Anda di halaman 1dari 2

SIARAN PERS

Pra-event Pameran Seni Rupa Akara : Memotret Yogyakarta Kini

YOGYAKARTA, 17 April 2021- Sebanyak sepuluh perupa Yogyakarta melukis bersama pada saat
menjelang berbuka puasa di Gedung DPD PDI Perjuangan DIY, Sabtu (17/4/2021). Dalam waktu yang
terbatas, sekitar dua jam, para perupa akan menuangkan gagasannya melalui melukis on the spot
dalam acara bertajuk Memotret Yogyakarta Kini.

Kegiatan yang merupakan pra event pameran seni rupa AKARA ini diikuti oleh Januri, Bambang
Heras, Tjokorda, Wilman S, Sadikin, Rismanto, Suharmanto, Laksmi, Dyan Anggraini, dan Hadi
Soesanto. Para perupa akan menunjukkan keahlian mereka dalam melukis dengan mempraktikkan
gaya dan karakter masing-masing dalam menangkap secara cepat objek, karakter objek, serta
kedalaman objek.

Menurut Sekretaris DPD PDI Perjuangan DIY GM Totok Hedi Santosa, Yogyakarta sebagai kota
budaya kaya akan keragaman seni dan keunikan karakter masyarakatnya.

“Yogyakarta juga kota yang masih ramah dan terbuka bagi warganya yang terpaksa mencari
penghasilan di jalanan,” ujarnya.

Realita itu bisa dilihat di perempatan-perempatan kota yang banyak memunculkan manusia silver.
Sebuah art performance dari orang yang melumuri tubuhnya dengan cat perak dan berdiri
mematung selama traffic light berwarna merah.

Ada pula badut dengan kostum teletubbies yang berjoget diiringi musik dangdut populer serta
sekelompok pengamen yang menggunakan instrumen angklung dan perkusi.

Selain dari seni pertunjukan, Yogyakarta juga punya kekhasan tempat kuliner berupa angkringan.
Warung makan kecil yang menyajikan makanan dan minuman tradisional dengan gerobaknya
menjadi penambah ragam ikon kota ini. Tidak ketinggalan sepeda ontel yang jadi ciri khas alat
transportasi di Yogyakarta.

“Fenomena-fenomena itu adalah secuil dari keunikan kehidupan sosial dan budaya masyarakat
Yogyakarta yang nantinya akan menjadi ide dan subyek bagi para seniman untuk dituangkan ke
dalam kanvas dalam acara melukis on the spot ini,” kata Totok.
Acara melukis on the spot Memotret Yogyakarta Kini diakhiri dengan pembagian takjil untuk
berbuka puasa, serta hand sanitizer dan masker sebagai bagian dari aksi hidup bersih untuk
mencegah penularan virus Covid-19.

Para pelukis yang terlibat dalam kegiatan ini juga terlibat dalam pameran lukisan AKARA yang akan
digelar di Kantor DPD PDI Perjuangan DIY pada 5 sampai 30 Juni 2021. Ada 78 perupa di Yogyakarta
yang terlibat dalam perhelatan seni ini. Sederet nama seniman kondang juga akan ikut memamerkan
karyanya di kantor DPD PDI Perjuangan DIY, antara lain, Butet Kartaredjasa, Ong Hari Wahyu,
Bambang Herras, Budi Ubrux, Bunga Jeruk, Agung Pekik, Laksmi Shitaresmi, Nasirun, Ugo Untoro,
dan Putu Sutawijaya.

Pameran lukisan AKARA digelar untuk memperingati Bulan Bung Karno. Juni menjadi salah satu
bulan bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Pada 6 Juni 1901 tercatat sebagai hari lahir Soekarno. Pada 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan
gagasannya dalam sidang BPUPKI (Dokuritzu Zyubi Tyoosakai) tentang dasar (Philosophische
Grondslag), arah, tujuan (Leitstar) sekaligus pandangan hidup (Weltanschauung) berbangsa dan
bernegara. Pada bulan Juni juga, tepatnya 21 Juni 1970, Soekarno meninggal dunia dalam usia 69
tahun.

Anda mungkin juga menyukai