Anda di halaman 1dari 36

WS PMKP

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes


Komisi Akreditasi Rumah Sakit
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
(PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION)

1. Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (On


going Professional Practice Evaluation/OPPE)

2. Evaluasi Praktik Professional Terfokus (Focused


Professional Practice Evaluation/FPPE)
Standar KPS 11

Rumah Sakit menggunakan proses berkelanjutan


terstandardisir (ongoing) untuk mengevaluasi
sesuai kualitas dan keamanan pelayanan pasien
yang diberikan oleh setiap staf medis.

Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan data


komparatif secara proaktif, seperti membandingkan
dengan ilmu literatur kedokteran berbasis literatur.

KARS Dr.Nico Lumenta


Kriteria evaluasi praktik professional
berkelanjutan
Review terhadap prosedur-prosedur
operatif dan klinis lain serta hasilnya Informasi bisa didapat
Pola Penggunaan darah/Obat dari :
Pola Permintaan tes/ prosedur/ Grafik review berkala
Tindakan
Length of stay Observasi langsung
Data Morbiditas dan mortalitas Monitoring terhadap
Jumlah kasus yang dikonsulkan/dirujuk teknik diagnostik dan
ke spesialis lain pengobatan
Monitoring kualitas
klinis
Diskusi/survei dg
sejawat/staf lainnya.
Standar PMKP.2.
RS membuat rancangan baru dan melakukan modifikasi dari sistem dan proses
sesuai prinsip peningkatan mutu.

Standar PMKP.2.1.
Pedoman praktek klinis dan clinical pathway dan atau protokol klinis
digunakan sebagai pedoman dalam memberikan asuhan klinis
Elemen Penilaian PMKP.2.1.
1. Setiap tahun pimpinan menentukan paling sedikit lima area prioritas dengan
fokus penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan/atau protokol klinis
2. RS dlm melaksanakan pedoman praktek klinis, clinical pathways dan/atau
protokol klinis melaksanakan proses a) sd h) dalam Maksud dan Tujuan
3. RS melaksanakan pedoman klinis dan clinical pathways atau protokol klinis di
setiap area prioritas yang ditetapkan
4. Pimpinan klinis dapat menunjukkan bagaimana penggunaan pedoman klinis,
clinical pathways dan atau protokol klinis telah mengurangi adanya variasi
dari proses dan hasil (outcomes) 5
KARS
FORM EVALUASI PPK
DIARE AKUT
EVALUASI PPK
PPK DIARE AKUT PADA ANAK
8 8

5 5
3

0
FORM EVALUASI PPK
HIPERTENSI
EVALUASI PPK
PPK HIPERTENSI

8 8 8

3 3

DIAGNOSIS GRADE 1 GRADE 2 PENUNJANG TERAPI EDUKASI


DISTRIBUSI KEPATUHAN
DISTRIBUSI KEPATUHAN PPK HIPERTENSI BERDASAR DOKTER

50%

25%

dr. Agus dr. Ana


Kepatuhan PPK
KEPATUHAN PELAKSANAAN PPK
93%

75% 77%
67%

HIPERTENSI DIARE AKUT APPENDISITIS STROKE INFARK


PENENTUAN TRIGER: PENENTUAN LEVEL KINERJA YANG TIDAK
DAPAT DITERIMA DIBANDINGKAN DENGAN LEVEL KINERJA YANG
TELAH MAPAN/DITETAPKAN

