Anda di halaman 1dari 43

PRAKTEK MANDIRI BIDAN

DWI KURNIASIH,A.Md.KEB
Jl.KH.AhDahlan (Gg Masjid Takwa),Bandar Jayatimur,Kec.TerbanggiBesar,Kab.LampungTengah

PMB DWI KURNIASIH,A.Md.Keb

DAFTAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

1. SOP PELAYANAN ANTENATAL


2. SOP PELAYANAN PERSALINAN
3. SOP PELAYANAN NIFAS
4. SOP PELAYANAN BAYI BARU LAHIR
5. SOP PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN
6. SOP PELAYANAN PENCABUTAN IMPLAN
7. SOP PELAYANAN PEMASANGAN AKDR
8. SOP PELAYANAN PENCABUTAN AKDR
9. SOP PELAYANAN KB SUNTIK/PIL/KONDOM
10. SOP PELAYANAN PER, PEB DAN EKLAMSI
11. SOP PENATALAKSANAAN RUJUKAN
12. SOP PENATALAKSANAAN HEMORAGIC ANTE PARTUM
13. SOP PENATALAKSANAAN HEMORAGIC POST PARTUM
14. SOP PENANGANAN BAYI ASFEKSIA
15. SOP PENANGANAN SYOK
16. SOP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

2/2
Penatalaksanaan Antenatal Care
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Antenatal Care adalah Pemeriksaan kehamilan diartikan sebagai
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam Rahim.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan antenatal care
untuk mengenal dan menangani sedini mungkin penyakit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan dan kala nifas,memberikan nasehat dan petunjuk
yang terkait dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek
keluarga, menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu dan perinatal.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2017 Pasal 19
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Alat tulis kantor
langkah 2. Pengukur tinggi badan, timbangan dewasa, thermometer, pengukur
lengan atas
3. Tensimeter, stetoskop, senter, refleks hamer, pita ukur/meteran
4. Dopler, selimut pasien, handscun, nierbeken dan kom berisi kasa
B. Langkah - langkah :
1. Bidan menyambut ibu;
2. Melakukan anamnesa terhadap pasien;
3. Melakukan cuci tangan;
4. Mengukur tanda-tanda vital;
5. Melakukan pemeriksaan fisik dari mulai kepala sampai dengan ujung
kaki;
6. Melakukan pemeriksaan abdomen dilanjutkan pemeriksaan leopold
- Leopold I : Menentukan bagian janin difundus, mengukur tinggi
fundus;
- Leopold II : Menentukan letak punggung janin dn ekstermitas
janin;
- Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, sudah masuk
PAP atau belum;
- Leopold IV : Menentukan seberapa jauh bagian terbawah janin
sudah masuk PAP.
7. Menghitung detak janung janin (usia ˃18 minggu);
8. Melakukan cuci tangan;
9. Melakukan Pendokumentasian;
- sambut pasien
6. Bagan Alir - anamnesa
Pasien datang Pendokumentasian
- cuci tangan
- ukur TTV
- lakukan pemeriksaan fisik
- cuci tangan

2/2
7.Hal-hal yang Kenyamanan pasien
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit Dokter
9. Dokumen Buku KIA
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Persalinan Normal
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan 37 minggu sampai 42 minggu, lahir spontan tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan persalinan
normal untuk memberi asuhan memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi, memberi dukungan serta cepat
bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarga selama persalinan
dan kelahiran bayi.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2017 Pasal 19
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. APD ( celemek, sepatu boots, masker, penutup kepala, kaca mata
langkah google, handskun steril).
2. Pakaian Ibu dan Pakaian bayi
3. Partus set, kom berisi kasa steril, kom berisi kapas alkohol, deelee,
spuit 1cc, spuit 3cc, spuit 5cc, heating set, benang cromic, lidocain,
oksitosin, methilergometrin, vit k, salep mata bayi, kain bersih,
nierbeken, betadn, bloodset/infusset, abocet, cairan infus, tabung 02,
nasal kanul, doppler, tensimeter, stetoskop, timbangan bayi,pengukur
bayi, lampu sorot, meja resusitasi dan lampu penghangat, wadah
paikan kotor, kendil ari-ari.
B. Langkah - langkah :
1. Kala I
a. Inform consen kepada ibu bersalin tindakan yang akan di lakukan;
b. Menggunakan handscun steril dan bidan melakukan pemeriksaan
dalam dan mengecek detak jantung janin, cuci tangan;
c. Memberi tahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan;
d. Mengajarkan ibu tehnik relaksasi pada saat kontraksi dan
memposisikan ibu senyaman mungkin;
e. Menganjurkan ibu makan minum saat sedang tidak kontraksi;
f. Menganjurkan keluarga untuk menemani dan memotivasi ibu;
g. Mengontrol kemajuan persalinan dan djj;
h. Mencuci tangan
i. Melakukan pendokumentasian
2. Kala II
a. Mencuci tangan dan memakai APD;
b. Melakukan inform consen kepada ibu tindakan yang akan
dilakukan dan posisikan ibu secara litotomi;
c. Periksa tanda-tanda kala II (dorongan meneran, tekanan anus,
perineum menonjol, vulva membuka);
d. Memimpin persalinan, ajarkan ibu mengejan dengan baik dan

2/2
pantau djj;
e. Setelah bayi lahir keringkan bayi dengan tetap menjaga
kehangatan bayi, lakukan IMD;
f. Mengecek abdomen pKURNIASIHn tidak ada janin kedua,
suntikan oxitocin 10 UI secara IM;
g. Melakukan pemotongan tali pusat bayi dan berikan vit k 0,5 cc IM
serta salep mata pada bayi kemudian lakukan antropometri pada
bayi;
3. Kala III
a. Setelah penyuntikan oxitocin, periksa tanda pelepasan plasenta
(semburan darah, uterus membundar, tali pusat memanjang);
b. Jika setelah 15 menit tidak ada tanda pelepasan plasenta lakukan
penyuntikan oxitocin ke 2;
c. Lakukan peregangan tali pusat terkendali;
d. Setelah plasenta lahir cek kelengkapan dari plasenta dan lakukan
massase uterus;
4. Kala IV;
a. Setelah plasenta lahir cek laserasi jalan lahir dan kontraksi uterus;
b. Jika ada laserasi jalan lahir lakukan penjahitan perineum dan jika
tidak ada bersihkan ibu dan bereskan alat;
c. Mencuci tangan;
d. Mengontrol tanda-tanda vital ibu;
e. Memberi selamat kepada ibu dan melakukan rawat gabung bayi
dan ibu;
f. Melakukan pendokumentasian;
Pertolongan - cuci tangan - Pantau Kala I
6. Bagan Alir persalinan - APD - Pelaksanaan Kala II
- siapkan alat - Pelaksanaan kala III
- Pelaksanaan Kala IV

7.Hal-hal yang 1. APD


perlu 2. Kontraksi uterus dan perdarahan
diperhatikan 3. TTV
4. Asuhan sayang ibu
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Partograf
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Nifas
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/1

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Nifas adalah masa yang dihitung sejak seorang ibu melahirkan, hingga 6
minggu sesudahnya. Pada masa 6 minggu ini, akan terjadi perubahan-
perubahan pada tubuh ibu sehingga organ-organ yang berperan dalam masa
kehamilan seperti rahim, serviks, vagina akan kembali seperti semula saat
sebelum hamil.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan nifas untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan
bayinya, memberikan pendidikan kesehatan diri, nutrisi, menyusui, pemberian
imunisasi dan perawatan bayi sehat, serta membeikan pelayanan keluarga
berencana.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2017 Pasal 19
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Alat TTV (tensimeter, stetoskop, senter, thermometer)
langkah 2. Alat Pemeriksaan fisik (selimut, kom berisikan kasa, kom berisikan
betadine, kom berisikan kapas dtt, handscon steril, tisu, lampu sorot,
refleks patella)
B. Langkah - langkah :
1. Sapa ibu;
2. Melakukan anamnesa;
3. Melakukan Cuci tangan;
4. Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan;
5. Melakukan pemeriksaan TTV meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan
respirasi;
6. Melakukan pemeriksaan fisik dari kepala hingga ujung kaki;
7. Melakukan Cuci tangan;
8. Melakukan pendokumentasian

Pasien datang - sapa ibu - Pemeriksaan TTV


6. Bagan Alir - Pemeriksaan Fisik
- anamnesa - pendokumentasian

7.Hal-hal yang 1. Kontraksi uterus dan perdarahan


perlu 2. Tanda – tanda vital
diperhatikan 3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi)
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KIA
terkait

2/2
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir


Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Bayi baru lahir adalah bayi yang berusia 0 hari sampai 28 hari. Di usia ini
kesehatan bayi baru lahir sangat rentan terhadap berbagai macam gangguan
atau masalah, sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan
serius.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan bayi baru lahir
untuk memKURNIASIHn keamanan dan mencegah cidera atau infeksi,
mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensi yang memerlukan
perhatian.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2017 Pasal 20
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Meja resusitasi dan lampu penghangat
langkah 2. Pakaian bayi
3. Kom berisi kasa
4. Kom berisi kapas alkohol
5. Handscun steril
6. Kain bersih
7. Pita ukur
8. Timbangan bayi
9. Pengukur tinggi badan bayi
10. Spuit 1cc dan Vit K
11. Stetoskop
12. Salep mata
B. Langkah - langkah :
1. Melakukan penilaian segera setelah bayi lahir (menangis kuat, gerak
aktif, warna kulit/Apgar Score);
2. Melakukan IMD selama 1 jam;
3. Memberikan injeksi vit k 0,5 cc im pada bayi dan salep mata;
4. Melakukan antropometri dengan tetap menjaga kehangatan bayi;
5. Bedong bayi dan letakkan dekat ibu;
6. Melakukan cuci tangan;
7. Melakukan pendokumentasian;
Bayi lahir - Apgar Score
6. Bagan Alir - IMD
- injkesi vit k dan salep mata
- cuci tangan
- pendokumentasian

7.Hal-hal yang 1. Keadaan bayi


perlu 2. Kehangatan bayi
diperhatikan

2/2
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KIA
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan KB Suntik
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/1

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Pelayanan KB adalah upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan KB untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2017 Pasal 18
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Alat tulis
langkah 2. Obat kontrasepsi suntik
3. Spuit 3 cc
4. Kom kapas alkohol
5. Tensimeter
6. Stetoskop
7. Timbangan dewasa
B. Langkah - langkah :
1. Sapa ibu, anamnesa dan inform consent;
2. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan;
3. Mengukur tekanan darah dan timbang berat badan;
4. Mengatur posisi ibu dengan menjaga privasi ibu;
5. Cuci tangan;
6. Melakukan desinfektan lalu suntikan obat perlahan sebelumnya
lakukan aspirasi terlebih dahulu;
7. Cuci tangan;
8. Melakukan pendokumentasian dan jelaskan waktu suntik kembali;
Pasien - Sapa, anamnesa
6. Bagan Alir datang - Inform consen dan inform choose
Kontrasepsi suntik

- Cek TD dan BB

7.Hal-hal yang 1. Privasi pasien


perlu 2. Riwayat penyakit
diperhatikan 3. TTV

8. Unit Terkait Puskesmas


Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KB
terkait

2/2
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

Penatalaksanaan KB Pil dan Kondom


Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/1

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Pelayanan KB adalah upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan KB untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun
2017 Pasal 18
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Kontrasepsi pil dan kondom
langkah 2. Alat tulis
3. Tensimeter
4. Stetoskop
5. Kondom atau pil
B. Langkah - langkah :
1. Sapa ibu anamnesa dan inform consent;
2. Tensi dan timbang berat badan;
3. Menjelaskan cara pemakaian alat kontrasepsi yang akan digunakan
(kondom atau pil);
4. Melakukan pendokumentasian;
Pasien - Sapa, anamnesa Kontrasepsi pil atau kondom
6. Bagan Alir datang - Inform consen dan inform choose
- Cek TD dan BB

7.Hal-hal yang 1. Privasi pasien


perlu 2. Riwayat penyakit
diperhatikan 3. TTV

8. Unit Terkait Puskesmas


Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KB
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Pemasangan KB Implan
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : ½

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Pelayanan KB adalah upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan KB untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun
2017 Pasal 18
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Alat tulis
langkah 2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan dewasa
5. Handskun steril
6. Plester
7. Lidocain
8. Bisturi
9. Spuit 5cc
10. Kom kapas alkohol
11. Kasa
12. Betadine
13. Bengkok
14. Kasa gulung
15. Duk bolong
16. Perlak
17. Alat kontrasepsi implan
B. Langkah - langkah :
1. Sapa ibu anamnesa dan inform consent;
2. Tensi dan timbang berat badan;
3. Menganjurkan ibu mencuci lengan dengan sabun dan air mengalir;
4. Tentukan tempat pemasangan pada bagian lengan dan beri tanda;
5. Cuci tangan dan gunakan handskun steril;
6. Lakukan desinfektan, pasang kain penutup disekeliling lengan;
7. Suntikan anastesi localtepat bawah kulit, lakukan uji efek anastesi;
8. Masukan alat kontrasepsi implan (trokar) dibawah kulit sesuai tanda
yang telah kita buat, tahan pendorong dan tarik sisi luar trokar untuk
meletakkan kapsul implan, lakukan pada sisi sebelahnya;
9. Bersihkan luka dengan kapas dan betadine, plester bekas luka;
10. Bebat lengan dengan kasa gulung jika diperlukan;

2/2
11. Bereskan alat, cuci tangan
12. Pendokumentasian

6. Bagan Alir Pasien - Sapa, anamnesa


Pemasangan Kontrasepsi implant
datang - Inform consen dan inform choose
- Cek TD dan BB

7.Hal-hal yang 1. Privasi pasien


perlu 2. Riwayat penyakit
diperhatikan 3. TTV

8. Unit Terkait Puskesmas


Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KB
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Pemasangan KB IUD
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : ½

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Pelayanan KB adalah upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan KB untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun
2017 Pasal 18
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Alat tulis
langkah 2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan dewasa
5. Lampu sorot
6. Selimut
7. Perlak
8. Handskun steril
9. Duk steril
10. Kasa steril
11. Alat kontrasepsi IUD
12. IUD Kit (spekulum, tenakulum, sonde uterus, korentang, klem oval,
gunting lurus)
13. Bengkok
B. Langkah - langkah :
1. Sapa ibu, anamnesa dan lnform consent;
2. Tensi dan timbang berat badan;
3. Meminta ibu mengosongkan kandung kemih;
4. Posisikan ibu berbaring dengan posisi litotomi;
5. Menggunakan APD dan cuci tangan;
6. Menggunakan handskun steril;
7. Lakukan vulva hygene;
8. Pasang spekulum untuk melihat serviks;
9. Bersihkan serviks dengan larutan antiseptik;
10. Jepit serviks dengan tenakulum, masukan sonde utuk mengukur
dalamnya uterus, sesuaikan dengan tabung insenrer;
11. Masukan inserter IUD ke dalam uterus gunakan tehnik withdrawal
yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal sedangkan
pendorong tetap pada pada posisi atau menahan;
12. Mengeluarkan sebagian tabung inserter sampai ke benang dengan
menyisakan 3 – 4 cm
13. Menggunting benang IUD dan keluarkan tabung inserter serta
tenakulum;
14. Tekan serviks dengan kasa betadine 30 – 60 detik;

2/2
15. Bereskan alat dan cuci tangan;
16. Pendokumentasian;
Pasien - Sapa, anamnesa Pemasangan Kontrasepsi IUD
6. Bagan Alir datang - Inform consen dan inform choose
- Cek TD dan BB

7.Hal-hal yang 1. Privasi pasien


perlu 2. Riwayat penyakit
diperhatikan 3. TTV

8. Unit Terkait Puskesmas


Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KB
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Pre Eklamsi Ringan
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Preeklamsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai protein urine dan
odema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan Pre eklamsi
ringan untuk melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah, mengatasi
atau menurunkan resiko pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai
kematian janin, melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat
segera mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin
atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 Tahun
2014
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Tensimeter
langkah 2. Stetoskop
3. Doppler
4. Form rujukan
5. Tong spatel
6. Bloodset
7. Abocet no 18
8. Cairan RL
9. Plaster
10. Kapas alkohol
11. Nefedipin 10mg
12. Mgso4
13. Spuit 10cc
14. Aquabidest
15. Tabung oksigen
16. Kanul
17. Foly cateter no18
18. Urin bag
19. Handskun steril
20. Amlodipin 5mg
B. Langkah - langkah :
1. Sapa ibu dan lakukan anamnesa;
2. Melakukan cuci tangan dan lakukan pemeriksaan fisik, TTV dan DJJ;
3. Melakukan inform consent kepada pasien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan;
4. Memberikan therapy penurun tekanan darah, nefidipin 10mg peroral
diulang setiap 15-30 menit dengan dosis maksimal 30mg
5. Melakukan pendokumentasian
6.Bagan Alir
Pasien dengan PER - Anamnesa Penatalaksanaan PER
- Pemeriksaan Fisik
- Inform consen (Therapy penurun darah)

7.Hal-hal yang 1. pemeriksaan fisik


perlu 2. TTV
diperhatikan 3. DJJ

2/2
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KIA
terkait Surat Rujukan
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Pre Eklamsi Berat
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/100 mmHg atau lebih yang disertai protein urine dan
atau disertai odema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan pre eklamsi
berat untuk melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah, mengatasi
atau menurunkan resiko pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai
kematian janin, melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat
segera mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin
atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 Tahun
2014
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Tensimeter
langkah 2. Stetoskop
3. Doppler
4. Form rujukan
5. Tongspatel
6. Bloodset
7. Abocet no18
8. Cairan RL
9. Plester
10. Kapas alkohol
11. Nefedipin 10mg
12. Mgso4
13. Spuit 10cc
14. Aquabidest
15. Tabung oksigen
16. Kanul
17. Foly kateter no 18
18. Urin bag
19. Handskun steril
B. Langkah - langkah :
1. Pasien datang lakukan pemeriksaan fisik
2. Melakukan anamnesa terhadap keluarga dan inform consent tindakan
yang akan dilakukan;
3. Pemberian MgS04 dosis awal yaitu 4mb MgSo4 larutkan dalam 10ml
aquabides berikan secara perlahan IV
4. Inform consent keluarga pasien akan dirujuk;
5. Keluarga menandatangani persetujuan rujukan
6. Bidan melakukan rujuakn sesuai penatalaksanaan rujukan;
6.Bagan alir
Pasien datang - Pemeriksaan fisik Rujuk pasien
dengan PEB - Pemberian MgSo4
- Inform consen

7.Hal-hal yang 1. pemeriksaan fisik


perlu 2. TTV
diperhatikan 3. DJJ

2/2
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KIA
terkait Surat Rujukan
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Eklamsi
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Eklamsi adalah kondisi serius akibat preeklamsi pada ibu hamil yang ditandai
adanya kejang.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan eklamsi untuk
melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah, mengatasi atau
menurunkan resiko pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian
janin, melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat segera
mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau ibu
akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 Tahun
2014
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Tensimeter
langkah 2. Stetoskop
3. Doppler
4. Form rujukan
5. Tongspatel
6. Bloodset
7. Abocet no18
8. Cairan RL
9. Plester
10. Kapas alkohol
11. Nefedipin 10mg
12. Mgso4
13. Spuit 10cc
14. Aquabidest
15. Tabung oksigen
16. Kanul
17. Foly kateter no 18
18. Urin bag
19. Handskun steril
B. Langkah - langkah :
1. Pasien datang dalam keadaan kejang;
2. Melakukan anamnesa terhadap keluarga dan inform consent tindakan
yang akan dilakukan;
3. Pasang tong spatel infuse dan oksigen 3 liter/menit pasang dower
cateter dan cek tanda-tanda vitalserta DJJ;
4. Inform consent keluarga pasien akan dirujuk;
5. Keluarga menandatangani persetujuan rujukan
6. Bidan melakukan rujuakn sesuai penatalaksanaan rujukan;
6.Bagan Alir
Pasien Kejang - Pemeriksaan fisik Rujuk
- Pasangtong spatel infus
dan oksigen
- Inform consen keluarga

7.Hal-hal yang 1. pemeriksaan fisik


perlu 2. TTV

2/2
diperhatikan 3. DJJ

8. Unit Terkait Puskesmas


Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KIA
terkait Surat Rujukan
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Rujukan
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/1

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Persiapan rujukan adalah proses persiapan pengiriman pasien dari praktik
Mandieri Bidan ke Rumah Sakit yang dimulai sejak pembuatan surat rujukan
sampai dikirim ke Rumah Sakit.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan rujukan utnuk
mencegah terjadinya kondisi pasien yang lebih buruk.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
4. Referensi PMK no 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Alat tulis
langkah 2. Form rujukan
B. Langkah - langkah :
1. Bidan menjelaskan alasan pasien dirujuk
2. Bidan menyiapkan form inform choice dan menjelaskan pada
keluarga
3. Bidan menyakinkan keluarga untuk setuju dilakukan tindakan
rujukan
4. Bila keluarga setuju dilakukan rujukan, kelurga menandatangani
persetujuan rujukan
5. Bidan menuliskan hasil pemeriksaan dan jenis therapy yang telah
diberikan dalam surat rujukan
6. Bidan ataupun keluarga menyiapkan kendaraan untuk membawa
pasien
7. Bidan menghubungi Rumah Sakit yang akan dituju
Pasien dengan - jelaskan kondisi pasien Rujuk Pasien
6. Bagan Alir kondisi perlu - inform choice
dirujuk - tanda tangan persetujuan
- siapkan kendaraan

7.Hal-hal yang Tanda – tanda vital


perlu Persiapan keluarga
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Surat Rujukan
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Hemoragic Ante Partum
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/3

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Hemoragic ante partum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan
diatas 28 minggu atau lebih dan sering disebut atau digolongkan perdarahan
trimester ke tiga.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan hemoragic ante
partum untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 Tahun
2014
4. Referensi Buku ilmu kebidanan sarwono prawiroharjdo tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Tensimeter
langkah 2. Stetoskop
3. Doppler
4. Form rujukan
5. Speculum cocor bebek
6. Bloodset
7. Aboket no 18
8. Cairan RL
9. Plaster
10. Kapas alcohol
11. Lampu sorot
12. Tabung oksigen dan kanul
13. Handskun steril
14. Kasa steril
15. Bengkok
16. Skot
17. APD (masker, skot)
18. Underped
B. Langkah - langkah :

1. Pasien dating diterima


oleh Dokter / Bidan di
kamar bersalin.
2. Dokter / Bidan
melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan
2/2
anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
Pasien dating diterima
oleh Dokter / Bidan di
kamar bersalin.
2. Dokter / Bidan
melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan
anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
 Perdarahan per vaginam
pada usia 20
Pasien dating diterima
oleh Dokter / Bidan di
kamar bersalin.
2. Dokter / Bidan
melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan
anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
2/2
 Perdarahan per vaginam
pada usia 20
Pasien dating diterima
oleh Dokter / Bidan di
kamar bersalin.
2. Dokter / Bidan
melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan
anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
 Perdarahan per vaginam
pada usia 20
Pasien dating diterima
oleh Dokter / Bidan di
kamar bersalin.
2. Dokter / Bidan
melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan
anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
2/2
 Perdarahan per vaginam
pada usia 20
Pasien dating diterima
oleh Dokter / Bidan di
kamar bersalin.
2. Dokter / Bidan
melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan
anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
 Perdarahan per vaginam
pada usia 20
Pasien dating diterima
oleh Dokter / Bidan di
kamar bersalin.
2. Dokter / Bidan
melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan
anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
2/2
 Perdarahan per vaginam
pada usia 20
1. Pasien datang diterima oleh Dokter / Bidan di kamar
bersalin.
2. Dokter / Bidan melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan anamnesis riwayat penyakit
sekarang, seperti :
Perdarahan per vaginam pada usia 20 minggu atau lebih.
Perdarahan spontan tanpa aktivitas atau trauma pada
daerah abdomen.
 Nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus.
 Beberapa faktor predisposisi :
- Riwayat solusio plasenta.
- Perokok.
- Hipertensi.
- Multiparitas.

4. Dokter / Bidan melakukan pemeriksaan fisik meliputi


pemeriksaan generalis serta pemeriksaan obstetric, seperti :
 PemeriksaanGeneralis :
- Pemeriksaan Tanda – tanda vital meliputi kesadaran, suhu, nadi,
tekanan darah dan frekuensi napas
- Pemeriksaan menyeluruh dari kepala hingga kaki secara cepat

PemeriksaanObstetri :

- Periksa luar Menentukan bagian terbawah janin,


menentukan letak janin ada kelainan atau tidak dan mengukur
DJJ dengan doppler.
- Periksa dalam (inspekulo) Menentukan sumber perdarahan,
apakah perdarahan berasal dari dalam ostium uteri atau hanya
perdarahan yang berasal dari servix atau dinding vagina, serta
menentukan jumlah perdarahannya.

