Anda di halaman 1dari 51

20 PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19

19

PROYEK ARSITEKTUR 6
PERANCANGAN KAWASAN GROGOL

DOSEN:
IR. MOHAMMAD ALI TOPAN, MSP

NAMA:

FAIZAH RASYA ZITA (052 001600 024)


BUTET SABATINI B (052 001600 017)
DEWI TIO DEBORA ( 052 001600 018)
EKADRIANI FITRIA (052 001600 021)
ERWANDA P GINTING (052 001600 023)
IBNU DWI PURNOMO (052 001600 029)
FANI ARDIANSYAH (052 001600 025)

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN ARSITEKTUR
2019
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
PENDAHULUAN
HALAMAN 2

Proyek Arsitektur 6 memberikan sebuah permasalahan yang mencakup lingkup sekitar tapak di daerah Jakarta, yang merupakan salah satu kota di
Indonesia yang memiliki tata ruang yang luas. Meskipun begitu, tata ruang Jakarta belum sepenuhnya memenuhi standar kebutuhan pengguna atau
penghuninya, baik secara makro maupun mikro, sehingga tidak terdapat respon yang baik terhadap kebutuhan penggunanya. Maka dari itu dilakukan
peninjauan dan pengumpulan data tapak untuk dianalisa sesuai dengan teori yang ada.

Laporan ini disusun untuk mendukung Proyek Arsitektur 6 ini. Adapun dalam laporan ini berisi data dan informasi yang telah didapatkan dari survey
lapangan yang berlokasi di Jl. Daan Mogot, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Sumber-sumber data yang dibutuhkan dikelompokkan menjadi data primer dan
data sekunder. Data primer dikumpulkan berdasarkan hasil survey langsung, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari website resmi, jurnal, dan browsing
internet yang sumbernya terpercaya.

Selain itu, terdapat juga teori pembanding yang kami pilih sebagai metode observasi tapak, yaitu Teori Hamid Shirvani. Elemen-elemen perancang kota
menurut Hamid Shirvani adalah tata guna lahan (land use), bentuk dan kelompok bangunan (building form and massing), ruang terbuka (open space), sirkulasi
dan parkir (sirculation and parking), tanda-tanda (signage), jalur pejalan kaki (pedestrian ways), pendukung kegiatan (activity support), dan konservasi
(conservation). Teori ini kami pilih berdasarkan fungsi dan kebutuhan dasar suatu kota dan elemen Hamid Shirvani merupakan elemen yang ideal karena
memiliki fungsi yang kompleks terhadap perancangan pembentuk kota.

Harapan kami, tugas Proyek Arsitektur 6 ini dapat memenuhi kriteria perancangan kota yang memiliki karakteristik yang jelas dalam membentuk kota,
sehingga terciptanya respon desain yang memenuhi standar dan menjadi solusi dalam permasalahan kota yang ditemui pada tapak Proyek Arsitektur 6.

Jakarta, 27 Februari 2019

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
KAWASAN GROGOL
HALAMAN 3

Luas Wilayah dan Batas Kecamatan Kecamatan Grogol Petamburan dengan luas wilayah sebesar 1.128,86 Ha
terbagi dalam 7 kelurahan, 73 RW dan 863 RT, Berdasarkan letak geografisnya Kecamatan Grogol Petamburan
terletak antara 106,480 Bujur Timur dan 60,120 Lintang Selatan serta berada 7 meter di atas permukaan
laut. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Grogol Petamburan :

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Cengkareng dan Kecamatan Tambora.


• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Palmerah.
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Kebon Jeruk. Kecamatan Cengkareng dan

Peta DKI Jakarta Peta Kecamatan Grogol Lokasi Tapak


Jl. Daan Mogot, Tj. Duren Utara, Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
BATAS TAPAK
HALAMAN 4

• Sebelah Utara : Jl. Daan Mogot


• Sebelah Timur : Jl. Daan Mogot I
• Sebelah Selatan Jl. Kali Sekertariat Utara
• Sebelah Barat : Pada sisi Jl. Tembusan

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ZONASI TAPAK
HALAMAN 5

Peraturan daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2014 tentang RDTR dan PZ, Kegiatan yang
diizinkan pada sub zona K.1

Sub zona K.1


Sub zona dengan peruntukan sebagai tempat kegiatan perkantoran dan jasa beserta fasilitasnya

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
PENGERTIAN SUPERBLOCK
HALAMAN 6

Berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat (4) Peraturan Daerah DKI Jakarta

Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Khusus

Ibukota Jakarta, dalam rangka bentuk pembangunan kawasan superblok

dilakukan melalui pemanfaatan ruang pada kawasan campuran perumahan dan

bangunan umum harus dilakukan dengan proporsi ruang untuk perumahan

berkisar 35%-65% dari total besaran ruang yang dibangun. Lebih lanjut,

persyaratan untuk kawasan campuran perumahan dan bangunan umum

yang berbentuk superblok adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas umum, fasilitas sosial dan sarana parkir disediakan di dalam

areal yang dikelola yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan

Kawasan Superblok adalah kawasan dengan kelompok bangunan gedung yang standar;
dirancang secara terpadu dan terintegrasi, dan memiliki kepadatan yang cukup
2.Koefisien dasar hijau diwujudkan dengan ruang terbuka hijau yang
tinggi dalam konsep tata guna lahan yang bersifat campuran. Karakteristik
superblok dapat terlihat dari integrasi antara kegiatan dan fungsi dalam satu mengandung tanaman pepohonan pelindung.

kawasan, yang setidaknya terdiri dari hunian, hotel, perkantoran, pusat


perbelanjaan, dan lainnya.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STRATEGI PERANCANGAN SUPERBLOCK
HALAMAN 7

STRATEGI PERANCANGAN SUPERBLOK YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN (KAMIL,

2008) :
• ertama Identity branding. Banyaknya kawasan-kawasan sejenis menyebabkan
setiap kawasan superblok harus memiliki identitas tematik. Dengan identitas ini
maka kawasan tersebut memiliki posisi pasar yang kuat dan berbeda dengak
kawasan-kawasan lainnya.
• Kedua Mix of uses. Superblok yang mandiri harus memiliki tata guna lahan yang
bersifat campuran (mixed-use). Peruntukan lantai dasar harus digunakan untuk
kegiatan retail atau fungsi publik aktif yang secara fisik transparan untuk menjamin
hadirnya aktifitas publik dari pagi hingga malam hari.
• Ketiga Massing Framework. Tata bangunan dalam superblok harus memiliki
kepekaan terhadap konteks urban. Konsep ‘streetwall’ dimana deretan bangunan
lurus ejajar mendefinisi kan ruang jalan disarankan agar dikombinasikan dengan
penggunaan ruang di zona garis sempadan bangunan (GSB) sebagai jalur publik
aktif. Satu bangunan yang mencolok, yang karena ketinggiannya atau keunikannya
diperlukan sebagai tengaran (landmark) yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan
yang tidak terlalu menonjol.
• Keempat Efficient Vehicular Circulation. Konsep sirkulasi kendaraan dirancang
seefisien mungkin. Strategi yang tebaik adalah dengan menyediakan transportasi
publik internal yang tehubung dengan jaringan transportasi publik kota.
• Kelima Multi-Layers Pedestrian Lingkage. Pada dasarnya superblok harus menjadi
kawasan yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Untuk itu, jalur pejalan kai tidak
hanya disediakan di lantai dasar, melainkan juga dilanntai-lantai atas yang
menghubungkan dan menembus gedung-gedung yang berada disekitar kawasan
tersebut.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
PERSYARATAN SUPERBLOCK
HALAMAN 8

Persyaratan agar suatu kota atau suatu kawasan dapat disebut superblock, yaitu: Pada umumnya, persyaratan membangun superblok pun harus ditekankan
✓ Menyediakan ruang untuk manuver dan parkir yang jenis dan jumlahnya pada pengembang, yang mana pengembang wajib memperoleh perizinan
disesuaikan dengan standar. selain Surat Izin Penggunaan Tanah sebagaimana ditentukan oleh
✓ Menyediakan ruang untuk fasilitas pejalan kaki. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang antara lain sebagai berikut:
✓ Menyediakan ruang terbuka hijau yang cukup.
1. Izin prinsip, yaitu surat izin yang diberikan oleh
✓ Besarnya proporsi ruang untuk perumahan disesuaikan dengan kategori pola sifat Pemerintah/Pemerintah Daerah untuk menyatakan suatu kegiatan secara
lingkungan setempat, sebagai berikut: prinsip diperkenankan untuk diselenggarakan atau beroperasi. Izin prinsip
• Kategori padat, ruang untuk perumahan 35% dan bukan perumahan 65%. diberikan sebagai dasar dalam pemberian izin lokasi.
• Kategori kurang padat, ruang untuk perumahan 50% dan bukan perumahan 2. Izin lokasi atau Surat Persetujuan Prinsip Pembebasan Lahan atau
50%. Lokasi, yaitu izin yang diberikan kepada pemohon untuk memperoleh
• Kategori tidak padat, ruang untuk perumahan 65% dan bukan perumahan ruang yang diperlukan dalam rangka melakukan aktivitasnya. Izin lokasi
35%. ini merupakan dasar untuk melakukan pembebasan lahan. Izin lokasi
diberikan berdasarkan izin prinsip jika peraturan daerah yang
bersangkutan mensyaratkan izin prinsip.
3. Izin mendirikan bangunan merupakan dasar dalam mendirikan
Pada dasarnya, kewajiban bagi masing-masing Pengembang berbeda-beda, hal tersebut bangunan dalam rangka pemanfaatan ruang. Izin mendirikan bangunan
tergantung pada kebutuhan yang diperlukan dari lokasi yang akan dijadikan sebagai
ini berkaitan dengan sertifikat laik fungsi dalam rangka pendirian
kawasan terpadu atau superblok. Sebagai contoh, kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur
di dalam Pasal 6 Pergub No. 185/2012. Kewajiban tersebut antara lain dapat berupa: bangunan.
1. Pembangunan baru/pengembangan halte Transjakarta dan pembangunan/penyediaan 4. Izin-izin lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
jalur sepeda, jalur pedestrian dan fasilitas parkir yang memadai. undangan.
2. Pembuatan underpass pada persimpangan jalan.
3. Pembuatan jalan baru (short cut).
4. Membangun jembatan penghubung atau penyebrangan (sky way) guna menghubungkan
bangunan-bangunan di simpang Metro Pondok Indah.
5. Pengembangan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau yang dapat diakses
publik.
6. Pengembangan sistem pengolahan air limbah yang ramah lingkungan.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONSEP SUPERBLOCK
HALAMAN 9

KELEBIHAN DARI KONSEP KAWASAN SUPERBLOCK


Menurut Danisworo (1996) terdapat sedikitnya 6 keuntungan dari konsep KELEBIHAN ATAU KEUNTUNGAN
Superblok: 1. Memenuhi tuntutan kebutuhan modern
2. Memberikan kontribusi dalam penyelamatan lingkungan dan alam khususnya melalui
1. Mendorong tumbuhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu bidang arsitektur
wadah secara memadai 3. Teroptimalisasinya ruang terbuka hijau
2. Menghasilkan sistem sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis 4. Terciptanya kehidupan yang lebih efisien, praktis, cepat dan mudah.
3. Memperbaiki sistem sirkulasi 5. Berkurangnya polusi udara karena minimnya penggunaan kendaraan.
4. Mendorong pengembangan sistem persil yang tidak kaku dan lebih fleksibel 6. Semakin berkurangnya pemukiman padat dan kumuh
5. Mendorong pemisahan yang jelas antara berbagai sitem moda transportasi 7. Menghemat penggunaan ruang.
6. Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan 8. Tingkat kenyamanan dan keamanan lebih terjamin.
lingkungan. 9. Mengurangi kemacetan dan kebisingan.
10. Menambah nilai estetika kota.

