Anda di halaman 1dari 9

VOL. 1 NO.

1 JANUARI 2017

Wulan Noviani1
1
Program Studi Ilmu Keperawatan,
Persepsi Mahasiswa Profesi Ners
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tentang Kode Etik Keperawatan
Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul
Yogyakarta 55183
Email: wulan.n@umy.ac.id
Indonesia di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK
Kode etik keperawatan profesional merupakan dasar bagi praktik
keperawatan. Mahasiswa profesi Ners merupakan calon tenaga profesional
yang rentan mengalami dilema etik selama menjalani praktik profesi,
oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang kode etik keperawatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa profesi
Ners tentang kode etik keperawatan Indonesia di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini
sebanyak 26 orang. Kriteria inklusi penelitian ini mahasiswa profesi Ners
yang sedang menjalani pendidikan profesi Ners di Rumah Sakit
Pendidikan UMY. Pengumpulan data menggunakan Focus Group Discus-
sion (FGD) dan Indepth interview. Validitas data menggunakan keabsahan
konstruk melalui proses triangulasi, keabsahan internal dan eksternal
serta reliabilitas. Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan
content analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi mahasiswa
Profesi Ners dalam kategori baik. Mereka menganggap bahwa kode etik
sebagai pedoman perilaku baik perawat Indonesia dalam memberikan
asuhan keperawatan. Fungsi kode etik sebagai pedoman, pengatur dan
pembatas tindakan perawat. Isi kode etik keperawatan Indonesia
mencakup hubungan perawat dengan pasien, praktik, masyarakat, teman
sejawat dan profesi berlandaskan prinsip-prinsip etik. Faktor yang
menghambat pelaksanaan kode etik antara lain diri sendiri, lingkungan,
role model, sarana dan prasarana. Persepsi mahasiswa profesi Ners tentang
kode etik keperawatan Indonesia dalam kategori baik.

29

Keywords: kode etik, mahasiswa keperawatan, menyediakan pelayanan berkualitas tinggi bagi pasien,
persepsi, perawat Indonesia, keluarga maupun masyarakat. Perawat memiliki berbagai
pengalaman etik dalam melakukan praktik profesional dan
ABSTRACT mereka seharusnya kenal dengan kode etik dan dapat
Professional ethic code of nurses are the fundamen- membuat keputusan dengan baik (Zahedi et al, 2013).
tal in nursing practice. Nursing students profession as Perawat profesional rentan melakukan malpraktik atau
a professional candidate in health care system are com-
kelalaian dalam bentuk pelayanan medis. Berdasarkan
monly faced the dillema ethics during their clinical ex-
laporan dari Institute of Medicine (IOM) diperkirakan bahwa
periences. This study was conducted to explore the
sekitar 44.000 98.000 pasien meninggal setiap tahunnya
perception of nursing student profession about Indo-
nesian nursescodes of ethics in academic hospital Uni- karena kesalahan medis, serta mengalami kerugian finansial
versitas Muhammadiyah Yogyakarta. The research was sebesar US $17 29 milyar (Dietz et al, 2010). Menurut
used desccriptive qualitative. The total informan this Reising (2012), malpaktik yang dilakukan perawat profesional
study was 26 people. The inclusion criterias were as a di Amerika Serikat antara lain gagal dalam berkomunikasi,
nursing student in nursing profession program in UMY mengikuti standar praktik, menggunakan peralatan,
teaching hospitals. It was collected using FGD and pendokumentasian data, melakukan pengkajian dan moni-
indepth interview. The validity of data were used con- toring.
struct validity through triangulation process, internal Data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, pada
and external validity, then realiability. Data was ana- tahun 2010-2015 diperkirakan terdapat sekitar 485 kasus
lyzed using content analysis. The research result showed
malpraktik profesi keperawatan di Indonesia yang terdiri dari
that perception of nursing student profession was good
357 kasus malpraktik administratif, 82 kasus malpraktik sipil,
categorized. Nursing student regarded that Indonesian
dan 46 kasus malpraktik kriminal dengan unsur kelalaian.
nurses ethics codes as a behaviour guidance for Indo-
nesian nurses to giving nursing care. The function of Setiap perawat yang telah melaksanakan tugasnya secara
its are for guidance, regulator and controller for nurs- kompeten dan penuh integritas seharusnya memiliki
ing intervention. The content of Indonesian ethic codes beberapa elemen kunci yang digunakan sebagai pedoman
for nurses included the relationship among nurses and profesi seperti akreditasi dalam pendidikan, sistem lisensi
patient, practice, society and profession based on ethi- dan sertifikasi, dan kode etik yang relevan (Epstein & Turner,
cal principles. All of the nursing student have been prac- 2015). Kode etik profesional merupakan elemen dasar dari
ticing Indonesian ethic codes of nurses but it have sev- pengetahuan etik perawat yang berasal dari pendidikan etik.
eral obstacles in their practice such as themselves, envi- Kode etik perawat merupakan hal yang sangat penting
ronment, role model, and facilities in hospitals. The sehingga diperlukan pendekatan dalam mengajarkan etik
perception of nursing student profession about Indo- keperawatan yang dimasukan dalam kurikulum pendidikan
nesian ethic codes was good.
keperawatan (Numminen et al, 2009).
Kode etik keperawatan sebagai bagian dari pengetahuan
Keywords: ethic codes, Indonesian nurses, percep-
dasar etik berisi bagaimana perawat seharusnya berperilaku
tion, nursing student
etik sebagai sebuah profesi, dan bagaimana seharusnya
membuat keputusan saat mengalami hambatan dan
PENDAHULUAN mencegah terjadinya permasalahan etik serta berusaha
Keperawatan profesional didefinisikan sebagai upaya memenuhi kewajiban profesional sesuai tujuan, nilai dan
promotif, preventif serta advokasi pada perawatan individu, standar keperawatan (Numminen et al, 2009; Zahedi et al,
keluarga dan komunitas (ANA, 2010). Perawat profesional 2013; Shahriari et al, 2013).
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam Mahasiswa profesi Ners merupakan calon perawat
profesional di masa depan yang rentang menghadapi dilema

