Era Digitalisasi pada Industri 4.0 di Indonesia saat ini dihadapkan pada
tantangan hadirnya permintaan dan penawaran talenta digital dalam mendukung
perkembangan ekosistem industri teknologi. Tantangan tersebut perlu dihadapi
salah satunya melalui kegiatan inovasi dan inisiasi dari berbagai pihak dalam
memajukan talenta digital Indonesia, baik dari pemerintah maupun mitra kerja
pemerintah yang dapat menyiapkan angkatan kerja muda sebagai talenta digital
Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia sejak tahun 2018, telah menginisiasi Program
Digital Talent Scholarship dan sampai saat ini telah berhasil menganugerahkan
kepada 240.000 penerima pelatihan di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Program Digital Talent Scholarship ini ditujukan untuk memberikan pelatihan dan
sertifikasi tema-tema bidang teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan
menjadi bagian untuk memenuhi permintaan dan penawaran talenta digital
Indonesia.
Program DTS 2022 secara garis besar dibagi menjadi Delapan akademi, yaitu:
Fresh Graduate Academy (FGA), merupakan program pelatihan peningkatan
kompetensi bidang TIK yang bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan yang
belum atau tidak sedang bekerja agar memiliki kompetensi profesional; Vocational
School Graduate Academy (VSGA), merupakan program pelatihan dan sertifikasi
berbasis kompetensi nasional yang ditujukan bagi lulusan SMK/sederajat serta
Diploma 3 dan 4 yang belum bekerja dan memiliki latar belakang pendidikan sesuai
dengan skema pelatihan masing-masing; Thematic Academy (TA), merupakan
program pelatihan multisektor bagi pengembangan sumberdaya manusia yang
ditujukan kepada peserta pelatihan dari jenjang dan multidisiplin yang berbeda;
Professional Academy (PROA), merupakan program pelatihan untuk meningkatkan
kapabilitas tenaga kerja terampil di bidang TIK yang sesuai dengan kebutuhan
industri; Government Transformation Academy (GTA), merupakan program
pelatihan bertujuan meningkatkan kompetensi ASN dalam mendukung akselerasi
transformasi digital di Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah (K/L/D); Digital
Entrepreneurship Academy (DEA), merupakan program pelatihan pengembangan
sumberdaya manusia yang ditujukan kepada talenta digital di bidang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM); Digital Leadership Academy (DLA), merupakan
pelatihan dengan tujuan meningkatkan kapasitas pemimpin dalam menginisiasi dan
mendorong perubahan menuju transformasi digital melalui upaya merumuskan
kebijakan kolaboratif yang mendorong sinergitas dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan industri digital sehingga meningkatkan daya saing
ekonomi digital Indonesia; Talent Scouting Academy (TSA) merupakan pelatihan
yang bertujuan untuk peningkatan kompetensi dan pemberian kesempatan
sertifikasi global bagi mahasiswa tingkat akhir yang terseleksi.
Selamat mengikuti Pelatihan Digital Talent Scholarship, mari persiapkan diri kita
menjadi talenta digital Indonesia.
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu memahami, dan menerapkan
tentang cara memproduksi konten video.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Pelatihan Video Content
Creator adalah untuk membantu peserta latih dalam bidang produksi konten video dengan cara
melatih workflow produksi konten untuk tema umum dan tema khusus pada sektor pariwisata,
melatih instalasi perangkat dan aplikasi untuk produksi konten video, melatih persiapan setting
video, melatih pengoperasian kamera smartphone, melatih teknik videografi, melatih cara
berbicara yang baik di depan kamera, serta melatih cara menghindari kesalahan saat produksi
video.
Latar Belakang
Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan dalam produksi konten video.
Adapun penilaian dilakukan dengan menggabungkan serangkaian metode untuk menilai
kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung penting. Penilaian dilakukan dengan
mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dan dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK),
ruang simulasi atau workshop dengan cara:
● Kehadiran dan Keaktifan Live Session
● Tugas Praktik Harian Individu
● Tugas Akhir / Final Project Individu
● Tugas Akhir / Final Project Persembahan Kelompok
Deskripsi Pelatihan
Materi ini berisi penjelasan tentang workflow produksi konten, pemahaman persiapan, dan
instalasi perangkat serta aplikasi untuk produksi konten video, setting video, pengoperasian
kamera smartphone, teknik videografi, cara berbicara di depan kamera, serta kesalahan saat
produksi video.
Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini, peserta latih diharapkan mampu memproduksi konten
video melalui smartphone dengan cara yang yang efektif, dan menghasilkan kualitas video
yang baik.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Pelatihan Video Content
Creator yaitu diharapkan peserta memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Workflow produksi konten untuk tema umum dan tema khusus pada sektor pariwisata.
2. Melakukan persiapan dan instalasi perangkat serta aplikasi untuk produksi konten video.
3. Melakukan persiapan setting video (lokasi, pemain, peralatan wardrobe, dan lain-lain).
4. Mengoperasikan kamera smartphone.
5. Teknik videografi (penempatan dan pergerakan kamera, pencahayaan, modifikasi objek,
tipe ukuran shot, teknik komposisi video).
6. Cara berbicara yang baik di depan kamera.
7. Menghindari kesalahan saat produksi video (shooting).
Kompetensi Dasar
1. Mampu melakukan workflow produksi konten untuk tema umum dan tema khusus pada
sektor pariwisata.
2. Mampu melakukan persiapan dan instalasi perangkat serta aplikasi untuk produksi
konten video.
3. Mampu melakukan persiapan setting video (lokasi, pemain, peralatan wardrobe, dan lain-
lain).
4. Mampu mengoperasikan kamera smartphone.
5. Mampu melakukan teknik videografi (penempatan dan pergerakan kamera, pencahayaan,
modifikasi objek, tipe ukuran shot, teknik komposisi video).
6. Mampu melakukan cara berbicara yang baik di depan kamera.
7. Mampu menghindari kesalahan saat produksi video (shooting).
1. Dapat melakukan workflow produksi konten untuk tema umum dan tema khusus pada
sektor pariwisata.
2. Dapat melakukan persiapan dan instalasi perangkat serta aplikasi untuk produksi konten
video.
3. Dapat melakukan persiapan setting video (lokasi, pemain, peralatan wardrobe, dan lain-
lain).
4. Dapat mengoperasikan kamera smartphone.
5. Dapat melakukan teknik videografi (penempatan dan pergerakan kamera, pencahayaan,
modifikasi objek, tipe ukuran shot, teknik komposisi video).
6. Dapat melakukan cara berbicara yang baik di depan kamera.
7. Dapat menghindari kesalahan saat produksi video (shooting).
INFORMASI PELATIHAN
INFORMASI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
1. Workflow produksi konten untuk tema umum dan tema khusus pada sektor pariwisata.
2. Melakukan persiapan dan instalasi perangkat serta aplikasi untuk produksi konten video.
3. Melakukan persiapan setting video (lokasi, pemain, peralatan wardrobe, dan lain-lain).
4. Mengoperasikan kamera smartphone.
5. Teknik videografi (penempatan dan pergerakan kamera, pencahayaan, modifikasi objek, tipe ukuran
shot, teknik komposisi video).
6. Cara berbicara yang baik di depan kamera.
7. Kesalahan saat produksi video (shooting).
WORKFLOW PRODUKSI KONTEN UNTUK TEMA UMUM DAN TEMA
3.1 KHUSUS PADA SEKTOR PARIWISATA
Setelah melalui tahap pre-production, kini kamu akan masuk ke tahap production.
Tahap Production merupakan tahap dimana kamu akan memproduksi konten
videomu setelah melalui berbagai perencanaan. Berikut adalah Workflow (Alur Kerja)
Produksi Konten untuk Tema Umum dan Tema Khusus pada Sektor Pariwisata:
1) BRIEFING
Sebelum memproduksi konten, kamu hendaknya melakukan briefing dengan tim yang
terlibat atau diri sendiri tentang rincian produksi konten melalui cara me-review ¬apa
yang sudah direncanakan di tahap pre-production.
2) SETUP LOGISTIC
Pada tahap ini, kamu akan melakukan instalasi dan penempatan logistik yang
dibutuhkan saat proses shooting berlangsung, seperti kamera smartphone yang kamu
gunakan, tripod, gorilla pod, lighting, peralatan audio, baterai, charger, kartu memori
cadangan, grip, dan kostum.
3) CAST PREPARATION
Pada tahap ini, apabila kamu sebagai cast / tokoh pemeran, kamu dapat
mempersiapkan apa yang mau diucapkan (Melihat dari Script) dan apa yang mau
dilakukan saat proses shooting konten. Di tahap ini, kamu dapat Latihan, Latihan, dan
Latihan agar dapat meminimalisir kesalahan dan meningkatkan efisiensi waktu pada
saat proses shooting berlangsung. Kamu perlu mengetahui apakah kamu akan
melibatkan orang lain atau kamu sendiri yang berada di dalam konten. Jika di dalam
konten terdapat orang lain, maka kamu dan rekanmu perlu persiapan produksi
konten dan berlatih bersama.
4) SHOOTING
Pada tahap ini, kamu melakukan proses perekaman file mentah video & audio konten.
Kamu dapat menerapkan Teknik Videografi seperti teknik pergerakan kamera, teknik
ukuran shot, teknik pencahayaan, dan teknik lainnya yang akan dibahas secara rinci di
sub bab khusus “Teknik Videografi” pada modul ini.
5) CONTROLLING
Pada tahap ini, kamu dapat melakukan pengawasan pada saat produksi konten dan
mengecek hasil shooting kontenmu. Kamu dapat mengontrol apakah produksi konten
sudah berjalan dengan semestinya tanpa adanya hambatan. Lalu, kamu perlu
mengecek kembali hasil shooting videonya apakah menghasilkan kualitas video &
audio yang baik, dan pengambilan frame video sesuai rencana.
6) BACKUP
Pada tahap ini, kamu akan melakukan back up hasil produksi konten. Kamu dapat
mencadangkan file video & audio hasil shooting ke device lain dan/atau alat
penyimpanan (USB, External Harddisk) supaya tidak terjadi kehilangan softfile video
atau pun audio apabila smartphone yang digunakan saat shooting bermasalah.
7) EVALUATION
Setelah kamu memproduksi suatu konten video, ada baiknya kamu melakukan tahap
evaluasi. Pada tahap ini, kamu menilai kembali terkait berjalannya produksi konten
apakah terdapat kendala pada saat produksi atau strategi peningkatan kualitas hasil
produksi konten (Improvement) agar kedepannya tidak melakukan kesalahan yang
sama dan hasil videonya dapat lebih baik.
Berikut adalah Workflow Produksi Konten untuk Tema Khusus pada Sektor Pariwisata:
1) BRIEFING
2) SETUP LOGISTIC
Pada tahap ini, kamu akan melakukan instalasi dan penempatan logistik yang
dibutuhkan saat proses shooting konten wisata. Misalnya, untuk alternatif kamera
buat konten sektor pariwisata, kamu dapat menggunakan Action Camera. Selanjutnya,
kamu dapat menyesuaikan logistik dengan tipe lokasi shooting wisata antara lain:
• INDOOR WISATA:
Misalnya, kamu perlu menyiapkan logistik apabila berada dalam kondisi gelap seperti
Video Light yang menggunakan baterai;
• OUTDOOR WISATA:
Misalnya, kamu perlu menyiapkan logistik apabila terjadi hujan seperti pelindung
kamera; Saat di outdoor wisata, kamu juga dapat menggunakan lensa tele atau lensa
wide khusus Smartphone, atau dapat menggunakan gimbal / stabilizer Smartphone.
3) CAST PREPARATION
Pada tahap ini, kamu dapat mempersiapkan dan berlatih apa yang mau diucapkan
(Melihat dari Script) maupun apa yang mau dilakukan saat proses shooting konten
pariwisata. Di tahap ini, kamu dapat melakukan simulasi shooting langsung di lokasi
wisata terlebih dahulu.
4) SHOOTING
Pada tahap ini, kamu melakukan proses perekaman konten video pariwisata. Kamu
dapat menerapkan berbagai Teknik Videografi yang sesuai dengan kebutuhan
kontenmu agar hasil videonya lebih variatif. Jadi, di tahap ini kamu mengumpulkan
Footage (Bahan Mentah Video). Berikut adalah 2 Jenis Footage:
A-ROLL:
Footage utama. Contoh: Video Content Creator sedang berbagi informasi tentang
Candi Borobudur.
B-ROLL:
Footage pendukung / sekunder yang menguatkan informasi pada Footage utama.
Kamu dapat mengambil B-Roll Footage yang berisi:
• Nama wisata,
• Human interest wisata (aktivitas pengunjung atau orang lokal wisata),
• Objek umum wisata,
• Objek unik wisata,
• Flora atau fauna wisata,
• Kuliner wisata,
• Transportasi wisata,
• Langit wisata,
• Acara wisata,
• Cinderamata wisata,
• Dan/atau komponen pendukung konten utama lainnya.
Contoh: Video yang terfokus pada objek wisata Candi Borobudur.
5) CONTROLLING
Pada tahap ini, kamu dapat mengecek kembali hasil shooting videonya apakah sudah
menghasilkan kualitas video & audio yang baik dan pengambilan frame video sesuai
rencana. Contoh kasusnya adalah ketika shooting video pada bagian nama wisata,
ternyata terdapat hurufnya yang terpotong. Hal ini membuktikan bahwa kamu
penting melakukan kontrol pada saat proses shooting kontenmu.
