Anda di halaman 1dari 68

Program Studi Teknik Sipil

Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan


Institut Teknologi Sumatera
Jln. Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Lampung Selatan, Lampung

SI - 3228
Rekayasa Antar Moda

• Perancangan Bandar Udara


• Perancangan Pelabuhan

1 200207-SI3228-REKMOD-0268
1. Pendahuluan, perencanaan dan
perancangan bandar udara, sejarah
SI-3228 bandar udara, Airport masterplan
Rekayasa Antar 2. Karakteristik pesawat dan landas pacu
3. Konfigurasi bandar udara
Moda 4. Perencanaan / perancangan geometrik
Bandara Udara 5. Perencanaan / perancangan perkerasan
6. Alat bantu navigasi
7. Konsep kapasitas sisi udara
1.Pendahuluan,
1. Definisi dan Pengertian Istilah
perencanaan dan 2. Airline Networks
perancangan 3. Konsep dan proses perencanaan dan
perancangan bandara udara
bandar udara, 4. Bagian-bagian dari sistem bandar udara.
sejarah bandar 5. Perencanaan bandar udara.
udara, Airport 6. Sejarah penerbangan sipil dan
perkembangannya.
masterplan 7. Organisasi penerbangan.
8. Keunggulan dan kelemahan moda
transportasi udara
9. Airport masterplan 3
200207-SI3228-REKMOD-0268
6. SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
PESAWAT TERBANG DI INDONESIA

200207-SI3228-REKMOD-0268 4
PESAWAT
PERTAMA
MENDARAT
DI
INDONESIA

Pesawat Antoinette, pesawat pertama yang mendarat di Bumi


Nusantara, 1911/40 jaar luchtvaart in Indie

200207-SI3228-REKMOD-0268 5
PESAWAT
CIPTAAN
INDONESIA

Kumbang sebuah pesawat serba logam bertempat duduk tunggal hasil


rancangan Nurtanio Pringgoadisuryo, yang diterbangkan pada Agustus 1954
200207-SI3228-REKMOD-0268 6
• Pesawat PK.KKH yang dibuat tahun 1937 di Bandung , di
mana putera-putera Indonesia terlibat dalam proses
PESAWAT CIPTAAN pembuatannya.
INDONESIA • Pesawat rancangan Wi-weko Soepono diberi tanda WEL-X
yang dibuat pada tahun 1948, dengan menggunakan mesin
Harley Davidson

200207-SI3228-REKMOD-0268 7
PESAWAT CIPTAAN INDONESIA

CN-235 dan N250, hasil penguasaan teknologi putera-puteri Indonesia yang dirintis BJ. Habibie
200207-SI3228-REKMOD-0268 8
Kronologi Sejarah Penerbangan Indonesia
 Tanggal 19 Februari 1913, J.W.E.R Hilger terbang di Surabaya menggunakan pesawat Fokker,
yang kemudian pesawatnya jatuh di Baluwerti, Surabaya.
 Pada tahun 1914, dibentuk Proef Vlieg Afdeiling (PVA) dipimpin oleh Letnan Hein Ter Poorten
 Penerbangan pionir komersial dimulai 1 Oktober 1924, saat sebuah pesawat Fokker F-7 lepas
landas dari Bandara Schiphol, Amsterdam dan mendarat 55 hari kemudian di Batavia.
 Achmad bin Talim, lahir 1910, adalah orang Indonesia pertama yang membuat pesawat
terbang. Bersama L.W. Walraven dan Kapten M.P. Pattish, ia membuat pesawat kayu
bermesin Pobyo 80 PK. Diuji coba terbang di atas Andir oleh kapten C. Terluin. Uji coba yang
berhasil baik itu dilanjutkan ke Belanda dan Inggris.
 Achmad bin Talim Tahun 1949 ikut menggarap pesawat RI-X rancangan Opsir Udara III
Wiweko Soepono.

