Anda di halaman 1dari 7

Amelia Putri _A410220095

Rangkuman Bab 2
“Tabel Kebenaran”
A. Tabel Kebenaran
Tabel kebenaran adalah tabel yang menunjukkan secara sistematis satu demi satu nilai-nilai
kebenaran sebagai hasil kombinasi dari proposisi-proposisi yang sederhana
Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan oleh kebenaran proposisi atomiknya dan cara
mereka dihubungkan dengan perangkai logika (konjungsi, disjungsi, negasi, implikasi, dan
ekuivalensi
B. Konjungsi (∧)
DEFINISI
Konjungsi dari dua proposisi (misalkan A dan B) bernilai benar jika dua proposisi tersebut bernilai
benar
NOTASI A ∧ B

C. Disjungsi (V)
DEFINISI
Kata "atau" dalam perangkai logika digunakan dalam dua cara. Cara pertama, "atau" digunakan
secara inklusif, dan cara kedua "atau" digunakan secara eksklusif.
1. Disjungsi Inklusif
DEFINISI
Disjungsi Inklusif dari dua proposisi (misalkan A atau B) bernilai benar, jika salah satu dari
proposisi atomiknya benar atau keduanya bernilai benar
NOTASI (V)

2. Disjungsi Eksklusif
DEFINISI
Disjungsi Eksklusif dari dua proposisi (misalkan A atau B) bernilai benar, bila hanya salah satu
dari dua proposisi tersebut bernilai benar
NOTASI

D. Negasi
DEFINISI
Misalkan A adalah proposisi. Pernyataan “Ini bukan A“ adalah proposisi yang lain, disebut negasi
daroi A. Negasi dari A dinotasikan ~A
E. Implikasi
DEFINISI
Implikasi dari dua proposisi (misalkan ) bernilai salah apabila antesedennya benar dan
konsekuennya salah. Dalam kemungkinan lainnya pernyataan implikasi tersebut adalah benar.
dibaca : “Jika A maka B“

F. Varian Proposisi Bersyarat


Terdapat bentuk implikasi lain dari dua proposisi (misalkan ), yaitu proposisi sederhana
yang merupakan variasn dari implikasi. Ketiga varian proposisi bersyarat, yaitub konvers, invers,
dan kontraposisi dari posisi asal
Konvers (kebalikan) :
Invers :
Kontraposisi :

G. Ekuivalensi
DEFINISI
Ekuivalensi dari dua proposisi (misalkan ) bernilai benar anteseden sama dengan nilai
kebenaran anteseden sama dengan nilai kebenaran konsekuen dan ekuivalensi bernilai
salah apabila nilai kebenaran konsekuennya.
Rangkuman Bab 3
“Proposisi Majemuk”
Bentuk pernyataan atau argument pada proposisi majemuk yang rumit harus melewati teknik parsing
terlebih dahulu sehingga diperoleh proposisi-proposisi yang paling kecil (proposisi atomik) yang selnjutnya
dapat diubah menjadi bentuk ekspresi logika.

A. Ekspresi Logika
Ekspresi logika adalah proposisi-proposisi yang dibangun dengan variable-variabel logika yang
berasal dari pernyataan atau argumen. Variabel logika disimbolkan dengan huruf-huruf tertentu.
Contoh A ∧ B, dimana A dan B tersebut variabel logika atau variabel proposisional.
B. Skema
Skema adalah semua ekspresi yang berisi identifikator-identifikator yang menunjukkan adanya
suatu ekspresi logika.
Misal ( A ∧ B ) dapat diganti dengan P, sedangkan ( A v B ) dapat diganti dengan Q. Jadi P berisi
variabel proposisional A dan B, demikian juga dengan Q. P dan Q disini bukanlah variabel
proposional, karena nilai P dan Q bergantung pada nilai A dan B.
C. Menganalisis Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk mempunyai subproposisi berupa konjungsi, disjungsi negasi, implikasi ataupun
ekuivalensi. Setiap fpe akan mengeksprsikan suatu proposisi majemuk.
Teknik memisah-misah (memecah) kalimat menjadi proposisi-proposisi yang paling kecil (atomic)
inilah yang disebut teknik Parsing.
D. Aturan Pengurutan
Untuik menentukan nilai kebenaran sebuah pernyataan majemuk yang lebih dari dua pernyataan
tunggal dan lebih dari satu operasi perangkai logika, yang terlebih dahulu dicari nilai
kebenarannya yaitu pernyataan-pernyataan yang terletak di dalam kurung kecil (…), kemudian
yang terletak di dalam tanda kuring siku [..] dan seterusnya.
Analisis pernyataan berikut menjadi ekspresi logika berupa proposisi majemuk,
kemudian dengan tabel kebenaran buktikan tautologi atau bukan tautologi !
a. Batik yang diproduksi bermutu baik, apabila bahan bakunya berasal dari Solo atau Bandung.
Batik tersebut laku dipasaran, apabila batik yang diproduksi bermutu baik. Akan tetapi pada
kenyataannya batik yang diproduksi tidak laku dipasaran. Oleh karenanya, bahan baku batik
yang digunakan bukan dari solo.
P1 = Jika bahan baku batik berasal dari Solo atau Bandung, makan batik yang diproduksi
bermutu baik ) (P v Q) R
P2 = Jika batik yang diproduksi bermutu baik, maka batik tersebut laku dipasaran R S
P3 = Batik yang diproduksi tidak laku di pasaran ~S
K = bahan baku batik yang digunakan bukan berasal dari Solo ~P
P = bahan bakunya berasal dari solo
Q = bahan bakunya berasal dari Bandung
R = Batik yang diproduksi bermutu baik
S = Batik yang diproduksi laku di pasaran
P1 = (P v Q) R
P2 = R S
P3 = ~S
K = ~P
Ekspresi logika
((P1 ∧ P2) ∧ P3) K
[(((P v Q ) R ) ∧ (R S )) ∧ (~S)] (~P)
P ~P Q R S ~S P v (P v Q) R (P v Q ) R ) ∧ (P v Q ) R [(((P v Q ) R ) ∧ (R S
Q R S (R S ) ) ∧ (R S ) )) ∧ (~S)] (~P)
∧ (~S)
T F T T T F T T T T F T
T F T T F T T T F F F T
T F T F T F T F T F F T
T F T F F T T F T F F T
T F F T T F T T T T F T
T F F T F T T T F F F T
T F F F T F T F T F F T
T F F F F T T F T F F T
F T T T T F T T T T F T
F T T T F T T T F F F T
F T T F T F T F T F F T
F T T F F T T F T F F T
F T F T T F F T T T F T
F T F T F T F T F F F T
F T F F T F F T T T F T
F T F F F T F T T T T T
Pada kolom terakhir tabel kebenaran bernilai T (True/Benar) semua, maka proposisi majemuk diatas merupakan tautology.
b. Jika tia mengadakan konser, penggemarnya akan datang jika harga tiket tidak mahal. A
Jika Tia mengadakan konser, harga tiket tidak mahal. Dengan demikian, penggemarnya akan
datang, jika Tia mengadakan konser
P1 = Jika tia mengadakan konser, penggemarnya akan datang jika harga tiket tidak mahal A
((~B) C)
P2 = Jika Tia mengadakan konser, harga tiket tidak mahal A (~B)
K = Dengan demikian, penggemarnya akan datang, jika Tia mengadakan konser A C
A = Tia mengadakan konser
~B = harga tiket tidak mahal
C = penggemarnya akan dating
P1 = A ((~B) C)
P2 = A (~B)
K=A C
EKSPRESI LOGIKA
(P1 ∧ P2) K
(A ((~B) C)) ∧ (A (~B)) (A C)
A B ~B C ((~B) A ((~B) A (~B) A ((~B) C) ∧ A A C A ((~B) C) ∧ A
C) C) (~B) (~B) A C
T T F T T T F F T T
T T F F T T F F F T
T F T T T T T T T T
T F T F F F T F F T
F T F T T T T T T T
F T F F T T T T T T
F F T T T T T T T T
F F T F F T T T T T
Pada kolom terakhir tabel kebenaran bernilai T (True/Benar) semua, maka proposisi majemuk diatas merupakan
tautology.

c. Harga saham turun apabila suku bunga naik. Banyak investor kecewa apabila harga saham
turun. Pada saat ini suku bunga naik. Dengan demikian, banyak investor kecewa
P1 = Harga saham turun apabila suku bunga naik A B
P2 = Banyak investor kecewa apabila harga saham turun. B C
P3 = Pada saat ini suku bunga naik A
K = Dengan demikian, banyak investor kecewa C
A = suku bunga naik
B = Harga saham turun
C = Banyak investor kecewa
P1 = A B
P2 = B C
P3 = A
K=C
Ekspresi Logika
((P1 ∧ P2) ∧ P3) K
(((A B) ∧ (B C)) ∧ A) C
A B C A B B C ((A B) ∧ (B C)) (((A B) ∧ (B C)) (((A B) ∧ (B C)) ∧ A) C
T T T T T T T T
T T F T F F F T
T F T F T F F T
T F F F T F F T
F T T T T T F T
F T F T F F F T
F F T T T T F T
F F F T T T F T
Pada kolom terakhir tabel kebenaran bernilai T (True/Benar) semua, maka proposisi majemuk diatas merupakan
tautology.

Anda mungkin juga menyukai