Sumber
Sumber http://semilirpantulan. blogspot.co.id/2015/02/ keberadaan-konsep-one-stop- living-
https://ridwankamil.wordpress. com/2008/09/27/superblok- sebagai-model- dalam.html
kendali- pembangunan-kota/ https://digilib.uns.ac.id/...= /Green-Solo-superblock- abstrak.pdf

KEKURANGAN DARI KONSEP KAWASAN SUPERBLOCK


1. Menghalangi sinar matahari.
2. Memperburuk suhu lingkungan sekitarnya.
3. Kurang sesuai dengan iklim Indonesia.
4. Menciptakan perbedaan kelas sosial.
5. Bertolak belakang dengan program hemat energi.
6. Berpotensi mengganggu jalur penerbangan.
7. ideologi ekonomi pasar yang begitu kuat menyebabkan blok-blok hunian di kawasan superblok ini hanya diperuntukan kepada masyarakat menengah atas

Sumber
https://ridwankamil.wordpress. com/2008/09/27/superblok- sebagai-model-kendali- pembangunan-kota/
http://semilirpantulan. blogspot.co.id/2015/02/ keberadaan-konsep-one-stop- living-dalam.html

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
MASSA BANGUNAN SUPERBLOCK
HALAMAN 10

• Elemen Solid
TEORI FIGURE GROUND • Secara teoritik ada tiga elemen dasar yang bersifat solid, yaitu :
• (1) blok tunggal ; terdapat satu massa bangunan dalam sebuah blok yang dibatasi jalan atau
elemen alamiah
Teori Figure Ground adalah teori yang menggambarkan
total suatu kawasan. Sedangkan fungsi teori ini adalah • (2) blok yang mendefinisi sisi ; konfigurasi massa bangunan yang menjadi pembatassebuah
ruang dan
untuk menunjukkan tekstur kawasan melalui bentuk
massa bangunan (buildingmass) sebagai solid dan ruang • (3) blok medan ; konfigurasi yang terdiri dari kumpulan massa bangunan secara tersebar secara
terbuka (open space) sebagai void. luas.

• Urban Solid, mempunyai tipe yang terdiri dari :-


- Massa bangunan, monument.
- Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
- Edge yang berupa bangunan

• Elemen Void
• Urban Void, mempunyai tipe terdiri dari :
- Ruang terbuka berupa pekarangan bersifat transisi • Secara teoritik ada empat elemen void,yaitu :
antara ruang publik dan privat. • (1) sistem tertutup yang linear ; ruang yang dibatas oleh massa bangunan yang memanjang
- Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa dengan kesan terutup, biasanya adalah ruang berada di dalam atau belakang bangunan dan
bangunan bersifat semi privat sampai privat. umumnya bersifat private atau khusus seperti brandgang.
- Jaringan utama jalan dan lapangan publik karena
• (2) sistem tertutup yang memusat ; ruang yang dibatas oleh massa bangunan dengan kesan
mewadahi aktifitas publik berskala kota. terutup.
- Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai
nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau. -- • (3) sistem terbuka yang sentral ; ruang yang dibatasi oleh massa dimana kesan ruang bersifat
terbuka namun masih tampak terfokus misalnya : alun-alun, taman kota.
- Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan
curvalinier. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, • (4) sistem terbuka yang linear ; tipologi ruang yang berkesan terbuka dan linear misalnya
danau dan semua yang alami dan basah. kawasan sungai. Dalam literatur arsitektur, elemen terbuka kadangkadang juga diberikan istilah
soft-space dan ruang dinamis, sedangkan ruangtertutup dinamakan hard-space dan ruang statis.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
RDTR
HALAMAN 11

Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan
Pasal 1022

Menurut peraturan perundang-undangan penataan ruang yaitu UU Nomor 24 Tahun 1992 yang sekarang telah berganti menjadi UU
Nomor 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan rencana tata ruang yang pembahasannya masih secara umum
sehingga dibutuhkan rencana turunan yang lebih detail untuk kawasan-kawasan lokal yang disebut dengan Rencana Detail Tata Ruang
atau disingkat RDTR

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Grogol Petamburan merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan
lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Grogol Petamburan yaitu:

1. Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Grogol Petamburan sebagai Pusat Pendidikan provinsi DKI Jakarta dan sebagai
pusat perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Barat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
pendidikan dan perdagangan dan jasa.
2. Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana sewa tingkat tinggi di Kelurahan Wijaya
Kusuma dan Jelambar Baru yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007.
3. Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Grogol
Petamburan sebagai salah satu pusat pergerakan Kota madya Jakarta Barat dan Tangerang.
4. Mewujudkan Kecamatan Grogol Petamburan sebagai kawasan pendukung kelengkapan fasilitas dan utilitas di Jakarta Barat.
5. Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama.
6. Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Grogol Petamburan yang berpihak pada kepentingan masyarakat,
dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa pembangunan.
7. Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan
dan pembangunan Kecamatan Grogol Petamburan guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
TEORI HAMID SHIRVANI
HALAMAN 12

Perancangan kota harus memperhatikan elemen-elemen


perancangan yang ada sehingga nantinya kota tersebut akan
mempunyai karakteristik yang jelas. Menurut Hamid
Shirvani dalam bukunya “Urban Design Process”, terdapat
delapan macam elemen yang membentuk sebuah kota
(terutama pusat kota), yakni
1. Tata Guna Lahan (Land Use),
2. Bentuk dan Kelompok Bangunan (Building and Mass
Building),
3. Parkir dan Sirkulasi (Parking and Circulation),
4. Ruang Terbuka (Open Space),
5. Tanda-tanda (Signages),
6. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways),
7. Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan
8. Preservasi (Preservation).

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 13
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
1 Land Use Peraturan daerah • Jalan Daan Mogot Kondisi rancangan kota sesuai Kondisi bangunan pada area Merancang
Pada Provinsi DKI dengan fungsi yang akan sekitar tapak seperti ruko Master Plan
prinsipnya land Jakarta No. 1 Tahun dibangun yaitu Kawasan pertokoan, penyedia barang Kawasan agar
use adalah 2014 tentang RDTR bangunan dengan fungsi dan jasa tidak terawat dan dapat menjadi
pengaturan dan PZ, Kegiatan kegiatan perkantoran dan jasa tidak tertata rapih sehingga optimal, dapat
penggunaan lahan yang diizinkan pada beserta fasilitasnya. terlihat seperti Kawasan digunakan secara
untuk menentukan sub zona K.1 kumuh efektif dan
pilihan yang terbaik efesien oleh
dalam Sub zona K.1 semua pengguna,
mengalokasikan Sub zona dengan dapat menjadi
fungsi tertentu, peruntukan sebagai Kawasan yang
sehingga secara tempat kegiatan berpotensi
umum dapat perkantoran dan jasa sebagai tempat
memberikan beserta fasilitasnya transit yang
gambaran Kondisi pada Jalan Daan Lokasi tapak strategis karena memadai.
keseluruhan Tujuan Penetapan Mogot ini cukup ramai setiap berada di Pusat Kota dengan
bagaimana daerah menyediakan lahan harinya, dan di sepanjang jalan Kawasan yang ramai dan Banyak bangunan yang sudah Merancang
pada suatu kawasan untuk menampung banyak terdapat bangunan sering dilewati orang. tidak digunakan dan Kawasan yang
tersebut seharusnya tenaga kerja dalam SUB ZONA : K . 1 seperti pertokoan, ruko dan ditinggalkan. Kontekstual
berfungsi. Land wadah berupa ID SUBBLOK : 002. K.1. A B restaurant dengan
use bermanfaat perkantoran, KDB : 50 % mempertimbang
untuk pertokoan, jasa, KLB : 3,00 kan peraturan
pengembangan rekreasi dan KB : 8 • Jalan Daan Mogot I yang berlaku
sekaligus pelayanan KDH : 30 %
pengendalian masyarakat; KTB : 55 %
investasi menyediakan ruang PSL : P
pembangunan. yang cukup bagi
penempatan Pola Sifat Bangunan : Padat
kelengkapan dasar Tipe Bangunan : Jamak, Deret
fisik berupa sarana- Disepanjang Jalan Daan
sarana penunjang Mogot I ini terdapat ruko
yang berfungsi kosong, hotel suba, dan juga
untuk warung-warung tempat
berjualan

