Anda di halaman 1dari 20

Kajian Pelanggaran Implementasi Peraturan Bangunan dalam

Dunia Konstruksi di Jawa Barat


Studi Kasus Gedung dan Area Parkir Outdoor Paris Van Java Mall, Bandung

Muhammad Fauri, S.Ars


Mahasiswa Program Profesi Arsitek Universitas Islam Indonesia

ABSTRAK

Provinsi Jawa Barat dengan pusatnya yakni Kota Bandung telah lama dikenal sebagai salahsatu
pusat serta kiblat dari perkembangan sosial, budaya dan perekonomian di Indonesia. Hal ini
terkait dengan pesatnya laju pertumbuhan serta perkembangan dari Kota Bandung yang telah
lama menjadi “Ibu Kota Kedua” dari Indonesia sejak zaman pemerintahan Kolonial Belanda
dalam bidang ekonomi-bisnis. Perkembangan di Bandung yang cepat menuntut adanya
penambahan fasilitas sarana-prasarana baik yang disediakan pemerintah ataupun
pengembangan oleh pihak swasta. Pertumbuhan dunia konstruksi pada masa itu memang cukup
tertata, namun seiring perkembangan zaman aturan lama tidak dapat mengimbangi laju tersebut
hingga akhirnya banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran. Dewasa ini Pemerintah Jawa Barat
khususnya Kota Bandung sebagai muka dari Provinsi, mulai membenahi “kekacauan” ini
dengan penindakan-penindakan tegas sesuai dengan pedoman perundang-undangan serta
peraturan bangunan terkait yang berlaku. Salah satu yang cukup terkenal yakni permasalahan
dari Gedung dan Area Parkir Tambahan dari Paris Van Java Mall pada tahun 2014-2015 yang
mengindikasi lemahnya sistem perizinan serta pengawasan pada saat itu. Permasalahan ini
mencuat hingga menjadi perbincangan yang cukup menarik baik oleh beberapa praktisi,
pengamat sosial-lingkungan hingga beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat dan Komunitas
yang ikut andil dalam penguakan kasus ini ke muka publik.