5. Dokter/ Bidan melakukan penegakkan diagnosis dengan


berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

6. Dokter / Bidan melakukan penatalaksanaan, antara lain :


 Bila didapatkan ada tanda – tanda syok seperti akral dingin dan
pucat, nadi> 100x/menit teraba lemah dan tekanan darah
sistolik< 90 mmhg maka hendaknya segera dilakukan stabilisasi
keadaan umum sebelum pasien di rujuk kerumah sakit, dengan

2/2
cara :
- Pemberian oksigen nasal kanul 2 – 3 Liter / menit.
- Lakukan pemasangan infus 2 jalur intravena dengan
menggunakan ringer laktat atau NaCl 0,9% dengan dosis
loading secepatnya (kecepatan 1 L dalam 15 – 20 menit), dapat
diulang kembali sampai maksimal 3 L dalam 2 – 3 jam apabila
keadaan pasien tidak membaik.
- Lakukan pemasangan kateter untuk memantau urine output.

 Bila didapatkan tanda – tanda inpartu seperti cairan lender


bercampur darah dan kontraksi uterus minimal terjadi 2 kali
dalam 10 menit serta kehamilan lebih dari 37 minggu, lanjutkan
dengan tatalaksana persalinan normal, kecuali pada pasien
plasenta previa dan vasa previa. Jika kehamilan kurang dari 37
minggu sebaiknya pasien dirujuk ke rumah sakit.

 Bila tidak didapatkan tanda – tanda inpartu pikirkan perdarahan


ante-partum dan segera lakukan pemasangan infuse intravena
lalu kemudian rujuk pasien kerumah sakit. Pada plasenta previa
tidak disarankan untuk periksa dalam.

7. Bidan mendokumentasikan identitas pasien, hasil anamnesis,


hasil pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan kepada
Pasien di dalam rekam medis.

8. Pasien di rujuk kerumah sakit tuntuk penanganan lebih lanjut

6. Bagan Alir Pasien - Anamnesa keluarga Keluarga


dengan setuju tanda Rujuk
perdarahan - jelaskan kondisi pasien dan inform consen tangan surat Pasien
>500cc persetujuan
- pasang infus, o2, cek perdarahan rujukan

- cek ttv dan djj

7.Hal-hal yang Tanda – tanda vital dan DJJ


perlu Perdarahan
diperhatikan Persiapan keluarga
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Surat Rujukan
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Hemoragic Post Partum
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/3

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Perdarahan Post Partum adalah perdarahan pasca persalinan yang melebihi 500

2/2
ml setelah bayi lahir atau yang berpotensi mengganggu hemodinamik ibu
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan hemoragic post
partum untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 Tahun
2014
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / 1. Pasien dengan Perdarahan Post Partum.
Langkah – 2. Memanggil bantuan Tim dan konsul dokter jaga.
langkah 3. Pasien posisi trendelenberg.
4. Petugas menilai Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan.
5. Pastikan jalan nafas bebas.
6. Beri O2
7. Pasang intravena line.
8. Ambil darah periksa lab dan lakukan pemeriksaan: kadar hemoglobin
(pemeriksaan hematologi rutin) dan penggolongan ABO. Jika kadar Hb< 8
g/dl di rujuk.
9. Lakukan resusitasi cairan kristaloid ( Nacl/RL ).
10. Memeriksa penyebab perdarahan.
a. Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka,
dan tinggi fundus uteri.
b.Periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan
c. laserasi (jika ada, misal: robekan serviks atau robekan vagina).
d. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
11. Pasang kateter Folley untuk memantau volume urin dibandingkan
dengan jumlah cairan yang masuk. Catatan: produksi urin normal 0.5-1
ml/kgBB/jam atau sekitar 30 ml/jam)
12. Tatalaksana perdarahan sesuai penyebab
a. Tata laksana atoni uteri :
1) Lakukan pemijatan uterus.
2) Pastikan plasenta lahir lengkap.
3) Berikan 20-40 unit Oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% /
Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM.
4) Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutanNaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
5) Bila tidak tersedia Oksitosin atau bila perdarahan tidak berhenti,
berikan Ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti
pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg IM/IV
(lambat) setiap 4 jam bila diperlukan. Jangan berikan lebih dari 5
dosis(1 mg).
6) Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV (bolus
selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit
7) Lakukan pasang kondom kateter atau kompresi bimanual internal
selama 5 menit.
8) Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder sebagai
antisipasi bila perdarahan tidak berhenti.

9) Perlu Diingat :
1) Jangan berikan lebih dari 3 liter larutan intravena yang
mengandung oksitosin.
2) Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi
berat/tidak terkontrol, penderita sakit jantung dan penyakit
pembuluh darah tepi.

b. Tata laksana Robekan jalan lahir :


Ruptura Perineum dan Robekan Dinding Vagina
1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber perdarahan.
2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan dengan antiseptik.

2/2
3. Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat dengan
benang yang dapat diserap.
4.Lakukan penjahitan. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 g
5 asamtraneksamat IV (bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30
menit).

c. Robekan Serviks :

1. Paling sering terjadi pada bagian lateral bawah kiri dan kanan dari
porsio.
2. Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder.

d. Retensio Plasenta :
1. Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM.
2. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutanNaCl 0,9%
atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
3. Lakukan tarikan tali pusat terkendali.
4. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta
manual secara hati-hati.
5. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (Ampisilin 2 g IV dan
Metronidazol 500 mg IV).
6. Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat atau infeksi.

e. Sisa Plasenta :
1. Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM.
2. Lanjutkan infus Oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%
atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
pendarahan berhenti.
3. Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan
darah dan jaringan.
4. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa
plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan kuretase.
5. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisillin 2 g IV dan
Metronidazol 500 mg).
6. Jika perdarahan berlanjut, tata laksana seperti kasus atonia uteri.

f. Tata laksana Inversio Uteri :


Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
g. Tata laksana Gangguan Pembekuan Darah
1. Tangani kemungkinan penyebab (solusio plasenta,eklampsia). Pada
banyak kasus kehilangan darah yang akut, koagulopati dapat dicegah
jika volume darah dipulihkan segera.
2. Siapkan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
a. Diagram Alir Memanggil bantuan Tim dan konsul dokter jaga a. Posisi
trendelenberg
b. Nilai Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan a.Pastikan jalan nafas bebas

6. Bagan Alir
Robekan jalan lahir Lakukan heating
derajat 1 dan 2 perineum

2/2
Pasien
perdarahan
- Robekan jalan lahir - Inform consen pasien
derajad 3 dan 4 perlu dirujuk
Rujuk
- Atonia uteri - Tanda tanagn
Pasien
- Retensio plasenta persetujuan
- Sisa plasenta - Pasang infus dan o2

7.Hal-hal yang Perdarah dan kontaksi uterus


perlu Tanda – tanda vital
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Surat Rujukan
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Bayi Asfiksia
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Bayi asfeksia adalah gangguan kesehatan yang dialami oleh bayi baru lahir,
dimana tubuh bayi kekurangan oksigen sehingga mengakibatkan kesulitan
bernafas dan kondisinya juga tampak lemah dan kebiruan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan bayi asfiksia
untuk menurunkan angka kematian bayi
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 Tahun
2014
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. 2 helai kain atau bantal kecil penahan bahu
langkah 2. Deelee
3. Tabung oksigen
4. Nasal kanul
5. Lampu penghangat
6. Handskun steril
7. Celemek
8. Masket
9. Stetoskop
10. Ambubag
B. Langkah - langkah :
1. Inform consen keluarga tentang keadaan bayi dan tindakan yang akan
dilakukan
2. Nilai keadaan bayi dengan tetap menjaga kehangatan bayi
3. Mengatur posisi bayi dengan sedikit ekstensi
4. Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan deelee 3-5 cm pada
bagian mulut dan 2-3 cm pada bagian hidung
5. Memberikan rangsangan taktil dengan cara menggosok punggung bayi
dan menepuk telapak kaki bayi
6. Memberikan O2 ½ liter /menit – 1 ½ liter/menit dan nilai kembali
keadaan bayi
7. Jika 30 detik pertama bayi belum ada perubahan gunakan ambubag
dengan O2 3 liter/menit
8. Tekan ambubag sebanyak 2x dan periksa gerakan dinding dada
9. Lanjutkan ventilasi sebanyak 20x/30 detik selama 2-3 menit
10. Lakukan penilaian kembali, jika belum membaik lakukan rujukan
11. Inform consen terhadap keluarga dan menanda tangani suart rujukan
12. Lakukan rujukan sesuai penatalaksanaan rujukan

2/2
- Nilai keadaan bayi Nilai kondisi bayi di 30 Tidak ada
6. Bagan Alir Bayi lahir
tidak - Jaga kehangatan detik pertama perubahan
menangis, - Atur posisi kepala
pucat dan sedikit ekstensi
lemas - Bersihkan jalan nafas
- Beri Rangsang taktil
- Beri oksigen
- Berikan ventilasi
Belum ada perubahan tekanan positif (VTP)
lakukan tindakan Penilaian kondisi 20x dalam 30 detik
rujukan kembali selama 2-3 menit

7.Hal-hal yang Kehangatan bayi


perlu Tanda vital
diperhatikan Keadaan umum bayi
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Surat Rujukan
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

Penatalaksanaan Syok
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/2

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif, kemudian diikuti
perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya
gangguan metabolic seluler.
Macam-macam syok :
1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)
2. Syok hipovelemik (akibat penurunan volume darah)
3. Syok anafilaktik (akibat resi galeri)
4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi)
5. Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem syaraf)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan syok untuk
menurunkan angka kematian ibu
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 61 Tahun
2014
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Tensimeter
langkah 2. Stetoskop
3. Termometer
4. Handskun steril
5. Tabung O2
6. Kanul

2/2
7. Bloodset
8. Aboket
9. Cairan RL
10. Form rujukan
B. Langkah - langkah :
1. Melakukan anamnesa kepada keluarga
2. Melakukan inform consen terhadap keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
3. Ukur tanda-tanda vital, pasang O2 dan pasang infus
4. Menanda tangani persetujuan rujukan
5. Rujuk pasien sesuai enatalaksanaan rujukan
- Anamnesa Rujuk dengan
6. Bagan Alir Pasien syok
- Inform consen persetujuan keluarga
- Cek TTV
- Pasang O2 dan infus

7.Hal-hal yang Tanda vital


perlu Keadaan umum
diperhatikan
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Surat Rujukan
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
SOP Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
(PPI)
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : 1/1

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar

1. Pengertian Bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada klien untuk
melindungi petugas kesehatan itu sendiri.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menerapkan langkah-langkah untuk Mencegah


penularan penyakit secara langsung maupun tidak langsung dari atau kepada
pasien di fasilitas kesehatan.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 118 Tahun
2014
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270 /Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, dan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya, perlu dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan
mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehata

5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :


Langkah – 1. Handskun steril
langkah 2. Air bersih
3. Air DTT atau air mentah
4. Larutan klorin
5. Deterjen
6. Sikat pembersih
7. Kom besar (baskom)
8. Masker
9. Korentang
10. Panci

2/2
11. Celemek

B. Langkah - langkah :
A. MENJAGA KEBERSIHAN TANGAN
a. Jaga agar kuku jari-jari tangan tetap pendek.
b. Tutup luka di tangan dengan bahan kedap air
c. Selalu bersihkan tangan pada situasi-situasi berikut.
5 momen cuci tangan /hand hygene ( WHO) :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien
d. Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
e. Sebelum memegang alat/instrumen invasif, baik ketika
mengenakan sarung tangan maupun tidak.
f. Setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi, membran mukosa, kulit
yang tidak intak, atau kasa penutup luka.
g. Ketika berpindah dari satu bagian tubuh yang terkontaminasi ke
bagian tubuh lain dari pasien yang sama.
h. Setelah kontak dengan permukaan objek yang bersentuhan dengan
pasien (termasuk peralatan medis).
i. Setelah melepas sarung tangan (steril maupun nn-steril)
j. Jika tangan tidak terlihat kotor, gunakan pembersih berbahan dasar
alkohol (alcohol-based handrub). Jika tangan tidak terlihat kotor
namun pembersih yangan berbahan dasar alkohol tidak tersedia,
cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
k. Jika tangan terlihat kotor, atu bila terkena darah/cairan tubuh, atau

BAGAN 1 selama 40-60 detik Sebelum menangani obat-obatan atau


menyiapkan makanan, bersihkan tangan dengan pembersih tangan berbahan
dasar alkohol atau cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.

B. MENGENAKAN SARUNG TANGAN


a. Gunakan sarung tangan steril atau yang sudah didisinfeksi tingkat
tinggi (DTT) ketika melakukan prosedur bedah, men olong
persalinan, memotong tali pusat, menjahit luka episiotomi, dan
menjahit robekan perineum.
b. Gunakan sarung tangan steril yang panjang (sampai menutup siku)
ketika melakukan manual plasenta atau kompresi bimanual
interna.
c. Gunakan sarung tangan pemeriksa (non steril) untuk melakukan
pemeriksaan vagina, memasasng infus, memberikan obat injeksi,
dan mengambil darah.
d. Gunakan sarung tangan rumah tangga saat :
     Membersihkan alat dan tempat tidur
     Mengelola bahan yang terkontaminasi, sampah, dan limbah
     Membersihkan darah dan cairan tubuh yang berceceran

C. MELINDUNGI DIRI DARI DARAH DAN CAIRAN TUBUH


a. Gunakan sarung tangan sesuai petunjuk di atas
b. Tutup semua bagian kulit yang tidak intak/utuh dengan bahan
     tahan air
c. Berhati-hati dalam mengelola sampah dan alat/benda tajam
d. Kenakan apron panjang yang terbuat dari plastik atau bahan
tahan air, serta sepatu boot karet ketika menolon g persalinan
e. Lindungi mata dengan mengenakan kacamata atau
perlengkapan lain.
f. Gunakan masker dan topi atau tutup kepala

2/2
D. MEMBUANG SAMPAH TAJAM DENGAN BENAR
a. Siapkan tempat penampungan sampah tajam yang tidak dapat
ditembus oleh jarum
b. Pastikan semua jarum dan spuit digunakan hanya satu kali
c. Jangan menutup kembali, membengkokkan, ataupun merusak
jaum yang telah digunakan.
d. Langsung buang semua jarum yang telah digunakan ke tempat
penampungan sampah tajam tanpa memberikannya ke orang
lain
e. Ketika tempat penampungan sudah tiga perempat penuh, tutup,
sumbat, atau plester wadah tersebut dengan rapat lalu bakar.

E.  MEMBUANG SAMPAH DAN LIMBAH SECARA AMAN


a. Buang plasenta, darah, cairan tubuh, dan benda-benda yang
terkontaminasi ke wadah anti bocor.
b. Kubur atau bakar segera sampah padat yang terkontaminasi
c. Buang limbah cair ke saluran khusus
d. Cuci tangan, sarung tangan, dan tempat penampungan setelah
membuang sampah atau limbah infeksius

F. MENGELOLA PAKAIAN DAN KAIN YANG TERKONTAMINASI


a. Petugas yang menangani linen harus menggunakan alat
pelindung diri berupa sarung tangan rumah tangga, sepatu
tertutup kedap air, apron, dan kacamata pelindung.
b. Kumpulkan dan pisahkan semua pakaian dan kain yang
terkontaminasi darah atau cairan tubuh di kanton g plastik
khusus
c. JANGAN PERNAH MEYENTUH BENDA-BENDA TERSEBUT DENGAN
TANGAN SECARA LANGSUNG
Bilas darah maupun cairan tubuh lain dengan air sebelum
mencuci nya dengan sabun

G.  PEMPROSESAN INSTRUMEN
a. Untuk instrumen yang dipakai ulang, lakukan 3 langkah pokok
yang ada di BAGAN 2 :
1. Dekontaminasi
2. Pencucian dan pembilasan
3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
BAGAN 2. Langkah-langkah pemprosesan instrumen

BAGAN 3. Cara membuat klorin

     Saat mencuci alat, kenakan sarung tangan tebal/sarung tangan rumah tangga dan
berhati-hatilah jangan sampai tertusuk instrumen tajam
      Jika tidak segera dipakai, instrumen yang sudah d istrelilisasi
harus dijaga agar tidak terkontaminasi.

Handscone Sterilisasi
6. Bagan Alir PP
Pasien syok
Air Bersih
Air DTT
Laruran clorin

7.Hal-hal yang Waktu perebusan


perlu Kebersihan alat
diperhatikan Tempat penyimanan alat
8. Unit Terkait -
9. Dokumen Jadwal steril kembali
terkait

2/2
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

Penatalaksanaan Imunisasi Dasar


Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : ½

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
anak secara aktif sehingga bila suatu saat terpanjan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Pelayanan imunisasi adalah pemberian imunisasi yang dilaksanakan oleh
bidan dengan memperhatikan keamanan vaksin.
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak yang sering kita ketahui
dengan imunisasi dasar lengkap yaitu :
- Bayi kurang dari 24 jam diberikan imunisasi HB0
- Bayi usia 1 bulan diberikan BCG dan Polio 1
- Bayi usia 2 bulan diberikan DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2
- Bayi usia 3 bulan diberikan DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3
- Bayi usia 4 bulan diberikan DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV (Polio suntik)
- Bayi usia 9 bulan diberikan Campak atau MR
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan imunisasi dasar
pada bayi usia 0-11 bulan
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun
2017
4. Referensi Buku Imunisasi pada balita Arikunto tahun 2006
http://doktersehat.com
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 1. Buku bantu atau kohort bayi
langkah 2. Alat Tulis
3. Vaccine carrier
4. Safety box
5. Spuit 0,05ml, 0,5 ml, 5 ml

2/2
6. Vaksin dan pelarut
7. Kapas air hangat
8. Handsrcub
9. Bangkok
10. Tempat sampah non medis
B. Langkah - langkah :
1. Petugas menyiapkan buku catatan
2. Pastikan kondisi vaksin dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa
3. Petugas mengambil vaksin dan pelarut dalam lemari es dan pindah
kan dalam vaksin carrier yang berisi coolpack
4. Letakkan vaksin carier, alat suntik dan kapas air hangat dimeja. Safety
box dan tempat sampah di bawah meja
5. Petugas mencuci tangan
6. Anamnesa riwayat imunisasi sebelumnya, umur, riwayat penyakit dan
keadaan saat ini
7. Petugas memberi informasi tentang vaksin yang akan didapatkan
bayinya
8. DWIl vaksin dalam spuit sesuai kebutuhan pKURNIASIHn tidak ada
gelembung
9. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas air hangat, tunggu hingga
kering
10. Suntikkan vaksin pada lokasi yang sudah disiapkan
11. Memberi informasi kepada orang tua tenang kemungkinan efek vaksin
dan kapan kunjungan berikutnya
12. Bayi dan orang tua menunggu 30 menit untuk memantau
kemungkinan terjadi efek samping
13. Mencatat hasil imunisasi pada buku catatan atau kohort
14. Mencuci tangan
- Anamnesa Pemberian vaksin
6. Bagan Alir
- Inform consen
- Vaksin sesuai
kebutuhan pasien

7.Hal-hal yang 1. Usia


perlu 2. Riwayat imunisasi
diperhatikan 3. Keadaan saat ini
8. Unit Terkait Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Kohort bayi
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Pencabutan KB Implan
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : ½