6) BACKUP
Pada tahap ini, kamu akan melakukan back up hasil produksi konten pariwisata. Kamu
dapat mencadangkan file video & audio hasil shooting ke device lain dan/atau alat
penyimpanan (USB, External Harddisk). Dari sisi logistik pendukung, kamu bisa
mengisi baterai full pada laptop, HP, dan Powerbank kamu sebelum menuju ke tempat
wisata sebagai tindakan antisipasi tidak ada colokkan listrik di lokasi wisata. Jadi,
kamu tetap dapat melakukan back up data produksi kontenmu walaupun listrik tidak
ada.
7) EVALUATION
Setelah kamu memproduksi suatu konten video pariwisata, jangan lupa untuk selalu
melakukan evaluasi. Akhirnya, hasil konten video dan skill produksi konten kamu
semakin meningkat seiring waktunya.
#WONDERFULINDONESIA #DIINDONESIAAJA
MELAKUKAN PERSIAPAN DAN INSTALASI PERANGKAT SERTA
3.2 APLIKASI UNTUK PRODUKSI KONTEN VIDEO
Hai Creators! Sebelum melakukan proses shooting video, kamu perlu mempersiapkan
perangkat dan aplikasi videografi yang dibutuhkan terlebih dahulu. Adapun perangkat
yang perlu disiapkan antara lain:
2) MODEM INTERNET
- Cinema FV-5
- Camera MX
- FiLMiC Pro
3) TRIPOD
5) LIGHTING (LAMPU)
6) AUDIO MIC
Setelah kamu sudah menyiapkan dan instalasi perangkat serta aplikasi videografi HP,
kamu perlu melakukan setting video yang sesuai dengan apa yang sudah kamu
rencanakan dalam tahap perencanaan konten video. Berikut adalah poin-poin yang
perlu kamu setting untuk kebutuhan videomu:
CREW:
- Apakah ada orang yang membantumu saat shooting?
- Bila ada, apa role atau tugas dia? (Videografer, Soundman, atau apa)
CAST (PEMAIN):
- Posisi Tubuh Tokoh: mau posisinya berada dimana, dan apakah posisinya berdiri
atau duduk.
- Kontak Mata Tokoh: mau mengarah kemana matanya.
- Air Muka (Ekspresi Wajah) Tokoh
- Gerakan Isyarat (Bila perlu)
- Gerakan Tubuh: Kamu bisa memastikan gerakan tubuh dari tokoh tidak mengganggu
hasil videonya.
- Make Up (Bila perlu): Untuk menampilkan tampilan wajah yang tidak kusam.
ART:
Memperhatikan dari segi keseluruhan estetika video.
WARDROBE (KOSTUM):
- Pemilihan pakaian yang akan digunakan oleh tokoh di dalam video.
- Kamu perlu memperhatikan apakah bahan pakaian yang digunakan oleh tokoh akan
berubah tone atau warna kalau terkena cahaya.
- Kamu bisa menghindari bahan pakaian yang mengkilap, mudah kusut, dan mudah
luntur.
LOKASI:
- Kamu mau shooting dimana secara spesifik. Kamu bisa melakukan foto spotnya agar
tidak mudah lupa dan sesuai dengan perencanaan awal.
PROPERTI:
- Properti/Atribut apa yang mau digunakan dalam video, seperti meja, kursi, layar
monitor, dan sebagainya.
3.4 MENGOPERASIKAN KAMERA SMARTPHONE
Setiap merek dan tipe Smartphone dapat memiliki spesifikasi kamera yang
berbeda-beda, seperti sensor dan lensa kameranya. Sebagai contohnya, terdapat
kamera smartphone yang dapat menghasilkan video dengan baik walaupun sedang
dalam kondisi gelap.
Kamu dapat men-setting kamera smartphone sesuai dengan output konten yang kamu
ingin hasilkan dan media digital yang ingin dituju. Kamu dapat mengatur hal-hal
berikut ini:
- Video Ratio: 4:3 / 16:9 / 9:16 / 1:1;
- Video Resolution: HD / FHD / QHD / UHD or 4K;
- Serta fitur-fitur lain yang terdapat di tab Camera Settings smartphone kamu.
Contohnya adalah kamu dapat menggunakan aspek rasio video 9:16 untuk output
konten di Instagram Story.
3. MEMILIH MODE DAN EFEK KAMERA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN KONTEN
Setiap smartphone memiliki pilihan maupun penamaan mode dan efek kamera yang
berbeda-beda. Kamu perlu menyesuaikan kembali dengan smartphone kamu ya.
Berikut adalah pilihan umum mode dan efek kamera smartphone:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan video dengan kamera
smartphone, mulai dari teknik penempatan posisi kamera, pergerakan kamera
(Camera Movements), pencahayaan, hingga teknik modifikasi objek, tipe ukuran shot,
hingga teknik komposisi video. Yuk, kita bahas teknik-teknik videografi tersebut ya
agar videomu semakin amazing, Creators!
BIRD EYE
HIGH ANGLE
LOW ANGLE
FROG EYE
1. BIRD EYE
Dikarenakan namanya Bird (Burung), maka kamera ditempatkan diatas subjek/objek.
Angle ini cocok untuk memposisikan Audience sebagai pengamat. Audience akan lebih
jelas memantau pergerakan tokoh.
2. HIGH ANGLE
Posisi kamera lebih rendah dibandingkan Bird Eye. Teknik ini digunakan untuk melihat
ke bawah pada karakter atau objek. Cara ini membuat seseorang terlihat lemah.
3. EYE LEVEL
Kamera ditempatkan sejajar dengan mata manusia. Angle ini membuat videomu
terlihat lebih natural/alami. Audience akan merasa terlibat langsung di dalam video.
4. LOW ANGLE
Penempatan kamera ini cocok untuk membuat tokoh terlihat lebih berkuasa. Posisi
kamera ini berkebalikkan dari penempatan High Angle.
5. FROG EYE
Teknik ini berada di sudut paling rendah sehingga membuat subjek maupun objek
terlihat sangat besar dan megah.
6 TEKNIK PERGERAKAN KAMERA (CAMERA MOVEMENTS):
PAN
TILT ROLL
A. DOLLY
Teknik dolly adalah teknik dengan menggerakkan kamera mendekati (dolly in) atau
menjauhi objek (dolly out). Maju mundur cantik :)
B. PEDESTAL
Teknik ini ialah teknik pergerakan naik atau turun secara keseluruhan bodi kamera.
Pedestal Up merupakan istilah yang digunakan untuk gerakan kamera yang dinaikkan,
sedangkan Pedestal Down merupakan gerakan kamera yang diturunkan.
C. TRUCK/TRACK
Teknik ini ialah teknik pergerakan ke kanan atau kiri secara keseluruhan bodi kamera.
Right Track merupakan istilah yang digunakan untuk gerakan bodi kamera kearah
kanan, sedangkan Left Track merupakan gerakan bodi kamera ke arah kiri.
D. PAN
Teknik pan/panning merupakan gerakan kamera menoleh ke kiri (Left Pan) dan ke
kanan (Right Pan). Pergerakan kamera ini bertumpu di 1 sumbu sehingga hanya arah
kamera saja yang bergerak, bodi kamera tetap diam pada titik sumbunya (seperti
diletakkan pada tripod). Panning umumnya berguna untuk mengungkapkan
pemandangan yang lebih besar, seperti kondisi ruangan, suasana kota, kerumunan,
atau untuk mengungkapkan sesuatu di luar layar.
E. TILT
Teknik Tilt merupakan gerakan kamera secara vertikal yang terdiri dari mendongak
dari bawah ke atas (Tilt Up) atau dari atas ke bawah (Tilt Down). Teknik ini cocok
digunakan untuk melihat secara vertikal kondisi scene atau lokasi yang tinggi, dan
tidak terlihat apabila hanya dalam still shot (shot diam).
F. ROLL
Teknik roll adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek/subjek dari kiri ke kanan
atau sebaliknya, seperti kamu ingin memutar globe.
TEKNIK DASAR PENCAHAYAAN VIDEO:
Kamu bisa menerapkan teknik 3-POINT LIGHTING. 3-Point ini berarti ada 3 titik lampu.
BACK LIGHT
(OPTIONAL)
FILL LIGHT
KEY LIGHT
A. KEY LIGHT
- Yaitu lampu tembak utama atau “lampu kunci” yang dipasang agar dapat menerangi
seluruh subyek/objek yang akan diambil visualnya dengan kamera HP.
- Keberadaan lampu ini diletakkan membentuk sudut 45 derajat dengan kamera HP.
- Lampu ini memiliki intensitas cahaya yang paling tinggi dibandingkan lampu yang
lain.
- Lampu ini akan menimbulkan bayangan pada sisi yang bersebrangan di sebelah
subyek/objek.
B. FILL LIGHT
- Yaitu “lampu pengisi” yang dipasang pada sisi lain yang bersebrangan dengan key
light
- Berguna untuk menghilangkan atau mengurangi bayangan yang disebabkan oleh key
light.
- Lampu ini memiliki intensitas cahaya sebesar 50-75% dari key light.
- Membuat keseimbangan cahaya pada kedua sisi subyek/objek.
C. BACK LIGHT
- Yaitu lampu yang dipasang untuk menyinari subyek/objek dari bagian belakang.
- Agar subyek/objek terlihat lebih jelas berdimensi.
- Adanya lampu ini memberikan semacam kerangka cahaya di seputar subyek.
- Back Light ini juga digunakan agar rambut dari subyek nampak indah berkilau.
- Lampu ini memiliki intensitas cahaya yang paling rendah dibandingkan lampu yang
lain, dan bisa ditambahkan diffusion (berfungsi sebagai penyaring/filter agar cahaya
yang ditimbulkan terasa lembut/soft).
5 TEKNIK MEMODIFIKASI OBJEK SAAT PENGAMBILAN VIDEO
2. MEMBALIKKAN
Tokoh akan membalikkan objek dari atas ke bawah atau sebaliknya.
3. MEMIRINGKAN
Tokoh akan memiringkan objek ke sudut tertentu.
4. MENGUBAH
Tokoh akan mengganti objek tertentu dengan objek lain.
5. MEMUTAR
Tokoh akan memutarkan objek agar Audience mengetahui seluruh bagian dari objek.
Teknik memodifikasi objek cocok untuk kamu yang sebagai Video Content Creator di
bidang review. Misalnya, kamu adalah gadget reviewer. Kamu bisa memutarkan HP
merek tertentu agar Audience-mu lebih jelas memahami HP tersebut.
1. ESTABLISHING SHOT
• Tipe pengambilan video yang menceritakan keterangan latar tempat,waktu & situasi
(Contoh: Shot jauh yang memperlihatkan matahari terbit. Jadi, shot itu menjelaskan
waktu pagi hari).
2. FULL SHOT
• Shot yang memperlihatkan objek atau subjek secara utuh; (Contoh: Pengambilan
dari ujung kepala hingga ujung kaki tokoh).
3. MEDIUM SHOT
• Shot yang memperlihatkan setengah bagian objek atau subjek; (Contoh:
Pengambilan dari ujung kepala hingga pinggang tokoh).
5. CLOSE UP SHOT
• Shot yang fokus memperlihatkan bagian wajah tokoh sehingga Audience dapat ikut
merasakan emosi subjek; (Contoh: Pengambilan dari ujung kepala hingga bahu).
3 TEKNIK DASAR KOMPOSISI VIDEO (VIDEO COMPOSITION)
Dengan mempelajari teknik komposisi video, kamu jadi memahami bagaimana cara
mengambil video yang menarik dan harmonis. Komposisi secara sederhana diartikan
sebagai cara kamu menata elemen - elemen dalam video, seperti garis, bentuk, warna,
gelap dan terang, tekstur, dan pola. Berikut adalah 3 Teknik Dasar Komposisi Video
(Video Composition):
1. RULE OF THIRD
Rule of Third atau aturan sepertiga dalam videografi merupakan komposisi dengan
cara membagi frame menjadi grid 3×3 atau 9 bagian (2 garis vertikal dan 2 garis
horizontal). Komposisi ini cocok untuk menampilkan hubungan objek/subjek dengan
objek/subjek yang lain maupun menampilkan karakter subjek dengan jelas. Kamu
dapat menempatkan objek/subjek di garis gridnya baik garis vertikal ataupun garis
horizontal.
3. NEGATIVE SPACE
Negative Space adalah teknik komposisi video yang memberikan area kosong dalam
frame untuk memperjelas keberadaan dan pergerakan objek/subjek. Ukuran ruang
kosong memiliki komposisi lebih besar daripada objek/subjek sehingga akan
mengarahkan mata penonton tertuju langsung ke objek/subjek. Hasil video dari
komposisi ini akan menimbulkan kesan minimalis. Contoh penerapan Negative Space
adalah kamu dapat mengambil video pada lautan (Ruang Kosong) dan Kapal (Objek
yang difokuskan).
