900
1800 360
3600 0 90 180 270
2700
ABB dapat dinyatakan sebagai vektor berputar dengan kecepatan radial / detik bila
1x berputar = Jarak = 3600 l = 2p
WAKTU = T
JARAK
KECEPATAN = ---------------
WAKTU
2p
w = -----
T
PENGERTIAN FREKWENSI
DEFINISI FREKWENSI
Ialah jumlah perubahan arah arus per detik atau jumlah sinusioda per detik harga -
harga app 1 phasa
Harga sesaat
Harga maximum
Harga efektif
Harga rata - rata
Hubungan harga - harga abb terhadap harga maximum
Harga sesaat
i
I I MAX
SIN a = I/1 MA Harga sesaat ialah harga - harga abb pada saat tertentu pada
gelombang sinusioda
i = 1 MAX. SIN a
Karena a = W.t, Maka :
Harga sesaat = I = 1 MAX. SIN. w.t
Vektor I dapat diuraikan menjadi 2 komponen, yaitu :
• Komponen sefasa dengan U (disebut arus aktif = 1a)
• Komponen tegak lurus U (disebut arus reaktif = ire)
U
Ia
----- = COS
I
Ire
----- = COS
IV2 I Ire = I SIN
R
Z
XL
L
SEGITIGA DAYA
P = UI COS
= U COS
SEGITIGA TEGANGAN = UR X I
Q = UI SIN Z
I.
IZ = U SIN =
= A)
U = UL X I (V
UL = I X L S
UR = IR P (WATT) - I2 . R
1. Daya semu = tegangan x arus
s = uxi
s = u.i
2. Daya aktif = tegangan x arus aktif
p = u x iaktip
p = u.ia = u.i. cos j
3. Daya aktif = tegangan x arus aktif
q = u x i reaktif
q = u.ire = u.i. sin j
daya aktif
Faktor daya = --------------------
daya semu
p
= ------
s
u.i. cos j
= ----------------
u.i
Faktor kerja = ?
Ialah sudut yang dibentuk antara vektor arus dengan vektor tegangan
w aktif
Faktor kerja = ---------------
w semu
pxh
= ---------
sxh
p
= ---------
sxh
p
= -----
s
= cos j
V1
V1 = V1 MAX SIN t 0
F1 V1
t
V
V2
V3
F3 V V3 0 t
V
V3
V1 V2 V3
V1
V2
EL EF
EL = EF x 3
iL = IF
T S
EL = EF
iL iF
II = If x 3
T S
DAYA 3 FASA
S = Ö3 . EL . iL (DAYA SEMU)
P = Ö3 . EL . il. COS j (DAYA AKTIF)
Q = Ö3 . EL . il. SIN j (DAYA REAKTIF)
tegangan yang berbeda. Konstruksi utama dari trafo terdiri dari kumparan primer,
kumparan sekunder dan inti.
INTI
( SIRKIT MAGNIT)
KUMPARAN
PRIMER
“ A ” lebih besar dari 1, berarti fungsi trafo untuk menaikkan tegangan (step up) dan
“ A “ lebih kecil dari I, berarti fungsi trafo untuk menurunkan tegangan (step down).
Perbandingan transformasi teoritis dan praktis dianggap sama, tetapi sebenarnya
ada perbedaan, karena tidak semua flux primer melewati kumparan sekunder, dan itu
disebut flux bocor.
l1 l2
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Turun atau
naiknya tegangan pada sisi sekunder tergantung pada perbandingan jumlah lilitan
kumparan. Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = NS, pada primer = NP,
tegangan pada kumparan primer = UP, maka pada sisi sekunder timbul GGL.
Up Ep Np Ns Es Us
Io
Io
R1 X1 X2 R2
Up Ep 2 Us
Untuk mengurangi flux bocor tersebut, maka dibuatlah kedua kumparan pada inti
yang sama.
Io
I ex
U1 o E2
Ihe
NO FAKTOR
BEBAN VEKTOR U I Ia Ire P Q S KETERANGAN
. DAYA
I u
1. R 100V 5A
u
I
2. L 100V 5A 0 5A 0 500 500 0
Var Var
I u
3. C 100V 5A
4. RL 100V R = 3 Q SERI
XL = 4 Q
5. RL 100V R = 4 Q SERI
XL = 3 Q
R = 3 Q SERI
6. RLC 100V XL = 4 Q
KEMUDIAN DI PARALEL
DAN C XC = 20 Q
R = 3 Q SERI
7. RLC 100V XL = 4 Q
DIPARALEL DENGAN
XC = 5 Q