30
VOL. 1 NO. 1

JANUARI 2017

etik selama menjalani praktik klinik di profesi. Mereka Tabel 1. Karakteristik Informan berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin dan Budaya (n=26)
memerlukan pengetahuan tentang kode etik keperawatan
No. Karakteristik Frekuensi Persentase
Indonesia untuk dijadikan pedoman dalam memberikan
1. Jenis Kelamin
perawatan yang aman dan sesuai dengan etik legal saat ini. a. Laki-laki 8 30,76%
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi b. Perempuan 18 69,24%
mahasiswa profesi Ners tentang kode etik keperawatan In- 2. Umur
a. 21 tahun 3 11,53%
donesia di Rumah Sakit Pendidikan Universitas b. 22 tahun 20 76,93%
Muhammadiyah Yogyakarta. c. 23 tahun 2 7,70%
d. 25 tahun 1 3,84%
3. Budaya
METODE
a. Jawa 13 50%
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jumlah b. Sunda 1 3,84%
informan dalam penelitian ini sebanyak 26 orang. Kriteria c. Dayak 3 11,53%
d. Melayu 4 15,38%
inklusi penelitian ini antara lain mahasiswa profesi Ners yang e. Bima 1 3,84%
menjalani pendidikan profesi Ners di Rumah Sakit Pendidikan f. Sasak 1 3,84%
g. Minang 1 3,84%
UMY. Pengumpulan data menggunakan Focus Group Dis- h. Banjar 1 3,84%
cussion (FGD) dan Indepth interview menggunakan i. Maluku 1 3,84%
pedoman FGD dan panduan wawancara semi terstruktur. Sumber: Data Primer, 2016
Validitas data menggunakan keabsahan konstruk melalui
proses triangulasi dengan metode FGD dan wawancara
mendalam. Keabsahan internal mengacu pada gambaran
Pengertian
keadaan yang sesungguhnya melalui proses analisis dan
interpretasi yang tepat. Keabsahan eksternal mengacu pada
hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan untuk kasus
lain serta reliabilitas mengacu pencapaian hasil yang sama Persepsi Kode Perawat dan Klien
Etik
apabila dilakukan penelitian ulang yang sama sekali lagi.
Keperawatan Isi
Metode analisa data yang digunakan adalah content analy- Indonesia Perawat dan praktik
sis.
Perawat dan masyarakat
HASIL PENELITIAN
Perawat dan teman sejawat
1. Karakteristik Informan
Karakteristik informan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa profesi Ners UMY. Gambaran umum karakteristik Perawat dan profesi

informan berdasarkan umur, jenis kelamin dan budaya dapat


dilihat pada tabel 1. Pelaksanaan dan Hambatan
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa karakteristik
informan menurut jenis kelamin, mayoritas perempuan Gambar 1. Persepsi Kode Etik Keperawatan Indonesia
sebanyak 18 orang (69,24%). Sebagian besar reponden
berusia 22 tahun sebanyak 20 orang (76,93%). Mayoritas
informan berasal dari budaya Jawa sebanyak 13 orang (50%).

31

2. Persepsi tentang Kode Etik Keperawatan ..fungsi kode etik sebagai pengatur dan
pedoman. (Informan1, 21 th)
Indonesia
.. fungsi kode etik untuk keselamatan pasien, pedoman
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi mahasiswa
bagi perawat dalam melakukan tindakan keperawatan,
profesi Ners tentang kode etik keperawatan dapat dilihat
fungsinya memperjelas pekerjaan perawat dan sebagai
dari pandangan atau tanggapan mahasiswa tentang definisi,
pelindung bagi perawat. (FGD2)
fungsi, isi, pelaksanaan dan hambatan pelaksanaan kode
etik keperawatan Indonesia. Tema dalam penelitian ini adalah
pada gambar 1. C. Persepsi tentang Isi Kode Etik
Keperawatan
A. Persepsi tentang pengertian kode etik Mahasiswa Profesi Ners menganggap isi kode etik terdiri
keperawatan dari beberapa hal. Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebagian besar dapat menyebutkan isi kode etik dengan baik.
Persepsi tentang pengertian kode etik keperawatan In-
Isi kode etik keperawatan yang disampaikan informan melalui
donesia adalah tanggapan tentang definisi kode etik
meliputi perawat dan pasien, perawat dan praktik, perawat
keperawatan yang ada di Indonesia. Hasil penelitian
dan masyarakat, perawat dan teman sejawat serta perawat
menunjukan bahwa informan mendefinisikan kode etik
dan profesi. Hal ini didukung oleh pernyataan sebagai
keperawatan Indonesia sebagai peraturan yang berisi hak,
berikut:
kewajiban dan ruang lingkup perawat dalam melakukan
1. Perawat dan Pasien
tindakan keperawatan yang harus ditaati oleh seluruh
Informan mengganggap bahwa perawat saat berhubu-
perawat di Indonesia. Hal ini didukung dengan pernyataan
ngan dengan pasien harus menerapkan prinsi-prinsip etik
informan sebagai berikut:
seperti beneficience/ memberikan manfaat, non maleficien-
kode etik itu suatu aturan, nilai-nilai atau etika yang
ce/ tidak menciderai , justice/ berlaku adil tidak membeda-
mengatur perawat Indonesia berisi kewenangan atau
bedakan, autonomy/ kebebasan berpendapat, veracity/
batasan perawat.... (FGD4)
berkata jujur, fidelity/ menepati janji, confidentiality/
..kode etik itu melekat dalam perilaku perawat, suatu
menjaga kerahasiaan pasien.
peraturan berisi ruang lingkup, tindakan keperawatan
Informan menganggap perawat bertanggung jawab
apa saja, yang perawat wajib tahu, acuan untuk
dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien sesuai
berperilaku bagi perawat yang berisi batasan-batasan
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO), perawat harus
yang harus dilakukan dan dijaga perawat (FGD3).
menghargai hak-hak pasien, semua tindakan berfokus pada
pasien, memberikan asuhan keperawatan yang kompre-
B. Persepsi tentang Fungsi Kode Etik
hensif meliputi aspek biopsikososiokultural dan spiritual.
Keperawatan Informan juga beranggapan bahwa perawat harus
Persepsi tentang fungsi kode etik keperawatan adalah bersikap terbuka, care pada pasien, menjaga komunikasi
tanggapan mahasiswa tentang fungsi kode etik keperawatan dan hubungan saling percaya, berperan sebagai edukator,
yang mereka ketahui. Hasil penelitian menunjukan bahwa konselor dan advokator bagi pasien dan menghargai hak-
mahasiswa mengganggap fungsi kode etik keperawatan hak pasien. Informan menganggap perawat harus
Indonesia adalah sebagai pedoman, pelindung, pengatur mengetahui apa saja kebutuhan pasien, selalu dekat dengan
perilaku perawat dan pembatas tindakan. Hal ini didukung pasien dan keluarga, serta dapat memfasilitasi semua
dengan pernyataan sebagai berikut: kebutuhan pasien dan keluarga. Hal ini didukung oleh
.. fungsi kode etik adalah sebagai pedoman yang berisi pernyataan sebagai berikut:
batasan-batasan, wewenang, hak dan kewajiban ...perawat harus menjaga kerahasiaan, menjaga
perawat. (FGD4)

