Disusun oleh :
I MADE ALIT DARMAWAN (10)
I MADE WAHYU ANANDA PUTRA (13)
I PUTU FENDY PRADANA PUTRA (20)
NI PUTU ANGGTA SUKMA DEWI (33)
PUTU AYU KIRANI ANGGRAENI MANDA (36)
2
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem dan Kelenjar Reproduksi Pria…………………………….... 3
BAB II
KESIMPULAN……………………………………………… 8
3
2. Skortum
berfungsi sebagai menjaga suhu testis,saluran sperma,ureta,dan
kelenjar reproduksi.
2. Saluran Sperma
4
Saluran sperma tersusun atas epididimis, vas deferens, dan
uretra. Sperma yang dihasilkan di dalam testis akan keluar
melalui epididimis. Epididimis merupakan saluran yang
keluar dari testis. Pada saluran ini sperma disimpan sementara
waktu sampai berkembang sempurna, dan dapat bergerak
menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens. Vas deferens
merupakan saluran yang menghubungkan epididimis dan
uretra serta berfungsi sebagai saluran sperma menuju
uretra.Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi
laki laki yang terdapat di dalam penis.
C. Kelenjar Reproduksi
Kelenjar reproduksi berfungsi untuk memproduksi getah
atau cairan yang nantinya bercampur dengan sel sperma
menjadi cairan atau seni.
D. Spermatogenesis
Tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang adalah
keluarnya cairan mani dari penis. Biasanya, cairan mani tersebut
keluar pada saat anak laki-laki mengalami mimpi basah. Mimpi
basah pada umumnya terjadi saat berumur antara 10 - 14 tahun.
Cairan mani merupakan campuran sel-sel sperma dengan getah-
getah yang dikeluarkan oleh kelenjar reproduksi. Proses
pembentukan sperma terjadi di dalam testis.
Proses pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis.
Pembentukan sel sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Kata
"tubulus" berarti saluran-saluran, sedangkan kata "seminiferus"
berasal dari kata "semen" yang artinya sperma.
Tubulus seminiferus adalah saluran panjang yang berkelok kelok
tempat pembentukan sperma. Kumpulan tubulus inilah sebenarnya
struktur yang membentuk testis.
Sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid
(2n) mengalami pembelahan secara mitosis membentuk
spermatosit primer. Selanjutnya, spermatosit primer mengalami
pembelahan meiosis tahap satu (meiosis I) membentuk dua
spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Spermatosit
sekunder kemudian mengalami pembelahan meiosis tahap II
(meiosis II) membentuk spermatid yang bersifat haploid (n).
Akhirnya, spermatid mengalami diferensiasi atau perkembangan
sehingga terbentuk empat sel sperma atau spermatozoa yang
matang.
6
a. HIV/AIDS
b. Gonore (GO)
e. Keputihan
f. Epididimitis
BAB II
KESMPULAN
Sistem reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi luar
dan reproduksi dalam. Organ reproduksi luar terdiri dari penis
(zakar) dan skrotum. Organ reproduksi dalam terdiri dari testis,
vas eferentia, epididimis, vas diferentia, ductus ejaculatorius,
dan saluran uretra. Kelenjar pada reproduksi pria antara lain
vesicula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowperi, dan
kelenjar litteri. Hormon pada reproduksi pria yakni testeron, LH,
FSH, estrogen, hormon pertumbuhan, DHEA, dan 17 estradiol.
Gangguan penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi
pria antara lain Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis,
Prostatitis, Epididimitis, Anorkidisme, Hyperthropic prostat,
Hernia inguinalis, Kanker testis, Impotensi, Infertilitas
(kemandulan), Orkitis, Sifilis (Raja Singa), Gonorhoe (kencing
nanah), Kanker Prostat, Herpes, HIV/AIDS.