A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang – Undang No. 17 tahun 2007 tentang Perencanaan
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
2. Undang – Undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 Tentang pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kab/Kota;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
9. Surat Kementerian Kesehatan RI No PR.01.01/I/18669/2021 tentang
Rincian Alokasi DAK Nonfisik Bantuan Operasional Kesehatan per
Daerah Tahun Anggaran 2022.
2. Gambaran Umum
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang No
36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Dalam rangka meningkatkan akses
pelayanan kesehatan pada masyarakat maka terus dilakukan peningkatan
dan pemerataan pelayanan Puskesmas dan jaringannya di semua wilayah.
Berbagai masalah kesehatan yang masih muncul antara lain masih
adanya kasus gizi kurang pada balita di beberapa wilayah, masih adanya
kasus kematian ibu, kasus kematian bayi, kasus kematian balita, serta
penyakit yang mempunyai potensi KLB seperti DBD, kecenderungan
meningkatnya penyakit menular tertentu seperti HIV/ AIDS dan TBC Paru
dan Covid-19.
Disamping itu guna mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan
melalui penyediaan obat, vaksin dan BMHP, maka diperlukan pengelolaan
distribusi yang cepat, tepat dan didukung dengan admnistrasi yang baik.
Obat, vaksin dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) merupakan komponen
esensial dan mempunyai persyaratan teknis dalam proses pengelolaannya.
Salah satu tahapan yang krusial yaitu tahap pendistribusian dimana pada
tahap ini dipelukan kecermatan dan kecepatan sehingga obat, vaksin dan
BMHP tidak mengalami perubahan khasiat dan mutu serta dapat tersedia di
unit pelayanan dalam waktu yang tepat. Sehingga, keberhasilan
pengelolaan obat di Puskesmas dapat memberikan kepuasan pelanggan.
UPT Puskesmas Sangkrah memiliki empat kelurahan yaitu Sangkrah
Kedunglumbu, Mojo, dan Semanggi sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan dimulai dari
unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga. Pemerintah pusat dan daerah
menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk mendukung keluarga agar
dapat mengerjakan fungsinya secara maksimal.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama dalam
meningkatan pengetahuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk
merawat keluarga yang sakit ataupun meningkatkan derajat kesehatan
keluarga. Pengendalian faktor risiko penyakit pada keluarga merupakan
upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko penyakit yang lebih
parah lagi , untuk memandirikan fungsi keluarga dalam merawat keluarga
yang sakit perlu adanya pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan
yang terjadi pada keluarga tersebut maka perlu adanya kegiatan Akselerasi
Program lndonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PlS-PK).
Berbagai upaya telah dan akan terus ditingkatkan baik oleh pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah agar peran dan fungsi Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan dasar semakin meningkat. Dukungan
pemerintah tersebut salah satunya adalah dalam bentuk Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK). BOK adalah bantuan dana dari pemerintah
melalui Dana Alokasi Khusus Non Fisik Kementerian Kesehatan dalam
membantu Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membiayai operasional
kegiatan program prioritas Nasional di bidang kesehatan yang menjadi
urusan daerah guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di
daerah. Dana Alokasi Khusus Non Fisik mendukung daerah dalam
pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan untuk mencapai target
prioritas nasional bidang kesehatan (RPJMN, Renstra, RKP dan SPM) dalam
rangka mendukung reformasi sistem kesehatan nasional.
B. PENERIMA MANFAAT
No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat
1. Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal dalam rangka
deteksi dini dan pengelolaan masalah kesehatan terintegrasi melalui
pendekatan keluarga
1 Kunjungan KK baru/ domisili Petugas PNS/ Non PNS
baru
2. Pelaksanaan intervensi lanjut termasuk Perkesmas dalam rangka
intervensi hasil PIS-PK
No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat
1 Intervensi lanjut hasil PIS- Petugas PNS/ Non PNS
PK tahun sebelumnya
Rp 20.420.000,00
drg.Nurul Hidayati
Pembina
NIP. 19751018 200604 2 003