FARMAKOLOGI OBAT VASOAKTIF Key
FARMAKOLOGI OBAT VASOAKTIF Key
A. Pendahuluan
Syok sirkulasi didefinisikan sebagai tidak adekuatnya oxygen delivery ke
jaringan, terutama pada situasi pasien dengan hipotensi. Definisi terkini dari hipotensi
bervariasi, tetapi tekanan darah sitolik < 90 mmHg dan atau Mean arterial blood pressure
(MAP) <60- 70 mmHg merupakan definisi yang dapat diterima. Jika syok sirkulasi tidak
dikoreksi dengan cepat, maka hipoksia jaringan dan kematian sel akan terjadi. Mortality
yang berkaitan dengan syok sirkulasi di perawatan intensif bervariasi antara 16% pada
trauma/syok hipovolemik, 48% pada syok kardiogenik dan hingga 60% pada syok sepsis.
Tujuan resusitasi untuk mempertahankan delivery oxygen ke organ pada semua tipe syok
sirkulasi dibagi menjadi 2 tahapan meliputi:
Resusitasi primer: tujuan adalah secara cepat mengembalikan tekanan perfusi organ
secara normal dengan MAP> 60-65 mmHg
Resusitasi sekunder: secara cepat mengembalikan delivery oksigen ke jaringan.
MAP >60- 65 mmHg harus dicapai pada resusitasi primer untuk mempertahankan perfusi
serebral dan koroner, MAP adalah produk dari Cardiac Output dan SVR, sehingga secara
transient meningkatkan SVR dengan vasopresor untuk mencapai MAP >60-65 mmHg dapat
diterima sambil resusitasi sekunder dilakukan termasuk memastikan status volume yang
adekuat. MAP <5O mmHg pada pasien dengan komorbid dapat menyebabkan dengan cepat
terjadinya henti jantung. Keberhasilan terapi dengan penggunaan obat - obatan vasoaktif
sangat tergantung dengan kemampuan secara cepat untuk menentukan diagnosis etiologi dan
patofisiologi dari syok sirkulasi dan farmakologi agent vasoaktif.
1
Delvi
Abnormalitas pada komponen variabel di atas dapat menyebabkan hipoksia jika terjadi
kegagalan mekanisme kompensasi tubuh.
Stroke volume: ditentukan oleh, preload, afterload dan kontraktilitas
Kontraktilitas adalah kemampuan jantung untuk berkontraksi independen
dengan preload dan afterload (kontraksi jantung dapat menurun akibat, asidosis,
hipoksia atau hipokalsemia, dan dapat ditingkatkan dengan pemberian inotropik
posistif seperti dobutamin).
Afterload adalah tekanan yang melawan kontraksi jantung, hal ini ditentukan
oleh tonus simpatis, volum dan tekanan ventrikel, sistem renin-angiotensi-
aldosteron dan aktifitas baroreseptor.
Preload dihubungkan dengan volume saat akhir diastolik juga tekanan vena central
B. Mekanisme Aksi
Obat vasoaktif digunakan untuk meningkatkan perfusi dan oksigenasi jaringan.
Obat vasoaktif bekerja pada berbagai reseptor pada tubuh untuk menghasilkan efeknya.
Beberapa obat bekerja pada lebih dari satu reseptor untuk menghasilkan efek yang
multipel. Obat vasoaktif meliputi inotropik dan vasopressor. Sangat sedikit obat -
obatan yang bersifat inotropik murni atau vasopressor murni.
Inotropik berefek pada reseptor β1 bersifat lnotropik positif meningkatkan
kontraktilitas jantung.
Vasopressors menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah (kebanyakan bekerja
pada aktivasi reseptor α1) sehingga meningkatkan tekanan arteri rerata (Mean
Arterial Pressure-MAP) dan tekanan sistemik vaskuler (Systemic Vascular
Resistance-SVR).
2
Delvi
Beta (β1 and β2) receptors
Stimulasi reseptor β1 and β2 melalui Gs proteins akan mengaktifkan adenylate cyclase, yang
akan meningkatkan cyclic AMP (cAMP).