3.6 CARA BERBICARA YANG BAIK DI DEPAN KAMERA
1) KATA : 7% (VERBAL)
Faktor terpenting pada saat berbicara di depan kamera yaitu menggunakan Bahasa
Tubuh (Body Language) dimana faktor pendukung ini dapat mempengaruhi sebanyak
55%. Mengapa demikian? Dengan menggunakan Bahasa Tubuh, pesan yang ingin
disampaikan oleh Content Creator akan lebih mudah dimengerti. Jika kamu hanya
sekedar berbicara tanpa menggunakan bahasa tubuh, hal tersebut membuatmu sulit
untuk percaya diri berbicara di depan kamera.
TIPS BERBICARA YANG BAIK DI DEPAN KAMERA
Dear Creators, ketika kamu ingin percaya diri berbicara di depan kamera, kamu perlu
berlatih kontak mata supaya penglihatanmu fokus ke lensa kamera. Hal tersebut
berguna supaya audiens percaya bahwa kamu percaya diri dalam mengisi konten dan
menguasai isi kontenmu. Dengan kontak mata fokus ke lensa kamera, Audience akan
merasa seperti berhadapan langsung dengan Content Creator.
2) TETAP TERSENYUM
Kunci utama supaya kamu mudah berbicara dengan baik di depan kamera yaitu
tersenyum. Dengan tersenyum, kamu dapat meningkatkan percaya dirimu untuk
berbicara di depan kamera serta membuat videomu terlihat menarik. Apa jadinya bila
kamu tidak tersenyum di depan kamera? Kesan video menjadi kurang menarik.
Namun kamu, Content Creator, tetap perlu menyesuaikan kembali dengan materi dan
konsep konten videonya apakah cocok dengan kondisi tersenyum atau tidak.
Hal terakhir yang perlu kamu perhatikan saat berbicara di depan kamera yaitu postur
tubuhmu dan berpenampilan yang baik. Buatlah postur tubuh yang tegap dan tegak
supaya audiens menilaimu terlihat berwibawa di dalam konten. Perhatikan juga
penampilan terbaikmu saat memproduksi konten. Hal tersebut bisa menjadi unsur
intrinsik dalam produksi konten dan audiens menilai bahwa kamu selalu
mempersiapkan yang terbaik dalam memproduksi konten.
BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN SKILL BERBICARA DI DEPAN KAMERA?
1) PERNAPASAN
Hal pertama yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan skill berbicara di depan
kamera yaitu latihan pernapasan. Mengapa hal tersebut penting? Supaya kamu dapat
mengendalikan pernapasanmu saat berbicara di depan kamera.
2) POSISI BADAN
Hal kedua yang harus kamu perhatikan supaya kamu dapat berbicara di depan
kamera yaitu melatih posisi badan supaya terlihat tegap dan tegak. Hindari posisi
bungkuk karena memiliki kesan kurang percaya diri pada saat mengisi konten. Maka
dari itu, kamu dapat memperbaiki posisi badanmu supaya kamu percaya diri untuk
berbicara di depan kamera.
3) ARTIKULASI
Pada saat berbicara di depan kamera, mengatur artikulasi juga bagian dari tips untuk
berbicara di depan kamera. Kamu harus mengeluarkan suara kata yang baik, benar,
dan jelas supaya pesan informasi berhasil diterima pada Audience.
4) VOLUME
Mengatur volume berbicara juga menjadi bagian penting untuk meningkatkan skill
berbicara di depan kamera. Pastikan kamu berbicara menggunakan volume dengan
komposisi yang sesuai supaya audiens mampu mendengar suaramu dan memahami
konten yang kamu bawakan. Hindari menggunakan volume terlalu keras karena
memiliki kesan emosi dan hindari juga menggunakan volume suara terlalu kecil
karena audiens kesulitan untuk mendengarkan suaramu di konten video.
5) KECEPATAN
Kamu perlu mengatur kecepatanmu dalam berbicara di depan kamera supaya audiens
mampu memahami penyampaianmu melalui tempo bicara. Hindari bicara terlalu
cepat karena akan membuat audiens sulit memahami penjelasanmu dan hindari juga
tempo berbicara yang terlalu lambat karena membuat audiens cepat jenuh sehingga
audiens dapat skip videomu.
6) JEDA
Hal terpenting untuk berbicara di depan kamera yaitu memperhatikan juga jeda saat
berbicara. Semakin baik kamu dalam pengaturan jeda saat berbicara, semakin baik
juga kemampuanmu untuk berbicara di depan kamera. Gunanya memperhatikan jeda
saat berbicara di depan kamera yaitu supaya penyampaianmu dalam konten bisa
lebih baik. Jika kamu kesulitan dalam menentukan jeda, kamu bisa memperhatikan
script yang kamu buat dan kamu bisa memberikan tanda di bagian mana sajakah
untuk menaruh jeda di setiap kalimat. Tanda jeda seperti garis miring satu (/) untuk
jeda, garis miring dua (//) untuk titik/akhir kalimat, garis miring tiga (///) sebagai
penanda akhir naskah.
