CE - KelBin Suherni
CE - KelBin Suherni
PUSKESMAS JAMBE
Dibuat oleh:
Maria Gabriella Ananta 00000006461
Dibimbing oleh:
dr. Priscilla Yani Gunawan, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2017
BAB I
LAPORAN KELUARGA BINAAN
Keluarga Ny. S sedang berada pada tahap V, yakni keluarga dengan anak
usia remaja. Tugas perkembangan pada tahap ini merupakan:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Tahap V merupakan tahap yang paling sulit dikarenakan orang tua harus perlahan
melepas otoritasnya dan membimbing anaknya untuk bertanggung jawab. Seringkali
pada tahap ini, muncul konflik antara orang tua dan anak.
1.4 Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga
Pemasukkan keluarga saat ini hanya berasal dari Bpk. D yang bekerja sebagai
karyawan di took material.
Laki-laki
Perempuan
Hamil
Laki-laki – merokok
Laki-laki – Hipertensi
Binatang Peliharaan
Laki-laki – Meninggal
BAB III
KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR
Ventilasi di rumah Ny. S terdiri dari 15 jendela kecil di bagian atas rumah
berukuran 0.5m x 0.5m dan juga 1 pintu berukuran 1m x 2m yang terbuka
lebar dari pagi hingga sore hari. Secara keseluruhan ventilasi di rumah ini
tergolong baik karena saat masuk ke dalam rumah, udara di dalam rumah
terasa sejuk.
Ventilasi ideal adalah minimal 10% dari luas lantai, sehingga ventilasi Ny.
S tersebut memenuhi syarat.
3.4 Sanitasi
Sanitasi pada rumah keluarga Ny.S dan Bpk.D dapat dikatakan kurang
baik. Hal ini dikarenakan air yang digunakan untuk memandikan binatang
peliharaan diambil dari kali yang terdapat di sekitar rumah. Sedangkan air
yang digunakan untuk mencuci berasal dari air PAM. Air yang dikonsumsi
untuk minum dan memasak juga berasal dari PAM yang sama namun
walaupun telah dimasak air tersebut masih berbau seperti besi dan memiliki
rasa yang janggal.
Psikologis - -
Pasien menjaga
Rumah dalam tahap keselamatan anggota
1 Ny. S
pembangunan keluarga dalam masa
pembangunan rumah
Pasien menjaga
Memelihara kebersihan kandang
Sosio- peliharaan: ayam dan dan tidak membiarkan
ekonomi kerbau peliharaan masuk ke
dalam rumah
Pasien mengetahui
bahaya dari merokok
Pasien menyadari
2 Bpk. D Biologis Merokok 1 pak per hari bahaya dari merokok
hingga perlahan
mengurangi hingga
menghentikan
kebiasaan merokok
Pasien memeriksakan
Leher pegal-pegal
kesehatannya ke
disertai sakit kepala
puskesmas terdekat
Pasien memeriksakan
kesehatannya ke
puskesmas terdekat
Tekanan darah
dan mengingatkan
160/100 dengan
mengenai pentingnya
riwayat hipertensi
minum obat anti
hipertensi secara
teratur
Psikologis - -
Pasien menjaga
Rumah dalam tahap keselamatan anggota
pembangunan keluarga dalam masa
pembangunan rumah
Pasien menjaga
Memelihara kebersihan kandang
Sosio- peliharaan: ayam dan dan tidak membiarkan
ekonomi kerbau peliharaan masuk ke
dalam rumah
Psikologis - -
Sosial-
- -
ekonomi
Biologis - -
4 An. MA
Psikologis - -
Sosial-
- -
ekonomi
Memiliki kebiasaan
tidak menggunakan
sendal saat bermain di
Menyadarkan
halaman rumah
pentingnya menjaga
Biologis
kebersihan diri sendiri
Jarang mencuci tangan
5 An. MS bagi kesehatan
sebelum makan dan
setelah selesai bermain
di luar
Psikologis - -
Sosial-
- -
ekonomi
BAB V
UPAYA YANG DILAKUKAN
Hari / Tanggal
Hasil Kunjungan Upaya yang Dilakukan
Kunjungan
Kamis, 23 Perkenalan dengan Edukasi mengenai
Februari 2017 Ny. S dan An. MS kehamilan di umur > 35
Penjelasan mengenai tahun harus dibarengi
keluarga binaan dan dengan kesehatan fisik
menanyakan dan jasmani dari Ibu
kesediaan Ny. S Edukasi mengenai
untuk dibina pentingnya rutin kontrol
Anamnesis singkat antenatal care
Ny. S yang sedang Edukasi mengenai
kontrol kehamilan di pertumbuhan anak
Posyandu terutama hal-hal yang
Melakukan perlu diperhatikan seperti
pengukuran tinggi gizi dan faktor psikososial
dan berat badan anak
Melakukan
pengukuran tekanan
darah Ny. S
menggunakan
sphygmomanometer
yang telah kami bawa
Mengetahui jumlah
anggota keluarga Ny.
S
Mengetahui
kehamilan keempat
Ny. S
Anamnesis singkat
mengenai kehamilan
Ny. S, ditemukan
normal
Mengetahui An. MS
telah melengkapi
jadwal imunisasi
Mengetahui bahwa
Ny. S pernah
mengalami keguguran
akibat terjatuh
Kamis, 9 Maret Pertemuan dengan Edukasi mengenai bahaya
2017 Ny. S, Bpk. D, dan hipertensi dan pentingnya
An. HAA di rumah minum obat anti hipertesi
Ny. S secara teratur
Mengetahui kondisi Edukasi mengenai bahaya
rumah dan dari rokok terutama saat
lingkungan sekitar ada ibu hamil di
keluarga Ny. S sekitarnya
Melakukan Edukasi kepada keluarga
wawancara dan mengenai pentingnya
anamnesis terhadap mengecek kesehatan ke
anggota keluarga puskesmas apabila sudah
yang berada di rumah ada keluhan yang
Mengetahui identitas menganggu aktivitas
dan sosiodemografi sehari-hari
keluarga Edukasi Bpk. D untuk
Mengetahui denah mulai mengurangi rokok
rumah, perkiraan luas sampai bisa berhenti
rumah, ventilasi merokok
rumah ruangan yang Edukasi kepada keluarga
ada di dalam rumah, akan pentingnya
lingkungan sekitar, dukungan psikososial
sumber listrik, sumber kepada ibu hamil
air dan tempat
pembuangan sampah
Melakukan
pengukuran tekanan
darah Ny. S dan Bpk.
D
Melakukan
pengukuran tinggi
dan berat badan Bpk
D dan An. HAA
Mengetahui Bpk. D
merupakan perokok
sedang dengan index
Brinkman 300 (20
batang per hari
selama 15 tahun)
Mengetahui Bpk. D
memiliki riwayat
hipertensi dan tidak
meminum obat
dengan teratur
Mengetahui seluruh
anggota keluarga Ny.
S sudah didaftarkan
dalam BPJS
Mengetahui rasa air
minum yang
diberikan, janggal
Mengetahui An. HAA
sudah memiliki
imunisasi lengkap
Kamis, 23 Maret Kontrol rutin Edukasi mengenai
2017 kehamilan Ny. S pentingnya meminum
Mengetahui bahwa vitamin yang diberikan
seluruh keluarga bidan setiap harinya
memberikan Edukasi untuk berhati-hati
dukungan secara fisik dengan bahaya dalam
dan mental kepada kehamilan yaitu TORCH
Ny. S termasuk faktor-faktor
Mengetahui Ny. S yang bisa membawa
pernah mengalami TORCH tersebut
keguguran satu kali Edukasi mengenai
sebelum mengandung menjaga pola makan
anak yang terutama bagi anak-anak
dikandungnya Ny. S
sekarang Edukasi pola makan ibu
Mengetahui Ny. S hamil (ATI) yang perlu
sudah pernah diterapkan
menggunakan pil KB Edukasi mengenai
dan kontrasepsi yang kebersihan rumah yang
disuntikkan perlu dijaga dari binatang
(lingkaran emas) peliharaan
Mengetahui kebiasaan Mengajarkan An. MS cara
Ny. S dalam menjaga mencuci tangan yang baik.
kehamilannya
(minum susu untuk
ibu hamil, minum
vitamin yang
diberikan bidan)
Mengetahui kebiasaan
keluarga dalam hal
makanan sehari-hari
Melakukan
wawancara singkat
mengenai imunisasi,
pertumbuhan dan
perkembangan An.
MA dan An. MS
lewat Ny. S
Mengetahui An. MA
yang memiliki
peliharaan berupa
kucing liar
Kamis, 6 April Menanyakan Edukasi mengenai
2017 mengenai kehamilan persiapan fisik dan mental
Ny. S sampai dengan hari
Mengetahui bahwa melahirkan
Ny. S sempat berhenti Edukasi dan menyarankan
minum vitamin untuk segera ke
kalsium disebabkan puskesmas atau langsung
kehabisan obat dan ke rumah sakit untuk
belum membeli periksa menggunakan
kembali, namun USG oleh dokter spesialis
sekarang sudah obgyn
mengonsumsi Edukasi mengenai
kembali pentingnya dukungan
Melakukan dalam keluarga untuk
pemeriksaan tekanan mendukung Bpk. D
darah Ny. S di meminum obat secara
kehamilan bulan ke-7 teratur dan memotivasi
menggunakan untuk mengurangi rokok
sphygmomanometer Edukasi mengenai pola
Menjelaskan bahwa makan yang teratur dan
keluarga binaan sudah cara makan yang benar
selesai dan berterima untuk An. HAA
kasih atas kerja sama Memastikan untuk
dan hubungan yang langsung ke puskesmas
telah terjalin terdekat atau rumah sakit
apabila sudah merasakan
adanya kontraksi perut
saat menjelang kelahiran
BAB VI
LAMPIRAN
LAPORAN KASUS 1
IDENTITAS PASIEN
Nama : AN. HAA
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 13 tahun
Alamat : Tangerang
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan :-
ANAMNESIS
Anamnesis yang dilakukan adalah dengan cara autoanamnesis di rumah pasien.
Keluhan Utama
Nyeri perut bagian atas sejak lima hari yang lalu
Keluhan Tambahan
Pasien merasa cepat kenyang dan begah walaupun hanya makan sedikit
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 150 cm/ 45 kg
BMI : 20,00
Tanda-Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi : 19 kali/ menit
Frekuensi Nadi : 85 kali / menit (teratur, kuat)
Suhu : 36,5oC
Abdomen
Inspeksi
Abdomen terlihat cembung, ada distensi
Tidak ada bekas luka, ruam, bekas oprasi
Tidak ada acites, caput medusa, stretch marks
Auskultasi
Bising usus normal
Tidak ada bruit aorta abdominalis maupun bruit arteri renalis
Tidak ada clicking sound maupun metallic sound
Palpasi
Ada nyeri tekan pada region epigastric
Tidak ada hepatomegaly
Tidak ada spleenomegali
Ballottement test (-)
Lien tidak teraba
Ketuk CVA tidak terasa nyeri
Perkusi
Bunyi abdomen timpani, kembung (+)
Chessboard phenomenon (-)
Shifting dullness (-)
RESUME
Pasien mengalami nyeri perut bagian atas tengah (ulu hati) yang disertai
rasa mual sejak 5 hari yang lalu. Nyeri terasa tajam, terlokalisasi (tidak menyebar),
terkadang disertai rasa panas seperti terbakar skala nyeri 5 dan terkadang timbul sesaat
setelah makan. Pasien juga lebih cepat merasa kenyang dan begah walau baru makan
sedikit. Pasien sudah pernah mengonsumsi antangin untuk meredakan gejala yang
dialami namun tidak begitu membantu. Ayah dan kakek pasien memiliki riwayat
hypertension. Pola makan pasien tidak teratur (makan 2 kali sehari) dan suka
mengonsumsi buah-buahan yang asam. Dari pemeriksaan fisik ditemukan bentuk
abdomen cembung dan terdapat distensi, ada bunyi kembung saat perkusi dan terdapat
nyeri tekan epigastric saat palpasi.
DIAGNOSIS KERJA
Dispepsia fungsional
DIAGNOSIS BANDING
Dispepsia organic
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, namun jika memungkinkan
dapat dilakukan pemerikasaan penunjang untuk menyingkirkan adanya kelainan organik,
pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian :
1. Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja, dan urin. Jika 1 ditemukan leukositosis berarti ada tanda-
tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak pada
pemeriksaan tinja kemungkinan menderita malabsorpsi.
2. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang mengalami kesulitan
menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau
memburuk bila penderita makan.
3. Endoskopi bisa digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan lambung
melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bawah mikroskop untuk mengetahui
apakah lambung terinfeksi Helicobacter pylori.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen, serologi H. pylori, urea
breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar indikasi.
TERAPI
Beberapa pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien ini adalah sebagai berikut;
Non farmakologis
Gejala dapat dikurangi dengan menghindari makanan yang mengganggu, diet tinggi
lemak, kopi, alkohol, dan merokok. Selain itu, makanan kecil rendah lemak dapat
membantu mengurangi intensitas gejala.
Farmakologis
Antasida
Antasida akan menetralisir sekresi asam lambung. Antasida biasanya mengandung
natrium bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan magnesium trisiklat. Pemberian antasida
tidak dapat dilakukan terus-menerus, karena hanya bersifat simtomatis untuk mengurangi
nyeri. Magnesium trisiklat merupakan adsorben nontoksik, namun dalam dosis besar akan
menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
Antikolinergik
Kerja obat ini tidak sepsifik, Obat yang agak selektif adalah pirenzepin yang bekerja
sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam lambung sekitar 28%
sampai 43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
Antagonis resptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial
seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin, ranitidin, dan
famotidin.
Proton pump inhibitor (PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi
asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeprazol, lansoprazol,
dan pantoprazol.
Sitoprotektif Prostaglandin sintetik
Seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2) selain bersifat sitoprotektif juga
menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan
prostaglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan
produksi mucus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan
protektif (sile protective) yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran
cerna bagian atas.
Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid.
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis
dengan mencegah refluks dan memperbaiki asam lambung.
Golongan anti depresi
Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti depresi dan cemas)
pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul
berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi. Contoh dari obat ini
adalah golongan trisiclic antidepressants (TCA) seperti amitriptilin.
DISEASE OVERVIEW
Dispepsia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh salah satu atau lebih gejala
utama area gastroduodenal berikut: nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa
penuh setelah makan, atau sensasi cepat kenyang. Dispepsia dibedakan menjadi
dyspepsia organic dan fungsional. Dispepsia organic disebabkan oleh kelainan struktur,
biokomia atau sistemik. Sedangkan biokimia fungsional adalah dyspepsia yang tidak
ditemukan adanya penyebab organic.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dyspepsia, antara lain
adalah:
1. Faktor Genetik
Genetik merupakan faktor predisposisi pada penderita gangguan gastrointestinal
fungsional. Faktor genetik dapat mengurangi jumlah sitokin antiinflamasi (Il-10, TGF-β).
Penurunan sitokin antiinflamasi dapat menyebabkan peningkatan sensitisasi pada usus.
Selain itu polimorfisme genetik berhubungan dengan protein dari sistem reuptake
synaptic serotonin serta reseptor polimorfisme alpha adrenergik yang mempengaruhi
motilitas dari usus. 5,13 Insiden keluarga yang mengalami gangguan fungsional
gastrointestinal berhubungan dengan potensi genetik.
2. Faktor Psikososial
Penyelidikan atas pengaruh psikososisal mengungkapkan bahwa stres adalah faktor yang
mempengaruhi dispepsia fungsional. Emosional yang labil memberikan kontribusi
terhadap perubahan fungsi gastrointestinal. Hal ini akibat dari pengaruh pusat di enterik.
Stres adalah faktor yang diduga dapat mengubah gerakan dan aktivitas sekresi traktus
gastrointestinal melalui mekanisme-neuroendokrin.
3. Pengaruh Flora Bakteri Infeksi Helicobacter pylori (Hp)
Mempengaruhi terjadinya dispepsia fungsional. Penyelidikan epidemiologi menunjukkan
kejadian infeksi Hp pada pasien dengan dispepsia cukup tinggi, walaupun masih ada
perbedaan pendapat mengenai pengaruh Hp terhadap dispepsia fungsional. Diketahui
bahwa Hp dapat merubah sel neuroendokrin lambung. Sel neuroendokrin menyebabkan
peningkatan sekresi lambung dan menurunkan tingkat somatostatin.
4. Gangguan motilitas dari saluran pencernaan
Stres mengakibatkan gangguan motilitas gastrointestinal. Gastric scintigraphy
ultrasonography dan barostatic measure menunjukkan terganggunya distribusi makanan
didalam lambung, dimana terjadi akumulasi isi lambung pada perut bagian bawah dan
berkurangnya relaksasi pada daerah antral. Dismolitas duodenum adalah keadaan
patologis yang dapat terjadi pada dispepsia fungsional, dimana terjadi gangguan aktivitas
mioelektrikal yang merupakan pengatur dari aktivitas gerakan gastrointestinal.
5. Hipersensitivitas visceral
Hipersensitivitas viseral merupakan suatu distensi mekanik akibat gastrointestinal
hipersensitif terhadap rangsangan, merupakan salah satu hipotesis penyakit
gastrointestinal fungsional. Sensasi viseral ditransmisikan dari gastrointestinal ke otak,
dimana sensasi nyeri dirasakan. Peningkatan persepsi nyeri sentral berhubungan dengan
peningkatan sinyal dari usus. Peningkatan perangsangan pada dinding perut menunjukkan
disfungsi pada aktivitas aferen. Secara umum terganggunya aktivitas serabut aferen
lambung mungkin menyebabkan timbulnya gejala dispepsia. Dispepsia fungsional juga
ditandai oleh respon motilitas yang cepat setelah rangsangan kemoreseptor usus. Hal ini
mengakibatkan rasa mual dan penurunan motilitas duodenum. Mekanisme
hipersensitivitas viseral ini juga terkait dengan mekanisme sentral. Penelitian pada nyeri
viseral dan somatik menunjukkan bagian otak yang terlibat dalam afektif, kognitif dan
aspek emosional terhadap rasa sakit yang berhubungan dengan pusat sistem saraf otonom.
Kemungkinan bahwa perubahan periperal pada gastrointestinal dimodulasi oleh
mekanisme 28 sentral. Bagian kortikolimbikpontin otak adalah bagian pusat terpenting
dalam persepsi stimuli periperal.
Manifestasi klinis yang akan terlihat pada seseorang yang menderita dyspepsia adalah
sebagai berikut:
a. Postprandial Distress Syndrome
Rasa kembung setelah makan, terjadi setelah mengkonsumsi makanan porsi biasa paling
sedikit beberapa kali selama seminggu. Cepat terasa penuh perut sehingga tidak dapat
mernghabiskan makanan dengan porsi biasa paling tidak beberapa kali selama seminggu.
b. Epigastric Pain Syndrome
Nyeri atau rasa terbakar terlokalisasi di epigastrium dengan tingkat keparahan sedang
yang dialami minimal sekali seminggu. Nyeri interimiten. Tidak berkurang dengan
defekasi atau flatus. Tidak memenuhi kriteria kelainan kandung empedu.
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis
sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas
jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tak nyaman pada perut atas atau dada mungkin
disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi).
CLINICAL REASONING
Pada pasien ini terdapat beberapa gejala dan faktor yang berhubungan dengan
Dispepsia Fungsional. Pasien mempunyai keluhan nyeri ulu hati disertai rasa mual.
Nyerinya seperti ditusuk-tusuk dan terlokalisasi. Nyeri juga disertai rasa panas seperti
terbakar. Rasa nyeri terkadang timbul sesaat setelah makan. Pasien juga mengaku lebih
cepat merasa kenyang daripada biasanya dan merasa begah/kembung walau baru makan
sedikit. Pasien sudah pernah mengonsumsi antangin untuk meredakan nyerinya namun
tidak begitu membantu.
Gejala pasien mempunyai kesamaan dengan ciri-ciri Dispepsia Fungsional
sehingga saya menyatakan diagnosis seperti itu. Diagnosis banding yang masih harus
disingkirkan adalah Dispepsia organik.
Dispepsia Organik:
Poin Pro : nyeri di ulu hati, ada rasa terbakar, kembung
Poin Kontra : usia dibawah 40 tahun, tidak responsive terhadap obat, secara
klinis pasien tampak sehat.
LAPORAN KASUS 2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. DN
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 27 tahun
Alamat : Tangerang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Sudah Menikah
ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis di rumah pasien saat kunjungan rumah.
Keluhan Utama
Pasien datang mengeluhkan adanya cairan berwarna putih susu, kental yang keluar dari
kemaluannya sejak satu bulan yang lalu
Keluhan Tambahan
Bagian sekitar kemaluan pasien terasa gatal
Riwayat Kehamilan
Status kehamilan pasien adalah G3P2A0. Pasien telah mengandung selama 16 minggu.
Selama ini pasien tidak memiliki keluhan tentang kehamilannya. Selama kehamilannya
pasien sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak satu kali dan tidak mendapatkan
obat-obatan diluar vitamin (kalsium dan asam laktat). Pasien diperkirakan akan
melahirkan anak ke tiganya pada 27 Juli 2017.
Riwayat Menstruasi
Pasien pertama kali menstruasi saat berumur 13 tahun. Siklus menstruasi pasien lancar
dan teratur yang dialami selama sekitar 4-5 hari. Pasien tidak ingat kapan menstruasi
terakhir yang ia alami sebelum dinyatakan positif hamil.
Riwayat Konstrasepsi
Pasien mengaku pernah mencobab beberapa tipe kontrasepsi seperti pil KB, kontrasepsi
suntik, dan kondom. Pasien mengaku pil KB kurang cocok baginya karena ia sering lupa
untuk mengonsumsinya. Ia merasa lebih cocok mengguakan kontrasepsi yang
disuntikkan, namun pasien tidak mengetahui apa isi dari suntikan tersebut. Pasien
mengaku tidak pernah memiliki masalah selama menggunakan kontrasepsi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 150 cm/ 40 kg
BMI : 17,33 (normal, batas bawah)
Tanda-Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi : 18 kali/ menit
Frekuensi Nadi : 85 kali / menit (teratur, kuat)
Suhu : 36,0oC
DIAGNOSIS KERJA
Kandidiasis Vulvovaginitis
DIAGNOSIS BANDING
Trichomoniasis
Adalah penyakit saluran infeksi urogenital bagian bawah yang dapat menyerang
wanita maupun pria, bersifat akut atau kronik. Disebabkan oleh Trichomonas vaginalis
dan penularannya biasanya melalui hubungan seksual. Trikomniasis pada wanita biasanya
menyerang dinding vagina.
Pada kasus akut terlihat secret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan,
kuning-kehijauan, berbau tidak sedap dan berbusa. Dinding vagina akan terlihat sembab
dan kemerahan. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks
yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry
appearance dan disertai gejala dipareunia, perdarahan pascakoitus dan perdarahan
intramenstrual. Bila secret banyak yang keluar maka dapat menimbulkan iritasi pada
lipatan paha atau daerah sekitar genitalia eksterna.
Bacterial Vaginosis
Merupakan suatu sindrom akibat pergantian Lactibacillus spp yang merupakan
flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi. Gejala klinis yang
bisa diperhatikan pada penyait ini adalah rasa gatal dan terbakar pada daerah kemaluan
serta secret vagina yang berbau tidak sedap. Diagnosis dari penyakit ini dibuat
berdasarkan keluhan penderita, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, berupa
pemeriksaan mikroskopik sediaan basah maupun gram dan pemeriksaan biakan jamur,
selain itu juga pemeriksaan pH cairan vagina.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu mengonfirmasi diagnosis
pada pasien ini adalah sebagai berikut;
Sediaan apus dengan pewarnaan gram: ditemukan pseudohifa dan blastospora
Sediaan basah dengan larutan KOH 10%: ditemukan pseudohifa dan atau blastospora
TERAPI
a) Nonmedikamentosa
Hindari bahan iritan lokal, misalnya produk berparfum
Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintesis
Hindari faktor predesposisi: hormonal, pemakaian kortikosteroid dan antibiotic yang
terlalu lama, kegemukan, dll
b) Medikamentosa
Klotrimazol kapsul vagina 500mg dengan dosis tunggal atau
Klotrimazol kapsul vagina 200mg selama tiga hari atau
Klotrimazol kapsul vagina 100mg selama enam hari atau
Flukonazol kapsul 150mg per oral dosis tunggal atau
Itrakonazol kapsul 2 x 200mg per oral selama satu hari atau
Itrakonazol kapsul 1 x 200mg per hari perr oral selama tiga hari atau
Ketokonazol kapsul 2 x 200mg per hari per oral selama tujuh hari
DISEASE OVERVIEW
KANDIDIASIS VULVOVAGINITIS
A. DEFINISI
Individu dengan keadaan imunokompeten umumnya resisten terhadap infeksi jamur,
tetapi pada situasi imunokompromis sangat rentan terhadap infeksi jamur. Candida
albicans merupakan penyebab yang paling sering ditemukan, namun C. tropicalis, C.
parapsilosis, C. guilliermondii, C. glabrata, C. krusei serta beberapa spesies lain dapat
menyebabkan komplikasi yang fatal seperti endocarditis dan kandidiasis profundus.
B. MANIFESTASI KLINIS
Gatal pada daerah vagina
Cairan vagina yang berwarna putih susu dan kental
Sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual
Kemerahan pada vagina
Rasa tidak nyaman seperti terbakar pada daerah vagina
C. PATOGENESIS
Kandidiasis merupakan infeksi sistemik yang sangat rentang menyerang saat
ketahanan fagositik host menurun. Perempuang dengan kehamilan trimester tiga, orang
dengan diabetes mellitus, keganasan hematologi, pasien yang mendapatkan antibiotic
spectrum luas atau corticosteroid dosis tinggi sangat rentan terhadap penyakit ini. Spesies
Candida, kecuali C. glabrata tampak dalam jaringan sebagai jamur maupun pseudohifa.
Lesi visceral ditandai dengan nekrosis dan renpons inflamatorik neutrofilik. Kandidiosis
visceral akan menimbulkan komplikasi neutropenia sehingga menunjukkan peranan
utama neutrophil dalam mekanisme pertahanan host terhadap jamur ini. Melalui sirkulasi
candida dapat menimbulkan berbagai infeksi pada ginjal, hepar, menempel pada katup
jantung buatan, meningitis, arthritis, endoptalmitis.
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA