Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi

Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018


Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

WATERMARK DENGAN GABUNGAN STEGANOGRAFI DAN


VISIBLE WATERMARKING

Watermark Using Steganography and Visible Watermarking


Juni Rosmiyati, jrosmiyati@gmail.com1), Teady Matius Surya Mulyana,
tmulyana@bundamulia.ac.id2)
1)2)
Teknik Informatika / Fakultas Teknik Dan Desain, Universitas Bunda Mulia

ABSTRACT

Images, that are currently circulating on the internet are many, such as advertising images for
the promotion of products from a particular brand / institution, the image of the digital image,
photographs of the works of famous photographers and many other examples. To identify each image
appropriately, it can be added with a special logo or sign that is easily recognizable to the user. But the
current advanced technology also supports duplication of the same logo / sign by irresponsible parties.
Using the LSB and Grayscale methods, information such as text can be inserted into the watermark
image that you want to use. Where there is a combination between the steganography process and the
watermark process in one medium so that it can contain information visually and invisible. By using a
stegowater application that incorporates stenographic and watermark processes, the user can use it to
identify the authenticity of the image being processed, has been through the modification process or not.
Keywords: Image, Steganografi, Watermark

ABSTRAK

Citra, gambar atau image yang saat ini beredar di internet sangatlah banyak, misal gambar iklan
untuk promosi produk dari suatu brand/institusi tertentu, citra hasil karya digital image, foto
pemandangan hasil karya fotografer terkenal dan masih banyak contoh lain. Untuk mengidentifikasi
masing-masing citra dengan tepat, dapat ditambahkan dengan logo atau tanda khusus yang mudah
dikenali oleh user. Tetapi teknologi yang maju saat ini juga mendukung dapat dilakukannya duplikasi dari
logo/ tanda yang sama oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan menggunakan metode LSB dan
Grayscale, informasi seperti teks dapat disisipkan ke dalam citra watermark yang ingin digunakan.
Dimana terjadi penggabungan antara proses steganografi dan proses watermark dalam satu media
sehingga dapat berisi informasi secara visible dan invisible. Dengan menggunakan aplikasi stegowater
yang menggabungkan proses steganografi dan watermark, user dapat menggunakannya untuk
mengidentifikasi keaslian dari citra yang diproses, telah melalui proses modifikasi atau tidak.
Kata Kunci: Citra, Steganographi, Watermark

PENDAHULUAN yaitu wadah penampung dan data rahasia


yang akan disembunyikan. Steganografi
digital merupakan media digital sebagai
Istilah stegowater berasal dari dua wadah penampung, misalnya citra, audio,
kata yang digabungkan, yaitu steganografi teks, dan video. Data rahasia yang
dan watermark. disembunyikan juga dapat berupa citra,
Dimana kata "steganografi" berasal audio, teks atau video.
dari bahasa Yunani steganos, yang artinya Sedangkan untuk watermark, Guo
“tersembunyi atau terselubung”, (Guo, 2009) menjelaskan 2 jenis
dan graphein, “menulis”. Sehingga watermark, yaitu visible watermarking dan
steganografi adalah seni dan ilmu invisible watermarking. Braudaway
menulis pesan tersembunyi atau (Braudaway, 1996), Men (Meng, 1998),
menyembunyikan pesan dengan suatu cara. Kankanhalli (Kankanhalli, 1999) dan Chen
Steganografi membutuhkan dua properti, (Chen, 2000) seperti yang dikutip oleh Guo

36
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018
Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