7) INTONASI
Hal terpenting untuk meningkatkan skill berbicaramu di depan kamera yaitu
mengatur intonasi suaramu. Kamu bisa menyesuaikan intonasi dengan konten yang
akan kamu bawakan. Ketika kamu membawakan konten tentang travelling, kamu bisa
membawakan intonasi yang terkesan gembira. Hindari intonasi yang flat, karena
mengakibatkan kesan konten menjadi datar dan audiens mudah bosan menonton
kontenmu.
8) EMOSI
Hal terakhir supaya kamu lancar dalam berbicara di depan kamera yaitu kamu perlu
mengatur emosi jika sedang berbicara di depan kamera. Hindari emosi yang
overacting karena mengakibatkan kontenmu menjadi out of context dan
menimbulkan kontroversi terhadap konten yang kamu buat. Aturlah emosimu sewajar
mungkin dan disesuaikan dengan materi konten videonya.
3.7 KESALAHAN SAAT PRODUKSI VIDEO (SHOOTING)
Kesalahan yang dilakukan oleh Content Creator pemula pada saat shooting video yaitu
kamu ngomong terlebih dahulu, baru melakukan record video pada kamera atau
ngomong maupun record secara bersamaan. Jadi, hasil videonya dapat terpotong di
bagian depan.
Kosakata kurang jelas merupakan kesalahan yang umum dilakukan oleh Content
Creator Pemula. Tidak hanya berdampak pada Content Creator, hal tersebut juga
berdampak pada audiens sehingga jadi kurang memahami apa yang disampaikan oleh
Content Creator.
Dear Creators, jika kamu sebagai cast terlalu terpaku pada naskah dan kurang paham
naskah, maka hal tersebut merupakan kesalahan bagi Content Creator Pemula.
Mengapa demikian? Karena hal tersebut membuatmu terlihat kurang percaya diri saat
shooting video dan pembawaannya menjadi lebih kaku. Untuk solusinya, sebaiknya
kamu dapat menghafalkan poin-poin penting dari naskah tersebut dan memahami
alur naskahmu supaya kamu terlihat menguasai isi naskah kontenmu dan
meningkatkan kepercayaan diri pada saat shooting video.
Kesalahan yang selalu dilakukan oleh Content Creator pemula pada saat shooting
video yaitu tidak mengecek ulang kualitas audio dan videonya. Kesalahan tersebut
dianggap sangat fatal karena hal tersebut berdampak pada kontenmu dan juga
audiens yang menonton kontenmu. Audiens merasa kurang nyaman menikmati
kontenmu karena kualitas audio dan video yang buruk. Bahkan, kamu jadi perlu
memproduksi video ulang.
• TIDAK FLEKSIBEL
Kesalahan yang selalu dilakukan oleh Content Creator pemula yaitu proses shooting
yang tidak fleksibel. Hal tersebut membuatmu tidak nyaman pada saat pelaksanaan
shooting video. Contoh kasusnya adalah kamu sudah merencanakan untuk produksi
video di taman dengan cahaya matahari yang baik namun ternyata pada saat waktu
shooting terjadi hujan deras, apakah kamu fleksibel atau tidak fleksibel dengan
kondisi tersebut? Fleksibel yang dimaksud berarti kamu memiliki plan B, plan C, atau
plan cadangan lainnya untuk mengatasi kondisi tersebut.
• TIDAK BACK UP
Kesalahan seorang Content Creator dalam proses memproduksi video yaitu tidak
melakukan back up data shooting kontenmu. Apa yang akan terjadi apabila memory
card kamera rusak dan kamu tidak melakukan back up data shooting sebelumnya?
Maka kamu tidak memiliki file pengganti pada saat masuk ke tahap post-production
dan kamu akan mengulang proses shooting-mu. Back Up dapat dilakukan secara:
- Offline: USB, External Harddisk, Internal Harddisk, Memory Card Kamera lain, atau;
- Online: Cloud Storage.
Tugas Dan Proyek Pelatihan
1. Video Pembelajaran
2. E-book
Bahan Tayang
Penilaian
1 Hari/Sampai 12 JP
SAMPAI KETEMU DI BAB 4 YA,
CREATORS!
KAMU PASTI BISA!
Badan Penelitian dan Pengembangan SDM
Kementerian Komunikasi dan Informatika