+ I (arus)
Pada saat S ditutup maka akan mengalir arus dari kutub + (Positif) ke beban dan
kembali ke kutub - (negatif), dan daya yang diserap oleh beban adalah hasil
perkalian tegangan dan arus :
P = E x I (Watt)
Tidak seperti arus searah dimana besar dan polaritas dari arus/tegangan selalu
tetap sepanjang waktu maka pada arus bolak-balik, besar dan polaritas dari
arus/tegangan berubah-rubah terhadap waktu mengikuti bentuk fungsi sinus.
1+ Arus Berkurang
pada arah Posistif
Perubahan
Positif
Arus Berkurang
pada arah Posistif
1/3
0
Perubahan
Negatif
Arus Bertambah
Arus Bertambah pada arah Negatif
pada arah Negatif
1-
Gambar - 1
Tegangan Arus
Nilai sesaat : e = V sin wt I = sin t
Nilai maks : V = V I =I
Nilai efektif : Vef = V / 2 Ief = I / 2
Nilai efektif adalah nilai yang terukur pada alat ukur (Volt meter /Amper meter)
Misalnya tegangan dirumah : 220 volt atau 380 volt.
P = V x I x Cos (Watt)
I : Arus (Amper)
P = 3 x V x I x Cos (Watt)
Cos disebut juga faktor daya yang besarnya tergantung dari sifat beban ( Resistif,
Induktif , capasitif atau gabungan Resistif + Induktif / Capasitif).
Pada sistem arus searah hanya mengenal beban resistive ( R ), tetapi pada sistem
arus bolak balik beban merupakan Impedansi ( Z ) yang biasa dibentuk dari
unsur : R, L, C.
Contoh beban :
L
R =
A
Dimana : = Resistivitas
L = Panjang kawat
A = Luas penampang dalam kawat.
1
XL = 2.f.L, dan XC =
2fC
Z = R - JXC Z = R + JXL
V
-XC Z XL
Z
V
(a)
R
Z = R - JXL - JXC Z = R - JXL - JXC
(JXL > JXC) (JXL < JXC)
XL
-XC
R V Z
XL
(b) -XC
Z V
R V
Z -XC
XL
Z
(c) V
XL
-XC
Gambar - 2
P
S
Q Q
S
P
Beban bersifat induktif Beban bersifat kapasitif
S = P + jQ S = ( P 2 + Q 2 ).
I2Z cos V
V2Cos Z P
Z Z cos
P
I V cos V cos
P I
P V Z V
I cos I
PZ V2 cos
cos P P
IZ
I2 cos
= Sudut Phasa
Rumus-rumus Daya
1 Phasa :
S = VxI (VA).
P = V x I x cos (Watt).
Q = V x I j X sin (VAR).
V = Tegangan Phasa-netral (220 Volt)
I = Arus Phasa
3 Phasa :
S = V x I x 3 (VA)
P = V x I x 3 x cos (Watt)
Q = V x I x 3 j X sin (VAR)
V = Tegangan Phasa-phasa (380 Volt)
I = Arus Phasa
Hukum Kirchoff I
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu disatu titik
adalah nol.
Notasi : I=0
I2 I4
Jadi :
I 1+(-I2)+(-I 3)+(I 4)+(-I 5)=0
I 1+I 4=I 2+I 3+ I 5
Jumlah arus yang masuk=jumlah
I1 I3 I5 Arus yang keluar atau jumlah arus
Yang bertemu disatu titik adalah
Nol.
Hukum Kirchoff II
Jumlah aljabar dari hasil kali arus dan tahanan pada setiap konduktor dalam suatu
rangkaian tertutup (mesh) , sama dengan jumlah aljabar dari ggl.
a b c
R1 R2
I I R = GGL = E
E 1. Vab = E1 = I . R1
2. Vbc = E2 = I . R2
3. Vac = E = E1 + E2 = I.R1 + I.R2
Apabila :
Z1 = R1 + jX1
Z2 = R2 + jX2
Z3 = R3 + jX3
riil imaginer
X1 X 2 X 3
Ztot = ( R1 R 2 R3) 2 ( X 1 X 2 X 3) 2 arc.tg .
R1 R 2 R3
COTOH SOAL :
Diketahui : Z1 = 60 + j 80
Z2 = 80 - j 60
Z3 = 80 + j 60
V = 200 Volt.
Tentukan besarnya :
- Arus (I)
- Impedansi total (Ztot).
Jawab : Ztot = 60 + j 80 + 80 - j 60 + 80 + j 60
= 220 + j 80
= 234 20 0
2000 0
I = = 0,85 20 0 Amp.
23420 0
Suatu rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah Impedansi yang disambung
Paralel Tegangan yang kita pilih sebagai referensi :
Hikum Kirchoff I
I
I = I1 + I 2
V
I1 = I1 I2
Z1
V
I2 = V Z1 Z2
Z2
V
Ztot = Z1 // Z2 atau Ztot =
I
Contoh Soal :
Tentukan :
Arus Itot, I1, I2
Impedansi Ztot.
Jawab :
Z1 = 60 + j80 = 100 53,13 0
Z2 = 40 j30 = 50 36,87 0
Tegangan V sebagai referensi, sehingga.
V = 200 0 0 = 200 + j0 Volt.
V 2000 0
Arus I1 = = = 2 53,13 0 = 1,2 j1,6 Amp.
Z1 10053,13 0
V 2000 0
Arus I2 = = = 4 36,87 0 = 3,2 + j2,4 Amp.
Z2 50 36,87 0
V
Ztot =
Itot
2000 0
= 0
= 44,74 10,3 0
4,4710,3
= 44,01 j8
Dalam penyediaan tenaga listrik disyaratkan suatu level standard tertentu untuk
menentukan kwalitas tegangan pelayanan.
Akibat terjadinya rugi tegangan pada saluran maka tegangan khususnya ditempat
pelanggan rugi paling jauh dari sumber (gardu distribusi) akan lebih kecil dari
tegangan nominal.
Rugi tegangan pada saluran yang menyebabkan adanya jatuh tegangan (V) dapat
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
V = Vs - Vr
Dimana :
IS R JX Ir
Vr
~ VS
VL
VS
Vr
IZ
IX
Vr Vs
IR
I
Vs = Vs1 maka,
V = Vs1 Vr
V = I R cos + I jJ X sin
V = I (R cos + jJ X sin )
Dimana :
Maka :
V = I . L (R cos + J X sin )
V = 3 . I . L (R cos + J X sin )
V = 3 . I . L (R cos + J X sin )
JTM = 5% Trafo = 3%
JTR = 4% saluran Pelayanan = 1%
Vs Vr
VR (%) = x 100%
Vr
Faktor daya (cos ) adalah perbandingan antara daya nyata P (watt) dengan daya
semu S (VA) yang biasa dinyatakan dalam angka decimal atau persentasi.
Contoh :
P = 80 KW ; S = 100 KVA
P 80
P.F = = = 0,8 = 8%
S 100
Pengaruh dari nyata dari peningkatan PF pada suatu sirkuit adalah untuk
mengurangi arus yang mengalir lewat sirkuit tersebut sehingga memperoleh
beberapa keuntungan antara lain :
Daya yang dipakai oleh motor-motor dalam industri mempunyai dua komponen
yaitu :
Keperluan besarnya daya reaktif dari kapasitor dapat dilihat dari segi tiga daya
sebagai berikut :
KVAR
KVAR
SO = KVA
KVAR
PFO KVAR KVAR
S1 = KVA KVAR
Q
PF1 QO
P - KW
Q = P x tg o
Q1 = P x tg 1
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemasangan kapasitor maka perlu
penempatan yang tepat.
Kapasitor TR :
1. Pada terminal motor-motor ukuran besar
2. Untuk kumpulan beberapa motor-motor kecil atau
motor-motor yang tidak bekerja terus menerus
kapasitor ditempatkan pada ujung instansi
3. Penempatan didaerah pusat beban apabila sulit untuk
menempatkan dilokasi a. atau b. Ditempatkan pada
sisi beban dari APP jika hanya bertujuan untuk
menghindari tagihan kelebihan VAR.