Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS INDONESIA

Sejarah Masyarakat dan Budaya AS

PERAN PAN AMERICAN WORLD AIRWAYS SEBAGAI PIONIR


PENERBANGAN KOMERSIAL DUNIA (1958 – 1973)

DISUSUN OLEH:
COK DENIRO PANJAITAN (1506750711)

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA


PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
DEPOK, 2017
PERAN PAN AMERICAN WORLD AIRWAYS SEBAGAI PIONIR
PENERBANGAN KOMERSIAL DUNIA (1958 – 1973)

ABSTRAK

Makalah ini memberikan penjelasan mengenai perkembangan Pan American World


Airways yang merupakan maskapai yang disebut sebagai pelopor penerbangan
komersial di dunia. Perusahaan yang beroperasi dari tahun 1927 hingga tahun 1973
tersebut sukses menyebarkan revolusi penerbangan yang dapat dinikmati oleh semua
orang hingga saat ini. Beragam layanan full service seperti makanan dan in-flight
entertainment menjadi sebuah tren tersendiri bagi maskapai penerbangan tersebut. Di
sisi lain, Pan Am, sebutan uniknya, juga menjadi pelopor pengembangan pesawat
terbang komersial yang sangat sukses pasca Perang Dunia II seperti sang jumbo
Boeing 747. Maskapai ini juga turut berperan penting dalam promosi berbagai artis
bintang dunia seperti Sean Connery, pemeran James Bond dan grup The Beatles.

Kata Kunci: Penerbangan komersial, Boeing 747, Pan Am, Clipper

ABSTRACT

This short paper explains the development of Pan American World Airways which
was claimed as the pioneer of commercial flights in the world. The company which
was operated from 1927 to 1973 successfully spread the flight revolution, enjoyed by
all people until now. All kinds of full service things like meals and in-flight
entertainments became a special tendency for the airline. In other side, Pan Am, the
nickname of the company, also become the pioneer of commercial jetliners
development during the post-World War II such as the jumbo jet Boeing 747. This
airline also participated in every promotions of the world superstars such as Sean
Connery, the James Bond actor and The Beatles.

Keywords: Commercial flight, Boeing 747, Pan Am, Clipper


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penemuan berbagai jenis pesawat terbang di awal abad ke-20 membawa harapan baru
bagi perkembangan transportasi dunia. Berbagai negara, tidak terkecuali Amerika Serikat,
memiliki peranannya masing-masing dalam pengembangan transportasi udara. Seperti contoh,
kesuksesan Wright Bersaudara dalam mengembangkan pesawat Flyer membuka celah baru
bagi perkembangan industri manufaktur pesawat terbang oleh karena mesin yang digunakan
pada pesawat tersebut. Keberhasilan tersebut membawa pengaruh tersendiri bagi
pengembangan teknologi penerbangan di negara-negara lainnya, terutama Eropa pada saat
itu. Dari seluruh negara di Eropa, Perancis dan Inggris dinilai berperan penting dalam
mengembangkan teknologi penerbangannya seperti contoh Bleriot XI yang
berhasil menyeberangi Selat Inggris (English Channel) pada tahun 1909. Meskipun
pengembangan sempat terhenti akibat Perang Dunia I, namun sesudah perang, Amerika mulai
mengembangkan beragam jenis pesawat terbang secara masif yang dipelopori oleh perusahaan
Boeing dan McDonnell Douglas pada dekade 1920an.