Kata Kunci :Pemerintah Jawa Barat, Pemerintah Kota Bandung, Perundang-undangan,


Peraturan Bangunan Terkait, Gedung dan Area Parkir Paris Van Java Mall

1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah paling di sorot oleh publik selain Ibu
Kota Indonesia, DKI Jakarta. Hal ini berkaitan dengan peran dari provinsi ini sejak zaman
Kolonial yang berfokus sebagai salah satu wilayah dengan perkembangan ekonomi, budaya
dan sosial yang cepat dibandingkan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Dengan
perputaran serta perkembangan yang pesat tersebut mempengaruhi kebutuhan akan
pertambahan fasilitas sarana dan prasarana bagi masyarakatnya baik yang berhubungan
dengan penyediaan oleh pemerintah hingga swasta. Tak terkecuali pada bidang konstruksi
yang notabene berkembang mengikuti arus perkembangan suatu daerah serta tren dunia yang
masuk seiring laju masuknya informasi. Perkembangan yang dipengaruhi tren serta
kebutuhan yang cukup banyak dan beragam menjadikan Jawa Barat sebagai Pangsa Pasar
yang cukup menggiurkan bagi para pelaku bisnis konstruksi. Pertumbuhan konstruksi
bangunan di Jawa Barat pun cukup pesat terutama pada rentang waktu awal tahun 2000-an
awal hingga saat ini.
Pertumbuhan bangunan di Jawa Barat rupanya tidak serta merta di ikuti dengan
pendataan dengan baik dalam hal perizinan dan pengawasan bangunan. Tercatat terdapat
terdapat kurang lebih 8.000 (delapan ribu) kasus pelanggaran bangunan yang terkuak dan
tercatat dari tahun 2011-2016. Kota Bandung sebagai pusat dari wilayah Provinsi Jawa Barat
sendiri menyumbang sekitar lebih dari 1/4 (seper-empat) dari total tersebut diatas yakni
sebesar 2.500 (dua ribu lima ratus) kasus yang tercatat hingga tahun 2016. Pendataan dan
penindakan secara tegas mulai dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung menyusul beberapa
target yang ingin dicapai dalam hal merubah citra dan sistem dari Kota Bandung sebagai
Wajah Utama dari Provinsi Jawa Barat. Pendataan ulang bangunan terkait pelanggaran
dilakukan serta di tindak tegas secara signifikan dimulai sejak tahun 2014 oleh Pemerintahan
Walikota Ridwan Kamil. Data yang didapat dikelompokkan berdasarkan jenis, ukuran dan
fungsi bangunan sebagai data dasar perencanaan tata ruang wilayah Kota Bandung tahun
perencanaan 2015-2035. Beberapa pelanggaran yang cukup menarik banyak terjadi
diwilayah sekitar Bandung Utara yang di merupakan wilayah perpotongan Permukiman,
Wisata Alam, Perdagangan, Jasa dan Konservasi. Dengan banyaknya perpotongan
kepentingan dalam pemetaan wilayah dinyana sebagai penyebab utama banyaknya
pelanggaran bangunan pada daerah ini. Yang pada tahun 2015 dinyatakan sebagai wilayah
abu-abu Kawasan Bandung utara dalam perencanaan Provinsi Jawa Barat.
Salah satu contoh kasus pelanggaran bangunan pada kawasan ini ialah Gedung dan Area
Parkir Outdoor Paris Van Java Mall di Sukajadi, Bandung. Kasus ini cukup menarik
mengingat PVJ Mall merupakan salah satu pioneer dari bangunan dengan fungsi
perdagangan (komersil) pada area Kawasan Bandung Utara.Kasus pertama kali mencuat
pada akhir tahun 2014 dan mulai memanas pada tahun 2015 seiring pelaporan oleh
Komunitas Pohon Indonesia sebagai Komunitas pengamat lingkungan yang pada saat itu
menemukan beberapa fakta pelanggaran oleh Manajemen Paris Van Java Mall selaku
pengelola. Pelanggaran pada bangunan dan area parker PVJ Mall sendiri tidak hanya
mengindikasikan kecurangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh Manajemen PVJ namun
juga mengindikasikan kurangnya pengawasan dan perizinan oleh stake-holder terkait kasus
ini. Untuk itu pemerintah Kota Bandung setelah diterimanya laporan oleh beberapa pihak
melakukan beberapa upaya dan penidakan tegas terhadap kasus ini bekerja sama dengan
beberapa instansi dan lembaga terkait.Penindakan dan upaya-upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung saat itu cukup disorot oleh publik mengingat wacana besar yang
telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi untuk membenahi Provinsi Jawa Barat terutama
Kota Bandung sebagai pusatnya dalam rangka merubah citra Bandung yang pada saat itu
dikenal cukup “semrawut” seperti halnya DKI Jakarta.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran singkat diatas maka dapat di susun rumusan masalah anatara
lain:
• Peraturan apa saja yang menjadi acuan dalam dunia konstruksi pada daerah Jawa
Barat khususnya Kota Bandung?
• Pelanggaran dan Ketidak sesuaian apa saja yang dilakukan oleh Manajemen Paris
Van Java Mall dalam konstruksi Gedung dan Area Parkir Outdoor Paris Van Java
Mall, Bandung ?
• Tindakan dan Upaya apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung
dalam menangani kasus ini yang notabene terjadi dimasa awal pencanangan
wacana “perubahan besar-besaran” oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat itu?
• Lembaga atau instansi apa saja yang memiliki potensi keterlibatan dalam
pelanggaran serupa di dunia konstruksi?

1.3.Tujuan dan Manfaat


• Mengetahui peraturan-peraturan dan standar terkait praktik dalam bidang
konstruksi dan macam pelanggaran yang aktual umum terjadi dilapangan
• Mengidentifikasi pelangaran yang terjadi sebagai sebuah preseden untuk
menghindari hal tersebut dapat terjadi dalam berpraktik professional di bidang
konstruksi
• Mengetahui batasan dan peranan sebagai seorang praktisi dalam dunia konstruksi
serta dampak yang mungkin ditimbulkan
• Instansi maupun lembaga apa saja yang mungkin dapat bersinggungan dalam
dunia konstruksi di Indonesia

2. PEMBAHASAN
2.1. Hierarki Peraturan Terkait Bidang Konstruksi di Kota Bandung,
Provinsi Jawa Barat

Gambar 1.1. Bagan Hierarki Peraturan Terkait Bidang Konstruksi Kota Bandung
Pada bagan diatas merupakan gambaran secara garis besar hierarki peraturan pada
bidang konstruksi di Kota Bandung, Jawa Barat. Seperti yang di terapkan pada daerah di
seluruh Indonesia, acuan penataan dan pengembangan daerah berdasarkan Undang-Undang
No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional , Undang-Undang
No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan turunannya yakni Pereturan Pemerintah RI
No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang bersinergi dengan
Permen PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Area
Terbuka Hijau di Perkotaan. Kemudian turun ketingkat Provinsi berupa Perda Kota Bandung
No.18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-
2029 dan untuk tingkat Kota mengacu pada Perda Kota Bandung No.18 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 yang mengerucut menjadi
acuan pembagian zonasi tertuang pada Perda Kota Bandung No.10 Tahun 2015 tentang
Rencana Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-2035.
Sedangkan untuk peraturan umum konstruksi bangunan gedung secara Nasional
mengacu pada Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mengerucut
ke tingkat Provinsi dan Kota berupa Perda Provinsi Jawa BaratNo.13 Tahun 2013 tentang
Bangunan Gedung sebagai peraturan Bangunan Gedung ter-update Jawa Barat. Kesesuain
terhadap peraturan peraturan diatas menjadi syarat bagi Izin Mendirikan Bangunan yang
mengacu pada Permen PU No.05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan untuk
tingkat Nasional mengerucut ke tingkat terendah pada tingkat Kota yaitu Perda Kota
Bandung No.12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi dan Retribusi Pengganti
Biaya Cetak Peta.
Untuk yang lebih detail yang cukup unik dalam peraturan tata kota, Kota Bandung yaitu
adanya peraturan yang menyinggung soal penataan dan pembinaan Pedagang Kaki Lima
pada wilayah area perdagangan serta jasa mengacu pada Perda Kota Bandung No.04 Tahun
2011 tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima. Hal ini terkait kesadaran penuh
oleh Pemerintah Kota Bandung bahwasanya para pelaku ekonomi mikro merupakan elemen
yang terus berkembang dan cukup berperan penting dalam pembangunan perekonomian
daerah. Elemen ini walau dirasa kecil namun terus bertambah jumlahnya tiap tahun seirimg
dengan bertambahnya populasi dari Kota. Untuk itu penataa dan pembinaan oleh
pemerintaha serta pelaku usaha makro ataupun pengusaha dengan lingkup lahan besar agar
terjaganya kondisi ekonomi hingga tata kota dapat berjalan beriringan secara stabil dan
kondusif.

2.2. Studi Kasus Pelanggaran Bangunan Gedung dan Area Parkir Outdoor Paris Van
Java Mall, Bandung

Gambar 1.2. Lokasi Studi Kasus Pelanggaran Paraturan Bangunan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Kota Bandung mendata setidaknya terdapat
2.500 Kasus Pelanggaran Peraturan Bangunan hingga pada tahun 2016 lalu. Rerata
pelanggaran merupakan bangunan dengan tahun konstruksi tahun 2006 keatas dan dominasi
oleh bangunan dengan fungsi Komersial di daerah perpotongan dengan cukup banyak
kepentingan. Salah satunya pada area Studi Kasus yang berpusat pada Kelurahan Cipedes,
Kecamatan Sukajadi, Bandung. Seperti yang terlihat pada peta perencanaan tata wilayah
Bandung pada gambar diatas, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi merupakan salah satu
daerah perpotongan antara fungsi perdagangan dan perumahan dengan tingkat kepadatan
sedang. Menjadikan wilayah ini salah satu wilayah yang cukup kompleks dan syarat akan
berbagai kepentingan. Beberapa pelanggaran peraturan bangunan ditemuka pada daerah ini
mencakup sekitar kurang lebih 5% dari total pelanggaran di daerah Jawa Barat. Pelanggaran
didominasi oleh bangunan komersial yang merupakan area lingkup luar wilayah. Namun
pada kenyataannya beberapa bangunan memperlebar batas area pedagangan hingga membuat
area perpotongan baru pada pemetaan wilayah permukiman pada Kecamatan Sukajadi ini.
Banyak dari Komunitas ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang masuk
kedalam wilayah ini, baik yang menjadi pengawas pelanggaran hingga yang ikut berperan
dalam melindungi beberpa bangunan dengan permasalahan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh “tambahan”. Permasalahan ini tentunya harus menjadi salah satu fokus oleh
pemerintah setempat, terutama hal ini merupakan salah satu potensial kekacauan dalam
perencanaan tata wilayah yang akan menimbulkan masalah-masalah baru dikemudian hari.
Perlu adanya penanganan khusus yang bekerja sama langsung dengan masyarakat setempat.

Gambar 1.3. Data Umum Bangunan Studi Kasus


Paris Van Java Resort Lifestyle Place (juga dikenal dengan nama Paris Van Java Mall)
adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Mal ini bisa dicapai
beberapa jam dengan mengemudi dari Tol Pasteur.Mal yang diresmikan pada bulan Juli 2006
ini, dirancang dengan nuansa open air yang alami serta pemandangan burung-burung merpati
hias yang berterbangan. Faktor lain yang menjadi daya tarik adalah konsep bangunan yang
kental dengan desain Eropa. Pada tahun 2011 sebagai kompensasi penambahan jumlah atau
intensitas pengunjungnya, dilakukan perencanaan pelebaran area gedung parkir dan parkir
outdoor tambahan. Pada tahun 2012 awal manajemen menunjuk PT.Jatim Bromo Steel
sebagai kontraktor utama dalam pengawasan langsung dari PT.Bintang Bangun Mandiri
TBK sebagai pemilik dari PVJ Mall. Bangunan gedung parkir dan area parkir tambahan
mulai dikerjakan pada tahun 2014 setelah Manajemen PVJ mengantongi IMB pada akhir
tahun 2013. Bangunan gedung parkir dan area parkir tambahan ini mencapai 7000 M2
dengan pembagian 2 segmen utama yaitu Gedung Parkir Utama untuk indoor dan Area
Parkir Tambahan pada outdoor. Diyakini dengan penambahan area ini, PVJ Mall dapat
menampung sekitar 6.000 kendaraan baik Roda 2 dan Roda 4 .

2.2.1. Pelanggaran Bangunan Gedung dan Area Parkir Outdoor Paris Van Java Mall,
Bandung pada parameter umum Peraturan dan Perundang-undangan
Bangunan serta Perizinan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa. Paris Van Java Mall melalui Manajemen
merencanakan pelebaran area parkir pada tahun 2011 sebagai kompensasi
penambahan jumlah atau intensitas pengunjungnya. Pada tahun 2012 awal
manajemen menunjuk PT.Jatim Bromo Steel sebagai kontraktor utama dalam
pengawasan langsung dari PT.Bintang Bangun Mandiri TBK sebagai pemilik dari
PVJ Mall. Tahun 2012 akhir Manajemen diperintahkan untuk mengajukan IMB oleh
PT.Bintang Bangun Mandiri TBK agar proyek dapat segera di kerjakan. Tahun 2013
akhir, IMB telah dikantongi oleh Manajemen dan memulai pengerjaan Konstruksi
tahun 2014 hingga awal tahun 2015.
Gambar 1.4. Data Peyelidikan Pelanggaran Gedung dan Area Parkir PVJ Mall
Dalam kuarsa pengerjaan tersebut tersiar kabar bahwa proyek ini melanggar
aturan dengan memangkas sebagian besar area hijau/peneduh serta resapan dan
menggantinya menjadi area parkir terbuka. Melalui LSM Komunitas Pohon
Indonesia, warga melakukan penyelidikan langsung ke lokasi dan menemukan benar
adanya terdapat pelanggaran. Pelaporan dilakukan terhadap Komisi C DPRD Kota
Bandung dan Walikota Bandung agar dilakukan penidakan terhadap kasus ini. Oleh
Pemerintah Kota Bandung bertindak cepat dengan melakukan rapat koordinasi
dengan Komisi C DPRD Kota Bandung serta beberapa lembaga pemerintahan terkait,
salah satunya yang terpenting yakni Dinas Tata Ruang Cipta Karya sebagai
pengendali dan pengawas dari kebijakan tata kelola ruang Kota Bandung. Setelah
dilakukan rapat diputuskan bahwa akan ada pemberian surat peringatan kepada
Manajemen PVJ terkait hal ini sembari dilakukan pengawasan berkala oleh Dinas
Tata Ruang Cipta Karya Kota Bandung untuk memastikan poin poin yang
disampaikan di surat peringatan dijalankan oleh Manajemen PVJ Mall.

Gambar 1.5. Timeline secara Garis Besar Penyelidikan

Setelah dilakukan pemberian surat peringatan dan pengawasan oleh Dinas Tata
Ruang Cipta Karya Kota Bandung, proses hukum akan kasus ini tetap berjalan.
Pengkajian ulang semua berkas dan dokumen terkait perizinan bangunan serta
perluasan fasilitas oleh Paris Van Java Mall dilakukan secara mendetail oleh tim yang
telah dibentuk khusus menangani pelanggaran serupa. Tim memang dibentuk dalam
rangka menunjukkan keseriusan Pemerintah Jawa Barat khususnya Kota Bandung
dalam kasus ini untuk kembali menata, menertibkan dan membina masyarakat dalam
hal penataan ruang kota yang diharapkan untuk lebih baik lagi kedepan demi
memperbaiki citra Jawa Barat khususnya Bandung sebagai wajah utama.
Hasil dari penyelidikan ditentukan beberapa pelanggaran terkait kasus
pelanggaran oleh Gedung dan Area Parkir Outdoor Paris Van Java Mall antara lain :
A. Permen PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Area Terbuka Hijau di Perkotaan : Tabel batasan pemanfaataan
dan penyediaan area terbuka hijau wajib.
B. Perda Kota Bandung No.10 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-2035 : Pasal 304 : Antara lain
menyinggung persoalan kesesuaian intensitas pemakaian ruang, penyediaan
dan pemanfaatan KDH pada lahan perancangan.
C. Perda Kota Bandung No.10 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-2035 : Pasal 34 : Menyinggung
penyediaan KDH minimal untuk daerah Kawasan Bandung Utara sebesar min
10% dan untuk setiap penambahan area ataupun fungsi lahan 20% : Pasal 25 :
Mengenai sempadan jalan.
D. Perda Kota Bandung No.04 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pembinaan
Pedagang Kaki Lima : Pasal 6 : Penyediaan ruang kompensasi bagi
pembinaan dan pengelolaan PKL pada area lingkungan binaan.
E. Perda Kota Bandung No.12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi
dan Retribusi Pengganti Biaya Cetak Peta : Pelanggaran hamper seluruh pasal
terutama dalam hal penyalah gunaan surat IMB dengan melennggangkan
penambahan area basement yang tidak masuk kedalam dokumen perizininan
yang diajukan.
Dari keseluruh pasal yang dituduhkan kepada Manajemen Paris Van Java Mall
tidak dapat menyangkal lagi dan memasrahkan tindakan yang akan diambil oleh
Pemerintah dalam penanganan kasus ini. Dalam waktu singkat, pemberian izin
penindakan langsung oleh PemKot Bandung dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang
Cipta Karya Kota Bandung berupa pembongkaran basement dan pengerukan area
terbangun yang melanggar.
Gambar 1.6. Bagan Garis Besar penindakan kasus PVJ Mall

