Anda di halaman 1dari 7

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

SMA TEUKU UMAR SEMARANG


Jl. Karangrejo tengan IX / 99 A

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022
Oleh: Alfina Wimar Ramadhani (2219110023)

A Komponen Layanan Layanan dasar


B Bidang Layanan klasikal
C Topik Layanan Mental disorder
D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat lebih aware dengan dirinya dan
mampu memahami macam macam mental disorder.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian mental
disorder
2. Peserta didik/konseli dapat memahami tanda atau gejala
penyakit mental (mental disorder)
3. Peserta didik/konseli dapat memahami bentuk-bentuk
penyakit mental
G Sasaran Layanan Siswa kelas 11 SMA Teuku Umar Semarang
H Materi Layanan 1. Pengertian mental disorder
2. Tanda tanda mental disorder
3. Macam macam mental disorder
I Waktu 1 x jam pembelajaran
J Sumber 1. https://simental.id/10-jenis-gangguan-mental-yang-perlu-
diketahui/
2. https://bunda.co.id/artikel/kesehatan/gangguan-mental/ini-
jenis-gangguan-mental-paling-umum/
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media/Alat Alat Tulis
M Pelaksanaan
N 1.Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pertanyaan 1. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
Tujuan menyapa peserta didik dengan kalimat yang membuat
siswa bersemangat.

2. Pada tahap ini bisa juga diikuti dengan proses


Ice Breaking/ games sederhana.

3. Guru Bimbingan dan Konseling atau


konselor menyampaikan tentang tujuan tujuan khusus
yang akan dicapai.

b. Penjelasan 4. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor 


menjelaskan langkah-langkah kegiatan tugas, dan
mengenai tanggung jawab peserta didik.
langkah-langkah
kegiatan
c. Mengarahkan 5. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor memberikan
kegiatan penjclasan tentang topik yang akan dibicarakan
(Konsolidasi)
d. Tahap peralihan 6. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor 
(transisi) menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan
kegiatan, dan memulai ke tahap inti
2.Tahap Inti
a. Kegiatan peserta 7. Peserta didik melakukan berbagai kegiatan sesuai langkah-
didik langkah dan tugas serta tangggung jawab yang telah
dijelaskan.
b. Kegiatan guru 8. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan materi yang
bimbingan dan telah disiapkan
konseling atau
konselor
3. Tahap Penutup 9. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor 
memberikan penguatan atau merencanakan tindak lanjut

O Evaluasi
1. Evaluasi proses 10. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor melakukan
evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi:
a. Mengadakan refleksi
b. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
(contoh semangat/ kurang semangat/ tidak
semangat)
c. Cara peserta didik menyampaikan pendapat
atau bertanya : sesuai dengan topik/ kurang sesuai
dengan topik/ tidak sesuai dengan topik
d. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan Guru Bimbingan dan
Konseling atau konselor: mudah dipahami/tidak
mudah/ sulit dipahami.
2. Evaluasi hasil 11. Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain:
a. Merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan
b. Topik yang dibahas: sangat penting/ kurang
penting/ tidak penting
c. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan mudah dipahami/ tidak mudah/
sulit dipahami
d. Kegiatan yang diikuti: menarik/ kurang menarik/
tidak menarik untuk diikuti
Mengetahui Semarang, 25 September 2022

Kepala sekolah Guru BK,

(………………) (Alfina Wimar Ramadhani)