32
VOL. 1 NO. 1

JANUARI 2017

hubungan baik dengan pasien, harus menegakan prinsip profesi, harus berpikir kritis, diperlukan up grade ilmu
etik seperti tidak menimbulkan masalah, tidak melalui pendidikan formal atau non formal,
mencederai, otonomi, tidak memaksakan kehendak, meningkatkan skill dan sikap. (FGD3)
tanggung jawab memberikan asuhan keperawatan .. Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai protap
kepada pasien dengan baik sesuai dengan SPO dan atau aturan yang ada, perawat harus meningkatkan
urutan... (Informan 1, 21 th) kualitas diri serta up date ilmu melalui sekolah,
Perawat harus berkata jujur, terbuka, tindakan untuk seminar,pelatihan, workshop, supaya dalam menangani
pasien harus aman, tidak menciderai pasien, tidak pilih pasien dapat sesuai penelitian terbaru dan rumah sakit
kasih, harus memiliki otonomi, menjaga privacy klien, harus mewajibkan perawat untuk up date ilmu. (FGD4)
perawat harus berfokus pada pasien tidak membedakan Perawat menjunjung nama baik profesi keperawatan,
suku, agama, ras, kedudukan. (Diam sesaat). Tanggung perawat dalam praktik memfasilitasi kebutuhan holistik
jawab perawat adalah pemberi pelayanan pada semua pasien melalui biopsikososiospiritual kultural,
aspek biopsikososiokultural spiritual. (FGD 3) meningkatkan keterampilan dalam praktik melalui
..perawat harus menjaga komunikasi, membina pelatihan.(Hmm tujuan praktik untuk kepuasan pasien
hubungan saling percaya, tanggung jawab perawat dan meningkatkan kualitas pelayanan (FGD1).
memberikan asuhan keperawatan, berperan sebagai
edukator, konselor, advokator, perawat menjaga rahasia 3. Perawat dan masyarakat
pasien, dalam memberikan tindakan keperawatan Mahasiswa Profesi Ners menilai perawat berfokus pada
memandang semua pasien sama, menghormati hak-hak pemberian asuhan keperawatan bagi komunitas dan keluarga
pasien, kebudayaan, kepercayaan. (FGD 2). melalui kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan
melalui upaya promosi kesehatan, preventif/ pencegahan
2. Perawat dan praktik penyakit, kuratif/ pengobatan, rehabilitatif/ pemulihan.
Mahasiswa menganggap konsil keperawatan merupakan Informan beranggapan bahwa seharusnya perawat berguna
hal penting dalam pengaturan praktik keperawatan sehingga bagi masyarakat dalam berbagai, dalam memberikan
dapat memperjelas tugas dan tanggung jawabnya sesuai pelayanan berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui
ranah profesi. Informan mengganggap bahwa perawat memiliki peran
Informan beranggapan bahwa perawat harus melakukan sebagai edukator/ pemberi pendidikan bagi masyarakat,
praktik sesuai dengan protap atau aturan yang ada, dengan melakukan tindakan keperawatan yang meliputi
meningkatkan kualitas diri dengan meningkatkan edukasi/ pendidikan, pemberdayaan, peningkatan status
pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pendidikan, kesehatan serta kesiapsiagaan dalam memberikan
seminar, pelatihan, workshop. Informan berpendapat perawat pertolongan dalam menghadapi bencana. Hal ini didukung
harus up date ilmu, tidak boleh resisten dan dapat oleh pernyataan sebagai berikut:
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik Paradigmanya perawat tidak hanya merawat orang
keperawatan. sakit tetapi perawat melakukan upaya promotif dan
Informan juga beranggapan bahwa perawat dapat preventif, perawat berperan sebagai pendidik bagi
membuat inovasi dalam praktik keperawatan yang bertujuan masyarakat, sebagai pemberi informasi untuk menjaga
untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan kesehatan, memberdayakan masyarakat. (FGD 3)
kepuasan pasien pada pasien dan keluarga. Hal ini didukung Perawat sebagai edukator dalam pemberian pendidikan
oleh pernyataan sebagai berikut: kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif,
Perawat harus memiliki konsil keperawatan untuk berperan aktif dalam kegiatan masyarakat dengan
mengatur tindakan-tindakan keperawatan, perawat harus pembentukan kader dan pemberdayaan masyarakat.
paham tugas dan tanggung jawabnya sesuai ranah (FGD 2)

33

4. Perawat dan teman sejawat Level pendidikan keperawatan Indonesia yang


Mahasiswa menilai hubungan perawat dengan teman bervariasi perlu dibuat standarnya, wewenang klinis,
sejawat diwujudkan dalam bentuk kolaborasi dengan saling kompetensi harus diperjelas serta disosialisasikan.
melengkapi satu sama lain yang berpusat pada pasien. Standar pendidikan keperawatan minimal sebaiknya S1
Informan beranggapan bahwa perawat harus dapat membina Keperawatan Ners supaya dapat meningkatkan mutu
hubungan yang baik, berkomunikasi yang baik dan pelayanan dan memberikan informasi kepada pasien
menerapkan prinsip etik. Informan menganggap bahwa saat memberikan tindakan keperawatan. (FGD4)
perawat harus dapat menghargai, menjunjung tinggi
profesionalisme dan saling berbagi informasi. Hal ini D. Persepsi tentang Pelaksanaan Kode Etik
didukung oleh pernyataan sebagai berikut:
Keperawatan
.. sistemnya saling kolaborasi, saling membutuhkan,
Mahasiswa profesi Ners menilai bahwa sudah
berpusat pada pasien bagi semua tenaga kesehatan,
melaksanakan kode etik keperawatan saat menjalani praktik
saling menghargai, tanpa memasuki ranah profesi lain,
profesi. Informan beranggapan bahwa pelaksanaan kode etik
saling memberikan informasi. (FGD )
pada mahasiswa bervariasi, mayoritas sudah melakukan
Membina hubungan baik dengan teman sejawat,
sesuai dengan prinsip etik tetapi implementasinya tergantung
komunikasi dengan baik dan melaksanakan prinsip
kondisi.
etik.(Informan 1, 21 th)
Hal ini didukung pernyataan sebagai berikut:
Perawat sebagai sumber informasi untuk profesi lain,
..insyaallah sudah melaksanakan kode etik
perawat saling melengkapi dengan profesi lain. Perawat
(Informan23, 21 th)
menunjukan profesionalitasnya, dan saling menghargai.
..sudah melakukan kode etik keperawatan saat praktik
(FGD2)
tapi tergantung kondisi...
(Informan8, 22th)
5. Perawat dan profesi
...ada beberapa yang sudah saya lakukan dalam kode
Informan menilai profesi keperawatan memiliki jenjang
etik keperawatan tapi ada beberapa terbawa lingkungan,
karir keperawatan sebagai indikator dari profesionalisme
saya berusaha berkomunikasi secara terapeutik dengan
perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
pasien dan keluarga tanpa membedakan latar belakang
Informan beranggapan bahwa perawat harus menjaga nama
mereka.. (Informan13, 21 th)
baik profesi, meningkatkan profesionalisme diri dengan cara
meningkatkan level pendidikan minimal Sarjana Keperawatan
E. Persepsi tentang Hambatan Pelaksanaan
Ners.
Informan juga berpendapat bahwa tingkat pendidikan Kode Etik Keperawatan
keperawatan yang bervariasi dapat diperjelas standar, Mahasiswa profesi Ners menilai bahwa hambatan
wewenang, kompetensi dan harus disosialisasikan, standar pelaksanaan dari diri sendiri kurang pengetahuan tentang
pendidikan keperawatan minimal S1 Keperawatan Ners. Hal kode etik butuh sosialisasi, role model diperlukan untuk
ini dukung pertanyaan sebagai berikut: mengajarkan implementasi kode etik dalam praktik
Profesi itu memiliki tingkatan dalam jenjang karir keperawatan. Hal ini didukung pernyataan sebagai berikut:
keperawatan, perawat meningkatkan level pendidikan ..hambatan dari pelaksanaan kode etik dari diri saya
dan profesionalismenya (Informan1, 21 th) sendiri karena kurang pengetahuan tentang kode etik
Perawat menjaga nama baik profesi, meningkatkan meskipun sebenarnya saya yakin sudah menjalankan tapi
profesionalisme diri. (FGD2) teorinya masih kurang, diperlukan role model dari dosen,
Kode etik perlu ditinjau ulang, apakah sudah sesuai supervisor, preseptor atau perawat (Informan1, 21 th)
dengan profesi keperawatan lalu disosialisasikan. (FGD1) ..hambatan dari perawat yang disana mungkin juga

34
VOL. 1 NO. 1

JANUARI 2017

dari diri saya sendiri karena pengetahuannya minim sehingga persepsi mahasiswa profesi Ners UMY relatif sama
terkait praktiknya karena selama ini hanya dapat teori satu dengan yang lain.
(informan6,22 th)
..hambatan dari fasilitas di rumah sakit, diri sendiri, 2. Persepsi Mahasiswa Profesi Ners tentang
sama lingkungan (informan11,22 th) Fungsi Kode Etik Keperawatan Indonesia
Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa Profesi
PEMBAHASAN
Ners mengetahui fungsi dari kode etik keperawatan Indo-
1. Persepsi tentang Pengertian Kode Etik nesia dengan baik. Hal ini didukung oleh penelitian dari
Keperawatan Indonesia Numminen et al, (2009) yang menunjukan bahwa kode
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi mahasiswa etik profesional dipandang sebagai elemen dasar dari
profesi Ners tentang kode etik keperawatan tergolong baik. pengetahuan etik perawat dan merupakan dampak dari
Mahasiswa mengetahui tentang definisi kode etik pendidikan etik. Kode etik dipandang sebagai bagian dari
keperawatan Indonesia dan aplikasinya. Manusia dalam pengetahuan dasar etik perawat yang tidak dapat
mempersepsikan sesuatu memiliki perbedaan dalam sudut dibandingkan yang memiliki fungsi untuk membantu
pandang penginderaan termasuk mempersepsikan sesuatu perawat dalam membuat keputusan etik, menjadi pedoman
yang baik atau positif maupun persepsi buruk atau negatif dalam menyediakan perawatan yang berkualitas secara etik,
(Sugihartono, 2007). dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi tujuan, nilai dan standar keperawatan.
antara lain pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya
(Waidi, 2006). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh 3. Persepsi Mahasiswa Profesi Ners tentang
umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan sumber
Isi Kode Etik Keperawatan Indonesia
informasi (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan
Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa
mahasiswa profesi Ners UMY tentang isi kode etik dalam
mengetahui definisi kode etik keperawatan berdasarkan
kategori baik. Informan dan informan menganggap bahwa
sumber informasi yang pernah mereka peroleh saat
isi kode etik keperawatan Indonesia terdiri dari yaitu hubungan
perkuliahan di tingkat pendidikan sarjana keperawatan
perawat dengan klien, perawat dengan praktik, perawat
melalui blok Professional Nurse dan Manajemen
dengan masyarakat, perawat dengan teman sejawat dan
Keperawatan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang
perawat dengan profesi.
dilakukan oleh Tahmine et al (2010) menunjukkan yang
Perawat profesional melakukan asuhan keperawatan
bahwa konsep etika profesional keperawatan yang diberikan
kepada pasien berlandaskan kode etik keperawatan dalam
di sekolah atau kampus keperawatan hanya sebatas
berbagai setting baik di klinik, pendidikan maupun
formalitas dan cenderung mengabaikan sehingga membuat
komunitas. Kode etik keperawatan berisi pedoman-pedoman
banyak mahasiswa keperawatan menjadi tidak sensitif
yang digunakan sebagai dasar praktik keperawatan yang berisi
terhadap issue sehari hari dalam bekerja dibidang
hubungan perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat
keperawatan.
dan masyarakat, perawat dan teman sejawat serta perawat
Berdasarkan karakteristik informan dan informan dalam
dan profesi (www.inna-ppni.or.id).
penelitian ini juga dapat dilihat bahwa semua memiliki
Perawat merupakan salah satu pemberi pelayanan dalam
tingkat pendidikan yang sama yaitu Sarjana Keperawatan
sistem kesehatan yang memiliki tanggung jawab dalam
dengan usia rata-rata 22 tahun, jenis kelamin terbanyak
memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan isu etik.
adalah perempuan dan budayanya bervariasi dari Pulau Jawa,
Mereka memerlukan pengetahuan untuk menjadi pedoman
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara,
dalam memberikan perawatan yang aman dan sesuai dengan

35

etik legal saat ini (Shahriari et all, 2013). (2016), dimana pengetahuan mahasiswa keperawatan
Pengetahuan akan kode etik keperawatan merupakan profesi Ners angkatan 23 UMY tentang kode etik
suatu landasan utama bagi perawat untuk memberikan keperawatan baik melalui analisis kuantitatif dan kualitatif.
asuhan keperawatan karena kode etik keperawatan adalah Namun, dalam penelitian ini hanya berfokus pada
salah satu ciri/persyaratan profesi perawat dalam pengetahuan saja, tidak sampai pada perilaku dalam
menentukan, mempertahankan dan meningkatkan standar mengimplementasikan kode etik keperawatan.
profesi serta mencerminkan semua perawat dalam penilaian Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sheresta & Jose
moral bagi klien atau masyarakat yang ada disekitarnya (2014), dimana pengetahuan tentang hukum lebih besar
termasuk tenaga medis lainnya (Nasrullah, 2014). dibandingkan dengan pengetahuan etik. Semua responden
Menurut Kozier (2010), kode etik perawat merupakan tidak puas dengan pengetahuannya tentang etika dan
tanggung jawab seorang perawat dalam melaksanakan hukum, dan hanya 50% yang dapat melakukan praktik
asuhan keperawatan karena tanggung jawab selain dengan baik.
berhubungan dengan peran perawat sendiri, perawat juga Pengetahuan individu, etik, empiris dan estetik yang
harus tetap berkompeten dalam pengetahuan, sikap dan didapat dari pendidikan keperawatan ditambah lagi dari
bekerja sesuai kode etik keperawatan sehingga kemampuan, pengetahuan mentorship, role model, anekdot dan tradisi
keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan disiplin mempengaruhi persepsi profesionalisme pada mahasiswa
ilmu dapat meningkatkan tingkat kepercayaan pasien, keperawatan (June and Jenni, 2012; Scrout, 2012 ).
keyakinan akan asuhan dan kenyamanan pasien selama Perilaku yang diamati pada perawat profesional secara
menjalani perawatan. signifikan mempengaruhi mahasiswa keperawatan untuk
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Numminen belajar mengembangkan kepekaan identitas profesional
et al (2009) yang menunjukkan bahwa kode etik perawat melalui role model positif dan negatif secara konstruktif (June
diperlukan untuk menyediakan pengetahuan dasar etik dan and Jenni, 2013).
dasar nilai bagi perawat yang didukung beberapa literature, Institusi pendidikan memiliki peran dalam menyiapkan
tetapi relevansi kode etik juga perlu didiskusikan dalam mahasiswa profesi keperawatan untuk dapat melaksanakan
literatur keperawatan. praktik keperawatan secara etis dan legal. Hal ini juga terkait
Hal ini sesuai dengan penelitian Adhikari et al (2016), tersedianya role model yang dapat dijadikan contoh dalam
perawat memiliki pengetahuan etika kesehatan yang melaksanakan kode etik keperawatan. Institusi pendidikan
signifikan namun pengetahuan tentang kode etik inti pada juga harus dapat mengintegrasikan pendidikan etik ke dalam
praktik klinik perawat masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kurikulum selama pendidikan keperawatan baik tahap
responden kurang mengenal kode etik yang digunakan. akademik dan profesi, supaya mahasiswa dapat memahami
konsep etik dengan baik.
4. Persepsi Mahasiswa Profesi Ners tentang Hal ini sesuai dengan penelitian Numminen et al (2009),
yang menunjukan bahwa kode etik profesional dianggap
Pelaksanaan dan Hambatan
informan sebagai elemen dasar dari pengetahuan etik perawat
Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa profesi
yang berasal dari pendidikan etik, karena hal ini sangat
Ners UMY telah melaksanakan kode etik keperawatan selama
penting sehingga diperlukan pendekatan dalam mengajarkan
praktik profesi, dapat mengidentifikasi prinsip etik namun
etik keperawatan yang dimasukan dalam kurikulum
dalam aplikasinya masih tergantung diri sendiri dan kondisi.
pendidikan keperawatan.
Penghambat dalam pelaksanaan kode etik antara lain diri
Hal ini juga sesuai dengan penelitian Adhikari et al
sendiri karena pengetahuan terbatas, role model perawat
(2016), pengajaran etika pada institusi keperawatan
maupun pendidik akademik dan klinik, sarana dan prasarana.
memerlukan penggabungan segera untuk menjamin bahwa
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Noviani dan Abrori
etika keperawatan masuk dalam kurikulum.

36
VOL. 1 NO. 1

JANUARI 2017

KESIMPULAN Numminen, O, Leino-Kilpi, H, van der Arend, A, & Katajisto, J.


Persepsi mahasiswa profesi Ners tentang kode etik (2011). Comparison of Nurse Educators and Nursing Stu-
dents Descriptions of Teaching Codes of Ethics. Nursing Eth-
keperawatan Indonesia dalam kategori baik. Pengetahuan
ics, CINAHL Complete, EBSCOhost. Diakses pada 16 Juni
tentang definisi, fungsi, isi, serta hambatan dalam 2016 dari http://web.a.ebscohost.com/ehost/
pelaksanaan kode etik keperawatan Indonesia dalam kategori Numminen, O, van der Arend, A, & Leino-Kilpi, H. (2009).
baik. Nurse Educators and Nursing Students Perspectives on
Teaching Codes of Ethics. Nursing Ethics CINAHL Com-
plete, EBSCOhost. Diakses pada 16 Juni 2016 dari http://
DAFTAR PUSTAKA
web.a.ebscohost.com/ehost/
Adhikari, S., Paudel, K., Aro, A. R., Adhikari, T. B., Adhikari,
Numminen, O, van der Arend, A, & Leino-Kilpi, H. (2009).
B., Mishra, S. R. (2016). Knowledge, Attitude and Practice
Nurses Codes of Ethics in Practice and Education: A Review
of Healthcare Ethics among Resident Doctors and Ward
of the Literature. Scandinavian Journal Of Caring Sciences
Nurses from a Resource Poor Setting, Nepal. BMC Medical
CINAHL Complete, EBSCOhost. Diakses pada 16 Juni 2016
Ethics Journal. Diakses pada 16 Januari 2017 dari https://
dari http://web.a.ebscohost.com/ehost/
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5100232/pdf/
Nursing Malpractice Statistics. Diakses pada 1 Desember 2016
12910_2016_Article_154.pdf
dari www.rightdiagnosis.com.
Cheragi, M. A., Manoocheri, H., Mohammaddnejad, E., Rhsani,
Reising, D, L. (2012). Top 5 Claims, Prevention Tips and Refer-
S.R. (2013). Types and causes of medication errors from
ence Material Provided through: Make your nursing care
nurses viewpoint. Iranian Journal of Nurses and Midwifery Re-
malpractice proof. American Nurse Today, Volume 7,Number
search. Diakses pada 25 Desembeer 2016 dari https://
1, January 2012.
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3748543/
Rosenkoetter, M, & Milstead, J. (2010). A Code of Ethics for
Epstein, B. & Turner,M. (May 31, 2015). The Nursing Code of
nurse Educators: Revised, Nursing Ethics, CINAHL Com-
Ethics: Its Value, Its History. OJIN: The Online Journal of Is-
plete, EBSCOhost. Diakses pada 1 April 2016 dari http://
sues in Nursing, Vol. 20, Manuscript 4.
web.a.ebscohost.com/ehost/
June, K., Jenni, T. (2012). An exploratory study: Student nurses
Salehi, T. Dehghn Nayeri,N. Nagarendah, R. (2010). Ethics :
perceptions of professionalism. Nurse education in practice
Patients Rights and the code of Nursing Ethics in Iran. OJIN:
13(1) May 2012, www.researchgate.net/publication/
The Online Journal of Issue in Nursing , Vol.15/No.3. Diakses
225087618_An_exploratory_study_Student_nurses_perceptions_of_professionalism
pada 1 November 2016 dari http://www.nursingworld.org/
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Kode Etik Keperawatan
Shahriari, M., Mohammadi, E., Abbasadeh, A., Bahrami, M.
Indonesia. Diakses pada 16 Januari 2017 dari www.inna-
(2013). Nursing Ethical Values and Definitions: A Litera-
ppni.or.id.
ture Review. Iranian Journal of Nursing Midwifery Research.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Malpraktik Perawat.
Diakses pada 1 November 2016 dari https://
Diakses pada 16 Januari 2017 dari www.ppni.or.id
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23983720
Panduan penulisan Indonesian Journal of Nursing Practice (IJNP).
Shrestha, S and Jose P. (2014). Knowledge and practice of nurs-
Nasrullah, D. (2014). Etika dan Hukum Keperawatan untuk
ing ethics and laws. Journal of Universal Collage of Medical
Mahasiswa dan Praktisi Keperawatan. Jakarta: TIM.
Sciences , Vol 02/No.03.
Notoatmodjo, S. (2012). Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta:
Zahedi, F., Sanjari, M., Aala, M., Peymani, M., Aramesh, K.,
Rineka Cipta.
Parsapour, A., Dastgerdi, M. V. (2013). The code of ethics
Notoatmodjo, Soekodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
for nurses. Iranian Journal of Public Health, 42(1), 1-8. Diakses
Rineka Cipta
pada 2 Juni 2016 http://search.proquest.com/docview/
Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
1347622579?accountid=38628.
Jakarta: Rineka Cipta.
Noviani, W., Abrori, F. (2016). Indonesian Nurses Codes of
Ethics Perspectives on Nursing Student at Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Teaching Hospitals. Proceeding:
6th International Nursing Conference 2016. Cebu University,
Phillipines.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

37

Anda mungkin juga menyukai