Anda di halaman 1dari 59

PEMBINAAN ETIKA PROFESI:

MENCEGAH KEBERULANGAN
Pro Humanitate Scientia
ILUSTRASI KASUS
 Seorang pasien korban KLL dirawat inap
di RS dengan kontusio serebri.
 Setelah 3 hari dirawat di ICU, pasien
dipindah diruang rawat biasa, sudah
compos mentis, komunikasi baik, makan
per-oral, infus hanya untuk maintenance.
 Pagi ini pasien disuntik Nootrophyl i.v.
oleh perawat, mendadak sakit dada dan
meninggal seketika.
 Ternyata yg disuntikkan Dopamin.
APAKAH MASALAH PELAYANANNYA
(care management problem)?

 Failure to monitor, observe or act


 Delay in diagnosis
 Incorrect risk assessment
 Inadequate handover / instruction
 Failure to note faulty equipment / medicine
 Failure to carry out pre-op checks
 Not following an agreed protocols (without
clinical justifications)
 Not seeking help when necessary
 Incorrect protocol applied
HASIL PENGUMPULAN INFO
 Ternyata sebelum menyuntik perawat sudah
menanyakan ke sejawatnya “kok lain ya?”,
tapi dijawab” “mungkin kemasan baru”
 Ternyata Perawat tidak baca etiketnya
 Ternyata obat memang salah diberikan oleh
Farmasi, seharusnya Nootrophyl tapi yang
diberikan Dopamin
 Ternyata SOP di Farmasi ada. Saat itu AA yg
jaga hanya satu orang (dari 3 orang)
 Ternyata tulisan di resep agak jelek, tapi
seluruh AA dapat membaca dg benar.
APA ROOT CAUSE-NYA?
 PROXIMATE CAUSE (Care Management Problem)
 Farmasi tidak patuhi SOP
 Perawat tak patuhi SOP

 CONTRIBUTORY FACTORS
 Dokter: penulisan resep
 Beban kerja vs jumlah AA, jumlah Perawat: Why?
 SOP: ada/tidak?, sosialisasi?, penyegaran?
 SOP Farmasi: pembacaan resep, pengambilan obat,
pemberian etiket, penyerahan obat
 SOP Ruangan: pembacaan etiket, penyiapan obat,
pemastian kebenaran obat – dosis – dan cara pemberian
sebelum menyuntik
TINDAKAN
Mana yg kita pilih:
 Hukuman bagi pelanggar:
 Perawat
 Asisten apoteker

 Perubahan dari sisi manajemen:


 Sosialisasi SOP
 Pastikan SOP dilaksanakan
 Perbaiki sistem “Jadwal kerja”

Mana yang dapat mencegah pengulangan kejadian di masa yad?


RESOLUTION OF ERROR
NEGLECT / USED WRONG PROCEDURE

DID NOT KNOW KNEW CORRECT


CORRECT PROCEDURE
PROCEDURE

NEVER KNEW FORGOT DELIBERATE,


INTENTIONAL

LACKED LACKED TOLERATED


TRAINING INFORMATION
PRESSURES
LACKED LACKED TRAINING LACKED
EXPERIENCE OR PRACTICE DISCIPLINE

MANAGEMENT ACTION TO CORRECT THE SYSTEM PUNISHMENT


Membangun Sikap-Perilaku
Etis dan Patuh Peraturan
1. Menerapkan Pedoman
Perilaku di rumah sakit
2. Seleksi pada rekrutmen
3. Penanganan laporan dan/atau
keluhan pelanggaran
Pedoman Perilaku, Etik
Profesi, dan Etik Rumah Sakit
4. PenangananKeluhan dan
Tuntutan yang potensial
menjadi Sengketa
Menerapkan Pedoman Perilaku RS
• Pedoman Perilaku:
• Berpijak kepada Visi dan Misi
• Berpijak juga ke Peraturan
Kepegawaian: local dan
peraturan/hukum di atasnya
• Mengacu kepada Nilai-nilai RS
• Mengacu kepada Norma
Profesi / Akademik
• Mengacu kepada Norma
Universal (Ramah, Patuh,
Santun, Jujur, Benar, Adil, )
Larangan Perilaku yang unacceptable

