Anda di halaman 1dari 4

a.

Rumusan masalah/masalah pokok:

1. Bagaimana cara pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas?

2. Masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat Indonesia jika dibandingkan dengan negara
tetangga.

3. Kurang efektif, efisien dan tidak profesionalisme sumber daya kesehatan dalam menanggulangi
masalah kesehatan.

b. Aktor yang terlibat

1. Pemerintah (Kementrian Kesehatan, Kementrian PAN-RB, Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati)

2.Sumber Daya Manusia Kesehatan (Tenaga Kesehatan)

3. Organisasi Profesi

4. Masyarakat

c. Peran setiap aktor:

1. Pemerintah

Pemerintah berperan dalam menyelenggarakan program kesehatan dengan menciptakan peraturan-


peraturan terkait pelayanan kesehatan daik dari tingkat pusat, tingkat provinsi, maupun tingkat
kota/kabupaten. Pemerintah juga berperan sebagai pengawas terhadap keberlangsungan berjalannya
pelayanan kesehatan tersebut. Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia kesehatan dengan mengadakan pelatihan untuk SDM Kesehatan tersebut.
Pemerintah juga bertanggung jawab untuk melakukan pemerataan peningkatan derjat kesehatan
masyarakat.

2. Sumber Daya Manusia Kesehatan (Tenaga Kesehatan)

SDM Kesehatan berperan memberikan/ menjalankan program kesehatan secara langsung kepada
masyarakat.

3. Organisasi Profesi.

Organisasi Profesi berperan dalam memberikan perlindungan kepada profesi tenaga kesehatan
terutama untuk masalah yang berkaitan dengan etika. Organisasi profesi juga berperan dalam
menentukan kode etik dari profesinya.
4. Masyarakat

Masyarakat adalah orang-orang yang menerima pelayanan kesehatan.

Analisis terhadap:

a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS dan Pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat:

1. Akuntabilitas yang meliputi transparansi, integritas, serta tanggung jawab dalam menjalankan profesi
dan kewajibannya. Dalam kasus disamping dijelaskan bahwa masih banyak tenaga kesehatan yang tidak
melakukan apa yang seharusnya ia kerjakan dan melakukan apa yang tidak sepatutnya ia kerjakan. Hal
ini akan berdampak pada pelaporan kegiatan yang akan dibuat oleh tenaga kesehatan tersebut.
Laporan-laporan tersebut harus dipertanggung jawabkan oleh sumber daya manusia kesehatan yang
bersangkutan. Jika mereka melalukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan tentu sulit untuk
mempertanggung-jawabkan kegiatan tersebut.

2. Nasionalisme yang meliputi keadilan dan menjaga perdamaian. Dari kasus disamping dijelaskan
bahwa kondisi pelayanan kesahatan di wilayah timur Indonesia jauh lebih rendah bila dibandingkan
dengan daerah barat Indonesia. Hal ini menunjukkan belum terciptanya keadilan dalam pemerataan
status kesehatan. jika dibiarkan tentu saja dapat merusak kedamaian masyarakat terutamanya
masyarakat wilayah timur Indonesia.

3. Etika Publik yang meliputi mempuat keputusan sesuai keahlian, memelihara dan menjunjung tinggi
etika serta memberikan pelayanan kepada publik yang jujur, cepat, tanggap, akurat, berdaya guna
berhasil dan santun. Dari kasus disamping dijelaskan bahwa masih rendahnya kemampuan SDM
Kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan serta masih rendahnya sikap perilaku
dalam mengantisipasi masalah kesehatan yang ada. Pada kasus ini juga dijelakan bahwa masih banyak
tenaga kesehatan yang bekerja tidak sesuai dengan kewenangannya. Hal ini menujukkan pelanggaran
terhapat etika publik yang dilakukan oleh sumber daya kesehatan. Pelanggaran terhadap etika publik ini
tentu akan menurunkan kualitas pelayanan publik yg diterima oleh masyarakat.

4. Komitmen mutu yang meliputi fokus kerja pada kepuasan pelanggan, adanya pengawasan yang
efektif, serta bekerja secara efektif,efisien, profesional dan inovatif. Dari kasus disamping dikatakan
bahwa masih rendahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik masyarakat
serta masih kurang efektif, efisien dan profesionalnya tenaga kesehatan dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada. Hal ini tentu saja akan menurunkan kualitas mutu layanan tersebut. seluruh aktor
yang terlibat harus merancang upaya untuk meningkatkan kualitas mutu dari layanan tersebut.

5. Anti Korupsi, yang tercermin dari sikap jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,
adil, berani dan sederhana. pada kasus disamping dijelaskan masih banyaknya penyalahgunaan
wewenang serta perilaku KKN yang bertentangan dengan sikap anti korupsi.
b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI berdasarkan konteks kasus:

Dampak yang terjadi jika tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS yaitu tidak terlaksananya fungsi ASN
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Hal ini akan
menurunkan kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di instansi pemerintah. Hal ini
juga akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dan lebih parahnya dapat
memicu perpecahan bangsa. pada kasus ini secara sederhana dapat disimpulkan jika nilai-nilai dasar PNS
terutama bidang kesehatan tidak dilaksanakan maka tidak akan tercipta derajat kesehat yang baik dan
merata di Indonesia.

Gagasan alternatif untuk pemecahan kasus disamping, antara lain:

1. Perlunya perhatian pemerintah pada peningkatan dan pemberdayaan SDM Kesehatan secara
profesional dalam pembentukan sikap dan perilaku profesional SDM Kesehatan melalui pendidikan
formal dan informal.

2. Perlu diciptakan suatu program untuk pemerataan sumber daya manusia kesehatan.

3. Perlunya suatu SPO yang jelas dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Meningkatkan pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik dalam pelayanan kesehatan.

5. Memberikan reward dan punishmen terhadap instansi pelayanan kesehatan atas setiap tindakannya.

Konsekuensi dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah:

1. Pelatihan yang diberikan kepada tenaga kesehatan akan membutuhkan biaya dan konsistensi dari
pemerintah untuk pelaksanaannya. Dengan diadakannya pelatihan dan pendidikan formal maupun
informal bagi setiap sumber daya manusia kesehatan akan menciptakan sumber daya manusia
kesehatan yang lebih profesional dan terampil. Diharapkan sumber daya manusia ini dapat mengatasi
permasalahan kesehatan di daerah tugasnya.

2. Program pemerataan sumber daya manusia akan menciptakan sumber daya kesehatan yang merata
di seluruh Indonesia. Diharapkan masyarakat bagian timur tidak lagi mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.

3. SPO dalam pemberian pelayanan kesehatan dapat menjadi suatu alat untuk mengukur keberhasilan
suatu pelayanan yang diberikan. SPO ini harus distandarkan dan ditambahkan dengan kearifan lokal
masing-masing daerah untuk seluruh Indonesia dengan unit pelayanan setingkat agar masyarakat
mendapatkan tingkat kepuasan yang sama dimanapun ia menerima layanan. dengan adanya SPO ini
juga menjadi suatu guiding (pemandu) bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Sehingga
jika terjadi suatu permasalah etika/ pelayanan publik, SPO ini dapat menjadi rujukan mengenai sudah
benar/tidaknya tindakan yang dilakukan oleh si pemberi layanan.
4. Peningkatan pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan diharapkan dapat meningkatkan
kewaspadaan pemberi layanan agar memberikan layanan yang efektif, efisien dan profesional.
Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah juga diharapkan menimbulkan efek bahwa pemerintah
hadir ditengah-tengah masyarakat.

5. Reward dan punishmen yang diberikan untuk pelayan masyarakat kesehatan dapat meningkatkan
atmosfer kerja di pelayananan tersebut. dengan adanya reward dan punisment, setiap pelaku pemberi
pelayanan masyarakat akan berusaha memberikan pelayanan terbaiknya.

Anda mungkin juga menyukai