www.yourwebsite.com
www.yourwebsite.com
TOGETHER
dr. Gemara Hanum dr. Yaumil Wahyuni dr. Auzy Yoana dr. Rizki Audita dr. Yoan Rahmah
Khalisha Aprilia
www.yourwebsite.com
TOGETHER
dr. Bismel Kasri dr. Vivi Hafizarni dr. Pramadhita dr. Yulia Efni dr. Eka Syafnita
Hanza Junaidi
www.yourwebsite.com
www.yourwebsite.com
JUDUL PENULIS ASAL JURNAL
Praktik Ardi Findyartini, Daniel Departemen Medical Journal of
Interprofessional Richard Kambey, Rezki Education, Interprofession
Collaborative Pada Yeti Yusra, Amandha FK Universitas Indonesia al Education &
Boy Timor, Candrika
Pelayanan Practice
Dini Khairani, Dania
Kesehatan Primer di Setyorini, Diantha
Indonesia : Sebuah Soemantri
Studi Metode
Campuran
www.yourwebsite.com
1.
PENDAHULUAN
ABSTRAK
Latar IPCP pada pelayanan Kesehatan merupakan
sesuatu yang kontekstual dan dinamis
Belakang
www.yourwebsite.com
ABSTRAK
Desain
Sampel Metode
Penelitian
5
TEM
A
290 Terdapat perbedaan yang berhubungan dengan latar belakang profesi, pengalaman kerja dan usia.
Faktor organisasi, grup dan tingkatan tiap individu, perbedaan kekuasaan dan budaya kolektif
Kues
ione
Hasil
Kesimpul
r an
303
Nakes
(61,8%)
www.yourwebsite.com
Pendahuluan
Keadaan yang
dihadapi
tenaga
kesehatan saat
ini
www.yourwebsite.com
n
kom
pet
ensi
anta
IPE & IPCP r
ten
aga
Kes
Kondisi saat ini
ehat
• Membuat
tuntutan
an
tenaga
kesehatan • Bur
untuk
bekerja
ukn
efektif
meningkat ya
kerj
asa
ma
tim
• Kur
ang
nya
kem
amp www.yourwebsite.com
IPE & IPCP
Akses dan koordinasi Komplikasi yang
antar fasilitas Kesehatan dialami pasien
Peningk Efisiensi rujukan pasien Lama rawatan
Manajemen konflik atan Peningkatan kualitas Hal tidak diinginkan di
kesehatan komunitas layanan kesehatan
Kematian
Kepemimpinan
Menuru
nkan
Patient centered care
Praktik etik
www.yourwebsite.com
MacNaughton, Chreim
and Bourgeault Xyrichis and Lowton
• Peran yang fleksibel antara profesi dapat • Tim yang memiliki lebih banyak profesional
Tempat Penelitian
• Puskesmas-puskesmas di Kota Depok, Indonesia
• Menggunakan CPAT (Collaborative Practice Assesment Tool)
• Mengeksplorasi tantangan dan hambatan yang terkait dengan nilai-
nilai sosial budaya dan faktor-faktor lain yang berpotensi
mempengaruhi penerapan IPCP
www.yourwebsite.com
2.
METODE
METODE PENELITIAN
Lokasi Populasi & Sample Desain Penelitian
www.yourwebsite.com
Tahapan Penelitian
Kuantitatif
www.yourwebsite.com
Analisis Data
Analisa deskriptif
www.yourwebsite.com
ASPEK ETIS PENELITIAN
www.yourwebsite.com
3.
HASIL
Tenaga Kesehatan Responden
Berpartisipasi Mengidentifikasi Diri
Secara Sukarela Mereka Sebagai Tidak Tanggapan Akhir
JUMLAH Memiliki Pengalaman Utk Dianalisa
Dalam IPCP
Lebih Lanjut
H A S I L
P E N E L I T I A
N
Contoh :
• Dentist – tidak memiliki perawat gigi – jadi mengandalkan teman paramedis yang tidak terlatih
• Dokter ada acara – terkadang perawat harus menutupi semuanya – dari pendaftaran sampai dengan meresepkan obat
www.yourwebsite.com
2. Faktor Pendukung Yg Mempengaruhi IPCP
www.yourwebsite.com
3. Faktor Penghambat Yang Mempengaruhi IPCP
www.yourwebsite.com
5. Tantangan Yang
Dihadapi Dalam
4. Manfaat IPCP
Implementasi IPCP
Pelayanan pasien yang 1 Implementasi sistem
lebih aman dan efektif 1 asuransi kesehatan
nasional
Kebanggaan tersendiri di
antara para profesional 2
kesehatan
2 Harapan
pasien/masyarakat
Pemahaman yang lebih
baik tentang peran 3
masing-masing profesi
www.yourwebsite.com
3.
DISKUSI
Diskusi
untuk
mengetahui
Penelitian ini bagaimana
menggunakan persepsi antar
metode campuran profesi terhadap
yaitu dengan pelaksanaan IPC
kuesioner CPAT ini dan apa
(versi Indonesia) faktor-factor
dan dengan FGD yang
mempengaruhiny
a.
www.yourwebsite.com
Dari 8 subskala ada 3
dengan hasil tingkat
konsistensi yang
rendah, yaitu
Subskala 5 Subskala 8
Subskala 2 (hambatan (pengambilan (keterlibatan,
dan kolaborasi tim) keputusan dan tanggung jawab, dan
manajemen konflik) otonomi pasien
Karena berhubungan dengan sosio kultur dari individu tersebut untuk menghindar dari masalah
ataupun situasi yang tidak pasti.