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 14
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
1. Beberapa penyelenggaraan • Jalan Kali Sekretariat Utara Lokasi tapak juga berdekatan Tingkat KDB yang cukup
keuntungan dan dan pengembangan dengan halte busway sehingga rendah sehingga tidak bias
kelemahan dalam kehidupan ekonomi, orang yang menggunakan menggunakan potensi tapak
penataan land sosial, dan budaya kendaraan umum bias dengan secara maksimal dan sesuai
use menggunakan sehingga dapat mencapai area tapak. dengan fungsi bangunan yang
pendekatan berfungsi akan dibangun.
fungsional adalah : sebagaimana
• Menjamin mestinya; dan Kawasan memiliki tingkat
keamanan dan menyediakan ruang kepadatan lalu lintas yang
kenyamanan atas yang cukup bagi Pada Existing tapak terdapat sangan tinggi terutama pada
dampak negatif sarana-sarana bangunan perdagangan, jasa, pagi dan siang hari (jam
karena saling umum, terutama kantor PLN, dan hotel. produktif), sehingga
pengaruh antar untuk melayani perancangan sirkulasi (pintu
zona. kegiatan-kegiatan • Pada sisi Jl. Daan Mogot, masuk dan keluar) pada tapak
• Pengelompokan produksi dan terdapat ruko pertokoan, harus benar-benar
kegiatan, fungsi distribusi, yang penyedia jasa, dan Disepanjang Jalan Kali Tapak berada dalam lokasi dipertimbangkan dengan baik.
dan karakter diharapkan dapat restaurant Sekretariat Utara terdapat yang menghubungkan banyak
tertentu pada meningkatkan • Pada sisi Jl. Daan Mogot I, kantor PLN, hotel maple, destinasi ramai pengunjung
tiap zona yang pertumbuhan terdapat hotel suba dan bengkel, dan juga warung kecil seperti berdekatan dengan
terpisah ekonomi daerah. ruko pertokoan rumah sakit dan mall sehingga
mempermudah • Pada sisi Jl. Kali Sekertariat • Jalan Tembusan berpotensi untuk menarik
penataan dan Utara, terdapat area masyarakat.
perencanaan lan pertokoan, kantor PLN dan
d use mikro hotel maple
(horizontal • Pada sisi Jl. Tembusan,
maupun terdapat ruko dan beberapa
vertikal). warung termpat berjualan
• Memudahkan makanan kecil Disepanjang Jalan Tembusan
implementasi terdapatlahan kosong yang
dan kontrol. tidak terawat, warung kecil,
dan disepanjang jalan di hiasi
oleh pepohonan yang rindang

.
FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 15
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
2. Building Form Prinsip-prinsip dan 1. Ketinggian Bangunan: Potensi yang diperoleh pada 1. Kebisingan dan udara 1. Konsep
teknik Urban Design
and Massing. yang berkaitan Ketinggian bangunan rata- tapak adalah : yang kurang baik. Tapak Masterplan
Mengenai bentuk dengan bentuk dan rata 1 lantai – 8 lantai (4 - berada pada sisi jalan Daan harus sangat
massa bangunan
dan massa - massa meliputi: 32 meter) 1. Pada tapak dilintasi oleh Mogot yang dapat mempertimb
bangunan serta kali cukup besar yang dikatakan sebagai salah angkan
– Scale, berkaitan
hubungan antar dengan sudut SUB ZONA : K . 1 bisa menjadi daya tarik satu akses utama yang keadaan
massa yang pandang manusia ID SUBBLOK : 002. K.1. A B tersendiri dan bisa menghubungkan jalan Daan
dan dimensi
membentuk kota . bangunan sekitar. KDB : 50 % menjadikan point of view. Tangerang dan Jakarta. mogot yang
KLB : 4,50 Sehingga Massa dan selalu
– Urban Space,
sirkulasi ruang yang KB : 32 Bentuk bangunan harus mengalami
disebabkan bentuk KDH : 30 % 2. Bentuk Bangunan: didesain untuk mengatasi kemacetan.
kota, batas, dan tipe-
tipe ruang. KTB : 55 % Bentuk bangunan kebisingan tersebut.
membentuk memanjang 2. Membuat
– Urban Mass,
meliputi bangunan, Lingkungan merupakan area (linear) hubungan
permukaan tanah 2. Kali yang terkadang
Perkantoran, Jasa, dan antara
dan obyek dalam menimbulkan bau tidak
ruang yang dapat Komersil. Terdapat banyak bangunan
tersusun untuk sedap menjadi masalah
bangunan yang berfungsi dengan kali,
membentuk urban tersendiri, sehingga
space dan pola sebagai Perkantoran, Jasa, dan agar kali
aktifitas dalam skala perancangan desain
Komersil, dengan ketinggian terlihat lebih
besar dan kecil. bangunan harus peka
bangunan antara 1 - 8 lantai. hidup.
terhadap lingkungan
sekitar.
Biasanya bangunan tersebut
berkonsep ruko yang
memanjang (linear).

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 16
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
2. Building Form Prinsip-prinsip dan 3. KDB: KDB pada 2. Kehadiran Mall dan Hotel 3. Menjadikan
teknik Urban Design 3. Tapak membentuk
and Massing. yang berkaitan bangunan rata – rata tidak Ciputra Jakarta bisa bangunan
dengan bentuk dan memanjang (linear),
Mengenai bentuk sesuai dengan peraturan, menjadikan keuntungan yang
massa bangunan sehingga dibutuhkan
dan massa - massa meliputi: bisa terlihat pada peta dan tersendiri karna letaknya mempunyai
desain akses menuju tapak
bangunan serta saat survey berlangsung yang tidak jauh dari tapak ciri khas,
– Scale, berkaitan agar tidak memperburuk
hubungan antar dengan sudut SUB ZONA : K . 1 bahwa bangunan sangat sehingga bisa sehingga
pandang manusia kemacetan yang ada.
massa yang ID SUBBLOK : 002. K.1. A B memenuhi lahan, dan berkesinambungan. dapat
dan dimensi
membentuk kota . bangunan sekitar. KDB : 50 % sedikitnya penghijauan. menjadi ikon
4. Perubahan iklim yang
KLB : 4,50 kota Jakarta.
– Urban Space, terjadi berdampak pada
sirkulasi ruang yang KB : 32 4. KLB: KLB pada bangunan
disebabkan bentuk iklim makro yang dimiliki
KDH : 30 % sudah sesuai dengan 4. Bangunan
kota, batas, dan tipe- kota Jakarta yang
tipe ruang. KTB : 55 % peraturan yang ada yaitu dibuat
menyebabkan suhu
2.00 – 2.40. 3. Tapak bisa diakses dengan
– Urban Mass, meningkat menjadi
meliputi bangunan, Lingkungan merupakan area langsung karna berada bentuk yang
permukaan tanah kendala tersendiri dalam
Perkantoran, Jasa, dan disamping jalan arteri serta mendukung
dan obyek dalam mendesain bangunan.
ruang yang dapat Komersil. Terdapat banyak terdapat halte Transjakarta, fungsi dari
tersusun untuk bangunan yang berfungsi sehingga mudah dijangkau perkantoran
membentuk urban
space dan pola sebagai Perkantoran, Jasa, dan oleh siapapun. dan
aktifitas dalam skala Komersil, dengan ketinggian perdagangan
besar dan kecil.
bangunan antara 1 - 8 lantai. serta jasa.

Biasanya bangunan tersebut


berkonsep ruko yang
memanjang (linear).

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 17
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
2. Building Form Prinsip-prinsip dan 5. GSB: GSB pada bangunan 4. Masterplan bangunan ini 5. Menerapkan
teknik Urban Design
and Massing. yang berkaitan rata – rata hanya berjarak 2 akan mempunyai potensi konsep
Mengenai bentuk dengan bentuk dan – 4 meter, ada juga sebagai landmark Bangunan
massa bangunan
dan massa - massa meliputi: beberapa bangunan yang kawasan Grogol Mixused,
bangunan serta sudah sesuai dengan GSB. Petamburan, karna tapak dapat
– Scale, berkaitan
hubungan antar dengan sudut SUB ZONA : K . 1 6. Skala Bangunan: Skala mempunyai area yang luas. dibangun
massa yang pandang manusia ID SUBBLOK : 002. K.1. A B dan dimensi bangunan dengan
dan dimensi
membentuk kota . bangunan sekitar. KDB : 50 % sedang, tidak adanya 5. Bisa meningkatkan nilai ketinggian
KLB : 4,50 bangunan tinggi. Sirkulasi ekonomi, karna area yang sesuai
– Urban Space,
sirkulasi ruang yang KB : 32 pada jalan arteri dan jalan seberang tapak juga dan fungsi
disebabkan bentuk KDH : 30 % kolektor sudah sesuai memiliki zonasi yang sama yang juga
kota, batas, dan tipe-
tipe ruang. KTB : 55 % standar. sehingga bangunan yang sesuai.
terlihat juga merupakan
– Urban Mass,
meliputi bangunan, Lingkungan merupakan area bangunan kantor dan 6. Menerapkan
permukaan tanah Perkantoran, Jasa, dan komersil. green
dan obyek dalam
ruang yang dapat Komersil. Terdapat banyak building
tersusun untuk bangunan yang berfungsi 6. Dapat terwujudnya urban untuk
membentuk urban
space dan pola sebagai Perkantoran, Jasa, dan mass dengan pola aktifitas menekan
aktifitas dalam skala Komersil, dengan ketinggian yang sama akibat fungsi suhu yang
besar dan kecil.
bangunan antara 1 - 8 lantai. bangunan di sekitar sama terlalu tinggi
yaitu kantor dan pada tapak.
Biasanya bangunan tersebut komersil.
berkonsep ruko yang
memanjang (linear).

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 18
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
2. Building Form Prinsip-prinsip dan 7. Material: Material yang 7. Massa bangunan dapat 7. Penggunaan
teknik Urban Design
and Massing. yang berkaitan digunakan pada bangunan didesain sebagai material
Mengenai bentuk dengan bentuk dan hunian pada umumnya bangunan mixused karna bangunan
massa bangunan
dan massa - massa meliputi: memuat beberapa fungsi. untuk
bangunan serta Pada zonasi tapak menunjang
– Scale, berkaitan
hubungan antar dengan sudut SUB ZONA : K . 1 masterplan ini dapat desain
massa yang pandang manusia ID SUBBLOK : 002. K.1. A B dijadikan sebagai perancangan
dan dimensi
membentuk kota . bangunan sekitar. KDB : 50 % bangunan kantor, agar
KLB : 4,50 perdagangan atau jasa. bangunan
– Urban Space,
sirkulasi ruang yang KB : 32 mempunyai
disebabkan bentuk KDH : 30 % 8. Skyline yang terbentuk kesan
kota, batas, dan tipe-
tipe ruang. KTB : 55 % dapat dijadikan sejajar modern dan
dengan yang ada pada ramah
– Urban Mass,
meliputi bangunan, Lingkungan merupakan area kondisi saat ini. Dengan lingkungan.
permukaan tanah Perkantoran, Jasa, dan adanya aksen yang 8. Menerapkan
dan obyek dalam
ruang yang dapat Komersil. Terdapat banyak 8. Warna: Warna bangunan mempertahankan citra konsep
tersusun untuk bangunan yang berfungsi tidak mempunyai warna kawasan sebagai bangunan warna
membentuk urban
space dan pola sebagai Perkantoran, Jasa, dan seragam (warna – warni) yang memiliki skala bangunan
aktifitas dalam skala Komersil, dengan ketinggian manusia. Aksen tersebut yang redup,
besar dan kecil.
bangunan antara 1 - 8 lantai. dapat dipertegas dengan agar tidak
menonjolkan sisi 2-3 terlihat
Biasanya bangunan tersebut lantai dibawahnya. mencolok
berkonsep ruko yang saat adanya
memanjang (linear). matahari.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 19
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
3 Sirculation & Jalan adalah Jl. Daan Mogot • Jl. Daan Mogot merupakan • Intensitas kendaraan yang Merancang area
Jl. Tembusan
Parking prasarana Jalan Nasional Rute 1, yang sangat tinggi di Jl. Daan parkir sesuai
Sirkulasi adalah transportasi darat Jl. Daan Mogot merupakan jalan utama di Mogot dapat menyebabkan dengan standar,
elemen perancangan yang meliputi pulau Jawa. Jalur ini kemacetan tingkat tinggi. dengan
kota dapat segala bagian jalan, Jl. Kali Sekretariat Utara
memiliki signifikansi yang menggunakan
membentuk dan termasuk bangunan sangat tinggi dan menjadi • Intensitas kendaraan yang grass block agar
mengkontrol pola pelengkap dan Sirkulasi Kendaraan urat nadi utama transportasi cukup tinggi di Jl. Kali tetap dapat
kegiatan kota, perlengkapan- darat. Sekretariat Utara dapat menyerap air.
sebagaimana halnya perlengkapannya Jl. Daan Mogot menyebabkan kemacetan
dengan keberadaan yang diperuntukkan Merupakan jalan dua arah • Terdapat median jalan di Jl. tingkat sedang.
sistem transportasi bagi lalu lintas, dengan median, dengan lebar Intensitas kendaraan yang Daan Mogot yang
dari jalan publik, yang berada pada satu jalur kurang lebih 6 meter, melewati jalan ini adalah yang difungsikan sebagai area • Intensitas kendaraan yang
pedestrian way, dan permukaan tanah, ditambah jalur busway dengan paling tinggi. hijau. cukup tinggi di Jl. Daan
tempat-tempat di atas permukaan lebar kurang lebih 2,5 meter. Mogot dan Jl. Kali
transit yang saling tanah, di bawah Jl. Tembusan Sekretariat Utara
berhubungan akan permukaan tanah Jl. Tembusan menyebabkan tingkat
membentuk dan/atau air, serta di Merupakan jalan satu arah dan kebisingan yang tinggi. Salah satu Grass
pergerakan (suatu atas permukaan air, satu jalur, dengan lebar jalan Block Parking Area
di Inggris
kegiatan). kecuali jalan kereta kurang lebih 3,5 meter. • Munculnya bau tak sedap
Penyediaan ruang api, jalan lori, dan dari kali sekretaris. Menambahkan
parkir yang paling jalan kabel (UU RI Jl. Kali Sekretariat Utara vegetasi di
sedikit memberi No 22 thn 2009) Merupakan jalan satu arah dan • Tidak terdapat area parkir sepanjang Jl.
efek visual yang satu jalur, dengan lebar jalan Intensitas kendaraan yang • Terdapat jalur busway di Jl. kendaraan. Daan Mogot dan
merupakan suatu Jalan umum adalah kurang lebih 3,5 meter. Letak melewati jalan ini adalah yang Daan Mogot. Jl. Kali
usaha yang sukses jalan yang jalan ini bersebelahan dengan paling rendah. Sekretariat Utara
dalam perancangan diperuntukkan bagi kali sekretaris. untuk menyaring
kota. lalu lintas umum Jl. Kali Sekretariat Utara dan mengurangi
(UU RI No 38 thn kebisingan serta
2004) udara kotor yang
dihasilkan dari
kendaraan.
Vegetasi juga
digunakan untuk
menyaring bau
Intensitas kendaraan yang tak sedap dari
melewati jalan ini sedang. kali sekretaris.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 20
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI
RESPON / ALTERNATIF
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP

4. Open space Rencana • Tidak ada ruang terbuka • Di kawasan depan muka Tidak adanya • Konsep RTH dapat
Merupakan rencana mengoptimalkan pada tapak tersebut tapak di dominasi dengan lahan kosong dikembangkan menjadi
landscape, ruang potensi pada • RTH di tapak terpilih sangat kegiatan komersil dan turun pada tapak, perlu sarana yang berguna,
terbuka, yang Kawasan sebagai tidak optimal jauh dari naik penumpang pertimbangan difable friendly, tetapi tetap
terdiri dari elemen ruang public secara unsur estetika. transportasi umum. dalam modern.
keras. Yaitu fungsional dan mengembangkan • Menambahkan playground,
hardscape ( jalan, estetika. • Potensi dapat di buat seperti area terbuka lahan hijau terbuka untuk
trotoar, patung) dan gambar di bawah ini, sehingga tidak aktivitas warga (duduk-
softscape Mengambil RTH konsepnya terbuka, di merugikan duduk, bersantai,
(lapangan, yang direncanakan Tidak ada lahan terbuka pada tengah-tengah antara disekitarnya. bersosialisasi)
tanaman) dinas tata kota: tapak, tidak ada ruang pada bangunan a dan bangunan b. • Menambahkan elemen
Ruang yang kanan atau kiri tapak yang bisa Terkesan sangat ‘welcome’. kolam buatan, disekitar
berfungsi sebagai RTH medium: di jadikan lahan terbuka. Untuk estetika bisa di kolam dibuat tempat duduk
wadah (container) kawasan area tambahkan air mancur. seperti ini.
untuk kehidupan pertamanan (city Lahan di apit oleh banyak
manusia, baik park), sarana fasilitas umum, yang membuat
secara individu olahraga lahan sangat padat.
maupun
berkelompok serta RTH mikro:
wadah makhluk Taman bermain anak
lainnya untuk hidup dan remaja, dan
dan berkembang plaza. • Kawasan di dalam, lebih • Vegetasi yang terpilih harus
secara condong pada hunian. rindang, dan bebas polusi.
berkelanjutan
(UUPR • Potensi dapat di buat seperti
no.24/1992) Yoyogi Park di Tokyo.
Taman terbuka untuk ruang
berkumpul.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 21
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
5 Pedestrian Ways • Terdapat jembatan • Dimensi sirkulasi pejalan Merancang
Jl. Tembusan
Elemen pejalan kaki penyeberangan orang. kaki di Jl. Daan Mogot sirkulasi pejalan
harus dibantu Jl. Daan Mogot tidak sesuai standar kaki di sekeliling
dengan interaksinya Peraturan Menteri tapak, sepanjang
pada elemen-elemen Jl. Kali Sekretariat Utara
Pekerjaan Umum. Jl. Daan Mogot,
dasar desain tata Jl. Tembusan,
kota dan harus Sirkulasi Pejalan Kaki
Jembatan Penyeberangan • Tidak terdapat guidance dan Jl. Kali
berkaitan dengan block untuk kaum tunanetra Sekretariat
lingkungan kota dan Sirkulasi pejalan kaki hanya pada sirkulasi pejalan kaki Utara, sesuai
pola-pola aktivitas berada di Jl. Daan Mogot, di Jl. Daan Mogot. dimensi standar,
sertas sesuai dengan - Sirkulasi pejalan dengan lebar kurang lebih 1,5 serta dilengkapi
rencana perubahan kaki harus memiliki meter dengan satu jembatan dengan guidance
atau pembangunan ruang bebas yaitu penyeberangan orang. block dan area
fisik kota di masa area dimana tidak hijau.
mendatang. Sistem ada gangguan atau
pejalan kaki yang benda yang
baik adalah: menghalangi. Sirkulasi pejalan kaki berada
• Mengurangi Tinggi bebas di sepanjang Jl. Daan Mogot.
ketergantungan minimal 2,5 meter; Sirkulasi Pejalan kaki terbuat
dari kendaraan kedalaman bebas dari beton precast dengan
Sirkulasi pejalan kaki di
bermotor dalam minimal 1 meter saluran air kotor di bawahnya. Joglosemar, Yogyakarta
areal kota. dan kebebasan
• Meningkatkan samping minimal
kualitas 0,3 meter.
lingkungan - Lebar minimal
dengan sirkulasi pejalan
memprioritaskan kaki adalah 2 meter Dimensi Standar Guidance Block
skala manusia. dan harus
diperkeras dengan • Tidak terdapat sirkulasi
blok beton, beton, pejalan kaki di Jl. Tembusan
perkerasan aspal, dan Jl. Kali Sekretariat
atau plesteran Utara.
(Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum
nomor
03/PRT/M/2014)

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 22
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP

6. Signage adalah Prasarana Dan Lalu • Tidak terdapat rambu arah • Kurangnya signage pada • Tidak adanya rambu yang • Penambahan
petunjuk arah jalan, Lintas Jalan jalan pada dua tikungan tikungan jalan sangat menunjukkan arah jalan rambu
rambu lalu lintas, Presiden Republik jalan tapak : berpotensi mengakibatkan dapat mengakibatkan penunjuk arah
media iklan, Indonesia uud no. kecelakaan, karena tidak kemacetan dan kecelakaan. yang terletak
sclupture, dan 43 tahun 1993 adanya informasi yang sebelum
berbagai bentuk Pasal 17 (1) menuntun pengguna jalan. tikungan.
penandaan, yang Rambu-rambu Terdapat
keberadaannya akan terdiri dari 4 • Rambu larangan dan nama jalan
sangat golongan : a. rambu Sirkulasi tapak penunjuk arah yang jelas yang tersedia
mempengaruhi peringatan; b. Signage bisnis - Jl. Daan mogot I dapat berpotensipositif bagi di bawah
visualisasi kota. jika rambu larangan; c. Rambu petunjuk pengguna jalan. Hal ini rambu
jumlahnya cukup rambu perintah; d. arah jalan memudahkan pengguna penunjuk
banyak dan memiliki rambu petunjuk. Rambu larangan jalan sehingga jalan.
karakter yang meminimalisirkan
berbeda, penandaan Prasarana Dan Lalu pelanggatan dan kemacetan • Banyak signage yang
tersebut dapat Lintas Jalan - Jl. Tembusan yang dapat terjadi. tertutup oleh tumbuhan dan • Tumbuhan
menjadi lebih Presiden Republik • Rambu larangan yang jelas kabel listrik sehingga susah yang
informatif dan Indonesia uud no. Sepanjang jl. Daan mogot • Signage penyebrangan yang untuk dilihat oleh pengguna menutupi
menambah 43 tahun 1993 terdapat lima tanda larangan. tidak informatif dapat jalan. signage
keindahan visualisasi Pasal 3 (2) Perintah Rambu larangan • Rambu penunjuk arah yang menyebabkan kecelakan haruslah di
kota. Oleh karena itu, dan atau larangan jelas • Signage tidak dapat terlihat potong dan
pemasangan sebagaimana • Terdapat signage jalur oleh pengguna kendaraan kabel listrik
penandaan haruslah dimaksud dalam busway di kanan jalan maupun pejalan kaki yang tidak
mampu menjaga ayat (1) harus sehingga fasilitas yang di beraturan
keindahan visual dinyatakan dengan sediakan tidak dapat dirapikan.
bangunan perkotaan. rambu-rambu lalu digunakan dengan
lintas, marka jalan, Rambu penunjuk arah semestinya • Signage harus
dan atau alat • Terdapat signage dipindahkan
pemberi isyarat lalu penyebrangan yang berada ke tempat
lintas. di sebelah kiri kanan yangdapat
dilihat oleh
semua
pengguna
jalan.

Signage visualisasi bisnis

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 23
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP

6. Signage adalah Prasarana Dan Lalu • Terdapat rambu penunjuk • Terdapat rambu penunjuk • Rambu larangan dan • Signage yang berurukan
petunjuk arah jalan, Lintas Jalan arah arah pada area putar balik penunjuk arah yang jelas kecil dan diletakan pada
rambu lalu lintas, Presiden Republik dapat berpotensi positif bagi tiang yang rendah sehingga
media iklan, Indonesia uud no. pengguna jalan. Hal ini tidak dapat terlihat dengan
sclupture, dan 43 tahun 1993 memudahkan pengguna baik oleh warga maupun
berbagai bentuk Pasal 17 (1) jalan sehingga pengguna jalan
penandaan, yang Rambu-rambu meminimalisirkan
keberadaannya akan terdiri dari 4 pelanggaran dan kemacetan • Signage tidak
sangat golongan : a. rambu yang dapat terjadi. tersedia,sehingga untuk
mempengaruhi peringatan; b. pengendara mobil akan
visualisasi kota. jika rambu larangan; c. • Dalam segi keamanan hal kesulitan mencari lokasi
jumlahnya cukup rambu perintah; d. • Signage informasi • Terdapat signage titik ini sangat baik, karena yang dituju • Signage di
banyak dan memiliki rambu petunjuk. kumpul pada pom bensin dapat menjadi tempat perbesar dan
karakter yang apabila terjadi kebakaran pertemuan jika terjadinya diletakkan di
berbeda, penandaan Prasarana Dan Lalu atau keadaan darurat bencana tempat yang
tersebut dapat Lintas Jalan lebih tinggi
menjadi lebih Presiden Republik
informatif dan Indonesia uud no.
menambah 43 tahun 1993
keindahan visualisasi Pasal 3 (2) Perintah • Signage yang tidak
kota. Oleh karena itu, dan atau larangan • Jalan kali secretariat utara informatif dapat • Signage harus
pemasangan sebagaimana menyebabkan kurangnya dipindahkan
penandaan haruslah dimaksud dalam • Tidak terdapat signage yang informasi sehingga dapat ke tempat
mampu menjaga ayat (1) harus informatif, baik itu membuat para pengguna yangdapat
keindahan visual dinyatakan dengan penunjuk jalan maupun jalan tersesat dilihat oleh
bangunan perkotaan. rambu-rambu lalu signage visulisasi bisnis semua
lintas, marka jalan, pada Jl. Daan Mogot pengguna
dan atau alat jalan.
pemberi isyarat lalu
lintas.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 24
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP

7. Activity Support, Hubungannya Dari sepanjang jalan jalan Aktifitas masyarakat disana Kebanyakan aktifitas terjadi - Perbanyak
menghubungkan dua berupa visual kecil yaitu Daan Mogot, Jl. bermacam – macam yaitu pada pagi hari dan yang tempat
atau lebih pusat koridor Daan Mogot I, Jl. Kali tukang ojek, warteg, tempat terlibat diantaranya truk pembuangan
aktivitas umum dan Kesekretariat Utara, dan Jl. turun naik busway, montir sampah, pemberhentian sampah untuk
menggerakkan Tembusan banyak sekali mobil, tukang parkir, mobil busway, warga
fungsi aktivitas aktifitas yang dilakukan dari
sampah, dan lain-lain - Membuat
utama kota menjadi pagi hinggu menjelang malam
lebih hidup hari yaitu Rumah Makan,
bangunan yang
Tukang Parkir, Pemberhentian bisa tempat jual
busway, Buang sampah, beli
Dagang, dan berbagai macam
lainnya

Untuk pembuang tempat


sering terjadi di antara gang
sempit karena mengganggu
jalur sirkulasi warga
Pembangunan ruko – ruko
lumayan banyak tetapi
penggunaannya sangat tidak
efektif bagi lingkungannya
yaitu berupa bengkel mobil
dan tempat makan karena
akan menggangu aktifitas
warga

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ELEMEN – ELEMEN HAMID SHIRVANI
HALAMAN 25
KRITERIA DESKRIPSI KONTEKS LOKASI RESPON /
NO ASPEK PERANCANGAN LINGKUNGAN ALTERNATIF
FAKTA POTENSI KENDALA KONSEP
8. Preservasi Peraturan daerah • Karena di kawasan ini tidak • Karena di kawasan ini tidak • Karena di kawasan ini tidak
Adalah Provinsi DKI terdapat cagar budaya terdapat cagar budaya terdapat cagar budaya
perlindungan Jakarta No. 9 Tahun sehingga Preservasi tidak sehingga Preservasi tidak sehingga Preservasi tidak
terhadap 1999 tentang begitu dibutuhkan. begitu dibutuhkan. begitu dibutuhkan.
lingkungan tempat Bangunan Sejarah • Di kawasan ini lebih
tinggal untuk sebagai Cagar dominan adanya ruko dan
bangunuan lama. Budaya usaha perumahan/UMKM

- Proteksi terhadap Bangunan Sejarah


bangunan -GOL.A : Tidak
bersejarah / penting boleh dibongkar dan
- Memelihara pemeliharaannya
aktifitas positif harus menggunakan
terkait dengan material yang sama.
bangunan-
bangunan/tempat. -GOL.B : Boleh
dibongkar dengan
alasan tertentu tapi
tidak boleh
mengganggu
struktur utama

-GOL.C : Detail
ornamen dan
material bisa
disesuaikan dengan
lingkungan sekitar
dan diperbolehkan
memasukkan fungsi
baru harus sesuai
dengan rencana
kota.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN
HALAMAN 26

Preseden dalam bidang arsitektur diartikan sebagai alat


analisis untuk melatih penciptaankeseimbangan antara dua
aspek arsitektur yaitu prinsip-prinsip desain yang pernah
adadan prinsip-prinsip desain baru/ inovasi.

“The work of the past always influence us, whether or not


we care to admit it, or tostructure an understanding of how
that influence occurs…” - John E. Hancock, 1986Diartikan

sebagai sangat baik untuk mempelajari kebudayaan masa


lalu untuk mengetahui berbagai nilai yang ditampilkan oleh
arsitek masa lalu. Karya-karyaarsitektur yang mengikuti
tradisi ini perlu dipahami di dalam setiap penciptaan
karyaarsitektur. Tradisi dan sejarah dalam hal ini
mengandung makna sebagai representasi darinilai-nilai
“kemenerusan”, sedangkan penciptaan “karya baru” sering
diasosiasikansebagai menampilkan “kemodernan” atau
“kebaruan” atau “inovasi”. Oleh karena ituinteraksi antara
keduanya di dalam penciptaan karya arsitektur merupakan
hal yangrumit/kompleks dan selalu menjadi area eksplorasi
“design exercise” yang menarik

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 27
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE AEON MALL
1. Land Use Tujuan Penetapan Central Park merupakan sebuah kompleks, Kemang Village merupakan sebuah AEON MALL adalah pusat perbelanjaan
Pada prinsipnya land menyediakan lahan untuk serbaguna yang terdiri dari sebuah pusat kompleks serbaguna yg terdiri dari sebuah yang dikembangkan oleh investor jepang.
use adalah pengaturan menampung tenaga kerja perbelanjaan, satu menara perkantoran, 3 pusat perbelanjaan, 3 menara perkantoran, AEON MALL BSD City menyediakan
penggunaan lahan untuk dalam wadah berupa apartement, 2 Theme Park, sebuah hotel 4 apartement, satu Theme Park, satu hotel, hingga 150.000 m² luasan untuk pembeli,
menentukan pilihan yang perkantoran, pertokoan, dengan luas 6,55 HA/655.000 m2. satu sekolah, dan satu rumah sakit dengan diisi dengan sekitar 280 penyewa, dengan
terbaik dalam jasa, rekreasi dan pelayanan luas 6,50 HA/650.000 m2 parkir di luar situs seluas 1 hektar.
mengalokasikan fungsi masyarakat; menyediakan
tertentu, sehingga secara ruang yang cukup bagi
umum dapat memberikan penempatan kelengkapan
gambaran keseluruhan dasar fisik berupa sarana-
bagaimana daerah pada sarana penunjang yang
suatu kawasan tersebut berfungsi untuk
seharusnya berfungsi. Land penyelenggaraan dan
use bermanfaat untuk pengembangan kehidupan Lokasi: Grogol, Kecamatan Grogol – Lokasi : Jl. Jkt Garden City, RT.1/RW.6,
pengembangan sekaligus ekonomi, sosial, dan Petamburan, Jakarta Barat Cakung Tim., Cakung, Kota Jakarta Timur
pengendalian investasi budaya sehingga dapat
pembangunan. berfungsi sebagaimana
mestinya; dan menyediakan Lokasi: Cipete Utara, Kebayoran Baru,
Beberapa keuntungan dan ruang yang cukup bagi Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
kelemahan dalam sarana-sarana umum, Ibukota Jakarta 12150
penataan land terutama untuk Melayani
use menggunakan kegiatan.
pendekatan fungsional Pada PZ, letak Kemang Village berwarna
adalah : kuning dengan sub zona R.7 yang artinya
• Menjamin keamanan dan Pada PZ, letak Central Park berwarna merupakan sub zona rumah susun, S.1
kenyamanan atas orange dengan sub zona C.1 yang artinya yang artinya merupakan sub zona
dampak negatif karena merupakan sub zona campuran. Bangunan prasarana pendidikan, dan H.4 yang
saling pengaruh antar yang diizinkan Rumas Flat, TPS-R3, artinya merupakan sub zona jalur hijau. Sub Zona : K.2
zona. Kantor Lembaga Sosial dan Organisasi Bangunan yang diizinkan Rumah ID SUBBLOK : 007. K.1. B
• Pengelompokan Kemasyarakatan, Klinik dan Rumah Sakit Susun/Apartemen, Sekolahan. KDB : 30%
kegiatan, fungsi dan Hewan, Puskesmas, dan Pemancar KLB : 4
karakter tertentu Jaringan Telekomunikasi, KDB = 35 KB : -
• Memudahkan KLB = 3,73
implementasi dan KDB = 30% KB = 32 Sub zona campuran yaitu perdagangan dan
kontrol. KLB = 5 KDH = 35 jasa, sehingga bangunan yang diijinkan,
KB = 52 KTB = 50 TPS R2-R11, Mini market, supermarket,dll

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 28
HASIL STUDI PRESEDEN
ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK
2. Building Massing Prinsip-prinsip dan teknik
Bentuk dan masa bangunan Urban Design yang
tidak semata - mata berkaitan dengan bentuk
ditentukan oleh ketinggian dan massa bangunan
atau besarnya bangunan, meliputi:
penampilan maupun
konfigurasi dari masa – Scale, berkaitan dengan
bangunannya, akan tetapi sudut pandang manusia dan
ditentukan juga oleh : dimensi bangunan sekitar.
a. Besaran Bangunan
b. Intensitas bangunan : – Urban Space, sirkulasi Lingkungan sekitar merupakan area zona
• Central Park memiliki Mixed Use
BCR dan FAR. ruang yang disebabkan perumahan KDB Sedang-tinggi dan zona
Building yang menggambungkan hotel, Terdiri dari tujuh massa bangunan:
c. Ketinggian bangunan. bentuk kota, batas, dan tipe- pelayanan umum dan sosial, sehingga
Apartment, Mall, dan Kantor 1. The Ritz
d. Sempadan Bangunan tipe ruang. terdapat banyak rumah warga, dan
2. The Tiffany
e. Ragam - Fasade fasililitas sosial seperti sekolah dan pasar
3. The The InfinityCosmopolitan
f. Skala – Urban Mass, meliputi tradisional dengan ketinggian 1-2 lantai.
4. The Metropolitan
g. Material bangunan, permukaan tanah Aeo mall sendiri bangunan dengan konsep
5. The Interconinental
h. Tekstur, dan dan obyek dalam ruang jepang sehingga baik atap dan dinding
6. The Empire
i. warna yang dapat tersusun untuk bercirihas Jepang.
membentuk urban space
dan pola aktifitas dalam Biasanyan konsep bangunan sekitar,
skala besar dan kecil. berbentuk konsep ruko maupun bangunan
tunggal yang memanjang maupun berupa
cluster.
• Letak bangunan diapit oleh beberapa
bangunan lain sehinggal sulit untuk
mendapat cahaya matahari. Namun,
dibuatnya RTH (Ruang Terbuka Hijau)
sehingga terdapat jarak/space yang
memungkinkan cahaya untuk masuk.

Pasar modern

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 29
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK
2. Building Massing Prinsip-prinsip dan teknik
Bentuk dan masa bangunan Urban Design yang
tidak semata - mata berkaitan dengan bentuk
ditentukan oleh ketinggian dan massa bangunan
atau besarnya bangunan, meliputi:
penampilan maupun
konfigurasi dari masa – Scale, berkaitan dengan
bangunannya, akan tetapi sudut pandang manusia dan
ditentukan juga oleh : dimensi bangunan sekitar.
a. Besaran Bangunan
b. Intensitas bangunan : – Urban Space, sirkulasi
BCR dan FAR. ruang yang disebabkan
c. Ketinggian bangunan. bentuk kota, batas, dan tipe- Di sekitar kawasan tapak
d. Sempadan Bangunan tipe ruang. terdapat:
e. Ragam - Fasade 1. Pemukiman
f. Skala – Urban Mass, meliputi 2. Retail/komersiil
g. Material bangunan, permukaan tanah 3. Kali Krukut
h. Tekstur, dan dan obyek dalam ruang 4. Perkantoran
i. warna yang dapat tersusun untuk
membentuk urban space
dan pola aktifitas dalam
skala besar dan kecil.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 30
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK

3. Circulation & Parking Jalan adalah prasarana


Elemen sirkulasi transportasi darat yang
dalam urban meliputi segala bagian
design merupakan alat yang jalan, termasuk bangunan
sangat menentukan struktur pelengkap dan
lingkungan urban, karena perlengkapan-
dapat membentuk, perlengkapannya yang
mengarahkan dan diperuntukkan bagi lalu
mengontrol pola aktivitas lintas, yang berada pada Jl. Jakarta Garden City
dalam kota. Teknik permukaan tanah, di atas Merupakan jalan dua arah dengan median
perancangannnya meliputi permukaan tanah, di bawah • Pintu masuk dan keluar terletak pada lebar 6m
tiga prinsip utama: permukaan tanah dan/atau Jalan Letjen S Parman
1. Jalan harus menjadi air, serta di atas permukaan • Sirkulasi yang tercipta khusus karena Jl. Sakura
elemen ruang terbuka air, kecuali jalan kereta api, di kelilingi oleh 4 apartemen Merupakan jalan dua arah, dua lajur,
visual yang positif jalan lori, dan jalan kabel • Sirkulasi yang dihasilkan sangat luas dengan satu jalur. Lebar jalan kurang lebih
2. Jalan harus mampu (UU RI No 22 thn 2009) karena ruang terbuka 3,5 m
memberikan orientasi • Lokasi Entrance ke apartment The
kepada pengemudi dan Jalan umum adalah jalan Cosmopolitan, The Ritz, The Regent, Jl. Orchid
membuat lingkungan yang diperuntukkan bagi dan The Metropolitan. Merupakan jalan dua arah, empat lajur,
tersebut terbaca secara lalu lintas umum (UU RI • Lokasi Entrance dan Drop Off ke dengan 1 jalur. Lebar jalan kurang lebih 6
informatif. No 38 thn 2004) apartment The Tiffany, The Empire, meter.
3. Sektor publik dan privat The Infinity, The Intercontinental. Dan
harus membina juga Kemang Lippo Mall
hubungan untuk • Sirkulasi akses menuju tapak langsung • Sekitar area superblok Kemang
melalui Jalan Tanjung Duren Timur 2
mencapai sasaran ini. dan Jalan Letjen S. Parman
Village tidak terdapat parkir mobil
maupun motor, parkir tersedia pada
area basement Kemang Village dan
hanya tersedia untuk pengguna mobil.
Perparkiran merupakan Bagi pengunjung Lippo Mall Kemang
unsur pendukung system terdapat parkir motor di area belakang
sirkulasi kota, yang mall, diakses melalui Jl. Kemang VI.
menentukan hidup tidaknya Namun parkiran tersebut seperti Dua lahan parkir pada tapak = 2 ha
suatu kawasan ( kawasan lapangan biasa dan tidak ada penutup Dan parir basement = 8 ha
komersial, kawasan atap. Total lahan parkir = 10 ha
pusat kota, dll )

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 31
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK

4. Open space Rencana mengoptimalkan


Merupakan rencana potensi pada Kawasan
landscape, ruang terbuka, sebagai ruang public secara
yang terdiri dari elemen fungsional dan estetika.
keras. Yaitu hardscape (
jalan, trotoar, patung) dan Mengambil RTH yang
softscape (lapangan, direncanakan dinas tata
tanaman) kota:
Ruang yang berfungsi
sebagai wadah (container) RTH medium:
untuk kehidupan manusia, kawasan area pertamanan • Central Park memiliki area taman hijau Kemang Village terdiri dari massa Oleh karena tapak yang luas sehingga
baik secara individu (city park), sarana olahraga didalam bangunan yang luas disebut bangunan apartemen dan mall. 8 tersedia banya ruang terbuka, serta
maupun berkelompok serta denga Trebecca Park. Namun, diluar apartemen dibagi menjadi 2 bagian di sisi lingkungan yang tidak padat sehingga open
wadah makhluk lainnya RTH mikro: tapak untuk unsur hijau kurang sehingga timur dan barat. Tiap bagian terdiri dari 4 space dapat berfungsi dengan baik.
untuk hidup dan Taman bermain anak dan mengakibatkan keadaan termal apartemen yang disusun berdekatan dan
berkembang secara remaja, dan plaza. meningkan dan menyebabkan terasa menciptakan sebuah ruang terbuka sebagai
berkelanjutan (UUPR kurang nyaman (gersang) ruang berkumpul di tengah seolah ingin
no.24/1992) memunculkan kesan sebuah desa dalam
tampilan modern.

Pada dinding bangunan juga digunakan


tumbuhan sebagai secondary skin untuk
meminimalisirkan penyerapan cahaya ke
dalam bangunan.

• Untuk aksesibilitas sudah cukup Tanaman open space :


memadai karena dilalui oleh angkutan
umum seperti metromini 91, busway, Kemang Village Apartment memiliki
dan terdapat halte Grogol 2. kawasan lingkungan yang asri dan nyaman
• Tapak berada di Kawasan titik transit dengan ruang terbuka hijau yang
modantrnsportasi dan jarak mengelilingi hampir seluruh areanya
keterjangkauannya sudah ideal dengan
lokasi tapak.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 32
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK

5. Pedestrian Ways
Elemen pejalan kaki harus
dibantu dengan interaksinya
pada elemen-elemen dasar
desain tata kota dan harus
berkaitan dengan
lingkungan kota dan pola-
pola aktivitas sertas sesuai
dengan rencana perubahan Terdapat Pedestrian Path penghubung
atau pembangunan fisik • Jalan local di Kawasan Letjet S Parman antara 4 Tower Apartement dengan Lippo • Pedestrian ways terdapat pada setiap
kota di masa mendatang. memiliki pedestrian dengan lebar Mall Kemang dan 4 tower lainnya yang sirkulasi jalan, trotoar terbuat dari beton
Sistem pejalan kaki yang - Sirkulasi pejalan kaki kurang lebih 3 meter. ada disebelahnya. precast hanya dan disertai dengan
baik adalah: harus memiliki ruang • Pada Kawasan pertokon memiliki saluran air kotor di bawahnya. Trotoar
• Mengurangi bebas yaitu area dimana pedestrian dengan lebar kurang lebih 2 juga dilengkapi dengan guidance block
ketergantungan dari tidak ada gangguan atau meter. dan area hijau.
kendaraan bermotor benda yang menghalangi. • Memiliki tempat penyebrangkan yang
dalam areal kota. Tinggi bebas minimal 2,5 menghubungkan antara Central Park
• Meningkatkan kualitas meter; kedalaman bebas dengan Neo Soho
lingkungan dengan minimal 1 meter dan • Disekitar pedestrian terdapat banyak
memprioritaskan skala kebebasan samping pepohonan sehingga terasa sejuk
manusia. minimal 0,3 meter. • Tidak memiliki pagar jalan
- Lebar minimal sirkulasi
pejalan kaki adalah 2 meter
dan harus diperkeras • Hanya saja pada Jl. Orchid dan Jl.
dengan blok beton, beton, Sakura tidak terdapat guidance block
perkerasan aspal, atau untuk kaum tunanetra pada sirkulasi
plesteran (Peraturan pejalan kaki.
Menteri Pekerjaan Umum
nomor 03/PRT/M/2014)

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 33
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK

6. Signage adalah petunjuk Prasarana Dan Lalu Lintas • Tidak terdapat rambu jalan pada
arah jalan, rambu lalu Jalan Presiden Republik
lintas, media iklan, Indonesia uud no. 43 tahun
sclupture, dan berbagai 1993 Pasal 17 (1) Rambu-
bentuk penandaan, yang rambu terdiri dari 4
keberadaannya akan sangat golongan : a. rambu
mempengaruhi visualisasi peringatan; b. rambu
kota. jika jumlahnya cukup larangan; c. rambu
banyak dan memiliki perintah; d. rambu
karakter yang berbeda, petunjuk.
penandaan tersebut dapat • Penempatan rambu – rambu lalu lilintas
menjadi lebih informatif Prasarana Dan Lalu Lintas sudah sesuai dengan peraturan yang
dan menambah keindahan Jalan Presiden Republik telah ditetapkan
visualisasi kota. Oleh Indonesia uud no. 43 tahun • Rambu – rambu tertata dengan baik
karena itu, pemasangan 1993 Pasal 3 (2) Perintah sehingga tidak terhalang oleh pohon
penandaan haruslah mampu dan atau larangan • Papan reklame berukuran sedang namun
menjaga keindahan visual sebagaimana dimaksud tidak menghalangi pemandangan kota
bangunan perkotaan dalam ayat (1) harus • Adanya penanda akses masuk yang
dinyatakan dengan rambu- cukup banyak
rambu lalu lintas, marka • Terdapat banner yang cukup banyak
jalan, dan atau alat pemberi namun, tidak menghalangi pengguna
isyarat lalu lintas. jalan

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 34
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK

7. Activity Support, Hubungannya berupa visual


Pendukung kegiatan adalah koridor
semua fungsi bangunan dan
kegiatan-kegiatan yang
mendukung ruang publik
suatu kawasan kota.
Bentuk, lokasi dan karakter
suatu kawasan yang
memiliki ciri khusus akan
berpengaruh terhadap • Central Park memiliki taman (Trebecca
fungsi, penggunaan lahan Park) yang sering digunakan sebagai • Terdapat pemberhentian atau rest area
dan kegiatan-kegiatannya. tempat berkumpuluntuk pengunjung. bagi pejalan kaki untuk menungu
Pendukung kegiatan tidak Biasanya digunakan oleh beberaoa kendaran maupun beristirahat.
hanya menyediakan jalan, komunitas yang ramai pada sore hingga
pedestrian atau plaza, tetapi malam hari.
juga harus • Trebecca Park dilengkapi dengan kolam
mempertimbangkan fungsi ikan yang menambah keindahan dari
utama dan penggunaan taman ini dan lampu – lampu hias pada
elemen-elemen kota yang malam hari
dapat menggerakkan
aktivitas, misalnya : pusat
perbelanjaan, taman
rekreasi, pusat perkantoran,
perpustakaan, area PKL,
dsb. • Tidak terdapat tempat pembuangan
Bentuk, lokasi dan karakter sampah untuk pengguna jalan di sekitar
area spesifik akan menarik tapak.
fungsi, penggunaan dan • Aksesibilitas menuju Central Park Mall
aktivitas yang spesifik pula, mudah karena lokasinya strategis • Tidak terdapat pemberhentian untuk
sehingga suatu aktivitas diantara mall – mall besar lainnya, ojek sehingga dapat terjadi kemacetan
cenderung berlokasi seperti Taman Anggrek, dan Ciputra Apartement tiffany pada beberapa titik jalur keluar tapak.
ditempat yang paling sesuai Mall. Apartement Ritz
dengannya. • Akses menuju Cantral Park dilalui oleh Apartement Bloomington • Mimimnya kendaraan umum yang
angkutan umum seprti busway dan The Cosmopolitan beroprasi di daerah tersebut
metromini dari halte Grogol 2 dan Club 9 Cloud
berhenti di halte S Parman Swimming pool

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
STUDI PRESEDEN HALAMAN 35
HASIL STUDI PRESEDEN
NO ASPEK KRITERIA
CENTRAL PARK KEMANG VILLAGE DAAN MOGOT HIGH PARK

8. Preservasi Peraturan daerah Provinsi • Pada Kawasan Central Park ini tidak Pada Kawasan Kemang Village ini tidak • Baik tapak maupun lingkungan AEON
Adalah perlindungan DKI Jakarta No. 9 Tahun memiliki area Preservasi atau bangunan memiliki area Preservasi atau bangunan MALL tidak terdapat cagar budaya
terhadap lingkungan tempat 1999 tentang Bangunan lama yang harus dilindungi lama yang harus dilindungi sehingga preservasi tidak begitu
tinggal untuk bangunuan Sejarah sebagai Cagar dibutuhkan,, Kawasan ini cenderung
lama. Budaya dominan rumah tinggal.

- Proteksi terhadap Bangunan Sejarah


bangunan bersejarah / -GOL.A : Tidak boleh
penting dibongkar dan
- Memelihara aktifitas pemeliharaannya harus
positif terkait dengan menggunakan material
bangunan- yang sama.
bangunan/tempat.
-GOL.B : Boleh dibongkar
dengan alasan tertentu tapi
tidak boleh mengganggu
struktur utama

-GOL.C : Detail ornamen


dan material bisa
disesuaikan dengan
lingkungan sekitar dan
diperbolehkan memasukkan
fungsi baru harus sesuai
dengan rencana kota.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISA SWOT
HALAMAN 36

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat)


adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.,

Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi


internal dan eksternal yang terlibat sebagai inputan untuk
perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat
berjalan optimal, efektif, dan efisien.

SWOT mencakup:
1. kekuatan-kekuatan (strenghts);
2. kelemahan-kelemahan (weaknesses);
3. peluang-peluang (opportunites); dan
4. ancaman-ancaman (threats).

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 37

LAND USE
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
Keuntungan area tapak ini karena
Kelemahan pada wilayah tapak ini
pada kawasan ini sebelumnya berupa
yaitu dari sektor keamanan. Karna
kawasan komersil sehingga perlu ada
dekat dengan pemukiman warga
peningkatan pada sektor komersil.
yang hanya dipisahkan oleh kali
grogol.
Faktor pendukung pada area ini
sangat memadai dari transportasi,
Dan juga area kali yang tidak baik
Lokasi tapak yang strategis karena kesehatan hingga akademis dapat di
perawatannya sehingga air kali hitam
berdekatan dengan 2 kampus yang Kelemahan pada tapak ini yaitu akomodir di tapak ini.
dan memiliki bau yang cukup pekat
cukup besar dan memiliki gaya hidup terjadi persaingan bisnis karena area dapat mengurangi nilai jual pada area
yang kalangan ke atas sehingga tapak berdekatan dengan area dari tapak.
memungkinkan terjadi keramaian CitraLand dan juga area Mall Taman
pada sektor Mall. Anggrek.

Pada Lokasi Tapak juga dekat dengan


Rumah Sakit sehingga memudahkan
para pengguna apartement dalam
bidanag kesehatan
Kemudian penggunaan lahan di buat
green open space seefektif mungkin
agar dapat di akses oleh publik dan
penghuni di wilayah tapak. Sehingga
dapat meningkat nilai jual pada
wilayah ini.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 38

LAND USE
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
Kondisi bangunan pada area sekitar
tapak seperti ruko pertokoan, penyedia
barang dan jasa tidak terawat dan tidak
tertata rapih sehingga terlihat seperti
Kawasan kumuh
Sub zona K.1
Sub zona dengan peruntukan sebagai
tempat kegiatan perkantoran dan jasa
beserta fasilitasnya
AREA PUBLIK (Pusat
Tujuan Penetapan Perbelanjaan)
menyediakan lahan untuk menampung
tenaga kerja dalam wadah berupa AREA SEMI PUBLIK (Apartement
perkantoran, pertokoan, jasa, rekreasi dan yang ditujukan untuk
pelayanan masyarakat; menyediakan pengunjung)
ruang yang cukup bagi penempatan
kelengkapan dasar fisik berupa sarana- AREA SEMI PRIVATE (Perkantoran
sarana penunjang yang berfungsi untuk dan Area Penunjangnya)
penyelenggaraan dan pengembangan
kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya AREA PRIVATE ( Apartement
sehingga dapat berfungsi sebagaimana khusus orang kantor
mestinya; dan menyediakan ruang yang
cukup bagi sarana-sarana umum,
terutama untuk melayani kegiatan-
kegiatan produksi dan distribusi, yang
diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 39

BUILDING FORM AND MASSING


STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
1. Berada di Pusat Perkotaan 1. Terdapat kali yang tercemar sehingga 1. Kali bisa dimanfaatkan sebagai daya 1. Kemacetan pada area sekitar dapat
2. Berada tidak jauh dari Pusat Industri berwarna hitam, serta menimbulkan tarik pengunjung untuk datang menjadi ancaman.
3. Merupakan area Perkantoran, Jasa, bau tidak sedap, dan tidak mengalir ketapak, dan bisa menjadi fasilitas
dan Komersil. dengan semestinya. tambahan bagi tapak jika kali tersebut
dihidupkan.

2. Akses putar balik kendaraan yang


jauh.

4. 4. Dekat dengan super block Central


Park

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 40

BUILDING FORM AND MASSING


STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
5. Dekat dengan Citra Land 2. Penambahan JPO sebagai alat 3. Keberadaan super block Central Park
aksesibilitas untuk masuk maupun menjadi pesaing tapak.
keluar tapak mudah, serta dibuat
desain semenarik mungkin selain
sebagai point of view bisa juga
menarik pengunjung.

6. Dekat dengan lingkungan Pendidikan

2. Akses menuju Halte Busway


7. Dekat dengan Rumah Sakit Royal dipermudah dengan letak halte berada
Taruma ditengah tapak, serta mempunyai
nama halte sendiri agar pengunjung
mudah mengakses tapak.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 41

CIRCULATION
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
- Memerlukan biaya yang - Menjadikan tapak sebagai - Akan ada kemungkinan
cukup besar untuk lokasi transit of development terjadinya kemacetan kecil di
membangun jalan underpass dalam tapak
- Terciptanya ruang sebagai
lokasi landmark Kawasan

- Terciptanya nodes yang dapat


- Menghubungkan Jl. Daan difungsikan sebagai open
Mogot dengan Jl. Kali space
Sekretariat Utara
- Terciptanya jalur alternatif
- Sirkulasi kendaraan sangat bagi kendaraan
mudah diakses dari segala
arah

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 42

OPEN SPACE
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
Kegiatan perindustrian cukup mendominasi, Seperti pada Yoyogi
Park yang berada di
sehingga dalam jangka waktu pendek bisa Ancaman dari luar:
Jepang. Mereka
saja berdampak perubahan penggunaan memanfaatkan ruang
lahan hijau menjadi penggunaan lahan untuk terbuka untuk dibuat Karena wilayah tersebut merupakan
pemukiman atau pemanfaataan lainnya. kolam yang di wilayah perkotaan. Beberapa wilayah ini
sekitarnya dibuat termasuk ke dalam BWK I yang merupakan
seperti dudukan agar wilayah
dapat di duduki pemerintahan dan perdagangan dan BWK
V yang merupakan pengembangan wilayah
Bangunan
kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
Lahan hijau perdagangan dan jasa. Maka RTH bisa
Di tanami
rerumputan agar terancam dan berdampak berubah fungsi.
Terdapat lahan hijau terbuka (open space) bisa di jadikan
pada semua bangunan, jadi memenuhi tempat piknik
undang- undang (UU No. 26 tahun 2007) Ancaman dari dalam:
terkait kewajiwaban penyediaan RTH
Karena perkembangan industri seiring
Terdapat 2 aspek jika menyediakan RTH yaitu Bisa juga berjalannya waktu, maka RTH bisa
Aspek ekologis dan sosiologis. Aspek ekologis disediakan tempat berubah fungsi karena pembesaran
berkaitan dengan penyediaan lingkungan duduk untuk lahan industri.
pendukung yang mampu menciptakan ruang bersantai
yang ideal bagi kualitas lingkungan hidup
bagi manusia, sedangkan aspek sosiologis
berkaitan dengan ketersediaan sarana dan Bisa juga dijadikan
prasarana yang dibutuhkan manusia sebagai jogging track untuk
mahluk sosial untuk berinteraksi dengan para penghuni
Sesamanya Dari aspek ekologis, vegetasi
yang terdapat di dalam RTH sangat
diperlukan di perkotaan mengingat
tumbuhan hijau akan menjaring CO2 dan Bisa untuk sport
melepas O2 kembali ke udara melalui proses space
fotosintesis. Setiap tahun, kehadiran
tumbuhan

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 43

PEDESTRIAN WAYS
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
- Mengurangi luasan lahan - Terciptanya ruang terbuka yang - Akan ada kemungkinan
yang dapat dibangun lebih luas pada tapak munculnya pedagang kaki
- Terciptanya sistem sirkulasi yang lima dan pangkalan ojek
lebih teratur online

- Terciptanya ruang interaksi yang


lebih luas
- Dimensi sirkulasi pejalan kaki yang
- Terciptanya akses dari RS Royal
sesuai standar
Taruma ke Kawasan
- Terdapat penghijauan di sepanjang
sirkulasi pejalan kaki

- Terdapat pohon peneduh di


sepanjang sirkulasi pejalan kaki

- Menghubungkan Jl. Daan Mogot


dengan Jl. Kali Sekretariat Utara

- Menghubungkan kawasan dengan


RS Royal Taruma tanpa massa yang
masif, sehingga lebih terlihat luas
dan terbuka

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 44

SIGNAGES
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
▪ Banyak signage yang ▪ Rambu larangan dan Ancaman dari dalam :
ditempatkan pada ruang penunjuk arah yang jelas
terbuka yang dapat berpotensipositif bagi • Signage yang berurukan kecil
berkemungkinan besar pengguna jalan. Hal ini dan diletakan pada tiang yang
tertutup oleh tumbuhan memudahkan pengguna jalan rendah sehingga tidak dapat
sehingga meminimalisirkan terlihat dengan baik oleh
Basement extrance Tikungan/belokan
Tapak entrance
Jembatan pelanggatan dan kemacetan warga maupun pengguna
Penyebrangan
Basement entrance Lokasi putaran mobil yang dapat terjadi. jalan
Putaran Tapak

▪ Adanya lahan untuk potensi ▪ Signage yang banyak dapat


peletakan Signages yang menutupi bangunan fasad
dapat terlihat bagi pengguna ▪ Signage yang banyak dapat bangunan
jalan menutupi bangunan

▪ Signage pada tikungan jalan


sangat berpotensi mengurangi
Jl. Daan mogot I Jl. Tembusan
kecelakaan, karena informasi
lengkap dapat menuntun
• Banyaknya tikungan pada pengguna jalan.
tapak yang membutuhkan
Signages

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 45

SIGNAGES
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
▪ Terdapat lokasi ▪ Signage yang diletakan ▪ Signage pada bangunan di Ancaman dari luar :
penyebrangan umum pada dipingar jalan dapat tertutupi perbesar dan diletakkan di
tapak kabel listrik sehingga susah tempat yang lebih tinggi ▪ Signage yang ditempatkan
untuk dilihat oleh pengguna sehingga dapat lebih pada ruas-ruas jalan
jalan. informatif dan dapat terlihat berkemungkinan besar
dari kejauhan tertutup oleh tumbuhan

▪ Signage yang diletakkan di


Jembatan penyebrangan eksisting
luar berkemungkinan besar
▪ Terdapat putaran balik menutupi fasad bangunan
menuju grogol

▪ Signage yang di letakan di


▪ Terdapat jembatan ruang terbuka berupa
penyebrangan eksisting larangan

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
ANALISIS SWOT KAWASAN TAPAK TERBANGUN
HALAMAN 46
45

LAND USE
STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
• Akan menimbulkan • Berada di kawasan dengan • Dengan banyaknya activity
kemacetan yang cukup intens land use yang tepat untuk support di dalam kawansan
pada jam – jam tertentu fungsi komensial dan maka semakin banyak
• Jalan utama dengan perkantoran serta hunian. pengunjung yang
intensitas yang tinggi berdatangan dan limbah yang
sehingga menimbulkan polusi di hasilkan semakin banyak.
• terdapat hunian yang dapat udara dan kebisingan.
menghidupkan kawasan.
• Lokasi tapak dengan Rumah
Sakit sehingga mudah di
akses.
• Terdapat banyaknya area
komersil yang dapat
mendapatkan in come di
dalam tapak.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
VISI
HALAMAN 47

1. Menjadikan Kawasan ini sebagai Kawasan Pusat Kegiatan Sekunder


2. Menjadikan Kawasan ini sebagai arahan pembentuk sistem pusat-pusat pelayanan
wilayah kota yang memberikan layanan bagi wilayah kota;
3. Menjadikan Kawasan ini sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah kota
sesuai dengan fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat
pelayanan kota;
4. Menjadikan Kawasan ini dengan konsep Green Building, agar ramah lingkungan

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
KONSEP SUPERBLOCK
HALAMAN 48

GREEN BUILDING

Konsep Green Building menekankan pada peningkatan efisiensi


penggunaan air, energi dan material bangunan, yang dapat mengurangi
dampak bangunan baru terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Misalnya desain double skin pada bagian luar bangunan yang dapat
menurunkan beban panas di dalam ruangan hingga 30 persen, sehingga
penggunaan pendingin ruangan dapat dihemat.

Contoh lain adalah penggunaan air hujan atau air daur ulang
untuk keperluan di dalam gedung. Atau desain tertentu yang dapat
memerlancar sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam gedung.

Bahan bangunan yang dipilih juga harus lah berkualitas dan


ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk yang
mampu meminimalisir dampak kerusakan terhadap lingkungan dan
sekaligus juga mampu menghemat energi.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
KONSEP SUPERBLOCK
HALAMAN 49

GREEN BUILDING

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
KONSEP SUPERBLOCK
HALAMAN 50

CENTRAL SECONDARY ACTIVITY

Central Secondary Activity merupakan salah satu fungsi utama


dari compact city yang merupakan konsep pengembangan kota dengan
menghemat penggunaan lahan yang ada serta mengefektikan guna
lahannya.. Pengembangan aktifitas sekunder mengikuti pola
pengembangan tata ruang secara makro dibidang ekonomi serta
kecenderungan perkembangan fisik kawasan. Pengembangannya juga
mempertimbangkan distribusi penduduk sebagai demand market, pola
konsumsi serta prospek ekonomi kegiatan (ditinjau dari potensi daya
dukung berkembangnya kegiatan).

Kegiatan sekunder diarahkan sesuai kebutuhan pada unit


pelayanan yang ada. Aktifitas sekunder dikembangkan menurut jenis
dan skala pelayanan fasilitas. Dengan dasar tersebut, maka
pengembangan jenis aktifitas sekunder diarahkan menurut penduduk
pendukung dan jenis aktifitasnya.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025
PROYEK ARSITEKTUR VI – SEMESTER GENAP 18/19
KONSEP SUPERBLOCK
HALAMAN 51

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT


Transit oriented development atau disingkat menjadi TOD merupakan salah satu
pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan
maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota
(MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda.
Dengan demikian perjalanan/trip akan didominasi dengan menggunakan angkutan
umum yang terhubungkan langsung dengan tujuan perjalanan. Tempat perhentian
angkutan umum mempunyai kepadatan yang relatif tinggi dan biasanya dilengkapi
dengan fasilitas parkir, khususnya parkir sepeda.

Ada beberapa ciri tata ruang campuran yang bisa dicapai dengan mudah cukup
berjalan kaki atau bersepeda. Beberapa ciri penting yang akan terjadi dalam
pengembangan TOD, yaitu:

Penggunaan ruang campuran yang terdiri dari pemukiman, perkantoran, serta fasilitas
pendukung, kepadatan penduduk yang tinggi yang ditandai dengan bangunan
apartemen, condominium, tersedia fasilitas perbelanjaan, fasilitas kesehatan, fasilitas
Pendidikan, fasilitas hiburan, fasilitas olahraga, dan fasilitas Perbankan.

FAIZAH RASYA ZITA ERWANDA P. GINTING EKADRIANI FITRIA BUTET SABATINI B IBNU DWI POERNOMO DEWI TIO DEBORA FANI ARDIANSYAH
052 001600 024 052 001600 023 052 001600 021 052 001600 017 052 001600 029 052 001600 019 052 001600 025

Anda mungkin juga menyukai