Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Dosen Pengampu: Ns. Tutur Kardiatun, M.Kep

DISUSUN OLEH:

Athifah (RP233221049)

Fitria Herdiningsih (RP233221059)

Sofi Suyanti (RP233221008)

Ummiyarsih Ahda (RP233221041)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI

DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH KALIMANTAN

BARAT 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang
lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang
dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluara, kebutuhan pengakuan
orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jika memberikan dampak positif
dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang.
Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/ klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas
kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubugan internasional dan juga meningkatkan uj realitas (reality testing)
pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Birckhead, 1989). Terapi aktivitas
kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi
aktivitas kelompok merupakan hal penting dari keterampilan terapeutik dalam
keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan,
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak mengenali tempat, waktu, dan orang orang di sekitarnya. Hal
ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjaddi pencetus terjadinya ansietas
pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi
stimulus secara konsiten keKpada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut
meliputi stimulus tentang realtas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu dan
tempat.
B. Topik
Waham
Sesi 1: Pengenalan Orang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah ada.
b. Klien mengenal waktu dengan tepat.
c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang- orang di sekitarnya dengan tepat.
BAB II

LANDASAN TEORI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA

Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita (TAK): Orientasi realita adalah


upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu.

A. Konsep Waham
A. Definisi
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis
oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol (Direja, 2011).
Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau kelompok orang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang- ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan (Kelliat, 2009).

B. Klasifikasi
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011)
yaitu:
Jenis Waham Pengertian Perilaku Klien
Waham Kebesaran Keyakinan secara berlebihan “ Saya ini prjabat di
bahwa dirinya memiliki kementrian Semarang!”
kekuatan khusus atau kelebihan “Saya punya perusahaan
yang berbeda dengan orang paling besar lho”
lain, diucapkan berulang-ulang
tapi tidak sesuai dengan
kenyatan
Waham Agama Keyakinan terhadap suatu “ Saya adalah tuhan yang
agama secara berlebihan, bisa mengendalikan dan
diucapkan berulang- ulang menguasai semua
tetapi tidak sesuai dengan makhluk”
kenyataan.
Waham Curig Keyakinan seseorang atau “Saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang mau menghancurkan saya
merugikan atau mencederai karena iri dengan
dirinya, diucapkan berulang- kesuksesan saya”
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Waham Somatik Keyakinan seseorang bahwa “Saya menderita kanker”
tubuh atau sebagian tubuhnya Padahal hasil pemeriksan
terserang penyakit, diucapkan lab tidak ada sel kanker di
berulang- ulang tetapi tidak tubuhnya.
sesuai dengan kenyataan.
Wahab Nihilistik Keyakinan seseorang bahwa “Ini saya berada di alam
dirinya sudah meninggal dunia kubur ya, semua yang ada
, diucapkan berulang- ulang disini adalah roh rohnya.”
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.

C. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak
Menurut Kusumawati (2010) yaitu:
a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai
dan memilih terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motoric, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan
gerakan tubuh) dan perilaku verbal( penampilan hubungan sosial).
c. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
d. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistic, serta gangguan atensi dan aktivitas.
e. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.

D. Manisfestasi Klnik
Menurut Kusunawati (2010) yaitu:
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitive, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pemgorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
b. Fugsi persepsi
Depresonalisasi dan halusinasi.
c. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen.
d. Fungsi motorik
Impulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manersme, stereotipik gerakan yang
diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas,
katatonia.
e. Fungsi sosial kesepian
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
f. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul
adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

Tanda dan gejala menurut Direja, (2011) yaitu: Tanda dan gejala pada klien
waham adalah: terbiasa menolak makan, tidak ada perhatian pada perawatan
diri, ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah
tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan
kenyataan, menghindar orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar,
menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
B. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling
bergantung satu sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu.
Individu dalam kelompok saling mempengaruhi dan bertukar informasi melalui
komunikasi. Dinamika dalam kelompok bahkan dapat memfasilitasi perubahan
perilaku anggota kelompoknya sehingga apabila kelompok ini di desain secara
sistematis dapat menjadi sarana perubahan perilaku maladaptif menjadi perilaku
adaptif atau dapat difungsikan sebagai terapi. Terapi menggunakan aktifitas
dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi Aktivitas Kelompok.
Pasien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan perilaku yang
ditandai dengan perilaku pasien maladaptif, tidak umum, aneh, tidak lazim, dan
menimbulkan distress serta gangguan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
sehari- hari. Terapi menggunakan aktivitas dalam kelompok ini disebut sebagai
Terapi Aktivitas Kelompok. Dengan demikian, terapi aktivitas kelompok
sebagai bagian dari terapi kelompok sangat penting diterapkan dalam
penanganan pasien gangguan jiwa di masyarakat.
Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu jenis terapi pada sekelompok
pasien (5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas tertentu untuk
mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif. Lama pelaksaan TAK adalah
20- 40 menit untuk kelompok yang baru terbentuk. Untuk kelompok yang sudah
kohesif, TAK berlangsung 60-120 menit (Budi Ana Keliat, 2007).
Terapi Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Sedangkan
pengertian TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan Karlina (2009)
adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata
(realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK
orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu.
C. Klien
1. Karakteristik/kriteri klien
a. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, dan
ilusi)
b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain
d. Klien yang sehat secara fisik
e. Klien yang telah diberiatahu oleh therapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik

2. Proses Seleksi
a. Identifikassi klien yang memenuhi kriteria
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
e. Membuatkan perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas
kelompok
f. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam berkelompok

3. Data Klien
Nama peserta TAK:
NO NAMA MASALAH KEPERAWATAN
D. PENGORGANISASIAN
1. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : kamis, 31 Agustus 2023
Waktu : 13.00-14.30 WIB
Tempat : Ruang Tutorial ITEKES Muhammadiyah KalBar
2. Tim Terapis dan Tugasnya
a. Tim Terapi
- Leader
- Co. leader
- Fasilitator
- Obeserver
b. Peran dan fungsi tugas terapi
1) Tugas leader
- Menyusun rencana TAK
- Merencanakan, mengontrol dan
mengatur berlangsungnya TAK
- Mengarahkan kelompok dalam
pencapaian tujuan, memimpin
jalannya TAK
- Menetapkan tujuan dan
peraturan kelompok
- Memfasilitasi setiap anggota untuk
mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikan
umpan balik
- Sebagai role model
- Memberi motivasi anggota
mengemukakan pendapat dan
memberi reinforcement positif
- Evaluasi tindak lanjut
2) Tugas Co. leader
- membantu leader dalam
pengorganisasian anggota
kelompok
- Mengingatkan pemimpin bila
diskusi menyimpang
- Bersama leader menjadi
contoh bentuk kerjasama yang
baik
3) Tugas fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memberikan stimulus dan motivasi
kepada klien anggota kelompok
untuk mengikuti berlangsungnya
TAK
- Mengikuti arahan dari leader
dalam mengikuti kegiatan
kelompok
4) Tugas observer
- Mencatat serta mengamati respon
klien (dicatat pada format yang
tersedia), dinamika jalannya
TAK, keadaan peserta (aktif,
pasif, kooperatif)
- Mengawasi berlangsungnya TAK
dari mulai persiapan, proses hingga
penutupan
- Memperikan umpan balik kepada
leader, co-leader, fasilitator
tentang jalannya TAK
3. Setting Tempat

P P P P

F
MEJ
L O

CL

Keterangan Gambar:
L : Leader
CL : Co. Leader
F : Fasilitator
P : Pasien
O : Observer
E. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a. Memanggil pasien
b. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau pasien yang lain
2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama pasien
b. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu pasien boleh kembali lagi
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat
b. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain
c. Klien mampu mengenal dirinya
2. Kriteria anggota
a. Klien dengan gangguan orientasi realita yaitu waham
b. Klien yang kooperatif dengan riwayat waham
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
d. Klien yang sehat fisik
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi
3. Nama klien dan ruangan
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah:
Berikut adalah nama-nama klien yang mengikuti pelaksaan terapi aktivitas
kelompok yaitu:
Ny. D
Ny. P
Tn. H
Ny.
M
4. Alat
a. Papan nama sejumpah klien dan perawat yang ikut TAK
b. Spidol
c. Bola
d. Sound sistem
5. Metode dan Media
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
6. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1). Memilih klien sesuai indikasi
2). Membuat kontrak dengan klien
3). Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1). Salam Terapeutik

Salam dan terapis pada

klien 2). Evaluasi/Validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

3). Kontrak

a). Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang

b). Terapis menjelaskan aturan main berikut

c). Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus


minta ijin kepada terapis

d). Lama kegiatan 45 menit

e). Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

c. Tahap kerja

1). Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien

2). Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap,


nama panggilan, dan asal

3). Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan


di papan nama yang dibagikan

4). Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara


berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
5). Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan
dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu
klien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang
memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,
asal, dan hobi dari klien yang lain. (minimal nama panggilan).

6). Terapis memutar tape recorder dan menghentikan. Saat musik


berhenti klien sedang memegang bola tenis menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, nama asal, dan hobi dari klien yang lain.

7). Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran

8). Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan


mengajak klien lain untuk bertepuk tangan

d. Tahap

terminasi 1).

Evaluasi

a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan

kelompok 2). Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama


panggilannya.

3). Kontrak yang akan datang

a) terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang


yaitu “mengenal tempat”

b) Menyepakati waktu

e. Evaluasi dan dokumentasi

1). Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, Khususnya pada


tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang,
kemampuan klien dengan diharapkan adalah dapat menyebutkan
nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain. Formulir evaluasi sebagai
berikut.
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Menyebutkan nama
klien
2 Menyebutkan nama
panggilan klien lain
3 Menyebutkan asal
klien lain
4. Menyebutkan hobi
klien lain
Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Unruk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama,
panggilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda centang jika klien mampu
dan tanda x jika klien tidak mampu.
Dokumentasi :
Dokumentasi pada cacatan proses keperawatan tiap klien contoh : klien
mengikuti TAK orientasi realitas orang. klien mampu menyebutkan nama
panggilan, asal, dan hobi klien lain di sebelahnya anjurkan klien mengenai klien
lain di ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul.2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktek Klinik.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Damaiyanti, M. 2020. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung:


Rafika Aditama

Iyus, Yosep. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Rafika Aditama

Keliat, Budi.2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Keliat, Budi, dkk.2004. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Koplan, Hardo, dkk.1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.Jakarta: Widya Medika

Maratih, Ayu.2008. Psikiatri Komprehensif. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai