Anda di halaman 1dari 16

.

MAKALAH
AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN III
“Kewajiban Menuntu Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkannya”

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Eem Fitriani SR
Nuratika SR19213014
Nur Jannah SR
Siti Hazizah SR

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhannahu Wa Ta’ala, karena


hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Makalah
Keperawatan Al Ilsam Dan Kemuhammadiyahan III, yang membahas tentang
“Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengenmbangkan dan Mengamalakanya” ini dengan
baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Amelyadi,
M.Si. selaku dosen pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan serta
masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih
juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan karya makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah
yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi
tersusunnya makalah lain yang lebih baik lagi.
Kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat untuk kita
semua sebagai ilmu yang yang bisa diterapkan kemudian hari.

Pontianak, September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI 1.................................................................................................... ii
BAB 1.................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Fokus Pembahasan............................................................................. 2
C.Rumusan Masalah............................................................................... 2
D. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II............................................................................................................... 3
PEMBAHASAN............................................................................................... 3
A. Perintah Menuntut Ilmu.................................................................... 3
B. DefinisiKeperawatan Luka................................................................ 6
C.Perkembangan IPTEKS Keperawatan Luka dalam Sejarah .............. 6
D. Teknologi Keperawatan Luka Era Modern....................................... 8
BAB III............................................................................................................... 20
PENUTUP.......................................................................................................... 20
A. KESIMPULAN................................................................................................... 20
B. SARAN............................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui dunia saat ini terutama menjelang akhir abad
19, selama abad 20 dan menyongsong abad 21 telah terjadi perubahan era
yang sering kali disebut sebagai era globalisasi atau zaman modernisasi.
Perubahan zaman ini diiringi berjalannya perkembangan atau kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) (Hanifiyah, 2021). Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu konsekuensi atau implikasi
dari adanya perubahan zaman yang pada abad 21 ini dapat dikatakan telah
memasuki era globalisasi.
Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran
yang kuat pada sebagian pelajar akan pentingnya memiliki keahlian dan
keterampilan. Utamanya untuk menyongsong kehidupan masa depan yang
lebih baik, dalam rangka mengisi era milenium ketiga yang disebut sebagai
era informasi dan era bio-teknologi. Hal ini sekurang-kurangnya telah
memunculkan sikap optimis, generasi pelajar umumya telah memiliki
kesiapan dalam menghadapi perubahan tersebut. Imtaq merupakan bentukan
dari dua kata yakni, iman dan taqwa. Iman berasal dari kata yu’minu-fahuwa
mu’min. menurut ulama makna al-iman berarti “at-tashdiq” atau
membenarkan. Al-iman menurut syari’ah membenarkan dengan hati semua
yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam (Suparlan, 2021).
Perkembangan IPTEK memberikan dampak positif dan negatif
dalam kehidupan manusia. Untuk dapat mencegah dampak negative yang
ditimbulkan dari penggunaan IPTEK perlu adanya batasan dalam diri seorang
muslim agar tidak terjerumus dalam keburukan yaitu harus adanya
integrasiantara Iman dan Takwa (IMTAQ) dan IPTEK dalam
penggunaannya. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat berfokus
pada penemuan solusi baru yang bukan hanya berupa usulan saja, tetapi

1
perlu sesuatu yang nyata seperti penciptaan teknologi untuk lebih mengatur
dan mengarahkan manusia dalam pemanfaatan IPTEK yang pastinya juga
sesuai dengan hukum Islam (Rianti, dkk., 2022).
B. Fokus Pembahasan
1. Ruang lingkup IPTEKS dalam keperawatan luka
C. Rumusan Masalah
1. Apa perintah menuntut ilmu?
2. Bagamana keutamaan orang menuntut ilmu?
3. Bagaimana kedudukan ulama dalam islam?

D. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja perintah menuntut ilmu.
2. Mengetahui keutamaan dari orang yang berilmu.
3. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan ulama dalam islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perintah Menuntut Ilmu

Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak


tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan untuk
mengenal Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah
menunjukan jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai kepada-Nya.
Barangsiapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan menyimpang dari tujuan
yang dicita-citakannya.

Jumhur ulama sepakat, tidak ada dalil yang lebih tepat selain wahyu pertama
yang disampaikan Allah SWT kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw sebagai
landasan utama perintah untuk menuntut ilmu. Dijelaskannya pula sarana untuk
mendapatkannya, disertai bagaimana nikmatnya memiliki ilmu, kemuliaannya, dan
urgensinya dalam mengenal ke-Maha Agung-an Sang Khalik dan mengetahui
rahasia penciptaan serta menunjukkan tentang hakikat ilmiah yang tetap.
Sebagaimana firman-Nya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara
kalam (baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.(Q.S. Al ‘Alaq [96]: 1-5). 
Dalam ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman : “…Katakanlah : “ Adakah
sama orang-orang yang mengetahui (ilmu agama Islam) dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran”. (Q.S. Az Zumar [39]: 9).
Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih
mengelompokannya dua bagian, yaitu a). Fardhu ‘ain; dan b). Fardhu kifayah. 
1). Fardhu ‘ain, adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap muslim
tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya selamat, ibadahnya benar,
mu’amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah Azza wa

3
Jalla, yang tertuang dalam Al Qur’an dan Sunah Nabi-Nya yang sahih. Inilah
yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya, “Maka ketahuilah, bahwa
sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang hak) Melainkan Allah”. (Q.S.
Muhammad [47]: 19). Juga yang dimaksudkan oleh Rasulullah Saw dalam
haditsnya, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (H.R. Ibnu Majah).
Pengertian mencari ilmu di sini, adalah mencari ilmu agama Islam, hukumnya
wajib bagi laki-laki dan perempuan.
2). Fardhu kifayah : adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat dengan
mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi dalam
ilmu-ilmu yang dibutuhkan umat Islam, seperti sistem pemerintahan, hukum,
kedokteran, perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika sebagian dari mereka ada
yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban dari yang lainnya.
Sedangkan jika tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka semua
menanggung resikonya. 
Inilah yang diserukan Allah SWT dalam firman-Nya, “Tidak sepatutnya bagi
orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya”.(Q.S. At-Taubah [9]: 122).
Bahwa tidak ada jalan untuk mengenal Allah, meraih ridha-Nya serta menggapai
keuntungan dan kedekatan dengan-Nya, kecuali dengan ilmu. Ilmu adalah cahaya
yang dengannya Allah mengutus para Rasul, menurunkan kitab-kitab, dan dengannya
pula memberi petunjuk dari kesesatan dan kebodohan. Dengan ilmu terungkaplah
seluruh keraguan, khurafat dan kerancuan. (Q.S. Al Maidah [5]: 15-16) dan (Q.S. Al-
A’raf [7] : 157).
Allah SWT dan Rasul-Nya telah pula menentukan pedoman bagi kita hingga akhir
zaman, barangsiapa yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah (Hadis)
Sahih, tidak akan sesat selamanya. Sebagaimana firman Allah SWT : 

4
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Taatilah Rasul(Nya), dan ulil
amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rosul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya “. (Q.S. An Nisa [4] : 59). Dan hadits nabi Saw. 
“ Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu bagimu, jikalau kamu berpegang
teguh dengannya, maka kamu tidak akan sesat selamanya, (yaitu) Kitab Allah (Al
Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya”. (H.R. Hakim; at-Targhib, 1 : 60).

Hubungan Dengan Keperawatan

Perawat merupakan profesi mulia. Allah swt, menghormatinya melalui


mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim as, yang pandai mengobati penyakit
dan selalu menyebut nama-NYA sebagai penyembuh penyakitnya. Sama hal nya
dengan aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian
dari ilmu Allah,karena Allah lah yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahui (inna 2009).

Allah menyuruh hambanya untuk mempelajari alam semesta beserta segenap


organisme dan anorganisme yang ada didalamnya. Ini terbukti dengan semakin
banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin terungkap tanda-tanda
kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluknya. Berkaitan dengan ini pengadaan
praktik kedokteran dan keperawatan adalah perintah agama kepada masyarakat atau
fardu khifayah.

Keperawatan dalam islam tidak hanya suatun pekerjaan, tetapi profesi yang memiliki
bentuk syiar islam,yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman serta
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan. Dalam islam merawat pasien adalah
suatu tugas mulia. 

5
Oleh sebab itu kita sebagai hamba Allah swt, hendaknya bisa melakukan
keutamaan ini yaitu menuntut ilmu dengan belajar dan terus menggali pengetahuan
serta mengembangkanya dengan istilah dalam keperawatan memberikan pendidikan
kesehatan /penyuluhan kepada masyarakat serta mengamalkanya seperti dalam
praktik keperawatan. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, beliau bersabda :
barang siapa yang menmpuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mempermudah untuknya jalan menuju surga : ( H.R. Bukhari dan Muslim).

B. Definisi Keperawatan Luka

Merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dikerjakan oleh perawat


dengan sistematis dan komprehensif. Perawatan luka yang sistematis merupakan
urutan langkah perawatan yang harus dikerjakan oleh profesional di bidang
perawatan luka, sedangkan komprehensif merupakan metode yang dilakukan saat
melakukan perawatan luka dengan mempertimbangkan kondisi bio, psikologis,
sosial dan spiritual secara menyeluruh. Adapun langkah proses perawatan luka
secara umum di bagi menjadi 3 tahapan yaitu pencucian, pengkajian dan pemilihan
balutan.

C. Perkembangan Ipteks Keperawatan Luka dalam Sejarah

Rasulullah membentuk kesatuan khusus layanan perawatan prajurit di medan


tempur. The origin of Bimarinstans (hospitals) in islamic medical History (2007).

6
Mengatakan Nabi Muhammad adalah figur pertama yang membentuk kesatuan
militer yang menyediakan perawatan bagi prajurit luka-luka di medan tempur.
Rufaidah al-aslamiyah merupakan perawat pertama dalam sejarah islam.

Pada abad ke 9 , cakupan asia barat, mesir , dan afrika peradaban islam sudah
memiliki sistem pelayanan kesehatan yang terpadu. Banyak rumah sakit di bangun
sejak khalifah al mansur. Ada perawat dari kalangan laki-laki dan perempuan dan
sudah menyediakan penjagaan khusus untuk rawap inap.

Perkembangan keperawatan melalui sejarah keperawatan menampilkan


banyak perubahan dalam proses penyembuhan dan peningkatan derajat kesehatan.
Perubahan tersebut juga terlihat dalam asuhan keperawatan luka yang mengalami
perubahan dari zaman ke zaman hingga sekarang. Hal tersebut dapat dilihat dari
pemilihan balutan untuk luka. Pada masa peperangan, respons keperawatan
menjadi sangat baik dilihat dari banyaknya kebutuhan akan keperawatan terhadap
korban di medan perang.

Pada zaman purba dulu orang-orang belum mengetahui tenaga medis, mereka
hanya mengetahui dukun yang dapat menyebuhkan penyakit. Dukun dianggap
sebagai seseorang yang mampu untuk mencari, mengobati dan menangkal roh
jahat yang menyebabkan sakit. Pada zaman ini beberapa bangsa di dunia secara
tidak sadar telah melakukan kemajuan di bidang kesehatan.

Penduduk Mesir, (5000 SM) mereka menyembah dewa iris untuk meminta
kesembuhan dan mendirikan kuil sebagai rumah sakit (Putri, 2014:9). Pada masa
ini telah ada ilmu bedah yang menggunakan bidai(spalk) dan alat pembalut yang
berasal dari alam seperti daun. (1615 SM) The Edwin Smith Surgical Papyrus
menyatakan bahwa luka tertutup akan lebih cepat sembuh ketimbang luka yang
terbuka. Mereka menciptakan sebuah balutan untuk luka yang berasal dari tenun

7
yang bergaris- garis dan dilapisi substansi seperti bahan yang lengket/lekat
(Maryunani, 2013:146).

Babylon dan Syiria, sejak 680 SM mereka telah mengetahui cara untuk
menahan darah dari hidung dan jerawat pada wajah. Tiongkok, di tingkok terdapat
beberapa orang yang terkenal dalam ketabiban, seperti : Seng Lung Seseorang
yang dikenal sebagai Bapak Pengobatan, ia merupakan ahli penyakit dalam dan
telah menggunakan obat-obat Yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan mineral
(garam-garaman) untuk proses penyembuhan.

Romawi, Di Romawi terdapat Rumah Sakit pada zaman purba yang di sebut
valentrumdinari. Di sini jua ditemukan alat-alat perawatan seperti instrument
untuk keperluan pembedahan: pisau, pincet, klem arteri, speculum. D Roma juga
terdapat tokoh terkenal yaitu Julius Caesar (101-44 SM).
Perkembangan keperawatan masih terus ada sampai saat ini. Termasuk dalam
keperawatan Luka yang terus berkembang mulai dari zaman purba hingga perang
dunia kedua dan sampai saat ini. Pada masa perang dunia kedua banyaknya korban
yang mengalami luka akibat peperangan menjadikan kualitas dalam keperawatan
luka semakin ditingkatkan. Perkembangan perawatan luka dapat dilihat dari
perubahan pernyataan pada abad ke-19 bahwa luka kronik seharusnya dibiarkan
terbuka dan didorong untuk mengalir. Hal ini merupakan suatu perubahan dari
pernyataan pada tahun 1615 SM yang menyatakan bahwa luka tertutup akan lebih
cepat proses penyembuhannya. Untuk itu sejak tahun 1960-an telah terdapat
pertumbuhan penjelasan yang menyatakan bahwa mengenai sejumlah balutan luka
oklusif yang bertujuan untuk menyediakan lingkungan luka yang lembab
(Romangnolo, SC & Benedetto AV, 2004 dalam Maryunani, 2013:146).

D. Teknologi Keperawatan Luka Era Modern


Dikatakan saat ini, metode perawatan luka telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat dan kemajuan di bidang teknologi menjadi salah satu pendorong
utama hadirnya produk perawatan luka yang lebih baik. Dari catatan Asia Pacific

8
Wound Care Congress (APWCC) menyebutkan  hingga tahun 2012, di Indonesia
setidaknya baru ada 25 rumah sakit, khususnya di Pulau Jawa yang telah
menerapkan manajemen perawatan luka modern. Jumlah ini tentu saja sangat kecil
karena hanya mewakili sekitar 2,4% dari total 1012 rumah sakit yang ada di
seluruh negeri ini. Itu sebabnya, pihak APWCC yang merupakan aktivitas para tim
medis tergerak untuk terus menginformasikan metode perawatan luka ke seluruh
wilayah Asia Pasifik hingga metode modern ini menjadi standar. Sementara
itu,dari Riset  Mahakam Beta Farma (MBF) pada 638 responden di Jakarta  tahun
2014 menunjukkan 56% responden mengharapkan adanya dressing baru yang
lebih baik dari yang ada di pasaran saat ini. Sebab,  66% responden dalam riset ini
menyatakan  dressing  saat ini di pasaran menimbulkan rasa sakit saat
penggantian, nempel (melekat) di areal luka serta menyebabkan trauma pada luka
yang baru sembuh. Berbeda dengan metode perawatan luka konvensional, maka
metode perawatan luka moderen menciptakan lingkungan yang lembab dengan
menggunakan moderen dressing seperti hydrokoloid. Perwakilan Urgo Medical,
Mr. Paul Argant, salah satu moderen dressing yang mulai diperkenalkan di pasar
kesehatan dunia termasuk di Indonesia adalah dressing UrgoTul yang diproduksi 
Urgo Medical. Dressing UrgoTul ini dikembangkan dengan menggunakan
Technology Lipido-Colloid (TLC) yang hak patennya dimiliki  Urgo Medical.
Dressing berteknologi paling inovatif TLC, UrgoTul merupakan dressing yang
dibuat dari jaring polyester non oklusif yang disusun dari partikel hyhdrocolloid
dan lipophylic untuk memberi banyak manfaat dalam proses penyembuhan luka.
Beberapa keunggulan yang ditawarkan produk dressing UrgoTul ini adalah
menciptakan proses penyembuhan dengan cara membuat lingkungan lembab di
sekitar luka. UrgoTul yang berteknologi inovatif TLC ini terbukti mampu menjaga
kelembaban hingga 80% setelah 24 jam menempel pada luka. Dibandingkan
dressing lain yang ada di pasar yang hanya mampu menjaga tingkat kelembaban
sebesar 20% saja. Sehingga dressing berteknologi inovatif TLC ini bisa dapat
digunakan  selama empat  hari sebelum proses penggantian. Dampaknya adalah,
dressing UrgoTul dapat mengurangi frekuensi penggantian dressing sekaligus

9
mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, dressing UrgoTul pun tidak
menimbulkan rasa sakit saat penggantian.  dr. Martin Kristiandi, Sales &
Marketing Director PT Mahakam Beta Farma mengemukakan  hasil riset yang
dilakukan pada 585 responden setelah penggunaan produk UrgoTul menunjukkan 
73% mengaku puas setelah menggunakan dressing berteknologi inovatif TLC.
Sebanyak 98% mengatakan  produk ini tidak menimbulkan sakit saat penggantian
dan 94% mengakui  produk ini tidak melekat pada luka.  Tak heran kalau 99%
responden mengaku tidak mengalami trauma pada luka yang baru sembuh.
“Saya telah mencoba dressing UrgoTul untuk menyembuhkan luka pasca
operasi. Hasilnya sungguh luar biasa, saya tidak merasa sakit saat dressing diganti
dan proses penyembuhan pun terbukti lebih cepat,” ungkap   Goni Rahmadi (63
Tahun), salah satu pasien yang telah menggunakan produk UrgoTul. Saat ini,
produk dressing UrgoTul yang tersedia di Indonesia ada tiga yaitu UrgoTul untuk
luka tidak terinfeksi, UrgoTul Ag untuk mencegah infeksi luka kronik atau akut
dan UrgoTul SSD yang akan membantu mempercepat proses penutupan pada luka
bakar. Produk ini dapat ditemukan di berbagai apotik terkemuka di Indonesia.
Selanjutnya, dr. Martin Kristiandi menyatakan pihaknya berharap  produk ini
dapat diterima masyarakat awam dan pekerja medis serta paramedis di Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesungguhnya islam adalah syarat keselamatan disisi allah.islam tidak
tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan untuk
mengenal Allah dan sampaikepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang
telah menuunjukan jalan yang paling dekat dan mudah unatuk sampai kepada-
Nya. Barang siapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan menyimpang
dari tujuan yang dicita-citakannya. Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya
wajib (fardu). Para ahli fiqih mengelompokannya dua bagian, yaitu:

1) Fardu 'ain
2) Fardu kifayah
Ilmu banyak memiliki keutamaan, diantaranya:

1) Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya.


2) Menjadi saksi terhadap kebenaran.
3) Allah memrintahkan kepada nabinyaMuhammad SAW untuk meminta
ditambahkan ilmu.
4) Allah menganggakat derajat orang yang berilmu.

11
5) Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT.
6) Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar.
7) Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang.
8) Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga.
9) Diperbolehkan “hasad” kepada ahli ilmu.
10) Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat


bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak
kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA
Khomsa. (2015). Keperawatan Dalam Dimensi Islam.

Pratiwi,Gita. (2021). Makalah Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan


Mengamalkannya. https://id.scribd.com/document/527278403/MAKALAH-
KEWAJIBAN-MENUNTUT-ILMU-MENGEMBANGKAN-DAN-
MENGAMALKANNYA

Suparlan. (2021). Penguatan pendididikan karakter dengan menggunakan metode


imtaq dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar/MI. MASALIQ 1
(3), 17-32, 2021

Rianti, dkk. 2022. Integrasi Imtaq dan Iptek. Excelencia: Jurnal Pendidikan &
Manajemen Islam 2 (01), 35-44.

Hanifiyah, Fitriyatul. 2021. Implikasi Integrasi Imtaq dan Iptek Dalam Perkembangan
Pendidikan Islam. FAJAR Jurnal Pendidikan Islam 1 (1), 1-15.

Humaniora. (2015). Perawatan Luka Modern Dengan Teknologi TLC.


https://m.mediaindonesia.com/humaniora/1025/perawatan-luka-moderen-dengan-
teknologi-inovatif-tlc

13

Anda mungkin juga menyukai