Contoh
Meningkatnya infection rates
Terjadi Sentinel events
Meningkatnya LOS dibanding yg lain
Meningkatnya Operasi ulang
Pola Tes/Terapi yg tidak dibutuhkan
Gagal/tidak patuh terhadap PPK/CP
dll.
Evaluasi Pasca Implementasi CP
Indikator Proses :
Kepatuhan implementasi CP oleh PPA / Profesional Pemberi Asuhan.
a. Asesmen Awal
b. Pemeriksaan Penunjang, Tindakan Diagnostik
c. Obat
d. Nutrisi
e. Konsultasi
f. Tindakan Terapeutik
g. Asesmen pulang kritis
Indikator Outcome :
a. Keluhan (bebas keluhan)
b. Pemeriksaan Klinis (luka kering)
c. Lama Dirawat (sesuai PPK)
Varians
a. Variasi Sistem : penempatan kasus rawat intensif pd rawat biasa
b. Variasi Asuhan/Klinis : preferensi DPJP
c. Variasi Pasien : kondisi memburuk
PRA
VARIANCE
IMPLEMEN
>>>
TASI

AUDIT
CP

PASKA VARIANCE
IMPLEMEN BERKU
TASI RANG

dr Luwi - 2 Agust 2014 16


Pelaksanaan Evaluasi Implementasi CP
1. Koordinasi Komite Mutu-Keselamatan Pasien, Komite
Medis, Komite Keperawatan, lainnya
2. Tentukan Indikator yang akan diaudit : indikator
proses, outcome, varians
3. Evaluasi : kepatuhan PPA, kendala, hambatan
4. Tentukan waktu pelaksanaan audit, misalnya minimal 3 bulan
sekali.
5. Penerapan siklus PDCA
Ps 39 - UU 44/2009 ttg RS

Permenkes 755/2011
Komite Medis

Langkah2 Audit Medis (Klinis) :


1. Pemilihan topik yg akan dilakukan audit
2. Penetapan standar dan kriteria
3. Penetapan jumlah kasus/sample yg akan diaudit
4. Membandingkan dgn standar/kriteria dgn pelaksanaan pelayanan
5. Melakukan analisis kasus yg tidak sesuai standar & kriteria
6. Menerapkan perbaikan
7. Rencana reaudit
Tetapkan topik

1 Tetapkan apa
Ulangi audit 6 2 yang seharusnya
dilakukan

Audit cycle

Identifikasi dan Amati apa yang


terapkan 5 3 selama ini
perubahan 4 dilakukan

Bandingkan
dengan standar (Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam
Upaya Patient Safety, 2009)
Pengertian Audit Klinik

Suatu proses peningkatan mutu yang dilakukan


untuk memperbaiki outcome dan pelayanan
kesehatan kepada pasien melalui telaah sistematik
terhadap pelayanan yang ada dibandingkan dengan
kriteria standar untuk selanjutnya dilakukan
perubahan
(A quality improvement process that seeks to improve patient care and outcomes
through systematic review of care against explicit criteria and implementation of
change)
(National Institute for Clinical Excellence)
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam
Upaya Patient Safety, 2009)
Apa tujuan Audit Klinik?

Mengidentifikasi GAP antara


yang seharusnya vs. yang
sesungguhnya dilakukan

Melakukan perbaikan atas dasar


bukti yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan
Seharus- Sesungguh-
nya nya
dilakukan GAP dilakukan

Audit
klinik
Audit Klinik sendiri dapat berupa audit multi disiplin
dan lintas batas, yang meliputi audit medik dan
keperawatan termasuk audit penunjang medis. (Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam
Upaya Patient Safety, 2009)
Memilih Topik

High risk

High Cost

High volume

Problem prone (Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam


Upaya Patient Safety, 2009)
Bagaimana memilih Topik untuk Audit
Klinik

S Apakah topik cukup Specific

M Apakah kriteria yang ditetapkan Measurable?

Apakah tujuan yang ingin dicapai dalam audit


A klinik Achievable

R Apakah metode dan proses audit klinik Realistic

T Apakah audit klinik dapat dilaksanakan Timely

(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam


Upaya Patient Safety, 2009)
Contoh: Pemberian insulin pada pasien DM
Apakah merupakah masalah yang penting
Ya, pengendalian glukosa meminimalkan risiko komplikasi akibat DM

Apakah melibatkan jumlah pasien?


Ya, DM termasuk tinggi indisensinya

Apakah High Cost?


Cost sangat mahal jika terjadi error

Apakah tersedia Good practice Guideline?


Ya, bukti ilmiah tersedia cukup banyak

Apakah bersifat multidisiplin?


Ya, melibatkan dokter, perawat, farmasis, pasien

Apakah data mudah diperoleh?


Ya, termasuk melalui komunikasi dengan pasien
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
1. Menetapkan Criteria
Apakah pemberian obat disertai instruksi yang jelas
tentang dosis & frekuensi?

Apakah mengetahui bagaimana menggunakan obat?

Apakah pasien taat menggunakan obat?

Apakah pasien mengalami efek samping?

Apakah pasien mengetahui kadar gula darah


terakhir?

Apakah pasien merokok?

Apakah pada label dicantumkan dosis obat?


(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
2. Menetapkan Standar
Apakah pemberian obat disertai
instruksi yang jelas tentang dosis & Standar 90% YA
frekuensi?

Apakah mengetahui bagaimana


menggunakan obat? Standar 100% YA

Apakah pasien taat menggunakan


obat? Standar 85% YA

Apakah pasien mengalami efek


samping? Standar 15% YA

(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Apakah pasien
mengetahui kadar gula Standar 100% YA
darah terakhir?

Apakah pasien merokok? Standar 0% YA

Apakah pada label


dicantumkan dosis obat? Standar 100% YA

(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
3. Mengembangkan instrumen Audit

YA TIDAK TOTAL % TOTAL


YA
Apakah instruksi tentang dosis
& frekuensi jelas?
Apakah pasien tahu cara
menggunakan obat
Apakah pasien taat
menggunakan obat?
Apakah pasien mengalami efek
samping
Apakah pasien mengetahui
kadar glukosa terakhir?
Apakah pasien merokok?

Apakah dosis dicantumkan


pada label
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
4. Lakukan Pengumpulan data
YA TIDAK TOTAL % TOTAL
YA
Apakah instruksi tentang dosis 36 12 48 75%
& frekuensi jelas?
Apakah pasien tahu cara 44 4 48 91%
menggunakan obat
Apakah pasien taat 42 6 48 87%
menggunakan obat?
Apakah pasien mengalami efek 7 41 48 14%
samping
Apakah pasien mengetahui 26 22 48 54%
kadar glukosa terakhir?
Apakah pasien merokok? 13 35 48 27%
Apakah dosis dicantumkan 0 48 48 0%
pada label
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
5. Melakukan Analisis data

(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
6. Presentasi Data
Contoh: Proporsi penderita DM yang merokok

(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Menyusun Kesimpulan Audit
TOTAL % TOTAL
YA
Apakah instruksi tentang dosis & 90 75% FAIL
frekuensi jelas?
Apakah pasien tahu cara 100 91% FAIL
menggunakan obat
Apakah pasien taat menggunakan 85 87% FAIL
obat?
Apakah pasien mengalami efek 15 14% PASS
samping
Apakah pasien mengetahui kadar 100 54% FAIL
glukosa terakhir?
Apakah pasien merokok? 0 27% FAIL
Apakah dosis dicantumkan pada 100 0% FAIL
label
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Formulasikan action plan

Dapat menerima hasil Audit?

Memahami & mengerti area yang berpotensi


untuk terjadi outcome buruk?

Sepakat area apa saja yang perlu diperbaiki?

Sepakat untuk melakukan upaya perbaikan?

Sepakat untuk menetapkan langkah-langah


dalam upaya perbaikan
Sependapat untuk melakukan audit ulang setelah
upaya perbaikan dilakukan
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Formulasikan action plan

Dapat menerima hasil Audit?

Memahami & mengerti area yang berpotensi


untuk terjadi outcome buruk?

Sepakat area apa saja yang perlu diperbaiki?

Sepakat untuk melakukan upaya perbaikan?

Sepakat untuk menetapkan langkah-langah


dalam upaya perbaikan
Sependapat untuk melakukan audit ulang setelah
upaya perbaikan dilakukan
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Terima kasih

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes


Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai