Anda di halaman 1dari 5

TOR (TERM OF REFERENCE)

SOSIALISASI PENANGANAN STUNTING - WASTING DAN HIPERTENSI


PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS LANJUT TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Kementerian kesehatan Republik Indonesia menetapkan rumah sakit di
Indonesia untuk melaksanakan Program Nasional (Prognas) sebagai salah
satu komponen penilaian akreditasi rumah sakit versi STARKES 2022.
Program Nasional yang harus dilaksanakan adalah PONEK,
penanggulangan Tuberkulosis, penanggulangan HIV/AIDS, penanggulangan
Stunting dan Wasting, dan pelayanan Keluarga Berencana.
Salah satu tugas Rumah Sakit adalah melakukan pembinaan kepada
jejaring rujukan seperti Puskesmas, Klinik Bersalin, praktek perseorangan,
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pembinaan jejaring rujukan dapat
dilakukan dengan mengadakan pelatihan kepada fasilitas kesehatan jejaring,
berbagi pengalaman dalam pelayanan ibu dan anak, serta peningkatan
kompetensi jejaring rujukan secara berkala.

II. LATAR BELAKANG


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih
tergolong tinggi di Indonesia yaitu AKI:307/100.000 KH (SDKI 2002/2003)
dan AKB : 35/10000 KH (SDKI 2002/2003). Angka Kematian Ibu di Indonesia
masih menempati peringkat teratas diantara negara-negara Asia Tenggara.
Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 28%, Eklampsia 24%,
Infeksi 11%, partus macet/lama 8% dan aborsi 5% (SKRT 2001). Di dalam
Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana kematian
karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 1986
adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1 bulan.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya
berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama
didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah.
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu
strategi penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan
meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia dengan pembekalan pelatihan secara berkala.
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut
umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Penurunan
stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka
panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.
Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan
anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat
dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak
stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.
Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan
berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap
tahunnya. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada
2018 menemukan 30,8% mengalami stunting.
Balita dengan gizi buruk mempunyai dampak jangka pendek dan
panjang, berupa gangguan tumbuh kembang, termasuk gangguan fungsi
kognitif, kesakitan, risiko penyakit degeneratif di kemudian hari dan
kematian. Situasi status gizi kurang (wasting) dan gizi buruk (severe wasting)
pada balita di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik pada tahun 2014 masih
jauh dari harapan. Indonesia menempati urutan kedua tertinggi untuk
prevalensi wasting di antara 17 negara di wilayah tersebut, yaitu 12,1%.
Selain itu, cakupan penanganan kasus secara rerata di 9 negara di wilayah
tersebut hanya mencapai 2%. Upaya pengelolaan Stunting dan Wasting
perlu ditingkatkan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
penanganan balita dengan Stunting atau Wasting
Dengan latar belakang di atas, maka Tim Prognas RSUD Dabo akan
mengadakan kegiatan sosialisasi untuk penanganan Stunting dan Wasting,
serta penanganan hipertensi pada kehamilan bagi seluruh staf Puskesmas
Lanjut. Diharapkan kepada seluruh pihak-pihak yang terkait untuk turut serta
dalam kegiatan ini.

III. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf Puskemas Lanjut.
2. Khusus
Setelah mengikuti pelatihan ini seluruh staf Puskesmas Lanjut dapat :
a. Memahami penanganan hipertensi pada kehamilan
b. Memahami penanganan Stunting dan Wasting

IV. MANFAAT
Sosialisasi Puskesmas Lanjut akan sangat bermanfaat dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf Puskesmas Lanjut. Dalam
hal ini, praktisi kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan pada kasus
emergensi obstetri dan neonatal untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, serta pelayanan gizi Stunting dan Wasting.

V. SASARAN
Seluruh Staf Puskesmas Lanjut

VI. PANITIA
Ketua Panitia : dr. Fidel Hermanto
Sekretaris : Novia, S. Gz
Seksi Acara : Evariansi S. ST
Ns. Flaviana Valentia Juwita, S. Kep
Dokumentasi : Koerniawati, AMK
Perlengkapan : Dicky Ardianto, Amd, AK
Konsumsi : Dina Rahmini, AMK
Dosberia Gultom, AMd. Keb
VII. WAKTU DAN TEMPAT
Hari / Tanggal : Jumat / 7 Oktober 2022
Pukul : 08.00 – 11.30 WIB
Tempat : Puskesmas Lanjut

VIII. MATERI
1. Hipertensi pada kehamilan
2. Penanganan Stunting dan Wasting

IX. NARA SUMBER DAN PESERTA PELATIHAN


1. Nara Sumber
a. dr. Indra Jaya, Sp.A
b. dr. Diyah Shinta Setyorini, Sp.OG
2. Peserta Pelatihan
Seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Lanjut berjumlah 18 orang

X. METODE
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Tanya Jawab

XI. Sumber Daya Pendukung


1. Laptop
2. Sound system
3. Proyektor

XII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Sosialisasi Puskesmas Lanjut bagi seluruh staf Puskesmas
Lanjut berasal dari Anggaran RSUD Dabo Tahun 2022
XIII. PENUTUP
Setelah diberikan pelatihan, diharapkan seluruh Staf Puskesmas Lanjut
(sasaran) mampu:
a. Memahami penanganan hipertensi pada kehamilan
b. Memahami penangananStunting dan Wasting
Demikian perencanaan program dibuat dengan dasar untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seluruh staf Puskesmas Dabo
mengenai penanganan Stunting – Wasting dan hipertensi pada kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai