Anda di halaman 1dari 21

MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Tanda-Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka


I. Apa Tanda Pengenal dalam Gerakan pramuka?

1. Tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka adalah tanda tanda yang di kenakan dalam
pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seseorang anggota Gerakan
Pramuka, satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan
tanda penghargaan jang dimilikinya.

2. Tanda pengenal Gerakan Pramuka secara garis besarnya meliputi :

a. Tanda Umum :
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah
dilantik, putera maupun puteri.
b. Tanda Satuan :
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan satuan/kwartir tertentu tempat seorang anggota
Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di gugusdepan
sampai dengan satuan tingkat Nasional.
c. Tanda Jabatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seseorang dalam lingkungan
Gerakan Pramuka.
d. Tanda Kecakapan :
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap
dan usaha seorang Pramuka, dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.
e. Tanda Kehormatan :
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas
jasa, darma bakti, dan lainnya yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan
Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyaraat, bangsa, negara dan umat manusia.

II. Kelompok dan Macam tanda pengenal.


Berbagai macam tanda pengenal Gerakan Pramuka dikelompokkan dalam 5 kelompok,
yaitu :
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

1. Tanda Umum meliputi : Tanda tutup kepala, setangan leher, atau pita leher, tanda
pelantikan, tanda harian, tanda kepramukaan sedunia (Putera dan Puteri).

2. Tanda Satuan meliputi : Tanda barung, regu, sangga, dan tanda satuan terkecil lainnya
tanda gugusdepan, kwartir dan majelis Pembimbing, Tanda krida dan Satuan Karya, lencana
daerah dan tanda wilayah, tanda satuan pramuka luar biasa dan tanda satuan lainnya.

3. Tanda Jabatan meliputi : Tanda pemimpin dan wakil pemimpin ; Barung, regu, sangga, dan
lain lain. Tanda pemimpin dan wakil pemimpin Krida dan Satuan Karya, Tanda Keanggotan,
dewan kerja T/D, Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak,
Pandega dan Tanda Pembina Gugusdepan Pramuka. Tanda Pelatih pembina Pramuka, Tanda
andalan dan pembantu andalan dan tanda jabatan lainnya.

4. Tanda Kecakapan meliputi :


a. Tanda Kecakapan Umum :
1) Pramuka Siaga : Mula, Bantu dan Tata.
2) Pramuka Penggalang : Ramu, Rakit dan Terap.
3) Pramuka Penegak : Bantara dan Laksana.
4) Pramuka. Pandega : Pandega.
5) Pembina Pramuka : Mahir Dasar dan Lanjutan.
b. Tanda Kecakapan Khusus :
1) Pramuka Siaga : Tidak bertingkat.
2) Pramuka Penggalang : Purwa. Madya dan Utama.
3) Pramuka Penegak : Purwa. Madya dan Utama.
4) Pramuka Pandega : Purwa. Madya dan Utama.
5) Instruktur : Muda dan Dewasa.
6) Pelatih Pembina Pramuka : Dasar dan Lanjutan.
c. Tanda Kecakapan Pramuka Garuda untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega.

5. Tanda kehormatan meliputi :


a. Untuk peserta didik : Tanda penghargaan mengikuti kegiatan, Lencana Tahunan Lencana
Wiratama, dan Lencana teladan.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

b. Untuk orang dewasa meliputi : Lencana tahunan, Lencana Pancawarsa, Lencana Wiratama,
Lencana Jasa (Darma bakti, Melati dan Tunas kencana).
6. Bentuk ukuran warna dan persyaratan untuk menerima tanda pengenal Gerakan Pramuka
diatur dalam PP tersendiri.

BAGAN MACAM TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

1. Tanda Tutup Kepala 4. Tanda Kepramukaan Sedunia (Pa/Pi)

Tanda Umum 2. Setangan Leher/Pita Leher 5. Tanda harian

3. Tanda Pelantikan 6. Dan lain-lain

1. Tanda Barung, Regu, Sangga, 4. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah

Tanda Tanda Satuan Gugusdepan Luar


2. Tanda Gugusdepan 5.
Satuan Biasa

3. Tanda Krida, Tanda Saka 6. Dan lain-lain

Tanda Pemimpin dan Wakil Tanda Pemimpin dan Wakil


1. 6.
Pemimpin Barung, Regu, Sangga, dll Pemimpin Krida

Tanda Pembina dan Pembantu


2. 7. Tanda Pamong Saka.
Pembina S, G, T, D.
Tanda
Tanda Andalan dan Pembantu
Jabatan 3. 8. Tanda Majelis Pembimbing.
Andalan.

Tanda Keanggotaan Dewan Kerja


4. Korps Pelatih Pembina Pramuka. 9.
T,D.

5. Tanda Petugas dan Peserta Kegiatan. 10. Dan lain-lain

Tanda I. TKU II. TKK


Kecakapan
* Siaga: Mula, Bantu, Tata. * Siaga : Satu tingkat

* Penggalang: Ramu,Rakit. Terap. * Penggalang:Purwa,Madya,Utama.


MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

* Penegak:Bantara,Laksana * Penegak:Purwa,Madya,Utama

* Pandega : Pandega * Instruktur : Muda, Dewasa.

* Pembina Mahir: Dasar dan Lanjutan * Pelatih : KPD, KPL.

III. Pramuka Garuda untuk S, G, T, D

I. Gerakan Pramuka 2 . Untuk Orang Dewasa

1. Untuk Peserta Didik :  Bintang tahunan

 Tanda Penghargaan  Lencana Panca warsa

 Bintang Tahunan  Lencana Dharma Bakti


Tanda
Penghargaan  Lencana Wiratama  Lencana Melati

 Lencana Teladan  Lencana Tunas Kencana

 Lencana WIRATAMA

II. Badan/Organisasi Sosial dan Kemanusiaan

III. Pemerintah RI dan Negara Lain

Kode Kehormatan

Kode Kehormatan ialah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang merupakan ukuran atau
standar tingkah laku Pramuka di masyarakat.

1.    Kode Kehormatan merupakan janji dan ketentuan moral Pramuka.


a.    Kode kehormatan Pramuka terdiri atas :

 SATYA PRAMUKA  : merupakan janji Pramuka


MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

 DARMA PRAMUKA : merupakan ketentuan moral Pramuka


b.    SATYA PRAMUKA, adalah :
 Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persayaratan  keanggotaanya.
 Tindakan pribadi untuk meningkatkan diri secara sukarela menerapkan dan
mengamalkan janji.
 Titik tolak memasuki proses pendidikan  sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spritual, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya.
c.    DARMA PRAMUKA, adalah
 Alat proses pendidikan diri yang progresif untuk mengembangkan  budi pekerti luhur.
 Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong peserta didik menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat, dimana ia hidup dan
menjadi anggota.
 Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong.
 Kode Etik Organisasi dan Satuan Pramuka dengan landasan ketentuan moral disusun
dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur  hak dan kewajiban anggota,
pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.

2.    Kode kehormatan bagi Pramuka disesuaikan dengan golongan usia perkembangan
rohani dan jasmani peserta didik.
a.    Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga
 DWI SATYA Pramuka Siaga
Demi kehormatanku  aku berjanji akan bersungguh - sungguh :
 menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan , Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengikuti tata krama keluarga.
 setiap hari berbuat kebajikan.
 DWI DARMA Pramuka Siaga
 Siaga berbakti kepada ayah dan bundanya.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

 Siaga berani dan tidak putus asa

b.    Kode Kehormatan Pramuka Penggalang


 TRI SATYA
Demi kehormatan aku berjanji akan bersungguh - sungguh :
 menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila.
 menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
  menepati Dasa Darma.
 DASA DARMA
Pramuka  itu :
 Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa
 Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
 Patriot yang sopan dan kesatria
 Patuh dan suka bermusyawarah
 Rela menolong dan tabah
 Rajin, terampil dan gembira
 Hemat, cermat dan bersahaja
 Disiplin, berani dan setia
 Bertanggunngjawab dan dapat dipercaya
 Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

MOTTO GERAKAN PRAMUKA

Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan
setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri
untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU


KUBAKTIKAN “
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain :

1. Menanamkam rasa percaya diri.

2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.

3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.

4. Rasa bangga sebagai Pramuka.

5. Memiliki Budaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam
merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.

Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mis.
Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan
membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat
tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi
Departemen Pertanian yang juga tokoh pramuka.

Lambang ini dipergunakan pertama kali sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden
Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan
Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Bentuk

Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar di
samping) Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72
tentang Lambang Gerakan Pramuka.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Arti kiasan

Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:

Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah
inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).

Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan
rohaninya kuat dan ulet.

Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu
beradaptasi dalam kondisi apapun

Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang
tinggi.

Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.

Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan
agama.

Penggunaan

Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir /
Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka

Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan
menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas
Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.

Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan


ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi
kader pembangunan yang berjiwa Pancasila

MERAH PUTIH

Bendera adalah salah satu lambang negara yang dikibarkan.

Bendera merah putih adalah bendera kehormatan bangsa Indonesia.

Bagaimana sejarah bendera merah putih?

Sejarah

Bendera merah putih dulu dipakai oleh kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia.

Dalam sejarah, merah putih juga diambil dari mitologi bangsa Austronesia, yaitu warna
merah (tanah) dan putih (langit).

Konon, warna merah dan putih terinspirasi dari warna panji Kerajaan Majapahit dengan
sembilan garis merah dan putih.

Sebelumnya bendera warna ini juga pernah digunakan saat Jayakatwang melawan
Kertanegara dari Kerajaan Singosari.

Sebagai wujud protes dan nasionalisme melawan Belanda, pengibaran bendera merah


putih ini terjadi di pulau Jawa tahun 1928.

Pada saat itu Indonesia dalam penjajahan Belanda dan pengibaran bendera dilarang oleh para
tentara Belanda.

Tahun 1940 Jepang menginvasi Indonesia.

Gerakan-gerakan nasionalisme mulai bermunculan.

17 Agustus 1945

Sang Saka Merah Putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan
Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Soekarno menyatakan Proklamasi Indonesia.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, menjahit bendera pertama pada tahun 1944.

Bahannya dari katun Jepang berukuran 276x 200 cm.

Tahun 1946-1968, bendera tersebut dikibarkan hanya pada saat 17 Agustus saja.

Sejak tahun 1969, bendera itu tidak berkibar lagi karena sobek, tapi disimpan di Istana
Merdeka.

Sesudah tahun 1969, bendera duplikat dikibarkan tiap 17 Agustus.

Bendera duplikat ini terbuat dari sutera.

Arti

Bendera merah putih Indonesia melambangkan semangat Indonesia untuk lepas dari
penjajahan Belanda.

Merah artinya keberanian, berani melawan penjajah.

Putih melambangkan kesucian, niat suci para pahlawan dan rakyat untuk membela dan
memperjuangkan kemerdekaan negeri Indonesia tercinta.

Dalam Pasal 35 Undang Undang Dasar 1945, Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah
Putih.

Pengibaran bendera merah putih dilakukan untuk mengenang jasa para pahlawan dan
mensyukuri kemerdekaan Indonesia.

Setengah Tiang

Bendera setengah tiang berasal dari abad 17.

Tradisi ini diperkenalkan oleh para pelaut Inggris dan diikuti oleh negara-negara lain hingga
sekarang.

Sejak tahun 1612, kapten kapal Inggris Heart's Ease meninggal dalam perjalanan ke Kanada.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Penumpang kapal mengibarkan bendera kebangsaan Inggris untuk menghormati mendiang


kapten.

Bendera tersebut tidak dikibarkan di ujung tiang. 

Bendera setengah tiang adalah bendera yang dikibarkan di tengah-tengah tiang.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan perkabungan.

Saat mengibarkan bendera setengah tiang, bendera tersebut harus ditarik hingga mendekati
puncak tiang untuk beberapa saat, kemudian diturunkan menjadi setengah tiang.

Ketika diturunkan, bendera tersebut harus dinaikkan mendekati puncak tiang, kemudian
diturunkan sepenuhnya.

Yuk, kita sungguh-sungguh menghormati bendera merah putih.

Menghormati bendera merah putih sama dengan menghormati jasa para pahlawan dan


kemerdekaan Indonesia.

Lambang negara Indonesia

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal


Ika. Lambang negara Indonesiaberbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah
kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung
dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
“Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang
ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh
Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada
Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.

Lambang negara Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No.


43/1958

Sejarah

Garuda, kendaraan (wahana) Wishnu tampil di berbagai candi kuno di Indonesia,


seperti Prambanan, Mendut, Sojiwan, Penataran, Belahan, Sukuh dan Cetho dalam bentuk
relief atau arca. Di Prambanan terdapat sebuah candi di muka candi Wishnu yang
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi tidak ditemukan arca Garuda di dalamnya. Di
candi Siwa Prambanan terdapat relief episode Ramayana yang menggambarkan
keponakan Garuda yang juga bangsa dewa burung, Jatayu, mencoba
menyelamatkan Sintadari cengkeraman Rahwana. Arca anumerta Airlangga yang
digambarkan sebagai Wishnu tengah mengendarai Garuda dari Candi Belahan mungkin
adalah arca Garuda Jawa Kuno paling terkenal, kini arca ini disimpan di Museum Trowulan.

Garuda muncul dalam berbagai kisah, terutama di Jawa dan Bali. Dalam banyak kisah
Garuda melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan, dan
disiplin. Sebagai kendaraan Wishnu, Garuda juga memiliki sifat Wishnu sebagai pemelihara
dan penjaga tatanan alam semesta. Dalam tradisi Bali, Garuda dimuliakan sebagai "Tuan
segala makhluk yang dapat terbang" dan "Raja agung para burung". Di Bali ia biasanya
digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kepala, paruh, sayap, dan cakar elang, tetapi
memiliki tubuh dan lengan manusia. Biasanya digambarkan dalam ukiran yang halus dan
rumit dengan warna cerah keemasan, digambarkan dalam posisi sebagai kendaraan Wishnu,
atau dalam adegan pertempuran melawan Naga. Posisi mulia Garuda dalam tradisi Indonesia
sejak zaman kuno telah menjadikan Garuda sebagai simbol nasional Indonesia, sebagai
perwujudan ideologi Pancasila. Garuda juga dipilih sebagai nama maskapai penerbangan
nasional Indonesia Garuda Indonesia. Selain Indonesia, Thailand juga menggunakan Garuda
sebagai lambang negara.

Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia 1945–1949, disusul pengakuan kedaulatan Indonesia


oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949, dirasakan perlunya
Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) memiliki lambang negara. Tanggal 10 Januari
1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator
Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia
teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir,
dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan
lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku "Bung Hatta Menjawab" untuk melaksanakan


Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua
rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada
proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II.
Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari yang
menampakkan pengaruh Jepang.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS
Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan
penyempurnaan rancangan itu. Mereka bertiga sepakat mengganti pita yang dicengkeram
Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan
semboyan "Bhineka Tunggal Ika".Tanggal 8 Februari 1950, rancangan lambang negara yang
dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan
lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan
kembali, karena adanya keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan bahu
manusia yang memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis.[2]

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah
disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-
Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan
rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG
Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI
menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan
pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950.[3] Ketika itu gambar
bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul" dan tidak berjambul seperti bentuk
sekarang ini. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang
negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.

Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno
memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; setelah
sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta
mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di
depan pita, atas masukan Presiden Soekarno. Dipercaya bahwa alasan Soekarno
menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald
Eagle, Lambang Amerika Serikat.[2] Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan
penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran
dan tata warna gambar lambang negara. Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan
patung besar dari bahan perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruang
Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara
Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga kini.

Deskripsi dan arti filosofi


MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Garuda

 Garuda Pancasila adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam
sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang
rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa
Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
 Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
 Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga
pembangunan.
 Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
o 17 helai bulu pada masing-masing sayap
o 8 helai bulu pada ekor
o 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
o 45 helai bulu di leher

Perisai

 Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan
perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
 Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan
garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
 Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia "merah-
putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
 Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut[4]:

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian
tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam[5];
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai
bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah[6];
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri
atas perisai berlatar putih[7];
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng[8] di bagian
kanan atas perisai berlatar merah[9]; dan
5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan
kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.

Pita bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

 Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka
Tunggal Ika" berwarna hitam.
 Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu
Tantular. Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal"
berarti satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan
"Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap
adalah satu kesatuan, bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Beberapa aturan

Lambang Negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Lambang Negara Indonesia berbentuk burung garuda yang kepalanya menoleh ke
sebelah kanan (dari sudut pandang garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang di
gantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
"Berbeda-beda tetapi tetap satu" ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak yang kemudian disempurnakan
oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali
pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat Tanggal 11 Februari 1950. Lambang negara
Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958.

Lagu Garuda Pancasila

Garuda Pancasila juga merupakan dan nama sebuah lagu nasional Indonesia yang diciptakan
lagu dan liriknya oleh Sudharnoto.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju

Teknik penjernihan air dan penyaringan air

Teknik penjernihan air dan penyaringan air menjadi salah satu materi yang terdapat
dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) pramuka penggalang. Syarat yang harus dikuasai
oleh pramuka untuk mencapai penggalang ramu, penggalang rakit, maupun penggalang terap
ini meliputi mampu menjelaskan macam jenis penjernihan air, berbagai teknik penjernihan
air, dapat melakukan proses penjernihan air secara sederhana, serta mampu mensosialisasikan
macam dan cara melakukan penjernihan air.

Dalam masing-masing tingkatan SKU Pramuka Penggalang, syarat kecakapan ini tertuang


dalam poin ke-22. Tentunya dengan tingkatan yang berbeda-beda. Untuk calon penggalang
ramu, seorang pramuka haruslah dapat menjelaskan teknik penjernihan air (SKU ke-22),
dengan pencapaian SKU:

 Dapat menyebutkan 3 macam jenis penjernihan air

 Dapat menyebutkan minimal 5 teknik penyaringan air

Dalam SKU Penggalang Rakit, seorang pramuka calon penggalang rakit haruslah dapat
melakukan proses penjernihan air secara sederhana (SKU ke-22), dengan pencapaian
SKU: Dapat melakukan proses penjernihan air secara sederhana.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

Sedangkan dalam SKU Penggalang Terap, seorang calon penggalang terap dituntut
untuk Dapat mensosialisasikan cara penjernihan air (SKU ke-22), dengan pencapaian SKU
meliputi:

 Pernah menjelaskan 3 macam jenis penjernihan air di depan pasukannya

 Pernah menjelaskan 5 dari 11 teknik penyaringan air di depan pasukannya

Mengenal Teknik Penjernihan Air


Penjernihan air adalah proses yang dilakukan untuk membuat air dapat digunakan untuk
suatu penggunaan tertentu. Semisal penggunaan air untuk minum, proses indrustri, medis,
pertanian, dan lain-lain. Masing-masing penggunaan tersebut memiliki standar atau mutu
yang berbeda-beda.

Terdapat berbagai teknik penjernihan air yang bisa dilakukan. Teknik-teknik tersebut
diantaranya adalah:

 Penyaringan
Penyaringan adalah salah satu cara penjernihan air dengan menyaring air dengan
menggunakan berbagai bahan mulai dari kain, kapas, pasir, kerikil, ijuk, dan atau bahan
lainnya untuk mendapatkan mutu air yang lebih baik.

 Perebusan
Perebusan adalah cara penjernihan air dengan cara dipanaskan hingga mendidih. Proses
ini untuk membunuh bakteri, spora, ova, kista dan mensterilkan air.
 Disinfeksi kimia
Disinfeksi kimia merupakan teknik penjernihan air dengan memanfaatkan disinfektan
atau bahan kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh
mikroorganisme. Teknik penjernihan air dengan Disinfeksi kimia dapat dilakukan pada
genangan air, air dalam sumur, dll.
 Bubuk pemutih
Adalah penjernihan air dengan menggunakan bubuk pemutih semisal tawas dan kapur
gamping. 
 Tablet klorin
Adalah penjernihan air dengan menggunakan tablet klorin atau kaporit.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

 Filter
Adalah penjernihan air dengan menggunakan filter air khusus yang dibuat oleh pabrikan
tertentu. Yang biasa terdapat dipasaran adalah filter keramik ‘lilin’ dan UV filter.
 Desalinasi
Adalah penjernihan air dengan serangkaian metode dan alat khusus yang memanfaatkan
pemanasan dengan sinar matahari.
Penyaringan Air
Penyaringan air adalah salah satu metode atau teknik penjernihan air yang sederhana.
Seorang pramuka penggalang dapat melakukan penyaringan air dengan beberapa cara,
seperti: 

 Saringan air katun; 


Merupakan teknik penyaringan air yang paling  sederhana. Air keruh disaring dengan
menggunakan kain katun yang bersih, bertujuan untuk  membersihkan air dari kotoran
dan organisme kecil yang ada dalam air keruh.

 Saringan kapas; 
Air disaring dengan kapas yang diletakkan di dasar wadah yang diberi lubang. Bertujuan
untuk membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

 Aerasi;
Aerasi merupakan proses penjernihan air dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air.
Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida  serta
hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi
atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan
mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang
nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

 Saringan Pasir Lambat (SPL);


Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan
pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan  dengan
jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati
lapisan kerikil.
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

 Saringan Air Sederhana;


Penyaringan air dengan teknik Saringan Air Sederhana merupakan modifikasi dari
saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil,
batu  dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut
kelapa.

Itulah beberapa teknik penjernihan air dan penyaringan air yang dapat dilakukan oleh para
pramuka. Selain untuk menyelesaikan uji SKU Pramuka Penggalang, keterampilan dalam
mengolah air hingga menjadi air yang berkualitas lebih baik ini tentu akan sangat bermanfaat
MATERI BUKU SKU PRAMUKA PENGGALANG MTs SABILUL ULUM

di dunia nyata. Baik ketika berkegiatan di alam terbuka ataupun ketika harus ikut serta
membangun masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai