Anda di halaman 1dari 16

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1. TEORI LISTRIK TERAPAN.

1.1. ARUS SEARAH

Contoh sumber arus searah : Batere , Accumulator , Generator DC.

+ I (arus)

E Sumber Arus Searah Beban

Gambar 1. Rangkaian Arus Searah

Pada saat S ditutup maka akan mengalir arus dari kutub + (Positif) ke beban dan
kembali ke kutub - (negatif), dan daya yang diserap oleh beban adalah hasil
perkalian tegangan dan arus :

P = E x I (Watt)

Dimana P : Daya yang diserap beban. (Watt).


E : Tegangan sumber (Volt).
I : Arus (Amper)

1.2. ARUS BOLAK-BALIK

Tidak seperti arus searah dimana besar dan polaritas dari arus/tegangan selalu
tetap sepanjang waktu maka pada arus bolak-balik, besar dan polaritas dari
arus/tegangan berubah-rubah terhadap waktu mengikuti bentuk fungsi sinus.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 1


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1+ Arus Berkurang
pada arah Posistif

Perubahan
Positif
Arus Berkurang
pada arah Posistif

1/3
0

Perubahan
Negatif
Arus Bertambah
Arus Bertambah pada arah Negatif
pada arah Negatif

1-

Gambar - 1

Dari karakteristik tersebut maka kita kenal :

1. Tegangan / arus sesaat


2. Tegangan / arus puncak / maksimum
3. Tegangan / arus efektif

Tegangan Arus
Nilai sesaat : e = V sin wt I = sin t
Nilai maks : V = V I =I
Nilai efektif : Vef = V / 2 Ief = I / 2

Nilai efektif adalah nilai yang terukur pada alat ukur (Volt meter /Amper meter)
Misalnya tegangan dirumah : 220 volt atau 380 volt.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 2


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

Daya satu phasa :

P = V x I x Cos (Watt)

Dimana , P : Daya yang diserap beban. (Watt)


V : Tegangan Phasa Netral (Volt)

I : Arus (Amper)

Daya tiga phasa :

P = 3 x V x I x Cos (Watt)

Dimana : P : Daya yang diserap beban. (Watt)


V : Tegangan Phasa Phasa (Volt)

I : Arus per phasa (Amper)

: Beda sudut fasa antara tegangan dan arus

Cos disebut juga faktor daya yang besarnya tergantung dari sifat beban ( Resistif,
Induktif , capasitif atau gabungan Resistif + Induktif / Capasitif).

1.2.1. Beban Pada Arus Bolak-Balik

Pada sistem arus searah hanya mengenal beban resistive ( R ), tetapi pada sistem
arus bolak balik beban merupakan Impedansi ( Z ) yang biasa dibentuk dari
unsur : R, L, C.

Contoh beban :

R (hambatan murni) : Lampu pijar, setrika listrik, heater


L ( hambatan induktif) : Reaktor, komparan
C (hambatan kapasitas) : Kapasitor

Sifat hambatan L (XL) dengan C (XC) saling bertentangan / meniadakan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 3


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

L
R =
A

Dimana : = Resistivitas
L = Panjang kawat
A = Luas penampang dalam kawat.

R merupakan bagian Riil dari impedansi Z.

1
XL = 2.f.L, dan XC =
2fC

XL dan XC merupakan bagian imajiner dari impedansi Z

Hubungan dari tiga beban / hambatan digambarkan sebagai berikut :

Z = R - JXC Z = R + JXL

V
-XC Z XL
Z

V
(a)
R
Z = R - JXL - JXC Z = R - JXL - JXC
(JXL > JXC) (JXL < JXC)

XL
-XC
R V Z

XL
(b) -XC
Z V

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 4


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

R V
Z -XC
XL
Z
(c) V
XL
-XC

Gambar - 2

1.2.2. Daya Pada Arus Bolak-Balik

Karena beban Z mempunyai/membentuk pergeseran sudut terhadap V (sebagai


referensi) maka arus beban Ib yang mengalirpun membentuk sudut yang sama
searah dengan sudut dari Z sebesar .

Hal ini berakibat timbulnya 3 macam daya.

a. Daya aktif : P (watt)


b. Daya reaktif : Q (VAR)
c. Daya semu : S (VA)
Hubungan dari ketiga macam daya tersebut kita kenal sebagai segitiga daya.

P
S
Q Q
S

P
Beban bersifat induktif Beban bersifat kapasitif

Gambar : Segi Tiga Daya

Penjumlahan Vektor P dan Q

S = P + jQ S = ( P 2 + Q 2 ).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1.3. RUMUS DASAR ARUS BOLAK BALIK 1 PHASA

I2Z cos V
V2Cos Z P
Z Z cos

P
I V cos V cos
P I
P V Z V
I cos I
PZ V2 cos
cos P P
IZ
I2 cos

= Sudut Phasa

Rumus-rumus Daya

1 Phasa :

S = VxI (VA).
P = V x I x cos (Watt).
Q = V x I j X sin (VAR).
V = Tegangan Phasa-netral (220 Volt)
I = Arus Phasa

3 Phasa :

S = V x I x 3 (VA)
P = V x I x 3 x cos (Watt)
Q = V x I x 3 j X sin (VAR)
V = Tegangan Phasa-phasa (380 Volt)
I = Arus Phasa

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 6


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1.4. HUKUM KIRCHOFF

Hukum Kirchoff I

Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu disatu titik
adalah nol.

Notasi : I=0
I2 I4

Jadi :
I 1+(-I2)+(-I 3)+(I 4)+(-I 5)=0
I 1+I 4=I 2+I 3+ I 5
Jumlah arus yang masuk=jumlah
I1 I3 I5 Arus yang keluar atau jumlah arus
Yang bertemu disatu titik adalah
Nol.

Hukum Kirchoff II

Jumlah aljabar dari hasil kali arus dan tahanan pada setiap konduktor dalam suatu
rangkaian tertutup (mesh) , sama dengan jumlah aljabar dari ggl.

a b c
R1 R2
I I R = GGL = E

E 1. Vab = E1 = I . R1
2. Vbc = E2 = I . R2
3. Vac = E = E1 + E2 = I.R1 + I.R2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 7


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1.5. RANGKAIAN LISTRIK

1.5.1. Rangkaian Impedansi Seri.

Z1 Sebuah rangkaian listrik yang terdiri dari 3 buah


Impedansi yang disambung seri, arus yang mengalir
Z2 pada setiap Impedansi sama besarnya karena
rangkaian seri.
V I
Z3
Menurut hukum Kirchoff II :
V = I.Z1 + I.Z2 + I.Z3
= I ( Z1 + Z2 + Z3 )
= I x Z tot

Apabila :
Z1 = R1 + jX1
Z2 = R2 + jX2
Z3 = R3 + jX3

V = I (R1 + jX1 + R2 + jX2 + R3 + jX3)


=I R1 R 2 R3 j X 1 X 2 X 3

riil imaginer

X1 X 2 X 3
Ztot = ( R1 R 2 R3) 2 ( X 1 X 2 X 3) 2 arc.tg .
R1 R 2 R3

COTOH SOAL :

Diketahui : Z1 = 60 + j 80
Z2 = 80 - j 60
Z3 = 80 + j 60
V = 200 Volt.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 8


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

Tentukan besarnya :
- Arus (I)
- Impedansi total (Ztot).

Jawab : Ztot = 60 + j 80 + 80 - j 60 + 80 + j 60
= 220 + j 80
= 234 20 0

2000 0
I = = 0,85 20 0 Amp.
23420 0

Tegangan masing-masing Impedansi :


VZ1 = 100 53,13 0 x 0,85 20 0
= 85 33,13 0 Volt.
VZ2 = 100 36,87 0 x 0,85 20 0
= 85 56,87 0 Volt.
VZ3 = 100 36,87 0 x 0,85 20 0
= 85 16,87 0 Volt.

1.5.2. Rangkaian Impedansi Paralel.

Suatu rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah Impedansi yang disambung
Paralel Tegangan yang kita pilih sebagai referensi :

Hikum Kirchoff I
I
I = I1 + I 2
V
I1 = I1 I2
Z1
V
I2 = V Z1 Z2
Z2
V
Ztot = Z1 // Z2 atau Ztot =
I

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 9


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

Contoh Soal :

Diketahui suatu rangkaian listrik seperti gambar diatas dengan :


Z1 = 60 + j80
Z2 = 40 j30
V = 200 Volt.

Tentukan :
Arus Itot, I1, I2
Impedansi Ztot.

Jawab :
Z1 = 60 + j80 = 100 53,13 0
Z2 = 40 j30 = 50 36,87 0
Tegangan V sebagai referensi, sehingga.
V = 200 0 0 = 200 + j0 Volt.

V 2000 0
Arus I1 = = = 2 53,13 0 = 1,2 j1,6 Amp.
Z1 10053,13 0
V 2000 0
Arus I2 = = = 4 36,87 0 = 3,2 + j2,4 Amp.
Z2 50 36,87 0

Arus Itot = I1 + I2 = 4,4 + j0,8 = 4,47 10,3 0

V
Ztot =
Itot

2000 0
= 0
= 44,74 10,3 0
4,4710,3

= 44,01 j8

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 10


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1.6. JATUH TEGANGAN

Dalam penyediaan tenaga listrik disyaratkan suatu level standard tertentu untuk
menentukan kwalitas tegangan pelayanan.

Secara umum ada tiga hal yang perlu dijaga kwalitasnya:

1. Frekwensi (50 Hz)


2. Tegangan SPLN.No.1; 1985 (220/380 Volt : + 5%; - 10%)
3. Keandalan.

Jatuh Tegangan (VOLTAGE DROP = V)

Akibat terjadinya rugi tegangan pada saluran maka tegangan khususnya ditempat
pelanggan rugi paling jauh dari sumber (gardu distribusi) akan lebih kecil dari
tegangan nominal.

Rugi tegangan pada saluran yang menyebabkan adanya jatuh tegangan (V) dapat
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

V = Vs - Vr

Dimana :

Vs = tegangan pengiriman dari sumber


Vr = tegangan penerimaan disisi beban

Dalam gambar-4 diberikan rangkaian pengganti dari saluran distribusi.

IS R JX Ir

Vr
~ VS
VL

Gambar- Rangkaian Pengganti Saluran Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 11


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

IS = Ir = I = arus pada saluran


Z = R + JX = impedansi saluran

VS

Vr
IZ

IX

Vr Vs

IR
I

Gambar - Diagram Phasor Saluran

Dengan rumus pendekatan :

Vs = Vs1 maka,

V = Vs1 Vr
V = I R cos + I jJ X sin
V = I (R cos + jJ X sin )

Dimana :

I = arus penghantar phasa (ampere)


R = resistansi/tahanan penghantar phasa (/km)
jX = reaktansi saluran (/km)
= sudut daya (beda sudut antara I dan E)

Maka :

V = I . L (R cos + J X sin )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

Untuk saluran 3 phasa

V = 3 . I . L (R cos + J X sin )

Bila beban terpusat diujung

V = 3 . I . L (R cos + J X sin )

Bila beban merata sapanjang saluran

3.I .L.R. cos JX . sin


V=
2

Sesuai SPLN No. 72 ; tahun 1987 V max sebagai berikut :

JTM = 5% Trafo = 3%
JTR = 4% saluran Pelayanan = 1%

Nilai V biasa berubah-ubah tergantung fluktuasi beban


Untuk optimasi jaringan nilai untuk dapat diambil nilai maksimum sesuai SPLN
No. 72;198

Regulasi Tegangan (VR)

Regulasi tegangan dapat dinyatakan sebagai berikut :

Vs Vr
VR (%) = x 100%
Vr

Biasanya VR dibatasi sebesar 10% maksimum.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1.7. PERBAIKAN FAKTOR DAYA

1.7.1. Pengaruh Faktor Daya

Faktor daya (cos ) adalah perbandingan antara daya nyata P (watt) dengan daya
semu S (VA) yang biasa dinyatakan dalam angka decimal atau persentasi.

Contoh :

P = 80 KW ; S = 100 KVA

P 80
P.F = = = 0,8 = 8%
S 100

Pengaruh dari nyata dari peningkatan PF pada suatu sirkuit adalah untuk
mengurangi arus yang mengalir lewat sirkuit tersebut sehingga memperoleh
beberapa keuntungan antara lain :

1. Daya semu S lebih kecil untuk P yang tetap

P.F 60% 70% 80% 90% 100%


P (KW) 600 600 600 600 600
Q (KVAR) 800 612 450 291 0
S (KVA) 1000 857 750 667 600

2. Daya nyata P lebih besar untuk S yang tetap

P.F 60% 70% 80% 90% 100%


P (KW) 360 42 480 540 600
Q (KVAR) 480 428 360 262 0
S (KVA) 600 600 600 600 600

3. Mengurangi rugi tegangan.

4. Mengurangi ukuran kemampuan transformator, kabel, peralatan hubung


sehingga biaya investasi awal lebih rendah.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 14


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1.7.2 Pemasangan Kapasitor

Daya yang dipakai oleh motor-motor dalam industri mempunyai dua komponen
yaitu :

1. Daya nyata P yang menghasilkan kerja.


2. Daya reaktip Q yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet agar
motor-motor dapat berputar.

Dengan diperlukannya daya reaktip tersebut maka peraltan seperti motor-motor,


transformator (peralatan induktip) memerlukan daya yang lebih besar dari sumber.

Fungsi penggunaan kapasitor adalah untuk meningkatkan P.F dengan cara


mensuplai daya reaktip bila dipasang pada atau dekat peralatan induktip.

Keperluan besarnya daya reaktif dari kapasitor dapat dilihat dari segi tiga daya
sebagai berikut :

KVAR
KVAR
SO = KVA
KVAR
PFO KVAR KVAR
S1 = KVA KVAR
Q
PF1 QO

P - KW

Q = P x tg o

Q1 = P x tg 1

Q(C) = P x (tg o tg 1) KVAR

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Teori Listrik Terapan

1.7.3. Penempatan Kapasitor

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemasangan kapasitor maka perlu
penempatan yang tepat.

Kapasitor TR :
1. Pada terminal motor-motor ukuran besar
2. Untuk kumpulan beberapa motor-motor kecil atau
motor-motor yang tidak bekerja terus menerus
kapasitor ditempatkan pada ujung instansi
3. Penempatan didaerah pusat beban apabila sulit untuk
menempatkan dilokasi a. atau b. Ditempatkan pada
sisi beban dari APP jika hanya bertujuan untuk
menghindari tagihan kelebihan VAR.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16

Anda mungkin juga menyukai