(Guo, 2009) menjelaskan bahwa visible nilai pada Bc(x,y). Tetapi jika tidak, maka
watermarking merupakan suatu proses akan diuji nilai k. Apabila k bernilai 0,
pembentukan citra terwatermark dimana maka dilanjutkan ke persamaan (2),
citra watermark ditampilkan pada citra sedangkan jika k bernilai 1, maka
terwatermark secara kasat mata. Teknik dilanjutkan ke persamaan (3).
watermarking bekerja dengan menyisipkan
sedikit informasi yang menunjukkan Bc’(x,y) = Bc (x,y) – 1 ............................. (2)
kepemilikan, tujuan, atau data lain pada Bc’(x,y) = Bc (x,y) + 1 ............................ (3)
media digital tanpa mempengaruhi
kualitasnya.
dimana:
Bc(x,y) : Nilai bit citra
METODE PENELITIAN Bc’(x,y): Nilai bit citra setelah di proses
k : Nilai bit terkecil dari Bst
Dalam masing-masing proses,
digunakan metode tertentu untuk Mulyana (Mulyana, 2013)
mendukung proses yang berjalan, seperti menjelaskan bahwa, jika suatu citra
dalam steganografi menggunakan metode watermark dijadikan citra grayscale, yang
LSB dan proses watermark menggunakan hanya mempunyai satu nilai intensitas,
metode grayscale dan LSB. maka jika nilai intensitas pada piksel-piksel
Least Significant Bit (LSB) adalah dari citra watermark yang telah diubah
algoritma yang dalam prosesnya membaca menjadi citra grayscale tersebut digunakan
bit dari sumber tertentu sehingga dapat untuk menaikkan atau menurunkan nilai
dilakukan perubahan nilai bit terbelakang intensitas channel RGB suatu citra dengan
sesuai dengan bit yang diinginkan. Dalam posisi dan variasi intensitas masing-masing
proses stegowater, metode LSB dilibatkan piksel yang sama dengan citra watermark
pada proses steganografi, pembuatan akan menghasilkan variasi gelap dan terang
header, dan setelah proses watermark. pada piksel-piksel citra yang akan diberi
Tahapan dalam implementasi LSB watermark dengan posisi-posisi yang sama
terbagi menjadi 3 yaitu: dengan posisi pada citra watermark. Di
Tahap Pertama: Memperoleh nilai dalam proses stegowater, metode Grayscale
bit, baik dari sisi citra maupun dari stego- hanya dilibatkan dalam proses
teks yang akan digunakan sebagai nilai bit watermarking saja.
terbelakang. Citra memperoleh nilai bitnya Menurut Mulyana (Mulyana, 2013),
dari intensitas citra, sedangkan stego-teks proses watermarking dengan metode
dapat memanfaatkan kode ASCII dalam grayscale melalui lima tahapan, yaitu:
konversi huruf ke nilai biner atau Tahap Pertama: Preprocessing,
sebaliknya. penyiapan citra watermark, dimana citra
Tahap Kedua: Nilai desimal yang watermark akan diproses pengubahan
diperoleh diolah Untuk mendapatkan nilai menjadi abu yang dapat dilakukan dengan
bit terkecil dapat memanfaatkan persamaan berbagai cara, salah satunya dapat
(1). dilakukan dengan metode sederhana seperti
dikutip oleh Simarmata (Simarmata, 2007)
k = Bst mod 2 …………………………(1) dan Sutoyo (Sutoyo,2009), dapat dilihat
pada persamaan (4).
dimana:
k : Nilai bit terkecil dari Bst f(x,y) = (R(x,y) + G(x,y) + B(x,y)) / 3 ........... (4)
Bst : Biner dari citra/stego-teks

Tahap Ketiga: Memasukkan nilai dimana:


bit ke dalam nilai bit citra. f(x,y) : pixel abu-abu
Jika Bc(x,y) di mod dengan 2 dan R(x,y) : intensitas channel Red
bernilai k, maka tidak terjadi perubahan G(x,y) : intensitas channel Green

37
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018
Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

B(x,y) : intensitas channel blue Setelah proses watermark selesai,


dilakukan proses untuk menghitung jumlah
Tahap Kedua: Bitmaping, karakter stego-teks maksimal yang dapat
pemindahan citra watermark yang sudah diinput ke dalam citra watermark dengan
menjadi citra abu-abu akan dipindahkan ke menggunakan persamaan (7) berikut.
bitmap, bersamaan dengan proses ini piksel
yang dianggap latar belakang diset dengan Jchar = ((Wwidth – Sx) div 8) * ((Wheight - Sy)
nilai 0, sedangkan piksel latar depan akan div 8) * 8 – 2 ............................................. (7)
diset nilai apa adanya. Pada tahap ini,
ditentukan nilai intensitas terkecil dari latar dimana:
depan citra. Sx : Posisi x dari stego-teks
Tahap Ketiga: Pembuatan bitmap Sy : Posisi y dari stego-teks
penapis, penggantian nilai piksel latar Wwidth : Lebar dari citra
depan citra watermark pada bitmap dengan watermark
nilai patokan yang didapat dari nilai Wheight : Tinggi dari citra
terendah intensitas citra watermark (atau watermark
dengan nilai lainnya) dengan konstanta. Jchar : Jumlah stego-teks
Proses hanya dilakukan pada piksel yang
nilai intensitasnya bukan 0, atau piksel latar Header merupakan bagian
belakang. Nilai pengganti didapat dengan informasi data yang disimpan ke dalam
persamaan (5). citra yang dituju, dengan tujuan untuk
mempermudah proses Read.
G’(x,y) = min(G(x,y)) + G(x,y) + K .........(5) Berdasarkan tempat penyimpanan,
header terbagi menjadi 2, yaitu:
dimana: 1. Header S, yang terletak di dalam citra
G’(x,y) : Bitmap Citra Watermark watermark, berisi informasi tentang
G(x,y) : Citra Watermark letak dari stego-teks dan besar ukuran
K : Konstanta stego-teks. Contoh : |10,10;181;15|
2. Header W, yang terletak di citra dasar,
Tahap Keempat: Operasi berisi informasi dari letak citra
penjumlahan pada citra utama dengan nilai watermark, arah penyimpanan dan
pada bitmap watermark. Pada operasi ini besar ukuran citra watermark. Contoh :
setiap piksel pada bitmap penapis sudah |10,10;181h;15|
mengandung suatu nilai penapis, karena itu
operasi penjumlahan cukup dengan Berdasarkan arah penyimpanan,
menjumlah piksel-piksel pada citra utama header juga terbagi dalam 2, yaitu:
dengan piksel-piksel pada bitmap citra 1. Horizontal (h), dimana data disimpan
watermark tanpa mengalikan dengan nilai secara horizontal (kiri ke kanan), yang
penapisnya. Persamaan penjumlahan itu terpengaruh oleh posisi x yang
dapat dilakukan dengan persamaan (6). dismasukkan dan lebar (width) dari
citra. Contoh : |10,10;181h;15|
F(x,y) = C(x,y) + G’(x,y) ..........................(6) 2. Vertikal (v), dimana data tersimpan
secara vertikal (atas ke bawah), yang
dimana: terpengaruh oleh posisi y yang
F(x,y) : Citra hasil watermarking dimasukkan dan tinggi (height) dari
C(x,y) : Citra utama citra. Contoh : |10,10;180v;15|
G’(x,y) : Bitmap Citra Watermark
Dalam pembuatan header S,
Tahap Kelima: Setelah nilai pada tahapan yang dilalui terdiri dari 4 tahap,
F(x,y) berubah sesuai tahapan yang sudah yaitu:
ditetapkan, nilai bit terakhir dari F(x,y) Tahap Pertama: Membuat header
harus dikembalikan dalam bentuk yang sesuai dengan format yang sudah
sama dengan menggunakan persamaan (7). ditentukan, dimana height dan weight

38
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018
Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

menentukan persamaan yang digunakan.


Width menggunakan persamaan (8) dan (9), Hw = |Wx,Wy;Wx+Wwidth+dir;Wy+4| ........ (12)
sedangkan height menggunakan persamaan
(10) dan (11). Hw = |Wx,Wy;Wx+Wheight+dir;Wx+4| ....... (13)

Hs = |Wx + Sx, Wy + Sy; Wx + Wwidth; Wy + dimana:


Ymax|...........................................................(8) Wx : Posisi x dari watermark
Wy : Posisi y dari watermark
Ymax = ((Wheight - Sy) div 8) * 8 + Sy ..........(9) Wwidth : Lebar citra watermark
Wheight : Tinggi citra watermark
Hs = |Wx + Sx, Wy + Sy; Wy + Wheight; Wx + dir : Arah penyimpanan header
Xmax|.........................................................(10)
Tahap Kedua: Mengkonversi nilai
Xmax = ((Wwidth – Sx) div 8) * 8 + Sx ........(11) string dari header ke dalam kode ASCII.
Contoh : |10,10;181h;15| = 129 49 48 44 49
dimana: 48 59 49 56 49 104 59 49 53 124
Sx : Posisi x dari stego-teks
Sy : Posisi y dari stego-teks Tahap Ketiga: Mengkonversi kode
Wx : Posisi x dari watermark ASCII dari header ke dalam bentuk biner.
Wy : Posisi y dari watermark 124 : 01111100
Xmax : Batas X dari citra watermark 49 : 00110001
Ymax : Batas Y dari citra watermark 48 : 00110000
Wwidth: Lebar citra watermark 44 : 00101100
Wheight: Tinggi citra watermark 59 : 00111011
56 : 00111000
Tahap Kedua: Mengkonversi nilai 104 : 01101000
string dari header ke dalam kode ASCII. 53 : 00110101
Contoh : |10,10;181;15| = 129 49 48 44 49
48 59 49 56 49 59 49 53 124 Tahap Keempat: Memasukkan
Tahap Ketiga: Mengkonversi kode bilangan biner yang diperoleh ke dalam
ASCII dari header ke dalam bentuk biner. citra dasar dengan menggunakan metode
124 : 01111100 LSB.
49 : 00110001 Metode LSB digunakan juga dalam
48 : 00110000 proses Read, untuk membaca nilai bit yang
44 : 00101100 tersimpan melalui lima tahapan, yaitu:
59 : 00111011 Tahap Pertama: Nilai piksel yang
56 : 00111000 diperoleh dari citra stegowater diubah ke
53 : 00110101 dalam bentuk biner.
254 : 1111 1110
Tahap Keempat: Memasukkan 255 : 1111 1111
bilangan biner yang diperoleh ke dalam
citra watermark dengan menggunakan Tahap Kedua: Nilai biner yang
metode LSB. diperoleh, dibaca hanya bit terakhirnya saja
Sedangkan dalam pembuatan menggunakan persamaan (1).
header W, tahapan yang dilalui terdiri dari 1111 0000 : 0
4 tahap, yaitu: 1111 1111 : 1
Tahap Pertama: Membuat header
sesuai dengan format yang sudah Tahap Ketiga: Bit disusun secara
ditentukan, dimana height dan weight beruturan sesuai dengan letaknya, lalu
menentukan persamaan yang digunakan. dibagi per 8 bit seperti yang ditunjukkan
Width menggunakan persamaan (12), dalam Gambar 1.
sedangkan height menggunakan persamaan
(13).

39
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018
Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

telah mengalami proses modifikasi atau


tidak.
Keuntungan dari penggunaan
metode Grayscale adalah dapat
mempermudah proses watermark sehingga
menjadi lebih cepat dibandingkan dengan
menggunakan ketiga channel warna
sekaligus (RGB).

Gambar 1. Bit Terakhir yang Disusun Sedangkan kelemahannya pada


metode Grayscale, yaitu:
Tahap Ketiga: Dilakukan konversi 1. Apabila nilai dari latarnya atau citra
nilai biner yang didapat, tiap 8 bit biner ke dasar (base) mencapai 255, maka tidak
dalam bilangan desimal. dapat terjadi proses watermarking ke
01111100 : 124 dalam citra tersebut. Sehingga
01101010 : 106 diperlukan suatu metode yang dapat
01110101 : 117 digunakan untuk mengatur tinggi
01101110 : 110 rendahnya nilai tunggal Grayscale.
01101001 : 105 2. Jika terjadi thresholding, maka
00101110 : 46 watermark pada piksel yang di
01110010 : 114 threshold tersebut tidak terlihat jelas.
01111100 : 124
Percobaan berikut diuji pada
Tahap Kelima: Bilangan desimal software Stegowater v1.4.02.
yang diperoleh, diubah ke dalam kode
ASCII.
124 106 117 110 105 46 114 124 : |juni.r|

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keuntungan yang diperoleh dengan


menggunakan metode LSB antara lain:
1. Perubahan yang terjadi tidak mudah
dideteksi secara kasat mata. Gambar 2. Citra dasar (base)
2. Mutu dari citra penampung tidak jauh
berubah dibanding aslinya.
3. Ukuran dari data yang bisa disimpan
tergantung dari ukuran citra
penampung, dimana makin besar
ukuran citra penampung, makin banyak
data (untuk sementara berupa teks)
yang bisa disimpan di dalamnya.

Sedangkan kekurangan dari metode Gambar 3. Citra watermark


LSB adalah tidak tahan terhadap manipulasi Proses dalam stegowater terbagi
citra seperti crop, rotate, hue, saturation, menjadi 2, yaitu read (membaca) dan write
dan lain-lain yang dapat mengakibatkan (menulis). Proses write terbagi menjadi
berubahnya nilai bit ataupun posisi datanya. empat bagian, yaitu:
Dimana kekurangan ini dapat digunakan
untuk mengetahui apakah citra tersebut 1. Input citra dasar (base)
2. Input citra watermark

40
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018
Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

3. Input nilai posisi steganografi,


watermark dan stego-teks
4. Output hasil citra stegowater

Citra pada Gambar 3 di-watermark


ke dalam Gambar 2, lalu diatur nilai posisi
watermark dan steganograf, serta isi dari
stego-teks seperti pada Gambar 4. Hasil
akhir dari proses adalah citra stegowater
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5. Gambar 7. Proses Ekstrak 2

Gambar 8. Proses Ekstrak 3


Gambar 4. Nilai posisi watermark,
steganografi dan isi stego-teks. Setelah citra stegowater dipilih oleh
user, proses pada Gambar 7 dan selanjutnya
dapat dilanjutkan. Gambar 7 menunjukkan
kode header untuk watermark, sedangkan
pada Gambar 6 menunjukkan kode header
untuk steganografi. Dan pada Gambar 8,
menunjukkan lokasi dari stego-teks dan isi
stego-teks.
Dilakukan uji proses modifikasi
Gambar 5. Citra stegowater yang pada citra stegowater yang dihasilkan,
berisikan citra base, citra watermark dan seperti pengubahan brightness, contrast,
stego-teks di dalamnya. crop, rotasi, flip, saturasi, hue, luminesce
dan zoom untuk melihat apakah stego-teks
Citra stegowater seperti pada dan header masih lengkap setelah
Gambar 5, yang diperoleh dari proses write mengalami proses modifikasi. Hasil ujicoba
memiliki data stego-teks didalamnya. dapat dilihat pada Tabel 1.
Dimana isi stego-teks tersebut dapat dibaca
kembali dengan menggunakan proses Read dimana:
dalam aplikasi stegowater. Proses Read + : Header dari ekstrak benar
terbagi menjadi 2 tahap, yaitu: ! : Terdapat bagian yang benar tetapi tidak
sempurna
1. Input citra stegowater - : Hasil muncul tapi salah semua
2. Input dan output proses ekstrak o : Hasil tidak muncul sama sekali

Pada citra stegowater yang


dilakukan perubahan brightness sebesar
+45 dari awalnya, hasil yang diperoleh
pada, Ekstrak 1 tetap menghasilkan header
yang semestinya, tetapi pada ekstrak 2,
header yang muncul terdapat bagian benar
Gambar 6. Proses Ekstrak 1

41
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018
Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

tetapi tidak sempurna, dan terakhir pada • perubahan saturasi citra stegowater
ekstrak 3, isi stego-teks tidak muncul sama sebesar -100.
sekali. • Perubahan saturasi citra stegowater
sebesar -67.
Tabel 1. Hasil Uji Perlakuan • Perubahan nilai hue dari citra
Ekstrak Ekstrak Ekstrak
No Perlakuan 1 2 3 stegowater sebesar +50.
1 Brightness +45 + ! o • Perubahan nilai hue dari citra
2 Brightness +59 o - - stegowater sebesar -50.
3 contrast +30 o o o
4 crop o o o • Perubahan nilai hue sebesar -100 pada
5 Flip Horisontal o o o citra stegowater.
6 Flip Vertikal o o o
7 Luminescen +50 o o o Hasil percobaan tersebut
8 Luminescen -80 o o o
o o o
memberikan hasil positif pada ketiga jenis
9 Rotasi 180°
10 Zoom o o o ekstrak, dimana ekstrak 1 berhasil membaca
11 Saturation -100 + + + header W, ekstrak 2 berhasil membaca
12 Saturation -67 + + +
13 hue +50 + + + header S dan ekstrak 3 dapat mengetahui isi
14 hue -50 + + + dari stego-teks secara sempurna. Sehingga
15 hue -100 + + +
jenis perlakuan pada percobaan 11 sampai
15 adalah jenis perlakuan yang tidak
merusak nilai header dan stego-teks yang
Perubahan brightness sebesar +59
tersimpan dalam citra stegowater, meskipun
menghasilkan nilai ekstrak 1, header W
perubahan warna pada citra stegowater
dari percobaan 8 masih benar. Dan hasil
yang diperoleh, ekstrak 1 ternyata tidak lebih signifikan dibanding proses
menghasilkan header, dan perbedaan juga modifikasi lainnya.
terdapat pada ekstrak 2 dan ekstrak 3 yang
memunculkan hasil, tetapi salah semua.
SIMPULAN
Pada beberapa perlakuan berikut ini:
• Pengubahan contrast sebesar +30. Berdasarkan hasil uji modifikasi
• Pemotongan ukuran citra / crop hingga pada citra, proses modifikasi seperti
berukuran 1560x1100px. brightness, contrast, rotate, dan zoom dapat
• Pembalikkan citra/ flip secara merusak header dan stego-teks yang
horizontal. tersimpan di dalam citra stegowater.
• Pembalikkan citra/ flip secara vertikal. Sedangkan proses modifikasi seperti hue
• Luminesce citra stegowater sebesar dan saturation tidak menyebabkan
+50. hilangnya stego-teks ataupun header di
• Luminesce citra stegowater sebesar -80. dalam citra stegowater.
• Rotasi pada citra stegowater dengan
rotasi sebesar 180 derajat, clockwise.
• Perbesaran pada citra stegowater Saran
hingga mencapai ukuran 1600x1200px.
1. Berdasarkan hasil pengujian yang
Hasil ekstrak 1, 2 dan 3 dari diperoleh, penggunaan stego-teks di
percobaan nomor 3 sampai 10 tidak dalam citra dapat diaplikasikan pada
menghasilkan apapun. Sehingga modifikasi logo sertifikasi digital sehingga dapat
tersebut adalah jenis modifikasi yang dapat digunakan untuk mengetahui valid
merusak nilai header dan stego-teks yang tidaknya suatu sertifikasi secara digital.
tersimpan dalam citra stegowater. 2. Dapat menambahkan unsur kriptografi
Pada percobaan nomor 11 sampai unuk meningkatkan keamanan dari
15 citra stegowater dilakukan aplikasi seperti Caesar Cipher dalam
konversi kode ASCII ke dalam biner

42
Jurnal Algoritma, Logika dan Komputasi
Versi Online: https://journal.ubm.ac.id/index.php/alu Vol.I (No. 1 ) : 36 - 43. Th. 2018
Watermark Gabungan Steganografi dan Visible Watermarking ISSN: 2620-620X
E-ISSN: xxxx-xxxx

atau sebaliknya sehingga lebih secure Dari Citra Watermark Sebagai


dalam melindungi data yang ada serta Cetak Biru Dari Visible
sekaligus melengkapi sebuah citra Watermarking, Seminar Nasional
dengan 3 jenis proteksi media digital. Informatika 2013 Proceddings –
Buku 2, UPN “Veteran”
Yogyakarta, Yogyakarta , pp 23.
DAFTAR PUSTAKA
[3] Simarmata. J., Chandra. T., (2007),
[1] Guo. Jing-Ming & Chang. Chiao- Grafika Komputer, Penerbit Andi,
Hao, (2009). Prediction-Based Yogyakarta.
Watermarking Schemes for DCT- [4] Sutoyo, T. Mulyanto, E. Suhartono,
Based Image Coding, 2009 Fifth
V. Nurhayati, OD. Wijanarto.,
International Conference on
(2009), Teori Pengolahan Citra
Information Assurance and
Security, IEEE, (P619-622). Digital, Penerbit Andi, Yogyakarta.

[2] Mulyana. Teady M. S., (2013),


Penggunaan Nilai Skala Keabuan

43

Anda mungkin juga menyukai