Berikut beberapa poin hukuman penindakan yang dilayangkan kepada PVJ Mall
Bandung oleh PemKot Bandung :
1. Pembongkaran Basement yang tidak masuk kedalam dokumen perizinan
yang telah diperiksa.
2. Pembongkaran konstruksi penutupan area KDH yang digunakan sebagai
lahan parker tambahan.
3. Pemberian denda sebesar Rp.700.000.000,00 dan memberikan kompensasi
ganti rugi ketidak nyamanan terhadap masyarakat sesuai.
4. Memberikan Ruang sekurang-kurangnya 20% dari luasan total
pengembangan. Dipersilahkan menggunkaan perpotongan area KDH
dengan sarat dan ketentuan terkait terutama menyinggung pada Permen
PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Area Terbuka Hijau di Perkotaan.
2.2.2. Penelusuran Indikasi Pelanggaran Bangunan Gedung dan Area Parkir Outdoor
Paris Van Java Mall terhadap Standar Nasional Indonesia terkait .
Pengecekan menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada bangunan
kasus dirasa penting. Mengingat pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan
bangunan yang menjadi prasyarat bangunan di indikasi memiliki nilai baik dalam hal
perencanaan dan konstruksi menilik UU Bangunan Gedung No.28 Tahun 2002.

Gambar 1.7. Bagan Pengecekan SNI terhadap Bangunan Kasus

Dari kedua aspek dari bagan diatas Aspek Keselamatan dirasa sangat penting dalam
kesesuaian terhadap kasus bangunan Gedung Parkir Paris Van Java Mall ini mengingat
ketinggian bangunan yang sudah mencapai sembilan lantai plus satu basement dengan
ketinggian mencapai 27 (Dua Puluh Tujuh) Meter. Aspek keselamatan menjadi sangat
penting bukan hanya menyelamatkan pengguna bangunan namun juga lingkungan
sekitarnya. Berikut merupakan hasil penelusuran bangunan menggunakan SNI sebagai
acuan mengerucut pada Aspek Keselamatan Kebakaran dan Bencana Alam :

Gambar 1.8. Screenshoot SNI Terkait Keselamatan Kebakaran dan


Bencana Pada Bangunan Tinggi
Gambar 1.9. Screenshoot SNI Terkait Keselamatan Kebakaran dan
Bencana Pada Bangunan Tinggi

Menggunakan SNI 03-1275-2000 yang membahas tentang Keselamatan Tata Cara


Pemakaian Akses Bangunan Dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahn Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan utamanya bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 1.
Ketidak sesuaian ditemukan pada perancangan bangunan Gedung Parkir Paris Van Java
Mall Bandung ini antara lain :

Gambar 1.10. Penelusuran ketidaksesuaian Bangunan terhadap


SNI 03-1275-2000 sebagai parameter utama penilian
Gambar 1.11. Penelusuran ketidaksesuaian Bangunan terhadap
SNI 03-1275-2000 sebagai parameter utama penilian

Ketidak seuaian ditemukan pada aspek jarak keselamatan dengan lingkungan sekitar
terutama dalam hal area pengamanan keliling bangunan yang tidak sesuai dengan standar
minimal yang diharuskan dan dianjurkan pada SNI SNI 03-1275-2000. Ketidaksesuaian
lainnya terdpat pada penggunaan jalan permukiman sebagai area masuk dan keluar mobil
damkar dan instrument keselamatan lainnya sebagai berikut :

Gambar 1.12. Penelusuran ketidaksesuaian Bangunan terhadap


SNI 03-1275-2000 sebagai parameter utama penilian
2.2.3. Time Line Utuh Berdasarkan Identifikasi Hasil Studi Kasus Pelanggaran
Peraturan Bangunan Paris Van Java, Bandung

Gambar 1.13. Timeline Utuh Identifikasi pada Studi Kasus PVJ Mall, Bandung

Secara utuh apabila setiap tahapan identifikasi atau poin timeline pelanggaran di
runtutkan aktual hingga saat ini, diidentifikasi beberapa titik pelanggaran pada kasus
pelanggaran oleh Paris Van Java Mall, Bandung ini . Node merah menunjukkan dugaan
kuat terjadinya pelanggaran awal hingga akhir yang tidak masuk kedalam berita acara
yang disampaikan pra-Pengawasan dan penindakan oleh PemKot Bandung. Dugaan pada
tahap awal (dua node atas/awal) mengindikasi bahwa terdapat kesalahan maupun praduga
terburuk yakni adanya pelanggaran yang juga dilakukan oleh Instansi Pemerintahan
terkait perizinan awal konstruksi bangunan. Dan Dua node merah di akhir (bawah)
mengindikasikan bahwa terjadinya pelanggaran kembali oleh Manajemen PVJ Mall
terkait pelaksanaan kelanjutan konstruksi bangunan Gedung Parkir PVJ Mall hingga saat
ini. Indikasi terjadinya pelanggaran kembali baru hanya sebatas asusmsi studi virtual
melalui Google Earth dan Google Street View untuk keperluan pembelajaran.
3. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan Studi kasus pelanggaran peraturan bangunan pada Gedung dan Area
Parkir Outdoor Paris Van Java Mall Bandung diharapkan dapat sedikit memberikan pengetahuan
tambahan bagi kita terutama dalam kejadian aktual yang terjadi di dunia Konstruksi Indonesia.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di atas antara lain :

• Peraturan Bangunan serta Standar-standar yang ada dibuat tentunya memiliki kapasitas
dan urgensinya masing-masing berkaitan langsung terhadap keselamatan, kenyamanan
hingga dampaknya terhadap lingkungan. Mematuhi peraturan dan standar yang ada
terutama dalam hal berpraktik tidak hanya mencerminkan sikap professional juga secara
langsung dapat memberikan manfaat serta hal positif lainnya terhadap lingkungan.
• Peran serta Masyarakat menjadi penting, terutama dalam hal pengawasan terhadap
pembangunan yang terjadi dikawasannya. Hal ini dirasa penting mengingat elemen
masyarakat menjadi salah satu sosok sentral selain pemerintah dalam hal pengawasan
lingkungannya.
• Perencanaan tidak hanya melulu mengikuti kemauan dari klien namun juga diharuskan
untuk memberikan edukasi serta pengertian kepada klien apa yang dibutuhkan serta
batasannya. Karena banyak kesalahan dan pelanggaran serupa dengan kasus Gedung dan
Area Parkir Outdoor Paris Van Java Mall Bandung ini dikarenakan pihak perencana
hanya melaksanakan apa yang di inginkan oleh klien tanpa memikirkan poin kesesuaian
terhadap peraturan yang ada terlebih lagi lingkungannya yang kemungkinan besar
memberikan dampak buruk dikemudian hari.
• Ber-etika dalam berpraktik professional tidak hanya mematuhi segala peraturan yang ada
namun juga mengkaji standar-standar baik dari SNI sebagai standar nasional juga standar
lainnya yang tidak disebutkan namun didasari oleh pengalaman dalam hal berpraktik di
lapangan, diharapkan dapat menciptakan suasana lingkungan perancangan yang harmonis
pula terhadap sekitarnya.
• Pemerintah perlu mengekspose setiap kasus pelanggaran ke publik secara gambalanng
sebagai bahan pertimbangan dan pembelajaran dalam dunia konstruksi di Indonesia
menjadi lebih baik lagi.
4. DAFTAR PUSTAKA

Komunitas Pohon Indonesia . 2015 . Pelanggaran oleh Paris Van Java Mall . Bandung .
PRFM News Channel
Statistics of Bandung City . 2015 . Bandung City in Figures 2015 . Bandung .
bandungkota.bps.go.id
Online, Jayapos . 2015 . Ridwan Kamil Bongkar Basement PVJ . Bandung .
www.harianjayapos.com
Solehudin, Mochamad . 2015 . Pembongkaran Basement, Pergantian RTH PVJ Mall .
Bandung . Harian Sindo

Kompas . 2015 . Ridwan Kamil: Masih Ada Beberapa Mal yang Melanggar Aturan .
Bandung. http://regional.kompas.com

https://id.wikipedia.org/wiki/Paris_Van_Java_Mall
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung
https://portal.bandung.go.id/
https://www.facebook.com/komunitaspohon/

Anda mungkin juga menyukai