Beta-1 (β1) receptors: Reseptor ini terdapat pada miokardium. Stimulasi β1 akan
meningkatkan cAMP dan selanjutnya konsentrasi kalsium intraseluler yang
meningkatkan kontraktilitas miokard dan heart rate. Reseptor β1 juga akan
mengaktifkan renin dari juxtaglomerular di ginjal, dan melepaskan aldosteron dan
meningkatkan reabsorpsi natrium dan air.
Beta-2 (β2) receptors: Reseptor ini terdapat pada vaskuler dan otot polos
bronkhial. Aktivasi reseptor β2 akan menstimulasi dilatasi dari otot polos
bronkhial dan vasodilatasi pada pembuluh darah pada otot skelet dan menurunkan
vaskular sistemik.
Indikasi
Jika optimalisasi resusitasi cairan, oksigen dan ventilasi gagal untuk mengembalikan
cardiac output maka tatalaksana menggunakan obat vasoaktif harus dipertimbangkan.
Dalam penggunaan obat vasoaktif, efek samping pada perfusi myokardial, kebutuhan
oksigen dan perfusi organ harus dipertimbangkan. Perfusi organ terminal dapat terganggu
akibat pemberian agen vasoaktif terlalu banyak. Kebutuhan oksigen myokardial
meningkat akibat takikardia yang terjadi untuk mengkompensasi cardiac output.
Memulai terapi menggunakan obat vasoaktif pada pasien dengan penurunan volume
(hipovolemia absolut atau relatif) tanpa diikuti resusitasi cairan yang adekuat memiliki
3
Delvi
konsekuensi yang fatal pada pasien. Pada dosis tinggi, efek yang merugikan akan muncul
sehingga kombinasi dari obat vasoaktif dengan sifat farmakologi yang berbeda munkgin
diperlukan untuk mendapatkan efek yang optimal.
4
Delvi
1. EPINEFRIN
Mekanisme Aksi
Epinefrin mengaktifkan seluruh reseptor adrenergic: α1, α2, β1, β2 dan β3. Meningkatan
kontraktilitas dan HR pada semua dosis, tetapi SVR dapat turun, stabil atau meningkat
secara dramatis tergantung dosis. CO biasanya meningkat tetapi pada peningkatan dosis
tinggi, aktivasi α1 reseptor dapat menyebabkan vasokonstriksi hebat dapat menyebabkan
penurunan SV karena afterload yang tinggi.
Indikasi
Epinefrin digunakan secara intravena dalam keadaan yang mengancam jiwa,
termasuk pengobatan henti jantung, kolaps pembuluh darah dan anafilaksis.
Bronkospasme juga dapat diobati dengan pemberian subkutan. Selain memiliki
efek langsung pada saluran pernafasan, epinefrin dapat menurunkan pelepasan
antigen yang diinduksi zat bronchospastic endogen dari sel mast dan sangat
berguna dalam reaksi anafilaksis.
Pemilihan dosis dan rute pemberian ditentukan oleh indikasi penggunaan dan
kegawatdaruratan
Cara Pemberian
IV (vena sentral); melalui pipa endotrakeal (cepat diserap oleh mukosa trakea), SC.
Penggunaan Klinis
SC (subcutaneous): 10 mcg / kg (maksimal 400 mcg atau 0,4 ml 1: 1000) untuk
pengobatan ringan sampai sedang, reaksi alergi atau bronkospasme.
IV: Dosis rendah sampai sedang (untuk shock, hipotensi): 0,03-0,2 mcg / kg bolus
(IV), kemudian infus di 0,01-0,30 mcg /kg/ menit.
Dosis tinggi (untuk serangan jantung, resusitasi): 0.5- 1,0 mg IV bolus; pediatrik: 5
sampai 15 ug / kg
Dosis yang lebih besar digunakan ketika dosis awal tidak adekuat
Dosis resusitasi epinefrin dapat menyebabkan hipertensi, stroke, atau infark miokard.