Makin banyak latarbelakang profesi makin sulit karena masing-masing profesi ingin terlihat lebih
menonjol dibanding yang lain.
www.yourwebsite.com
Skore
CPAT
IPC
Yang digarisbawahi juga yaitu tetang SENIORITAS akan berdampak POSITIF jika para senior itu
menempatkan diri mereka sebagai TELADAN yang baik bagi JUNIOR
Harapan pasien dalam hal pengobatan dan edukasi penyakit pasien sebisa mungkin dilakukan
oleh dokter (jangan ada pendelegasian ke perawat/bidan) jadi lansung dokter pasien hal ini
merupakan tantangan dalam pelaksanaan IPC itu sendiri yaitu karena keterbatasan dokter
(terutama didaerah terpencil)
www.yourwebsite.com
3.
KASUS
Kasus 1 - Hirearki Senioritas
• “Salah satu Puskesmas di Kepulauan Mentawai menerima pasien rujukan dari pustu di wilayah kerjanya
• Pasien datang dengan diagnosa abortus inkomplit yang beberapa hari sebelumnya sempat di berikan daun-
daun tradisional oleh "sikerei "(dukun tradisional) namun tidak membaik
• Dengan mempertimbangkan kondisi pasien dan keterbatasan alat, dokter menganjurkan untuk merujuk
pasien ke RSUD, tapi mengingat kondisi keadaan cuaca yg tidak baik, maka proses rujukan ditunda hingga
besok pagi
• Di puskesmas tsb, ada bidan senior yang sudah biasa melakukan tindakan kuretase
• Dengan alasan permintaan keluarga dan keluarga pasien juga sudah kenal dengan bidan tsb, akhirnya bidan
tersebut melakukan tindakan kuratase pada pasien tanpa tanpa persetujuan dokter yang dianggap dokter
ptt yg masih baru
• Beberapa jam setelah tindakan kuretase, kondisi pasien semakin memburuk dan pasien pun di paksakan
untuk dirujuk pada malam itu juga tanpa sepengetahuan dokter
• Sesampainya di RSUD, kondisi pasien semakin memburuk dan dianjurkan untuk di rujuk Kembali
ke Padang . www.yourwebsite.com
Kasus 2 – Peranan dalam IPCP
• Di rumah sakit tipe C, seorang dokter umum yang sedang jaga IGD izin ke untuk ishoma karena melihat IGD
yang saat itu sedang tidak ada pasien.
• Setelah istirahat sholat dan makan kurang lebih 30 menit, dokter jaga kembali ke IGD.
• Perawat yang dinas memberitahukan bahwa saat dokter tsb sedang ishoma, datang pasien laki laki 45 tahun
dengan keluhan nyeri ulu hati.
• Perawat tersebut langsung menginjeksikan obat PPI kepada pasien dan memulangkan pasien tanpa konfirmasi
kepada dokter sama sekali.
• Perawat tersebut kemudian menyerahkan status rekam medis pasien tadi untuk diisi oleh dokter.
• Dokter jaga menolak mengisi status dan meminta penjelasan mengenai tindakan perawat tersebut.
• Namun perawat menolak untuk berdiskusi dan tetap membenarkan perbuatannya. Akhirnya dokter jaga
melaporkan kasus ini ke kepala instalasi.
www.yourwebsite.com
Nilai IPE dalam Kasus
Peranan dan tanggungjawab Kurangnya rasa Kurangnya rasa
profesi dalam tim menghormati antar profesi menghormati antar profesi
Dalam sebuah tim agar dapat bekerja Dalam kasus di atas, terdapat Dalam kasus di atas, terdapat sikap
sama dengan baik, dokter, perawat, sikap tidak menghormati dan tidak menghormati dan menghargai
bidan ataupun profesi lainnya harus menghargai antar profesi antar profesi dimana ada anggota tim
memahami peran dan dimana ada anggota tim yang yang bertindak tanpa konfirmasi/
bertanggungjawab sesuai tugasnya bertindak tanpa konfirmasi/ koordinasi dengan anggota tim lainnya
masing-masing dan tidak melakukan koordinasi dengan anggota tim
hal yang diluar peranannya. lainnya
www.yourwebsite.com
Nilai IPE dalam Kasus
Komunikasi Dan Standar Operasional
Koordinasi Dalam Tim Prosedur
Tidak adanya komunikasi yang efektif antara dokter Suatu fasilitas kesehatan harus memiliki
dengan bidan atau perawat yang merasa bahwa SOP yang dapat dipatuhi dan dijalankan
sudah berpengalaman mengatasi suatu kasus hingga
melakukan suatu tindakan tanpa berkoordinasi
dalam pelayanan pasien sehingga
dengan dokter yang bertugas keselamatan pasien dapat tercapai
melalui patient centered care
www.yourwebsite.com
TERIMA KASIH
Any questions?
www.yourwebsite.com