Materi

A. Pengertian Mental Disorder


Mental disorder sendiri punya pengertian adalah bentuk gangguan dan kekacauan
fungsi mental (kesehatan mental) yang terjadi seorang individu. disebabkan oleh
kegagalan mereaksinya mekanisme-adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan atau mental
terhadap stimuli eksternal dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan
fungsi atau gangguan struktur pada satu bagian, satu organ, atau satu sistem kejiwaan.
Mental disorder mempunyai pertanda awal antara lain : perasaan cemas, ketakutan,
apatis, cemburu. iri, marah-marah secara eksplosif, antisosial, ketegangan kronis dan
lainnya. singkatnya, kekacauan mental merupakan bentuk gangguan pada ketenangan
batin dan harmoni dari struktur kepribadian.
Penampilan dari mental disorder itu biasanya berupa gejala-gejala sebagai berikut :
Banyak konflik batin. Ada rasa tersobek-sobek oleh pikiran-pikiran dan emosi-emosi
yang antagonistis bertentangan. Hilangnya harga diri dan kepercayaan diri. Orang merasa
tidak aman, dan selalu diburu-buru oleh suatu pikiran atau perasaan yang tidak jelas,
hingga ia merasa cemas dan takut. Dia lalu menjadi agresif, suka menyerang, bahkan ada
yang berusaha membunuh orang lain, atau melakukan usaha bunuh diri (agresivitas ke
dalam).
Komunikasi sosialnya terputus, dan ada disorientasi sosial. Timbul kemudian delusi-
delusi (ekspresi kepercayaan yang dimunculkan kedalam kehidupan nyata) yang
menakutkan; atau dihinggapi delusi of grandeur (merasa dirinya super, paling). Selalu iri
hati dan curiga. Ada kalanya dihinggapi delusion of persecution atau khayalan dikejar-
kejar. Sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan, atau
melakukan destruksi-diri dan bunuh diri.Ada pasien yang menjadi hyperaktif, sehingga
menggangu sekitarnya; bahkan bisa berbahaya bagi lingkungannya. Pasien lain menjadi
catatonic, yaitu kaku membeku; dikombinasikan dengan membisu, dan stupor (separuh
sadar, membeku tanpa pengindaraan), sampai menjadi hebefrenic (mental/jiwa menjadi
tumpul) atau ketolol-tololan. selanjutnya oleh rasa panik hebat, dia bisa membunuh
orang lain atau melakukan bunuh diri.
Ada gangguan intelektual dan gangguan emosional yang serius. Penderita mengalami
ilusi-ilusi optis (ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia),
halusinasi-halusinasi berat dan delusi.

B. Tanda atau Gejala Penyakit Mental (Mental Disorder)


Berikut tanda-tanda atau gejala penyakit mental, diantaranya :
1. Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat
terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
2. Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
3. Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) meskipun
telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun
penderita tetap meyakini kebenarannya. Sering berpikir atau melamun yang tidak
biasa (delusi).
4. Halusinasi yaitu pengelaman panca indra tanpa ada rangsangan misalnya penderita
mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber
dari suara atau bisikan itu.
5. Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus.
6. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan
tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun.
7. Paranoid (cemas atau takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu
ditakuti atau dicemaskan.
8. Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan.
9. Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
10. Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.
11. Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
12. Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
13. Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.
14. Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya
bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
15. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat
dan gembira berlebihan.
16. Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam.
17. Sulit dalam berpikir abstrak.
18. Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada upaya
usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba malas dan
selalu terlihat sedih.

Penyakit mental itu merupakan jenis penyakit yang disebabkan karena masalah
psikologis sama seperti pandangan bidang kedokteran tentang sebuah penyakit. Disease
Model merupakan sebuah penyakit mental yang berbeda dari normalitas yang bisa
dikenali dengan gejala yang unik dan menyebabkan penyimpangan tertentu.
Sebab-sebab Penyakit Mental
1. Kepribadian yang lemah
2. Konfli-konflik sosial dan konflik-konflik kultural yang mempengaruhi diri manusia
3. Pemasakan batin dari pengalaman yang keliru, yaitu pencernaan pengalaman oleh diri
si subyek yang salah.

C. Bentuk-bentuk Penyakit Mental


1. Gangguan Psikotik
Psikotik merupakan salah satu jenis gangguan mental yang terbilang serius,
skizofrenia adalah salah satu contohnya. Penderitanya akan mengalami gejala, seperti
halusinasi pendengaran atau penglihatan, serta delusi, yaitu mempercayai hal yang
tidak terjadi. Munculnya gejala ini akan mengakibatkan manusia memiliki persepsi
tidak normal.
2. Impulse Control and Addition Disorder (ICAD)
Impulse Control and Addition Disorder (ICAD) adalah jenis gangguan berupa
ketidakmampuan seseorang dalam menahan dorongan melakukan tindakan yang dapat
membahayakan orang lain atau dirinya sendiri. Penderita biasanya memiliki
kecanduan terhadap alkohol dan obat-obatan, ataupun pada aktivitas, seperti
berbelanja dan seks. Contoh dari penderita gangguan ini
adalah kleptomania (mencuri) dan pyromania (menyulut api).
3. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Post-Traumatic Stress Dsorder (PTSD) kerap kali terjadi pada seseorang yang sedang
mengalami peristiwa traumatik.  Dapat berupa pelecehan seksual, kematian orang
terdekat, kekerasan fisik, bencana alam, dan lain sebagainya. Penderita biasanya akan
mengalami mati rasa secara emosional, karena kesulitan melupakan pengalaman tidak
menyenangkan tersebut.
4. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan mental selanjutnya adalah Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). OCD
merupakan gangguan mental karena obsesi individu yang membuatnya melakukan
tindakan secara berulang-ulang, sebagai cara untuk mengurangi tekanan atas
keinginan kuatnya yang konstan. Biasanya penderita akan mengkhawatirkan dan
memikirkan hal-hal negatif yang mungkin terjadi padanya.
Penanganan penderita jenis gangguan mental Obsessive- Compulsive Disorder (OCD)
dapat dilakukan salah satunya dengan terapi. Terapi dimaksudkan agar pikiran
penderita dapat dikendalikan sehingga intensitas melakukan tindakan berulang pun
dapat dikurangi. Adapun caranya menggunakan obat-obatan yang sebelumnya
disarankan oleh ahli.
5. Gangguan Makan
Gangguan makan dapat muncul akibat kesehatan mental yang memburuk. Biasanya
penderita adalah kalangan usia remaja. Bisa disebabkan oleh keinginan seseorang
dalam memiliki bentuk tubuh ideal. Seorang penderita kemudian akan menerapkan
pola makan tidak sehat, bahkan cenderung ekstrim sehingga berpengaruh pula pada
kesehatan fisiknya.

Gangguan makan sendiri terdiri dari 3 macam, yaitu bulimia, anoreksia, serta binge-
eating. Bulimia merupakan kondisi di mana individu akan makan dengan jumlah
besar kemudian dikeluarkan (dimuntahkan) kembali secara paksa. Anoreksia adalah
gangguan di mana penderita akan selalu berpikir bahwa dia kelebihan berat badan,
walau sebenarnya tidak. Binge-eating adalah ketika penderita makan secara
berlebihan dan sulit untuk dihentikan.
6. Anxiety Disorder
Anxiety Disorder atau kerap disebut dengan gangguan kecemasan adalah jenis
gangguan mental yang umum terjadi. Gejalanya dapat ditandai dengan kecemasan
individu yang berlebihan saat merespon situasi ataupun objek. Kecemasan tersebut
bisa memicu perubahan fisiologis, seperti jantung yang berdebar lebih cepat dan
berkeringat. Ketakutan yang dialami individu dapat berlangsung begitu hebat. Salah
satu contoh gangguan kecemasan adalah fobia.
7. Personality Disorder
Personality Disorder adalah istilah lain dari gangguan kepribadian. Penderita
cenderung memiliki cara berpikir yang kaku dan berbeda dari kebanyakan orang. Hal
inilah yang memungkinkan penderita memiliki gangguan dalam berfungsi secara
normal di masyarakat. Biasanya penderita akan cenderung membuat masalah dan
menyusahkan orang lain karena kepribadiannya yang ekstrim. Contoh dari personality
disorder adalah paranoid dan sikap antisosial.
8. Mood Disorder
Masalah kesehatan mental selanjutnya adalah mood disorder atau
gangguan mood. Biasanya ditandai dengan perubahan mood yang cukup drastis dalam
waktu singkat. Seorang penderita dapat bahagia secara berlebihan lalu seketika
merasakan kesedihan, ataupun sebaliknya. Gangguan mood merupakan jenis
gangguan afektif yang dirasakan oleh perasaan emosional individu. Seringkali muncul
di kalangan remaja, contoh gangguan mood yang telah cukup populer adalah Bipolar
Disorder. Untuk penanganan efektif dan tepat dari gangguan mood ini, penderita
disarankan untuk berkonsultasi pada ahli, seperti psikolog atau terapis.
9. Dissosiative Disorder
Dissosiative disorder merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderita
mengalami perubahan kesadaran, ingatan, atau identitas yang dimilikinya.
Kemunculannya dapat dikarenakan oleh pengalaman traumatis yang pernah dialami
atau sekadar disaksikan. Contoh gangguan disosiatif adalah depersonalisasi dan
kepribadian ganda. Dissosiative disorder tentu merupakan jenis gangguan yang
memerlukan penanganan khusus.
10. Sexual and Gender Disorder
Gangguan seksual dan gender tentunya berkaitan dengan perilaku, kinerja, dan hasrat
seksual. Gangguan jenis ini dapat berupa keraguan atas identitas gender, disfungsi
seksual, ataupun paraphilias. Paraphilias sendiri merupakan kondisi yang ditandai
adanya fantasi, dorongan, atau perilaku seksual yang intensif dan berulang, serta
melibatkan situasi, objek, dan aktivitas tidak biasa sehingga dapat menyebabkan stres.

Anda mungkin juga menyukai