Anda di halaman 1dari 16

Pengertian E-Commerce

Apa Itu E-commerce ?


E-commerce (Elektronik Commerce) / Perdagangan Secara Elektronik adalah aktivitas penyebaran,
penjualan, pembelian, pemasaran produk (barang dan jasa), dengan memanfaatkan jaringan
telekomunikasi seperti internet, televisi, atau jaringan komputer lainnya.

Jenis – jenis E-Commerce

1. Business-to-Business (B2B)
Business to Business yaitu penjualan produk atau jasa yang diberikan oleh satu bisnis dan
diperuntukan untuk bisnis lainnya, bukan kepada konsumen.

Contohnya : Jika Anda menjalankan bisnis yang menjual bahan pakaian dan Anda melakukan
penjualan ke store-store atau bisnis fashion yang ada.
Inilah yang disebut dengan B2B karena bisnis atau jasa Anda diperuntukkan untuk perusahaan
lain, bukan langsung kepada perorangan atau grup. 

Umumnya e-commerce dengan jenis ini dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data
Interchange) dan email dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau
pengiriman dan permintaan proposal bisnis.

EDI (Electronic Data Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam format
standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya, dalam bentuk
elektronik.

2. Business-to-Consumer (B2C)
Business to Consumer yaitu bisnis yang melakukan pelayanan atau penjualan barang atau jasa
kepada konsumen perorangan atau grup secara langsung.Bisnis jenis ini berhubungan langsung
dengan konsumen bukan perusahaan atau bisnis lainnya.

Jenis ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga lebih menyebar secara tak merata atau
bahkan bisa terhenti.
 

Jenis e-commerce ini berkembang dengan sangat cepat karena adanya dukungan munculnya
website serta banyaknya toko virtual bahkan mal di internet yang menjual beragam kebutuhan
masyarakat.

Contohnya Bhinneka , Berrybenka dan Tiket.com.

3. Consumer-to-Consumer (C2C)
Consumer to Consumer yaitu jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi elektronik barang
atau jasa antar konsumen. Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang
menyediakan platform online untuk melakukan transaksi tersebut.

Contoh nya : Tokopedia, Bukalapak dan Lamido. Disana penjual diperbolehkan langsung
berjualan barang melalui website yang telah ada.

Namun ada juga website yang menerapkan jenis C2C dan mengharuskan penjual terlebih dulu
menyelesaikan proses verifikasi, seperti Blanja dan Elevenia.

4. Consumer-to-Business (C2B)
Consumer to Business yaitu jenis e-commerce dengan pembalikan utuh dari transaksi pertukaran
atau jual beli barang secara tradisional. Jenis e-commerce ini sangat umum dalam proyek dengan
dasar multi sumber daya.Sekelompok besar individu menyediakan layanan jasa atau produk
mereka bagi perusahaan yang mencari jasa atau produk tersebut.

Contohnya : Sebuah website dimana desainer website menyediakan beberapa pilihan logo yang
nantinya hanya akan dipilih salah satu yang dianggap paling efektif.

Platform lain yang umumnya menggunakan jenis e-commerce ini adalah pasar yang menjual foto
bebas royalty , gambar, media dan elemen desain seperti www.istockphoto.com.

5. Business-to-Administration (B2A)
B2A adalah jenis e-commerce yang mencakup semua transaksi yang dilakukan secara online
antara perusahaan dan administrasi public.

e-commerce ini melibatkan banyak layanan, khususnya di bidang-bidang seperti fiskal, jaminan
sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register, dan lainnya.

Contohnya : www.pajak.go.id, www.allianz.com dan www.bpjs-online.com.

Disana perusahaan dapat melakukan proses transaksi atas jasa yang mereka dapatkan langsung
kepada pihak administrasi . Perusahaan diharuskan untuk mengisi sejumlah persyaratan terlebih
dahulu sebelum mendapatkan layanan dan baru diteruskan dengan proses transaksi.
6. Consumer-to-Administration (C2A)
Consumer to Administration yaitu semua transaksi elektronik yang dilakukan antara individu dan
administrasi publik.

Contoh area yang menggunakan jenis e-commerce ini adalah :

 Pendidikan – penyebaran informasi, proses pembelajaran jarak jauh, dan lainnya


 Jamsostek – penyebaran informasi, pembayaran, dan lainnya
 Pajak – pengajuan pajak, pembayaran pajak, dan lainnya
 Kesehatan – janji pertemuan, informasi mengenai penyakit, pembayaran layanan kesehatan dan
lainnya

7. Online-to-Offline (O2O)
Jenis e-commerce yang menarik pelanggan dari saluran online untuk toko fisik. O2O
mengidentifikasikan pelanggan di bidang online seperti email dan iklan internet, kemudian
menggunakan berbagai alat dan pendekatan untuk menarik pelanggan agar meninggalkan lingkup
online.

Contohnya : Sebuah pusat kebugaran tidak akan bisa didirikan di ruang tamu rumahmu, namun
dengan menggunakan layanan O2O yang disediakan perusahaan seperti Groupon Inc, pusat
kebugaran tersebut bisa menyalurkan bisnis offline nya menjadi online.

Beberapa perusahaan besar dengan pertumbuhan yang cepat seperti Uber dan Airbnb juga
menjalankan bisnis mereka dengan jenis O2O.

Beberapa website di Indonesia yang menerapkan jenis O2O adalah Kudo dan MatahariMall.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan ritel besar di Amerika, Walmart.

Ruang Lingkup E-commerce

 Electronic Business : lingkup aktivitas perdagangan secara elektronik dalam arti luas.

 Electronic Commerce : lingkup perdagangan yang dilakukan secara elektronik,dimana di


dalamnya termasuk:
- Perdagangan via Internet (Internet Commerce)
- Perdagangan dengan fasilitas Web Internet (Web-Commerce)
- Perdagangan dengan sistem pertukaran data terstruktur secara elektronik(Electronic Data
Interchange/EDI).

Perbedaan antara proses perdagangan secara manual dengan menggunakan E-commerce :

Terlihat perbedaan mendasar antara proses manual dengan E-commerce. Pada proses dengan E-
commerce terjadi efisiensi pada penggunaan fax, pencetakan dokumen, entry ulang dokumen, serta
jasa kurir. Efisiensi tersebut akan menunjukkan pengurangan biaya dan waktu/kecepatan proses.
Kualitas transfer data pun lebih baik, karena tidak dilakukan entry ulang yang memungkinkan
terjadinya human error.

Diagram Alir Penggunaan Aplikasi E-Commerce


1. Instal aplikasi atau buka web E-commerce yang diinginkan
2. Setelah menginstal aplikasi atau membuka web E-commerce silahkan cari dan pilih kategori barang
atau jasa yang ingin di pesan
3. Lalu , pilih barang atau jasa yang ingin di pesan
4. Simpan identitas barang atau jasa yang akan di pesan dan di bayarkan di keranjang aplikasi atau web E-
commerce atau yang biasa di sebut shopping cart
5 . Cek dan lihat lagi daftar pesanan barang atau jasa yang akan kita pesan , apakah sudah sesuai dengan
yang kita inginkan . Pastikan juga alamat penerima sesuai dengan lokasi rumah kita agar barang yang kita
pesan tidak salah kirim atau salah alamat
6. Cetak daftar pesanan barang atau jasa yang kita pesan
7. Lihat jumlah pesanan barang atau jasa yang akan kita pesan,jika ada yang kurang atau kelebihan bisa di
ubah dan edit lagi agar sesuai dengan yang kita inginkan atau pesan
8. Check out barang atau jasa yang ingin di pesan
9. Masukan nomor kartu kredit atau pilihlah jenis transaksi lain yang kita inginkan untuk membayar
barang atau jasa yang kita pesan
10. Validasi kartu kredit oleh pihak ketiga
11. Cetak bukti nomor pesanan yang telah kita bayar untuk bukti jika kita sudah membayar pesanan itu
12.Selesai , kita tinggal menunggu barang yang kita pesan sampai atau diantarkan ke alamat rumah kita

Metode Pembayaran E-Commerce

Untuk masalah pembayaran , ada beberapa metode yang sering digunakan dalam E-Commerce , yaitu :

 Pembayaran Elektronik

Pembayaran metode ini menggunakan internet banking , kartu kredit/debit , atau dengan uang
digital yang sudah beredar seperti Go-Pay, Ovo , Link aja, Dana, Dan lainnya.

 Pembayaran Cash On Delivery ( Cash On Delivery )

Transaksi pembayaran dengan metode ini dilakukan secara langsung. Jadi Penjual dan Pembeli
akan bertemu sesuai dengan kesepakatan ( bisa juga dengan bantuan perantara kurir ), setelah
menerima barang, pembeli membayarkan uang secara tunai kepada pihak Penjual. Pembayaran
menggunakan metode ini juga dapat meminimalisir terhadap penipuan secara online.

 Pembayaran lewat Transfer

Pihak pembeli akan mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening penjual. Setelah membayar, barang
baru akan dikirim oleh penjual melalui jasa pengiriman
A. Pengertian Mobile dan Internet Banking

Mobile Banking (M-banking) adalah sebuah sistem yang diciptakan oleh bank untuk nasabah agar
dapat melakukan sejumlah aktivitas perbankan melalui ponsel/Smartphone. Penggunaan fasilitas Mobile
Banking membutuhkan nasabah untuk terkoneksi dengan internet di Smartphonenya. Nasabah juga perlu
mengunduh (download) terlebih dahulu aplikasi Mobile Banking dari bank di app-store Smartphone.
Serupa dengan Internet Banking, M-banking juga akan terkait dengan rekening nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan.
Walaupun sepintas M-banking kelihatan serupa dengan phone banking/SMS banking. Namun
sebenarnya M-banking memiliki fitur yang lebih luas daripada SMS banking. Fitur layanan dari M-
banking tidak jauh berbeda dengan Internet Banking, karena M-banking sebenarnya bagian dari Internet
Banking yang melalui Smartphone.

Internet Banking adalah sebuah layanan online yang dari perbankan yang dioperasikan menggunakan
teknologi internet dengan tujuan mempermudah nasabahnya melakukan semua transaksi perbankan. Sama
halnya dengan Mobile Banking, Internet Banking juga menggunakan koneksi internet. Perbedaannya,
Anda cukup mengakses laman situs bank saja tanpa perlu menginstal aplikasi. Kemudian, Anda dapat
mengakses internet banking lewat komputer atau laptop. Layanan bank via internet banking itu gratis.
Tidak ada biaya dan sangat mudah digunakan.
Tujuan utama dari Internet Banking ini untuk mempermudah nasabah melakukan aktivitas perbankan
tanpa harus menempuh cara tradisional, seperti mengunjungi kantor bank dan berurusan dengan petugas
bank. Layanan Internet Banking akan selalu terkait dengan rekening bank nasabah, sehingga setiap
kegiatan perbankan akan terefleksi secara langsung. Dengan adanya layanan Internet Banking, pola
interaksi bank dan nasabah menjadi lebih fleksibel. Nasabah dapat mengakses layanan Internet Banking
selama terhubung dengan internet untuk melakukan kegiatan perbankan kapanpun dan dimanapun.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi khususnya tekologi di bidang perbankan memaksa
industry perbankan untuk memformulasikan ulang strategi teknologi yang mereka terapkan untuk bisa
bersaing. Hampir semua bank di Indonesia telah menyediakan fasilitas seperti Mobile Banking ataupun
Internet Banking. Nasabah sekarang menginginkan sesuatu lebih dari sekedar layanan perbankan.
Nasabah menginginkan kenyamanan dan fleksibilitas pada produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
mereka serta mudah digunakan yang tidak bisa ditawarkan oleh perbankan tradisional.

B. Jenis transaksi dan layanan pada Mobile dan Internet Banking

 Fitur layanan dari Mobile Banking tidak jauh berbeda dengan Internet Banking, karena pada
dasarnya Mobile Banking sebenarnya merupakan bagian dari Internet Banking.
 Transfer dana antar rekening dan antarbank.
 Pembayaran tagihan rekening telepon, air, listrik, internet, kabel TV, kartu kredit dan lain-
lain.
 Pembelian pulsa telepon atau transaksi online shopping.
 Pengecekan saldo rekening dan mutasi rekening untuk tabungan, deposito, kartu kredit
ataupun rekening lainnya.
 Pengecekan kurs dan suku bunga produk bank terkini.

 Kegiatan perbankan yang dapat dilakukan pada Internet Banking.


 Transfer Dana. Termasuk transfer antar rekening, transfer antar bank domestik, daftar transfer
terjadwal.
 Pembayaran. Termasuk untuk tagihan rekening telepon, internet rumah, kabel TV, kartu
kredit, rekening listrik, air, angsuran, asuransi, lain-lain.
 Pembelian. Termasuk pulsa telepon, online shopping dan saham.
 Informasi Saldo Rekening. Termasuk pengecekan saldo rekening seperti tabungan, GIRO
atau deposito, pengecekan mutasi rekening dan pengecekan transaksi kartu kredit.
 Informasi Nilai Tukar. Termasuk kurs valuta asing dan investasi.
 Fasilitas Layanan. Termasuk layanan Notifikasi SMS, informasi suku bunga.

C. Kelebihan Mobile dan Internet Banking

 Kelebihan Mobile Banking


Berhubung kemiripan layanannya dengan Internet Banking, manfaat dan keuntungan yang dapat
diperoleh oleh nasabah hampir sama. Dengan Mobile Banking nasabah dapat menikmati
kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan secara bebas tanpa batas ruang dan waktu.
Layanan yang luas dan cakupan yang global juga membuat Mobile Banking lebih ekonomis
dibandingkan transaksi secara konvensional (kunjungi bank langsung). Mobile Banking juga
memiliki sistem perlindungan untuk menjaga keamanan transaksi nasabah.  Untuk setiap
transaksi yang dilakukan oleh nasabah maka SMS akan dikirimkan oleh bank untuk konfirmasi
aktivitas perubahan pada rekening nasabah, baik setoran atau transfer dana.

 Kelebihan Internet Banking


 Praktis dalam bertransaksi. Nasabah dapat melakukan aktivitas perbankan cukup dengan
modal komputer pribadi dan internet saja tanpa harus mengunjungi cabang bank.
 Tidak memliki batasan waktu. Nasabah dapat mengakses rekening 24 jam setiap harinya
untuk mengecek saldo atau melihat mutasi rekening, bahkan bertransaksi di luar waktu
operasi bank.
 Cakupan global. Dengan Internet Banking, nasabah dapat melakukan transaksi perbankan
dari belahan dunia manapun selama memiliki akses internet.
 Fitur layanan yang luas. Layanan yang ditawarkan dari Internet Banking berbagai macam
untuk nasabah.
 Lebih ekonomis. Nasabah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi ke cabang bank
dan hampir semua fitur gratis.
 Sistem perlindungan berlapis. Internet Banking memiliki sistem keamanan yang berlapis dan
menggunakan token PIN.

D. Kekurangan Mobile dan Internet Banking

 Kekurangan Mobile Banking


 Dari sisi keamanan. Mobile banking ternyata lebih rentan diserang penipuan yang dinamakan
“smishing.” Penyebab penipuan ini lebih banyak disebabkan oleh pengguna mobile banking
menerima SMS palsu yang menanyakan detil rekening bank dari seorang hacker yang
menyamar sebagai institusi keuangan. Modus seperti ini telah berhasil membuat banyak
orang yang terjebak dan uangnya terkuras.
 Dari sisi kompabilitas. Isu kekurangan mobile banking yang lain adalah mengenai
Kompabilitas. Untuk dapat mengakses mobile banking secara maksimal nasabah memerlukan
smartphone. Bahkan beberapa bank tidak menyediakan mobile banking untuk ponsel selain
smartphone seperti iPhone, dan Blackberry. Selain itu dukungan software mobile banking
pihak ketiga tidak selalu kompatibel bagi semua jenis smartphone. Jika nasabah tidak
memiliki smartphone, tipe dari mobile banking yang dapat digunakan biasanya terbatas
sehingga beberapa fitur tidak dapat diakses. Melakukan pengecekan rekening tabungan
melalui SMS tidak menjadi masalah, akan tetapi fitur yang lebih canggih misalnya transfer
antar rekening umumnya tidak tersedia bagi pengguna ponsel model lama sehingga tetap saja
harus menggunakan smartphone.
 Dari segi biaya. Biaya sebenarnya tidak terlalu signifikan berpengaruh jika nasabah telah
memiliki perangkat yang sesuai, namun sayangnya beberapa institusi finansial mengharuskan
pembayaran lebih untuk layanan mobile banking. Di luar itu masih ada juga biaya software.
Biaya ekstra untuk nasabah ini secara cepat bertambah, terutama ketika nasabah sering
mengakses mobile banking sehinggga menjadi tambahan pendapatn tersendiri bagi bank.

 Kekurangan Internet Banking


 Rawan pencurian dan penyadapan data. Sebagai nasabah dan juga pihak bank perlu waspada
akan kejahatan cyber oleh hacker. Kejahatan hacker terharap pencurian data nasabah di e-
banking bisa saja terjadi apabila ada keteledoran. Jadi, nasabah wajib mematuhi semua
prosedur penggunaan e-banking / internet banking yang baik sehingga lebih aman.
Sementara, pihak bank harus rajin melakukan pengawasan dan perawatan terhadap
infrastruktur teknologi informasi perbankan.
 Rawan kejahatan online dengan berbagai modus seperti teknik skimming, phising, penawaran
hadiah palsu, dsb. Jangan mudah tergiur hal yang tidak masuk akal atau iklan-iklan yang
menggiurkan.
 Rawan terkena serangan malware/virus. Ini penting sekali diperhatikan, Anda sebaiknya
menggunakan paket data atau koneksi internet yang aman agar tidak terena serangan virus.
Jangan gunakan koneksi VPN gratisan dan Wi-Fi publik sebab ada banyak virus/malware.
Pastikan smartphone/laptop Anda sudah tertanam perangkat lunak antivirus dan antimalware
supaya terhindar dari cracking.
 Tidak bisa akses Internet Banking di daerah terpecil atau sinyal koneksi internet rendah. Di
Indonesia, tentunya ada beberapa daerah yang masih belum memiliki sinyal internet yang
kuat, jadi hal ini merupakan kelemahan e-banking karena harus online untuk transaksi.

E. Ancaman keamanan yang berkaitan dengan Mobile dan Internet Banking

1. Phising
Phising adalah tindakan meminta pengguna untuk mengungkapkan informasi rahasia dengan cara
mengirimkan pesan penting palsu, dapat berupa e-mail, atau komunikasi elektronik lainnya. Pesan palsu
tersebut tampak seperti sungguhan dan meminta korban untuk segera mengirimkan informasi tertentu.
Dalam melakukan phishing, pelaku biasanya melakukan hal-hal antara lain:
 Mengirimkan pesan melalui e-mail, SMS, halaman web, atau media komunikasi elektronik
lainnya kepada calon korban yang menjadi targetnya.
 Meminta informasi personal yang sensitif, seperti user ID, password/PIN, nomor kartu kredit,
masa berlaku kartu kredit.
 Memberikan batasan waktu yang singkat. Penjahat mengarahkan korban melakukan tindakan
sebelum memikirkannya secara mendalam, sehingga mereka menciptakan suasana kegentingan
dan menginformasikan konsekuensi buruk jika tidak ditindaklanjuti.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya phishing, antara lain:
 Jangan pernah mengirimkan informasi sensitif melalui e-mail. Perlu diketahui bahwa bank tidak
akan meminta informasi sensitif melalui e-mail atau sarana elektronis lainnya yang tidak aman.
 Menggunakan anti virus yang terkini.
 Jangan mengklik link apapun pada pesan (e-mail) yang terindikasi phishing.
 Mengkonfirmasikan kepada pihak bank melalui call center yang resmi jika ada permintaan yang
mencurigakan.
 Jangan pernah memasukkan user ID dan password pada suatu halaman web yang terbuka
otomatis (pop up) atau dari link. Ketiklah alamat halaman web yang akan dibuka.
 Hati-hati mengunduh attachment e-mail karena dapat berisi virus/malware yang dapat mencuri
data sensitif.

2. Malware
Malware adalah teknik pembobolan rekening internet banking dengan memanfaatkan software jahat
(malware) yang telah menginfeksi browser internet nasabah. Malware tersebut dapat melakukan beberapa
hal sesuai keingingan pembuatnya, misalnya :
 Mencuri data user ID dan password nasaba
 Mengambil alih koneksi nasabah ke bank lalu memasukkan transaksi pemindahbukuan / transfer
dari rekening nasabah ke rekening pelaku dan mengganti halaman web di browser nasabah sesuai
keinginan pelaku.
Dalam melakukan Malware, pelaku menggunakan beberapa langkah, antara lain :
 Menyediakan program malware pada alamat web tertentu. Jika nasabah membuka web atau
mengunduh sesuatu (software, gambar, video, dll) dari web tersebut, maka malware akan masuk
ke komputer nasabah.
 Setelah malware terinstal di komputer nasabah, malware tersebut merekam apa saja yang diketik
oleh nasabah sehingga pelaku bisa mendapatkan data user ID dan password internet banking
nasabah.
 Malware mengambil alih koneksi internet banking milik nasabah lalu memasukkan transaksi
sesuai keinginan pelaku, misalnya transfer dari rekening nasabah ke rekening pelaku.
 Jika internet banking dilengkapi dengan otentikasi token, malware mengirimkan pesan palsu
kepada nasabah, meminta kode token kepada nasabah dengan alasan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya Malware, antara lain:
 Menggunakan komputer pribadi dan jaringan yang terpercaya untuk mengakses layanan internet
banking. Sebaiknya menghindari penggunaan komputer publik, misalnya di warnet, dan/atau
jaringan yang tidak terpercaya, misalnya wifi access point yang disediakan oleh kafe atau toko di
pusat perbelanjaan.
 Melengkapi komputer pribadi dengan anti virus yang terkini.
 Menghindari akses ke dan/atau mengunduh file dari alamat web yang tidak terpercaya.
 Mewaspadai permintaan informasi yang tidak wajar, misalnya permintaan untuk memasukkan
kode token melalui layar pop up.
 Segera menindaklanjuti dengan menghubungi call center resmi apabila terdapat notifikasi dari
bank mengenai adanya aktivitas pada rekening sementara nasabah tidak pernah melakukan hal
tersebut.

3. Typosite
Typosite pada layanan internet banking adalah membuat halaman web yang alamatnya mirip dengan
halaman web internet banking suatu bank. Tujuannya untuk menjebak nasabah agar memasukkan user ID,
password, dan informasi rahasia lainnya pada halaman web palsu tersebut. Selanjutnya, informasi rahasia
yang telah diperoleh, digunakan oleh pelaku untuk mengakses halaman web yang sebenarnya. Halaman
web yang dibuat oleh pelaku sangat mirip dengan halaman web internet banking bank sehingga nasabah
sulit mengenali kejahatan ini, namun biasanya halaman web tersebut tidak terkini dan tidak dapat
merespon secara interaktif, misalnya menampilkan ucapan selamat dating dengan menyebut nama
lengkap nasabah. Halaman web palsu tidak dapat menampilkan nama lengkap nasabah karena pelaku
tidak memiliki informasinya. Dalam typosite, cara yang digunakan oleh pelaku, antara lain:
 Membuat situs yang namanya mirip dengan alamat web suatu bank. Setiap orang dapat menamai
situsnya dengan nama apapun sepanjang belum ada yang menggunakannya. Misalnya, situs
resminya adalah www.ibanking-bankABC. com, sementara situs palsunya adalah www.ibank-
bankABC. com, www.ibanking-ACBbank.com, dan sebagainya.
 Menunggu hingga ada nasabah yang salah ketik sehingga masuk ke halaman web tersebut.
 Mencatat/merekam user ID dan password yang dimasukkan oleh nasabah.
 Menggunakan user ID dan password untuk membobol akun internet banking nasabah di situs
yang resmi.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya typosite, antara lain:
 Selalu memeriksa kembali ejaan nama situs, jangan sampai ada kesalahan ketik, termasuk
penggunaan sImbol.
 Mengklik View Certificate untuk melihat rincian sertifikat dan memastikan apakah alamat web
dapat dipercayai. Jika keluar pesan warning mengenai sertifikat saat mengakses server internet
banking, lebih baik tidak jadi mengakses situs tersebut atau mengecek ulang nama situs yang
telah ketikkan.
 Menghentikan aktivitas transaksi jika merasa ada yang ganjil pada halaman web yang sedang
diakses. Selanjutnya,tanyakan hal tersebut ke call center bank yang resmi.
 Membuat short cut atau menyimpan alamat situs resmi internet banking pada browser
(bookmark) sehingga nasabah dapat menggunakan short cut dan bookmark tersebut untuk
meminimalkan kesalahan pengitikan alamat situs internet banking.

4. Keylogger
Keylogger adalah suatu perangkat yang dipasang di antara keyboard dan CPU, digunakan untuk
merekam apapun yang diketikkan oleh nasabah di keyboard. Tujuannya adalah untuk mendapatkan user
ID dan password nasabah. Meskipun saat mengetikkan password yang tampil di layar hanyalah ‘*****’,
namun isi password tersebut tetap dapat terekam dan terbaca oleh pelaku. Hasil rekamannya dapat
dikirimkan melalui e-mail kepada pelaku atau dapat juga di-copy langsung dari perangkat keylogger.
Seiring dengan perkembangan teknologi, keylogger dapat berupa software yang terinstal di komputer
nasabah.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya keylogger, antara lain:
 Memastikan bahwa komputer yang digunakan aman dari perangkat keylogger
 Menghindari penggunaan komputer publik, seperti di warnet, bandara, dan kafe.
 Menghentikan aktivitas transaksi jika merasa ada yang ganjil pada komputer yang sedang
diakses.
 Berhati-hati dalam mengunduh dan/atau menginstal software.

F. Tips yang perlu diperhatikan oleh pengguna Mobile dan Internet Banking

1. Jangan Pakai Koneksi Wi-Fi Umum


Aturan pertama menggunakan mobile banking yang aman adalah jangan pernah memakai koneksi
Wi-Fi umum saat mengakses aplikasi perbankan. Hal ini karena koneksi Wi-Fi di tempat umum tak
terjamin keamanannya. Bahkan, bisa membuat data-data di dalamnya rentan diretas hacker.

2. Periksa Website dari Penerbit Kartu


Hal ini sebenarnya tak perlu dilakukan, tapi untuk keamanan bisa juga dilakukan guna membuat
pengguna lebih percaya diri bahwa informasi perbankan serta uang di rekeningnya aman. Selain itu, hal
ini juga bermanfaat untuk mengetahui siapa yang bisa dihubungi saat nasabah merasa ada aktivitas
mencurigakan pada rekening pribadinya.

3. Aktifkan Layanan Autentikasi Akun Perbankan.


Sebagian besar bank telah menawarkan beragam layanan dan perangkat autentikasi. Salah satunya
adalah One-Time-Passwords yang berfungsi untuk melakukan autentikasi serta melakukan verifikasi
proses transaksi yang dilakukan. Dengan layanan ini, pengguna mobile banking bisa terlindungi dengan
lebih baik dan transaksi pun bisa lebih aman.

4. Selalu Update Aplikasi Mobile Banking
Memperbarui aplikasi mobile banking yang terpasang di smartphone perlu dilakukan untuk
memastikan aplikasi itu dilengkapi layanan keamanan terbaru. Dengan memperbarui aplikasi mobile
banking secara rutin, nasabah bisa menikmati manfaat serta beragam fitur (misalnya keamanan yang
ditingkatkan) yang ditawarkan dalam versi terbaru dari aplikasi tersebut serta peningkatan keamanan.

5. Aktifkan Password pada Smartphone
Password adalah hal yang penting untuk keamanan. Jika tak ingin smartphone dibobol pihak lain,
jangan pernah lupa mengaktifkan password atau fitur keamanan biometrik untuk menjaga smartphone.
Pengaturan password sangat penting diterapkan, sebab di dalam smartphone kitalah seluruh data dan
informasi berharga, termasuk tentang keuangan disimpan di dalamnya.

6. Jaga Kerahasiaan Data Perbankan 


Ingat bahwa semua transaksi bank yang terkait data nasabah hanya dilakukan di kantor cabang bank.
Bank tidak pernah meminta petugas bank baik secara langsung atau melalui email untuk meminta
informasi data nasabah tanpa datang ke kantor cabang bank secara langsung.

7. Jangan Bagikan Kode OTP


Saat transaksi dengan internet banking, umumnya Anda akan merima pesan kode rahasia atau OTP.
Jaga kerahasiaan kode tersebut dan sebaiknya Anda tidak mengabaikan hal ini. Catat, kode OTP yang
masuk melalui SMS / email sifatnya rahasia, jangan percaya jika ada orang yang mengatasnamakan
dirinya dari pihak bank lalu meminta kode OTP Anda. Lalu, apabila Anda merasa telah memberikan detil
data pribadi internet banking, dan ternyata Anda merasa transaksi tersebut ada unsur penipuan dengan
cara apapun, segera informasikan hal tersebut ke bank. Jangan lupa untuk segera mengubah password
Anda.

8. Pastikan Keluar / Log-Out dari Browser Internet Banking


Jika sudah log in ke rekening bank, jangan pernah keluar tanpa melalui proses klik log-out.
Seringkali pengguna keluar dengan cara klik silang langsung di pojok kanan atas. Hal tersebut sangat
salah, sebab sistem browser bisa saja masih membaca Anda masih posisi log on sehingga rekap transaksi
masih terekam dalam cache dan history browser, dan ini membuat data Anda mudah dicuri oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab.

9. Hindari Transaksi Melalui Smartphone Orang Lain


Jika Anda adalah orang yang selalu bepergian dan tidak punya waktu untuk mengunjungi bank,
smartphone adalah perangkat ideal untuk membantu transaksi Anda. Ponsel pintar juga dianggap solusi
aman jika sulit bertransaksi  di ATM pusat-pusat perbelanjaan atau di tempat-tempat umum. Tapi, hindari
untuk melakukan transaksi internet banking dengan meminjam ponsel atau smartphone orang lain ya. Hal
ini tidak ada jaminan aman, apalagi jika Anda tak kenal dengan orang tersebut. Wajib waspada agar tak
jadi korban.

1. Pengertian Augmented Reality (AR)

1.2 Definisi Augmented Reality

AR (Augmented Reality), adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan
ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut
secara realitas dalam waktu nyata (Wikipedia). Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk indera,
termasuk penglihatan dan pendengaran, . Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan,
militer, industri manufaktur maupun dunia pendidikan.

Teknologi AR ini dapat menyisipkan suatu informasi tertentu ke dalam dunia nyata dan
menampilkannya ke dunia nyata dengan bantuan perlengkapan seperti webcam, Komputer, Hp Android,
maupun kacamata khusus. AR merupakan variasi dari Virtual Environments (VE), atau yang lebih
dikenal dengan istilah Virtual Reality (VR). Teknologi VR membuat pengguna tergabung dalam sebuah
lingkungan virtual secara keseluruhan. Sementara teknologi Augmented reality sangat cepat sekali
berkembang, di Indonesia sendiri telah banyak aplikasi-aplikasi yang menggunakan teknologi AR.

AR merupakan terobosan di bidang teknologi yang sangat canggih. Karena dengan teknologi ini
kita dapat membuat segala hal yang abstrak atau virtual bisa kelihatan nyata atau real. Dalam
perkembangannya augmented reality digunakan sebagai media pembelajaran untuk menjelaskan
informasi agar dapat diterima dan juga memberikan interaksi dalam proses pembelajarannya.
1.3 Sejarah Augmented Reality

Sejarah tentang augmented reality sudah dimulai dari tahun 1957-1962, ketika seorang penemu
yang bernama Morton Heilig, seorang sinematografer, menciptakan sebuah simulator yang disebutnya
sensorama dengan visual, getaran dan bau.

(Simulator sensorama)

Pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head-mounted display. Tahun 1975, seorang
ilmuan bernama Myron Krueger menemukan Videoplace yang memungkinkan pengguna, dapat
berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama kalinya.

Tahun 1992, mengembangkan augmented reality untuk melakukan perbaikan pada peasawat
Boeng, dan pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan salah satu fungsi system augmented
reality, yang disebut Virtual  Fixtures, yang digunakan di Angkatan Udara Amerika Serikat Amstrong
Labs dan menunjukan manfaatnya pada manusia, dan pada tahun 1992 juga, Steven Feiner, Blair
Maclntyre dan Doree Seligmann memperkenalkan untuk pertama kalinya Major Paper untuk
perkembangan Prototype AR.

Pada Tahun 1999, Hirokazu Kato seorang kebangsaan Jepang, megembangkan


AugmentedReality Toolkit di HITLab dan didemonstrasikan di SIGGRAPH.

(Marker Augmented Hiro)

(Hirokazu Kato)

Pada tahun 2000, Bruce.H. Thomas mengembangkan Augmented Reality Quake, sebuah Mobile
Game Augmented Reality yang ditunjukan  di Internasional Symposium on Wearable Computers.

Pada Tahun 2009, Saqoosha memperkenalkan FLATToolkit (Flash Augmented Reality Toolkit)
yang merupakan perkembangan  dari Augmented Realty Toolkit. FLATToolkit memungkinkan kita
memasang teknologi Augmented reality disebuah website, karena output yang dihasilkan FLATToolkit
berbentuk Flash. Sebenarnya saqoosha terispirasi dari NyARToolkit (sama-sama orang Jepang), tetapi
NyARToolkit sudah banyak Bahasa yang diambil mulai dari Java, C++, C#.

NyARToolkit juga sebenarnya mengadopsi dari ARToolkit milik HITLab Washington. Sampai
saat ini sudah banyak sekali software-software untuk membantu programmer dalam membuat augmented
reality.

1.4 Jenis Augmented Reality

Metode yang dikembangkan pada Augmented Reality saat ini terbagi menjadi dua metode, yaitu
marker Based Tracing dan Markless Augmented Reality.
1. Marker Augmented Reality (Marker Based Tracking)

Marker biasanya merupakan ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar
belakang putih. Computer akan mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan dunia virtual 3D
yaitu titik (0,0,0) dan tiga sumbu yaitu X,Y,Z

(Marker Augmented Reality)

(Augmented Reality menggunakan marker)

2. Markless Augmented Reality

Salah satu metode Augmented Reality yang saat ini sedang berkembang adalah metode “Markless
Augmented Reality”, dengan metode ini pengguna tidak perlu lagi menggunakan sebuah marker untuk
menampilkan elemen-elemen digital, dengan tool yang disediakan Qualcomm untuk pengembangan
Augmented Reality berbasis mobile device, mempermudah pengembang untuk membuat aplikasi yang
markless (Qualcom, 2012).

1.5 Perkembangan media Augmented Reality

 Face Tracking

Algoritma pada computer terus dikembangkan, hal ini membuat computer dapat mengenali wajah
manusia secara umum dengan cara mengenali posisi mata, hidung, dan mulut manusia, kemudian akan
mengabaikan objek-objek lain di sekitarnya seperti pohon, rumah, dan lain-lain.

(Face Tracking)

(Output objek hasil Face Tracking Apps)

 3D Object Tracking

Berbeda dengan Face Tracking yang hanya mengenali wajah manusia secara umum, tenik 3D
Object Tracking dapat mengenali semua bentuk benda yang ada disekitar, seperti mobil, meja, televisi,
dan lain-lain.

(3D Object Tracking)

 Motion Tracking

Komputer dapat menangkap gerakan, Motion Tracking telah mulai digunakan secara ekstensif
untuk memproduksi film-film yang mencoba mensimulasikan gerakan.
(Motion Tracking)

 GPS Based Tracking

Teknik GPS Based Tracking saat ini mulai popular dan banyak dikembangkan pada aplikasi
smartphone (Iphone dan Android), dengan memanfaatkan fitur GPS dan kompas kemudian
menampilkannya dalam bentuk arah yang kita inginkan secara realtime, bahkan ada beberapa aplikasi
menampilkannya dalambentuk 3D.

Anda mungkin juga menyukai