita akan memiliki metode efektif untuk mengatasi hipertermia. Inilah mengapa
jendela sering dibuka dan kipas dinyalakan. Pasien yang mandi air suam-suam kuku
dapat kehilangan panas akibat proses konveksi yang berlangsung dalam air begitu
panas dipindahkan ke dalam molekul air melalui konduksi.

c. Radiasi (Radiation)
Proses ini adalah perpindahan panas yang tidak tergantung pada apapun, misalnya
pergerakan molekul. Energy pancaran sinar inframerah merupakan suatu bentuk
panas yang di pancarkan melalui ruang dalam bentuk gelombang yang disebut
gelombang elektromagnetik.
Ada dua macam jenis radiasi:
1. Radiasi sinar infra merah
Radiasi sinar infra merah dikeluarkan oleh semua benda yang
mengandung panas termasuk tubuh kita. Namun kita kan terfokus pada sinar infra
merah yang mengenai tubuh kita. Kejadian ini sering disebut sebagi panas atau
radiasi termal Karen radiasi ini menghasilkan panas pada benda yang dikenainya.
Jika tubuh kita pada radiasi semacam ini baik dari sinar matahari maupun sumber
panas yang seperti lampu infra merah, heat stroke yang mengakibatkan luka bakar
serius dapat terjadi. Jika demikian panas dan luka bakar sangat erat kaitannya.
2. Radiasi sinar ultraviolet
Radiasi ultraviolet memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada
sinar yang terlihat yang justru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek

251
dari sinar infra merah. Sinar ultraviolet ini dipancarkan oleh tubuh yang sangat
panas.
Luka bakar matahari menyebabkan efek yang sama dengan agen lain yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan seperti panas atau dingin yang berlebihan.
Efek tersebut mencakup lepuhan,terkelupasnya lapisan kulit paling luar dan
penimbunan cairan. Kenyataanya luka bakar lebih banyak muncul dilingkungan
yang dingin seperti siang hari di pantai atau di lapangan bersalju, karena panas
matahari tidak disadari dan orang yang bersangkutan tidak mengetahui efek
ultraviolet pada kulit. Sinar tersebut tidak seperti sinar yang panas, mampu
menembus awan dan menyebabkan kerusakan kulit yang sudah kita kenal.
Peradangan yang ditimbulkan oleh luka bakar matahari dapat terjadi pada
beberapa orang yang memilki jenis kulit berlainan dalam bentuk penambahan
konsentrasi sebuah pigmen yaitu melanin. Peningkatan ini akan memperbesar
resiko perubahan warna atau terbakar dan peningkatan ketebalan korneum
(lapisan tanduk kulit) yang kemudian akan memberikan perlindungan yang sangat
kecil terhadap keadaan berikutnya, dan dapat menyebabkan kanker kulit.

d. Evaporasi (Evaporation)
Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Manusia
kehilangan sekitar 9x103 kalori/gram melalui penguapan paru-paru. Dengan latihan
yang berat atau lingkungan yang panas seseorang akan minum air 4 liter/jam.
Kehilangan panas melalui evaporasi dapat terjadi apabila:
a. Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara
b. Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga evaprasi dari keringat dapat
terjadi an padat menghilangakan panas dari tubuh, dan itu dapat terjadi apabila
temperature basah kering dibawah temperature kulit
c. Adanya gerakan angin
d. Adanya kelembaban

252
Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui
radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh,
tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan
ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh
aktual (yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan
antara produksi panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.