Pemberian awal epinefrin melebihi dosis 150 ng/kg (nano gram/kg) atau (10 mcg pada
dewasa} IV sebaiknya hanya diberikan pada pasien dengan hipotensi berat
Perhatikan tanda-tanda vasokonstriksi berlebihan. Memonitor SVR, urine dan perfusi
ekstremitas.
Sangat tepat memberikan dosis 1 mg epinefrin IV / 10 setiap 3 sampai 5 menit
selama henti jantung pada pasien dewasa (Kelas IIb). Dosis tinggi dapat diindikasikan
5
Delvi
untuk mengobati masalah tertentu, seperti overdosis beta-blocker atau calcium
channel blocker. Jika akses IV / 10 tertunda atau tidak dapat dipasang, epinefrin
dapat diberikan melalui rute endotrakeal dengan dosis 2 sampai 2,5 mg.
Keuntungan Efek yang tidak diinginkan
1. Obat ini langsung bekerja; efeknya tidak 1. Takikardia dan aritmia
tergantung pada peelepasan NE 2. Iskemia organ, terutama ginjal, dapat
Endogen mengakibatkan vasokontriksi sekunder.
2. Kemampuan stimulasi α dan β Urine output harus diawasi secara ketat.
adrenergic menghasilkan efek maksimal 3. Bisa terjadi vasokontriksi paru yang
yang besar dan memberikan menyebabkan hipertensi pulmonal dan
peningkatan setara dalam SV, mungkin gagal jantung kanan;
mengurangi Takikardi setelah operasi pemberian vasodilator dapat mencegah
jantung dibandingkan dopamine atau keadaan ini.
dobutamine. 4. Resiko iskemia miokard. Inotropic
3. Merupakan inotropic kuat dengan positif dan takikardia meningkatkan
variable (dan dapat disesuaikan) α- kebutuhan oksigen miokard dan
adrenergik efek. Efek Lusitropic (β1) mengurangi suplai oksigen.
meningkatkan relaksasi laju ventrikel 5. Ekstravasasi dari IV kanula perifer
relaksasi. dapat menyebabkan nekrosis; dengan
4. Jika BP naik, takikardia dapat demikian, vena sentral lebih baik.
berkurang karena stimulasi vagal 6. Dapat menyebabkan peningkatan
refleks. glukosa darah dan laktat. Hal ini
5. Merupakan bronkodilator yang efektif ditekankan pada penderita diabetes.
dan stabilizier sel mast, berguna untuk 7. Terjadi peningkatan K+ dalam plasma
terapi utama bronkospasme berat, karena hepatic release diikuti oleh
anafilaksis atau reaksi anafilaksis. penurunan K+ karena pengambilan otot
skeletal.
Kontraindikasi
Kontraindikasi relatif meliputi usia lanjut, takikardi, hipertensi, dan penyakit koroner.
Absorpsi epinefrin subkutan sangat lambat karena vasokonstriksi intens lokal, dan efek
dari dosis subkutan yang sangat besar dari 0,5 sampai 1,5 mg kira-kira setara dengan
infus intravena 10 sampai 30 mg / menit. lnjeksi epinefrin intravena dalam dosis yang
sesuai pada pemberian subkutan dapat mengakibatkan aritmia ventrikel yang
mengancam jiwa, hipertensi, dan pendarahan otak.
6
Delvi
2. EPHEDRINE
Mekanisme Aksi
Ephedrine menstimulasi reseptor α dan reseptor β dengan aksi langsung dan tidak langsung.
Hal ini terutama sebuah aksi pressor tidak langsung yang menghasilkan efek dengan
menyebabkan pelepasan NE. Tachyphylaxis berkembang pesat dan mungkin terkait dengan
berkurangnya penyimpanan NE dengan injeksi berulang.
Ephedrine
Hr Sedikit meningkat
Contractility Meningkat
CO Meningkat
BP Meningkat
SVR Sedikit meningkat
Preload Meningkat (memobilisasi dari organ visceral dan bagian bawah tubuh)
Pertimbangan Klinis
Efek kard iovaskul ar efedrin serup a dengan epinefrin: peningkatan tekanan darah,
denyut jantung, kontraktilitas, dan cardiac output. Demikian juga, efedrin juga golongan
bronkodilator.
Sifat agonis tak langsung efedrin mungkin karena stimulasi pusat, pelepasan perifer
postsynaptic norepinefrin, atau penghambatan reuptake norepinefrin.
Efedrin umumnya digunakan sebagai vasopressor selama anestesi. Dengan demikian,
administrasi harus dilihat sebagai ukuran sementara dan penyebab hipotensi
ditentukan dan diperbaiki.
Indikasi
Hipotensi karena SVR rendah atau CO rendah, terutama jika HR rendah, dan
terutama dengan anestesi spinal atau epidural.
Terapi Sementara hipovolemia sampai volume sirkulasi darah dipulihkan,
meskipun, seperti disebutkan sebelumnya, pada vasokonstriktor umum tidak
menggantikan pengobatan definitive hypovolemia.
Depresi miokard transient dari overdosis anestesi umum
7
Delvi
Rute Pemberian: IV, IM, Subkutan (SC), melalui mulut (PO)
Dosis
Pada orang dewasa, efedrin diberikan sebagai bolus 2,5-10 mg; pada anak-anak
diberikan sebagai bolus 0,1 mg / kg. Dosis berikutnya meningkat untuk mengimbangi
perkembangan tachyphylaxis, yang mungkin karena berkurangnya penyimpanan
norepinefrin. Efedrin tersedia dalam 1 ml ampul yang mengandung 25 atau 50 mg.
3. DOBUTAMINE
Mekanisme Aksi
Dobutamine merupakan beta agonis, memiliki efek pada sistem kardiovaskular dengan
meningkatkan kontraktitas jantung sehingga dapat meningkatkan cardiac output. Terjadi
penurunan pada tekanan pembuluh darah perifer disebabkan oleh aktivasi dari beta-2
dan biasanya mencegah peningkatan tekanan darah arteri yang berlebihan. Tidak terjadi
peningkatan denyut jantung yang signifikan dibanding beta agonis lainnya. Efek
menguntungkan pada keseimbangan oksigen miokard membuat dobutamin merupakan
pilihan yang baik untuk pasien dengan kombinasi gagal jantung kongestif dan penyakit
arteri koroner, terutama jika tekanan pembuluh darah perifer dan denyut jantung
mengalami peningkatan sebelumnya.
Indikasi
Cardiac Output yang rendah (shock kardiogenik), terutama dengan peningkatan SVR
atau PVR
Masalah pompa jantung (CHF, kongestif pulmonal), dengan tekanan darah
sistolik >100 mmHg dan tidak ada gejala shock
8
Delvi
Dosis
Dosis Dobutamin: intravena 2-20µg/kg/min. Pada beberapa pasien berespon dengan
dosis initial 0,5µg/kg/min dan pada dosis yang rendah tidak terjadi peningkatan nadi.
Pemberian hanya secara intravena.
Kontraindikasi: Hindari tekanan darah < 100 mmhg dan tanda shok
4. DOPAMIN
Aksi
Dopamin adalah prekursor katekolamin untuk NE dan epinefrin ditemukan di saraf
terminal dan medula adrenal. Dopamin bekerja pada α - adrenergik , β - adrenergik , dan
reseptor dopaminergik. Dopamin juga melepaskan norephinephrine yang memiliki efek
kerja baik direk dan indirek. Efek klinis dopamin (DA), merupakan direk dan indirek
adrenegic agonis non selektif, sangat tergantung pada dosis.
Indikasi
Hipotensi karena CO rendah atau SVR rendah dengan tekanan darah Systolic 70-100
mmHg dengan tanda dan gejala syok.
Terapi sementara hipovolemia sampai volume sirkulasi darah dipulihkan
(tetapi dopamin tidak menggantikan atau menunda pengobatan utama hipovolemia)
Gagal ginjal atau insufficiensi (secara luas digunakan untuk tujuan tersebut tetapi
sedikit evidance base).
Obat lini kedua untuk symptomatic bradycardia (setelah atropine).
9
Delvi
Dosis & Kemasan
DA digunakan sebagai infus kontinyu (400 mg 1000 ml D5W; 400 mcg/ml) dengan
kecepatan 1-20 mcg/kg/min. Secara umum diproduksi dalam kemasan 5-ml ampules
berisi 200 or 400 mg DA (Morgan, 2006)
Dopamine
Dosis Receptor teraktivasi Efek
(mcg/Kg/min)
1-3 Dopamainergic (DA₁) Increased renal and mesenteric blood flow
3-10 β₁ + β₂ (plus DA₁) Meningkatkan Hr, kontraktilitas, dan CO;
menurunkan SVR; PVR mungkin meningkat
pada awal yang disebabkan vasokontriksi
>10 α (plus β plus DA₁) Meningkatkan SVR, PVR; menurunkan renal
blood flow; meningkatkan HR, aritmia.
Meningkatkan afterload yang menurunkan
CO
10
Delvi
5. NOREPINEFRIN
Mekanisme Aksi
Bekerja langsung pada reseptor α1 dan α 2 adrenergik, dan merupakan β1 agonis.
Stimulasi langsung reseptor α1 disertai tidak adanya aktifitas β2 akan mencetuskan
vasokonstriksi arteri dan vena, aktifitas β1 akan meningkatkan kontraktilitas myokard
sehingga akan meningkatakan tekanan darah. Namun peningkatan after load dan reflek
bradikardi dapat mencegah peningkatan cardiac output. Venous return ditingkatkan
oleh konstriksi vena.
Indikasi
Kolaps nya vaskuler perifer sehingga perlu meningkatkan SVR (syok septic,
vasoplegia pada pasien post cardiopulmoner bypass.
Kondisi dimana diperlukan penigkatan SVR bersamaan dengan stimulasi cardiac.
Dosis:
lnfus kontiniu 2-20mcg/min atau 0,4-4mcg/kg/min.
Batasi penggunaan pada oliguria dan asisdosis metabolik
11
Delvi
RUMUS PEMBERIAN OBAT
MELALUI SYRINGE PUMP
1. DOPAMIN
Misalnya : Doperba dan Dopamain Guilini
Sediaan 1 Ampul = 5 atau 10 cc = 200 mg
INDIKASI
Shock yang berhubungan dengan CRF,
INFARK MIOCARD, RENAL FAILURE
DOSIS
I. RINGAN : 3-5 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Mengsktifksn reseptor dopamine
dan vasodilator ginjal.
II. SEDANG : 5-10 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Meningkatkan Blood Presure,
mengaktifkan β reseptor, meningkatkan
kontraktilitas dan meningkatkan Cardiac
Output.
III. BERAT : 10-20 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Vasokonstriksi vena dan arteri
dan mengaktifkan reseptor α
EFEK SAMPING
Mual, muntah, Aritmia dan Diare
Observasi vital sign dan intake output
12
Delvi
RUMUS PEMBERIAN
2. DOBUTAMIN
Misalnya : Dobutrec, Dobujeck dan Dobutel
INDIKASI
CHF DAN SHOCK
FUNGSI
Bekerja pada β 1 dan meningkatkan
kontraktilitas
DOSIS
2-20 µG/kgBB/menit
13
Delvi
RUMUS PEMBERIAN
3. NITROGLISERIN (NTG)
SEDIAAN 1 Ampul = 10 mg
DOSIS = 5-200 µg/menit
RUMUS PEMBERIAN
DOSIS DIMINTA X 60
JUMLAH PENGENCERAN
15
Delvi
4. HEPARIN
SEDIIAN : 1 Flacon/Vial = 25000 unit = 5 cc
Jadi 1 cc = 5000 unit
RUMUS PEMBERIAN
DOSIS DIMINTA
JUMLAH PENGENCERAN
5. ADRENALIN
Misalnya : Epineprin
SEDIAAN : 1 Ampul = 1 mg
INDIKASI
CARDIAC ARREST, VF halus dan VT tanpa nadi.
FUNGSI
Sebagai Stimulus Reseptor Adrenergic.
DOSIS
0,05 µg/kgBB/menit (4-8 Ampul dalam 50 cc Nacl)
RUMUS PEMBERIAN
6. NORADRENALIN
Misalnya : Levoped, Levosol dan Vascon
SEDIAAN
1 cc = 1 mg
INDIKASI
Hipotensi berat dengan tahanan perifer total
yang menurunkan dosis.
FUNGSI
Vasokonstriktor yang meningkatkan BP dan
Inotropik yang kuat (Stimulator reseptor β)
DOSIS
0,05 µg/kgBB/menit
RUMUS PEMBERIAN
17
Delvi
CONTOH : Berikan 0,01 µg/kgBB/menit dengan
sediaan vascon 4 ml (4 mg) dalam 50 cc Nacl
dengan BB 40 kg ?
Cara : Jumlah Pengenceran = 4 mg = 0,08 mg
50 cc
= 80 µg/cc
Jadi : 0,01 µg x 40 kg x60 = 0,3 cc/jam
80 µg/cc
18
Delvi
7. CORDARONE
Misalnya : Amiodarone
INDIKASI
Antiaritmia
SEDIAAN
1 Ampul = 3 cc = 150 mg
RUMUS PEMBERIAN
DOSIS DIMINTA
JUMLAH PENGENCERAN X JAM PEMBERIAN
CONTOH :
1. Jika dosis sediaan Cordarone 600 mg dalam 50
cc Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam ?
Cara : Jumlah Pengenceran = 600 mg = 12 mg/cc
50 cc
Jadi : 300 mg = 1,25 cc/jam
12 mg/cc x 20 jam
2. Jika sediaan Cordarone 300 mg dalam 50 cc
Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam ?
Cara : Jumlah Pengenceran = 300 mg = 6 mg/cc
50 cc
Jadi : 300 mg = 2,5 cc/jam
12 mg/cc x 20 jam
19
Delvi
8. LASIK
Misalnya : Furosemide dan Farsix
SEDIAAN
1 Ampul Lasix =20 mg = 2 cc
1 cc = 10 mg
12 Ampul = 240 mg dioplos dengan 50 cc Nacl
RUMUS PEMBERIAN
DOSIS DIMINTA
JUMLAH PENGENCERAN
20
Delvi
KOREKSI HASIL LABORATORIUM
A. KOREKSI ALBUMIN
Volume darah untuk anak-anak : BB x 85 cc
Volume darah untuk dewasa : BB x 75 cc
Albumin yang normal dalam tubuh 3,2-4,5 dalam 100 cc darah,
ambil rata-rata 3,2
RUMUS :
(ALBUMIN NORMAL (3,2) – ALBUMIN PASIEN) X (BB X VOL.DARAH)
100
Contoh :
Albumin pasien 2,5 gr dengan BB 50 kg
Jawab: 3,2 – 2,5 x ( 50 x 75 ) = 26 gr
100
Fungsinya : untuk menarik cairan yang ada di extravascular
ke intravascular
Komposisi :
Dalam 100 cc albumin 25 % mengandung 25 gr albumin
Dalam 100 cc albumin 20 % mengandung 26,5 gr albumin
Dalam 50cc albumin mengandung 12,5 gr albumin
B. KOREKSI HEMAGLOBIN
RUMUS :
1. WHOLE BLOOD (WB) : ∆ Hb X BB X 6
2. PACKED CELL (PRC) : ∆ Hb X BB X 3
21
Delvi
Contoh :
Hb yang diinginkan 10 dan Hb hasil lab 7 jadi ∆ Hb = 10 – 7 =
3 dan BB 60 kg.
Untuk WB : 3 x 60 x 6 = 1040 cc
Untuk PRC : 3 x 60 x 3 = 540 cc
C. KOREKSI BICNAT/MEYLON
INDIKASI
Asidosis Metabolic
Acid Intoksikasi
Mostion Sickness
Vomiting Inpregnancy
DOSIS
1. Secara Blind tanpa ada hasil ASTRUP/AGD
1 Meq/kgBB, dimulai 50 Meg lalu 25 Meq tiap 10 menit.
2. Ditentukan dengan hasil BE pada hasil lab Analisa Gas
Darah
RUMUS :
A) BE X kgBB
6
B) HCO3 NORMAL- HCO3 PASIEN X kgBB X 0,4
22
Delvi
E. KOREKSI HIPOKALEMI
NILAI KALIUM NORMAL = 4,5 Meq/dl
RUMUS :
NILAI KALIUM NORMAL – NILAI KALIUM PASIEN X kgBB
3
CONTOH :
Nilai Kalium pasien = 2,5 Meq/dl bb pasien 50 kg
Jawab : 4,5 – 2,5 x 50 = 33,3 Meq KCL
3
Artinya : pasien diber Kalium ( Pottasium ) sebanyak 33,3
Meq diberikan dengan drip selama 2-4 jam dalam 100-250
Nacl 0,9 % atau D5%W. periksa ulang Elektrolit setelah 1-2
jam pemberian.
F. KOREKSI HIPERKALEMIA
A. DEX 5 % + ACTRAPID 20 UNIT DIBERIKAN SELAMA 6
JAM PERIKSA ULANG GDS.
B. BICNAT 1 Meq/kgBB/JAM
C. THERAPI LASIX 1 ATAU 2 AMPUL DAN LIHAT
KONDISI PASIEN
G. KOREKSI HIPONATREMIA
23
Delvi
H. KOREKSI HIPERNATREMIA
Cairan yang dibutuhkan tubuh = kgBB x 0,6 = …… Liter
Natrium yang normal x cairan yang dibutuhkan =… Liter
Natrium pasien
Hasil I – Hasil II = ……….. Liter
Diberikan setengahnya habis dalam 10 jam
Bisa memakai cairan NS, Dex 5 % atau RL
Bila memakai Dex 5 % cek gula darah tiap 4 jam
Elektrolit di cek tiap 4 jam
Contoh :
BB pasien 60 kg, Natrium 170
Jawab :
I. Cairan yang dibutuhkan tubuh = 60 x 0,6 = 36 Liter
II. 140 x 36 Liter = 29,6 Liter
170
III. 36 Liter – 29,6 Liter = 6,4 Liter
Diberikan setengahnya.
I. SEDASI-RELAXAN
1. Sedasi
Midazolam : Hipnos, Miloz, Dormicum, Anasfar.
Golongan Benzodiazepam yang larut dalam air
dan mempunyai masa kerja yang pendek yang
menjadi senyawa lipolitik didalam darah dan
dapat menembus susunan syaraf pusat. Untuk
pemakaian jangka pendek.
Sediaan : 1 amp = 3cc = 5 mg/cc
1 amp = 5cc = 1 mg/cc
Indikasi : Anastesi
Fungsi : Melemaskan otot-otot pernafasan
Dosis : 1-5 mg/jam
Saat pemberian / drip sediaan tidak
diencerkan
2. Relaxan
Notrixum : Atracurium besylate
Sediaan : 1 amp = 5cc = 10 mg/cc
24
Delvi
Indikasi : Biasanya diberikan pada pasien
yang menggunakan ventilator
( knock down ) diberikan saat
fighting
Fungsi : Untuk melumpuhkan otot
Pernafasan
Dosis : Bolus = 25 mg/2,5 cc bila pasien
fighting
Drip : 10-20 mg/1-2 cc/jam sesuai
kebutuhan
J. HYPERTENSI
1. Catapres
Sediaan : 1 amp = 150 mcg = 1cc
Indikasi : Semua bentuk hipertensi kecuali
Peokromositomatik
Dosis : 1 µg/kgBB/jam
2. Nitrogliserin
Sediaan : 1 amp = 10 mg = 10 cc
Indikasi
Dosis : 5-200 µg/kgBB/mnt
Rumus : DOSIS X 60
PENGENCERAN
3. Lidocain : Lidocain, Xylocard
Sediaan : Lidocain : 1 amp = 2cc = 40 mg
Xylocard : 1 amp = 5cc = 100 mg
1 amp = 5 cc = 500 mg
Indikasi :
Dosis : Bolus 1 mg/kg BB
Rumus : Maintenance 1 X 60
PENGENCERAN
4. Amiodaron : Cordaron
Sediaan : 1 amp = 3 cc = 150 mg
Indikasi : Anti aritma
Dosis :
Rumus : Keb/24 jam
25
Delvi
DRUGS EMERGENCY
26
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
11 CLONAZEPAM Terapi anti kejang Terapi antikejang 0.01 - 0.02 mg/kg IV
dengan kecepatan 0.5 mg/menit sampai
dosis total suhu 4 mg
12 CLONIDINE Hipertensi Urgensi 0,1 - 0,2 mg PO
13 DANTROLEN Hipertermia Malignant Dosis awal 2,5 mg/kgBB bolus IV. Dosis
lanjutan titrasi sesuai heart rate, rigiditas
otot dan temperatur hingga maksimal 10
mg/kg. Tiap vial berisi 20 mg, setiap vial
harus dilarutkan dengan 60 cc air steril.
Pasca komplikasi: ulangi pemberian
dantrolene, 4 mg/kg/hari dengan dosis
terbagi selama 48 jam, hentikan jika tidak
terjadi rekurensi.
5-10 mg IV
lntravena: 0.2 mg / kg i.v. dengan
kecepatan 5 mg / menit sampai dengan
dosis maksimal 20mg
17 DIPENHIDRAMIN Terapi lanjutan reaksi 1 mg/KgBB, maksimal dosis 50 mg
anafilaksis
18 DILTIAZEM Aritmia 0,15-0,25 mg/kgBB bolus diikuti infus 5-
15 mg/jam
27
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
22 EPINEFRIN Anafilaksis 0,1-1 mcg/kgBB bolus IV (1:10.000)
titrasi dan ulangi dosis tiap 5 menit
sesuai dengan hemodinamik jika
pasien hipotensi. Jika tidak respon
atau hemodinamik tidak stabil,
berikan infus inisiasi 10-20 mcg/menit
untuk mempertahankan tekanan
darah (1 mg adrenalin 1: 1000 dalam
100 ml normal saline, tetesan 60-120
ml/jam) titrasi sesuai respon pasien
Bradikardi tidak stabil, 10-100 mcg bolus IV dan eskalasi
hipotensi berat dosis sesuai respon pada kondisi
yang mengancam jiwa. lnfu s IV 2 -
10 mcg/menit bila respon tidak efektif
Bronkopasme berat 10-100 mcg titrasi sesuai respon dan
hemodinamik, dilanjutkan dengan
infus 0.1 mcg/kgBB/menit
Bronkopasme yang 5 mg (5 ml) 1:1000 nebulizer
menetap pada reaksi
anafilaksis
Henti jantung Dewasa: 1mg IV, anak: 0,01 mg/kg
(0,1 ml / kg konsentrasi 1:10.000).
Ulangi setiap 3-5 menit.
28
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
27 FOSFOFENITOIN Status epilepticus 15 - 20 fenitoin setara (PE) mg/kg
IV (Dewasa ≤ 150 mg/in; anak ≤ 3
mg/kg per menit). (dosis
tambahan 5 mg/kg IV, dengan
dosis maksimum 30 mg/kg dapat
diberikan untuk kejang persisten).
29
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
30
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
41 MANITOL 25% Force diuresis 0,5 gram / KgBB (dalam 5-15 menit
31
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
32
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
Hipervolemia merupakan
konsekuensi dari terapi alkaline,
berikan loop diuretik
33
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
34
Delvi
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
35
Delvi