CJR Gambar Digital
CJR Gambar Digital
GAMBAR DIGITAL
Disusun Oleh:
Nama : Ridwan
Nim : 2182151010
Kelas : C
Dosen : Drs. Fuad erdansyah M.Sn
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun tugas Critical Journal Report
ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam tugas ini saya akan membahas
mengenai Penerapan Digital Watermark Sebagai Validasi Keabsahan Gambar Digital Dengan
Skema Blind Watermark.
Critical Journal Report ini telah dibuat dengan dari beberapa sumber dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
tugas ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas Ciritical Journal Report ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada Ciritical Journal Report
ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga tugas yang saya buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
dapat memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran mata kuliah MENGGAMBAR
DIGITAL.
Digital watermarking adalah Teknik untuk menyisipkan informasi berupa watermark kedalam
sebuah media digital seperti gambar, yang kemudian dapat diektrasi untuk berbagai tujuan
diantaranya identifikasi atau otentikasi[1]. Tujuan utama dari digital watermarking adalah
melindungi hak cipta. Digital watermarking akan menyisipkan sebuah informasi ke dalam
sebuah set host-data dengan cara atau skema tertentu sehingga informasi tersebut tidak
menggangu
1.3 Manfaat
Manfaat yang yang dapat kita peroleh dari penulisan critical journal ini adalah:
1. Kita dapat mengetahui journal mana yang cocok diterapkan dalam pembelajaran.
2. Kepada penulis dapat mengetahui kesalahan-kesalahan dari journal ini sehingga nanti ketika
menulis tidak mengulangi kesalahan lagi, dan dapat mengambil pelajaran dari kritik yang
diberikan reviewer atau pembaca.
Ringkasan jurnal
Invisible watermarking merupakan teknik penyisipan watermark secara digital dan tidak dapat
dilihat scara visual. Dalam meyisipkan data secara invisible terdapat dua jenis teknik penyisipan
yaitu spatial-domain dan frekuensi-domain. Teknik frekuensi domain akan memanfaatkan
transformasi gambar pada domain frekuensi diantara metodenya adalah discrete cosine
transformation (DCT)[8], discrete wavelet transformation (DWT) [9] dan lainnya. Jenis
penyisipan watermark lainnya yaitu berdasar pada spatio-domain telah menjadi sangat poluler.
Salah satu metode penyisipannya yaitu melalui least-significant bit (LSB) dan histogram-based.
Metode penyisipan invisible watermark dengan memanfaatkan least-significant bit (LSB)
merupakan metode yang umum digunakan. Pada prinsipnya pesan yang disisipkan berada pada
LSB host image atau cover. Guorong Xuan et al., [6] menggunakan trasformasi wavelet dan
penyisipkan threshold untuk menysipkan data pada gambar digital. Dimana data dimasukkan ke
dalam bit-plane least least (LSB) dari koefisien wavelet integer CDF frekuensi tinggi yang
besarnya lebih kecil dari ambang batas yang telah ditentukan sebelumnya. Pada
implemenatasinya modifikasi histogram diterapkan sebagai preprocessing untuk mencegah
overflow/underflow. Selanjutnya evaluasi dari hasil percobaan menunjukkan bahwa skema ini
lebih unggul dalam bentuk muatan yang lebih besar (pada PSNR yang sama) atau PSNR yang
lebih tinggi (dengan muatan yang sama). Dalam penelitian ini masih membutuhkan cover/host
untuk mengekstrak watermark.
Penelitian lain datang dari ping wah wang et.al [5], wang menggunakan konsep LSB dengan
mengenalkan dua skema yaitu menggunkan secret key dan public key. Dalam implementasinya
wang berhasil menyisipkan watermark dengan tujuan otentikasi dan dan verifikasi kepemilikan
suatu karya digital berupa gambar. Dalam penelitiannya wang et.al menyisipkan 1-bit di LSB
sehingga data dan cover yang digunakan relative kecil dalam level grayscale dan hitam-putih.
Dalam penelitian ini sudah memperhatikan keamanan data/watermark yang digunakan dan
menggunakan skema blind dalam penyisipan watermarking.
Fungsi hash berfungsi untuk mengkonversi input yang berupa string dengan ukuran yang
panjang atau sembarang menuju ukuran panjang data yang fix(tetap), sebagaimana ditunjukan
pada persamaan (1). Dalam penelitian ini menggunakan MD5 [7]. Panjang output dari MD5
adalah sekitar 128 bit,
Metode penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam penerapan digital watermarking
yang diulas dalam jurnal ini. Proses dari digital watermarking terbagi menjadi dua bagian yaitu
penyisipan watermarking dan ekstraksi watermarking. Penyisipan watermarking digunakan
untuk menyisipkan watermark yang akan kita gunakan sebagai otektikasi dan validasi
kepemilikan karya digital dalam hal ini adalah gambar. Sedangkan ekastraksi watermarking
digunakan untuk penijauan otentikasi dan validasi kepemilikan karya digital tesebut.
Kelebihan Jurnal ini jika dibandingkan dengan jurnal pembanding 1 Dan pembanding 2 memiliki
beberapa kelebihan. Adapun beberapa point yang menunjang kelebihan jurnal utama ini adalah
antara lain:
1. Pengujian disesuaikan dengan standard SNI.
3. Data dalam jurnal ini lebih mengenai tentang mengenai potret tingkat kinerja guru dilakukan
dengan analisis statistik deskriftif, analisis estimasi titik mean kinerja, analisis estimasi interval
mean kinerja sehingga lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kinerja seorang guru dalam
mengerjakan tugasnya.
4. Dalam jurnal ini juga membahas tentang riset pertama dilakukan dengan penelitian kuantitatif
meneliti kinerja guru berdasar kompetensi. Riset kedua adalah penelitian kuantitatif expost facto
telah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dan factordominan yang paling
mempengaruhi kinerja guru.
5. Dalam jurnal ini juga menjelaskan secara rinci, jelas dengan padat, sehingga mudah untuk
dipahami.
6. Jurnal ini juga mengenai Model manajemen PP CPD PTK dengan langkah-langkah
manajemen dalam fungsi perencanaan pelatihan, fungsi pelaksanaan pelatihan dan fungsi
penilaian pelatihan dengan memperhatikan POS Akademik dan POS Organisasional akan dapat
terus meningkatkan profesionalisme guru, sehingga jurnal ini menurut saya cocok sebagai contoh
jurnal yang harus dipelajari.
Kekurangan Jurnal
Secara garis besar Jurnal ini sudah bagus, namun ada beberapa hal juga yang kadang luput dari
perhatian penulis. Berikut saya memaparkan kekurangan Jurnal ini menurut saya:
1. Pada jurnal utama tidak dimuat volumenya, dan Tidak menyertakan alasan diadakannya
assesment data penelitian. Dibandingkan jurnal pertama dan kedua dijelaskan volume kapan
diterbitkan.
2. Penggunaan bahasa dalam jurnal utama, kedua, dan ketiga masih sulit dipahami.
3. Dalam jurnal pertama lebih dominan membahas tentang profesional sorang guru, pada jurnal
kedua lebih banyak membahas tentang psikologi guru, sedangkan jurnal ketiga lebih membahas
hasil kinerja seorang guru.
4. Sebaiknya dampak positif signifikan bagi prestasi belajar maupun pengembangan diri mereka
juga sebaiknya lebih dijelaskan dalm jurnal.
5. Penelitian selanjutnya juga diharapkan memperluas cakupan sampel dan teknik pengambilan
yang lebih luas.
6. Jurnal tersebut terlalu banyak pendapat para ahli.
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Dalam penelitian ini kami menajikan penerapan digital watermarking sebagai validasi keabsahan
file multimedia(gambar digital) dengan menggunakan skema blind watermark. Proses penyisipan
watermark dilakukan dengan metode LSB yang mana panjang digit LSB yang kami gunakan
adalah sebanyak 2-bit LSB. Pada penelitian ini menggunakan dua level gambar yaitu gambar
warna dan gambar berlevel grayscale. Hal ini menjadi suatu alternatif penyisipan invisible
watermark pada gambar dengan level warna secara spasial dengan mempertimbangkan beberapa
koefisien sebagaimana telah dipaparkan pada bagian II. Hasil dari penelitian ini menunjukan
kualitas gambar yang terwatermark mengalami penurunan namun tidak signifikan, ditunjukan
dengan nilai PSNR dan MSE relatif rendah. Keberhasilan melakukan ekstraksi watermark pada
gambar, memudahkan proses otentikasi dan validasi kepemilikan gambar digital dengan diwakili
oleh key yang berupa password dan id yang merupakan nomor unik dari pemilik gambar.
Meskipun demikian hasil eksraksi gambar masih mengalami penurunan kualitas yang signifikan.
Saran
Kami menyarankan sebagai pengembangan penelitian selanjutnya yaitu memperbaiki kualitas
hasil ekstraksi watermark yang mana dapat dimulai dengan peningkatan jumlah bit LSB dan
memperhatikan proses normaslisasi watermark pada proses penyisipan dan ekstraski watermark.
Selain itu dapat dikombinasikan dengan metode-metode yang berdomain frekuensi. Selanjutnya
meningkatkan fungsional dan penanganan file multimedia yang dapat di operasikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Lagzian, M. Soryani, M. Fathy, "A New Robust Watermarking Scheme Based on RDWT-
SVD", International Journal of Intelligent Information Processing, vol. 2, no. 1, pp. 22-29, 2011.
[2] F. Hartung, M. Kutter, "Multimedia watermarking techniques", Proc. IEEE, vol. 87, pp.
1079-1107, July 1999.