• Mengacu kepada Norma


Larangan umum (tidak judi,
minuman keras, melecehkan
seksual, kekerasan, gratifikasi,
fraud, korupsi, pengadaan dan
pemeliharan aset)
• Mengacu kepada larangan
khusus bagi professional
kesehatan / rumkit
Buku Pedoman Perilaku
DAFTAR ISI:
Pendahuluan
Pedoman Perilaku
Komitmen terhadap pemangku
kepentingan
Komitmen dan Perilaku Pegawai
Komitmen Mutu dan Keselamatan Pasien
Komitmen Kerahasiaan Informasi Medik
Komitmen Kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan
Benturan kepentingan
Perlindungan dan penggunaan informasi,
properti dan aset
Keselamatan lingkungan kerja
Penagihan biaya perawatan dan koding
Tanggungjawab sebagai RS Pendidikan
Kepatuhan terhadap penelitian klinis
Penegakan pedoman Perilaku
Penutup
Menerapkan Pedoman Etika Yankes

• Berpijak kepada Teori Etika,


Kaidah Dasar Bio-etika, Etika
Klinis, dll
• Mengacu kepada Hasil Kajian
Etika yang berlaku Internasional
dan terapannya di Indonesia
• Mempedomani Norma Hukum
Yankes di Regulasi yang telah
ada
• Mengingat Etika Profesi
Pedoman Pelaksanaan Etik dan Hukum
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Pengorganisasian KEH
Panduan Pelaksanaan Etik dan Hukum di RSCM
Aspek Etik dan Hukum Pelayanan di RSCM:
Pokok2 etik dan hukum di bidang Rekam
Medis, Persetujuan Tindakan Kedokteran,
Perawatan Pasien, Pelayanan Pasien Anak,
Reproduksi Manusia,
Permasalahan etik di berbagai Departemen
Penerapan Etik RS antar Departemen
Aspek Etik dan Hukum Pendidikan
Aspek Etik dan Hukum Penelitian
Penyelesaian masalah etik dan hukum
Panduan aspek hukum di RSCM
Perlindungan hukum terhadap pegawai RS
Lampiran:
Kode Etik Profesi, Pembuatan Keputusan Etik di
RS, Hak-hak Pasien
Staff Selection Faith Fitzgerald: must have
servant’s heart.

• Avoid selecting staffs who


have unprofessional
personal characteristics
• There is a correlation
between unsatisfactory
behaviours on record at
medical school and
subsequent disciplinary Passi et al. Int J Med Ed 2010; 1:19-29

action
Tapi hanya prediktif …..
Role Modelling
• Role modelling is an
important method to
impart the values of the
medical profession,
• Three characteristics of
good role models have
recently been described:
clinical competence,
teaching skills and Passi et al. Int J Med Ed 2010; 1:19-29

personal qualities,
Focused Professional
FPPE Practice Evaluation

DIKELUARKAN SIDANG DAFTAR


KRITERIA
DARI DISIPLIN BARU
KUALIFIKASI
ANGGOTA PROFESI
KREDENSIAL
REGISTERED

FPPE
PEMBINAAN, Clinical
PENGAWASAN Privilege

OPPE On-going Professional


Practice Evaluation
The Joint Commission

Professional Practice Evaluation

Ongoing Focused
PPE PPE
The Joint Commission

How ‘Ongoing’ trigger ‘Focused’


 Elevated infection rate  Procedure specific education
 Quality assurance monitoring 6
mo’s

 Sentinel events  Recom personal counseling


 Mentoring
 Dept quality assurance review

 Failure to. Follow clin pract  Proctoring


guidelines  Suspension or revocation of
specific privilege

 Unprofessional behavior  Monitor patient satisfaction


 Anger management course
The Joint Commission

Example Data Collected to Monitor


The Joint Commission

Designing
 The FPPE process must be pre-defined and
consistently implemented for all newly requested
privileges. The performance monitoring process
must also be clearly defined and include, at a
minimum, the following:
 criteria for conducting performance evaluations,
 method for establishing the monitoring plan specific to the
requested privilege,
 method to determining the duration of performance monitoring,
and
 circumstances under which monitoring by an external source is
required

Data - Both qualitative and quantitative criteria (data) should considered when
designing the process
The Joint Commission

Examples of Qualitative Data


 Description of procedures performed
 Periodic Chart Review
 quality/accuracy of documentation
 appropriateness of tests ordered / procedures performed
 patient outcomes
 Types of patient complaints
 Code of conduct breaches
 Peer recommendations
Discussion with other individuals involved in the care of patient(s),
IE: consultants, surgical assistants, nursing, administration, etc.
The Joint Commission

Examples of Quantitative Data


 Length of stay trends
 Post-procedure infection rates
 Periodic Chart Review
 Dating / timing / signing entries
 T.O./V.O. authenticated within defined time frame
 Presence / absence of required information
 Number of H & P / updates completed within 24 hours after
inpatient admission/registration
 Compliance with medical staff rules, regulations, policies, etc.
 Documenting the minimum required elements of an H & P /
update.
 Compliance with core measures
PENANGANAN PENGADUAN
PELANGGARAN ETIK

DALAM RANGKA PENGAWASAN DAN PEMBINAAN


Menyusun Kebijakan Penyelesaian Kasus
Pelanggaran Etik/Hukum
• Berpijak kepada Visi dan Misi RS
• Berpijak ke Peraturan
Kepegawaian: lokal dan regulasi
di atasnya
• Memilih penyelesaian yang
Cepat, Tepat, Cermat, Hemat
• Mencari solusi pencegahan
kedepan
• Utamakan nama baik Institusi
(RS), Profesi, hak pasien
Penerimaan Pengaduan

1.Langsung diadukan kepada


Atasan Langsung Terduga
pelanggar etik/perilaku
ringan
2.Langsung diadukan ke Pusat
Pengaduan (Humas),
mencantumkan identitas
pengadu
3.Melalui whistle blowing
system, boleh tanpa identitas
Penerimaan Pengaduan
• Pelanggaran etika profesi
kedokteran dirujuk ke Komite Medik
• Pelanggaran etika profesi
keperawatan dirujuk ke Komite
Keperawatan
• Pelanggaran etika profesi tenaga
kesehatan lain dirujuk ke Komite
Tenaga Kesehatan
• Pelanggaran masalah keuangan
dirujuk ke SPI
• Pelanggaran disiplin kepegawaian
dirujuk ke Bagian SDM
Penanganan di • verifikasi fakta dengan penelusuran
Unit dokumen, keterangan personil
yang terlibat baik per- telepon atau
tatap muka, atau keterangan lain
yg sah
• Wawancara mendalam dengan
personil yang terlibat, dapat dimulai
dari saksi, ahli dan pelaku. Tahap
ini dilakukan untuk memperoleh
pemahaman tentang peristiwa,
penyebab, faktor yang
mempengaruhi, dampaknya (bagi
korban, profesi, dan institusi), serta
adakah faktor pemaaf atau
penghapus kesalahan.
Penanganan di • Analisis untuk memutuskan tindak
Unit lanjut dan eksekusinya.
• Sanksi yang diberikan harus
memiliki nilai pembinaan sikap
dan perilaku bagi ybs dan peer
groupnya agar peristiwa serupa
tidak berulang di kemudian hari.
• Hasil pembahasan berikut
keputusan dan rekomendasi
sanksinya dilaporkan ke Direktur
SDM dan Pendidikan dan
menembuskannya ke Komite Etik
dan Hukum guna pencatatan,
pemantauan dan evaluasi berkala.
Penanganan di Unit

Dalam menangani dugaan


pelanggaran Pedoman Perilaku,
Kepala Unit dapat berkoordinasi /
bekerjasama dengan Unit Lain
terkait dan/atau dengan Komite Etik
dan Hukum. Khusus pada
penanganan laporan/pengaduan
pelanggaran etik atau pedoman
perilaku yang dilakukan oleh
peserta didik, Kepala Unit
berkoordinasi dengan Komite
Koordinasi Pendidikan.
Penanganan Etik Profesi
Komite Medik, Komite
Keperawatan, dan Komite
Tenaga Kesehatan menangani
laporan/pengaduan dugaan
pelanggaran etika profesi yang
diterimanya dengan langkah-
langkah sesuai dengan
prosedur standar yang berlaku
di masing-masing Komite.
Penanganan Disiplin Kepegawaian

Bagian SDM menangani


laporan/pengaduan
pelanggaran disiplin pegawai
sesuai dengan tata cara yang
diatur dalam peraturan
kepegawaian. Dalam hal PNS,
gunakan PP 53/2010
Upaya Banding

Upaya banding terhadap semua


keputusan di atas dapat
diajukan kepada Komite Etik
dan Hukum dan akan ditangani
oleh suatu Tim Terpadu yang
dibentuk oleh Pejabat Pembina
SDM. Upaya banding
keputusan disiplin pegawai
PNS dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
Sanksi
Kepala Unit hanya berwenang
memberikan sanksi teguran lisan
dan sanksi pembinaan,
mencatatnya dalam buku
Pembinaan dan BA, serta
memantau/mengevaluasi
pelaksanaan dan hasil pembinaan.

.Sanksi berupa Peringatan Tertulis,


Alih Tugas, dan/atau Pembatasan
kewenangan tertentu hanya dapat
diberikan oleh Pejabat pembina
SDM (Direktur SDM) cq Kepala
Bagian SDM
PEMBINAAN
 Continuing Professional Development
 Pembinaan etika profesi
 OrganisasiProfesi, MKEK / MKEKG
 Fasyankes/RS

 Pembinaan disiplin profesi


 Konsil, MKDKI, Dinkes, OP, Fasyankes
 Pembinaan teknis profesi
 Organisasi Profesi, : CPD
UU 29/2004 Praktik Kedokteran
PEMBINAAN
 FIX THE UNDERLYING PROBLEM
 Masalah dibelakangnya apa: sistem,
suasana, jam kerja, dll
 BUILD TRUST AND MORALE
 Prinsip yang sama pada non blaming, non
shaming, non naming
 KNOW WHEN ONE STRIKE IS ENOUGH
 Bila alasannya sadar dan sengaja atau
membahayakan: cukup sekali
 EMPOWER MANAGERS
PENDISIPLINAN
 MEKANISME PROTEKSI MASYARAKAT
DARI “PAPARAN” DOKTER YANG TIDAK
BAIK (bad apple theory)
 Tujuan utamanya bukan menghukum
dokter, tetapi membina dan meluruskan
dokter
 Dokter yg “kelewatan” harus di re-
edukasi atau dicabut kewenangan
klinisnya (agar tidak membahayakan)
UU 29/2004 Praktik Kedokteran
PROGRESSIVE DISCIPLINE?
 Kepegawaian umumnya menggunakan
Progressive discipline: peringatan lisan,
peringatan tertulis, skors, pemberhentian
(bila dilakukan berulang)
 Cara itu bagus untuk yg disebabkan
“honest mistake”, sehingga perlu dihukum
bertingkat.
 Bagaimana bila karena “reckless behavior”
atau “sengaja” atau “dengan sadar”
FPPE

DIKELUARKAN SIDANG DAFTAR


KRITERIA
DARI DISIPLIN BARU
KUALIFIKASI
ANGGOTA PROFESI
KREDENSIAL
REGISTERED

FPPE
PEMBINAAN, Clinical
PENGAWASAN Privilege

On going Professional OPPE


Practice Evaluation
Seorang perempuan dewasa memiliki
kelainan hormonal yang
Kasus 1 mengakibatkan ia merasa sebagai
lelaki, orientasi seksual berbeda, dan
memiliki tanda2 lelaki seperti kumis,
jakun, dll. Pasien meminta diubah
menjadi laki-laki.
Dokter mengoperasi nya, karena
kasihan atas penderitaan pasien yg
merasa hidup di tubuh yang salah.
Keluarga pasien mengadukan dokter
karena melanggar etik, dan
mempidanakan dokter karena
mengubah identitas seseorang.
Perempuan dirawat di RS C,
meminta agar suaminya tidak
Kasus 2 boleh tahu dia dirawat
melahirkan anak di sana.
Perawat mengatakan tidak ada
pasien bernama itu, waktu
ditanya suami.
Perawat diadukan telah
berbohong dan
menyembunyikan pasien dari
suaminya yang sah
KATA AKHIR
 Kesalahan dilakukan oleh karena
berbagai sebab dan mengakibatkan
berbagai dampak
 Pembinaan pada umumnya harus
memberi peluang pelaku untuk sadar
dan mencoba memperbaiki diri, tetapi
harus cukup tegas untuk “membunuh”
pelaku yang sengaja dan sadar akibat
buruk perbuatannya
CENTER
PICTURE
SLIDE
Lorem ipsum dolor sit
amet, consectetur
adipiscing elit. Ita
relinquet duas, de
quibus etiam atque
etiam consideret

TERIMA KASIH
MOHON MASUKAN DAN DISKUSI
PENANGANAN TUNTUTAN
PADA SENGKETA MEDIK
DENGAN TUDUHAN
KELALAIAN MEDIK

BUDI
SAMPURNA
KEH RSCM
Kelalaian • kelalaian hadir tepat waktu,
Medis • kelalaian monitoring dan pengawasan,
• kelalaian memberikan penjelasan yang
adekuat,
• kelalaian memperingatkan risiko,
• kelalaian konsultasi,
• kelalaian beri informasi tepat waktu,
• kegagalan mendiagnosis,
• kegagalan terapi yg tepat sesuai
standar, dan
• berbagai kelalaian atau kegagalan lain
yang diduga mengakibatkan kecederaan,
kematian atau kerugian pada pasien
Kriteria kelalaian
DUTY (Duty of care)
KEWAJIBAN PROFESI
KEWAJIBAN akibat “KONTRAK” DG
PASIEN
DERELICTION / BREACH OF DUTY
PELANGGARAN KEWAJIBAN TSB
DAMAGES
CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN
DIRECT CAUSALSHIP
HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT,
SETIDAKNYA PROXIMATE CAUSE
Penyiapan 1
Kelengkapan administratif
•Rumah Sakit : izin operasional,
Memiliki Fasilitas dan SDM sesuai
kelas, akreditasi, bylaws, peraturan,
pedoman/standar
•Tenaga kesehatan: STR, SIP atau
SIK, Kewenangan klinis
•Bila berkaitan dengan sumber daya:
benar (bukan palsu), pengadaan sah,
penggunaan benar (registered)
Penyiapan 2
Clinical Staff Meeting (staf yg
terlibat dan staf reviewer).

Kronologi peristiwa:
bukti fakta: rekam medis, barang
bukti, keterangan saksi
Bukti dokumen: regulasi, standar,
pedoman, kepustakaan
Pendapat ahli: menguatkan
temuan
3 Discussion/Analysis on issues:
a n •Indication of the questioned medical
ia p procedure, contra-indication, and the
n y alternatives
P e
•Medical risks vs Benefits for each
alternatives
•Informed consent
•Standards, Operational Procedures
•Adverse Event? Damages?
•Adverse event management?
•Was the AE due to the Intervention?
•Underlying? Intervening? Contributing?
•Adakah alasan pembenar atau pemaaf?
• Persiapkan Saksi yang akan
Persiapkan alat diperiksa
bukti • Persiapkan dokumen kelengkapan
saksi
• Persiapkan saksi agar hanya
menjawab tentang hal/kejadian
yang dialami, didengar dan
dilihatnya sendiri, serta
merupakan bidang kerjanya
• Pilih ahli yang menganut
pengetahuan dan metode yang
sama
• PERSIAPKAN AHLI
Simulasi tanya jawab

• Apabila peristiwa cukup


kompleks, perlu
dipertimbangkan untuk
simulasi tanya jawab dengan
saksi/ahli.
• Simulasi tersebut dapat
dilakukan dalam diskusi tatap
muka atau cara komunikasi
lain bila tidak memiliki cukup
waktu tatap muka.
BUKTI ABS
STANDAR, PEDOMAN, DLL
DOKUMEN SURAT

ABS
REKAM MEDIS
SURAT
BUKTI ABS KETERANGAN
SAKSI -SAKSI
FAKTA
SAKSI
BARANG BUKTI ABS SURAT
(AHLI)

PENDAPAT AHLI ABS SURAT


(AHLI)
Keterangan Ahli
• Should represent the Peer-
Group
• Has relevant and sufficient
competence
• Practicing the questioned
medical procedure
• Impartial and looked impartial
• Opinion on the same situation
and condition
PERDATA:
KASUS DIANALISIS SECARA
MEDIKOLEGAL DAN DINILAI
POSISI HUKUMNYA

KASUS HITAM KASUS KELABU KASUS PUTIH

NON LITIGASI LITIGASI


PIDANA
KASUS DIANALISIS SECARA
MEDIKOLEGAL DAN DINILAI
POSISI HUKUMNYA

KONSULTA KONSULT
SI BP2A IDI / ASI
PDGI / PDSp HUKUM

AHLI ADVOKAT

PROSES HUKUM
Take Home  Dugaan Malpraktik Medis
Messages memang mudah muncul akibat
ketidaktahuan masyarakat tentang
ilmu kedokteran
 Penuntutan oleh masyarakat
adalah hak, sedangkan hak dokter
adalah pembelaan dan proses
hukum yg adil
 Pembuktian malpraktik medis
memang sulit buat non-medis, tapi
hakim dapat menghadirkan ahli
Whether you are a
deer or a lion,
you have to run fast
to survive
Sheikh Muhammad bin Rashid

Anda mungkin juga menyukai