Globalisasi atau proses integrasi internasional telah membawa banyak perubahan pada
suatu kota,baik dari segi ekonomi, sosial, dan masyarakatnya. Saat ini banyak kota besar
di Indonesia yang sudah kehilangan wajahnya. Sehingga tercipta kesan everywhere
looks like everywhere else. Ciri kota tersebut hilang karena modernitas dan bangunan-
bangunan yang tampak sama dengan bangunan-bangunan dari kota lain.
Arsitektur hendaknya merespon isu ini. Bagaimana mempertahankan wajah sebuah kota
sebagai sebuah persiapan dari global tourism. Sehingga ketika orang berkunjung ke
setiap kota terutama kota Yogyakarta mereka akan mengenal bagaimana disana dan
apa yang membuatnya istimewa dari tempat lain melalui arsitektur.
Yakni “Colour the Face”, maksud dari tema acara ini yaitu
karena Yogyakarta memiliki beragam budaya, wisata,
kuliner dan lain sebagainya, kita analogikan sebagai wajah
kota. Lalu kita, TKI MAI 35 sebagai agent of change yang
dianalogikan untuk mewarnai wajah kota.
Hari,tanggal: Minggu, 28 Juli 2019
Jam: 06.00 s.d 11.00 WIB
Tempat: Kantor Walikota Yogyakarta sampai
Graha Wana Bhakti Yasa
Peserta: 1500 orang Semua peserta TKI MAI 35 Yogyakarta memakai PDL (kecuali
perwakilan yang akan mengikuti fashion show).
Kegiatan yang berupa pawai pakaian adat
oleh peserta dari masing-masing BPR dan diiringi Setiap BPR menyediakan perwakilan 2 orang peserta (laki-laki dan
perempuan) memakai baju daerah masing-masing.
dengan penampilan Angklung Jalanan khas
Yogyakarta. Kirab diakhiri dengan foto bersama Setiap BPR menyediakan perwakilan 2 orang peserta untuk
dan fashion show pakaian adat oleh perwakilan membawa bendera daerah masing-masing.
setiap BPR. Setiap BPR menyediakan perwakilan 2 orang peserta untuk
membawa bendera himpunan masing-masing.
Semua anggota TKI MAI 35 Yogyakarta membawa bendera
merah putih yang terbuat dari plastik dengan ukuran 14cm x 21
cm.
DEWAN PEMBINA
PENASIHAT
bank BCA
0374143634
Melisa atau Hoseo Viadolorosa