Laporan Magemuk - Sherina Syammm
Laporan Magemuk - Sherina Syammm
OLEH
NAMA : SHERINA
NIM : L1A19023
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : RANDY PANGERAN
melalui pemberian pakan yang berkualitas dan dengan waktu yang sesingkat
konsentrat berupa biji-bijian dalam jumlah besar dan ad libitum dengan lama
Sapi Bali merupakan keturunan dari sapi liar yang disebut Banteng (Bos
baru, sehingga sering disebut ternak perintis. Sapi Bali memiliki potensi genetik
dengan ternak impor antara lain, keunggulan dalam memanfaatkan hijauan pakan
yang berserat tinggi, daya adaptasi iklim tropis dan fertilitas tinggi (83%) serta
persentase karkas (56%) dan kualitas karkas yang baik. Ciri fisik sapi Bali adalah
berukuran sedang, berdada dalam dengan kaki yang bagus.Warna bulu merah bata
dan coklat tua.Pada punggung terdapat garis hitam di sepanjang punggung yang
disebut “garis belut”.Sapi Bali mempunyai ciri khas yaitu tidak berpunuk,
umumnya keempat kaki dan bagian pantatnya berwarna putih dan pedet tubuhnya
mengenai mutu maupun jumlahnya. Pakan bagi ternak berfungsi untuk kebutuhan
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral bagi ternak.Pakan ternak sapi
digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu pakan hijauan, pakan kosentrat dan pakan
tambahan.
1.2. Tujuan
dalam penggemukan
panjang badan.
ternak di kandang.
5. Bagaimana tatalaksana dalam pemeliharaan ternak sapai
sapi
Sapi
1.3. Manfaat
dan pemgetahuan serta pemahaman yang lebih luas kepada mahasiswa yang
Sapi potong adalah sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena
daging cukup baik. Sapi-sapi inilah yang umumnya dijadikan sebagai sapi
diperoleh pertambahan berat badan yang ideal untuk dipotong (Abidin 2012).
masih termasuk genus bos. Sapi Bali ini diduga berasal dari pulau Bali, pulau ini
dinamakan sapi bali yang didomestikasi sejak zaman rasejarah 3500 SM (Payne
pengusaha. Periode cash flow yang cepat, keuntungan tinggi, pasar yang terbuka
yang ingin memulai bisnis ini belum mengetahui bagaimana memulainya, salah
satunya adalah bagaimana cara memilih bakalan. Memilih bakalan yang tepat,
langung terhadap produktifitas ternak dan efisiensi pakan yang digunakan. Salah
ternak sapi potong idealnya juga harus tahu betul dengan pengetahuan pembibitan
Jambi dalam menentukan pemilihan bibit sapi potong yang akan digemukkan
dianjurkan memilih bibit sapi potong yang tercatat sebagai jenis ternak unggul
Hal ini juga Model Agribisnis Sapi Pedaging yaitu jenis sapi unggul lokal
yaitu sapi PO (Peranakan Ongole), sapi Bali dan sapi Madura. Sapi unggul impor
atau hasil persilangannya yaitu sapi Brahman, sapi Angus, sapi Ongole dan sapi
Memilih sapi bakalan yang berasal dari keturunan yang memiliki bobot
badan dewasa tinggi. Hal ini akan terkait dengan perkembangan pertumbuhan
sapi.
Ada beberapa kriteria dalam pemilihan sapi potong bakalan adalah berikut:
Memilih sapi jantan yang tidak gemuk atau kurus tetapi sehat. Ternak
sehat terindikasi dari sorot mata yang tajam, tidak sayu, kulit dan
bulunya bersih.
kondisi gigi seri di rahang bawah yaitu sapi umur 1,5 – 2 tahun
memiliki gigi tetap 1 pasang dan pada sapi umur 2 – 3 tahun gigi
tetapnya 2 pasang.
dikembangkan. Bangsa- bangsa tertentu cocok apabila keadaan iklim dan pakan
lainnya. Bangsa-bangsa sapi dapat dibagi menjadi 4 yaitu bangsa Eropa, bangsa
India, bangsa yang dikembangkan di Amerika Serikat dan yang terakhir disebut
bangsa eksotik. Sebenarnya tidak ada bangsa yagn sempurna sebab setiap ternak
memeliki sifat-sifat yang cocok untuk keadaan tertentu ataupun tidak cocok untuk
kemauan memelihara dan menyusui anak, ukuran badan dan pertambahan berat
ternak untuk mengolah sawah dan juga ingin mendapatkan anak ternak, maka
pemilihan bibit lebih diutamakan pada pemilihan temak betina. Ciri-ciri ternak
yang baik adapun cirii-ciri bibit ternak yang baik adalah : (1) ternak tersebut sehat
dan tidak cacat tubuh (2) tidak mengidap penyakit menahun (kronis) (3)
mempunyai alat reproduksi (kelamin) yang baik serta bentuk ambing normal (4)
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak berupa
bahan organik maupun anorganik dan dapat dicerna baik seluruhnya atau sebagian
mempunyai peranan yang penting, baik diperlukan bagi ternak-ternak muda untuk
ternak dewasa berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan.
Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus sempurna dan mencukupi.
Sempurna dalam arti bahwa pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus
mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik
(Chandra, 2010). Pakan yang diberikan kepada sapi potong harus memiliki syarat
sebagai pakan yang baik. Pakan yang baik yaitu pakan yang mengandung zat
makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya, seperti energi, protein, lemak,
mineral, dan vitamin, yang semuanya dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan
berkuantitas tinggi. Manajemen pakan yang baik yaitu yang memperhatikan jenis
pakan yang diberikan, jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan, imbangan
hijauan dan konsentrat, serta frekuensi dan cara pemberian pakan yang tepat
bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman. Bangunan kandang harus
memberikan jaminan hidup yang nyaman bagi sapi dan tidak menimbulkan
kesulitan dalam pelaksanaan tata laksana. Oleh karena itu konstruksi, bentuk,
macam kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna, dinding, atap,
lantai, tempat pakan, tempat minum, serta adanya saluran drainase yang menuju
Purnama 2017).
secara intensif lebih efisien karena memperoleh perlakuan lebih teratur dalam hal
diantaranya adalah penentuan bibit ternak sapi potong yang baik, penyediaan dan
persyaratan kesehatan, pemeliharaan yang baik, sistem perkawinan yang baik, dan
pemeliharaan ternak sapi potong. Sapi yang sakit tidak mampu memberikanhasil
yang maksimal dan sapi yang terjangkit penyakit menular produksi dagingnya
jenis penyakit sapisering berjangkit di Indonesia, baik yang menular ataupun tidak
Faktor utama dan penentu dalam pemeliharaan atau pembibitan ternak sapi
bali adalah kesehatan ternak, pakan dan lingkungan sekitar ternak. Kesehatan
ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan
dengan melihat status fisiologisnya, melalui dari tingkah laku hingga konsumsi
lingkungan yang bersih, karena dengan keadaan kandang serta lingkungan yang
dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya. Beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kondisi sanitasi kandang antara lain lokasi kandang,
Penempatan kandang sebaiknya tidak menjadi satu dengan rumah atau jarak
minimal 10 meter dari rumah maupun dari bangunan umum lainnya, lokasi
kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air bersih yang cukup dan terdapat
tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan ternak sapi perah. Selain lokasi
kandang, hal lain yang mempengaruhi kondisi sanitasi kandang yaitu konstruksi
2022 – Sabtu, 04 Juni 2022 pukul 06:00 WITA sampai selesai. Bertempat di
berikut:
a. Pembersihan kandang :
1) Kegiatan dimulai pada pagi hari pukul 06.00 – 07.00 dan pukul
16.00 – 17.00
dengan cara
dicatata.
mengetahui
c. Pemberian Pakan
1) Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00
untuk dilaporkan
dengan rumus :
Lama pemeliharaan
BK
Konversi pakan =
PBB
3.4. Diagram Alir
sebagai berikut.
Membersihkan kandang.
Melakukan dokumentasi
4.2. Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari tabel diatas, dapat
diketahui bahwa jumlah konsumsi pakan total selama 14 hari sebesar 259 kg dan
pakan sisa total selama 14 hari sebesar 119,5 kg sehingga didapatkan BK sebesar
27,76 kg/hari. Menurut Periambawea dkk (2016) Kebutuhan nutrien bagi ternak
sangat tergantung pada status fisiologis, jenis kelamin, dan kesesuaian berat
tubuhnya. Sebagai contoh, jumlah pakan (bahan kering) yang dibutuhkan oleh
sapi dara berbeda dibandingkan sapi penggemukan walaupun dengan bobot tubuh
awal yang sama. Bahan Pakan yang baik adalah pakan yang kandungan
nutriennya dapat diserap tubuh dan mencukupi kebutuhan ternak sesuai status
yang baik adalah ketepatan memasangkan satu jenis bahan pakan dengan bahan
pakan lain untuk memenuhi kebutuhan nutriennya. sumber serat, energi, dan
protein.
produksi ternak didapatkan hasil sebesar 1,06 kg. Pertambahan bobot harian
dipengaruhi oleh kualitas pakan, waktu pemberian pakan dan lama pemeliharaan.
merupakan salah satu parameter yang dapat mengukur laju pertumbuhan pada
konsumsi pakan konsentrat dan jumlah energi yang terkandung di dalam pakan.
Pertambahan bobot badan ternak adalah peningkatan berat hidup ternak sampai
nutrisi yang kurang baik atau belum optimal dalam penggemukan. Menurut
pendapat Fitro dkk (2015) Konversi pakan merupakan perbandingan antara
jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan dalam waktu
tertentu. Dengan kata lain, nilai konversi pakan dapat dinyatakan sebagai ukuran
pakan menjadi sejumlah produksi dalam satuan tertentu, baik untuk produksi
daging maupun telur. Hal ini diperkuat oleh pernyataan North (1992) bahwa
angka konversi pakan yang kecil menunjukkan bahwa pakan semakin efisien. Bila
rasio itu besar maka konversi pakan dianggap jelek dan bila angka rasio itu kecil
5.1. Kesimpulan
penggemukan sapi bali memiliki konsumsi pakan total sebesar 296 kg, sisa pakan
total sebesar 90,4 kg, PBBH sebesar 3,04, BK sebesar 33,55 kg/hari dan konversi
pakan sebesar 11,03. Pertumbuhan dan perkembangan akan berjalan baik apabila
ditunjang dengan pakan dan perawatan yang baik. Faktor yang mempengaruhi
pertambahan bobot badan yaitu jumlah konsumsi pakan konsentrat dan jumlah
5.2. Saran
Saran dari saya untuk praktikum ini khususnya praktikan yaitu saat
asisten agar manfaat dari praktikum dapat diperoleh serta proses praktikum dapat
praktikum secara tliti agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Budiari NLG, IPA Kertawirawan, IN Adijaya dan IMR Yasa. 2020. Pengaruh
pemberian konsentrat terhadap pertumbuhan dan kecernaan pakan pada
penggemukan Sapi Bali. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. Vol 23(1): 81-90.
Chandra K. 2010. Manajemen Breeding Sapi Potong Di Dinaspeternakan Dan
Perikanan Kabupaten Sragen.Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Darmono D. 2011. Setengah Abad Peternakan Sapi Tradisional dalam Ekosistem
Pertanian di Bali.Desertasi.Program Pascasarjana. Universitas Pajajaran.
Bandung.
Fitro R, D Sudrajat, dan E Dihansih.2015. Performa ayam pedaging yang diberi
ransum komersial mengandung tepung ampas kurma sebagai pengganti
jagung. Jurnal Peternakan Nusantara. Vol 1(1):2-6.
Hernaman I, R Nauval, D Rahmat, B Ayuningsih, T Dhalika dan FT Santoso.
2022. Kurva Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali Jantan Diberi 80%
Hijauan Dan 20% Konsentrat. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian. Vol.
47(1): 1-9.
Ilhamzah A. 2015. Gambaran Sanitasi Kandang Ternak Sapi Dengan Kualitas Air
Sumur Gali Di Desa Pendem Kecamatan Kembang Kabupaten
Jepara.Skripsi.Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
Made D. 2016. Pemilihan Bibit Dan Tata Laksana Beternak Sapi. Fakultas
Peternakan. Universitas Udayana Denpasar.
Nurhakiki dan Halizah N. 2020. Manajemen Pemeliharaan Sapi Bali Di UPT-Pt
HPT Pucak, Dinas Peternakan daan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal Peternakan Lokal. Vol.2 (1).
Periambawea DKA, R Sutrisna, dan Liman. 2016. Status nutrien sapi peranakan
ongole di kecamatan tanjung Bintang kabupaten lampung selatan. Jurnal
Ilmiah Peternakan Terpadu.Vol. 4(1): 6-12.
Rahmat YS. 2019. Penerapan Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Potong Di
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan.
Skripsi.Fakultas Pertanian Dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Rizqi Z. dan R Azizah. 2018. Sanitasi Kandang Dan Keluhan Kesehatan Pada
Peternak Sapi Perah Di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. Vol.10 (4).
Sandi S dan PP Purnama. 2017. Manajemen Perkandangan Sapi Potong Di Desa
Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
Peternakan Sriwijaya.Vol. 6 (1).
Sandi S, M Desiarni dan Asmak. 2018. Manajemen Pakan Ternak Sapi Potong Di
Peternakan Rakyat Di Desa Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten
Ogan Ilir. Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol. 7 (1).
Sudarmono dan Sugeng, 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugeng
Y.B. 2012. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Ed ke-4.
New York: Chapman and Hall.