e. Penerapan terhadap kebidanan


a. Pemeliharaan suhu tubuh
Untuk melindungi tubuh kita menggunakan pakaian dan selimut yang
dapat menghangatkan kita dalam cuaca dingin. Pakaian dan selimut berperan
sebagai insulator, bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar
panas tetap berada dalam tubuh.
b. Penurunan suhu tubuh
Sebaliknya jika kita ingin membantu pasien mengeluarkan panas dalam
tubuhnya sehingga merasa dingin, kita perlu melepaskan semua lapisan
penghalang atau menempatkan pasien dalam air dingin atau hangat. Keluarnya
panas dari tubuh akan meningkat, panas keluar ke dalam molekul air, bukan ke
dalam molekul udara. Metode ini sering kali lebih efektif dibandingkan mengelap
pasien dan lebih mudah dilakukan pada anak yang sering kali terlalu aktif atau
kesal jika harus berbaring saat dikompres.
Jenis peralatan yang membantu pengelluaran panas mencakup matras
hipotermik dan selimut yang dibuat dengan bahan khusus penyerap panas atau
mengusapkan larutan alcohol dan air pada pasien. Larutan ini dapat menyerap
panas dan kemudian menguap dan digantikan oleh larutan baru yang dapat
menyerap lebih banyak panas lagi.
c. Penggunaan konduksi lokal
Pemanfaatan prinsip-prinsip konduksi dingin dan panas dapat diterapkan
pada area permukaan untuk menghasilkan efek pada lokasi tersebut bukan

253
perubahan suhu seluruh tubuh. Dingin dapat memfasilitasi pembekuan darah,
memperlambat gerakan cairan, dan menghambat peradangan, pembentukan
nanah, dan aktifitas mikroba pada tahap dini suatu infeksi. Panas yang diterapkan
secara local dapat memperbesar kecenderungan darah untuk mengalir,
pembesaran sirkulasi. Semua efek tersebut dapat memperlancar pengeluaran
produk sisa dan toksik, penghantaran nutrient dan pulihnya pembengkakan dalam
beberapa kondisi. Panas juga dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan,
meredakan ketegangan otot dan menangani hipotermia misalnya setelah
pembedahan.
d. Faktor-faktor pengingat
Pemanfaatan panas atau dingin harus dilakukan dengan sangat cermat
pada pasien lansia, pasien muda, tak sadar, mengalami sirkulasi, atau pasien yang
tidak dapat merespon sebagaimana mestinya. Pada beberapa situasi ada beberapa
kontradiksi mengenai pemanfaatan panas ini, yaitu:
a. Peradangan akut, pemanfaatan panas justru akan memperluas area yang
meradang
b. Trauma, pemanfaatan panas dapat memperbesar resiko pendarahan
c. Jika terdapat keganasan, pemanfaatan panas justru akan memfasilitasi
pertumbuhan dan penyebarannya
e. Penerapan Radiasi
Objek yang suram atau berwarna hitam merupakan radiator yang paling
baik untuk panas karena mampu mengeluarkan begitu banyak panas sebagai
radiasi dibandingkan dengan objek yang mengkilat atau berwarna putih. Lapisan
alumuniumfoil yang dikenakan oleh petugas ambulan memanfaatkan fakta bahwa
permukaan yang mengkilat dapat memantulkan panas yang kuat yang dapat
membantu mempertahankan panas tubuh pasien dan suhu tubuh pasien. Alat
pembawa bayi baru lahir memanfaatkan bahan insulasi bersilver untuk membantu
bayi mempertahankan panas tubuh.
1. Radiasi dengan Molekul Air (Radiolisis Air)

254
Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam proses radiolisis air akan
menghasilkan radikal bebas yang tidak stabil serta sangat reaktif dan toksik
terhadap molekul organik vital tubuh. Radikal bebas adalah suatu atom atau
molekul dengan sebuah electron yang tidak berpasangan pada orbital
terluarnya.
Keadaan ini menyebabkan radikal bebas menjadi tidak stabil, sangat
reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital. Radikal bebas yang
terbentuk dapat sering bereaksi menghasilkan suatu molekul biologic
peroksida yang lebih stabil sehingga berumur lebih lama. Molekul ini dapat
berdifusi lebih jauh dari tempat pembentukannya sehingga lebih besar
peluangnya dibandingkan radikal bebas untuk menimbulkan kerusakan
biokimiawi pada molekul biologi.
Secara alamiah kerusakan yang timbul akan mengalami proses perbaikan
secara enzimatis dalam kapasitas tertentu. Perubahan biokimia yang terjadi
yang berupa kerusakan pada molekul-molekul biologi penting tersebut
selanjutnya akan menimbulkan gangguan fungsi sel bila tidak mengalami
proses perbaikan secara tepat atau menyebabkan kematian sel. Perubahan
fungsi atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik dari
radiasi yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis sel lainnya.
2. Radiasi dengan DNA
Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan
struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa,
hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya
salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau putusnya kedua
untai DNA yang disebut double strand breaks.
Secara alamiah sel mempunyai kemampuan untuk melakukan proses
perbaikan terhadap kerusakan yang timbul dengan menggunakan beberapa
jenis enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat berlangsung terhadap
kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga struktur DNA kembali
seperti semual dan tidak menimbulkan perubahan struktur pada sel. Tetapi

255
dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagai mana mestinya
sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak sempurna
sehingga menghasilkan DNA yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi.
3. Radiasi dengan Kromosom.
Sebuah kromosom terdiri dari dua lengan yang dihubungkan satu sama
lain dengan suatu penyempitan yang disebut sentromer. Radiasi dapat
menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom yang
disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi
47 buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic.
Kerusakan struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom terjadi
secara acak dengan peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis
radiasi. Aberasi kromosom yang mungkin timbul adalah:
 fragmen asentrik, yaitu patahnya lengan kromososm yang tidak
mengandung sentromer
 kromosom cincin
 kromosom disentrik, yaitu kromosom yang memiliki dua sentromer
 translokasi, yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran fragmen dari dua
atau lebih kromosom.
Kromosom disentri yang spesifik terjadi akibat paparan radiasi sehingga
jenis aberasi ini biasa digunakan sebagai dosimeter biologic yang dapat
diamati pada sel darah limfosit, yang merupakan salah satu jenis sel darah
putih. Frekuensi terjadinya kelainan pada kromosom bergantung pada dosis,
energi dan jenis radiasi, laju dosis, dan lainnya.
4. Radiasi dengan Sel.
Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung
pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung
dengan baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan sel tidak terlalu parah,
maka sel bias kembali normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel tetap
hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan sel sangat parah
atau perbaikan tidak berlangsung dengan baik, maka sel akan mati. Sel yang

256
paling sensitive terhadap pengaruh radiasi adalah sel yang paling aktif
melakukan pembelahan dan tingkat differensiasi (perkembangan/ kematangan
sel) rendah. Sedangkan sel yang tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi
adalah sel dengan tingkat differensiasi yang tinggi.

Efek terhadap manusia


Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic
adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic
adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi
dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan
adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar
radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah
kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat
setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema
(memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut
terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda
merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan)
setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi
dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang
disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah
efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada sel.
a. Efek Deterministi (efek non stokastik)
Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang
mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat
dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila

257
dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul
beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan
meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi
bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang,
kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan
di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
b. Efek Stokastik Dosis
Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan
perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan
demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang
mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari
sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua
akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi
secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul
setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang
terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh
jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik,
maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga
timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel
tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari
bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi
jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan resiko
kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi,
namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.

f. Penguapan
Penguapan merupakan salah satu proses yang menyebabkan pengeluaran panas
selama bekeringat (diaphoresis). Agar proses tersebut dapat berlangsung molekul pada
zat memerluakan energy panas yang sangat besar. Energy panas tersebut kemudian
dimanifestasikan sebagai laju gerakan yang begitu besar dari molekul. Pada akhirnya

258
akan muncul yang di dalamnya molekul bergetar dengan sangat keras. Kerasnya getaran
tersebut menyebabkan molekul dapat mengalahkan daya tarik yang menahannya dalam
kesatuan dan akhirnya saling berpencar.

Faktor yang mempengaruhi penguapan:


1. Area permukaan.
Semakin luas area permukaan yang terlibat, semakin tinggi laju penguapan.
2. Suhu cairan
Cairan yang hangat lebih cepat menguap daripada cairan yang dingin. Namun
jumlah panas yang diserap oleh cairan hangat tidak sebesar panas yang diserap cairan
dingin. Dengan demikian cairan dingin lebih efektif dalam mendinginkan pasien.
Namun masalah yang muncul akibat pendinginan permukaan tubuh yang terlalu cepat
tidak boleh disepelekan.

