A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Target/Sasaran
4. Nama Organisasi Pengadaan Barang
5. Sumber Dana
6. Jangka Waktu Pelaksanaan dan Pemeliharaan
B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
2. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN
BANGUNAN
3. SPESIFIKASI PROSES KEGIATAN
4. SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/ METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN
5. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
1. Latar Belakang
Rumah dinas atau rumah negara adalah bangunan yang dimiliki oleh negara dan
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta
menunjang pelaksanaan tugas Sebagai Sekretaris Daerah Kota Makassar.
Seperti yang telah kita ketahui, rumah dinas hanya diberikan kepada pejabat
negara atau pegawai negeri. PP No. 40 Tahun 1994 Jo. PP No. 31 Tahun 2005 tentang
Rumah Negara pun mengatur status golongan dari rumah tersebut
Fasilitas rumah dinas memang disediakan oleh pemerintah guna menambah
semangat dangairah kerja Sekretaris Daerah Kota Makassar.
Sehubungan hal tersebut diatas, maka Rumah Dinas Sekretaris Daerah Kota
Makassar ini menjadi sangat penting terutama dalam hal fasilitas penunjang masa
Kerja. Oleh karena itu melalui Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar menyerahkan
kepada pihak ketiga yaitu kontraktor pelaksana untuk menyelesaikan bangunan
tersebut. Kontraktor pelaksana akan melakukan pekerjaan pelaksanaan fisik yang
menyangkut beberapa aspek mutu, volume, waktu dan biaya. Disamping itu juga
bertanggung jawab atas semua kegiatan selama pelaksanaan berlangsung. Secara
kontraktual, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab pada Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA).
3. Target/Sasaran
Sasaran kegiatan adalah terbangunnya Rumah Jabatan Sekretaris Daerah Kota
Makassar.
c. Untuk evaluasi kewajaran harga, penawaran dibawah 80% dari HPS, Upah
pekerja menggunakan UMK Kota Makassar 2022 dengan syarat kerja waktu hari
kerja 6 hari, upah pekerja perhari adalah UMK/25 hari
B. PEKERJAAN PONDASI
1. Batu Gunung
Batu gunung umumnya ukurannya tidak beraturan. Batu
gunung mempunyai kekerasan yang lebih keras dari batu
pondasi sejenis, serta tidak gampang rapuh apabila terpendam
atau terexpose udara luar.
2. Poer Beton,
Ukuran pondasi poer yang digunakan adalah (P1.70x70x25),
Mutu Beton: K-250 (f' = 21,7 Mp)
3. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos (Ø 12, Ø
10 dan Ø 8) untuk behel dan besi ulir (D13, D14 dan D16)
untuk tulangan pokok dengan hasil uji dari laboratorium
terakreditasi minimal BjTS 420 dan behel minimal BjTS 280
. Diameter besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar
kerja dan mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Sebelum melakukang
pemesanan, diambil sample besi untuk uji sesuai kebutuhan
di bagian yang tertera merek dan dimensi yang untuk
selanjutnya mendapatkan persetujuan direksi, biaya
ditanggung kontraktor.
7. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi, apabila tidak ditentukan didalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada
masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepala tiang (poer) 4 cm
- Balok sloof 4 cm
- Balok 4cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 3cm
2. Pekerjaan Plesteran
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
dijelaskan dalam pasal beton bertulang.