200207-SI3228-REKMOD-0268 9
Kronologi Sejarah Penerbangan Indonesia
 Dia juga membantu Marsekal Muda Udara Noertanio Pringgodisoerjo membuat
pesawat made in Indonesia, seperti Si Kumbang, Belalang, Kepik, dan Kunang-kunang.
 Tahun 1950, Achmad ikut andil merakit helikopter pertama yang masuk Indonesia,
Hiller 360A.
 Yum Soemarsono, teknisi udara Indonesia yang mencoba membuat heli-kopter, awal
1948. Heli yang diberi nama RI-H itu selesai awal Desember 1948
 September 1947 dimulai pembuatan pesawat terbang ringan rancangan Wiweko.
Hasilnya, pesawat W.E.L. I
 IPTN menghasilkan pesawat NC-212 berdasarkan lisensi dari CASA Spanyol, helikopter
NBO-105 lisensi dari MBB Jerman Barat, heli Puma NSA-330 dan Super Puma NSA-332
lisensi dengan pihak Aerospatiale, Perancis, juga NBell-412 lisensi dari Bell Textron, AS.
200207-SI3228-REKMOD-0268 10
PESAWAT TERBANG

11
Pesawat Terbang
Pertama yang sukses

Percobaan terbang yang dilakukan


Wright bersaudara (Orville dan Wilbur
Wright) pada 17 Desember, 1903

12
Pesawat Terbang Komersial Generasi 20 – 30

• Ford (Fokker) Trimotor


• Kecepatan : 175 km/jam
• Panjang Runway : 600 m
• Kapasitas 10-12 penumpang

200207-SI3228-REKMOD-0268 13
1936 – Douglas DC-3 melayani
penerbangan Komersial 14

Kecepatan Jelajah : 300 km/jam


Kapasitas : 21-32 penumpang
Panjang Runway : 800 m
Telah dibuat sebanyak 11,000, dan
masih banyak digunakan saat ini

200207-SI3228-REKMOD-0268
Akhir Perang Dunia II 15

• 1946 - Douglas DC-6


diperkenalkan
• Pesawat empat
mesin merupakan
yang paling banyak
digunakan sebagai
Kecepatan Jelajah = 550 km/jam pesawat komersial
Kapasitas : 45-65 passengers
Sebanyak 300 buah telah dibuat

200207-SI3228-REKMOD-0268
Pertama di dunia dibuat Inggris Vickers
Viscount 701 mulai dioperasikan
maskapai penerbangan tahun 1952.

Pesawat Pesawat berjarak jelajah 2.800 km yang


berkapasitas 40 sampai 70 penumpang
Turboprop sangat disukai dan laris

Vickers Vanguard (1959) yang sanggup


terbang 680 km/jam dan jarak jangkau
2.900 km dengan kapasitas 139 pnpg

200207-SI3228-REKMOD-0268 16
Era pasca
Perang
Dunia II

Pada masa ini dibuat pesawat dengan 4 mesin, piston dan turbo propeller

200207-SI3228-REKMOD-0268 17
Turbo-jet dengan cepat menggantikan tempat mesin
konvensional dengan piston dan baling-baling karena
dengan prinsip sederhana satu shaft yang bergerak,
rotor kompresor dan rotor turbin mesin ini mampu
menghasilkan kecepatan tinggi jauh di atas mesin
konvensional.
1921, Guillaume yang pertama kali memiliki hak paten
Pesawat atas keberadaan mesin turbo-jet sebagai propulsi
pesawat udara. Namun yang lebih dikenal adalah
Turbo Jet penemuan dua mahasiswa Eropa, Frank Whittle
(Inggris, 1929) dan Hans von Ohain (Jerman, 1934).

Penggunaan mesin jet untuk pesawat pada awalnya


digunakan oleh pesawat-pesawat tempur seperti
Lockheed P-80 (1944) yang ditenagai mesin GEI-40
dalam perang Korea, juga Messserschmitt 262 (1942)
oleh Jerrman dalam PD II.
200207-SI3228-REKMOD-0268 18
Baru menjelang tahun
1950-an mesin jet mulai
dilirik untuk penerbangan Airbus, pesaing Boeing
sipil. Pesawat Inggris de dari Eropa,
Havilland Comet yang memperkenalkan pesawat
terbang perdana Juli 1949 badan lebar A300 pada
termasuk salah satu yang 1970-an.
pertama.
1960
Pesawat
Turbo Jet 1950 1970

Konsep jumbo jet 747


mulai dipikirkan Boeing
sejak 1960-an

200207-SI3228-REKMOD-0268 19
Era
Pengembangan
Pesawat Jarak
Jauh (era 50-
60)

200207-SI3228-REKMOD-0268 20
Pengembang
an Pesawat
Jarak Pendek
(era 60)

200207-SI3228-REKMOD-0268 21
 Dikembangkan untuk meningkatkan kecepatan
22 dan mempersingkat waktu perjalanan
 Yang pertama berhasil adalah Bell X-1, ketika
Capt. Charles 'Chuck' Yeager berhasil menembus
dinding suara 1947
 Inggris dan Perancis pada 1962 sepakat bekerja
sama membuat supersonic transport (SST). 1969
mengudara sang 'first lady of the sky'. Dengan
Pesawat Rolls Royce/Snecma Olympus 593, pesawat
Concorde, mampu terbang dua kali kecepatan
Supersonik suara (Mach 2,05) pada ketinggian maksimum
60.000 kaki (18km).
 Pesawat Rusia, Tupolev Tu-144 yang dijuluki
Concordski karena kemiripannya dengan
Concorde (terbang perdana 1968) tak mampu
menyaingi Concorde
 Boeing mengembangkan SST batal karena
masalah biaya
23

• 1968 - BAC/Aerospatiale membuat Concorde


Pesawat Supersonic • Hanya dibuat 14 buah
• Kecepatan Jelajah = 2400 km/jam
(Akhir 60 an) • Kap : 90-110 penumpang
• Jarak Jelajah : 7,000 km
• Berat total : 150,000 kg
• Panjang Runway : 3,200 m

200207-SI3228-REKMOD-0268
Pesawat Berbadan Lebar (60-70an) 24

• 1969 - Boeing
memperkenalkan Boeing
747-100
• PanAm merupakan
perusahaan pertama yang
menggunakan
• Bandar udara harus
menyesuaikan diri dg
pesawat ini

200207-SI3228-REKMOD-0268
Pengembangan Pesawat Twin Engine
(70-80-90an) 25

• Dikembangkan mesin
turbofan yg efisien
bahan bakar
• Boeing dan Airbus
mulai memproduksi
pesawat jenis ini

200207-SI3228-REKMOD-0268
Pengembangan Pesawat Regional (80-90an) 26

Pesawat bermesin Turbofan


untuk penerbangan regional
sangat berhasil
menggantikan pesawat tua
bermesin turboprop,
terutama karena
penumpang beranggapan
bahwa turboprop tidak
aman dan bising

200207-SI3228-REKMOD-0268
Generasi Baru Pesawat Regional
bermesin Jet 27

• Pesawat Jet Regional biasanya


memerlukan R/w yang lebih
panjang sekitar 1000 - 2000 ft
dibandingkan pesawat
turboprop
• Jenis pesawat termasuk New
Embraer 190-195 dan
Bombardier CRJ-900 dengan
kapasitas 95 dan 90 pnmpg
• Tipe ini hampir sama dengan
Airbus A318 dan Boeing 737-
600 yang memiliki kapasitas
105-110 penumpang

200207-SI3228-REKMOD-0268
Evolusi
Perkembangan
Pesawat
Regional

28
200207-SI3228-REKMOD-0268
Pesawat Jelajah Jauh 29

• Pada tahun 2003 dengan


munculnya pesawat Airbus
A340-500 dan Boeing 777-200
ER, maka penerbangan jelajah
jauh (lebih dari 7,000 nm) dapat
dilakukan, seperti New York-
Delhi atau New York-Singapore.
• Muncul isu baru berkaitan
dengan faktor manusia untuk
penerbangan jarak jauh

200207-SI3228-REKMOD-0268
Pesawat Subsonic Ultra-eficient
(Boeing 7e7) 30

Boeing mengklaim dapat


mengurangi Direct
Operating Cost (DOC)
sampai dengan 15-20%
per seat dibandingkan
pesawat subsonic sejenis

200207-SI3228-REKMOD-0268
Pesawat Generasi Baru
(Emerging Aircraft) 31

Mengetahui perkembangan
pesawat generasi baru dan
performansinya diperlukan
untuk mengetahui
dampaknya bagi
perencanaan bandar udara

200207-SI3228-REKMOD-0268
Pesawat Jet Ringan
• Muncul kebutuhan pesawat jet ringan
dengan bobot kurang dari 10,000 lbs
untuk kepentingan bisnis
• Pesawat yang telah dibuat
– Cessna Mustang (Certified 2006)
– Eclipse Aviation 500 (Certified 2006)
– Adam 700 (2008)
• Pesawat masih dalam pengembangan
– Embraer Phenom 100 (2008)
– Diamond Jet (2009)
– Honda Jet (2009)
Very
Light Jets

33
200207-SI3228-REKMOD-0268
7. Organisasi penerbangan

200207-SI3228-REKMOD-0268 34
7. Organisasi penerbangan.
International Civil Aviation Organization (ICAO)

Federal Aviation Administration (FAA)

Organisasi Penerbangan lainnya :


NTSB (National Transportation Security Board)
NTSC/KNKT (Komisi National Keselamatan Transportasi)
Organisasi Perdagangan dan Industri :
IATA (International Aviation Transportation Association)
INACA (Indonesia Air Carrier Association)
200207-SI3228-REKMOD-0268 35
• Perusahaan • Pengelola
penerbangan – Pemerintah
– Pemerintah • Dit-Jen Perhubungan Udara
Kelembagaan • Garuda • Merupakan gabungan
Indonesian sipil/militer
Airways (GIA) • Bandar udara non-kelas
• Merpati terutama di Irian Jaya yang
Nusantara dikelola oleh Pemerintah
– Swasta Daerah setempat
• ala Air-lines – BUMN
• Lion Air yang merupakan perusahaan
• Sriwijaya air BUMN di lingkungan
departemen Perhubungan
• Dll
• PT. (persero) Angkasa Pura I
• PT. (persero) Angkasa Pura II
– Swasta
36
8. Keunggulan dan kelemahan moda
transportasi udara

200207-SI3228-REKMOD-0268 37
Evolusi
Teknologi
Transportasi,
Abad 18 - 21

200207-SI3228-REKMOD-0268 38
Keunggulan
• Dari segi Kecepatan, secara umum mampu
bergerak dengan kecepatan tinggi.
Keunggulan • Dapat bergerak dengan bebas (bebas hambatan)
• Kemudahan (aksesibilitas) dalam mencapai suatu
dan lokasi dari moda transportasi lainnya.

kekurangan Kekurangan

moda • Biaya operasional lebih tinggi (mahal). Misal :


Pembuatan sarana danprasarana (landas pacu,
apron, alat navigasi, dll.).
transportasi • Kapasitas daya angkut lebih kecil (cargo yang
bernilai murah tidak sesuai kalau diangkut dengan
udara pesawat).
• Perubahan cuaca yang berpengaruh terhadap
operasi pesawat.
• Kebisingan yang tinggi.
200207-SI3228-REKMOD-0268 39
9. Rencana induk bandar udara (Airport
Masterplan)

200207-SI3228-REKMOD-0268 40
System-wide Planning
(Integrated Port
Planning)

Dikenal tiga jenis perencanaan : Individual Port Planning


(Port Masterplanning)

System-wide Planning berorientasi pada Project Planning


perencanaan sistem kebandar-udaraan
Perencanaan ataupun sistem kepelabuhanan dari suatu
wilayah tertentu
Bandara
Individual Port Planning berorientasi pada
perencanaan bandar udara ataupun
pelabuhan

Project Planning berorientasi pada


perencanaan salah satu komponen
prasarana pelabuhan atau bandar udara
Rencana induk pengembangan sistem kebandarudaraan
wilayah yang berisi tentang struktur bandara untuk masing-
masing perioda selama perioda perencanaan.

Integrated Pada masing-masing perioda ditetapkan peran dan fungsi


bandara dalam sistem jaringan angkutan udara wilayah
Airport
System Berisi tentang informasi rencana pengembangan dan arah
Planning pengembangan dari sistem kebandarudaraan dari wilayah

Merupakan acuan bagi masing-masing bandar udara dalam


penyusunan rencana induknya
200207-SI3228-REKMOD-0268 42
Dibedakan berdasarkan cakupan wilayah :

Nasional Port Planning : wilayah kajian meliputi seluruh Indonesia


Integrated dan seluruh jaringan transportasi udara/laut. Semua bandar-
udara/pelabuhan yang ada termasuk di dalamnya.

Airport
System Regional Port Planning : wilayah kajian meliputi salah satu wilayah
regional, misal Indonesia Timur, dan seluruh jaringan transportasi
Planning udara/laut yang ada di dalamnya.

Metropolitan Port Planning : wilayah kajian meliputi seluruh


Indonesia dan seluruh jaringan transportasi udara/laut. Semua
bandar-udara/pelabuhan yang ada termasuk di dalamnya.
Definisi :

Airport Rencana induk pengembangan jangka panjang


dari suatu Pelabuhan / bandar udara yang yang
Master dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan
pelabuhan di masa mendatang.
Planning
Biasanya disiapkan untuk mendukung perluasan
atau modernisasi pelabuhan/bandara eksisting,
atau juga merupakan pengembangan yang baru.

200207-SI3228-REKMOD-0268 44
• Investasi infrastruktur pelabuhan/bandara melibatkan pendanaan yang sangat
besar (skala trilyun). Pembangunan yang salah arah berarti inefisiensi,
misalokasi dan kemubaziran.
• Diperlukan acuan bagi pengembangan agar alokasi sumber daya dapat
dilakukan secara optimal, sesuai kebutuhan
• Investasi infrastruktur pelabuhan maupun bandar udara melibatkan pendanaan
yang sangat besar (skala trilyun). Pembangunan yang salah arah berarti
Latar inefisiensi, misalokasi dan kemubaziran.
• Bandara merupakan salah satu komponen jaringan (node)
Belakang • Pengembangan bandara tidak bisa berdiri sendiri (parsial), harus dalam konteks
jaringan.
• Kebijakan pembangunan Pemda banyak yang didasarkan pada keinginan,
bukan kebutuhan Pemda yang mampu secara finansial berlomba untuk
membangun bandara besar. Asumsinya Pemda akan maju jika memiliki
bandara.
• Diperlukan acuan bagi pengembangan bandara secara nasional, agar efisiensi
tercapai
200207-SI3228-REKMOD-0268 45
Rencana Pengembangan Pelabuhan :
• Lay-out Plan
• Tahapan Pengembangan
• Basic Design
• Estimasi Biaya
Output yang • Jadwal Pembiayaan
dihasilkan Kelayakan Pengembangan
• Kelayakan Ekonomi dan Finansial (jika
diperlukan)
• Kelayakan Lingkungan (termasuk kelayakan
lalu lintas)

200207-SI3228-REKMOD-0268 46
Tahapan
Kegiatan

200207-SI3228-REKMOD-0268 47
Untuk Bandara, perlu ditetapkan
peran Bandara dalam sistem
Jaringan (mengacu pada
Masterplan Bandar Udara Nasional)
Peran dan
Fungsi
BANDARA
Jika tidak sesuai dengan Masterplan
Bandar Udara Nasional diperlukan
koordinasi dengan Pemerintah Pusat

200207-SI3228-REKMOD-0268 48
• Data terkait dengan kondisi
Terdiri dari Lalu-lintas (meliputi moda
tiga yang ada di bandar udara)
kelompok • Data Kondisi Fisik Tapak
• Data Kondisi Eksisting
data : Bandara
Pengumpulan
Data Data • Rute yang dilayani
Terkait • Volume lalu-lintas untuk
masing-masing rute
dengan • Jenis dan Tipe Pesawat
Kondisi • Data Kondisi Sosial-Ekonomi
Lalu-lintas Hynterland

200207-SI3228-REKMOD-0268 49
Perlu diidentifikasikan terlebih dahulu, pola dan arah
pergerakan yang ada di dalam sistem bandara

Data lalu-lintas yang dikumpulkan adalah semua pola


dan arah pergerakan yang ada, seperti :
Data Lalu- Pergerakan
Pergerakan Pergerakan
penumpang/
lintas Pergerakan
pesawat/kapal
penumpang/
barang yang
barang
kendaraan
keluar/masuk
bandara
keluar/masuk
transit (lalulintas jalan)
bandar udara

Data yang mencerminkan faktor2 yang


mempengaruhi lalu-lintas
200207-SI3228-REKMOD-0268 50
• Pergerakan External
• Pergerakan dari/ke
Bandara
• Pergerakan dari/ke
pelabuhan
• Pergerakan internal di
areal Prasarana
Antarmoda.

Arah dan Pola Pergerakan


200207-SI3228-REKMOD-0268 51
Pergerakan di Prasarana Antarmoda

200207-SI3228-REKMOD-0268 52
Hub-Port
Transhipment

Sub-Hub-Port
Pergerakan
pd Hub,
Sub-Hub &
End-Port

Through Traffic
End-Port
200207-SI3228-REKMOD-0268 53
Wilayah “Sisi-Udara” (Air-side)
1. Peta Topography dan Geologi
2. Karakteristik Cuaca/Iklim
 Arah dan kecepatan angin
Data Kondisi  Pola dan intensitas hujan
Fisik Tapak 3. Karakteristik Lapisan Tanah
(Bandara)  Jenis tanah dan struktur lap tanah
 Karakteristik fisik tanah
4. Karakteristik Air Permukaan
 Pola drainase/pola air permukaan
 Intensitas hujan
200207-SI3228-REKMOD-0268 54
• Wilayah “Sisi-darat” (Land-side)
• Peta Topography
• Kondisi Tata-guna lahan
Jenis peruntukkan lahan

• Pola Kepemilikan lahan
Data Kondisi • Kondisi Jaringan transportasi darat
• Kondisi jaringan jalan dan karakter lalu-
Fisik Tapak lintas
(Bandara) • Kondisi jaringan rel dan karakter lalu-lintas
• Karakteristik Lapisan Tanah
• Jenis tanah dan struktur lapisan tanah
• Karakteristik fisik tanah
• Daya dukung

200207-SI3228-REKMOD-0268 55
Merupakan pendataan dari semua
fasilitas bandara yang ada.
Data Kondisi
Pendataan meliputi :
Eksisting
(Data • Dimensi dari masing2 komponen prasarana
• Jenis struktur/material
Inventory) • Kondisi dari masing2 komponen prasarana
• Konfigurasi
• Fasilitas penunjang (dimensi, jumlah dan
kondisi)

200207-SI3228-REKMOD-0268 56
Wilayah Sisi-Udara
• Tujuan analisis untuk mengetahui seberapa mudah akses pesawat
dapat dilakukan dan bagaimana mengatur agar akses pesawat
Analisis menjadi mudah :
• Untuk menentukan arah dan dimensi Runway
Kondisi • Untuk menentukan konfigurasi dan dimensi Taxiway, Apron dan
Holding Bay
Fisik • Untuk menentukan lay-out /konfigurasi Runway
• Analisis dan prediksi arah dan kecepatan angin untuk perioda
Tapak pengulangan tertentu
• Analisis Wind-Rose
Bandara • Analisis Kondisi Topography (analisis cut and fill)
• Analisis dan prediksi pola drainase
• Analisis daya dukung tanah

200207-SI3228-REKMOD-0268 57
Wilayah Sisi-Darat
• Tujuan analisis untuk mengetahui seberapa mudah
Analisis prasarana sisi-darat dapat dikembangkan
Kondisi • Analisis daya dukung tanah untuk menentukan :
• Jenis struktur terminal penumpang
Fisik • Jenis fundasi untuk bangunan prasarana lainnya
Tapak • Jenis struktur perkerasan
• Analisis kondisi topografi untuk menentukan
Bandara • Pola pematangan lahan
• Volume cut and fill

200207-SI3228-REKMOD-0268 58
• Dilakukan untuk mengkaji sejauh mana lahan yang
tersedia dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
Analisis bandara
Kondisi • Untuk bandar udara, analisis tata-guna lahan tidak
terbatas pada lokasi tapak, tetapi juga pada area
Tata-guna sekitarnya, dalam radius 3 Km. Untuk mengkaji
Lahan aspek keselamatan penerbangan.
• Analisis difokuskan pada kondisi pemanfaatan lahan,
baik eksisting maupun di masa datang.

200207-SI3228-REKMOD-0268 59
• Tujuan dari analisis lalu-lintas adalah untuk memprediksi
volume pergerakan yang perlu difasilitasi selama perioda
perencanaan.
Analisis • Analisis lalu-lintas dilakukan untuk masing-masing arah
Lalu- pergerakan dan untuk masing-masing jenis lalu-lintas.
• Berdasarkan Judgment (Metoda Delphy)
lintas • Time-series Analysis
• Econometric Models
• Hasil analisis Lalu-lintas berupa tabulasi dan/atau grafik

200207-SI3228-REKMOD-0268 60
• Berdasarkan kondisi eksisting dilakukan analisis
kapasitas dari masing-masing komponen prasarana
Analisis
• Dilakukan analisis gap-analisis, untuk mengetahui
Demand/ seberapa besar gap yang terjadi antara kapasitas
Kapasitas eksisting dan pergerakan yang akan difasilitasi di
masa depan
• Analisis dilakukan untuk rentang waktu rencana

200207-SI3228-REKMOD-0268 61
• Tujuan dari analisis ini untuk mengetahui jumlah/ dimensi prasarana yang
dibutuhkan untuk memfasilitasi pergerakan untuk setiap perioda
perencanaan
• Prasarana yang dianalisis meliputi : prasarana sisi-udara dan prasarana sisi-
darat
Analisis • Prasarana Sisi-udara terdiri dari :
• Runway
Kebutuhan • Taxiway
• Holding Bay
Prasarana • Apron
• Prasarana Sisi Darat :
Bandara • Gedung Terminal
• Storage area
• Jalan akses/jalan kereta
• Perkantoran
• Areal Parkir
• Fasilitas penunjang operasi
200207-SI3228-REKMOD-0268 62
• Tujuan dari tahapan ini untuk mendapatkan lay-out (tata-
letak) bandara yang paling optimal untuk setiap perioda
perencanaan.
• Lay-out sepenuhnya didasarkan pada kebutuhan prasarana
dan kondisi fisik tapak
• Tahapan yang dilakukan meliputi :
Lay-out • Mermuskan beberapa alternatif tata-letak berdasarkan
pada kondisi operasional bandara, kondisi fisik tapak dan
Planning kebutuhan prasarana
• Untuk masing-masing alternatif lakukan analisis/prediksi
dampak ditinjau dari aspek teknis, lingkungan maupun
biaya
• Lakukan evaluasi untuk mendapatkan lay-out paling
optimum berdasarkan kriteria tertentu
200207-SI3228-REKMOD-0268 63
• Tujuan dari tahapan ini untuk mendapatkan gambar
pra-design untuk setiap komponen prasarana
bandara
• Pra-design mendeskripsikan bentuk, dimensi,
Basic material dan yang digunakan untuk masing-masing
komponen prasarana.
Design • Merupakan gambar typikal untuk masing-masing
komponen prasarana
• Analisis lebih lanjut dilakukan untuk mendapatkan
estimasi volume pekerjaan dan biaya konstruksi.

200207-SI3228-REKMOD-0268 64
• Tujuan dari analisis ini untuk mengetahui apakah
pengembangan pelabuhan layak untuk dilakukan
• Hasil yang diperoleh dari analisis ini adalah tingkat
kelayakan pengembangan pelabuhan ditinjau dari
Analisis aspek ekonomi, finansial, teknis dan lingkungan
Kelayakan • Analisis kelayakan dilakukan dalam rentah waktu
perencanaan
• Kelayakan ekonomi : kelayakan yang ditinjau dari
kepentingan publik
• Kelayakan finansial : kelayakan yang ditinjau dari
kepentingan operator (pengelola) bandara

200207-SI3228-REKMOD-0268 65
• Analisis dilakukan dari sudut pandang publik (masyarakat secara
luas)
• Kajian dilakukan untuk mengetahui apakah masyarakat secara luas
diuntungkan dengan rencana pengembangan pelabuhan
Analisis • Langkah analisis yang dilakukan meliputi :
• Tentukan rentang waktu analisis (time horizon)
Kelayakan • Identifikasikan stakeholder yang akan terkena dampak dari
pengembangan pelabuhan/bandara
Ekonomi • Identifikasikan komponen dampak yang akan dirasakan oleh
masing-masing stakeholder
• Lakukan analisis/estimasi intensitas dampak untuk masing-
masing komponen dampak selama rentang waktu perencanaan
• Lakukan analisis Benefit Cost Ratio

200207-SI3228-REKMOD-0268 66
• Analisis dilakukan dari sudut pandang operator/pengelola
• Kajian dilakukan untuk mengetahui apakah secara finansial
operator akan diuntungkan dengan rencana pengembangan
bandara
• Langkah analisis yang dilakukan meliputi :
Analisis • Tentukan rentang waktu analisis (time horizon)
Kelayakan • Identifikasikan komponen biaya yang harus ditanggung pihak
operator selama rentang waktu pengembangan
Finansial • Estimasikan besarnya biaya yang harus ditanggung pihak
operator selama rentang waktu pengembangan
• Identifikasikan dan estimasikan potensi pendapatan (revenue)
yang akan diperoleh pihak operator selama rentang waktu
pengembangan
• Lakukan analisis Benefit Cost Ratio
200207-SI3228-REKMOD-0268 67
68

Anda mungkin juga menyukai