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Pengertian Pencabutan Implant adalah melakukan pencabutan alat kontrasepsi yang
diletakkan di bawah kulit lengan atas dengan jumlah kapsul berbeda yang bekerja untuk
menekan ovulasi dan mengentalkan lender serviks.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan KB untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil berkualitas.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun
2017 Pasal 18
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 18. Alat tulis
langkah 19. Tensimeter
20. Stetoskop
21. Timbangan dewasa
22. Handskun steril
23. Plester
24. Lidocain
25. Bisturi
26. Spuit 5cc
27. Kom kapas alkohol
28. Kasa
29. Betadine
30. Bengkok
31. Kasa gulung

2/2
32. Duk bolong
33. Perlak

B. Langkah - langkah :
a. Klien datang dan mengambil nomor antrian
b. Klien mendaftar diloket
c. Petugas loket membawa K/IV/KB di ruang KIA/KB
d. Petugas ruang KIA/KB memanggil klien sesuai urutan
e. Petugas mencocokkan identitas klien di ruang KIA/KB dengan K/IV/KB
f. Petugas ruang KIA/KB melakukan anamnesa pada klien
g. Petugas memberi konseling ABPK kepada klien untuk memilih pelayanan KB
yang dikehendaki. Jika klien setuju maka dilakukan klien mengisi informed
consent.jika klien tidak setuju maka dilakukan konseling ulang. Jika kondisi klien
tidak memungkinkan segera lakukan rujukan.
h. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dalam proses pencabutan dan
mempersilahkan klien untuk bertanya i. Mempersilahkan klien untuk naik ke tempat
tidur
j. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (jika diperlukan).
k. Menentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua
kapsul(dekat siku).
l. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil lebih kurang 4 mm
dengan menggunakan skapel.
m. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat
tempat insisi.
n. Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul
tampak pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan
klem lengkung (mosquito) dengan lengkungan jepitan mengarah keatas, kemudian
jepit ujung 2 kapsul dengan klem tersebut.jika kapsul sulit digerakkan ke arah insisi
masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke
kulit, teruskan sampai berada dibawah ujung kapsul dekat siku,buka dan tutup jepitan
klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul.

o. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-
gosok pakai kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
p. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan klem kedua.lepaskan klem pertama dan
cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua.
q. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut.gunakan teknik yang sama
untuk mencabut kapsul berikutnya.
r. Menghitung untuk memastikan semua kapsul dicabut.
s. Mempersilahkan klien untuk turun dari tempat tidur.
t. Melakukan pemantauan medis dan pemberian nasehat pasca tindakan
u. Petugas mencatat hasil pelayanan di K/IV/KB dan register kohort KB

6. Bagan Alir Pasien - Sapa, anamnesa


Pencabutan Kontrasepsi implant
datang - Inform consen dan inform choose
- Cek TD dan BB

7.Hal-hal yang 1. pasien


perlu 2. Riwayat penyakit
diperhatikan 3. TTV

8. Unit Terkait Puskesmas


Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KB
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2
Penatalaksanaan Pecabutan KB IUD /AKDR
Nomor : SOP/ /PMBDWI/XI/2020
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 1 November 2020
Halaman : ½

Praktik Mandiri Bidan DWI KURNIASIH


Kecamatan No. KTA 1805.1800.0790
Terbanggi Besar
1. Pengertian Pencabutan AKDR adalah melakukan pencabutan alat kontrasepsi yang diletakkan di
dalam rahim yang berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari
tembaga bekerja untuk mencegah sperma dan ovum bertemu. 
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan KB untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.
3. Kebijakan Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun
2017 Pasal 18
4. Referensi Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo Tahun 2008 edisi IV
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah – 14. Alat tulis
langkah 15. Tensimeter
16. Stetoskop
17. Timbangan dewasa
18. Lampu sorot
19. Selimut
20. Perlak
21. Handskun steril
22. Duk steril
23. Kasa steril
24. IUD Kit (spekulum, tenakulum, sonde uterus, korentang, klem oval,
gunting lurus)
25. Bengkok

B. Langkah - langkah :
a. Klien datang dan mengambil nomor antrian

2/2
b. Klien mendaftar diloket
c. Petugas loket membawa K/IV/KB di ruang KIA/KB
d. Petugas ruang KIA/KB memanggil klien sesuai urutan
e. Petugas mencocokkan identitas klien di ruang KIA/KB dengan K/IV/KB
f. Petugas ruang KIA/KB melakukan anamnesa pada klien
g. Petugas memberi konseling ABPK kepada klien untuk memilih pelayanan KB
yang dikehendaki. Jika klien setuju maka dilakukan. klien mengisi informed
consent.jika klien tidak setuju maka dilakukan konseling ulang. Jika kondisi klien
tidak memungkinkan segera lakukan rujukan.
h. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dalam proses pencabutan
dan mempersilahkan klien untuk bertanya
i. Mempersilahkan klien untuk naik ke tempat tidur gynecology
j. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (jika diperlukan).
k. Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR.
l. Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali.
m. Mengatakan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan pencabutan.meminta
klien untuk tenang dan menarik nafas panjang.memberitahu mungkin timbul rasa
sakit tapi itu normal. Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung yang sudah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril dan tarik benang pelan-pelan, tidak boleh menarik
dengan kuat.akdr biasanya dapat dicabut dengan mudah.untuk mencegah
benang putus tarik dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR dengan pelan-
pelan.bila benang putus saat ditarik tetap ujung AKDR masih dapat dilihat maka
jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar. Pencabutan sulit. Bila benang AKDR
tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus
atau lengkung. Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan klem atau alat
pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang atau AKDR itu sendiri.

n. Menunjukkan kepada klien AKDR yang telah dicabut.


o. Pasang AKDR yang baru bila klien menginginkan dan kondisinya memungkinkan.
p. Mempersilahkan klien untuk turun dari tempat tidur gynecology.
q. Melakukan pemantauan medis dan pemberian nasehat pasca tindakan
r. Petugas mencatat hasil pelayanan di K/IV/KB dan register kohort KB
Pasien - Sapa, anamnesa Pencabutan Kontrasepsi IUD
6. Bagan Alir datang - Inform consen dan inform choose
- Cek TD dan BB

7.Hal-hal yang 4. Privasi pasien


perlu 5. Riwayat penyakit
diperhatikan 6. TTV

8. Unit Terkait Puskesmas


Rumah Sakit
Dokter
9. Dokumen Buku KB
terkait
10. Rekam No. Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
histori tgl.

2/2

Anda mungkin juga menyukai