H. PEKERJAAN PENGECATAN
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda terbang, platon atau
Ftalit
2. Cat kayu sekualitas Cat Avian,
3. Scimcoat interior dan eksterior ex. Aplus
4. Plamur kayu ex. cat Avian, Polymix, Vinilex, Platon.
5. Cat Plafond, ex Jotun 5001 Snow White
6. Cat Roster 3D, ex Cat Jotun 1564
7. Cat Water Proofing Dak Beton (Top Floor), ex.Sika
8. Cat Paving Blok, Merk Aga
9. Pas. Membran Bakar Anti Bocor Talang Air.
L. PEKERJAAN FASADE
1. Pekerjaan Papan Nama kantor, menggunakan Aluminium
Composite Panel (ACP) setara SEVEN. Panel ketebalan 4.0
mm, panel aluminium komposit yang terdiri dari inti
Polietilen diapit dua kulit paduan aluminium peraluman
– 100 (ALMg1-NS41), dengan spesifikasi :
- Aluminium kulit : 0.3 mm
- Tingkat Magnesium : ALLOY 3003
- Mechanical Properties : tensile strength 130 N/mm²
- 0.2% bukti stress 90 N/mm²
- Elongasi 5.65 jadi 10%
- Modulud Elastisitas 70.000 N/mm²
- Getaran rata – rata udara – rygi transmisi suara dan
noise Dampinf R-5 dB (DIN 4109)
M. PEKERJAAN LANSEKAP
Untuk lansekap, khususnya pekerjaan paving blok
menggunakan paving blok Segi Enam K. 300 t. 8 cm yang
berkwalitas baik
PERALATAN PENDUKUNG
Kepemilika
No. Jenis Kapasitas Jml Kondisi
n / Status
Mesin
Min. 4
1. Pemotong 1 Unit Milik/Sewa Baik
inchi
Keramik
Min
Kapasitas
Bor Beton
Mesin Bor
2. : 13mm / 1 Unit Milik/Sewa Baik
Cordless
Min.
2800
RPM
Mesin Min.14
3 2 Unit Milik/Sewa Baik
Pemotong Besi Inch
C. MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal
Penunjukan atau Surat Perintah Kerja (SPK), Pihak Kontrator
D. MOBILISASI
1. Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-
barang yang diajukan dalam penawaran, dari tempat
pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan digunakan.
2. Pembuatan kantor Kontrator Pelaksana, gudang dan lain-lain
dilokasi pekerjaan untuk keperluan pekerjaan
3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan
memulai kerja, kontraktor/Kontrator Pelaksana harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui.
E. RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan berupa BarChart dan
S-Curve Bahan dan tenaga kerja
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/ Kontrator Pelaksana.
3. Kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib memberikan salinan
rencana keja rangkap 4 kepada Direksi Pekerjaan, 1 (satu)
salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang kerja
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan jadwal rencana Kerja tersebut di atas.
5. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan berdasarkan
rencana kerja tersebut.
F. TENAGA KERJA
Kontraktor/Kontrator Pelaksana harus menyediakan tenaga kerja
yang ahli, bahan- bahan, peralatan berikut alat Bantu lainnya
untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap
bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan beriangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah terimakan pekerjaan
tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
G. LAPORAN
1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan
Harian mengenai segala hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan/pekejaan, baik teknis maupun
Administratif
2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak
Kontraktor/Kontrator Pelaksana harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenamya
3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan
dan Laporan bulanan secara rutin
4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk bahan monitoring dan proses
pembayaran pekerjaan.
A. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Pondasi Poerplat
3. Syarat pelaksanaan
a. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor
diharuskan :
- Membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan
Perencana, jika terdapat kesalahan yang
membahayakan, kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan
meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelum ada
kepastian mengenai kebenaran gambar tersebut,
Kontraktor tidak diijinkan melaksanakan bagian
pekerjaan tersebut.
b. Campuran beton
a. Untuk membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K
250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56 diperlukan bahan
material :
- Portland cement ; 384,000 kg
- Pasir Beton ; 692 kg
- Kerikil (maksimum 30 mm) ;1039 kg
- Air ; 215 Liter
Catatan :
- Bobot isi pasir = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil =
1.350 kg/m3, Bukling factor pasir = 20 %.
- Perbandingan bahan tersebut dapat menghasilkan
mutu beton mendekati rencana K sekian
c. Penulangan
a. Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari
kotoran, karat lepas, serpih-serpih, minyak gemuk atau
lapisan lainnya yang akan merusak atau mengurangi
daya lekat pada beton.
b. Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan
teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera
dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan
atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat
merusak bahannya.
c. Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat
sesuai gambar rencana. Harus diusahakan, agar
posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat beton
dipadatkan.
d. Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan
dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu mempunyai kekuatan
leleh minimum 3600 kg/cm2. Jika besi tulangan
tersebut tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan,
maka kelompok yang tidak memenuhi syarat tersebut
harus disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
d. Pengecoran
a. Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus
mempersiapkan dengan sebaik-baiknya segala sesuatu
yang berhubungan dengan pengecoran antara lain ;
e. Angkutan Beton
a. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut
beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
ke tempat pekerjaan, tanpa adanya kehilangan bahan
yang bisa menyebabkan perobahan nilai slump.
b. Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan
agar pengangkutan ketempat pengecoran sependek
mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
g. Pembongkaran Bekisting
a. Beisting / Cetakan beton dapat dibongkar dengan
persetujuan tertulis dari Direksi
b. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting,
sebelum memcapai kekuatan sesuai PBI 1997 Bab 5 ayat
8 (hal 51),
c. Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat
dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28
hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direktur sekali-kali
tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi /
membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut,
d. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan
sebagian pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi
perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk
membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama
keadaan itu berlangsung. Harus ditekankan disini
bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton
sepenuhnya ada dipihak kontraktor serta harus
memenuhi peraturan mengenai pembongkaran
bekisting didalam PBI 1997.
e. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu
akan membongkar bekisting bagian-bagian pekerjaan
beton yang penting serta mendapatkan persetujuan
Direksi, tapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab
atas hal tersebut.
i. Pengujian Beton
a. Semua pengujian beton harus sesuai dengan PBI - 1971.
Kekuatan tekan dari beton ditetapkan konsultan
Pengawas dengan silinder berukuran 15 x 30 cm atau
kubus berukuran 15 x 15 cm.
b. Kontraktor harus menyediakan fasilitas guna keperluan
guna pengujian yang representative, frekwensi
pengujian ditetapkan konsultan Pengawas berdasarkan
tingkat pengecoran dan struktur.
c. Meskipun hasil pengujian kubus- kubus beton seperti
diuraikan diatas memuaskan, konsultan Pengawas
berhak menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuai dengan yang
tidak ditunjukkan dalam gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata, seperti
yang direncanakan.
d. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak
boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm.
b. Jenis adukan
- Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang
diinstruksikan dalam gambar atau dalam uraian dan
syarat-syarat ini:
• M1; Pas. tembok adukan (1 pc : ½ kp : 5 Psr) atau (1
pc : 4 Psr)
• M2; Pasangan tembok trasraam 1 pc: 2 psr
- Semua pasangan bata ringan dilaksanakan dengan
adukan M1 dimulai dari ketinggian 20cm diatas lantai
dasar maupun lantai atas dan untuk pasangan bata
kedap air dilaksanakan dengan adukan M2 digunakan
untuk daerah-daerah sebagai berikut:
• Dinding Kamar mandi / WC setinggi 150 cm dari
permukaan sloof beton
• Dinding tertanam dalam tanah (diberapen sampai
permukaan tanah).
- Diusahakan aduk perekat dalam keadaan belum
mengeras. Jarak waktu percampuran aduk perekat
2. Pekerjaan Plasteran
a. Lingkup pekerjaan
Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan adukan
1pc : 3 ps digunakan untuk daerah-daerah sebagai berikut:
- Pekerjaan plasteran dilaksanakan setelah pasangan
dinding bata cukup kering Proses plateran pada
dinding bata ringan yang masih basah membuat air
terperangkap sehingga struktur dinding bisa
menyebabkan dinding lembap.
3. Memotong Tegel
a. Sedapat mungkin pemotongan tegel harus dicegah dan
tidak boleh pada ada potongan yang lebih kecil dari 0,5
ukuran tegel, kecuali jika tercantum dalam gambar.
Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati tanpa
pinggirnya berigi-rigi atau kelihatan lapisannya.
b. Apabila diperlukan pemotongan, harus menggunakan
mesin pemotong keramik dan sudut tepinya digurinda
hingga halus dan rata.
E. PEKERJAAN PLAFOND
1. Persiapan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain
yang berada di atasnya harus sudah terpasang seperti
misalnya pipa-pipa, kabel dan lain-lain.
b. Penyimpanan bahan rangka, penutup plafond dan material
lain di tempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan
tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.
2. Pelaksanaan
a. Lakukan pengukuran level ketinggian plafond yang
diinginan sesuai dengan gambar perencanaan,
b. Buat marking pada dinding sekeliling ruang yang akan
dipasang plafond, dengan menggunakan benang, Setelah
diukur kerataannya dengan menggunaan selang timbang
atau waterpass
c. Perhatikan gambar perencanaan, khususnya Rencana
Plafond untuk menentukan pola grid pemasangan panel
plafond.
d. Untuk rangka plafond, gantung batang – batang main tee
sepanjang ruangan, saling sejajar dengan jarak masing –
masing 60 cm. Kemudian pasang cross tee per 60cm. Begitu
seterusnya sampai seluruh ruangan terpasang rangka. Agar
rangka plafon tetap lurus dan rata, gantung rangka dengan
rod drat per 1 main tee atau per 2 main tee,
e. Pasang panel Accoustical board secara perlahan pada
masing grid rangka yang telah dipasang.
f. Untuk panel yang akan dipasangi lampu downlight,
dilubangi terlebih dahulu sebelum dipasang
g. Untuk ruangan yang menggunakan Plafond Gypsum Board,
rangka menggunakan besi hollow galvanis 40.40.2 mm
h. Rangka dipasang dengan modul grid 60x120cm. Agar
rangka plafon tetap lurus dan rata, gantung rangka pada
plat lantai atau balok beton terdekat dengan rod drat, atau
kawat putih,
i. Pasang Gypsum board dengan sekrup mulai dari tepi
dinding. Pertemuan Gypsum diberi Kasa Kain dan ditutup
compound / Cornice, dan diamplas sampai permukaan rata
dan halus,
j. Semua pekerjaan plafond harus diperhatikan kembali
setalah selesai, dirapikan bagian-bagian yang dirasa perlu.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Besi yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak
kelihatan bergelombang. Penyambungan harus
diusahakan tidak kelihatan mencolok.
b. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat,
2. Cat Tembok
- Sebelum pengecatan dinding dimulai Kontraktor harus
membuat contoh-contoh warna kepada Direksi Lapangan
untuk disetujui.
- Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas semua
permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan
oleh pabrik pembuat cat.
- Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih
dahulu dari segala kotoran, debu, minyak dan dan dibuat
rata serta dalam keadaan kering dengan kadar air max. 15%
- Pengecatan tembok disyaratkan menggunakan roller atau
semprot texture pada tempat-tempat sesuai dengan gambar
atau petunjuk Direksi Lapangan.
- Lapisan pengecatan jenis vinyl acrylic emulsion harus
mencapai minimal 2 (dua) kali, dilakukan pada dinding
interior, jenis weather shield digunakan untuk dinding
exterior sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya dan
persetujuan Direksi Lapangan.
- Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk mongering
dan jangan dipulas (dicat) sampai permukaannya betul-
betul kering (kadar lembab 8 %). Semua pekerjaan
plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan
diperbaiki dengan plesteran dari jenis yang sama.
- Retak-retak sedikit harus (retak rambut) ditambal dengn
penambal keras dan tidak menyusut, retak-retak yang lebar
harus dipotong dengan pinggir-pinggirnya dan tambal
dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan
plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan sekali,
debu-debu yang menempel pada permukaannya harus
dibersihkan dengan lap yang kering dan kasar lalu
dilanjutkan dengan menyekannya memakai lap yang
dibasahi dengan air bersih lalu dikeringkan.
3. Cat Besi/baja/logam
- Kontraktor harus membersihkan bagian dari baja yang
akan dicat anti karat dengan cara melakukan Sandblasting
bila menurut Direksi/Direksi Lapangan dianggap perlu.
- Pelaksanaan pekerjaan cat khusus untuk cat tahan karat
harus menggunakan airless spray, paling sedikit 2 (dua)
4. Waterprofing
- Lantai yang akan water proofing harus dibersihkan dari
lapisan campuran yang melekat sementara, dibetel
sedemikian rupa hingga bersih dan rata.
- Pengecatan dengan system COATING untuk daerah seperti
yang ditunjukkan dalam gambar. Sedangkan untuk daerah
exterior ( atap plat dan talang atap ) juga menggunakan
system COATING / MEMBRAN. Sistem pelapisan dan
urutan jenis lapisan mengikuti petunjuk patent dari pabrik
pembuatnya.
- Lantai/Dinding yang telah dilapisi water proofing sedapat
mungkin dihindari pemakuan dengan benda tajam yang
dapat menembus permukaan, mulai setelah pengeringan
hingga penyetelan tegel sebagai bahan penutup.
- Ruangan yang telah dicat dijaga dan dilindungi dari
aktifitas lain selama proses pengujian.
- Pengujian dilakukan dengan merendam air pada ruangan
yang dimaksud hingga 2 sampai 3 hari sebelum dilakukan
finishing.
Pekerjaan dianggap selesai apabila hingga pemasangan
lantai/dinding penutup/finishing keramik dan instalasi
plumbing selesai dan dipastikan tidak adanya kebocoran
maupun rembesan
2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata
letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus
dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan
yang ada dan memperhatikan juga kemudahan service
maintenance jika peralatan sudah dioperasikan.
3. Koordinasi
a. Kontrator Pelaksana instalasi ini hendaknya bekerja sama
dengan rekanan lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu
tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi yang lain,
maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontrator
Pelaksana.
d. Melakukan koordinator dengan pihak PLN dalam hal
melakukan setting yang diperlukan dari peralatan
pengaman agar tidak terjadi kesukaran dalam
operationalnya nanti.
2. Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO ex dalam
negeri atau setara lengkap dengan segala accessoriesnya
seperti tercantum dalam brosurnya.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak
atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan
gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari
produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda
dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
3. Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai
adalah TOTO ex dalam negeri, type yang dipakai dapat
dilihat pada skedule sanitair terlampir.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3
cm dan telah dicelup dalam larutan pengawet tahan air,
4. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah
merk Onda dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan
keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang
berleher panjang dan mempunyaai ring dudukan yang
harus dipasang menempel pada dinding.
b. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai
ulir sink di ruang saji dan dapat disambung dengan pipa
leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa bahan
kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter dan
penempatan sesuai gambar untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan
kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-
gambar untuk itu.
5. Floor Drain
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal
verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron
dengan draad untuk clean out merk setara TOTO.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk
itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat
dan disetujui Konsultan Management Konstruksi.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain,
penutup lantai harus dilobangi dengan rapih,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
pada gambar design.
b. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian
konstruksi kuda-kuda kayu yang tidak tercantum dalam
gambar design harus dilengkapi oleh Kontraktor dan harus
dinyatakan dalam gambar pelaksanaan. Untuk itu
Kontraktor harus meminta persetujuan Konsultan
Pengawas / Direksi sebelum memulai pekerjaan tersebut.
c. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubungan
dengan alasan tertentu yang kuat dan dapat diterima, harus
diajukan dan diusulkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan dari pengawas lapangan dan konsultan
perencana, semua perubahan-perubahan yang disetujui ini
dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan-
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing.
e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan
ketinggian daerah lainnya untuk kedudukan kuda-kuda
harus diukur dengan theodolit oleh Kontraktor dan
disetujui oleh konsultan pengawas.
f. Pekerjaan perubahan dan atau pekerjaan tambahan
lapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh
kekurang telitian atau kelalaian Kontraktor, harus
diperbaiki dan dilaksanakan pemborong tanpa diajukan
sepekerjaan tambah/biaya.
g. Pemasangan penutup atap harus sesuai dengan petunjuk
yang dikeluarkan pabrik. Setelah atap Metal Zincalum
terpasang, susunannya harus rapi sehingga jika pada
susunan tersebut ditarik garis horizontal maupun diagonal,
garis tersebut harus lurus.
2. Pekerjaan Rangka
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan Rangka Cladding ACP, harus
diperhatikan pekerjaan struktur rangka ini dengan baik
dan teliti, sesuai gambar rencana dan kondisi bangunan
pada saat akan dimulai pekerjaan Cladding.
b. Untuk material modul rangka digunakan Hollow Besi
Galvanis dengan ukuran 2x4cm dan 4x4cm. Ukuran
4x4cm digunakan untuk tiang penyangga, dan ukuran
2x4cm untuk ambangan.
c. Untuk memperkuat dudukan Rangka Hollow digunakan
Braket siku. Braket siku di potong per 10 cm - 20 cm,
kemudian diaplikasikan menggunakan dynabolt skrup
pasang besar + fiser untuk yang menempel di dinding, dan
untuk yang menempel di rangka dilas.
d. Perakitan Rangka harus benar-benar akurat sesuai ukuran
modul ACP menurut sepsifikasi dan gambar teknis yang
ada.
e. Ukuran lembaran ACP 122 x 244 cm, jika dikurangi
dengan bendingan untuk kupingan 2 cm tiap tepinya, maka
panjang penampang efektif sekitar 118 cm. Jadi untuk
ukuran modul ACP 120 x 120 cm, perakitan rangka nya
menggunakan ukuran as 118 x 118 cm. Pada posisi rangka
seperti ini setelah ACP terpasang akan menyisakan jarak
antar modul (nat) sekitar 1 cm untuk pemasangan skrup
pada brasing ACP & rangka.
4. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan ini tahapan terakhir yang sangat menentukan juga
dari segi estetika. Peralatan & material yang di butuhkan
antara lain:
- Sealent sebaiknya menggunakan sealent netral, dan pilih
sesuai warna nat yang di sepaati oleh perencana dan
pemberi tugas
- Backup / karet busa spon berfungsi untuk mengganjal
dasar nat agar sealent tidak terlalu boros, pilih warna
backup yang tidak terlalu mempengaruhi ke warna
sealent, misalkan warna sealent nya putih sebaiknya
menggunakan backupnya juga putih. Backup ini selain
untuk mengganjal nat di pakai juga untuk menarik dan
meratakan sealent.
- Lakban kertas fungsinya untuk membuat marking pada
tepian nat agar sealent yang ditarik tidak meluber
kemana-mana
Cara kerja:
- Sobek sedikit proteksi ACP yang ada pada tepian nat,
- Ganjal dasar nat antar ACP dengan backup,
- Pasang lakban kertas pada tiap tepian nat sebagai
marking,
M. PEKERJAAN LANSEKAP
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi
kelengkapan peralatan konstruksi, tenaga kerja, alat-alat,
bahan material, perlengkapan dan penyelenggaraan yang
berkaitan dengan Pekerjaan pemasangan Paving Block sesuai
dengan gambar rencana.