Di tahun 1927, muncul sebuah gagasan yang brilian dari seorang pengusaha bernama
Juan Terry Trippe dengan mendirikan maskapai bernama Pan American Airways. Maskapai
tersebut memulai kiprahnya dengan melayani pengiriman surat dari Key West, Florida menuju
Havana, Kuba. Kesuksesan penerbangan tersebut membuat Trippe melakukan ekspansi
bisnisnya dengan memperluas jaringan penerbangan ke kawasan Amerika bagian tengah dan
selatan pada dekade 1930an, bahkan maskapai tersebut tercatat sebagai salah satu perusahaan
yang dapat bertahan di tengah masa Depresi Besar (Great Depression) yang berlangsung dari
tahun 1929 hingga tahun 1939. Ketahanan maskapai tersebut dari ancaman depresi ekonomi
terbukti melalui peluncuran armada Clipper yang menjadi ikon bagi nama pesawat milik Pan
Am, yang dimulai pada tahun 1931 dengan jenis pesawat Sikorsky S-40. Ekspansi yang
dilakukan pertama kalinya dari kawasan Miami, yang dikenal sebagai International Pan
American Airport, kemudian berkembang pesat menjadi suatu peluang bisnis yang
menjanjikan pasca Perang Dunia II, yaitu ketika Boeing memperkenalkan pesawat seri 347
Stratocruiser yang merupakan pesawat komersial Amerika pertama yang melakukan lepas
landas dan pendaratan di kawasan daratan dengan penerbangan perdananya adalah rute New
York – Seattle oleh Pan Am sebagai grand launcher pesawat tersebut. Akan tetapi, kesuksesan
armada tersebut malah membuat Trippe semakin tidak puas oleh karena tingginya lonjakan
penumpang maskapai tersebut di tahun 1950an sehingga ia mengusulkan kepada Boeing untuk
membuat versi modern dari Stratocruiser tersebut dan pada bulan Oktober 1958, hadirlah
Boeing 707 yang sangat bermanfaat untuk seluruh rute trans-Atlantik pada masa itu, salah
satunya adalah rute New York – Paris dan pesawat tersebut diberikan nama Clipper America.
Armada modern tersebut melahirkan berbagai layanan yang sangat populer hingga saat ini,
khususnya pada seluruh maskapai full service, seperti layanan makanan dan minuman, layanan
suvenir, pembagian kelas dalam penerbangan, dan melahirkan satu istilah unik yakni
stewardess yang merujuk kepada para pramugari maskapai tersebut. Beberapa layanan tersebut
membuat Pan Am mulai gencar melakukan promosi dengan melibatkan beberapa artis seperti
Sean Connery yang berperan sebagai James Bond melalui film Dr. No dan From Russia with
Love, kemudian menjadi sponsor The Beatles dalam rangka tur konsernya pada tahun 1964
dan memperkenalkan nama baru bagi pesawat yang mereka tumpangi, yakni The Beatles’
Clipper. Namun, di balik kesuksesan tersebut, Trippe masih merasa belum puas akan
perkembangan maskapai tersebut sehingga di tahun 1965, ia menghubungi rekannya di Boeing,
Bill Allen untuk merancang sebuah pesawat yang berukuran lebih besar daripada Boeing 707
dikarenakan lonjakan penumpang yang semakin tinggi dan pesawat tersebut dinilai tidak dapat
mengangkut lebih banyak orang. Bill menyetujui usulan tersebut dan lima tahun kemudian,
tepat pada bulan Januari 1970, Pan Am memperkenalkan pesawat Boeing 747-100 yang
membuka lembaran baru bagi penerbangan jarak jauh hingga saat ini. Meskipun demikian,
Boeing 747 menghadapi kendala pada harga dan biaya perawatan yang tergolong sangat mahal
sehingga pesawat tersebut dijuluki sebagai Jumbo Jet. Untuk mengatasi kendala tersebut, Pan
Am melakukan tur ke beberapa kota di Eropa seperti London, Paris, dan Roma untuk
memperkenal sang Jumbo Jet tersebut. Akan tetapi, kesuksesan tersebut selanjutnya tidak
dibarengi oleh perkembangan yang berarti sejak tahun 1973 oleh karena harga minyak yang
melambung tinggi dan pembukaan rute-rute domestik di tahun 1978 serta sasaran aksi
terorisme yang mencapai puncaknya di tahun 1988 ketika Pan Am penerbangan 103 meledak
di atas kota Lockerbie, Skotlandia. Walaupun demikian, Pan Am tetap dikenang oleh beberapa
kalangan sebagai pelopor penerbangan komersial dunia hingga saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dalam makalah
berikut adalah “apa yang membuat Pan Am disebut sebagai pelopor industri penerbangan
komersial dunia?”
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah yang berjudul Peran Pan American World Airways sebagai Pionir
Penerbangan Komersial Dunia (1958 – 1973) adalah sebagai berikut:

a) Memberikan penjelasan mengenai perkembangan industri penerbangan Amerika


Serikat.

b) Menjelaskan peran dari maskapai penerbangan Pan American World Airways


terhadap dunia penerbangan.

c) Memberikan penjelasan mengenai dampak dari pengaruh maskapai Pan American


World Airways terhadap regulasi penerbangan global.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan makalah berikut, penulis membatasi rentang waktu dari tahun 1958 hingga
tahun 1973 karena makalah berikut akan memfokuskan pembahasan mengenai layanan dan
perkembangan industri penerbangan yang dilakukan oleh Pan American World Airways,
khususnya pada masa pengembangan pesawat bermesin jet (jet age). Tahun 1958 adalah tahun
ketika maskapai tersebut mengoperasikan pesawat terbang komersial pertama buatan Amerika
yang menggunakan mesin jet, yaitu Boeing 707. Penciptaan pesawat tersebut dilatarbelakangi
oleh beragam pengembangan mesin jet yang kemudian sukses di Inggris melalui pembuatan
pesawat de Havilland Comet yang mulai beroperasi pada tahun 1952 oleh maskapai BOAC
(British Overseas Airways Corporation), pendahulu British Airways. Namun, peristiwa
jatuhnya dua pesawat tersebut di perairan Italia bagian barat tahun 1954 menyebabkan BOAC
harus “merumahkan” armada tersebut untuk mencari solusi dalam menghindarkan pesawat
terbang dari ancaman dekompresi (ledakan akibat menurunnya tekanan udara dalam pesawat)
sehingga secara tidak langsung, Pan American World Airways disebut sebagai pemimpin
inovasi pesawat terbang. Lalu, tahun 1973 dipilih karena sejak tahun tersebut, keemasan Pan
Am mulai meredup seiring dengan melonjaknya harga minyak akibat konflik di Timur Tengah
dan kebijakan deregulasi penerbangan yang menyebabkan Pan Am mulai memasuki pangsa
pasar penerbangan domestik Amerika dengan menggandeng National Airlines.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode penelitian historis, karena penelitian
ini mengambil objek dari peristiwa- peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Menurut Louis
Gottschalk dalam bukunya yang berjudul Understanding History: A Primary of Historical
Method (New York, 1969), metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara
kritis rekaman dan peninggalan masa lalu. Ada empat langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan penelitian sejarah, yaitu:

a) Heuristik: Kegiatan mengumpulkan koleksi berbagai sumber yang berkaitan dengan


pengembangan Pan American World Airways.

b) Kritik: Penyelidikan tentang kesejatian jejak, baik bentuk maupun isinya.

c) Interpretasi: Menetapkan makna yang saling berhubungan dan fakta-fakta yang


diperoleh.

d) Historiografi: Penulisan sejarah penerbangan dan dampaknya bagi dunia.

1.6 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan yang berisi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan. Bagian kedua adalah pemaparan analisis mengenai garis besar
perkembangan maskapai Pan American World Airways berdasarkan periode tersebut. Bagian
ketiga adalah kesimpulan dari pembahasan pada bagian-bagian sebelumnya.
2. GARIS BESAR SEJARAH PAN AMERICAN WORLD AIRWAYS

2.1 Perkembangan sebelum tahun 1958

Pan American World Airways awalnya didirikan sebagai pengangkut surat (air mail)
pada tanggal 14 Maret 1927 di Miami, Florida oleh seorang pengusaha bernama Juan Terry
Trippe. Juan merupakan seorang mantan penerbang angkatan laut yang mengangkut para orang
kaya dari kawasan New England menuju Florida.1 Awalnya, maskapai tersebut dinamakan
sebagai Pan American Airways dengan rute pertamanya dari Key West, Florida menuju
Havana, Kuba. Penerbangan tersebut dinilai sukses besar dan Juan memulai ekspansinya
melalui upaya menerbangkan para penumpang dengan rute yang sama setahun kemudian.
Dalam sebuah film dokumenter yang berjudul Come Fly with Me: The Story of Pan Am, Ed
Trippe, anak dari Juan Trippe mengatakan bahwa sang ayah merupakan sosok yang visioner
karena dia adalah orang pertama yang memikirkan penerbangan yang melibatkan para
penumpang secara komersial. Pada tahun 1928, Pan American Airways mulai menarik minat
para penumpang untuk menikmati rute Key West – Havana yang digagasnya. Tidak banyak
catatan yang mendokumentasikan kesuksesan penerbangan tersebut dikarenakan setahun
sesudahnya, terjadi Depresi Besar yang menghancurkan ekonomi Amerika Serikat hingga
pemulihannya di tahun 1933 melalui program New Deal. Akan tetapi, ternyata Pan American
Airways (saat itu disingkat PAA) mampu bertahan dari badai krisis melalui berbagai jaringan
rute baru di kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan pada tahun 1931. Pengembangan
jaringan penerbangan dilakukan melalui Miami sebagai pusatnya melalui pembangunan
bandara internasional Pan American (International Pan American Airport). Jenis pesawat
terbang yang digunakan pada saat itu tergolong unik karena melakukan lepas landas dan
pendaratan di pinggir laut sehingga seluruh armadanya dinamakan Clipper yang diambil dari
sebuah perahu besar yang populer saat itu di kalangan masyarakat Florida.
Namun, pengembangan tidak berhenti di situ karena pada tahun 1935, Pan Am mulai
melakukan survey terhadap penerbangan trans-Pasifik yang kemudian diluncurkan pada
tanggal 22 November 1935 dengan nama China Clipper dan melayani rute San Francisco –
Manila melalui Honolulu, Kepulauan Midway, Pulau Wake, dan Pulau Guam. Perjalanan
ditempuh selama 6 hari dan mampu mempersingkat perjalanan dimana jikalau pada umumnya
menggunakan kapal, perjalanan bisa ditempuh selama 3 minggu. Sebelum peluncuran, Pan

1
Don Harris, Pan Am: A History of the Airline that Defined the America, Hustonville, Kentucky, USA:
Golgotha Press, 3.
American Airways melakukan pembangunan secara gencar di Pulau Wake yang saat itu dinilai
sebagai pulau terbelakang guna mendukung pulau tersebut sebagai tempat transit penerbangan
China Clipper melalui pembangunan hotel dan bandara.2 Kesuksesan penerbangan tersebut
dilanjutkan dengan menggandeng pemerintah China pada saat itu dan mendirikan China
National Aviation Corporation (CNAC) yang bertujuan untuk menyediakan layanan
penerbangan domestik di negara tersebut.
Survey rute berikutnya dilakukan pada tahun 1937 ketika Pan American Airways
berencana membuka penerbangan di kawasan Atlantik bagian utara. Uji coba dilakukan dengan
melakukan penerbangan dari New York ke Irlandia dengan melewati kawasan New Brunswick
dan Newfoundland. Sayangnya, survey tersebut tidak seberhasil dengan China Clipper yang
telah diluncurkan sebelumnya, bahkan penerbangannya telah mencapai Kanton (sekarang
Guangzhou) dan Hong Kong. Penerbangan trans-Atlantik baru dinyatakan sukses pada tahun
1939 ketika maskapai tersebut memperkenalkan penerbangannya dari Baltimore, Maryland ke
Horta, Kepulauan Azores, Portugal. Penerbangan menggunakan pesawat Boeing 314 yang
dinamakan sebagai Yankee Clipper dengan waktu tempuh 17 jam 32 menit dan dilanjutkan
dengan penerbangan ke Lisbon selama 7 jam 7 menit. Pesawat tersebut juga digunakan untuk
seluruh penerbangan CNAC dikarenakan efisiensi jarak tempuhnya yang sangat maksimal,
mengingat daratan China merupakan yang terluas kedua di dunia. Akan tetapi, memasuki awal
tahun 1940an, pecah Perang Dunia II dan menyebabkan hampir seluruh armada Clipper
dialihfungsikan sebagai pesawat latih militer dengan bandara di Miami sebagai pusat pelatihan.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Pan American Airways mulai kembali ke fungsi
awalnya sebagai maskapai penerbangan komersial. Sejak masa tersebut, PAA mulai
mengoperasikan pesawat terbang yang lepas landas dan mendarat di bandara daratan melalui
pengenalan armada barunya saat itu, yaitu Boeing 377 Stratocruiser pada tanggal 1 April 1949
dengan rute San Francisco – Honolulu. Pesawat tersebut merupakan pengembangan dari
Boeing C-97 Stratofreighter yang merupakan pesawat kargo militer yang berperan penting
dalam logistik tentara AS yang mengikuti Perang Dunia II. Untuk memajukan perusahaan
tersebut, Juan Trippe memutuskan untuk mengganti nama perusahaan menjadi Pan American
World Airways sejak bulan Januari 1950.

2.2 Menembus Masa Jet Age

2
Ibid, 40
Tahun 1958 merupakan awal dari Pan Am memasuki era pesawat jet. Pada bulan Oktober
di tahun tersebut, Pan American World Airways memperkenalkan armada Boeing 707 yang
merupakan suatu kebanggaan Amerika pada saat itu dimana pesawat tersebut mampu
menerbangi rute trans-Atlantik secara non-stop. Pesawat tersebut dianggap sebagai suatu
kebanggaan oleh karena pesawat jet pertama di dunia, de Havilland Comet pada saat itu sudah
mulai ditinggalkan pasca kasus kecelakaan yang menimpa dua pesawat tersebut yang
dioperasikan oleh BOAC di atas perairan Italia bagian barat di tahun 1954. Pada tanggal 26
Oktober 1958, Pan Am melalui Boeing 707 yang dinamai Clipper America melakukan
penerbangan perdananya dari New York ke Paris dengan transit di Gander, Kanada.
Penerbangan tersebut sukses besar dengan membawa 111 penumpang dan Pan Am
memutuskan untuk melebarkan sayapnya ke berbagai kota di Eropa Barat. Kesuksesan tersebut
membuat Trippe memutuskan untuk melakukan serangkaian pemindahan pusat operasional ke
kota New York dengan membangun Pan Am Building (sekarang MetLife Building) di
Manhattan dari tahun 1960 hingga tahun 1963. Selain itu, maskapai tersebut mulai
memperkenalkan ciri khasnya, yaitu gourmet meal di setiap penerbangan, senyum khas para
stewardess, dan layanan mewah lainnya sehingga melahirkan kaum jetset. Maskapai ini juga
berperan penting dalam mempromosikan artis-artis terkenal pada masanya, seperti contoh The
Beatles dalam rangka turnya ke Los Angeles dan New York pada tahun 1964.
Akan tetapi, Juan Trippe masih merasa belum puas dengan pencapaian yang signifikan
mengingat jumlah penumpangnya yang terus meningkat di era 1960an. Pada tahun 1965, ia
mengajukan permintaan khusus kepada rekannya di Boeing, Bill Allen untuk menciptakan
sebuah pesawat yang mampu membawa lebih dari 200 penumpang sekaligus dan bila perlu,
pesawat tersebut berukuran raksasa sehingga penerbangan jauh lebih ekonomis. Bill memenuhi
tuntutan tersebut dan pada bulan Januari 1970, Pan American World Airways dipercayakan
untuk memperkenalkan pesawat Jumbo Jet, Boeing 747 ke seluruh dunia, khususnya pada saat
itu adalah rute-rute trans-Atlantik seperti London dan Paris. Namun, kesuksesan pengenalan
armada Jumbo Jet tersebut rupanya tidak sejalan dengan situasi ekonomi dan sosial yang mulai
bergejolak di tahun 1973 oleh karena harga minyak yang melambung tinggi dan pencabutan
aturan bahwa Pan Am hanya boleh beroperasi untuk rute-rute internasional sehingga Pan Am
mulai menggandeng National Airlines dan mengoperasikan berbagai rute domestik hingga
kebangkrutannya di tahun 1991.
3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pan American World Airways merupakan cerminan bagi perkembangan teknologi


Amerika Serikat hingga saat ini. Hal ini dibuktikan melalui upaya sang pendiri, Juan Trippe
dalam merancang berbagai pesawat terbang modern yang dikenal masyarakat saat ini,
khususnya sang Jumbo Jet, Boeing 747. Oleh beberapa sejarawan dunia, Pan Am disebut
sebagai salah satu pioner jet age, yaitu masa dimana pesawat terbang bermesin jet generasi
pertama dikembangkan, tepatnya pada periode tahun 1950an. Meskipun maskapai tersebut
bangkrut, namun dedikasinya terhadap dunia penerbangan tidak pernah terlupakan dan
sebagai tambahan, saat perusahaan tersebut dinyatakan pailit, beberapa kru pesawat yang
masih mencintai Pan Am mendirikan sebuah yayasan sejarah (historical foundation) di
Miami yang bertujuan untuk memelihara seluruh aset yang menjadi bagian dari kejayaan
Pan American World Airways, khususnya dari tahun 1958 hingga tahun 1973.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bowman, Martin. 2014. Boeing 747: A History: Delivering The Dream.


Barnsley, UK: Pen and Sword Books Ltd.

2. Brady, Tim (Ed.). 2000. The American Aviation Experience: A History.


Carbondale, Illinois, USA: Southern Illinois University Press.

3. Harris, Don. 2011. Pan Am: A History of the Airline that Defined the America.
Hustonville, Kentucky, USA: Golgotha Press.

4. Hoffman, Laura J. 2015. Pan American World Airways. Charleston, South


Carolina, USA: Arcadia Publishing.

5. Watson, Max. 2015. The Man Who Made Pan Am. Boston, Massachusetts,
USA: New Word City.

6. Banham, Russ. 2015. Higher: 100 Years of Boeing. San Francisco, California,
USA: Chronicle Books.

7. Empire of the Air: Aviation and the American Ascendancy, Journal of


American History, Volume 101, Issue 4, 1 March 2015, Pages 1317–
1318, https://remote-lib.ui.ac.id:4611/10.1093/jahist/jav116 (diakses pada
tanggal 10 Desember 2017)

8. Amanda Kay McVety; America's Twentieth-Century Frontier, Diplomatic


History, Volume 39, Issue 3, 1 June 2015, Pages 575–578, https://remote-
lib.ui.ac.id:4611/10.1093/dh/dhv014 (diakses pada tanggal 10 Desember 2017)

9. Van Vleck, J. L. (2009). No Distant Places: Aviation and the Global American
Century (Order No. 3395890). Available from ProQuest Dissertations & Theses
Global. (305039811). Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/305039811?accountid=17242 (diakses
pada tanggal 11 Desember 2017)

10. Hoarf, Peter & Gilly Hall (Producers). 2011. Come Fly with Me: The Story
of Pan Am. Pier Productions. Brighton, UK, 59 mins.

11. Salini, Tas (Producer). 1992. Death of an American Dream: The Pan Am
Story. Corpus Christi, Texas, USA, 58 mins.

12. AP Archive. (2015, 23 Juli). LIB 30-4-74 PANAM AFTERMATH AIR


CRASH IN BALINESE JUNGLE. Diakses pada tanggal 10 Desember 2017
pukul 21.45 WIB (https://www.youtube.com/watch?v=Zvdrz0UytGA)

13. CBS Sunday Morning. (2016, 24 Januari). Flying High: Remembering Pan
Am. Diakses pada tanggal 10 Desember 2017 pukul 22.15 WIB
(https://www.youtube.com/watch?v=cYtDhGN0O9o)

14. British Pathé. (2014, 13 April). Jumbo Jet. Diakses pada tanggal 10 Desember
2017 pukul 22.40 WIB (https://www.youtube.com/watch?v=w0n5_aJfEtg)

Anda mungkin juga menyukai