3. Jenis cairan
Ada beberapa cairan yang dapat menguap dengan lebih cepat dibandingkan
dengan cairan lain. Contohnya: eter, bendin, dan alcohol. Karena cairan tersebut
sangat mudah terbakar.
4. Arus konveksi
Biasanya dengan memanfaatkan hembusan angina, pergerakan udara, atau kipas
angin.

Contoh Alat, Fungsi, dan Cara Kerjanya


Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu
sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan /stabil. Pada modifikasi manual-otomatis
inkubator bayi , terdapat sebuah boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan
bagian bawah). Boks bagian atas digunakan untuk meletakkan sensor, display sensor,
kontroler, rangkaian elektronik.

259
Sedangkan pada boks bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan
sekat, yang digunakan untuk meletakkan heater, tempat /wadah air dan kipas. Sensor yang
digunakan adalah sensor suhu (PT100) dan sensor kelembaban, dimana sensor suhu PT100
dan sensor kelembapan diletakkan di dalam boks tidur bayi (di luar boks kontrol). Pada
sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus sebagai driver
sensor yang digunakan untuk mengetahui serta memberikan setting suhu dan kelembaban
dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki.
Yang menjadi aktuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi sebagai
pemanas ruangan , sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara panas yang
dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi melalui selang.
Sebagai kontrolernya , digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A. Dimana PIC tersebut
juga berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol dengan komputer secara serial
supaya dapat memberikan tampilan serta dapat memberikan setting suhu sesuai dengan yang
dikehendaki melalui komputer.

Cara kerja alat incubator bayi:


Ketika power dinyalakan, actuator akan memiliki 2 kondisi. Aktuator dalam kondisi tidak
aktif bila kondisi suhu boks tidur bayi lebih besar dari suhu yang telah disetting. Sebaliknya,
aktuator dalam kondisi aktif bila kondisi suhu boks tidur bayi lebih kecil dari suhu yang telah
disetting. Sensor selalu aktif karena sensor akan mendeteksi suhu dan kelembapan boks tidur
bayi secara terus menerus.
Data dari sensor suhu langsung tertampil dalam display pada boks kontrol dan juga
tertampil di komputer. Dimana pada sistem ini digunakan kontrol PID yang diatur di dalam
TZN4S-14C sehingga setiap perubahan suhu yang terjadi dapat lebih presisi. Sedangkan
untuk kelembapannya hanya dapat diatur melalui drivernya saja, dan tidak dapat disetting
kelembapan ruangan melalui komputer.
Data suhu yang dideteksi oleh PT100 masuk ke dalam TZN4S-14C (driver sekaligus
display PT100). Output dari TZN4S-14C akan menjadi inputan sinyal bagi PIC. Pada
awalnya data input dari TZN4S-14C diterima oleh PIC melalui port RA0 berupa inputan

260
sinyal analog kemudian diubah menjadi sinyal digital oleh ADC yang langsung tersedia
didalam PIC sebelum data tersebut akan dapat ditampilkan melalui komputer.
Output dari PIC dikirim menuju komputer secara serial melalui RS-232 yang terhubung
dengan port serial komputer. Data yang diterima komputer diubah menjadi sebuah tampilan
suhu melalui program Visual Basic. Selain memberikan tampilan / display suhu yang sesuai
dengan tampilan pada TZN4S-14C , melalui program Visual Basic kita juga dapat
memberikan setting suhu boks bayi melalui komputer.

D. Biomekanika Dalam Praktik Kebidanan


1. Pengertian Mekanika

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik
yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu
dalam fisika. Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo
Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar
bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu
dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam
hukum-hukum gerak dan gravitasi.

2. Biomekanika

Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan ilmu
mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia. Chaffin, 1991secara
umum mendefinisikan biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan konsep fisika
dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya
yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari.

Kajian biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika yang
lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan
yang digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang
menyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yang menyebabkan
261
berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek
menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebut merupakan studi
kinematika.

Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem,
misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang
menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih
sulit untuk diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.

Ada 3 Hukum dasar biomekanika yaitu :

1) Hukum Newton pertama

Yaitu suatu benda akan tetap dalam posisi istirahat atau berada dalam keadaan
gerak yang sama kecuali jika diberi gaya yang dapat menghilangkan
keseimbangan.

Mendorong benda kecil dan besar Arah gerakan benda akan sama dengan arah
gaya yang diberikan sehingga gayadideskripsikan sebagai suatu vector yang
memiliki basar dan arah.Ide ini mungkin nampak sederhana tetapi sangat penting
jika kita melihat gaya-gayayang melawan gerakan suatu benda.

2) Hukum Newton Kedua Mengenai Gerakan

Hukum ini menyatakan bahwa percepatan suatu benda (seberapa cepat


kecepatannya bertambah) adalah sebanding dengan gaya yang diberikan
kepadanya. Hal ini dapat dirangkum dengan persamaan berikut:

Gaya = massa x percepatan .

Suatu gaya sebesar 1 Newton yang diberikan pada benda bermassa 1 kg akan
memberikan percepatan 1 m/s (msˉ¹). Mendorong brankar Bayangkan dimana
anda harus mendorong  troli atau tempat tidur. Pada awal gerakanakan terjadi

262
percepatan. Normalnya, benda digerakkan dengan kecepatan yang konstan
sehingga tidak lagi bertambah cepat dan gaya yang diberikan lebih sedikit. Untuk
menggerakan suatu benda kita harus mengatasi inersia benda tesebut. Jika inersia
sudah dilampaui, maka gaya yang diperlukan untuk menjaganya tetap bergerak
akan lebih sedikit.

3) Hukum Newton Ketiga Mengenai Gerakan

Hukum ketiga ini menyatakan bahwa ‘untuk setiap aksi terdapat reaksi
sebaliknya yangsetara dan berlawanan arah’ dan hal ini membantu menjelaskan
ide keseimbangan gaya yangtelah disebutkan.Gambar 1.5 Pasien berbaring di
tempat tidur Pasien yang berbaring di atas tempat tidur, kita menyadari bahwa
tempat tidur menyokong pasien. Tanpa tempat tidur, pasien akan jatuh ke lantai

Penerapan Analisa Gaya dalamTerapan Kesehatan

Traksi dalam Praktik Klinik adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah
untuk menangani fraktur, dislokasi  atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki
deformitas dan mempercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal
dan traksi kulit,dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.

Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang
berlawananyang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum
ketiga.

263
Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan tali splint, dan
berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yangdimasukkan
kedalam tulang sebagai traksi skeletal.

Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban
traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui
tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan
mudah rusak akibat pin tulang.Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang
memerlukan reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan
beban 5 kg.

Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi
vaskuler, oedem distal,serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Traksi tulang dilakukan
pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk
penggunaan jangka waktu lama.Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu
misalnya dengan memposisikantungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.

TES FORMATIF
1. Apa yang dimaksud dengan Ultrasonik?
2. Apa saja manfaat gelombang ultrasonik?
3. Sebutkan apa saja gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan?
4. Sebutkan perpindahan panas?
5. Apa yang dimaksud dengan Mekanika?

264
KUNCI JAWABAN
1. Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa
didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz.
2. - Mengukur kedalaman laut

- Memeriksa bagian dalam tubuh

- Kaca mata orang buta

- Memeriksa kerusakan logam

3. - Gelombang Mikro (Microwave)

- Sinar inframerah

265
- Cahaya atau sinar tampak

- Sinar ultraviolet

- Sinar X

- Sinar Gamma
4. - Konduksi
- Konveksi
- Radiasi
- Evaporasi
5. Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik
yang disebut gaya.

BAB VI
MIKRBIOLOGI KESEHATAN

A. Pengertian dan Sejarah Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan
menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk melihatnya.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri 3 suku kata, yaitu: Mikros : Kecil,
Bios : Hidup, Logos : Ilmu.

Dalam mikrobiologi kedokteran dipelajari mikroorganisme yang ada kaitannya


dengan penyakit (infeksi).

266
Sejarah Mikrobiologi

Penyakit infeksi sebenernya dikenal sejak zaman dahulu. Manusia purba


menganggap bahwa penyakit infeksi merupakan ssuatu kutukan para dewa atas dosa-dosa
manusia sehingga untuk menyembuhkan penyakit tersebut dilakukan pengorbanan-
pengorbanan. Kemudian muncul Hipocrates dengan anggapan bahwa penyebab infeksi
terdiri dari dua faktor,yaitu faktor Intrinsik yang terdapat dalam tubuh penderita dan
faktor Ekstrinsik yang terdapat di luar tubuh penderita. Sehingga muncullah teori:

1. Generatio Spontanea yang menyatakan bahwa mahluk hidup dapat timbul dari
benda-benda mati.
2. Anton Van Leeuwenhoek, dia melihat mahluk-mahluk kecil dalam berbagai
cairan dengan mempergunakan mikroskop, mahluk kecil inilah yang sekarang kita
kenal sebagai kuman.

3. Louis Pasteur(1860), dia memanfaatkan penemuan Leeuwenhoek dan


membutikan ketidakbenaran teori penemuan Generatio Spontanea. Dia melakukan
percobaan dengan memanaskan kaldu di dalam suatu labu balon dengan tujuan
mematikan jasad-jasad renik yang terdapat di dalamnya. Ternyata setelah
didiamkan beberapa waktu,kaldu tersebut menjadi keruh. Percobaan ke-dua
serupa dengan percobaan yang terdahulu, tetapi dengan menggunakan labu balon
berleher panjang yang bagian tengahnya berbentuk huruf “U” yang terisi cairan
sehingga udara luar tidak berhubungan dengan kaldu.

Dengan percobaan ini terbukti bahwa kaldu dalam percobaan ini tetap
jernih,tetapi akan menjadi keruh apabila cairan di dalam labu berhubungan
dengan udara. Kesimpulan percobaan ini adalah bahwa kekeruhan kaldu tersebut
terjadi akibat pertumbuhan mikroba yang terdapat di dalam udara.

267
4. Lister, seorang ahli bedah yang telah melakukan tindakan-tindakan aseptik pada
waktu pembedahan dengan menggunakan desinfektan yang dapat mematikan
mikroba-mikroba yang terdapat di dalm udara.
5. Robert Koch (1876), mengadakan penelitian terhadap kuman Anthrax dalam
bentuk Pure Culture atau biakan murni dengan bantuan media perbenihan kuman,
dan berhasil membuktikan bahwa kuman – kuman dapat diisolasikan yang dapat
menimbulkan penyakit yang sama jika disuntikkan ke hewan percobaan yang
peka.

6. Pada tahun 1900 semua jenis kuman penyebab berbagai penyakit telah ditemukan,
Pada tahun 1929 Alaxander Fleming dilanjutkan oleh Florey dan Chain (1940)
untuk mempergunakannya dalam pengobatan. Penemuan Penisilin kemudian
disusul penemuan-penemuan antibiotika lainnya yang jumlahnya sangat banyak.

B. Aplikasi Mikrobiologi dalam Kehidupan Manusia

Mikroba memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena mikroba


memberikan keuntungan sekaligus kerugian bagi manusia. Mikroba yang
menguntungkan memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan produknya
sekaligus. Sementara itu mikroba yang merugikan dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman, hewan ternak, bahkan manusia itu sendiri.

Untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh mikroba, maka manusia


menerapkan berbagai teknologi untuk mengendalikan populasi mikroba itu. Pengendalian
dilakukan secara kimiawi, fisikawi, mekanis dan sebagainya.

Aplikasi Mikrobiologi dalam Kesehatan

Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi
kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran
dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan
268
penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak
manfaat yang dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan
mikroorganisme dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, saperti bidang
pertanian, kesehatan, dan lingkungan.
Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan
antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain.
Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri.
Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat
untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang
pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika
penisilin.
Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat
berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang
kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran
pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran pencernaan.

Penerapan Mikrobiologi dalam Kebidanan

Edward Jenner (1749-1823) melihat bahwa seorang pemerah susu sapi yang
mendapatkan infeksi cacar sapi (cowpox) ternyata kebal terhadap penyakit cacar. Ia
kemudian menyusun suatu konsep tentang Vaksinasi dan berhasil membangkitkan atau
menimbulkan kekebalan terhadap cacar dengan jalan memvaksinisanya memakai cacar
sapi,kemudian konsep ini di ikuti oleh Pasteur untuk membuat vaksin terhadap penyakit.

Selain bidang kekebalan (imun) juga telah dilakukan percobaan-percobaan dengan


bahan-bahan kimia untuk mengobati suatu infeksi. Vaksinasi berhubungan dengan imunisasi
yang erat kaitannya dangan kebidanan.

Dan manfaat yang sangat nyata digunakan dalam bidang kesehatan adalah pembuatan
vaksin dari maikroorganisme,yang digunakan dalam imunisasa namun saat ini banyak
orangtua yang enggan melakukankan imunisasi karena berbagai informasi yang beredar di

269
masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi, misalnya vaksinasi MMR
menyebabkan autisme, beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma kematian bayi mendadak
(sudden infant death syndrome), kadar thimerosal (zat pengawet) yang terdapat dalam vaksin
begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri, dan lain sebagainya. Informasi-
informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi-bayi yang mendapatkan
imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi kembali meningkat.
Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti-bukti ilmiah, hanya berupa
dugaan belaka. Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara
langsung kejadian-kejadian tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu, berbagai
teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih aman dan tidak
menimbulkan efek samping.
Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia selalu ada
risikonya namun janganlah hanya mengkhawatirkankan risiko yang mungkin terjadi dari
suatu tindakan yang akan dilakukan tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat.
Jelas-jelas manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi.
Ternyata, begitu banyak manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi. Imunisasi
merupakan tanda cinta dan perwujudan rasa tanggung jawab untuk melindungi anak. Karena
itu, tidak ada lagi keragu-raguan untuk tidak memberikan imunisasi. Imunisasi tidak hanya
melindungi individu dari serangan penyakit, tapi juga melindungi komunitas! Untuk itu
ajaklah anak tetangga, anak tukang kebun, anak pak hansip, dan semua anak-anak yang
belum mendapatkan vaksinasi untuk segera melakukan imunisasi.
Begitu juga dengan cara kelahiran bayi. Penelitian telah membuktikan bayi yang lahir
melalui bedah Caesar memiliki indikasi kekebalan tubuh yang lebih rendah daripada bayi
yang lahir secara normal. Meski begitu, jika kelahiran secara bedah Caesar tidak dapat
dihindarkan, kekebalan tubuh bayi dapat didongkrak dengan beberapa cara, misalnya dengan
memberikan probiotik. Probiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan berfungsi
sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Probiotik salah satunya
terdapat pada air susu ibu (ASI).

270
Mengapa bayi yang lahir secara normal memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik
daripada bayi yang lahir melalui bedah Caesar? Pada persalinan normal, bayi akan
mengalami kontak dengan bakteri dari flora ibu, yakni dari feses atau jalan lahir (vagina) ibu.
Bakteri tersebut bersifat ‘baik’ dan dapat membantu mempercepat tumbuhnya mikroflora
usus pada bayi. Mikroflora ini merupakan salah satu komponen yang berfungsi
meningkatkan daya tahan tubuh.
Sementara itu bayi yang lahir melalui bedah Caesar tidak memiliki kesempatan kontak
dengan bakteri baik tadi. Yang ada malah tingginya pertumbuhan bakteri merugikan seperti
E. Coli dan Clostridium. Kondisi ini mengakibatkan daya tahan tubuh bayi yang lahir secara
bedah Caesar tidak sebaik bayi yang dilahirkan secara normal sehingga mereka lebih berisiko
terhadap infeksi saluran pencernaan dan penyakit alergi.
Telah diketahui bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. Sangat dianjurkan untuk
memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri
menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan bayi untuk membentuk mikroflora usus yang
penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana jika
ASI tidak dapat diberikan karena berbagai alasan Pada bayi yang tidak mendapatkan ASI,
ada dua hal yang bisa dilakukan. Cara yang pertama adalah memberikan makanan yang
tinggi laktosa, rendah phosphat, dan rendah protein. Ibu dapat bertanya ke dokter anak
mengenai jenis diet ini. Diet ini akan membentuk kondisi optimal yang memungkinkan
bakteri baik dapat tumbuh secara alami. Cara yang kedua adalah tentu saja memberikan
asupan nutrisi atau suplemen yang mengandung probiotik bagi bayi. Probiotik dapat
membantu pori-pori usus bayi menutup karena bayi yang lahir secara bedah Caesar memiliki
pori-pori usus yang lebih besar, sehingga bisa mencegah masuknya bakteri merugikan.
Akibatnya, ketahanan tubuh bayi dapat ditingkatkan.
Asupan probiotik dapat mengurangi kejadian diare dan alergi pada bayi. Maka asupan
nutrisi yang mengandung probiotik sangat dianjurkan untuk bayi yang kurang beruntung
tidak dapat dilahirkan melalui persalinan normal dan tidak mendapat ASI, yang akibatnya
tidak memiliki kesempatan membentuk sistem kekebalan tubuh yang bisa diperoleh akibat
kontak dengan bakteri baik dari flora ibu.

271
TES FORMATIF
1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi?
2. Siapa yang menemukan jamur penicillium pertama kali?
3. Mengapa bayi yang lahir secara normal memiliki kekebalan tubu yang lebih baik
daropada bayi yang lahir melalui bedah Caesar?

272
KUNCI JAWABAN
1. Mikrobiologi adalah suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan
menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk melihatnya.
2. Alexander fleming (1928)
3. Karena pada persalinan normal, bayi akan mengalami kontak dengan bakteri dari flora
ibu, yakni dari feses atau jalan lahir (vagina) ibu. Bakteri tersebut bersifat ‘baik’ dan
dapat membantu mempercepat tumbuhnya mikroflora usus pada bayi. Mikroflora ini
merupakan salah satu komponen yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.

273
DAFTAR PUSTAKA

Bonang, 1995 mikrobiologi untuk profesi kesehatan

Brooker, 1995, Mikrobiologi untuk profesi kesehatan

Brooker, 2003, Mikrobiologi terapan untuk pesawat

Bulun, S.E. and Adashi, E.Y. 2002. The Physiology and Pathology of the Female
Reproductive Axis. In: Larsen, Kronenberg, Melmed, Polonsky. Williams Textbook of
Endocrinology. 10th. Ed. Philadelphia: Saunders
274
Cunningham F. G, Leveno K.J, Bloom S.L, 2010, Williams Obstetrics, 23th Ed. New York:
Mc. Graw-Hill Companies Inc

Fraser, D.M, dan Cooper, M.A., 2009, Myles Buku Ajar Bidan (Myles Textbook for
Midwives), Edisi XIV, ALih bahasa: Sri Rahyu, dkk., Jakarta: EGC.

Gabriel, S (1995), Fisika Kesehatan, EGC Jakarta.

Gabriel, 1996 Fisika Kedokteran

Guyton, AC (1995), Fisiologi Kedokteran (bagian 2) Edisi 5, Penerbit : EGC


Martini F.H et.al (2001). Fundamentals of Anatomy and Physiology 5 th edition, Prentice
Hall, New Jersey.

Murray RK, et all (2009). Harper’s Bio Chemistry. Ed 24 EGC, Jakarta.

Pearce, EC (2008). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta.


Poedjiadi, 2009, Dasar-dasar biokimia

Sadler, T.W. 2004 Langman’s Medical Embryology. Philadelphia : Lippincot Williams &
Wilkins, p : 18-24

Suryo, 2001, Genetika, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Syamsuri 1, 2007, Biologi, Jakarta Erlangga

Varney. H. Kriebs, J.M. Gegor, C.L 2004, 2004. Varney’s Midwifery, Fourth Edition,
LondonJones and Bartlett Publishers

Veralls,S. 2006. Anatomi Fisiologi Terapan, Jakarta


Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pawirohardjo, Jakarta

275

Anda mungkin juga menyukai